6 0 1 MB
1
PENGARUH LAYANAN KONSULTASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI-10 MUARA TEWEH
SKRIPSI
Oleh IRVAN EFTHIAN DANNY .D NPM : 11.22.0337
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI (UNISKA MAB) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING 2018
2
3
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : IRVAN EFTHIAN DANNY .D NPM : 11.22.0337
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI (UNISKA MAB) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING 2018
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bimbingan dan konseling telah menjadi salah satu pelayanan pendidikan
yang sangat dirasakan keperluan dan urgensinya. Di sekolah Indonesia mulai tahun 1962-1963 telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memasukkan program bimbingan konseling sebagai salah satu bidang penting dalam program sekolah. Adapun jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ada ada 8 jenis yaitu : Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan dan penyaluran, Layanan penguasaan konten, Layanan Konseling Perorangan, Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Konseling kelompok, dan Layanan Konsultasi. Namun dalam hal ini penulis memfokuskan pada Layanan Konsultasi dalam ruang lingkup sekolah, yang bertujuan untuk membantu siswa menghadapi masalah belajar siswa di sekolah. Dalam proses pendidikan, layanan konsultasi sangatlah diperlukan karena layanan konsultasi membantu seseorang agar mencapai prestasi, hasil dengan kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi tersebut merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Interaksi
1
2
dalam peristiwa pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa adalah motivasi. Motivasi menurut Sadirman (2011 : 73) adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsipprinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Dengan melihat perkembangan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh, tentunya perlu Layanan Konsultasi yang memadai dan tenaga pembimbing atau konselor yang profesional, baik dari segi kompetensi, sistem metode ataupun hal-hal yang terkait dengan Layanan Konsultasi demi terbentuknya kepribadian siswa. Dengan melihat fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk meneliti
“Pengaruh
Layanan Konsultasi
Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh”.
Terhadap
3
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dialami adalah rendahnya
motivasi belajar siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh. Kurangnya motivasi belajar yang disebabkan oleh belajar siswa yang tidak teratur dan tidak disiplin saat proses belajar mengajar berlangsung. Kurang menariknya cara belajar yang harus siswa hadapi setiap hari, sehingga menimbulkan rendahnya motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh. Dengan adanya masalah tersebut maka upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan layanan konsultasi terhadap siswa tersebut. Maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa.
1.3
Pembatasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup penelitian diperlukan batasan masalah
dengan maksud variable yang diteliti tidak meluas dan tetap fokus pada permasalahan. Dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada motivasi belajar siswa dan pengaruh layanan konsultasi terhadap siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.
1.4
Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut yaitu: a. Bagaimanakah motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan konsultasi?
4
b. Bagaimana pengaruh layanan konsultasi dalam motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh?
1.5
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan konsultasi. b. Untuk mengetahui pengaruh layanan konsultasi dalam motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.
1.6
Manfaat Penelitian Dalam segala kegiatan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini ingin
memberikan sebuah manfaat, sehingga apa yang dilakukan dalam penelitian ini tidak sia;sia. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.6.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan di bidang Bimbingan dan Konseling, khususnya bagi pengembang teori layanan konsultasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan pengaruh atau keefektivan layanan konsultasi dalam motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh. 1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi siswa, melalui penelitian ini dapat memotivasi belajar setelah mengikuti kegiatan layanan konsultasi.
5
b. Bagi pihak pengajar khususnya guru B, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan layanan konsultasi. c. Bagi peneliti sebagai tambahan pengalaman dan keterampilan cara memotivasi belajar siswa melalui pemberian layanan konsultasi. d. Bagi peneliti seanjutnya, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
1.7
Definisi Operasional
a. Layanan Konsultasi Menurut prayitno (2004: 1), “layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor terhadap pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah pihak ke tiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti-konsulti itu menghendakinya. Menurut badan standar nasional pendidikan (2006: 6) bahwa “layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan masalah peserta didik”. b. Motivasi Menurut Mc. Donald (2011: 73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
6
Menurut Sadirman A.M (Muklis, 2015: 13) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati dan mendengarkan atau meniru. Artinya bahwa belajar itu dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diinginkan melalui kegiatan yang dilakukan seperti membaca, mengamati, mendengarkanatau meniru apa yang dipelajari. Motivasi belajar merupakan dorongan dalam diri seseorang yang muncul atas keinginan dan kemauan diri sendiri. Jadi dapat dikaitkan bahwa pengertian motivasi belajar merupakan dorongan dan semangat yang muncul dari diri siswa atas dasar keinginannya sendiri.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Landasan teologis Menurut A.M Sadirman (2011: 73) kata “motif”, diartikan sebagai daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek, untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Setiap individu mempunyai kecenderungan untuk berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam lingkungannya. Apabila sesuatu itu memberikan kesenangan kepada dirinya, kemungkinan ia akan termotivasi terhadap sesuatu. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi ini terkait dengan usaha, misalnya seseorang menaruh motivasi pada salah satu bidang study, tentu ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguasainya. Sebaliknya orang yang tidak termotivasi, ia tidak akan berusaha bahkan akan mengabaikannya.
7
8
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang sewaktuwaktu dapat muncul karena adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan yang sangat mendesak. Adanya permasalahan-permasalahan yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bahwa dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa melalui layanan konsultasi. Menurut Mc. Donald (dalam Alisuf Sabri, 1997: 128 – 130) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu: a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
9
2.1.2 Landasan Filosofis Menurut M. Alisuf Sabri (1997: 128) motif adalah ”dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut S. Nasution (Nurcholifa, 2014: 19), guru merupakan salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru yang baik, pandai, ramah disiplin dan disenangi siswa sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan dan merangsang motivasi siswa. Oleh karena itu proses belajar mengajar guru harus peka terhadap keadaan situasi kelas, dengan memperhatikan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai dengan tingkat kecerdasan, kebutuhan dan perkembangan siswa. Adanya masalah yang dialami oleh siswa maka membawa peneliti untuk membawa pada tahap penyelesaian. Penyelesaian yang dilakukan peneliti dalam menumbuhkan motivasi belajar belajar siswa adalah dengan kegiatan layanan konsultasi. Masalah yang dihadapi oleh siswa di sekolah erat kaitannya dengan motivasi dalam belajar, sebab semakin rendah motivasi belajar siswa maka semakin besar kemungkinan terjadinya masalah dalam belajar bahkan pencapaian kematangan kognitif siswa itu sendiri.
10
Menurut sadirman (1996: 74) tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangatlah bervariasi, diantaranya yaitu: a. Motif dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-Motif Bawaan Yang dimaksud dengan motif pembawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, seksual, bergerak dan istirahat, dan lain sebagainya. Motif- motif yang diisyaratkan secara biologis. 2) Motif-Motif Yang Dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan,
dorongan
untuk
mengajar
sesuatu
di
dalam
masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. b. Motivasi Intrinsik Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa adanya paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan diri sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh pengetahuan.
11
c. Motivasi Ektrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang anak mau belajar karena disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya. Dari berbagai macam motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bisa timbul tanpa harus dipelajari. Dalam hal ini adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan motif yang dipelajari yaitu motif yang diisyaratkan secara sosial atau dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik, dan sebagainya. Adanya masalah pembelajaran yang menurunkan motivasi belajar siswa, akan mempengaruhi kompetensi siswa di sekolah. Dengan adanya permasalahan ini, peneliti ingin tau sejauh mana pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa serta penerapannya. 1) Fungsi Motivasi Seorang pelajar akan giat belajar apabila akan menghadapi ujian. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang pelajar sebanarnya dilatar belakangi oleh sesuatu atau yang secara umum
12
dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mengapa pelajar itu melakukan suatu kegiatan belajar. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Menurut Sadirman (2011: 85), bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu: a) Pengarah Perbuatan Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang
serasi
guna
mencapai
tujuan,
dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. b) Pendorong Perbuatan Mendorong
manusia
untuk
berbuat,
jadi
sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
13
c) Penggerak Perbuatan Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. 2) Perlunya Motivasi Menurut Oemar Hamalik (2002: 109) Motivasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal ini dapat dipahami karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Dalam hal ini guru bertanggung jawab melaksanakan sistem pembelajaran
agar
berhasil
dengan
baik.
Keberhasilan
ini
bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Menurut Oemar Hamalik pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut: a) Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk
14
mencapai keberhasilan secara optimal. b) Pembelajaran
yang
bermotivasi
pada
hakikatnya
adalah
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa. Pembelajaran tersebut sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan. c) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinitas
guru
untuk
berupaya
secara
sungguh-sungguh
mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru hendaknya berupaya agar siswa memiliki motivasi sendiri (self motivation) yang baik. d) Berhasil
atau
gagalnya
dalam
membangkitkan
dan
mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan
upaya
pembinaan
disiplin
kelas.
Masalah
ketidakdisiplinan kelas dapat timbul karena kegagalan dalam penggerak motivasi belajar. e) Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan bagian yang integral daripada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif.
15
Alisuf Sabri mengemukakan peranan motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. c. Penseleksi
perbuatan
sehingga
perbuatan
orang
yang
mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang hendak dicapai. 3) Cara Memotivasi Siswa Menurut Alisuf Sabri (1996: 86) di dalam kegiatan pembelajaran peranan motivasi baik intrinsik maupun ektrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas
dan
inisiatif, dapat
mengarahkan
dan
memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya adalah : a) Memberi Angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport.
16
Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu berusaha dengan segenap tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan motivasi yang kuat. Akan tetapi ada pula yang bekerja untuk naik kelas saja. Angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak. b) Hadiah Hadiah dapat membangkitkan motivasi apabila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga dapat merusak oleh sebab menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya. c) Kompetisi Kompetisi sering kali digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi di lapangan industri, perdagangan,
dan
juga
di
sekolah.
Kompetisi
sering
mempertinggi hasil belajar, baik kompetisi individu maupun kompetisi antar kelompok, dalam hal ini banyak sikap anak yang berlainan. d) Memberi Ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus
17
juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswa. e) Mengetahui Hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. f) Pujian Apabila
ada
siswa
yang
sukses
dan
berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi
gairah
belajar
serta
sekaligus
akan
membangkitkan harga diri. g) Hasrat Untuk Belajar Harat untuk belajar, berarti ada unsur kesenganjaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasil akan lebih baik.
18
h) Minat Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tetaplah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. i) Pemberian Pelayanan BK Apabila ada siswa yang tidak termotivasi atau malas dalam belajar, maka perlu diberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam prosesnya siswa diberikan nasehat-nasehat dan motivasi agar lebih giat dalam belajar. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2.1.3 Landasan Teoritis a. Pengertian Layanan Konsultasi Menurut prayitno (2004:1), “layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh konselor terhadap pelanggan (konsulti) yang
memungkinkan
konsulti
memperoleh
wawasan,
pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi dapat juga
19
dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsultikonsulti itu menghendakinya. Dalam program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi 2003:124) menegaskan bahwa “konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa (klien), tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan
oleh
orang
lain”.
Layanan
konsultasi
juga
didefinisikan bantuan dari konselor ke klien dimana konselor sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas tentang masalah pihak ketiga. Pihak ketiga yang dibicarakan adalah orang yang merasa dipertanggung jawabkan konsulti, misalnya anak, murid atau orang tuanya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa layanan konsultasi merupakan suatu layanan bimbingan yang melibatkan peserta didik secara langsung dan individual dalam menangani kondisi dan masalah peserta didik. Adanya bahan yang disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling untuk menunjang kehidupan sehari-hari peserta didik baik sebagai pelajar, anggota keluarga, maupun anggota masyarakat dengan didukung adanya layanan konsultasi yang dinamis dalam mencapai tujuan dari layanan konsultasi itu sendiri.
20
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:6) dijelaskan bahwa “layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi atau masalah peserta didik”. Adapun manfaat yang bisa diperoleh konseli dalam melakukan kegiatan layanan konsultasi diantaranya adalah: 1. Melatih keberanian konseli dalam berbicara didepan orang dalam menanggapi masalah yang dialami. 2. Melatih
keberanian
konseli
untuk
mengemukakan
masalahnya. 3. Menumbuhkan
rasa
percaya
dalam
diri
untuk
mengungkapkan suatu masalah. b. Motivasi Belajar Menurut Muhibbin Syah (2012: 153) pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya atau energizer untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988). Menurut Uno (2006) motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai
21
macam kebutuhan, seperti : Keinginan yang hendak dipenuhinya, tingkah laku, tujuan, umpan balik. Menurut Djamarah (2008), motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efeeltif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa motivasi adalah sebuah kekuatan yang memberikan dorongan kepada seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Salamento (Anggreani dkk, 2015: 3) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya
sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. Menurut Syah (2007: 90) belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Sadirman, A.M (Muklis, 2015: 13) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati dan mendengarkan atau meniru“. Artinya bahwa belajar itu dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diinginkan
22
melalui kegiatan yang dilakukan seperti membaca, mengamati, mendengarkan atau meniru apa yang dipelajari. Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar
merupakan
suatu
proses
yang
dilakukan
seseorang secara keseluruhan baik secara fisik maupun psikis untuk mencapai perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta interaksi dengan lingkungan, dari kedua pernyataan
di
atas
mengenai
minat
dan
belajar
dapat
disimpulkan bahwa niat belajar adalah suatu kecenderungan seseorang
yang
menetap
untuk
memperhatikan
dan
berpartisipasi aktif dalam proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan yang terjadi secara konsisten dengan didasari rasa senang serta adanya kesiapan di dalam belajar. . 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Dalam suatu penelitian, peneliti bisa mengungkap dan mengaitkan motivasi kepada segala hal, seperti halnya tentang motivasi belajar, kerja, dan motivasi berbuat baik untuk mencapai tujuan. Ada beberapa dari hasil penelitian terdahulu yang relevan diantaranya:
23
TABEL I PENELITIAN YANG RELEVAN Nama No Peneliti
1
M.Nur Cahyono
2
Devi Lailatul Mufiroh
3
Restu Dwi Fitria
4
Atiman Wahyudi
5
Muhammad Sibaril Majdi
Judul Penelitian / Tahun Pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 5 Surabaya tahun 2014 Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPA Di SMAN 10 Pontianak Pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun 2016
Hasil Terdapat pengaruh yang positif sebesar 27% pada layanan bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 5 surabaya Terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa Terdapat pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa sebesar 49,2 % dari variable motivasi belajar
Peran guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 6 Peran Guru Bimbingan Banjarbaru adalah 41,9% dan Konseling Dalam sering cukup baik, 36,9% Meningkatkan Motivasi kadang-kadang cukup baik, dan Belajar Siswa Kelas VII 21,2% siswa menyatakan SMP Negeri Banjarbaru Bimbingan dan Konseling tidak pernah kurang baik Pengaruh Layanan Bimbingan dan Adanya hubungan antara Konseling Dengan layanan Bimbingan dan Motivasi Belajar Konseling dengan tingkat Peserta Didik Di SMP motivasi belajar sebesar islam Hidayatullah 43,16% Semarang
24
2.3 Kerangka Berpikir
Dependent (Y)
Independent (X) Layanan Konsultasi
Motivasi Belajar siswa
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Layanan Konsultasi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri-10 Muara Teweh dengan menggunakan hasil jawaban siswa mengenai indikator pertanyaan seperti kiat belajar, belajar kelompok dan kegiatan belajar.
2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2015: 121), hipotesis merupakan prediksi atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric dengan data.
25
Jadi, hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan dan juga diperlukan untuk memperjelas masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti berhipotesis sebagai berikut: Ho : tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara layanan konsultasi dengan motivasi belajar siswa. Ha
: terdapat pengaruh positif yang signifikan antara layanan kosultasi dengan motivasi belajar siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang akan digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Menentukan desain penelitian, dapat memungkinkan hasil penelitiannya hanya menerima Ha atau menolak Ho. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku, majalah, naskah, makalah-makalah dan sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsi. 2. Penelitian Lapangan (field research) Penelitian
lapangan yaitu pengumpulan data dari lokasi
penelitian yang tujuan utamanya mencari jawaban dari pertanyaan dalam perumusan masalah.
3.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan wilayah secara umum yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
26
27
yang ditetapkan oleh penelit untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya. Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa siswi SMP Negeri 10 Muara Teweh tahun ajaran 2017 yang terdiri dari kelas I, kelas II, dan kelas III yang berjumlah 303 orang. 2. Sampel Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti” Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak. Teknik ini dapat digunakan karena dilakukan secara acak, yaitu sampel yang diambil dari siswa-siswi di SMP Negeri 10 Muara Teweh yang terdiri dari 3 kelas, yang masing-masing kelasnya diambil sampel 10 orang yaitu dengan cara undian, dan langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut: i.
Membuat daftar nama semua subjek atau individu di kertas kecil
ii.
Menggulung kertas itu baik-baik
iii.
Memasukkan gulungan kertas tersebut ke dalam tempolong
iv.
Mengambil kertas gulungan satu-persatu sampai jumlah yang penulis perlukan tercapai. Sampel ini digunakan untuk menentukan siswa-siswi SMP
Negeri 10 Muara Teweh yang akan menjadi responden, sehingga 30 orang tersebut terpilih sebagai sampel dan ditambah 27 orang guru
28
yang akan menjadi sampel. Adapun perincianya terdapat pada tabel berikut. TABEL 3.1 KEASAAN SISWA SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH DALAM POPULASI DAN SAMPEL NO 1 2 3
KELAS I II III JUMLAH
POPULASI 48 50 50 148
SAMPEL 10 10 10 30
3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang peneliti maksud adalah variabel bebas (X) ialah layanan konsultasi dan variabel terikat (Y) ialah motivasi belajar. Adapun variabel bebas (X) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat (Y), sedangkan variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (X).
3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan pada objek yang diselidiki secara seksama serta melakukan pencatatan secara sistematis. Dalam melakukan observasi, peneliti melakukannya dengan cara mengamati lingkungan
29
sekolah dan mencatat apabila ada hal-hal yang dianggap penting dalam melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini teknik observasi penulis gunakan untuk: a. Mengamati lokasi penelitian secara langsung b. Mengamati kondisi siswa dan para guru c. Mengamati sarana dan prasarana. 2. Interview atau Wawancara Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwancara. Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data akurat, jujur dan dapat dipertanggung jawabkan tentang pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa. Untuk keperluan itu maka peneliti akan menggunakan petunjuk umum wawancara dimana peneliti harus membuat kerangka dan garis besar pokok pertanyaan. Peneliti melakukan wawancara khususnya kepada guru bimbingan konseling seputar pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 10 Muara Teweh. a. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang motivasi belajar dan layanan konsultasi yang diperlukan. Dalam
hal
ini,
penulis
menyebarkan
angket
(daftar
pertanyaan) kepada seluruh responden yang berisikan pertanyaan
30
tentang masalah yang akan diteliti dan responden hanya memilih satu jawaban yang paling tepat sesuai keadaan sebenarnya.
3.5 Validitas dan Realibilitas a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Jika validitasnya tinggi maka instrument itu dinyatakan valid, sedangkan jika validitasnya rendah maka instrument tersebut kurang kevalidannya. Menurut Suharsimi Arikunto sebuah instrument dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud. (dalam Nurcholifa, 2014: 44) Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity). Menurut fraenkel (dalam siregar 2010: 163) validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan validitas criteria. Uji validitas rumus korelasi product moment sebagai berikut: Rumus korelasional product moment: rXY =
∑𝑥 𝑦 √( ∑𝑥 2) (∑𝑦 2)
31
Keterangan: rXY = Koefisien korelasi antara gejala x dan y xy = Jumlah product dari x dan y Σx² = jumlah gejala x kecil kuadrat Σy² = jumlah gejala y kecil kuadrat Mengingat banyaknya data yang harus diproses kedalam validasi, maka untuk mempermudah dalam penghitungan rumus dan menguji validitas skala, maka peneliti menggunakan program aplikasi SPSS 17.0 For windows yang diteliti oleh para ahli psikolog. Hasil uji coba alat ukur (tryout), dari 44 item skala likert, 13 item dinyatakan gugur karena tidak memenuhi persyaratan (tidak valid nilai korelasi antar item ri(t-i) < 0,000 ). Berdasarkan hasil ujicoba maka dapat terlihat item yang dinyatakan gugur dalam tabel dibawah ini : b. Realibilitas Menurut Zainul Arifin (Nurcholifa, 2014: 45) realibilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Realibilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Realibilitas tes perlu, tetapi tidak memadai sebagai syarat validitas tes. Agar supaya tes valid maka dia harus reliabel. Namun demikian tes yang reliabel belum tentu valid. Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui adanya
32
konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Tinggi rendahnya tingkat reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas antara 0,00 – 0,100. Apabila koefisien dinyatakan dalam koefisien reabilitas angka 0,100, bearti reliabilitas suatu alat ukur semakin tinggi (andal). Sebaliknya, jika koefisien reabilitas alat ukur semakin mendekati angka 0,00 maka reliabilitasnya semakin rendah (Azwar, 2011). Dengan bantuan program SPSS versi 17,0 uji reliabilitas dalam penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus ini ditulis sebagai berikut : k
r11 = (k−1) (1 −
Σ𝜎2 𝑏 𝜎2 𝑡
)
Keterangan: r11
: Realibilitas instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ𝜎 2 𝑏
: Jumlah varian butir
𝜎 2𝑡
: Varian total
Sekarang (2006:17) menjelaskan bahwa Alpha Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Alpha Cronbach dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antar-item yang mengukur konsep. Suatu intrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Semakin dekat
33
Alpha Cronbach dengan 1, maka semakin tinggi keandalan konsistensi internal. Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Interpretasi Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah (tidak berkorelasi) 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 0,100 Sangat Kuat Sumber: (sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabe
3.6 Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan peneliti akan mempergunakan analisa data yang sesuai dengan jenis data dalam penelitian ini. Sedangkan rumus yang akan di pergunakan adalah rumus korelansi product moment. 𝑟=
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥) (∑ 𝑦) √{𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 } {𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 }
n
=
Banyaknya pasangan data X dan Y
Ʃx
=
Total Jumlah dari variabel X
Ʃy
=
Total jumlah dari variabel y
Ʃx2
=
Kuadrat dari total jumlah variabel X
Ʃy2
=
Kuadrat dari total jumlah variabel Y
Ʃxy
=
Hasil perkalian dari total jumlah variabel x danvariabel y
34
TABEL 3.3 INTERPRETASI NILAI KRITIK Besar Nilai r Antara 0,800 sampai dengan 1,00 0,600 sampai dengan 0,800
Interpretasi Tinggi Cukup
0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (Tidak berkorelasi)
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum SMP Negeri 10 Muara Teweh
4.1.1 Sejarah Berdirinya SMP Negeri 10 Muara Teweh SMP Negeri 10 Muara Teweh berlokasi di Jl. Wonorejo Margorukun RT 29 Muara Teweh, Kecamatan Melayu Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah saat ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Sunarty. S S.pd. M.pd. memiliki maskot sekolah dengan sebutan `Si Banyi` atau binatang lebah yang diresmikan langsung oleh Bupati Barito Utara Bapak H. Nadalsyah pada tahun 2016 di ulang tahun ke 2 Sekolah ini. SMP Negeri 10 Muara Teweh merupakan sekolah pertama yang memiliki maskot di daerah Kabupaten Barito Utara. Maskot itu diharapkan menjadi sebuah motivasi sebagaimana halnya lebah binatang yang selalu melakukan hal-hal baik tanpa melakukan perusakan bagi lingkungannya. Ini merupakan harapan bagi siswa siswi SMP Negeri 10 Muara Teweh dapat mengambil sesuatu yang baik sesuai dengan motto sekolah yakni Berkah Bertaqwa, Kreatif, dan Amanah.
4.1.2 Misi Adapun misi SMP Negeri 10 Muara Teweh adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
35
36
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2. Menumbuhkan semangat persaudaraan kepada seluruh warga sekolah. 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal. 4. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia, dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berikut ini merupakan jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi SMP Negeri 10 Muara Teweh agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut: 1. Menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang berorientasi pada target pencapaian efektivitas proses pendidikan dan pembelajaran berdasarkan konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. 2. Mewujudkan
sistem
mengakomodasi,
kepemimpinan
menggerakkan
dan
yang
kuat
dalam
menyerasikan
semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. 3. Mengelola tenaga pendidik dan kependidikan secara efektif berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai. 4. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga pendidikan yang di dasarkan pada keterampilan atau skill dan profesionalisme
37
5. Menciptakan sistem kebersamaan melalui team work yang kompak, cerdas dan dinamis dalam rangka menghasilkan output pendidikan yang berkualitas dan berakhlak mulia 6. Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui peningkatan sumbar daya yang memadai 7. Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh stake holders pendidikan dengan dilandasi sikap tanggung jawab dan dedikasi 8. Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang transparan dalam pengambilan keputusan 9. Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output santri dalam bidang akademik maupun non akademik secara berkelanjutan (sustainabilitas) 10. Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada seluruh santri dalam rangka meminimalisasi angka drop out 11. Memberi rasa kepuasan bagi seluruh warga pendidikan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya. 12. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga pendidikan yang di dasarkan pada keterampilan atau skill dan profesionalisme 13. Menciptakan sistem kebersamaan melalui team work yang kompak, cerdas dan dinamis dalam rangka menghasilkan output pendidikan yang berkualitas dan berakhlak mulia 14. Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui
38
peningkatan sumbar daya yang memadai 15. Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh stake holders pendidikan dengan dilandasi sikap tanggung jawab dan dedikasi 16. Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang transparan dalam pengambilan keputusan 17. Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output santri dalam bidang akademik maupun non akademik secara berkelanjutan (sustainabilitas) 18. Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada seluruh santri dalam rangka meminimalisasi angka drop out 19. Memberi rasa kepuasan bagi seluruh warga pendidikan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya.
4.1.3 Keadaan Guru dan Karyawan a. Guru Guru atau Pendidik merupakan salah satu bagian integral dalam keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Dengan tersedianya para pendidik maka proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Di SMP Negeri 10 Muara Teweh jumlah keseluruhan tenaga pendidik adalah 12 orang guru yang terdiri dari orang 4
39
guru laki-laki dan 8 orang guru perempuan yang sebagian besar merupakan lulusan sarjana (S1). Untuk lebih jelasnya tentang keadaan guru/pendidik di SMP Negeri 10 Muara Teweh dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 4.1 KEADAAN GURU SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH MENURUT IJAZAH No Nama L/P Pendidikan Terakhir 1
Sunarty S, S.pd. M.pd.
P
S2
2
P
S1
3
Sriyanti R. Siregar , S.Pd. Ahmad Al-ghifari, S.Pd.I
L
S1
4
Rusminawati, S.Pd.I
P
S1
5
Egy Priyanto, S.pd.
L
S1
6
Yudha S.Th. S.Pd.K
L
S1
7
Siska Andreyani, S.Pd.I
P
S1
8
Hery Rian Norhidayat, S.pd. Erlina Lidya Jayanti, S.Pd. Noorma Indah, S.Pd.I
L
S1
P
S1
P
S1
Sriyanti Ramadhona, S.Pd.I Titin Purwaningsih, S.Pd.I
P
S1
P
S1
9 10 11 12
b. Karyawan Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta karyawan yang baik, teratur, serta terencana. Yang dimaksud karyawan disini adalah kepala
40
perpustakaan, kepala Lab. IPA, kepala Lab. IPS, staff tata usaha, staff kebersihan, dan satpam. Selanjutnya untuk mengetahui keadaan karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
4.1.4 Keadaan Siswa Adapun keadaan siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh yaitu terdiri dari kelas I, II, dan III yang mana jumlah keseluruhannya adalah 148 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh dapat dilihat pada tabel dibawah ini. TABEL 4.2 KEADAAN SISWA SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH MENURUT KELAS DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2017/2018 No 1 2 3
Kelas I II III Jumlah
Jumlah 48 45 55 148
4.1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan, saat ini SMP Negeri 10 Muara Teweh telah memiliki berbagai sarana dan prasarana dalam memudahkan proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 10 Muara Teweh dapat dilihat pada tabel berikut.
41
TABEL 4.3 KEADAAN SARANA DAN PRASARANA SMP NEGERI 10 MUARA TEWEHMENURUT JUMLAH DAN KONDISINYA No 1
Sarana dan Prasarana Luas Tanah
Jumlah 10.00 m2
Kondisi Baik
750 m2
Baik
Milik Yayasan 6
Baik
2
Luas Bangunan
3
Keadaan Status Tanah
4
Ruang Kelas
5
Ruang Perpustakaan
1
Baik
6
Ruang Lab. Biologi
1
Baik
7
Ruang Lab. Kimia
1
Baik
8
Ruang Lab. Fisika
1
Baik
9
Ruang Lab. Komputer
1
Baik
10
Ruang Lab. Bahasa
0
-
11
Ruang Pimpinan
1
Baik
12
Ruang Guru
1
Baik
13
Ruang Tata Usaha
1
Baik
14
Tempat Beribadah
1
Baik
15
Ruang Konseling
1
Baik
16
Ruang UKS
1
Cukup Baik
17
Ruang Osis
1
Baik
18
WC Siswa
6
CukupBaik
19
WC Guru
4
Baik
20
Gudang
1
Cukup Baik
21
Ruang Tamu
1
Baik
22
2
Baik
23
Tempat Bermain/Olahraga Koperasi
1
Baik
24
Kantin
1
Cukup Baik
Baik
42
4.2.
Hasil Penelitian Setelah penulis mengadakan penelitian pada lokasi yang telah penulis tentukan yakni SMP Negeri 10 Muara Teweh, maka dapatlah penulis mengumpulkan data dari lokasi yang penulis teliti tersebut, baik yang diperoleh dari penyebaran angket, wawancara, maupun dari pengamatan langsung melalui indera (observasi). Untuk mengetahui pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh maka penulis mengadakan penelitian dengan cara penyebaran angket pada 10 orang guru dan 30 orang siswa dari 3 kelas sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berangkat dari hal diatas, maka penyajian data yang akan penulis lakukan pada bab ini yaitu dengan cara mentabulasi sebelum penulis menganaliasanya. Sebagai gambaran selengkapnya dapat penulis mentabulasi sebagai berikut:
TABEL 4.4 HASIL ANGKET SISWA VARIABEL X (LAYANAN KONSULTASI) NO RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NOMOR VARIABEL X SKOR 1 2 3 2 2 4 4 1 4 1 1
2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 3
3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3
4 1 1 2 2 3 3 3 4 3 3
8 9 9 8 13 15 9 16 9 9
43
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 2 2 2 2 1 1 4 3 1 2 4 4 3 3 3 2 2 3 3
3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4
1 1 1 1 1 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4
1 1 1 1 1 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
7 7 7 7 7 11 10 13 12 10 11 15 15 15 14 15 11 12 15 15
TABEL 4.5 HASIL ANGKET SISWA VARIABEL Y (MOTIVASI BELAJAR) NO RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
NOMOR VARIABEL Y SKOR 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2
2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2
3 3 3 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
4 3 3 2 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4
10 10 8 8 10 11 9 10 9 8 7 7 7 7 7 10
44
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3
2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
4 2 3 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3
10 9 12 7 11 12 11 10 11 10 13 12 10 12
TABEL 4.6 HASIL ANGKET GURU VARIABEL X (LAYANAN KONSULTASI) NO RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NOMOR VARIABEL X SKOR 1 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4
2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3
3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4
4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3
14 11 12 14 12 11 10 11 10 14
45
TABEL 4.7 HASIL ANGKET GURU VARIABEL Y (MOTIVASI BELAJAR) NO RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NOMOR VARIABEL Y SKOR 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
2 4 2 3 4 2 3 2 4 2 2
3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 4
4 3 3 3 3 2 2 2 3 1 4
11 9 10 12 9 8 7 12 7 12
46
4.3. Pembahasan Pada pembahasan sebelumnya telah penulis paparkan data penelitian yang telah penulis peroleh dari responden yang terdiri dari 30 orang siswa dan 10 orang guru. Namun data tersebut belum dapat membuktikan kebenaran hipotesis yang disajikan pada bab II bagian C, tentang pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh. Maka untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, data yangtelah penulis sajikan sebelumnya perlu pengolahan dan analisa lebih lanjut. Pada pembahasan ini penulis mencoba melakukan analisa hasil penelitian secara kuantitatif. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan konsultasi terhadap peningkatan motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh, penulis menggunakan tehnik analisa statistik product moment dengan rumus sebagai berikut :
Y=
∑𝑥 𝑦 √( ∑𝑥 2) (∑𝑦 2)
Keterangan : XY
: Koefesien korelasi antara gejala x dan gejala
xy
: Jumlah product dari x dan y
x²
: Deviasi dari nilai pada variabel X di kuadratkan
y²
: Deviasi dari nilai pada variabel Y di kuadratkan
47
Tahap awal perlu dicari koefisien pengaruh antara variabel X (layanan konsultasi) terhadap variabel Y (motivasi belajar) melalui pengoreksian dan penganalisaan angket variabel X dan variabel Y dengan ketentuan apabila menjawab a = 4, b = 3, c = 2, d = 1 kemudian hasil pengoreksian dimasukkan dalam tabel 7 dan 8 (variabel X dan Y) untuk hasil angket siswa dan tabel 9 dan 10 (variabel X dan Y) untuk hasil angket guru, langkah ini dilalukan untuk mengetahui jumlah skor tiap responden, dengan menjumlahkan variabel X menjadi ΣX dan variabel Y menjadi ΣY. Kemudian menjumlah atau memasukkan ΣX dan ΣY kedalam tabel korelasi product moment antara variabel X terhadap variabel Y dengan langkah sebagai berikut : 1. a. Menghitung Rata-rata x dengan rumus 𝑥 = b. Menghitung Rata-rata y dengan rumus 𝑦̅ =
∑X N
∑Y N
2. a. Mencari deviasi x dengan rumus dengan rumus x = X ke-i-𝑥 b. Mencari deviasi y dengan rumus dengan rumus y = Y ke-i-𝑦 3.
a. Mengkuadratkan deviasi x menjadi x² dan menjumlahkannya menjadi Σx² b. Mengkuadratkan deviasi y menjadi y² dan menjumlahkannya menjadi Σy²
4. Mengkalikan x dan y menjadi xy dan menjumlahkannya menjadi Σxy 5. Memasukkan kedalam rumus product moment angka simpangan
48
6. Mengkonsultasikan hitungan tabel product moment 7. Menguji hipotesa. Langkah-langkah tersebut diatas dapat dilihat secara berturut turut pada tabel berikut sehingga akan diperoleh hasil sebagai berikut.
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JML
TABEL 4.8 KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET SISWA VARIABEL X TERHADAP Y X Y x y Σx² Σy² ΣXY 8 10 -3.13 0.4 9.82 0.16 -1.25 9 10 -2.13 0.4 4.55 0.16 -0.85 9 8 -2.13 -1.6 4.55 2.56 3.41 8 8 -3.13 -1.6 9.82 2.56 5.01 13 10 1.87 0.4 3.48 0.16 0.75 15 11 3.87 1.4 14.95 1.96 5.41 9 9 -2.13 -0.6 4.55 0.36 1.28 16 10 4.87 0.4 23.68 0.16 1.95 9 9 -2.13 -0.6 4.55 0.36 1.28 9 8 -2.13 -1.6 4.55 2.56 3.41 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75 7 7 -4.13 -2.6 17.08 6.76 10.75 11 10 -0.13 0.4 0.02 0.16 -0.05 10 10 -1.13 0.4 1.28 0.16 -0.45 13 9 1.87 -0.6 3.48 0.36 -1.12 12 12 0.87 2.4 0.75 5.76 2.08 10 7 -1.13 -2.6 1.28 6.76 2.95 11 11 -0.13 1.4 0.02 1.96 -0.19 15 12 3.87 2.4 14.95 5.76 9.28 15 11 3.87 1.4 14.95 1.96 5.41 15 10 3.87 0.4 14.95 0.16 1.55 14 11 2.87 1.4 8.22 1.96 4.01 15 10 3.87 0.4 14.95 0.16 1.55 11 13 -0.13 3.4 0.02 11.56 -0.45 12 12 0.87 2.4 0.75 5.76 2.08 15 10 3.87 0.4 14.95 0.16 1.55 15 12 3.87 2.4 14.95 5.76 9.28 334 288 275.47 93.2 111.60
49
Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan statistik product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam rumus dengan keterangan sebagai berikut :
a.
ΣX
= 334
ΣY
= 288
ΣX
b.
x =
334
= N N
= 1.13 30
228
c.
y =
=
= 7.6 30
d.
ΣX2
e.
ΣY2 = 93.2
f.
ΣXY = 111.60
= 275.47
50
Kemudian dari hasil diatas dirumuskan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut :
Σxy rxy = √ ( Σx2 ) ( Σy2 )
111.60
rxy =
√ (275.47) (93.2) 111.60
rxy =
160.23
rxy = 0.696
dengan n = 30 siswa maka taraf signifikan 5% = 0.361 dan taraf signifikan 1% = 0.463 sebagaimana terlampir. TABEL 4.9 HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT Interpretasi Kepercayaan N 30
95%
99%
0.361
0.463
Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil ϒ product moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.696) lebih besar dari pada nilai signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka terbukti
51
bahwa hipotesis kerja
(Ha)
yang
menyatakan
bahwa
“terdapat
pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh” diterima. Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh dinyatakan ditolak. Kemudian setelah penulis menganalisa hasil angket siswa, agar penelitian ini lebih akurat dan dapat dipercaya penulis juga menganalisa hasil angket guru dengan cara atau rumus yang sama. Sebagai gambaran selengkapnya dapatlah dilihat pada tabel berikut dan akan diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL 4.10 KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET GURU VARIABEL X TERHADAP Y TENTANG LAYANAN KONSULTASI TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JML
X 14 11 12 14 12 11 10 11 10 14 119
Y 11 9 10 12 9 8 7 12 7 12 97
x 2.10 -0.90 0.10 2.10 0.10 -0.90 -1.90 -0.90 -1.90 2.10
y 0.5 -0.5 0.5 1.5 -0.5 -1.5 -2.5 2.5 -1.5 1.5
x² 4.41 0.81 0.01 4.41 0.01 0.81 3.61 0.81 3.61 4.41 22.90
y² 0.25 0.25 0.25 2.25 0.25 2.25 6.25 6.25 2.25 2.25 36.1
xy 1.05 0.45 0.05 3.15 -0.05 1.35 4.75 -2.25 2.85 3.15 22.70
52
Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan statistik product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam rumus dengan keterangan sebagai berikut : a.
ΣX ΣY
= 119 = 97
b.
x
= 11.9
c.
y
= 9.7
d.
ΣX2
e.
ΣY2 = 36.1
f.
ΣXY = 22.70
= 22.90
Kemudian dari hasil diatas dirumuskan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut :
Σxy
rxy =
√ ( Σx2 ) ( Σy2 ) 22.70
rxy =
√ (22.90) (36.1) 22.70
rxy =
28.75 rxy = 0.789
Dengan memperhatikan tabel harga kritik dari r product moment dengan n = 10 orang guru maka taraf signifikan 5% = 0,632 dan taraf signifikasikan 1% = 0.765 sebagaimana terlampir
53
TABEL 4.11 HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT Interpretasi Kepercayaan N
95% 0,632
10
99% 0,765
Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil ϒ product moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.789) lebih besar dari pada nilai signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka berarti terbukti hipotesis kerja
(Ha)
yang
menyatakan
bahwa
“terdapat
pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh” diterima. Dan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh dinyatakan ditolak.
4.4. Interpretasi Data Setelah melakukan perhitungan melalui analisa ϒ product moment, selanjutnya penulis melakukan interpretasi data. Berdasarkan data-data yang telah penulis analisa mengenai pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh, maka penulis menginterpretasikan bahwa layanan konsultasi cukup berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP
54
Negeri 10 Muara Teweh. Sebagaimana data responden (lihat tabel 710). Dengan mengkonsultasikan nilai ϒ product moment yang di peroleh dari hasil analisa angket siswa (0.696) dan hasil analisa angket guru (0.789) kedalam tabel ϒ product moment lampiran II atau tabel interpretasi nilai ϒ sebagaimana tabel berikut: TABEL 4.12 TABEL INTERPRETASI NILAI KRITIK
Antara 0,800 0,600 0,400 0,200 0,000
Besar Nilai ϒ sampai dengan sampai dengan sampai dengan sampai dengan sampai dengan
Interpretasi 1,00
Tinggi
0,800
Cukup
0,600
Agak rendah
0,400
Rendah
0,200
Sangat rendah (Tidak berkorelasi)2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan terhadap penelitian ini diantaranya: 1. Berdasarkan
hasil
pengolahan
kuesioner
didapatkan
nilai
signifikansi 5% = 0.361 dan 1% = 0.463 artinya setelah diberikan layanan konsultasi oleh guru bimbingan dan konseling (BK) siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh meningkat motivasisi belajarnya. 2. Hasil analisa pengolahan kuesioner pengaruh layanan informasi terhadap motivasi siswa berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,80
yang
masuk
dalam
disimpulkan
bahwa
layanan
kategori
cukup
konsultasi
sehingga
berpengaruh
dapat positif
terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh.
5.2 Saran Pada akhir penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil penelitian selama di lokasi dan demi kemajuan, perkembangan pendidikan nasional pada umumnya serta peningkatan perkembangan pendidikaan khususnya di lembaga tersebut untuk masa mendatang maka penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut kepada:
55
56
1. Pihak Sekolah Pihak sekolah hendaknya memperhatikan adanya kegiatan BK, karenan BK merupakan bagian integral dari pendidikan agar seluruh kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi secara maksimal. 2. Guru Guru hendaknya dapat mendukung dan membantu kegiatan BK agar program pelayanan bimbingan konseling ini dapat berjalan dengan lancar. 3. Guru BK Guru BK diharapkan agar tetap bekerja sama dengan baik antara pihak-pihak yang terlibat dengan kegiatan pelayanan BK agar program layanan BK tersebut dapat berjalan secara efektif. 4. Siswa Siswa hendaknya berkonsultasi kepada guru BK jika mempunyai masalah yang dapat menyebabkan penurunan motivasi dalam pembelajaran dan siswa diharapkan dapat mengikuti setiap layanan yang diberikan oleh guru BK agar dapat meningkatkan motivasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
A, M, Sardiman., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara,1998. Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005. Depdiknas., Panduan Model Pengembangan Diri Djamrah, Bahri, Syaiful., Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Djumhur., dan Surya, Moh., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), Bandung: C.V ilmu, 1975. Gunawan, Yusuf., Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Prenhallindo, 2001. Hallen., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Hamalik, Oemar., Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algessindo,2002. Yusuf, Syamsu., dan Nurihsan, Juntika, A., Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005. Mahmud Yunus., Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004. Moleong, J, Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda karya, 2002. Nasution, Noehi., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1982. Paimun., Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah. Prayitno.,dan Amti, Erman., Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004. Sabri, Alisuf, M., Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Shaleh, Rohman, Abdul., Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2008. Sugiono., Metodologi Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 1999. Sukardi, Ketut, Dewa., Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional Tohirin., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2007. Usman, Uzer, Moh., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995. Winkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT Gramedia, 1987.
BERITA WAWANCARA PENGARUH LAYANAN KONSULTASI
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH TAHUN 2017 / 2018
Interview
: Erlina Lidya j, S.pd
Jabatan
: Koordinator BK
Hari/ Tanggal
: Selasa, 30 Januari 2018
Tempat
: SMP Negeri 10 Muara Teweh
PERTANYAAN 1. Usaha-usaha
apa
saja
yang
dilakukan
oleh
guru
BK
dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa? 2. Apakah tujuan dari layanan konsultasi yang diberikan oleh guru BK
kepada siswa? 3. Bagaimana tindakan/upaya guru BK terhadap siswa yang tidak memiliki
motivasi dalam belajar? 4. Bagaimana pengaruh yang dihasilkan dari layanan konsultasi yang
diberikan oleh guru BK terhadap motivasi belajar siswa? 5. Kesulitan atau kendala apa yang sering dihadapi ketika memberikan
layanan konsultasi?
JAWABAN 1. Usaha yang kami lakukan ialah dengan mencari tahu karakteristik siswa
tersebut dalam berbagai aspek, misalnya mengetahui bakat dan minat siswa tersebut. Dengan mengetahui bakat dan minatnya, kami dapat membimbingnya dan menyalurkannya dalam berbagai perlombaan. 2. Tujuan dari Layanan Konsultasi yang diberikan kepada siswa adalah
menagajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi bermacam
macam
untuk
menyempurnakan
lingkungan
belajar,
membantu siswa bagaimana belajar tentang perilaku, dan menciptakan suatu kompenen lingkungan belajar yang baik. 3. Bagi siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar, kami
memberikan perhatian khusus. Dalam
hal ini, kami biasanya
mendatangi rumahnya dan meminta kerja sama dengan orang tuanya dalam rangka menigkatkan motivasi belajar siswa. 4. Pengaruh yang dihasilkan dari layanan konsultasi sampai saat ini cukup
memberikan hasil yang positif, dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. 5. Sampai saat ini belum ada kesulitan ketika memberikan layanan
konsultasi karena kami dapat mengawasi secara langsung bagaimana sikap peserta didik selama di sekolah.
ANGKET PENELITIAN PENGARUH LAYANAN KONSULTASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH TAHUN 2017 / 2018
A. DATA RESPONDENT/SISWA
No. Angket
: …………………………………
Nama
: …………………………………
Kelas
: …………………………………
B. PETUNJUK 1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap! 2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti! 3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi tanda
silang (X) seseuai dengan keadaan yang sebenarnya!
C. PERTANYAAN 1. Apakah anda diberi tugas rumah (PR) secara perorangan
oleh guru anda dalam mata pelajaran tertentu? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
2. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu? a. selalu b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Apakah anda pernah disuruh mengikuti pelajaran untuk emperbaiki nilai hasil belajar anda (remedial)? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
4. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut membuat anda selalu
lebih terdorong untuk rajin belajar?
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
5. Apakah anda diberi informasi bagaimana cara membuat jadwal belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
6. Apakah dengan mendapat informasi cara membuat jadwal belajar tersebut dapat membuat anda untuk selalu disiplin dalam belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
7. Apakah anda diberi informasi cara mengatur waktu belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
8. Apakah dengan mengetahui cara mengatur waktu belajar tersebut selalu dapat menambah semangat anda dalam
belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
9. Apakah guru anda menginformasikan cara belajar yang baik? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
10. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat mendorong anda untuk selalu rajin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
11. Apakah anda diberikan penerangan/sarana yang cukup memadai untuk belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
12. Apakah dengan penerangan/sarana yang memadai tersebut selalu membuat anda ingin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
ANGKET PENELITIAN PENGARUH LAYANAN KONSULTASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 10 MUARA TEWEH TAHUN 2017 / 2018
A. DATA RESPONDENT/GURU
No. Angket
: …………………………………
Nama
: …………………………………
Guru Bid. Studi
: …………………………………
B. PETUNJUK
1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap! 2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti! 3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi
tanda silang (X) seseuai dengan keadaan yang sebenarnya!
C. PERTANYAAN 1. Apakah anda memberikan tugas rumah (PR) secara
individual kepada murid anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
2. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu oleh
murid anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
3. Apakah anda pernah menyuruh murid anda mengikuti pelajaran
untuk memperbaiki nilai hasil belajarnya
(remedial)? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
4. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut dapat membuat
murid anda lebih terdorong untuk selalu
rajin belajar? b. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
5. Apakah anda menginformasikan kepada murid anda bagaimana cara membuat jadwal belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
6. Apakah dengan informasi cara membuat jadwal belajar tersebut dapat membuat murid anda selalu disiplin dalam belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
7. apakah anda menginformasikan kepada murid anda cara mengatur waktu belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
8. Apakah dengan informasi cara mengatur waktu belajar tersebut
dapat menambah semangat murid anda
dalam belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
9. Apakah anda menginformasikan cara belajar yang baik
kepada murid anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang d. tidak pernah
10. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat
mendorong murid anda untuk selalu rajin belajar? a. selalu
b. sering
66
c. kadang-kadang d. tidak pernah
67
ABSTRAK
Irvan Efthian Danny D., 11.22.0337, Pengaruh Layanan Konsultasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh
Latar Belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar Siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh yang rendah. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan konsultasi dan bagaimana pengaruh layanan konsultasi dalam motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh. Metode Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan metode statistik dalam mengukur tanggapan responden tentang pertanyaan yang diberikan yang menyangkut topik penelitian dengan Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh sebanyak 303 orang, semetara sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang siswa dan 12 orang guru. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling yaitu dengan cara diacak dan undian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan angket. Hasil analisis data angket siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh ϒ kerja 0.639. Setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik pada n 30 dengan taraf signifikan 95% 0.361 dan 99% 0.463. Kemudian dari hasil data angket guru diperoleh ϒ kerja 0.746. Setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik pada n 12 dengan taraf signifikan 95% dan 99% 0.487 diperolah kesimpulan bahwa terdapat pengaruh layanan konsultasi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh tahun 2016/2017. Dengan taraf signifikan cukup. Kesimpulan penelitian ini adalahh : 1.Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner didapatkan nilai signifikansi 5% = 0.361 dan 1% = 0.463 artinya setelah diberikan layanan konsultasi oleh guru bimbingan dan konseling (BK) siswa di SMP Negeri 10 Muara Teweh meningkat motivasisi belajarnya dan 2.Hasil analisa pengolahan kuesioner pengaruh layanan informasi terhadap motivasi siswa berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,80 yang masuk dalam kategori cukup sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan konsultasi berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh. Kata Kunci : Layanan Konsultasi, Motivasi Belajar
ii
68
MOTTO DALAM SETIAP KESULITAN SELALU TERDAPAT KEMUDAHAN
iii
69
KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur Kehadirat tuhan YME, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Layanan Konsultasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 10 Muara Teweh " dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu rasa terima kasih yang terhingga serta penghargaan, disampaikan kepada : 1. Bapak Abdul Malik, S.Pt, M.Si., P.HD selaku Rektor Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin. 2. Ibu Farial, S.Psi, M.M.Pd selaku Ketua Jurusan Bimbingan Konseling sebagai Dosen Pembimbing Kedua yang telah mengarahkan dan membimbing hingga selesai skripsi ini. 3. Ibu Nurmiati S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah mengarahkan dan membimbing hingga selesai skripsi ini. 4. Bapak/ibu dosen di lingkungan Fakultas Studi Islam Universitas Islam Jurusan ekonomi Syari’ah Kalimantan Muhammad Arsyad AI-Banjari yang telah memberikan materi perkuliahan dan ilmu pengetahuan hingga tersusunnya skripsi ini. 5. Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Muara Teweh dan Dewan Guru yang telah membantu memberikan Informasi sehingga selesainya penyusunan Skripsi ini. iv
70
6. Kedua orang tua, Kakak dan adik-adikku tersayang dan keluarga yang selalu mendukung dan memberi semangat hingga selesainya penulisan Skripsi ini. 7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan serta semangat selama menyusun Skripsi ini. Semoga amal dan kebaikan pihak yang telah membantu ini dicatat disisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini banyak kekurangan dan hasilnyapun jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan penulis dalam pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan Skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua dan pihak yang memerlukan serta penulis mohon maaf atas segala kekurangan.
Banjarmasin, Juli 2018 Penulis,
Irvan Efthian Danny D
71
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
iii
ABSTRAK ...............................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .............................................................................
v
DAFTAR ISI ............................................................................................
vii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................
2
1.3 Pembatasan Masalah .......................................................
3
1.4 Rumusan Masalah ...........................................................
3
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................
4
1.6 Manfaat Penelitian ..........................................................
4
1.7 Definisi Operasional........................................................
5
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka.................................................................
11
2.2 Kajian Penelitian yang relevan .......................................
22
2.3 Kerangka Berpikir ...........................................................
24
2.4 Hipotesis..........................................................................
24
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ............................................................
26
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................
26
3.3 Variabel Penelitian .........................................................
28
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................
28
vi
72
BAB IV
3.5 Validitas dan reliabilitas .................................................
30
3.6 Teknik Analisa data ........................................................
33
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum SMP Negeri 10 Muara Teweh ..............................
35
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................
42
4.3 Pembahasan .........................................................................................
46
4.4 Interpretasi Data ..................................................................................
53
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................
55
5.2 Saran-saran .........................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii