Senyawa Halogen Organik - Hayatul Azizah (H041201019) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Riska
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal Lengkap Praktikum



SENYAWA HALOGEN ORGANIK



HAYATUL AZIZAH H041201019 KELOMPOK I



LABORATORIUM KIMIA DASAR DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2021



HASIL PPRAKTIKUM



SENYAWA HALOGEN ORGANIK



Disusun dan diajukan oleh :



HAYATUL AZIZAH H041201019



Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:



Makassar,



ASISTEN



TAUFIK HIDAYAT NIM : H0311711306



April 2021



PRAKTIKAN



HAYATUL AZIZAH NIM : H041201019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kimia sering terkesan lebih sulit. Salah satu faktor penyebab mempelajari kimia terkesan sulit adalah kimia memiliki perbendaharaan



kata



yang



khusus yang mempelajari kimia seperti mempelajari bahasa yang baru serta beberapa konsepnya bersifat abstrak (Tobing dkk., 2019). Kimia organik merupakan bagian dari ilmu kimia yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Sebagian besar produk kehidupan sehari-hari memiliki kandungan senyawa organik. Mulai dari bahan bakar, polimer, bahan makanan, kosmetika, bahkan sesuatu yang tidak terduga seperti bau roti setelah dioven, dan bau kambing maupun hewan setelah dimandikan pun mengandung suatu senyawa organik (Fauzi’ah dan Diniaty, 2017). Elemen utama suatu bahan senyawa organik adalah C



(karbon).



Umumnya bahan organik alam berasal dari tumbuhan dan hewan. Pengolahan air atau limbah cair adalah untuk meminimalkan kontaminan baik menggunakan pendekatan biologi, fisika, atau pun proses pengolahan secara kimia. Senyawa organik di dalam air dibagi ke dalam beberapa kelompok tergantung dari struktur kimianya yaitu hidrokarbon, senyawa halogen organik, senyawa organik yang lainnya (Izaru, 2018). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dilakukanlah praktikum mengenai senyawa halogen organik untuk mengetahui reaktifitas beberapa senyawa halogen organik, mengetahui kelarutan senyawa halogen organik dan mengetahui fungsinya sebagai pelarut.



1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1



Maksud Percobaan Mengetahui reaktifitas beberapa senyawa halogen organik dan fungsinya



sebagai pelarut. 1.2.2



Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah:



1. mengetahui beberapa kelarutan senyawa halogen organik, dan 2. mengetahui kereaktifan beberapa senyawa halogen organik.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Metode Percobaan 2.1.1 Alat Percobaan Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu semprot, tabung reaksi, dan pipet tetes. 2.1.2 Bahan Percobaan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah AgNO3/alkohol, NaI/aseton, benzil klorida,



kloroform, kloro benzena, diklorometan, mentega



cair, minyak, dan air. 2.1.3 Prosedur Perobaan 2.1.3.1 Kelarutan Senyawa Halogen Organik Disiapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 0,5 mL CHCl3. Tabung (1) ditambahkan beberapa tetes air, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan kelarutan yang terjadi. Tabung (2) ditambahkan beberapa tetes mentega cair, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan kelarutan yang terjadi. Tabung (3) ditambahkan beberapa tetes minyak, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan kelarutan yang terjadi. 2.1.3.2 Kereaktifan Senyawa Halogen Organik Disiapkan 4 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 1 mL AgNO3/alkohol yang berkaadar 2 %. Tabung (1) ditambahkan beberapa tetes kloroform, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan perubahan yang terjadi. Tabung (2) ditambahkan beberapa tetes benzil klorida, kemudian dihomogenkan



dan diperhatikan perubahan yang terjadi. Tabung (3) ditambahkan beberapa tetes kloro benzena, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan perubahan yang terjad. Tabung (4) ditambahkan beberapa tetes diklorometan, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan perubahan yang terjadi. Diulangi percobaan di atas dengan mengganti AgNO3/alkohol dengan NaI/aseton. 2.2 Hasil Percobaan 2.2.1 Data Percobaan 2.2.1.1 Kelarutan Senyawa Halogen Organik Tabel 1. Hasil pengamatan kelarutan senyawa halogen organik Bahan Kelarutan dalam CHCl3 Keterangan Air



2 fasa



Tidak larut (Polar)



Minyak



1 fasa



Larut (Non Polar)



Mentega



1 fasa



Larut (Non Polar)



2.2.1.2 Kereaktifan Senyawa Halogen Organik Tabel 2. Hasil pengamatan kereaktifan senyawa halogen organik Perubahan yang terjadi Bahan



Keterangan + AgNO3/alkohol



+ NaI/aseton



Larutan bening



Larutan bening



endapan putih



endapan putih



Bereaksi



Kloro benzena



Larutan bening



Larutan bening



Tidak bereaksi



Kloroform



Larutan bening



Larutan bening



Tidak bereaksi



Diklorometan



Larutan bening



Larutan bening



Tidak bereaksi



Benzil klorida



2.2.2 Reaksi Percobaan 2.2.2.1 Reaksi Benzil Klorida dengan AgNO3/alkohol



putih 2.2.2.2 Reaksi Benzil Klorida dengan NaI/aseton



2.2.2,3 Reaksi Kloro Benzena dengan AgNO3/alkohol



putih 2.2.2.4 Reaksi Reaksi Kloro Benzena dengan NaI/aseton



2.2.2.5 Reaksi Kloroform dengan AgNO3/alkohol



putih 2.2.2.6 Reaksi Kloroform dengan NaI/aseton



2.2.2.7 Reaksi Diklorometan dengan AgNO3/alkohol



putih 2.2.2.8 Reaksi Diklorometan dengan NaI/aseton



2.3 Pembahasan Senyawa halogen organik merupakan senyawa yang terdiri dari ikatan karbon dan hidrogen yang mengandung unsur flourin (F), klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), dan Astatin (As) (Sastrohamidjojo, 2018). Unsur-unsur Halogen cenderung mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns1 np5. Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap 1 elektron membentuk ion bermuatan negative satu (Risal dkk., 2018). Senyawa organik halogen terbentuk ketika hasil dari pelekatan atom unsur dari golongan halogen seperti F, Cl, yaitu bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pemutih, penghilang noda dan pembunuh kuman atau desinfektan, serta Br dan I pada hidrokarbon. Senyawa ini bersumber pada proses alami dan antropogenik (Maria dan Ewa, 2019). Percobaan pralktikum ini mempraktikkan anatara dua hal yaitu kelautan dan kereaktifan suatu senyawa halogen organik. Pelarut yang digunakan dalam mengetes kelarutan senyawa halogen yaitu Organohalogen. Organohalogen digunakan secara luas di bidang industri sebagai pelarut, pestisida, senyawa intermediet dalam sintesis senyawa kimia, aditif bahan bakar, dan digunakan sebagai bahan pada cat (Angraeni dkk., 2017). Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut, untuk larut dalam suatu pelarut



Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan (Indrawati dkk., 2015) Benzil alkohol dengan rumus molekul C6H5CH2OH merupakan senyawa yang tidak beracun, tidak berwarna dan memiliki aroma aromatik yang ringan. Dalam berbagai industri, benzil alkohol banyak digunakan digunakan pada pembuatan parfum, obat, kosmetik, solvent, dan juga sebagai bahan untuk industri kimia yang lain (Laila dan Dewi, 2020). Klorobenzena merupakan golongan turunan benzena yang memilki toksisitas tinggi dan persisten terhadap lingkungan dalam hal ini merupakan bahan pelarut (Majid dkk., 2018). Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun



kebanyakan



digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap (Tjitda dan Febri, 2019) Diklorometan senyawa organik dengan rumus kimia CH₂Cl₂. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna beraroma manis yang banyak digunakan sebagai pelarut. Diklorometana tidak larut sempurna dengan air, tetapi dapat larut dengan pelarut organik lainnya. (Luliana dkk., 2018). 2.3.1 Kelarutan Senyawa Halogen Pada percobaan ini, disiapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 0,5 mL CHCl3. Tabung (1) ditambahkan beberapa tetes air, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan kelarutan yang terjadi. Tabung (2) ditambahkan beberapa tetes mentega cair, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan kelarutan yang terjadi. Tabung (3) ditambahkan beberapa tetes minyak, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan kelarutan yang terjadi.



Penambahan CHCl3 berfungsi sebagai senyawa yang akan diamati kelarutannya. Sedangkan penambahan air, mentega cair, dan minyak berfungsi sebagai pelarut dari CHCl3. Berdasarkan tabel 1, CHCl3 tidak larut di dalam air, tetapi dapat larut di dalam minyak dan mentega cair. Kelarutan dari senyawa tersebut dapat dilihat dari fasanya, di mana jika dilarutkan dalam air maka akan memiliki 2 fasa sedangkan ketika dilarutkan dalam minyak dan mentega, maka hanya akan terbentuk 1 fasa. 2.3.2 Reaktifitas Senyawa Halogen Pada percobaan kedua ini, disiapkan 4 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 1 mL AgNO3/alkohol yang berkadar 2 %. Tabung (1) ditambahkan beberapa tetes kloroform, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan perubahan yang terjadi. Tabung (2) ditambahkan beberapa tetes benzil klorida, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan perubahan yang terjadi. Tabung (3) ditambahkan beberapa tetes kloro benzena, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan perubahan yang terjad. Tabung (4) ditambahkan beberapa tetes diklorometan, kemudian dihomogenkan dan diperhatikan perubahan yang terjadi. Diulangi percobaan di atas dengan mengganti AgNO3/alkohol dengan NaI/aseton. Penambahan kloroform, benzil klorida, kloro benzena, dan diklorometan berfungsi sebagai bahan yang akan diamati reaktifitasnya terhadap AgNO 3 dan NaI. Sedangkan penambahan AgNO3 dan NaI berfungsi sebagai senyawa yang akan direaksikan dengan senyawa halogen organik. Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa ketika benzil klorida direaksikan dengan AgNO3 dan NaI, maka terbentuk endapan putih yang menandakan terjadinya reaksi. Namun, ketika kloro benzena, kloroform, dan diklorometan direaksikan dengan AgNO3 dan NaI, maka tidak terbentuk adanya endapan dan larutan tetap berwarna beningyang berarti tidaki ada reaksi.



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN



III.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. senyawa halogen organik CHCl3 tidak larut dalam air, tetapi larut dalam minyak dan mentega 2. senyawa benzil klorida bereaksi dengan AgNO3 dan NaI, tetapi senyawa kloro benzena, kloroform, dan diklorometan tidak beraksi dengan AgNO 3 dan NaI. III.2 Saran III.2.1 Saran Untuk Laboratorium Sebaiknya saat ditampilkan video percobaan, sedikitnya di shoot beberapa bagian di laboratorium kimia agar kami mengetahui sedikit gambaran mengenai labroratorium meskipun dilaksanakan secara daring III.2.2 Saran Untuk Video Percobaan Sebaiknya masalah teknis seperti jaringan yang kurang stabil oleh asisten diperbaik agar kami para praktikan dapat menonton video percobaan dengan lebih lancer.



DAFTAR PUSTAKA



Tobing, F. M. L., Sidauruk, S., dan Meiliawati, R., 2019. Kesulitan Memahami Konsep Kimia Unsur Golongan VII A (Halogen) Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangka Raya Tahun Akademik 2018/2019. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang. 10(1): 72-80. Fauzi’ah, L., dan Diniaty, A., 2017. Studi Pendahuluan: Penerapan Praktikum Kimia Organik Berorientasi Aplikasi (Application-Oriented). Jurnal Pendidikan Sains. 5(1): 41-46. Sastrohamidjojo, S., 2018. Kimia Dasar. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Risal, M., Danial, M., dan Ramlawati, 2018. Analisis Relevansi Muatan Kurikulum Pendidikan Kimia Di Perguruan Tinggi Dengan Muatan Kurikulum Kimia Berbasis K-13 Di Sekolah Menengah Atas. Chemistry Education Review. 1(2): 58-72. Maria, W., and Ewa, W., 2019. Halogenated Organic Compounds in Water and in Wastewater. Civil and Environmental Engineering Reports. 29(4): 236-247. Anggraeni, V. J., Ratnaningsih, E., dan Nurachman, Z., 2017. Iolasi Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Asam Monokloroasetat Dari Tanah. Jurnal Kimia dan Pendidikan. 2(2): 174-185. Indrawati, W., Suyanto, dan Rahayu, Y., S., 2015. Implementasi Model Learning Cycle 7e Pada Pembelajaran Kimia Dengan Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan. 1(5): 788794. Majid, D., Prabowo, A., M., Al-Kholif, M., dan Sugito, 2018. Sintesis Kalium Ferrat sebagai Pendegradasi Senyawa Turunan Benzena. Journal of Physical Science and Engineering. 3(2):70 – 75. Laila, N., dan Dewi, Y., 2020. Prancangan Pabrik Benzyl Alkohol dari Benzyl Klorida, Natrium Karbonat dan Air dengan Proses Hidrolisis. Junal penelitian.1(3): 47-54. Tjitda, P. J. P., dan Febri, O. N., 2019. Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol, Kloroform, Dan N-Heksan Daun Flamboyan. Sains Dan Terapan Kimia. 2(3): 112-119. Luliana, S., Robiayanto, R., dan Islamy, M. R., 2018. Aktivitas Antinosiseptif Fraksi Diklorometana Daun Kratom. Pharmaceutical Sciences. 2(5): 76-83.



LAMPIRAN



Lampiran 1. Bagan Kerja



1. Kelarutan Senyawa Halogen Organik dalam CCl4



CCl4



-



Dimasukkan sebanyak 0,5 mL ke dalam 3 tabung reaksi yang bersih dan kering.



-



Ditambahk an tabung pertama beberapa tetes air, tabung kedua diisi dengan minyak dan tabung ketiga diisi dengan mentega cair.



-



Dihomogrn kan dan diperhatikan dari kelarutannya masingmasing.



Hasil



Dicatat ap a yan terjadi



2. Kelarutan Senyawa Halogen Organik dalam CHCl3



CHCl3



-



Dimasukkan sebanyak 0,5 mL ke dalam 3 tabung reaksi yang bersih dan kering.



-



Ditambahk an tabung pertama beberapa tetes air, tabung kedua diisi dengan minyak dan tabung ketiga diisi dengan mentega cair.



-



Dihomogrn kan dan diperhatikan dari kelarutannya masingmasing.



-



Dicatat ap a yan terjadi



Hasil



3. Reaksi Senyawa Halogen Organik dalam AgNO3/alkohol



AgNO3/alkohol - Dimasukkan sebanyak 1 mL ke dalam 4 tabung reaksi yang bersih dan kering. - Masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes: (1) kloro benzena, (2) kloroform, (3) benzil klorida dan (4) diklorometan. - Dihomogrnkan larutannya - Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Hasil



4. Reaksi Senyawa Halogen Organik dalam NaI/aseton



NaI/aseton - Dimasukkan sebanyak 1 mL ke dalam 4 tabung reaksi yang bersih dan kering. - Masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes: (1) kloro benzena, (2) kloroform, (3) benzil klorida dan (4) diklorometan. - Dihomogenkan larutannya - Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Hasil



Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan 2.1 Kelarutan Senyawa Halogen Organik



Gambar 1. Tabung (1) yang diberikan aquades



Gambar 2. Tabung (2) yang diberikan minyak



Gambar 3. Tabung (3) yang diberikan mentega cair



2.2 Reaktifitas Senyawa Halogen Organik



AgNO3 + Kloroform Diklorometan



AgNO3 + Benzilklorida



AgNO + Klorobenzen



AgNO +



(Gambar 2. 1 Reaktif Senyawa Halogen Organik)



(Gambar 2. 2 Reaktif Senyawa Halogen Organik dengan AgNO3)



Nal + Diklorometan Klorobenzen



Nal + Kloroform



Nal + Benzilklorida



(Gambar 2.3 Reaktif Senyawa Halogen Organik)



Nal +



(Gambar 2.4 Reaktif Senyawa Halogen Organik dengan Nal)