Sop Mata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EKSISI PTERYGIUM – CONJUNGTIVA LIMBAL GRAFT ( CLG )



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



Tanggal Terbit STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RAWAT JALAN



Pengertian



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Suatu tindakan untuk menghilangkan jaringan fibrovaskuler yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea



Tujuan



1. 2.



Tercapainya tajam penglihatan optimal Mengurangi keluhan mata merah dan dry eye syndrome pada pasien 3. Memberikan hasil yang baik secara kosmetik 4. Menurunkan angka kekambuhan



Kebijakan



 Hers, PS. Ophthalmic Surgical Procedures. Little, Brown and Company. Boston, 1988  Roper-Hall, MJ. Stallard’s Eye Surgery. Wright. London, 1989  American Academy of Ophthalmology staff  Surgery of the Ocular surface  In : External Disease and cornea  Basic and clinical science course  Section California, 2011 - 2012



Prosedur



     



      



Pasien tidur terlentang dalam pengaruh anestesi lokal Irigasi mata dengan Betadine:RL (9:1) Disinfeksi lapangan operasi dengan betadine Pasang doek steril dan blefarostat Injeksi lidocain subconjunctiva Peritomi conjunctiva di daerah nasal/ temporal sesuai letak pterygium, pangkal jaringan pterygium dibebaskan dari sclera, pisahkan perlengketan di limbus secara tumpul dan tajam Perlengketan jaringan pterygium di kornea dilepaskan dengan menarik ( peeling of / avulsi ) badan jaringan kearah pusat kornea Bersihkan sisa pterygium di kornea secara tumpul Rawat perdarahan dengan penekanan sesaat Balooning konjungtiva superior dengan lidocain Siapkan donor konjungtiva superior setipis mungkin dari kapsula tenon secara tajam dan tumpul sampai kedasar limbus Donor ( graft ) konjungtiva limbus dibebaskan dari dasar limbus, secara tajam ( keratektomi ) Jahit donor konjungtiva limbus didaerah pterygium ( daerah



  Unit Terkait



bare sclera )dengan benang vicril 8.0 Berikan salep mata antibiotic dan tutup Operasi selesai



HORDEOLUM / KALAZION RUM AH NO. Dokumen



SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RAWAT JALAN



Pengertian



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Suatu tindakan untuk menghilangkan peradangan/benjolan pada kelopak mata karena ada peradangan pada meibom, zeiss atau molle



Tujuan



1. 2.



Kebijakan



 Hers, PS. Ophthalmic Surgical Procedures. Little, Brown and Company. Boston, 1988  Roper-Hall, MJ. Stallard’s Eye Surgery. Wright. London, 1989  American Academy of ophthalmology staff  Infectious Disease of the External eye microbial and parasitic Infections  In : External Disease and cornea  Basic and clinical science course  Section 8  California, 2011- 2012



Prosedur



1.



Unit Terkait



Mencegah infeksi lebih lanjut Kosmetik



Penderita tidur terlentang dalam pengaruh anestesi lokal (sub kutan) 2. Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine 3. Pasang doek steril 4. Pasang hordeolum / kalazion klem, lipat kelopak mata 5. Lakukan insisi secara vertikal (interna) atau secara horizontal (eksterna) 6. Kuretase sampai bersih dari jaringan granulasi 7. Oleskan betadine 8. Klem dilepas 9. Berikan salep mata antibiotik 10. Operasi selesai



EKSISI TUMOR PALPEBRA



NO. Dokumen RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tanggal Terbit STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RAWAT JALAN Pengertian



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Suatu tindakan untuk menghilangkan peradangan/benjolan pada kelopak mata



Tujuan



 kosmetik



Kebijakan



 Hers, PS. Ophthalmic Surgical Procedures. Little, Brown and Company. Boston, 1988  Roper-Hall, MJ. Stallard’s Eye Surgery. Wright. London, 1989



Prosedur



1.



Unit Terkait



Poli Mata



Penderita tidur terlentang dalam Pengaruh anestesi lokal (subkutan) 2. Desinfeksi lapangan operasi 3. Pasang doek steril 4. Buat insiasi ± 2mm dari batas tumor 5. Undermind sampai batas tumor 6. Gunting sampai bebas dari jaringan abnormal 7. Undermind lagi dan relaksasi kulit 8. Jahit dengan benang lapis demi lapis 9. Berikan Salepmata 10.Operasi selesai



MEMBUAT BUNDEL PACKING OPERASI MATA RUM AH NO. Dokumen



SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



Tujuan



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Membuat bungkusan linen dan alat steril yang diperlukan untuk prosedur operasi mata Bundle packing dalam keadaan steril, kering dan siap digunakan untuk menciptakan area operasi steril, dengan teknik steril.



Kebijakan



Prosedur



1.



2. 3.



4.



5. 6. Unit Terkait



Lipat seluruh linen sedemikian ruapa sehingga nantinya bisa digunakan untuk menciptakan area operasi yang steril dengan prinsip steril Bentangkan pembungkus packing yang lebih lebar terlebih dahulu, kemudian yang lebh kecil diatasnya . Susun lipatan linen di atas bentangan pembungkus packing, masing-masing lap di bagian paling bawah, kemudian doek, alas kepala dan selimut, atur cucing dan bengkok sedemikian rupa,lengkapi dengan cotton bud, gaas,gaas klem,selipkan indikator steril diantara tumpukan linen. Lipat pembungkus linen bagian dalam sedemikian rupa sehingga memudahkan membukanya dengan prinsip steril, diikuti dengan pembungkus terluar. Fiksasi lipatan dengan band indicator sterlnya. Bundle packing siap di streril



MEMBERSIHKAN INSTRUMEN MICROSURGERY



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Pengertian



Membebaskan instrument mocrosurgery dari kotoran, darah, karat, sehingga menjadi bersih, benar-benar kering, terlindungi dan siap disimpan atau disteril, tanpa merusakkan alat



Tujuan



Alat microsurgery menjadi bersih, bebas dari kotoran, darah dan karat, benar-benar kering, terlindungi, untuk dapat disimpan atau disteril kembali



Kebijakan Prosedur



Unit Terkait



1. Gunakan sarung tangan 2. Rendam alat dalam air sabun hangat 3. Sikat alat dengan lembut dan seksama alat terbebas dari kotoran, bersihkan alat sampai ke sela-sela 4. Apabila ada alat yang berkarat, masukkan alat kedalam alat ultrasonic untuk merontokkan karat, lakukan selama 3 menit 5. Bilas alat dengan air hangat mengalir 6. Keringkan alat dalam mesin pengering 7. Bila telah benar-benar kering, tutup ujung alat dengan penutup silicon 8. Susun alat dalam instrument tray 9. Alat siap disimpan atau disteril kembali



PERSIAPAN PASIEN PRE OPERASI MATA DENGAN LOKAL ANESTESI RUM AH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



NO. Dokumen



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Anestesi local untuk dapat menimbulkan efek anestesi dan akinesis pada bola mata, dengan melakukan injeksi lidokain 2% maksimal 8 cc, pada daerah 1/3 temporal orbita inferior, dengan jarum 23, injeksi dilakukan pada sekitar bola mata dengan meminimalkan resiko infeksi serta komplikasi



Tujuan



Menyiapkan pasien dalam kondisi teranastesi pada bola mata serta akinesis, sehingga siap dilakukan operasi



Kebijakan



 Hers, PS. Ophthalmic Surgical Procedures. Little, Brown and Company. Boston, 1988  Roper-Hall, MJ. Stallard’s Eye Surgery. Wright. London, 1989



Prosedur



1. Periksa catatan pasien, periksa riwayat penyakit, pastikan prosedur yang akan dilakukan dan area operasi (OD/OS) 2. Periksa keadaan umum pasien dan status lokasi pasien 3. Jelaskan prosedur/tindakan yang akan dilakukan kepada pasien 4. Cuci tangan, pakai sarung tangan 5. Siapkan obat, sedot lidokain dengan spuit 10cc sebanyak 6cc ( 3 ampul ) : ganti jarum dengan jarum 23, keluarkan udara yang tersisa pada spuit 6. Tetesi mata dengan pantocain 7. Desinfeksi area operasi dengan gaas alcohol dari luar ke dalam, hati-hati agar kornea tidak terpapar aqlcohol 8. Lakukan injeksi pada daerah 1/3 temporal orbita inferior, dengan posisi jarum 75%, lakukan aspirasi untuk mengobservasi kemungkinan adanya pembuluh darah yang terkena, injeksikan obat kira-kira 2 cc kemudian tarik jarum sepanjang 1 cm, lakukan injeksi sisa obat sambil menarik jarum perlahan-lahan, hingga terjadi pseudo ptosis pada palpebra 9. Lakukan massage pada bola mata secara lembut dan perlahan 10. Lakukan penekanan dengan ocula mc intryre pressure selama diperlukan + 10 menit 11. Observasi hasil injeksi apakah sudah menimbulkan efek anestesi dan akinesis 12. Tutup mata dengan gas steril, fiksasi dengan hypafix 13. Dokumentasikan seluruh tindakan yang dilakukan serta respon pasien 14. Operkan pasien kepada petugas sirkulasi 15. Cuci tangan



INFORMED CONSENT



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



NO. Dokumen



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



Tujuan



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Informed Consent adalah suatu prosedur komunikasi kepada pasien dan keluarganya mengenai prosedur/tindakan yang akan dilakukan pada pasien, termasuk resiko, prognosis dan komplikasi yang mungkin terjadi karena tindakan tersebut, diikuti dengan penandatanganan surat persetujuan pasien dan keluarga di mana surat persetujuan ini dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. 1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur yang akan dilaksanakan 2. Mendokumentasikan persetujuan pasien dilengkapi dengan surat persetujuan dan tanda tangan pasien dan keluarga, dimana surat persetujuan ini dapat dipertanggungjawabkan secara hukum 3. Melindungi petugas dari tuntutan yang mungkin terjadi akibat tindakan/prosedur yang dilakukan pada pasien.



Kebijakan



Prosedur



Unit Terkait



1. Duduk bersama-sam dengan pasien dan keluarganya. 2. Jelaskan mengenai tindakan / prosedur yang akan dilaksanakan, termasuk resiko, komplikasi dan prognosisnya 3. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk dapat memberikan feedback 4. Beri penjelasan bila ada pertanyaan 5. Yakinkan bahwa pasien benar-benar mengerti 6. Siapkan formulir informed consent 7. Persilahkan pasien dan keluarganya menandatangani surat persetujuan 8. Lengkapi surat persetujuan dan tandatangani sesuai keperluan 9. Dokumentasikan dalam rekam medik pasien



PENGUKURAN TEKANAN INTRA OKULER DENGAN TONOMETER SCHIOETZ RUM AH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Pengukuran TIO dengan tonometer schioetz adalah pengukuran tekanan bola mata dengan alat tonometer schioetz dengan meletakkan alat ukur tepat tegak lurus pada cornea tanpa tekanan dan membaca hasil ukur pada tonometer yang kemudian diinterprestasikan sesuai dengan table yang telah disediakan, dalam mmHg



Tujuan



Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk dapat mengetahui TIO secara tepat dan akurat sebagai pemeriksaan dasar mata



Kebijakan



 American Academy of Ophthalmology. Basic Ophthalmology for Medical Student and Primary Care Resident. 7th Ed. 1999  Atlas of Primary Eyecare Procedures. 2nd Ed. 1997  Sidarta Ilyas. Dasar – Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi kedua. FKUI. 2003



Prosedur



1. Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan 2. Cuci tangan pakai sarung tangan 3. Bersihkan daerah mata dan sekitarnya dengan gaas steril yang dibasahi dengan RL, tetesi mata dengan pantocain, seka sisa obat dengan gaas steril 4. Siapkan alat dengan mencuci alat dengan alcohol, seka lat hingga benar-benar kering dengan gaas steril 5. Atur posisi pasien sedemikian rupa dimana mata terbuka lebar dengan pandangan tegak lurus ke atas, bila perlu fiksasi pandangan pasien dengan menganjurkan pasien melihat ibu jarinya yang diposisikan tegak lurus diatas bola mata. 6. Letakkan alat disentral di atas kornea, letakkan alat tanpa memberikan tekanan 7. Baca hasil sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh jarum pengukur (dengan pemberat 5,5), interprestasikan hasil sesui dengan tabel yang ada 8. Bila hasil didapat 20 mmHg, lakukan pengukuran sekali lagi dengan pemberat 7,5 atau 10 10. Dokumentasikan seluruh hasil yang didapat sesuai dengan pemberat masing-masing 11. Bila ragu, lakukan pengukuran sekali lagi 12. Bersihkan alat 13. Cuci tangan



MENCUCI TANGAN BIASA RUM AH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



NO. Dokumen



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian Tujuan



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Mencuci tangan dengan teknik biasa untuk keperluan sehari-hari Tangan bersih, bebas dari kotoran, siap digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan merawat pasien



Kebijakan



Prosedur



Unit Terkait



1. Lepaskan seluruh perhiasan, jam, cincin, gelang, dsb 2. Bilas tangan dibawah air mengalir 3. Tumpahkan sabun pada telapak tangan, usapkan sampai sebatas pergelangan 4. Gosok tangan mulai tangan kiri dengan gerakan menggosok setiap jari, sela – sela jari, menggosok telapak tangan, menggosok punggung tangan, gosok sampai dengan batas pergelangan tangan, dilanjutkan dengan tangan kanan, kemudian bilas 5. Keringkan dengan tissue bersih atau pengering



MENGENAKAN GOWN DAN SARUNG TANGAN STERIL RUM AH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



NO. Dokumen



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



Tujuan



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Memakai gown dan sarung tangan steril dengan prinsip steril sehingga integritas sterilitas gown dan sarung tangan dapat dipertahankan Gown terpakai, tetap dalam keadaan steril, memenuhi syarat dipakai untuk melakukan tindakan operasi steril



Kebijakan



Prosedur



Unit Terkait



1. Petugas sirkulasi menyiapkan bundle baju steril dan membuka lapisan pertama bundle dengan teknik steril 2. Petugas yang telah mencuci tangan bedah membuka lapisan kedua bundle, menyeka tangan dengan lap, dimana lap dibagi menjadi 4 kuadran 3. Pertama seka tangan kiri dengan kuadran 1, lanjutkan seka lengan kiri sampai ke siku dengan kuadran IV 4. Kemudian seka tangan kanan dengan kuadran II, lanjutkan seka lengan kanan dengan kuadran IV 5. Ambil gwon steril, kenakan gown dengan bagian dalam menempel pada pemakai, bagian luar dijaga agar tidak terkontaminasi, masukkan lengan mengikat bagian belakang gown, tangan tetap berada di dalam lengan gown 6. Petugas sirkulasi membuka sarung tangan sesuai ukuran dengan prinsip steril 7. Kenakan sarung tangan dengan teknik tertutup 8. Posisi tangan dipertahankan sebatas dada, tidak boleh turun di bawah pinggang, tangan lebih tinggi dari siku.



MENCUCI TANGAN BEDAH RU H



MA



SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



NO. Dokumen



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



Tujuan



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Mencuci tangan dengan teknik steril bagi operator dan asisten sebelum melakukan tindakan operasi Tangan, lengan dan kuku bersih, bebas dari kotoran dan siap untuk melakukan prosedur operasi



Kebijakan



Prosedur



Unit Terkait



1. Lepaskan seluruh perhiasan, jam, cincin, gelang, dsb 2. Bilas tangan dari ujung kuku sampai ke siku di bawah air hangat mengalir dengan posisi siku lebih rendah dari tangan 3. Tumpahkan sabun di telapak tangan dengan memompa tempat sabun dengan siku 4. Usapkan seluruh sabun dari ujung tangan sampai siku 5. Mulailah dengan membersihkan kuku dengan stik pembersih kuku, satu persatu dari tangan kiri kemudian tangan kanan 6. Sikat tangan dengan sikat steril, dari ujung tangan kemudian lengan sampai ke siku 7. Bilas tangan mulai ujung tangan di bawah air mengalir sampai ke siku dengan posisi siku lebih rendah dari tangan 8. Tumpahkan sabun pada telapak tangan sekali lagi 9. Gosok tangan mulai tangan kiri dengan gerakan menggosok setiap jari, sela-sela jari, menggosok telapak tangan, menggosok punggung tangan, gosok sampai dengan batas pergelangan tangan, dilanjutkan dengan tangan kanan, kemudian bilas kembali 10. Lakukan prosedur ini, pertama kali selama minimal 5 menit, untuk selanjutnya selama 3 menit 11. Pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku



PERAWATAN POST OPERASI MATA DENGAN LOKAL ANASTESI



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



NO. Dokumen



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Perawatan pasien setelah menjalani operasi mata dengan lokal anestesi



Tujuan



Memastikan KU pasien baik setelah operasi dan pasien siap dipulangkan, pasien dan keluarga mengerti mengenai perawatan dan pengobatan dirumah



Kebijakan



 Hers, PS. Ophthalmic Surgical Procedures. Little, Brown and Company. Boston, 1988  Roper-Hall, MJ. Stallard’s Eye Surgery. Wright. London, 1989



Prosedur



Unit Terkait



1. 2. 3. 4. 5.



Cuci tangan pakai sarung tangan Terima operan pasien dari kamar operasi Atus posisi pasien agar nyaman pada kursi atau TT Observasi KU, vital sign Tanyakan keluhan pasien, bila pasien ingin muntah, bantu pasien 6. KIE kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan dan pengobatan di rumah, waktu kontrol, siapkan resep obat yang akan diberikan kepada pasien, jelaska jenis dan penggunaan obat pada pasien dan keluarganya 7. Observasi pasien selama satu jam post operasi, bila ada masalah segera lapor dokter 8. Dokumentasikan seluruh kegiatan dan respon pasien 9. Lengkapi data dan laporan pada buku register 10. Ganti baju pasien 11. Pulangkan pasien 12. Cuci tangan



MENGOPERASIKAN MIKROSKOP



RUM AH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



NO. Dokumen



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Mempersiapkan mikroskop agar siap digunakan untuk operasi mata



Tujuan



Agar mikroskop dapat digunakan secara optimal untuk operasi mata serta mengurangi resiko kerusakan pada alat



Kebijakan



 User’s Guide Operating Microscope Zeiss



Prosedur



Unit Terkait



1. Buka penutup mikroskop 2. Masukan plug mikroskop pada stekker yang terdapat di pendant, tekan power on pada pendant 3. Atur posisi mokroskop dengan terlebih dahulu melonggarkan fiksasi pada tangan –tangannya, setelah selesai fiksasi kembali 4. Atus posisi foot pedal pada tempat yang diinginkan 5. Tekan tombol power pada mikroskop 6. Putar tombol intensitas lampu sesuai keperluan 7. Cek focus dan zoom 8. Mikroskop siap digunakan 9. Bila telah selesai digunakan, putar tombol intensitas lampu sampai 0, kemudian tekan tombol power pada posisi off, tekan power off pada pendant, cabut plug mikroskop pada stekker pendant 10. Longgarkan fiksasi pada tangan-tangan mikroskop, bersihkan mikroskop dengan kain lembut, fiksasi tangan – tangan mikroskop pada posisi mikroskop akan disimpan 11. Bungkus mikroskop dengan linen bersih atau penutup mikroskop



PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR BOLA MATA DENGAN SLITLAMP BIOMICROSCOPE



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Pemeriksaan segmen anterior bola mata dengan slitlamp biomicroscope dalah pemeriksaan bagian depan bola mata dengan menggunakan lampu celah dan mikroskop.



Tujuan



Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk dapat mengetahui gambaran organ mata bagian depan secara teliti sebagai pemeriksaan dasar mata.



Kebijakan



 American Academy of Ophthalmology. Basic Ophthalmology for Medical Student and Primary Care Resident. 7th Ed. 1999  Atlas of Primary Eyecare Procedures. 2nd Ed. 1997  User’s Guide Slitlamp Shinnippon



Prosedur



1. 2.



3. 4. Unit Terkait



Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan Atur posisi pasien sedemikian rupa pada tempat yang disediakan dimana mata terbuka lebar dengan pandangan tegak lurus ke depan, bila perlu fiksasi pandangan pasien dengan menganjurkan pasien melihat lampu indikator fiksasi. Catat hasil yang ditemukan Cuci tangan



PENGUKURAN REFRAKSI DENGAN AUTOREFRAKTOKERATOMETRI RUM AH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Pengukuran refraksi adalah pengukuran tajam penglihatan. Autorefraktokeratometer adalah alat untuk mengukur refraksi mata dengan menggunakan sistem digital



Tujuan



Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk dapat mengetahui ukuran refraksi mata secara tepat dan akurat sebagai pemeriksaan dasar mata



Kebijakan



 American Academy of Ophthalmology. Basic Ophthalmology for Medical Student and Primary Care Resident. 7th Ed. 1999  Atlas of Primary Eyecare Procedures. 2nd Ed. 1997  User’s Guide ARK Unicos



Prosedur



1.



Unit Terkait



Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan 2. Atur posisi pasien sedemikian rupa pada tempat yang disediakan dimana mata terbuka lebar dengan pandangan tegak lurus ke depan, bila perlu fiksasi pandangan pasien dengan menganjurkan pasien melihat lampu indikator fiksasi. 3. Catat atau cetak hasil yang ditemukan



PENGUKURAN PANJANG SUMBU MATA DENGAN A- SCAN BIOMETRY



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Pengukuran panjang sumbu mata untuk mengukur panjang antara permukaan kornea dengan dinding belakang bola mata. Dilakukan dengan A Scan Biometry dengan metode ultrasound.



Tujuan



Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk dapat diketahui panjang axial bola mata secara tepat dan akurat sebagai pemeriksaan dasar mata



Kebijakan



 American Academy of Ophthalmology. Basic Ophthalmology for Medical Student and Primary Care Resident. 7th Ed. 1999  Atlas of Primary Eyecare Procedures. 2nd Ed. 1997  User’s Guide Biometry Acutome



Prosedur



Unit Terkait



1. Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan 2. Bersihkan daerah mata dan sekitarnya dengan gaas steril yang dibasahi dengan RL, tetesi mata dengan pantocain, seka sisa obat dengan gaas steril 3. Siapkan alat dan probe 4. Atur posisi pasien sedemikian rupa dimana mata terbuka lebar dengan pandangan tegak lurus ke atas, bila perlu fiksasi pandangan pasien dengan menganjurkan pasien melihat ibu jarinya yang diposisikan tegak lurus diatas bola mata. 5. Letakkan probe disentral di atas kornea, letakkan probe tanpa memberikan tekanan 6. Simpan hasil yang didapatkan 7. Bersihkan alat



PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR BOLA MATA DENGAN DIRECT OPHTHALMOSCOPE RU H



MA



SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Pemeriksaan segmen posterior bola mata dengan direct ophthalmoskope adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi saraf optikus, retina, vitreus dengan teknik melihat secara langsung melalui pupil.



Tujuan



Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengetahui dan mengevaluasi saraf optik, retina, da vitreus sebagai pemeriksaan dasar mata



Kebijakan



 American Academy of Ophthalmology. Basic Ophthalmology for Medical Student and Primary Care Resident. 7th Ed. 1999  Atlas of Primary Eyecare Procedures. 2nd Ed. 1997



Prosedur



Unit Terkait



1. Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan 2. Ttetesi mata dengan Mydriatyl untuk melebarkan pupil, seka sisa obat dengan gaas steril 3. Siapkan alat direct ophthalmoscope 4. Atur posisi pasien sedemikian rupa dimana mata terbuka lebar dengan pandangan tegak lurus ke depan. 5. Evaluasi kondisi vitreous, retina, pupil saraf optic, dan makula



PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR BOLA MATA DENGAN INDIRECT OPHTHALMOSCOPE RU H



MA



SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA



NO. Dokumen



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



Tanggal Terbit



NO. Revisi :



Halaman 1/1



Diterbitkan Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara



RAWAT JALAN



Pengertian



dr.H.Lalu Bahrudin NIP. 19691011 200312 1 005 Pemeriksaan segmen posterior bola mata dengan indirect ophthalmoskope adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi saraf optikus, retina, vitreus dengan teknik melihat secara tidak langsung melalui pupil.



Tujuan



Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengetahui dan mengevaluasi saraf optik, retina, da vitreus sebagai pemeriksaan dasar mata



Kebijakan



 American Academy of Ophthalmology. Basic Ophthalmology for Medical Student and Primary Care Resident. 7th Ed. 1999  Atlas of Primary Eyecare Procedures. 2nd Ed. 1997



Prosedur



Unit Terkait



1. Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan 2. Ttetesi mata dengan Mydriatyl untuk melebarkan pupil, seka sisa obat dengan gaas steril 3. Siapkan alat indirect ophthalmoscope 4. Atur posisi pasien sedemikian rupa dimana mata terbuka lebar dengan pandangan tegak lurus ke depan. 5. Evaluasi saraf mata, retina dan vitreous.