Sistem Penghantaran Obat Mukosal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TRANSLATE MATERI SISTEM PENGHANTARAN OBAT “MUCOSAL DRUG DELIVERY”



Kelompok



:



Vinie Triana



1008010100



Vishnu Arie P



1008010103



Ade Sari Indriani



1008010107



Ika Arifah D



1008010136



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PURWOKERTO 2014



PENGHANTARAN OBAT MUKOSA PENDAHULUAN  Kelemahan rute pemberian oral: – zat aktif mengalami eliminasi prasistemik karena penguraian oleh enzim-enzim pencernaan dan /atau metabolisme hepatic ketersediaan hayati rendah, lamanya aktivitas terapi pendek, dan/atau pembentukan metabolit inaktif/toksik 



Potensi rute pemberian lewat mukosa : 1. Mudah diberikan lewat rongga-rongga tubuh: okular, nasal, bukal, rektal, vaginal. 2. Menghindari First Pass Elimination (FPE) hepato-gastrointestinal. 3. Zat aktif hidrofilik dan/atau liopofilik mudah diabsorpsi karena sifat biofisika dan biokimia membran mukosa. 4. T.u. mukosa nasal, absorpsi obat cepat dengan profil plasma sangat mirip dengan injeksi bolus intravena. 5. Mudah diaplikasikan, khususnya untuk sistem pemberian yang mempunyai sifat bio(muco)adesif. 6. Untuk pengembangan sistem penghantaran obat dengan karakteristik pelepasan terkendali, rute mukosal dapat dieksploitasi sebagai penghantaran sistemik non invasif untuk obat-obat berbasis organik atau peptida dengan absorpsi cepat dan aksi obat terkendali.



MUKOSA MANUSIA







Rute potensial untuk penghantaran mukosa farmasetik peptida : - Muco (Bio) adhesi dapat didefinisikan sebagai keadaan di mana dua bahan, setidaknya salah satunya bersifat biologis, yang melekat bersama-sama untuk waktu yang lama oleh gaya antarmuka. Untuk tujuan penghantaran obat, bioadesi juga menyiratkan perlekatan dari sistem pembawa (carrier) obat ke biologis tertentu



Lokasi penghantaran Permukaan biologi dapat berupa jaringan epitelial, atau salutan mukosa di permukaan suatu jaringan. Jika pelekatan adesif terjadi di suatu salut mukosa, fenomena ini disebut sebagai mukoadesi. Lapisan mukosal di tubuh termasuk saluran gastrointestinal, saluran urogenital, telinga, hidung dan mata yang merupakan tempat-tempat potensial untuk pelekatan sistem bioadesif, sehingga sistem penghantaran obat mukoadesif termasuk sbb: - Sistem penghantaran Buccal - Sistem penghantaran oral - Sistem penghantaran Vaginal - Sistem penghantaran Rektal - Sistem penghantaran Nasal (hidung) - Sistem penghantaran Pulmonary (paru-paru) - Sistem penghantaran Target Colon - Sistem penghantaran Ocular



Sistem Penghantaran Pulmoner •



Pemilihan paru-paru untuk penghantaran obat secara sistemik misalnya untuk nikotin dan anestetik lain.







Luas permukaan yang besar untuk absorpsi ( 100 m2 pada orang dewasa), aktivitas enzimatik yang rendah, pH fisiologi yang tinggi, mula kerja aksi obat yang cepat merupakan alasan paru-paru sebagai tempat penghantaran yang baik untuk peptida dan protein, terutama yang mempunyai waktu paruh yang pendek.







Kunci penghantaran peptida dan protein ke paru-paru adalah untuk untuk mentargetkan obat mencapai jalan napas yang kecil dimana sel-sel endotelial secara langsung terhubungkan dengan endotelium alveolar.







Untuk menghantarkan obat jauh ke dalam paru-paru membutuhkan partikel dengan ukuran yang tepat dan suatu peralatan, yang menghantarkan obat tanpa tergantung pada



pola pernapasan pasien. Penghantaran obat dengan inhalasi membutuhkan perakitan yang presisi untuk hasil yang optimum.



OBAT GOLONGAN TERAPEUTIK PADA RUTE NASAL 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Agonis 2 adrenergik Kortikosteroid Antivirus Antibiotik Anti fungi Vaksin



 Obat obat yang biasa diberikan melalui rute paru-paru diantaranya: 1. Terbutalin sulfat - agonis 2 adrenergik 2. Salbutamol - agonis 2 adrenergik 3. Budesonid – kortikosteroid 4. Ipratropium Bromida – antikolinergik 5. Sodium Kromoglikat – penstabil sel mast.  Pengembangan formulasi dibagi menjadi 3: 1. Formulasi dosis Cairan drop, cairan semprot /nebulizer , aerosol , semprot suspensi / nebulizer , gel, pelepasan lambat (substained release). 2. Faktor yang mempengaruhi penyerapan obat. Konsentrasi obat , pH saat obat terabsorbsi , ukuran partikel obat , kelarutan obat dalam lemak , waktu kontraksi dengan mukosa , berat molekul obat. 3. Konsiderasi formulasi ( Farmasetikal dan fisiologi )  Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas Berdasarkan karakteristik sistem penghantar :     



Lokasi permukaan mukosal hidung “semakin lebar permukaan maka semakin besar pula bioavailabilitasnya”. Ukuran partikel “ partikel dengan ukuran 10-50 mikron memiliki biovailabilitas yang baik pada mukosa hidung. jika partikel yang kecil ke paru-paru , partikel yang lebih besar membentuk tetesan dan keluar dari hidung. Hasil atomisasi dengan bioavailabilitas yang tinggi baik dari semprot atau tetes . Obat-obatan hidung datang dengan sistem pengiriman obat yang dikabutkan .



 Efek fisiologi diantaranya:  Mempengaruhi metabolisme obat pada saluran pernafasan dan penurunan efek sistemik ,  Mengikat protein ,  Transport pada mukosa menyebabkan peningkatan atau penurunan waktu tinggal obat,  Obat memberikan efek toksik lokal. Contoh : edema , kerusakan sel , kerusakan jaringan,  Efek lokal atau sistemik propelan , pengawet , atau pembawa.  Metode untuk meningkatkan penyerapan obat pada mukosa hidung  Modifikasi Struktur ,  penggaraman atau pengesteran ,  perubahan bentuk/formulasi .  Pompa perangkat semprot/spray Dosis Tunggal, dosis ganda Dan multipel dosis 1.



Tetes hidung Tetes hidung adalah salah satu sistem yang paling sederhana dan mudah dikembangkan untuk pengiriman hidung. Kerugian utama dari sistem ini adalah kurangnya presisi dosis dan karena itu tetes hidung mungkin tidak cocok untuk produk resep. Telah dilaporkan bahwa tetes hidung deposit serum albumin manusia di lubang hidung lebih efisien daripada semprotan hidung .



2.



Spray/semprot nasal Sediaan suspensi dapat diformulasikan kedalam bentuk spray hidung. Dosis dapat diberikan secara tepat antara 25 sampai 200 µm dengan adanya pompa dosis yang terukur dan aktuator. viskositas , ukuran partikel dan morfologi suspensi menentukan pemilihan formulasi aktuator dan pompa. MAD (Mucosal atomization device)  



3.



Penghantaran obat hidung sebagai semprotan yang dikabutkan 30 mikron = memastikan cakupan mukosa yang baik



Serbuk Nasal  Jika obat tidak stabil dalam bentuk larutan dan suspensi  Keuntungan: tidak ada pengawet dan stabilitas formulasi superior  Bisa juga untuk lokal  Formulasi tergantung :  Kelarutan  Ukuran partikel



 Sifat aerodinamik  Iritasi hidung dari obat aktif dan atau  Bahan pembantu 4. Nasal Gel  Keuntungan  Pengurangan post nasal karena tingginya viskositas  Penurunan sensasi rasa menelan  Penurunan kebocoran formulasi anterior  Penurunan iritasi dengan penyerapan lebih baik dengan emolien 5. Nasal Vaksin  Karena mukosa hidung merupakan situs pertama kontak dengan antigen terutama pada infeksi saluran pernapasan  Nasal vaccine merupakan alternatif rute parenteral klasik karena mampu meningkatkan imunoglobulin sistemik spesifik G dan ig A  Contoh dari vaccine nasal yaitu pada influenza A, dan Virus B, proteosoma influensa. Denovirusvectored influenza dan parainfluenza virus  Contoh lain : Nasovac(H1N1 Vaccine)  Contoh terapi sistemik lewat Hidung  Desmopressin = Diabetes melitus  Calcitonin = osteoporosis  Sumatriptan = migrain  Nascobal = Anemia pernisiosa Obat Demam intranasal Dibagi 2 macam : 1. Naloxone (narcan) 2. Midazolam (Versed) 1. Intranasal (IN) Naloxone  



Absorbsi hampir secepat intravena Atomisasi obat menunjukan absorbsi yang lebih baik dari intranasal



Macam –macam intranasal  Formulasi Intranasal sustained release - Penyerapan hidung oleh Clofilium tosylate, analog enkephalin - Biologikal yang pendek  Tobispray - Aerosol - Vasokonstriksor (tramazoline), steroid (dexametasone isonicotinate), antibiotik (neomisin sulfat).







Contoh lainnya: Butorfanol, calcitocin, sumatriptan, Insulin, Vaksin dan penargetan obat ke otak.



 Efikasi obat kokain secara oral dan intranasal - nasal : terdapat di dalam plasma 15 min, konsentrasi puncak pada 60 hingga 120 min, pengurangan yang secara berangsur-angsur ketika 2 hingga 3 jam kemudian. - Oral: tidak terdeteksi sampai 30 min, meningkat dengan cepat untuk 30 min berikutnya.  Penyerapan in vivo pada sulbenicillin, cephacetrile, cephazoline - Oral : penyerapan lemah oleh karena tingginya solubilitas air - Intranasal:½ injeksi i.m (% ekskresi urin) 1. Penghantaran farmasetik non-peptida Obat dengan metabolisme pre-sistemik yang luas, seperti : - Progesteron - Estradiol - Propranolol - Nitrogliserin - Sodium kromogliat - Dapat dengan cepat di absorpsi sampai mukosa hidung dengan suatu bioavailabilitas sistemik yang kira-kira 100% 2. Penghantaran farmasetik berdasarkan peptida - Peptida-peptida & protein mempunyai suatu bioavailabilitas oral yang rendah oleh karena ketidakstabilan fisika-kimia dan kepekaannya terhadap hepatogastrointestinal eliminasi pertama - Misalnya. Hormon insulin, Calcitonin, kelenjar hormon dan lain lain. - Jalur Nasal membuktikan menjadi rute yang terbaik seperti produk bioteknologi. 3. Penghantaran obat diagnostik Agen diagnostik seperti ; - Phenolsulfonphthalein – fungsi ginjal - Secretin – kerusakan pankreas - Pentagastrin – fungsi pengeluaran asam lambung Alat inhalasi Alat inhalasi saat ini mempunyai kriteria desain, yang harus mereka temui. Tidak hanya pentingnya bahwa mereka membawa obat dalam bentuk yang benar, pada lokasi target yang benar mereka juga harus menawarkan pasien untuk penggunaan yang mudah, menjamin capaian dapat diulang dan biaya murah dan semua yang dapat digabungkan kepada pendekatan status sosial dan estetika. Sebanyak alat yang sekarang ini tersedia dapat digabungkan ke dalam 3 kelompok besar, nebuliser, metered dose inhalers (MDIS) dan inhaler serbuk kering (DPIS). Untuk masingmasing, prinsip dasar yang beroperasi, kelemahan dan keuntungan akan ditinjau yang diikuti oleh suatu pertimbangan dari kemungkinan peningkatan dan masa yang akan datang untuk alat secara umum. Penghantaran Sistem pMDI & DPI produk obat yang dihirup/dihisap sedang menjadi alat-alat yang populer pada terapi sistemik atau lokal via paru-paru.



a. secara lokal (secara langsung) untuk pengobatan penyakit paru-paru seperti sakit asma dan penyakit obstruksi paru-paru kronis (COPD) dan untuk membawa ke tempat lokal- aksi obat seperti antibiotik dan antiviral yang secara langsung kepada paru-paru untuk mencegah infeksi/peradangan. b. secara sistemik, sebagai contoh merasa hilangnya rasa sakit dan penggunaan anastesi. Keuntungan Sistem Penghantaran pMDI & DPI. -



Penghantaran paru-paru memberikan beberapa keuntungan dibandingkan kepada rute oral dan rute parenteral yang lebih sederhana. Secara langsung targetnya paru-paru Aksi obat dengan onset yang cepat obat yang efektif dalam dosis yang relatif rendah efek sampingnya lebih sedikit Hindari metabolisme hepatik Bebas administrasi injeksi.



NEBULISERS Nebulisers dapat banyak diuraikan sebagai alat untuk pembangkit penyegar udara dengan menggunakan suatu sumber energi eksternal untuk mencapai atomisasi/pengabutan. Secara komersial, ada dua sistem dasar yang tersedia dikelompokkan oleh sumber energi yang digunakan, pancaran udara nebulisers dimana suatu arus udara kecepatan tinggi (mengeringkan dan membersihkan) yang diabaikan suatu sumber cairan (air) mengandung obat. Tekanan negatif yang yang dihasilkan menyebabkan cairan untuk ditarik ke arus udara dari reservoir. Laju alir udara, laju cairan yang ditarik ke dalam arus dan sampai taraf tertentu tegangan muka dari cairan menentukan awal ukuran droplet. Arus yang kemudian dilibatkan ke dalam suatu sistem tempat dan penyaring, yang mana menyuling penyegar udara/aerosol dengan pemindahan droplet-droplet yang besar dan melepaskan suatu penyegar udara/aerosol, yang mana semakin dekat ke menjadi monodispers dalam ukuran target. Yang secara khas untuk pancaran udara nebulisers, ini adalah sekitar 2-4 m. Nebuliser ultrasonik merupakan getaran frekuensi tinggi dari piezo kristal elektrik untuk memberikan energi kinetika ke cairan, beberapa dari energi ini pada gilirannya digunakan untuk membuat luas permukaan baru dalam cairan, yang akan mengambil bentuk yang paling stabil dari tetesan bola, karena tegangan permukaannya. Tetesan bola baru yang cair mempertahankan beberapa energi kinetik yang disampaikan, yang mana lemparan tetesan bola yang cair jelas dalam jumlah besar, membentuk aerosol di nebuliser. Kedua jenis nebuliser dapat menghasilkan distribusi ukuran yang sama dari aerosol, sistem ultrasonik memiliki keuntungan bahwa sistem ultrasonik dapat menebulise volume relatif besar dari cairan, tanpa terkait kebutuhan aliran udara yang tinggi dan mengakibatkan kehilangan uap.  Inhaler dosis terukur (MDI) Inhaler dosis terukur (MDI) dapat dilihat sebagai sejumlah dari komponen interaktif individual pada katup, propelan & inhaler (aktivator). Sistem propelan normal biasanya digunakan dari koktail pada satu atau lebih chloro-fluorocarbon (CFC). Senyawa ini



memiliki sifat yang membuat sistem propelan normal sulit untuk mudah digantikan, seperti volatilitas, toksisitas rendah dan tidak mudah terbakar. Karena proses propelan ini memiliki tekanan uap dengan kesetimbangan yang berbeda pada suhu tertentu dalam sistem MDI itu tekanan sistem MDI bertindak di seluruh sistem dan secara konstan efektif melewati kehidupan dari dalam, selama sisa propelan cair (termasuk penguapan preferensial). Portabilitas, konsistensi dekat, penargetan yang akurat, biaya murah dan penggunaan diskrit MDI menunjukan bahwa terminologi dari total angka, semuanya merupakan bentuk yang paling sering diresepkan dari perlengkapan inhalasi. Tetapi ada 2 kelemahan utama. Kerugian yang pertama telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, sebanyak MDI adalah tidak lagi dianggap cocok terhadap lingkungan karena penggunaan chlorofluro propelan karbon (CFC). Kerugian kedua adalah masalah yang berdiri lebih lama dan merupakan salah satu dari penyalahgunaan, pasien di koordinasi dan batuk pilek syndrome. Nafas ditekan inhaler (BAIS) dan inhaler dengan spacer ruang menawarkan untuk solusi masalah.  Inhaler serbuk kering inhaler serbuk kering (DPIs) adalah perangkat nafas yg digerakkan, berdasarkan fakta bahwa energi kinetik diberikan ke obat melalui tarikan nafas pasien. pembuatan dasar dari semua DPIs terdiri dari corong dan ruang turbulensi untuk penyebaran obat ke dalam aliran udara. Untuk mengurangi kejadian aglomerasi, bahan aktif biasanya dengan bebas menuju ke pembawa yang lebih panjang seperti laktosa. Sebuah dosis terukur obat diperkenalkan ke dalam chamber dari tempat penyimpanan, yang dapat menjadi penting, kapsul atau bentuk blister. Pasien kemudian menghirup dan turbulensi yang dihasilkan dibantu oleh agitasi mekanik serbuk yang menyebar ke dalam aliran udara dan memisahkan obat dari pembawa. Lanjutan inhalasi membawa obat ke dalam saluran udara dimana terjadi pengendapan. Karena keterbatasan desain untuk mencapai dispersi yang optimal, tingkat aliran udara melalui perangkat harus relatif tinggi = 60 L / min. Karena arus udara yang tinggi dan kecepatan aliran tinggi, inersia dari partikel lebih tinggi dan deposisi yang dihasilkan di saluran napas atas lebih tinggi.