Sop Pemeriksaan CT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut adalah penggunaan alat CT SCAN OTAK dan MS, MRI (Magnetic Resonance Imaging), ANGIOGRAFI CEREBRAL DAN LUMBAL FUNCTIE untuk melakukan pencitraan diagnosa penyakit pasien. CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut. MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam. Cerebra agiography merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Tindakan angiography ini dilaksanakan dengan memasukan kateter kedalam pembuluh darah besar (biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukan zat kontras setelah kateter mencapai arteri karotis. Lumbar puncture (lumbal fungsi) adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk pemeriksaan cairan serebrospinalis, mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, untuk mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal, dan untuk memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi. Jarum biasanya dimasukan kedalam ruang subarkhnoid diantara tulang belakang daerah lumbal ketiga dan keempat atau antara lumbal keempat dan kelima hingga mencapai ruang subarachnoid dibawah medulla spoinalis di bagian causa. Karena medula spinalis membagi lagi dalam sebuah berkas saraf pada tulang belakang bagian lumbal yang pertama maka jarum ditusukan di bawah tingkat ketiga tulang belakang daerah lumbal, untuk mencegah meduila spinalis tertusuk.



B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan CT Scan otak dan MS 2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan MRI 3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan angiografi cerebral 4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan lumbal functie C. Tujuan 1. Mengetahui tentang prosedur pemeriksaan Ct scan otak dan MS 2. Mengetahui tentang pemeriksaan MRI 3. Mengetahui tentang pemeriksaan angiografi cerebral 4. Mengetahui tentang pemeriksaan lumbal functie



BAB II



PROSEDUR PEMERIKSAAN CT-SCAN PADA OTAK SOP PEMERIKSAAN CT-SCAN KEPALA/ OTAK PENGERTIAN



Pemeriksaan ct-scan untuk mendapatkan gambaran irisan (cross sectional ) axial dari kepala secara keseluruhan.



TUJUAN



Mengetahui kelainan detail dan antomis dari tulang- tulang maupan jaringan yang terdapat dalam kepala



KEBIJAKAN



Pemeriksaan CT- scan kepala dilakukan sesuai dengan prosedur



INDIKASI



Indikasi Pemeriksaan CT-Scan kepala yaitu: a. Suspect neoplasma, massa, lesi atau tumor pada otak b. Metastase pada otak c. Perdarahan intrakranial d. Aneurysma e. Abses f. Atrofi kepala g. Posttraumatic abnormalities h. Acquired atau kelainan kongenitaProtuberantia oksipital interna



PROSEDUR



a. Persiapan pasien Tidak ada persiapan khusus bagi penderita, hanya saja instruksui-instruksi yang menyangkut posisi penderita dan prosedur pemeriksaan harus diketahui dengan jelas terutama jika pemeriksaan dengan menggunakan media kontras. Benda aksesoris seperti gigi palsu, rambut palsu, anting-anting, penjempit rambut, dan alat bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan karena akan menyebabkan artefak.Untuk kenyamanan pasien mengingat pemeriksaan dilakukan pada ruangan ber-AC sebaiknya tubuh pasien diberi selimut (Brooker, 2013)



b. Persiapan alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kepala dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Peralatan steril :    



Alat-alat suntik Spuit. Kassa dan kapas Alkohol



2. Peralatan non-steril   



Pesawat CT-Scan Media kontras Tabung oksigen



c. Persiapan Media kontras dan obat-obatan Dalam pemeriksaan CT-scan kepala pediatrik di butuhkan media kontras nonionik karena untuk menekan reaksi terhadap media kontras seperti pusing, mual dan muntah serta obat anastesi jika diperlukan. Media kontras digunakan agar struktur-struktur anatomi tubuh seperti pembuluh darah dan orga-organ tubuh lainnya dapat dibedakan dengan jelas. Selain itu dengan penggunaan media kontras maka dapat menampakan adanya kelainan-kelainan dalam tubuh seperti adanya tumor.Teknik injeksi secara Intra Vena ( Seeram, 2013 ) 1. Jenis media kontras : omnipaque, visipaque 2. Volume pemakaian : 2 – 3 mm/kg, maksimal 150 m 3. Injeksi rate : 1 – 3 mm/sec d. Teknik Pemeriksaan  



Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala dekat dengan gantry. Posisi Objek : Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder. Kepala diposisikan sehingga mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan interpupilary line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan pasien diletakkan diatas perut atau disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan dahi dan tubuh pasien sebaiknya difikasasi dengan sabuk khusus pada head holder dan meja pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan pasien ( Nesseth, 2013 ).







Scan Parameter 1. Scanogram : kepala lateral 2. Range : range I dari basis cranii sampai pars petrosum dan range II dari pars petrosum sampai verteks. 3. Slice Thickness : 2-5 mm ( range I ) dan 5-10 mm ( range II ) 4. FOV : 24 cm 5. Gantry tilt : sudut gantry tergantung besar kecilnya sudut yang terbentuk oleh orbito meatal line dengan garis vertical. 6. kV : 120 7. mA : 250 8. Reconstruksion Algorithma : soft tissue 9. Window width : 0-90 HU ( otak supratentorial ); 110-160 HU ( otak pada fossa posterior ); 20003000 HU ( tulang ) 10. Window Level : 40-45 HU ( otak supratentorial ); 30-40 HU ( otak pada fossa posterior ); 200-400 HU ( tulang )











Foto sebelum dan sesudah pemasukkan media kontras o Secara umum pemeriksaan CT-scan kepala membutuhkan 6-10 irisan axial. Namun ukuran tersebut dapat bervariasi tergantung keperluan diagnosa. Untuk kasus seperti tumor maka jumlah irisan akan mencapai dua kalinya karena harus dibuat foto sebelum dan sesudah pemasukan media kontras. Tujuan dibuat foto sebelum dan sesudah pemasukan media kontras adalah agar dapat membedakan dengan jelas apakah organ tersebut mengalami kelainan atau tidak. Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada umumnya: o Potongan Axial I  Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut hemisphere. Kriteria gambarnya adalah tampak :



a. Bagian anterior sinus superior sagital b. Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum) c. Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri) d. Sulcus e. Gyrus f. Bagian posterior sinus superior sagital o



Potongan Axial IV  Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat medial ventrikel. Criteria gambarnya tampak :



a. Anterior corpus collosum b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri c. Nucleus caudate d. Thalamus e. Ventrikel tiga f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi) g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri o



Potongan Axial V  Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga. Kriteria gambar yang tampak :



a. Anterior corpus collosum b. Anterior horn ventrikel lateral kiri c. Ventrikel tiga d. Kelenjar pineal e. Protuberantia occipital interna o



Potongan Axial VII  Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari bidang orbita. Struktur dalam irisan ini sulit untuk ditampakkan dengan baik dalam CT-scan. Modifikasimodifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk mendapatkan gambarannya adalah tampak :



a. Bola mata / occular bulb b. Nervus optic kanan c. Optic chiasma d. Lobus temporal e. Otak tengah f. Cerebellum g. Lobus oksipitalis h. Air cell mastoid i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid DOKUMENTASI 1. menanyakan keadaan pasien 2. mengatur posisi kembali pasien 3. merapikan alat 4. cuci tangan



5. mencatat hasil pemeriksaan



KESIMPULAN



Teknik pemeriksaan CT-Scan kepala dengan klinis corpus alienum di Instalasi Radiodiagnostik RSUD tidak memerlukan persiapan khusus, hanya saja petugas menjelaskan kepada keluarga pasien tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta instruksi-instruksi khusus sehingga dapat memperlancar jalanya pemeriksaan.



DAFTAR PUSTAKA



PROSEDUR PEMERIKSAAN MRI SOP PEMERIKSAAN MRI PENGERTIAN



MRI adalah teknik pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan sinar x melainkan menggunakan medan magnetic, gelombang radiofrekuensi dan pengolahan data gambar berdasarkan computer



. TUJUAN



Lihat tujuan masing-masin pemeriksaan



KEBIJAKAN



Dikerjakan oleh Radiographer dibawah pengawasan dokter spesialis Radiologi



INDIKASI



Pencitraan MRI dapat dilakukan pada sejumlah organ tubuh guna mendeteksi kondisi tertentu, misalnya: 



Otak dan saraf tulang belakang, untuk mendeteksi











cedera kepala, kanker, stroke, kerusakan pembuluh darah pada otak, cedera saraf tulang belakang, tumor, kelainan pada mata atau telinga bagian dalam, serta multiple sclerosis. Jantung dan pembuluh darah, untuk mendeteksi gangguan aliran darah atau peradangan pada pembuluh darah, penyakit jantung, kerusakan jantung pasca serangan jantung, kelainan struktur aorta seperti diseksi atau aneurisma aorta, serta kelainan struktur organ jantung yang meliputi ukuran dan fungsi bilik jantung, ketebalan dan pergerakan dinding jantung. Tulang dan sendi, untuk mendeteksi infeksi tulang, kanker tulang, dan cedera sendi.



Selain organ tersebut, MRI juga bisa dilakukan pada organ tubuh lainnya, seperti payudara, rahim dan indung telur, hati, saluran empedu, limpa, ginjal, pankreas, atau prostat.



PROSEDUR



Persiapan Pemeriksaan MRI Meskipun MRI aman digunakan, pastikan Anda menjelaskan setiap kondisi kesehatan Anda. Termasuk operasi-operasi yang telah Anda jalani, alergi, atau kemungkinan Anda untuk hamil kepada dokter radiologi Anda. Dokter spesialis radiologi mungkin memberikan aturan makan dan minum sebelum pemeriksaan MRI dilaksanakan. Selain itu mungkin ada rekomendasi obat-obatan yang perlu dihentikan untuk sementara, sampaikan seluruh obat-obatan rutin yang Anda konsumsi kepada dokter radiologi Anda. Jangan kenakan perhiasan pada saat pemeriksaan MRI dan gunakan pakaian yang nyaman, sebab Anda akan diminta menggunakan pakaian khusus radiologi. Jika Anda memiliki kegelisahan atau trauma terhadap ruang sempit, sampaikan kepada dokter radiologi Anda. Prosedur Pemeriksaan MRI Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien rawat inap maupun rawat jalan. Pasien akan diposisikan pada meja pemeriksaan yang dapat dipindahkan. Akan dipasang strap pada tubuh pasien sebagai pengaman agar membantu pasien tetap diam saat bagian tubuh tertentu sedang diperiksa. Pada beberapa kasus, pasien mungkin akan diberikan cairan kontras dengan suntikan/infus pada tangan antau lengan. Selesai pemeriksaan, tim radiologi pasien akan meminta pasien untuk menunggu saat tim radiologi melihat hasil MRI dan memastikan tidak ada lagi gambar radiologi yang dibutuhkan.



Lama pemeriksaan bergantung pada jenis dan tujuan pemeriksaan MRI, namun umumnya memakan waktu 30-50 menit.



DOKUMENTASI



1. menanyakan keadaan pasien 2. mengatur posisi kembali pasien 3. merapikan alat 4. cuci tangan 5. mencatat hasil pemeriksaan



KESIMPULAN



Pemanfatan MRI untuk memeriksa ba-gian dalam tubuh sangat efektif karena memi-liki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu pertimbangan yang matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI.



DAFTAR PUSTAKA



Rsmitraplumbon. 2010. MRI.( file:///E:/D/berita-24-mri.html) Admin. 2009.Magnetic Resonance Imaging (MRI).( file:///E:/D/index.php.htm) Hari. 2009. Istilah Komputer Magnetic Resonance Imaging (MRI)( file:///E:/D/Istilah%20Komputer%20Magnetic%20Resonance %20Imaging%20%28MRI%29.htm) Arie.2009.Biomedis Untuk Pemula. (file:///E:/D/sekilastentang-magnetic-resonance.html)



PROSEDUR PEMERIKSAAN ANGIOGRAFI CEREBRAL



SOP PEMERIKSAAN ANGIOGRAFI CEREBRAL PENGERTIAN



Cerebra agiography merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Tindakan angiography ini dilaksanakan dengan memasukan kateter kedalam pembuluh darah besar (biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukan zat kontras setelah kateter mencapai arteri karotis.



TUJUAN



1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak (contohnya: trombosis, penyempitan atau penyumbatan). 2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau hydrocephalus). 3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan untuk mengecek kondisi pembuluh tersebut.



KEBIJAKAN INDIKASI



1. Kelainan vaskuler cerebral 2. Aneurisma (pelebaran pembuluh darah) 3. Malforasi arterovaskuler 4. Melihat arteri dan vena cerebral



PROSEDUR



Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pasien menjalani angiography adalah sebagai berikut: 1. Inform consent dan di berikan penjelasan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan (apa yang akan terjadi pada klien, apa yang harus dilakukan oleh klien pada saat dan setelah tindakan dilaksanakan). 2. Meminta persetujuan dari pasien dan keluarga pasien 3. Surat izin tindakan yang telah di tanda tangani pasien 4. kaji TTV dan status neurologik klien 5. tanyakan adanya riwayat alergi, apakah sedang hamil, apakah menderita penyakit ginjal 6. puasakan klien 2-6 jam sebelum operasi, tergantung dari jenis anastesi yang akan diberikan kepada klien. 7. lepaskan perhiasan, gigi palsu, atau barang-barang dari logam, dan ganti pakaian klien dengan pakaian khusus 8. lakukan pemeriksaan darah lengkap 9. Analgesic diberikan pada klien (local, neuroleptic, atau umum) 10. Prosedur selesai alat – alat di bersihkan dan di rendam.



1. menanyakan keadaan pasien



DOKUMENTASI



2. mengatur posisi kembali pasien 3. merapikan alat 4. cuci tangan 5. mencatat hasil pemeriksaan KESIMPULAN



.



Cerebra agiography merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan xray.



Tindakan



angiography



ini



dilaksanakan



dengan



memasukan kateter kedalam pembuluh darah besar (biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukan zat kontras setelah kateter mencapai arteri karotis. 2.



Tujuan angiografi antara lain; untuk mendeteksi problem



pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak, Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal. 3. Angiografi sangat bermanfaat untuk memperlihatkan tumpukan plak pada pembuluh darah jantung, mendeteksi plak pada arteri carotis di leher yang menggangu aliran darah ke otak yang



menyebabkan



stroke,



mengetahui



kelainan



pada



pembuluh darah di otak, serta mengidentifikasi aneurisma intracranial atau bahkan adanya aneurisma pembuluh darah aorta.



. Barbo,Leah., Garcia, Vanessa., Goishi, Lilli., Johnson,



DAFTAR PUSTAKA



Jamie &Luna, Rebecca. (2002). Endovascular Coiling in Cerebral



Aneurysms.



Diambil



pada



darihttp://www.csufresno.edu/nursing/n140/studassign/Grp 3/grp3d.html Brown, Jeffrey J.(2004).Medical Encyclopedia. diambil pada



tanggal



18



oktober



2017



dari



http://www.nlm.nih.gov/medilineplus/ency/article/003786/htm General



Electric



Company



(2006). Cerebral



Angiography. diambil pada tanggal 18 oktober 2017 dari http://www.



Medcyclopaedia.com/library/topic/volume-



i/m/cerebralangiography Sherwood (2001). Physiologic from Cell to System. (Brahma U. Pendit, Penerjemah), EGC : Jakarta. (Sumber asli diterbitkan th 1996). Smeltzer,



Suzanne



C.



&



Bare,



Brenda



G.



(2004). Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical Nursing.(H.Y.



Kuncara



dkk



,



Penerjemah),



Phylladelphia:Mosby. Willinsky, R.A., et al (2003). Neurologic Complications



of Cerebral Angiography: Prospective Analysis of 2,899 Procedures and Review of the Literature .Diambil pada tanggal



18



oktober



2017



dari:



http://www.neurologyindia.com/article.asp?issn=00283886;ye ar=2005;volume=53;issue=1;spage=73;epage=77;aulast=Luko sevicius



PROSEDUR PEMERIKSAAN LUMBAL FUNCTIE SOP PEMERIKSAAN LUMBAL FUNCTIE PENGERTIAN



Lumbal punctie (Lumbal pungsi) adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. (Kozier et al., 1995)



TUJUAN



1. Pemeriksaan cairan serebrospinalis, 2. Mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal, 3. Menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, 4. Mendeteksi adanya bloksubarakhnoid spinal, 5. Memberikan antibiotik intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi



KEBIJAKAN



Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter spesialis saraf dibantu tenaga paramedis yang diberikan pada pasien rawat inap di RSUD tertentu.



INDIKASI



1. Meningitis 2. Ensefalitis 3. Abses otak 4. Perdarahan subarahnoid 5. Leukemia yang melibatkan susunan saraf pusat



6. Sklerosis multipel 7. Guillain-Barre Syndrome 8. Tumor medulla spinalis 9. Pemberian obat 10.Febris (Kaku kuduk) dengan kesadaran menurun (sebab tak jelas) 11. Kelumpuhan yang tidak jelas penyebabnya. 12. Paresis atau paralisis termasuk paresis Nervus VI 13. Ubun – ubun besar menonjol



PROSEDUR



PERSIAPAN PASIEN



1. Pastikan identitas klien 2. Kaji kondisi klien 3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang dilakukan 4. Jaga privasi klien 5. Posisi klien



PERSIAPAN ALAT



1. Sarung tangan steril 2. Duk luban 3. Kassa steril, kapas dan plester 4. Antiseptic: povidon iodine dan alcohol 70 % 5. Troleey 6. Baju steril 7. Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G. 8. Manometer spinal 9. Tempat penampung cairan serebrospinal steril x 3 (untuk bakteriologi, sitologi dan biokimia) 10. Kom 11. Bengkok 12. Bak steril 13. Tromol



14. Korentang 15. Jarum anastesi 16. Lidokain CARA BEKERJA



 Tahap Orientasi 1. Perawat memastikan tidak ada kontraindikasi missal infeksi kulit di lokasi pungsi 2. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya) 3. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat 4. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga 5. Perawat meminta pasien untuk BAK sebelum tindakan lumbal pungsi 6. Pemberian informed consent  Tahap Kerja 1. Turunkan pakaian bawah sampai tidak menutupi daerah lumbal L3-L5 dan baju dikeataskan. 2. Posisi tidur pasien dimiringkan kekiri atau kekanan, kedua tangan dimasukkan diantara kedua kaki, kemudian menekuk bagian tekuk dan lutut , sampai lutut dan dagu hampir bertemu.Pertahankan agar posisi pasien tetap seperti ini selama proses lumbal pungsi 3. Lumbal pungsi dilakukan oleh dokter 4. Daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan iodine, kemudian dengan kapas alkohol, tunggu sampai kering 5. Lakukan anastesi dengan menyuntikan lidokain di daerah sekitar lumbal pungsi 6. Pada waktu dokter memasukkan jarum punksi, kepala pasien ditekan, jika liquor sudah keluar, tekanan dilepas, kepala hanya ditahan saja 7. Setelah liquor keluar, perawat melakukan : perawat



mengukur tekanan liquor, memasukkan cairan cerebro spinalis satu sampai dua tetes, kedalam tabung none dan pandy, menampung liquor kedalam botol kecil untuk bahan pemeriksaan. Setelah liquor yang keluar dianggap cukup, dokter mencabut jarum pungsi 8. Bekas tusukan ditekan dengan lidi kapas betadine, kemudian ditutup dengan kain kasa lalu diplester 9.



Botol yang berisi cairan cerebro spinalis diberi label nama pasien,tanggal,ruang rawat dan jenis pemeriksaan



10. Segera bawa spesimen ke laboratorium untuk dianalisis  Tahap Terminasi 1. Pasien dimiringkan dengan posisi telungkup biasanya 48 jam, diperbolehkan untuk memutar badan dari satu sisi ke sisi lain. 2. Evaluasi respon klien terhadap perubahan status neurologik seperti perubahan kesadaran dan pupil, kenaikan suhu, peningkatan tekanan darah, serta iritabilitas seperti sensasi di ekstremitas bawah 3. Berikan reinforcement positif 4. Jika sakit kepala berikan analgetik, dianjurkan untuk istirahat lebih lama dan banyak minum 5. Periksa lokasi pungsi secara berkala apakah ada kebocoran cairan 6. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 7. Mengakhiri kegiatan dengan baik



DOKUMENTASI



1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan 2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan 3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP



KESIMPULAN



. Berdasarkan penjelasan diatas maka kami menarik kesimpulan bahwa, Lumbal pungsi



merupakan pengeluaran cairan



serebrospinal (CSS) dengan cara memasukan jarum keruang subarachnoid.



Pengambilan



cairan



serebrospinal



sendiri



dilakukan untuk mendiagnosa berbagai indikasi penyakit yang biasanya menyerang bagian otak. Saat melakukan lumbal pungsi persiapan pasien harus diperhatikan secara mendetail, persiapan alat dan bahan serta tenaga medis juga harus secara mendetail, dikarenakan keintensifan pelaksanaa lumbal pungsi. Lumbal pungsi sendiri tidak dianjurkan dilaksanakan pada balita.



. DAFTAR



SUMBER



PUSTAKA



Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Vol 2. Jakarta: EGC Rocca, et.al. 1998. Seri Pedoman Praktis: Terapi Intravena. Edisi 2. Jakarta: EGC Kozier, et al. 1995. Fundamental Of Nursing: Concepts, process and practice 5th edition. California : Addison- Wesley Hudak, et.,al. 1997. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Vol. 1. Jakarta: EGC Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Jakarta: EGC Bagian Departemen Patologi Klinik FKUNSRI.2012.Pemeriksaan Laboratorium Pada Penyakit Susunan Saraf Pusat.UNSRI. Swearingen, P. et al. 2001. Seri Pedoman Praktis: Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. Jakarta: EGC



TUGAS 1 KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH II



OLEH : NAMA : FEBRILIA DAMAYANTI H NIM : 17. 1452



PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA 2019



BAB III PENUTUP A. kesimpulan Pemeriksaan ct-scan untuk mendapatkan gambaran irisan (cross sectional ) axial dari kepala secara keseluruhan. MRI adalah teknik pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan sinar x melainkan menggunakan medan magnetic, gelombang radiofrekuensi dan pengolahan data gambar berdasarkan computer. Cerebra agiography merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Lumbal punctie (Lumbal pungsi) adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke dalam ruang subarakhnoid. B. Saran Demikian makalah ini saya buat, dan semoga bias bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Dan semoga kita bisa mengetahui tentang berbagai macam pemeriksaan seperti CT scan otak, MRI, angiografi cerebral, lumbal functie dan cara pengoprasiannya lebih jelas lagi. Dan tentunya makalah ini memiliki banyak sekali kekurangan, dan oleh sebab itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.