Sop Bidan Praktek Mandir1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANC (ANTE NATAL CARE)



BIDAN PRAKTEK MANDIRI



No Dokumen ..............



SOP



Terbit Tanggal: 25 Maret 2019



No. Revisi ..............



Halaman ........./......... Ditetapkan Penanggung jawab BPM



ANI YULIANI, A.MD.KEB



1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Prosedur



ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil selama kehamilannya. Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas. Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini. Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC ), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat menyusui dengan baik dan benar.



 Semua bidan yang melakukan tindakan pelayanan ANC , pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan SOP 1. PERSIAPAN PASIEN  Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.  Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.  Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan. 2. ALAT DAN BAHAN a. Alat               



Leanec Doppler / spekulum corong Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri Meteran pengukur LILA Selimut Reflex Hammer Jarum suntik disposibel 2,5 ml Air hangat



Timbangan Berat Badan dewasa Tensimeter Air Raksa Stetoscope Bed Obstetric Spekulum gynec Lampu halogen / senter Kalender kehamilan b. Bahan  Sarung tangan  Kapas steril  Kassa steril  Alkohol 70 %  Jelly  Sabun antiseptik  Wastafel dengan air mengalir  Vaksin TT 3. PELAKSANAAN



a. Anamnesa:  Riwayat perkawinan.  Riwayat penyakit ibu dan keluarga.



   



Status wayat Haid, HPHT. Riwayat imunisasi Ibu saat ini Kebiasaan ibu. Riwayat persalinan terdahulu



Dari Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan. b. Pemeriksaan  Pemeriksaan Umum.  Keadaan umum Bumil  Ukur TB, BB, Lila.  Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR  Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas).  Mata : conjungtiva, ikterus ;  Gigi  Kaki :Oedema kaki , dst.  Pemeriksaan khusus. UMUR KEHAMILAN 20 mgg: a). Inspeksi. 1. Tinggi fundus uteri 2. Hypergigmentasi dan striae 3. Keadaan dinding perut b). Palpasi. Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan. 1) Leopold 1. 1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis) 2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu. 3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian 2) Leopold 2. 1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.



2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagian yang kecil (ekstremitas). 3) Leopold 3. 1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu.



5. Sikap



2. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, dan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). 4) Leopold 4. 1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis. 2. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari tangan kanan meraba dinding bawah uterus. 3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen) 4. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi) 5. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul. c). Auskultasi. - Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin. d). Pemeriksaan Tambahan. - Laboratorium rutin : Hb, Albumin - USG  Akhir pemeriksaan : a. Buat kesimpulan hasil pemeriksaan b. Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan. c. Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien. d. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usiakehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit lain. e. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang. f. Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan g. Jelaskan pentingnya imunisasi h. Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan i. Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Sakit Sopan Teliti Hati-hati Tanggap dan peka terhadap respon pasien Cekatan



6. Petugas Pelaksana 7. Catatan Mutu



 Bidan    



Kartu Ibu Buku register kohort ibu hamil Buku register ibu hamil Buku KIA



BIDAN PRAKTEK MANDIRI



SOP 1. Defenisi 2. Tujuan 3. Indikasi 4. Ruang Lingkup 5. Kebijakan 6. Prosedur



7. Sikap



8. Indikator kinerja 9. Petugas Pelaksana



PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN no dok: no.revisi:- halaman:Terbit Tanggal : Ditetapkan 25 Maret 2019 Penanggung jawab BPM



ANI YULIANI, A.MD.KEB Suatu tindakan obstetri dengan melakukan pemeriksaan denyut jatung janin diperut ibu hamil dengan menggunakan lenek/ doopler  Sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim.  Memastika kesehatan janin Ibu hamil dengan usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan yang datang ke bidan praktek mandiri Bidan yang mendengarkan Denyut jantung Janin harus sesuai dengan SOP 1. Persiapan Pasien  Persiapan Mental  Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien  menjaga privasi pasien 2. Persiapan Alat  Doppler 3. Bahan  Jelly 4. Cara Kerja Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin. Hitung detak jantung janin : - Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak jantung janin 120-140 / menit. Beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin - Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayi, maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS. Pasien dipersilahkan bangun Catat hasil pemeriksaan diKartu Ibu dan Buku KIA Sopan Teliti dan Hati-hati Tanggap dan peka terhadap respon pasien Cekatan DJJ dapat didengar dengan tepat dan benar  Bidan



10. Catatan Mutu 11. Hal-hal perlu diperhatikan



 Kartu Ibu, Buku kohort ibu hamil, Buku register ibu hamil, Buku KIA Selama tindakan selalu menjaga privasi pasien



BIDAN PRAKTEK MANDIRI



SOP 1. Defenisi 2. Tujuan 3. Indikasi 4. Kebijakan 5. Referensi 6. Prosedur



PENCABUTAN IUD



no dok: 01 no.revisi:- halaman:Terbit Tanggal : Ditetapkan 25 Maret 2019 Penanggung jawab BPM



ANI YULIANI, A.MD.KEB Suatu tindakan obstetri dengan melakukan pengeluaran IUD dari dalam rahim atas indikasi medis atau pertimbangan pribadi  Mengeluarkan alat KB (IUD) dalam rahim  Pada pasien yang ada indikasi medis  Pada pasien atas pertimbangan pribadi antara lain : - Ingin punya anak lagi atau ganti cara kontrasepsi  Bidan yang melakukan tindakan pencabutan IUD harus sesuai dengan SOP Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi 3. Persiapan Pasien  Persiapan Mental Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan dan yang akan pasien rasakan pada saat dan setelah pencabutan  Persiapan Administrasi Surat izin tindakan dari pasien atau suami 4. Persiapan Alat  Alat Steril  Troly dengan bak steril berisi : ~ sarung tangan steril ~ kom berisi betadine ~ Kasa steril ~ speculum ~ tampon tong ~ kagel tang  Alat Non Steril  Meja/tempat tidur ginekologi dialasi perlak  Lampu sorot  Tempat sampah/ember yang dilapisi  Kursi 5. Cara Kerja  Sapa pasien dengan ramah dan hangat  Tanyakan alasannya ingin mencabut dan jawab semua pertanyaannya  Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya  Jelaskan proses pencabutan IUD dan apa yang akan pasien rasakan pada saat dan setelah pencabutan  Anjurkan pasien untuk BAK dan membersihkan genitalia terlebih dahulu  Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan degan kain bersih



 Pakai sarung tangan steril  Lakukan pemeriksaan binomial



7. Sikap



8. Petugas Pelaksana 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan



 Pasang speculum vagina untuk melihat serviks  Usapkan vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2-3 kali  Jepit benang yang dekat serviks dengan klem dan tarik benang dengan hati-hati untuk mengeluarkan IUD  Tunjukkan kepada pasien bahwa IUD telah dicabut  Rendam seluruh peralatan dalam lisol  Buang bahan –bahan yang sudah tidak dipakai lagi  Rendam sarung tangan dalam larutan lisol  Cuci tangan dengan air dan sabun  Buat rekam medic tentang pencabutan IUD  Diskusikan apa yang harus dilakukan pasien bila mengalami efek samping  Lakukan konseling untuk metode kontrasepsi yang lain bila pasien ingin mengganti dengan yang baru  Bantu pasien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau beri alat kontrasepsi sementara sampai dapat memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan dipakai. Sopan Teliti Hati-hati Tanggap dan peka terhadap respon pasien Cekatan  Bidan Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien



BIDAN PRAKTEK MANDIRI



SOP



PEMASANGAN IMPLANT no dok: 01



no.revisi:-



Terbit Tanggal :



halaman:Ditetapkan Penanggung jawab BPM



25 Maret 2019



Defenisi



ANI YULIANI, A.MD.KEB Suatu tindakan obstetri dengan melakukan penamaman atau pemasangan kapsul Implant dibawah kulit



Tujuan



Mencegah ovulasi dan implantasi pada endometrium



Kebijakan



Bidan yang melakukan tindakan pemasangan Implant harus sesuai dengan SOP



Prosedur



A. SIKAP 1. Menyapa klien dengan ramah dan sopan 2. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 3. Merespon terhadap reaksi pasien 4. Percaya diri 5. Memberikan rasa empati pada klien B. ALAT DAN BAHAN 1. Tempat tidur pasien 2. Implant dalam kemasan steril 3. Sarung tagan steril 4. Larutan anti septik 5. Anastesi lokal konsentrasi 1 % 6. Spuit 5 cc 7. Trokar 8. Skapel 9. Templet / pola 10. Band aid 11. Kasa pembalut 12. Epineprin untuk syok anafilaktik C. CONTENT 1. Memastikan klien sudah mencuci lengan kiri atas atau kanan bila kidal dengan bersih 2. Memakai APD lengkap 3. 4. 5.



Melakukan cuci tangan 7 langkah Mendekatkan alat dan memakai sarung tangan Mengusap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik. 6. Memasang kain penutup steril/ DTT di tempat pemasangan Implant. 8. Menyuntikkan anestesi lokal secara intrakutan 9. Melakukan anestesi lanjutan subdermal di tempat insisi dan alur pemasangan Implant ( Masing- masing 1 cc ) 10. Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi pada kulit 11. Membuat insisi 2 mm dengan ujung bisturi / skalpel hingga subdermal. 12. Memasukkan ujung trokar melalui luka insisi hingga mencapai subdermal kemudian angkat dan dorong sejajar kulit



13. Mengeluarkan pendorong dan memasukkan kapsul ke dalam trokar



14. Memasukkan pendorong dan memasukkan kapsul ke dalam trokar.



15. Menahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul 1 di subdermal 16. Menahan kapsul pada tempatnya , tarik trokar dan pendorong ( bersamaan ) hingga tanda 2 mencapai luka incisi. 17. Mengarahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama, kemudian dorong trokar ( Mengikuti alur kaki segitiga terbalik ) hingga tanda 1 mencapai luka incisi. 18. Menarik pendorong keluar masukkan kapsul kedua dan dorong dengan pendorong ke ujung trokar hingga terasa tahanan. 19. Menarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul di subdermal. 20. Menarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul di subdermal. 21. Menahan kapsul pada tempatnya , tarik trokar dan pendorong ( bersamaan ) hingga keluar seluruhnya melalui luka. 22. Memeriksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal pada posisi yang telah direncanakan. 23. Cuci tangan dan melepas APD



Sikap



Sopan Teliti Hati-hati Tanggap dan peka terhadap respon pasien Cekatan



Petugas Pelaksana



 Bidan



Hal-hal yang perlu diperhatikan



Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien



PEMBERIAN TABLET ZAT BESI PADA IBU HAMIL



BIDAN PRAKTEK MANDIRI



No Dokumen ..............



SOP



Terbit Tanggal: 10 Mei 2014



1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Prosedur



No. Revisi ..............



Halaman ........./......... Ditetapkan Penanggung jawab BPM



ANI YULIANI, A.MD.KEB Memberikan tablet tambah darah (Fe) untuk dikonsumsi ibu hamil  Sebagai acuan dalam melakukan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil dan anemia pada kehamilan untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.  Bidan dalam melakukan pelayanan ANC , pelayanan yang diberikan harus mengacu pada standart pelayanan 14 T 1. PERSIAPAN PASIEN  Persiapan Mental  Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien 2. ALAT DAN BAHAN c. Alat Alat tulis Form Pemeriksaan Laboratorium d. Bahan Tablet Zat besi 3. PELAKSANAAN a. Periksa konjungtiva pasien, untuk menentukan pasien anemis atau tidak. b. Catat hasil pemeriksaan dalam kartu status dan KMS ibu hamil. c. Isi form pemeriksaan laboratorium. d. Jelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan. e. Jelaskan pada pasien, untuk membayar biaya pemeriksaan laboratorium di kasir sebelum kelaboratorium dan setelah selesai pemeriksaan membawa hasil pemeriksan kembali ke unit pelayanan kesehatan ibu. f. Rujuk ke unit pelayanan gizi, jika hasil pemeriksaan Hb