Seminar Kasus Pada Remaja Dengan Disminorea [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. M UMUR 17 TAHUN REMAJA DENGAN DISMINOREA DI PMB EUIS JULAEHA



Nama : Euis Julaeha NIM : 07210400083



PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU 2022



Departemen Kebidanan UIMA



i



LEMBAR PERSETUJUAN



ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. M UMUR 17 TAHUN REMAJA DENGAN DISMINOREA DI PMB EUIS JULAEHA



Oleh: NAMA : Euis Julaeha NPM : 07210400083



Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan tim penguji.



Tanggal, ………….. 2022 Mengetahui, Dosen Pembimbing



(Nama Dosen) NIDN



Departemen Kebidanan UIMA



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat kemudahan, kemurahan, ketenangan dan ampunan-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaian Laporan Praktik Magang yang berjudul “Laporan Individu Nn. M Usia 17 tahun Remaja Dengan Disminorea di PMB Euis Julaeha “. Dalam penyusunan laporan individu ini penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik institusi, tempat penelitian, keluarga dan yang lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.



Drs. H. Jakub Chatib sebagai ketua yayasan Universitas Indonesia Maju Jakarta



2.



Dr. H. M. Hafizurrachman, M PH sebagai Pembina Yayasan universitas indonesia Indonesia Maju.



3.



Astrid Novita, SKM.,M,KM selaku pjs rektor universitas Indonesia Maju.



4.



Hidayani A MD.Keb, SKM,M.KM sebagai kepala Dapartemen



Kebidanan



universitas Indonesia Maju. 5.



Retno Sugesti, S.ST, M.Kes sebagai Koordinator Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.



6.



Ratna wulandari S.ST., MKM sebagai dosen pembimbing dalam Praktik Magang Asuhan Kebidanan Dalam Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.



7.



Serta dosen-dosen pembimbing dalam kelompok yang senantiasa mendampingi penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan individu ini



jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua Pandeglang, …… 2022



penyusun



Departemen Kebidanan UIMA



iii



DAFTAR ISI



COVER.............................................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii KATA PENGANTAR....................................................................................iii DAFTAR ISI...................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Tujuan...................................................................................................4 C. Manfaat ................................................................................................5 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja...........................................................................6 B. Menstruasi ............................................................................................9 C. Disminorea..........................................................................................13 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian ..........................................................................................28 B. Identitas Pasien....................................................................................28 BAB IV PEMBAHASAN A. pembahasan.........................................................................................35 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................................39 B. Saran....................................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA



Departemen Kebidanan UIMA



iv



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Dismenore menjadi penting untuk ditangani karena secara ilmiah terbukti menimbulkan beberapa dampak negative bagi remaja diantaranya seringkali merasa lemah dan lelah selama mengalami dismenore (pavithra, et all, 2020). Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2017 didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) jiwa. Angka kejadian dismenore disetiap Negara dilaporkan masih sangat tinggi, dengan rata-rata lebih dari 50% wanita disetiap Negara mengalami dismenore, prevalensi Menurut Lacovides et al (1) sekitar 45%-95% wanita yang menstruasi mengalami dismenore primer. Di afrika dalam penelitian yang dilakukan oleh Sidi et al (2016) menyatakan angka kejadian disminore primer sebanak 78,35%, sedangkan di india terdapat 84,2% (2). Prevalensi dismenore pada remaja cukup tinggi. Dismenore dirasakan oleh 40%-90% perempuan berbagai Negara didunia ( 3) Prevalensi dismenore primer di Indonesia cukup tinggi yaitu 60-75% pada perempuan muda. Menurut Santoso, prevalensi dismenore di Indonesia 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Dysmenorrhea terjadi pada remaja dengan prevalensi berkisar antara 43% hingga 93% dimana sekitar 74-80% remaja mengalami dysmenorrhea ringan, sementara angka kejaian endometriosis pada remaja dengan nyeri panggul diperkirakan 2538% sedangkan pada remaja yang tidak memberikan respon positif terhadap penanganan untuk nyeri haid, endometriosis ditemukan pada 67% kasus. Kelainan



Departemen Kebidanan UIMA



1



terjadi pada 60-70% wanita diindonesia dengan 15% diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat dysmenorrhea (4) Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-anak menuju dewasa, tahap dimana individu mengalami fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang manusia (5). Remaja akhir (18-21 tahun), usia ini banyak terjadinya dismenore primer karena statusnya yang belum menikah dan juga belum melakukan hubungan seksual. Semakin bertambahnya usia maka semakin melebar leher rahim sehingga sekresi hormone prostalgin akan berkurang. Menurunnya fungsi saraf rahim karena penuaan akan menghilangkan dismenore primer nantinya (6). Pada masa remaja akhir, mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi. Masa inilah yang disebut dengan masa pubertas, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi (menarche) (Hutagaol dkk, 2015). Menstruasi merupakan proses fisiologis yang terjadi pada wanita secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi yaitu estrogen dan progesteron. Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja saat menstruasi salah satunya adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi (7). Ciri-ciri dismenore yang banyak dialami oleh remaja adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah perut. Rasanya sangat tidak nyaman sehingga menyebabkan mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan, perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan depresi. Gejala ini datang sehari sebelum haid dan berlangsung 2 hari sampai



Departemen Kebidanan UIMA



2



berakhirnya masa haid (8). Pada remaja dengan kasus dismenore berat, nyeri berpengaruh pada kehadiran saat ujian, terganggu konsentrasi belajar, terganggu kehidupan sosial remaja (9). Penyebab dari dismenore primer adalah karena terjadinya peningkatan atau produksi yang tidak seimbang dari prostaglandin endometrium selama menstruasi. Prostaglandin akan meningkatkan tonus uteri dan kontraksi sehingga timbul rasa sakit (10). Rasa nyeri dismenore memberikan dampak negatif pada kualitas hidup penderita serta status ekonomi diri sendiri penderita dan keluarganya, terganggu aktivitas sehari-hari, ketinggalan mata pelajaran atau kuliah, endometrosis, gangguan psikologis (11). Penderita dismenore primer sangat banyak sehingga dampaknya sebagian dapat mempengaruhi absentisme dan menimbulkan kerugian materi, karena responden mengalami “kelumpuhan” sementara untuk melakukan aktivitas. Dismenore ini memang tidak terlalu berbahaya tetapi selalu dialami oleh penderita tiap bulannya, sehingga merupakan penderitaan tersendiri bagi yang mengalaminya. Sebaiknya hal ini tidak boleh dibiarkan karena kondisi ini merupakan salah satu penyebab gejala endometriosis, dimana hal ini dapat menurunkan kesehatan, kualitas hidup dan kesuburan perempuan secara signifikan (12) Peran bidan salah satunya untuk masalah gangguan reproduksi terutama pada dismenorea primer dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan reproduksi bidan merupakan fasilitator dalam mempromosikan kesehatan misalnya adanya penyuluhan mengenai



menstruasi pada remaja dan nyeri yang timbul saat



menstruasi atau disebut juga Dismenorea. Bidan memberikan pelayanan yang



Departemen Kebidanan UIMA



3



berkesinambungan dan paripurna , berfokus pada aspek pencegahan, penanganan dan promosi kesehatan dengan berlandasan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkan pertolongan kapanpun dan dimanapun dia berada. B. Tujuan 1. Tujuan umum Melakukan Pengkajian dan Analisis serta Memberikan Konseling



Asuhan



Kebidanan Pada Nn M Umur 17 Tahun Remaja dengan Disminorea di PMB Euis Julaeha. 2. Tujuan khusus a. Dapat melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif kepada Nn M Umur 17 Tahun Remaja dengan Disminorea b. Dapat melakukan interpretasi data kepada Nn M Umur 17 Tahun Remaja dengan Disminorea c. Dapat melakukan penatalaksanaan Kie kepada Nn M Umur



17 Tahun



Remaja dengan Disminorea d.



Dapat melakukan Telaah Kasus dengan Teori kepada Nn M Umur 17 Tahun Remaja dengan Disminorea



Departemen Kebidanan UIMA



4



C. Manfaat Penulisan 1. Bagi PMB Tugas ini dapat sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan kebidanan di PMB euis julaeha dalam memberikan asuhan pada Dismenorea Primer secara tepat. 2. Bagi Penulis Tugas ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan.



Departemen Kebidanan UIMA



5



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Konsep Dasar Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke masa dewasa. Pada masa itu remaja akan mengalami perubahan baik fisik, psikis dan kematangan fungsi seksual. Masa remaja (adolescence) merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kogntif, dan sosio-emosional (Siahaan, 2012). Menurut Depkes (2018) diterangkan bahwa remaja putri adalah masa peralihan dari anak ke dewasa, ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19 tahun) Banyak para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai batasan usia remaja. Menurut Ani (2016), remaja dapat dibagi menjadi 3 sub fase: a. Remaja awal (early adolescence) Usia masa remaja awal antara 11 – 14 tahun. Karakter remaja pada masa ini adalah suka membandingkan diri dengan orang lain, sangat mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan lebih senang bergaul dengan teman sejenis. b. Remaja tengah (middle adolescence) Usia masa remaja tengah antara 15 – 17 tahun. Masa remaja ini lebih nyaman dengan keadaan sendiri, suka



Departemen Kebidanan UIMA



6



berdiskusi, mulai berteman dengan lawan jenis dan mengembangkan rencana masa depan. c. Remaja akhir (late adolescence) Usia antara 18 – 21 tahun, mulai memisahkan diri dari keluarga, bersifat keras tetapi tidak berontak. Masa remaja akhir menganggap teman sebaya tidak penting, berteman dengan lawan jenis secara dekat dan lebih terfokus pada rencana karir masa depan 2. Perkembangan fisik dan Kognitif Masa remaja merupakan masa peralihan anatara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa perkembangan ini, remaja mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan emosional (Asrori, 2012). Beberapa



penelitian



mengenai



pertumbuhan



fisik



pada



remaja



menunujukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan pada masa remaja lebih cepat bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, dan perubahan proporsi tubuhpada remaja wanita terjadi lebih cepat dari pada remaja laki-laki, hal ini terlihat dengan jelas bahwa wanita usia 12,13 atau 14 tahun anak wanita lebih tinggi dapi pada laki-laki Pada masa perkembangan remaja juga merupakan tahapan pubertas. Tahapan pubertas (puberty) adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung dimasa remaja awal. Menurut Jean Piaget (dalam Moh Ali : 2012) remaja dalam tahapan perkembangan kognitifnya memasuki tahap oprasional formal. Tahapoprasional formal ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun keatas. Pada tahapan oprasional



Departemen Kebidanan UIMA



7



formal ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaaan dan moralnya juga telah berkembang.6 Pada tahapan ini menurut piaget (dalam Moh Ali:2012), dalam tahapan ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkungan dan semakin luas dari pada tahapan anak-anak, remaja mulai berinteraksi dengan teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Karena pada tahapan ini anak sudah mulai mampu mengembangkan pikiran normalnya, mereka juga mampu mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat mereka mengerti. Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan lebih memberikan akaibat positif pada perkembngan kognitifnya 3. Perkembangan hubungan sosial Hubungan sosial adalah cara-cara individu bereaksi terhadap orangorang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Hubungan sosial ini juga berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya misalnya makan dan minum sendiri, berpakaian sendiri, menaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya dan sejenisnya (Moh Ali : 2012). Perkembangan Hubungan sosial pada masa remaja berawal dari lingkungan rumah kemudian berkembang lebih luas lagi ke lingkungan sekolah dan kemudian berkembang lagi pada teman-teman sebaya (Moh Ali : 2012). Karakteristik hubungan sosial remaja adalah sebagai berikut :



Departemen Kebidanan UIMA



8



a. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian Dan dorongan pergaulan. Hal ini menyebabkan remaja memiliki solidaritas yang amat tinggi dan kuat dengan kelompok sebayanya, jauh melebihi dengan kelompok lain, bahkan dengan orang tuanya sekalipun. b. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial. Hal Ini menyebabkan remaja senantiasa mencari nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan, jika remaja tidak menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan maka remaja cenderung akan menciptakan nilai-nilai kelompok mereka sendiri c. Mulai ada rasa tertarik terhadap lawan jenis, hal ini menyebabkan remaja pada umumnya berusaha keras memiliki teman dekat dari lawan jenisnya. d. Pada masa remaja Mulai tanpak kecenderungannya untuk memilih karier tertentu, meskipun sebenarnya perkembangan karier remaja masih beradada pada tahap pencarian karier. B. Menstruasi 1. Pengertian menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan atau deskuamasi dari endometrium. (Prawirodihardjo, 2014). Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, di bawah kendali hormonal dan berulang secara normal, biasanya interval sekitar empat minggu tanpa adanya kehamilan. (Dahliah, 2016) Menstruasi merupakan perdarahan akibat dari luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima impantasi embrio. Bila tidak terjadi implanasi embrio maka lapisan ini akan luruh.



Departemen Kebidanan UIMA



9



Perdarahan tersebut terjadi secara periodik, jarak waktu antar menstruasi dikenal dengan satu siklus menstruasi. ( Yanna, 2017)



2. Fase-fase Menstruasi Mekanisme terjadinya perdarahan mentruasi terjadi dalam satu siklus terdiri atas 4 fase (Kusmiran, 2016). a. Fase Folikuler/Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14) Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kada FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3- 30 folikel yang masing-masing membawa 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormonestrogen da progesterone. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan paling tengah terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram.



Darah



menstruasi



biasanya



tidak



membeku



kecuali



jika



perdarahannya sangat hebat. Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan



Departemen Kebidanan UIMA



10



penghasilan hormone LH yang sangat meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi b. Fase Luteal/Fase Sekresi/Fase Pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28) Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulsi. Pada fase ini peningkatan hormone progesterone yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone-hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambat masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini c. Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3) Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormone LH dan pengaruhnya karena produksi telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dindingdinding di daerah vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan hygienepada daerah tersebut dan menimbulkan keputihan.



Departemen Kebidanan UIMA



11



d. Fase Regenerasi/Pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5) Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium



3. Faktor-faktor yang mempengaruhi mentruasi a. Faktor hormon Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang dihasilkan ovarium, Lutenizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesteron yang dihasilkan oleh ovarium. b. Faktor enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. c. Faktor vascular Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, venavena, dan hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta saluransaluran yang



Departemen Kebidanan UIMA



12



menghubungkannya dengan arteri, dan akhimya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena. d. Faktor prostaglandin Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometriurn sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid. C. . Disminorea 1. Pengertian disminorea Dismenorea berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit atau menyakitkan atau tidak normal. “Meno” berarti bulan dan “rrhea” yang berarti aliran. Dismenorea adalah rasa sakit atau nyeri pada bagian bawah perut yang terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi (Ratnawati, 2017). Biasanya nyeri yang dirasakan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenorea juga sering disertai dengan pegalpegal, lemas, mual, diare dan kadang sampai muntah (Nugroho dan Indra, 2014). Dismenorea disebabkan oleh hormon prostaglandin yang meningkat, peningkatan hormon prostaglandin disebabkan oleh menurunnya hormonhormon



estrogen



membengkak prostaglandin



dan



dan mati



progesteron karena



menyebabkan



menyebabkan



tidak



otot-otot



dibuahi.



13



Peningkatan



kandungan



menghasilkan rasa nyeri (Sukarni dan Wahyu, 2013)



Departemen Kebidanan UIMA



endometrium



yang



hormon



berkontraksi



dan



2. Klasifikasi disminorea a. Disminorea primer Dismenorea primer yaitu nyeri saat menstruasi yang dialami perempuan usia subur dan tidak berhubungan dengan kelainan organ reproduksi. Dismenorea primer memiliki ciri khas yaitu rasa nyeri timbul sejak 1-2 hari menstruasi datang dan keluhan sakitnya agar berkurang setelah wanita bersangkutan menikah dan hamil. Penyebabnya berkaitan dengan pelepasan 7 sel-sel telur (ovulasi) dari ovarium sehingga dianggap berhubungan dengan gangguan keseimbangan hormon (Devi, 2012) b. Disminorea sekunder Dismenore sekunder biasanya baru muncul, jika ada penyakit atau kelainan organ reproduksi yang menetap seperti infeksi rahim, kista, polip, atau tumor, serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya (Kusmiran, 2013). c. Perbedaan disminorea primer dan sekunder Adapun tabel perbedaan antara dismenorea primer dan dismenorea sekunder (Silviana, 2012 ) Tabel 2.1 Perbedaan dismenorea primer dan sekunder Keterangan



Disminorea primer



Disminorea sekunder



Usia



< 25 tahun



Sifat nyeri



Nyeri perut bagian bawah, Nyeri perut bagian bawah yang kadang disertai nyeri hingga hebat secara terus menerus punggung bagian bawah



Waktu nyeri



Selama 1-2 hari saat menstruasi



Departemen Kebidanan UIMA



25 - 30 tahun



14



Nyeri yang dirasakaan sebelum menstruasi bahkan sampai beberapa hari setelahnya



Gejala



Memiliki gejala penyerta mual, muntah, gangguan pencernaan, kurang nafsu makan, pusing lemas, dan nyeri punggung



Gejala yang dirasakan hampir sama dengan dismenorea primer tetapi disertai dengan pendarahan hebat (menoragia) selama ≥7 hari



3. Derajat Dismenorea Dismenorea dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan derajatnya (Ratnawati, 2017) yaitu : a. Derajat I Nyeri perut bagian bawah yang dialami saat menstruasi dan berlangsung hanya beberapa saat, nyeri masih dapat ditahan dan penderita masih bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari. b. Derajat II Rasa nyeri yang timbul pada perut bagian bawah saat menstruasi yang dialami cukup mengganggu, sehingga penderita memerlukan obat penghilang rasa nyeri seperti paracetamol, ibuprofen atau lainnya. Penderita akan merasa baikan jika sudah meminum obat dan bisa kembali melakukan pekerjaannya. c. Derajat III Penderita mengalami rasa nyeri saat menstruasi pada bagian bawah perut yang luar biasa, tidak kuat untuk beraktivitas hingga membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari. 4. Faktor-faktor penyebab disminorea primer Penyebab adanya dismenorea pada remaja putri meliputi : a. Usia menarche



Departemen Kebidanan UIMA



15



Menarche adalah suatu keadaan ketika seorang wanita mengalami menstruasi yang pertama kali. Pada remaja putri menarche yang lebih awal dari usia normal menjadi salah satu faktor terjadinya dismenorea primer. Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum 9 berfungsi secara optimal, sehingga belum siap mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit saat menstruasi (Kristianingsih, 2014). b. Status gizi Status gizi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya dismenore primer, seseorang yang memiliki status gizi overweight berisiko untuk terkena dismenorea karena semakin banyak lemak semakin banyak pula prostaglandin yang dibentuk, peningkatan prostaglandin dalam sirkulasi darah diduga sebagai penyebab dismenorea (Arisman, 2009). c. Aktivitas olahraga Aktivitas olahraga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, salah satunya adalah untuk meringankan nyeri haid (dismenorea) pada wanita. Latihan olahraga mampu meningkatkan produksi endorphin (penghilang rasa sakit alami tubuh), dapat meningkatkan kadar serotonin. Membiasakan olahraga ringan dan aktivitas fisik secara teratur pada saat sebelum dan selama haid dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang. (Safitri, Rahman, dan Hasanah, 2015) d. Stres Seseorang dengan keadaan stres, akan memproduksi hormon kortisol dan prostaglandin yang berlebihan pada tubuhnya. Hormon ini dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan sehingga



Departemen Kebidanan UIMA



16



mengakibatkan rasa nyeri saat menstruasi. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat dan menyebabkan otot tubuh menjadi tegang termasuk otot rahim dan menjadikan nyeri saat menstruasi (Sari dan Nurdin, 2015). e. Upaya mengatasi disminorea Penanganan awal bertujuan meredakan nyeri, meliputi (Sari dan Nurdin, 2015).: a. Preparat analgetik, seperti obat-obatan golongan NSAID, untuk mengatasi rasa nyeri yang ringan hingga sedang (paling efektif jika obat ini diminum 24 jam hingga 48 jam sebelum haid dimulai). Efektivitas obat-obat ini terutama disebabkan oleh penghambatan sintesis prostaglandin lewat inhibisi enzim siklookdigenase. Preparat narkotik untuk meredakan rasa nyeri yang hebat (jarang digunakan). b. Inhibitor prostaglandin (seperti asam mefenamat dan ibuprofen) untuk meredakan rasa nyeri dengan menurunkan intensitas kontraksi uterus. c.



Kompres hangat pada abdomen bagian bawah (dapat mengurangi ketidaknyamanan pada wanita yang sudah dewasa), cara ini harus dilakukan dengan hati-hati pada remaja putri karena apendisitis dapat menyerupai Dysmenorrhea. Namun, ada beberapa obat yang tidak diperbolehkan diminum ketika menstruasi, yaitu obat antikoagulan. Obat antikoagulan adalah obat yang bekerja



untuk



mencegah



penggumapalan



darah.



Obat



ini



dapat



memperpanjang waktu darah untuk membeku. Macam-macam obat antikoagulan, yaitu: aspirin, warfarin, enoxaparin, nadroparin, heparin, dll.



Departemen Kebidanan UIMA



17



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMINOREA



No. Registrasi



:  



Tanggal Pengkajian



: 01 Februari 2022



Waktu Pengkajian



: 09.30 WIB



Tempat Pengkajian



: Di rumah



Pengkaji



: Euis Julaeha



A. Data Subjektif Identitas Remaja Nama



: Nn. M



Umur



: 17 Tahun



Anak ke



: 1



Agama



: Islam



Suku



: Sunda



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: - 



Alamat



: Kp. Cangketeuk Rt/Rw 02/01, Batuhideung Cimanggu



No. Telp/HP



: 0858.......



Identitas Orang Tua Nama Ibu



: Ny. E



Nama Suami : Tn. T



Umur



: 38 Tahun



Umur



: 39 Tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Suku



: Sunda



Suku



: Sunda



Pendidikan



: SD



Pendidikan



: SD



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Petani



Departemen Kebidanan UIMA



18



Alamat



: Kp. Cangketeuk



1. Alasan datang Nn. M datang ke PMB jam 09.30 wib diantar oleh ibunya, Nn. M  mengatakan ingin memeriksakan keadaan anaknya. 2. Keluhan utama Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari kedua dan merasakan nyeri perut hebat pada perut bagian bawah sehingga menganggu aktifitasnya. 3. Riwayat obstetri Pasien mengatakan belum pernah hamil, keguguran dan melahirkan. 4. Riwayat ginekologi Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi seperti kista, mioma, endometritis, dll. 5. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan remaja Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun sekarang. dan pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun. b. Riwayat kesehatan keluarga Pasien mengatakan dirinya dan keluarga nya tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti Hipertensi, DM, Jantung, Hepatitis, TBC, dll.  6. Riwayat psikososial Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya. Orang tua pasien menyuruhnya untuk memeriksakan kondisinya ke bidan terdekat. 7. Pola kebiasaan sehari-hari a. Pola istirahat



: Lama tidur 7-8 jam sehari



b. Pola aktivitas



: Nn. M mengatakan sebagai pelajar aktif di sekolahnya.



c. Pola eliminasi



: Frekuensi BAK 4x-5x sehari, Warna Kuning jernih, Bau



Khas. Frekuensi BAB 1x sehari, Warna Kecoklatan, Bau Khas. d. Pola nutrisi



Departemen Kebidanan UIMA



: Frekuensi Porsi 3 kali sehari



19



e. Pola personal hygiene : Mandi 2x sehari, Keramas 3x seminggu, Sikat gigi 2x



sehari, Ganti baju 2x sehari. B. Data Objektif a. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Baik Kesadaran



: Composmenthis



b. Pemeriksaan Umum Tekanan Darah



: 90/60 mmHg



Denyut nadi



: 80



kali/menit



Frekuensi nafas : 20



kali/menit



Suhu tubuh



: 36,5 °C



c. Pemeriksaan Antropometri Berat badan



: 45



kg



Tinggi badan



: 150 cm



LILA



: 24



IMT



: 21,3 kg/m2



cm



d. Pemeriksaan Fisik 1. Wajah



2.







Pucat



: Tidak tampak Pucat







Cemas



: iya







Kebersihan



: Bersih







Bentuk



: Simetris







Sklera



: Putih







Konjungtiva : Merah muda



Mata



3. Mulut 



Stomatitis



: Tidak ada







Gusi



: Tidak berdarah







Gigi



: Tidak caries



Departemen Kebidanan UIMA



20



4. Leher   



Kelenjar tiroid



: Tidak ada pembesaran







Kelenjar Limfe



: Tidak ada pembesaran







Vena jogularis



: Tidak ada pembesaran



5. Dada



: Tidak dilakukan pemeriksaan



6. Abdomen 



Bentuk



: Simetris







Bekas luka



: Tidak ada







Massa/ Tumor : Tidak ada







Turgor kulit



: Tidak ada







Nyeri tekan



: Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah



7. Ekstremitas 



Oedem



: Tidak ada







Varices



: Tidak ada







Reflek patella : ( Positif ) kanan, ( Positif ) kiri







Kuku



8. Anogenitalia



: Pendek dan bersih : Tidak dilakukan pemeriksaan



e. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan C. Analisis Data Tanggal 01 Februari 2022, Pukul 09.40 Wib Nn. M Umur 17 tahun menstruasi hari kedua dengan disminorea primer. D. Penatalaksanaan 1. Menjelaskan kepada pasien dan ibunya tentang hasil pemeriksaan bahwa sakit perut/disminorea yang dialaminya adalah disminorea primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi yang tidak disebabkan oleh kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan gangguan



Departemen Kebidanan UIMA



21



aktifitas sehari-hari. Nn M dan ibunya telah mengerti apa yang telah dijelaskan oleh bidan. 2. Memberitahu ibunya agar Nn M untuk istirahat yang cukup pada siang hari 12 jam dan malam hari 8 jam. Ibu telah mengerti 3. Memberitahu pasien untuk mengompres air hangat pada bagian perut yang sakit agar mengurangi rasa nyeri. Pasien telah mengerti dan bersedia melakukannya. 4. Menganjurkan mengandung



pasien kalsium



untuk tinggi.



mengkonsumsi Pasien



telah



minuman



hangat



mengerti



dan



yang



bersedia



melakukannya. 5. Memberitahu pasien untuk tarik nafas dalam dalam agar merasa lebih rileks, dan sedikit mengurangi rasa nyeri. Pasien telah mengerti dan bersedia melukannya. 6. Memberikan terapi obat oral -



Asam Mefenamat 500mg sehari 2x1 tablet



-



CTM 2mg sehari 2x1 tablet



7. Memberikan dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang konsumsi makanan bergizi seimbang seperti karbohidrat (nasi, jagung, kentang ) Protein (ikan, tahu, tempe, telur) Vitamin (buah dan sayur) Mineral (air putih dan susu). 8. Memberitahukan pasien untuk menjaga personal hygine seperti mengganti pakaian dalam atau pembalut 3-4 kali sehari, cebok dari arah depan ke belakang. 9. Melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian telah dilakukan. Pandeglang, 01 Februari 2022 Pengkaji,



(



Departemen Kebidanan UIMA



22



Euis Julaeha



)



BAB IV PEMBAHASAN



Pada BAB ini penulis menjelaskan tentang manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Nn. M usia 17 Tahun remaja dengan Disminorea akan dilakukan pembahasan mengenai kesenjangan dan perbandingan antara teori dan praktek dilapangan dengan manajemen pola pikir SOAP, yang dilakukan pada tanggal periode 01 Februari 2022. 1. Dari pembahasan yang di angkat penulis, di peroleh hasil Nn. M usia 17 Tahun pada data subjektif Ny.M mengatakan ingin memeriksakan keadaanya karena nyeri perut yang hebat dan sedang menstruasi. Hal ini sesuai dengan teori Dismenorea adalah rasa sakit atau nyeri pada bagian bawah perut yang terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi (Ratnawati, 2017) 2. Pada keluhan utama Ny. M Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari kedua dan merasakan nyeri perut hebat pada perut bagian bawah sehingga menganggu aktifitasnya, hal ini seuai dengan teori (Silviana, 2012) Tanda dan gejala dari disminorea yaitu Nyeri perut bagian bawah, kadang disertai nyeri hingga punggung bagian bawah.



3. Pada Ny. M dilakukan pengkajian data objektif seperti pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Halen Varney pertama (pengkajian data), terutama yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah (Sih Rini Handayani, 2017).



Departemen Kebidanan UIMA



23



4. Pada pemeriksaan fisik didapatkan data pada palpasi perut adanya nyeri tekan bagian perut bawah 5. Menganalisis data asuhan kebidanan prakonsepsi pada Ny. M sehingga didapatnya diangnosa. Hal ini sesuai dengan teori dimana Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencangkup hal-hal berikut ini: diagnosis/masalah kebidanan diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi



kebutuhan



diagnosis/masalah



potensial



tindakan dan



segera



kebutuhan



untuk



tindakan



antisipasi



segera



harus



diidentifikasi manurut kewenangan bidan meliputi : tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien ( Sih Rini Handayani, 2017) 6. Pada penatalaksanaan kepad Ny.



Memberitahu ibunya agar Nn M untuk



istirahat yang cukup pada siang hari 1-2 jam dan malam hari 8 jam. Memberitahu pasien untuk mengompres air hangat pada bagian perut yang sakit agar mengurangi rasa nyeri. Pasien telah mengerti dan bersedia melakukannya. Memberikan terapi obat oral Asam Mefenamat 500mg sehari 2x1 tablet dan CTM 2mg sehari 2x1 tablet. Hal ini sesuai dengan teori (Sari dan Nurdin, 2015) Kompres hangat pada abdomen bagian bawah (dapat mengurangi ketidaknyamanan pada wanita yang sudah dewasa), cara ini harus dilakukan dengan hati-hati pada remaja putri karena apendisitis dapat menyerupai Dysmenorrhea, Inhibitor prostaglandin (seperti asam mefenamat dan ibuprofen) untuk meredakan rasa nyeri dengan menurunkan intensitas kontraksi uterus 7. Penulis juga menganjurkan Ny. F untuk melakukan kunjungan ulang apa bia masih ada keluhan



Departemen Kebidanan UIMA



24



BAB V PENUTUP



A.



Kesimpulan Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. M usia 17 tahun Remaja Dengan disminorea maka di dapatkan kesimpulan : 1. Penulis Telah mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny. M usia 17 tahun Remaja Dengan disminorea 2. Penulis Telah mampu melakukan Interpretasi data pada Ny. M usia 17 tahun Remaja Dengan disminorea 3. Penulis Telah mampu melakukan penatalaksanaan keputihan pada Ny. M usia 17 tahun Remaja Dengan disminorea



4. Penulis Telah mampu melakukan Telaah kasus dengan teori pada Ny. M usia 17 tahun Remaja Dengan disminorea Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan keluarga binaan yang sudah diberikan kepada Ny.M sudah dilakukan sesuai dengan Standar kewenangan Bidan dan tidak ditemukan kesenjangan



B. Saran Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai berikut : 1.



Bagi pasien



Departemen Kebidanan UIMA



25



a. Diharapkan mampu mendeteksi dini tanda-tanda disminorea pada remaja dan menganjurkan untuk segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat bila mengalami tanda disminorea. b. Diharapkan dapat memberikan penanganan segera apabila menderita disminorea. Memberikan kompres hangat pada perut yang nyeri. 2.



Bagi bidan Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam kasus disminorea, misalnya KIE tentang disminorea, pemberian pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi sehingga remaja berperilaku hidup sehat dan memahami tentang organ reproduksi.



3. Bagi institusi a. BPM Pelayanan yang diberikan oleh BPM sudah baik diharapakan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam pengelolaan asuhan kebidanan pada remaja dengan disminorea primer.



b. Pendidikan Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi masih kurang lengkap, diharapakan karya tulis ilmiah ini bisa menjadi referensi yang baik untuk bahan bacaan.



Departemen Kebidanan UIMA



26



DAFTAR PUSTAKA



1) Lacovides S, Avidon I, Baker FC: (2015). What we know about primary dysmenorrhea today: a critical review. Hum Reprod Update 21(6):762-78. doi: 10.1093/humupd/dmv039. Epub 2015 Sep 7. PMID: 26346058. 2) El-Gendy, S. R. (2015). Impact of acupressure on dysmenorrheal pain among teen-aged girls students. Wulfenia journal. Vol 22, No. 2; Februari 2015 3) Nurwana, Sabilu, Y., Fachlevy, A.F., 2017. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di SMA Negeri 8 Kendari Tahun 2016. Jimkesmas. 2(6): 1-14. 4) Adriani, Merryana dan Bambang Wirajatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:Prenadamedia Group. 5) Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC 6) Arbak, S., & Pavithra, J. (2020). Employer Branding Through Recruitment and Selection. Malaya Journal of Matematik, S(2), 3150–3152. 7) Dahliah, Rasfayanah, Citra, Yusriani 2018,‘Hubungan Antara Lama Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2016’, Journal Window of Health, vol.1, no.1, hh.5660 8) Arisman. 2014. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed.2. Jakarta:EGC. 9) Ali, M & Asrori, M. (2012). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. 10) Almatsier, S. 2013. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 11) Joshi T. 2015. Primary Dysmenorrhea and its Effect on Quality of Life in Young Girls. International Journal of Medical Science and Public Health 4: 381- 385.



12) Lubis, Namora Lumongga.2013. Psikologi Reproduksi Wanita & Perkembangan Reproduksinya ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologi.Jakarta : Kencana Prenada Media Group



Departemen Kebidanan UIMA



27



13) Khotimah, H & Kimantoro. (2014). Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Sikap Menghadapi Dismenore Kelas XI di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Vol. 2, No. 3, 136-140 diakses pada tanggal 27 April 2019. 14) Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 24 Januari 2019 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf 15) Kusmiran, E. 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika: Jakarta 16) Nugroho dan utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Medical Book. 17) Mohammad Ali dan Mohammad Asrori.,2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 85 18) Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 19) Siahaan, N.R. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia PadaRemaja Putri Di Wilayah Kota Depok Tahun 2011. Fakultas KesehatanMasyarakat Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Depok Januari 2012. 20) Sidi I. 2016. Primary Dysmenorrhea in the School of Parakou: Prevalence, Impact and Therapeutic Approach. Gynecol Obstet (Sunnyvale). 1(6): 376- 379. 21) Tresnawati, Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan Profesional.Jakarta : Prestasi Pelajar Publisher



Departemen Kebidanan UIMA



28



DOKUMENTASI



Departemen Kebidanan UIMA



29