Sintesis Peristiwa Kanjuruhan Malang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Peristiwa Kanjuruhan Malang, Siapa yang Salah? I.



Pendahuluan Dalam setiap gelanggang pertandingan selalu ada yang menang dan kalah. Setiap



orang atau tim berusaha untuk menjadi pemenang. Pada prinsipnya, yang menang bergembira dan yang kalah mampu menerimanya dengan lapang dada. Dengan demikian, pertandingan dapat dikatakan sudah menjunjung nilai sportifitas. Tetapi, pada kenyataan kerap sekali tim tidak mampu menerima kekalahan dan pada akhirnya akan berdampak buruk. Hal ini disebabkan karena suatu tim selalu mendapatkan kemenangan sehingga sulit menerima kekalahan, atau tim memiliki rival dengan tim tertentu. Selain itu, para pendukung juga bisa menjadi provokator karena tidak mampu menerima kekalahan tim kesayangannya. Seperti peristiwa kerusuhan yang baru-baru ini terjadi dalam pertandingan sepakbola antara Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta membenarkan bahwa telah terjadi kerusuhan pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya. Kerusuhan ini bermula dari para suporter Arema FC turun ke lapangan pasca pertandingan. Peristiwa ini mengakibatkan banyak korban yang meninggal dan korban luka-luka. Apa yang melatarbelakangi peristiwa ini bisa terjadi? Berikut ini akan disajikan oleh penulis terkait peristiwa kerusuhan di Stadion Kajuruhan Malang. Dalam tulisan ini, penulis mencoba membaca pelbagai sumber bacaan supaya informasi-informasi yang dikumpulkan semakin akurat dan komprehensif. Akurat bukan berarti tanpa perbedaan, tetapi informasi antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Selanjutnya, penulis juga tetap objektif dan kritis terhadap bacaan-bacaan, serta mencari kaitan antara satu bacaan dengan bacaan yang lain. Semua informasi yang dibaca oleh penulis akan diolah menjadi sebuah tulisan yang disebut sebagai teks sintaksis. II.



Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang Laga pertandingan sepakbola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya berlangsung



pada Hari Sabtu, 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan Malang. Pertandingan ini dimulai pada pukul 20.00 WIB. Pada awal sebelum pertandingan akan dimulai semua berjalan dengan aman dan tertib. Para pemain yang sedang melakukan pemanasan juga masih terlihat baik.



2



Saat pertandingan dimulai semua berjalan lancar tanpa ada kericuhan. Sekali-kali para suporter Arema melontarkan seruan-seruan ke arah pemain Persebaya. Ketua Pengurus Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) mengatakan bahwa hingga babak pertama selesai ada dua sampai tiga kali kericuhan terjadi di tribun 12 dan 13. Tetapi, kericuhan itu segera bisa diamankan oleh pihak berwenang. Pada babak kedua Persebaya mampu mengungguli Arema FC dengan skor 3-2. Ketertinggalan ini membuat pasukan Arema FC berusaha semakin menyerang. Tetapi Arema FC tetap tidak mampu mengubah skor. Mereka kalah dari Persebaya. Setelah peluit akhir dibunyikan, inilah awal mula kerusuhan terjadi. Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter. Di sebelah selatan tribun tiba-tiba ada seorang suporter nekat masuk dan mendekati pemain. Kemudian diikuti lagi oleh beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannyaa kepada pemain Arema. Jumlah semakin bertambah banyak yang berdatangan, semakin membuat ricuh kondisi stadion. Dari pelbagai sudut sisi stadion juga ikut meluapkan kekecewaan kepada pemain. Suporter mulai melempari bermacam-macam benda ke arah lapangan. Pihak berwajib pun kemudian menggiring para pemain masuk ke ruang ganti. Sedangkan suporter semakin tidak terkendali. Polisi mencoba melakukan pelbagai upaya untuk memukul mundur para suporter. Perlakuan dari pihak polisi sangat kejam dan sadis karena suporter dipentung dengan tongkat yang panjang. Satu orang suporter juga dikeroyok oleh aparat dan banyak tindakan kejam lainnya. Tetapi, saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter di sisi utara menyerang ke aparat. Hal ini menyebabkan kondisi di lapangan semakin tidak kondusif. Akhirnya, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter dan juga ke arah tribun. Lapangan dan tribun dipenuhi oleh gas air mata dan membuat penonton semakin ricuh dan berlarian. Mereka mencari pintu keluar karena sudah panik dan merasa sesak. Akhirnya, di sana terjadi penumpukan dan kekurangan oksigen. Menurut Irjen Nico Afinta, penembakan gasa air mata dilakukan karena suporter Arema telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial. Peristiwa ini menelan banyak korban dan orang-orang sudah mulai saling menyalahkan. Ada pihak yang menyalahkan suporter, ada juga yang menyalahkan polisi, dan juga menyalahkan pihak penyelenggara liga yang kurang menerapkan menejemen yang baik. III.



Siapa yang Salah?



3



Tragedi ini sangat menyedihkan dan memilukan. Inilah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan peristiwa di Kanjuruhan Malang. Harga nyawa begitu murah daripada sebuah pertandingan sepakbola. Momen ini telah mengukir sejarah baru bagi kelamnya persepakbolaan di tanah air Indonesia, bahkan dunia. Kalau nasi sudah menjadi bubur, tidak akan mungkin diulang lagi. Hanya penyesalan selalu mengikuti di belakangnya. Orang-orang saling menyalahkan, ntah siapa yang salah. Dari pihak suporter kemungkinan besar akan mempersalahkan para aparat yang terlalu kejam dan sadis. Polisi dinilai terlalu gampang mengeluarkan gas air mata. Gas air mata telah menyebabkan banyak orang yang telah meninggal. Padahal tidak semua penonton yang hadir adalah anarkis. Tetapi, mereka harus menjadi korban walaupun tidak bersalah. Rehan, seorang yang menyaksikan ibu-ibu dan anak-anak yang tidak ikut anarkis masuk ke warungnya. Tetapi, polisi melemparkan gas air mata sebanyak tiga kali, tepat di depan warungnya. Hal ini menyebabkan orang-orang berhamburan berlari mencari perlindungan lain. Sedangkan di luar orang-orang masih berdesakan. Dalam undang-undang sepakbola, polisi juga dilarang untuk menembakkan gas air mata. Aparat dituding tidak memahami standar operasional prosedur (SOP) dalam pengamanan pertandingan sepakbola. Dalam aturan Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA, secara jelas dinyatakan petugas keamanan tidak diperkenankan memakai gas air mata. Sebenarnya, hal ini sudah diperingkan kepada aparat yang menjadi keamanan disitu oleh pimpinan Polri Jawa Timur. Tetapi mengapa hal itu masih terjadi? Ini menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Siapa yang telah memerintahkan itu? Atas dasar inilah masyarakat sangat menentang kebijakan aparat dan menyalahkan mereka. Polisi dianggap kurang mampu menjalankan tugas dan keamanan dengan baik. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan bahwa di stadion itu sangat padat. Oleh karena itu, keputusan polisi untuk menembahkkan gas air mata hanya membuat orang-orang di stadion panik dan situasi semakin kacau. Terlebih lagi, stadion Kanjuruhan hanya memiliki satu pintu keluar, yang juga merupakan pintu masuk. Dari pihak aparat yang mengamankan peristiwa ini tentu menyalahkan para suporter yang telah merusak keamanan. Suporter yang kecewa dengan hasil pertandingan malam itu dan mulai masuk ke lapangan. Kekecewaan mereka mengakibatkan kericuhan. Kericuhan itu tidak bisa lagi dibendung oleh aparat karena suporter juga memenuhi lapangan. Selain itu, pihak aparat juga ada yang menjadi korban dalam insiden ini. Hal ini menambah kemarahan



4



aparat terhadap penonton. Tidak hanya itu, sekitar pukul 22.30 WIB suporter yang anarkis kembali merusak beberapa unit mobil polisi. Sehingga polisi pun semakin melancarkan serangan gas air mata. Dalam peristiwa ini PSSI dan LIB juga menjadi sorotan dan turut dipersalahkan. Polri sudah meminta supaya pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya digeser ke sore hari. Tetapi dari pihak PSSI dan LIB tetap menggelar pertandingan pada malam hari. Ada alasan komersial yang diperjuangkan mereka. Jika pertandingan dilangsungkan pada malam hari nilai komersial yang didapat televisi dan iklan semakin besar. Sayangnya, infrastruktur stadion dan kesiapan aparat kemanan kurang menunjang karena pertandingan dilakukan pada malam hari. Mahfud MD mengatakan bahwa total tiket yang terjual adalah 42.000. Sementara daya tampung maksimal stadion tersebut hanyalah 38.000. IV.



Para Korban Meninggal dan Luka-luka Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa total korban jiwa hingga tanggal 5 Oktober



2022 sebanyak 131 orang. Sebanyak 44 korban tewas di rumah sakit pemerintah, 75 korban di rumah sakit swasta, dan 12 korban di luar fasilitas kesehatan. Korban bertambah dari yang sebelumnya disampaikan sebanyak 125. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowa mengungkapkan bela sungkawa bagi korban peristiwa di Kanjuruhan Malang. Ia juga telah mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat karena tragedi ini. Selain itu, ada 9 komandan Brigade Mobil Polda Jawa Timur yang ikut dicopot dan 28 anggota menjalani pemeriksaan kode etik. Presiden Joko Widodo juga turut menyampaikan dukacita bagi keluarga korban tragedi Kanjuruhan Malang. Pak Jokowi memberi santunan 50 juta bagi kelurga korban peristiwa ini. Selain itu, dia meminta supaya tragedi ini harus diselidiki secara tuntas, mengapa hal ini bisa terjadi. Dia juga Jokowi menyuruh supaya investigasi secepatnya dan seluruh stadion akan diaudit. Jika ada kesalahan, supaya segera diselesaikan secara terbuka dan transparan. V.



Kesimpulan dan Refleksi Ada beberapa faktor yang mejadi latar belakang suporter melakukan kerusuhan di



Kanjuruhan Malang. 



Kekecewaan pada tim kesayangan mereka yang kalah.



5







Mereka kecewa dengan manajemen yang mengelola tim.







Ada oknum suporter yang memicu terjadinya keributan.



Dari pihak aparat tidak mampu membendung massa yang masuk ke lapangan. Aparat menembakkan gas air mata untuk menghentikan suporter yang semakin memenuhi lapangan. Sikap anarkis dari para suporter menambah kemarahan polisi, sehingga polisi meluncurkan kembali gas air mata ke arah tibun dan di luar tribun. Hal ini menimbulkan keos, suporter panik dan berdesak-desakan. Situasi berdesak-desakan mengakibatkan orang-orang kekurangan oksigen. Banyak mereka yang pingsan dan akhirnya juga meninggal. Kita kembali berduka dengan tragedi ini. Tragedi ini tentu menjadi sebuah pelajaran bagi dunia sepakbola di tanah air Indonesia. Mari kita memulai lagi, melihat, merenungkan, dan pada akhirnya mampu mewujudkan sepakbola yang damai di negeri kita ini. Oleh karena itu, penting ada kesadaran massa yang dimulai dari pihak penyelenggara olah raga. Kemudian peran pemerintah melalui aparat keamanan, yakni polisi dan TNI yang bertugas membangun ketertiban. Tentu kesadaran massa harus dimulai dari kesadaran individu yang saling mempengaruhi. Sudah saatnya Indonesia menjunjung tinggi nilai sportifitas. Kita membuang fanatisme yang berlebihan, rasisme yang menghancurkan. Kita adalah Indonesia.



Daftar Pustaka ANTARA. 2022. “Tragedi Kanjuruhan Malang dan Gas Air Mata”. Edisi 3 Oktober 2022, http://sultra.antaranews.com/berita/429697/tragedi-kanjuruhan-malang-dan-gas-airmata. (diakses tanggal 5 Oktober 2022). BBC News. 2022. “Tragedi Kanjuruhan: Presiden Jokowi targetkan investigasi selesai secepatnya, seluruh stadion juga akan diaudit total”. Edisi 5 Oktober 2022, http://www.bbc.com/indonesia/articles/cevkvlq2rgyo (diakses tanggal 6 Oktober 2022). Kemenpora. 2022. “Ketua MPR Dorong Pemerintah Lakukan Penyelidikan Mendalam Terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan”. Edisi 3 Oktober 2022, http://www.kemenpora.go.id/detail/2645/ketua-mpr-dorong-pemerintah-lakukanpenyelidikan-mendalam-terkait-kerusuhan-di-stadion-kanjuruhan. (diakses tanggal 6 Oktober 2022). Nurdin, Ali. 2022. “Suporter dan Pentingnya Kesadaran Massa dalam Sepak Bola”. Edisi 3 Oktober 2022, https://uinsby.ac.id/informasi/kolom-detail/suporter-dan-pentingnyakesadaran-massa-dalam-sepak-bola. (diakses tanggal 6 Oktober 2022). Polri. 2022. “Tragedi Kanjuruhan, Mabes Polri Turunkan Tim DVI”. Edisi 2 Oktober 2022, http://polri.go.id/berita-polri/2279. (diakses tanggal 6 Oktober 2022).



6



Republika. 2022. “Kesaksian Aktivis Pemuda Muhammadiyah Malang Soal Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan”. Edisi 2 Oktober 2022, http://m.republika.co.id/berita/rj460v385/kesaksian-aktivis-pemuda-muhammadiyahmalang-soal-tragedi-kerusuhan-di-stadion-kanjuruhan. (diakses tanggal 5 Oktober 2022). Tempo. 2022. “Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Ini Kronologinya”. Edisi 2 Oktober 2022, http://nasional.tempo.co/amp/1640658/kerusuhan-di-stadionkanjuruhan-malang-ini-kronologinya. (diakses tanggal 5 Oktober 2022).