SP Resiko Koping Individu Inefektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN : KLIEN DENGAN KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF



A. MASALAH UTAMA Koping individu inefektif berhubungan dengan kehilangan orang yang berarti B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian Ketidakefektifan Koping adalah ketidakmampuan



untuk membentuk



penilaian valid tentang stresor, ktidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan , dan/ atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia. (Herdman, 2012) Koping individu inefektif adalah kerusakan perilaku adaptif dan kemampuan untuk memecahkan masalah pada seseorang dalam memenuhi tuntutan-tuntutan dan peranperan kehidupan.(Townsend, 1998) Koping individu inefektif adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau



lingkungan



dengan



adekuat



karena



ketidakadekuatan



sumber-sumber



(fisik,psikologis,perilaku dan atau kognitif) (Carpenito, 2000) Tanda dan gejala yang biasa ditemukan pada klien adalah : a. Mengingkari masalah b. Harga diri rendah c. Penolakan d. Perasaan malu dan bersalah e. Perasaan tidak berdaya f. Klien mengatakan bila mempunyai masalah sering dipendam dalam hati tampak diam g. Klien jarang berkomunikasi dengan teman satu ruangan 2. Penyebab Penyebab dari koping tidak efektif adalah dimana seseorang tidak dapat mengatasi atau menyelesaikan masalah pada diri individu itu sendiri, dengan faktor pencetus :



a. Krisis situasional b. Krisis maturasi c. Sistem pendukung yang tidak memadai d. Model-model peran negatif e. Kemunduran mental ringan sampai sedang f. Abnormalitas SSP tertentu, seperti adanya neurotoksin, epilepsi, serebral palsi, atau penyimpangan prilaku neurologis lainnya. g. Perkembangan ego terbelakang h. Harga diri rendah i. Kelainan fungsi dan sistem keluarga j. Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut k. Penganiayaan dan pengabaian anak 3. Akibat Jika koping pada individu tidak efektif, ini akan menyebabkan kondisi harga diri rendah pada klien yang dapat berisiko terjaidnya isoalsi sosial jika dibiarkan Tanda dan Gejala : a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul. b. Menghindari dari orang lain. c. Komunikasi kurang atau tidak ada. d. Tidak ada kontak mata, klien sering merunduk. e. Berdiam diri di kamar atau klien kurang mobilitas. f. Menolak berhubungan dengan orang lain. g. Tidak atau jarang melakukan kegiatan sehari – hari.



C. POHON MASALAH Resiko : Harga Diri Rendah



Koping individu tidak efektif Core problem



Faktor – factor Pencetus



D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1.



Koping tidak efektif



2.



Harga diri rendah



E. Data yang perlu dikaji : 1. Koping tidak efektif a) Data Subjektif :  Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi.  Klien malu bertemu dan berhadan dengan orang lain. b) Data Objektif :  Ekspresi wajah sedih.  Tidak ada kontak mata ketika diajak berbicara.  Suara pelan dan tidak jelas.  Tampak menangis. 2. Harga diri rendah a) Data Subjektif :  Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya  Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli  Mengungkapkan tidak bisa apa – apa  Mengungkapkan dirinya tidak berguna  Mengkritik diri sendiri b) Data Objektif :  Merusak diri sendiri dan orang lain  Menarik diri dari hubungan sosial  Tampak mudah tersinggung  Tidak mau makan dan tidak mau tidur F. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.



Harga Diri Rendah



2.



Koping Tidak efektif



G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Diagnosa 1 a. Tujuan Umum : Koping klien efektif b. Tujuan Khusus : a.



Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat



a. Bina hubungan saling percaya - Salam terapeutik - Perkenalan diri - Jelaskan tujuan inteniksi - Ciptakan lingkungan yang tenang - Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan). b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya. c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri. b.



Klien mampu mengungkapkan masalah secara baik a. Identifikasi koping yang selama ini di gunakan b. Membantu menilai koping yang biasa di gunakan c. Mengidentifikasi cita-cita atau tujuan yang realistis d. Melatih koping : berbincang (meminta, menolak, dan mengungkapkan/ membicarakan masalah secara baik) e. Membimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.



c.



Klien mampu beraktivitas sesuai dengan jadwal kegiatan a.



Validasi masalah dan latihan sebelumnya.



b.



Melatih koping: beraktivitas.



c.



Membimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.



d.



Klien mampu berlatih olahraga a. Validasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih koping: olah raga. c. Membimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.



e.



Klien mampu melakukan relaksasi a.



Validasi masalah dan latihan sebelumnya.



b.



Melatih koping: relaksasi.



c.



Membimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.



Diganosa 2 a.



Tujuan umum: Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/ klien akan meningkat harga dirinya.



b.



Tujuan khusus:



1.



Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat Tindakan: a. Bina hubungan saling percaya - Salam terapeutik - Perkenalan diri - Jelaskan tujuan inteniksi - Ciptakan lingkungan yang tenang - Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan). b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya. c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.



2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien b. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien f. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian 3. Klien dapat menilai kemampuan kedua yang di miliki dan membuat jadwal a. Mengevaluasi jawal kegiatan harian pasien b. Melatih kemampuan kedua yang dipilih klien c. Menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan harian (Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Diagnosa



STRATEGI PELAKSANAAN



Koping



Pasien individu SP 1 p



tidak efetif



Keluarga SP1 k



1. Identifikasi yang



koping 1. Mendiskusikan



selama



digunakan. 2. Membantu koping



ini



masalah dirasakan



yang keluarga



menilai



dalam merawat pasien biasa 2. Menjelaskan



yang



digunakan. 3. Mengidentifikasi



pengertian, tanda dan cita-



cita atau tujuan yang realistis. 4. Melatih



koping:



berbincang



/



assertif



technics



(meminta,



menolak,



dan



mengungkapkan



gejala koping individu inefektif yang dialami pasien beserta proses terjadinya 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien koping individu inefektif



/



membicarakan masalah secara baik). 5. Membimbing memasukkan



dalam



jadwal kegiatan. SP 2 p 1. Validasi dan



SP 2 k masalah 1. Melatih latihan



sebelumnya. 2. Melatih koping: beraktivitas. 3. Membimbing memasukkan dalam kegiatan.



jadwal



SP 2 p keluarga 4. Validasi masalah dan



mempraktekkan



cara



merawat pasien koping



latihan sebelumnya. 5. Melatih koping:



beraktivitas. individu inefektif 6. Membimbing 2. Melatih keluarga memasukkan dalam melakukan cara jadwal kegiatan. merawat langsung pasien koping individu inefektif



DAFTAR PUSTAKA



Carpenito,Lynda Juall. (2000).Buku Saku Diagnosa Keperawatan .Jakarta :EGC



Herdman, T. Heather.(2012). Diagnosa Keperawatan:Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC Townsend, Mary C. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri.Edisi 3. Jakarta : EGC



STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KOPING INEFEKTIF 1. Proses keperawatan A. Kondisi Klien Ibu AM berusia 60 tahun, di rawat di ruang penyakit dalam dengan diagnose medis hipertensi. Tn. AM sudah pensiun sekitar 3 bulan yang lalu. Akhir-akhir ini Tn. AM memiliki



permasalahan yang menimpa keluarganya. Suaminya meninggal seminggu yang lalu, anak bungsunya (laki-laki) terlibat



narkoba dan tertangkap



polisi, dan anak sulungnya



(perempuan) sedang hamil di luar nikah, namun anak keduanya (laki- laki) memiliki prestasi yang baik di kantornya dan menaruh perhatian lebih kepada keluarganya, sehingga bapak AM sering bertukar pikiran dengan anak yang kedua atau dengan saudara sepupunya. Sejak muncul permasalahan yang banyak di keluarga, Ny. AM terlihat sering marah – marah, melamun, menyendiri, dan tidak nafsu makan. 2. Diagnosa Keperawatan Koping individu inefektif berhubungan dengan krisis situasi : kehilangan orang berarti dan pekerjaan. 3. Tujuan Khusus  Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.  Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya.  Klien merasa lebih tenang. 4. Tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien. 2. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.3. 3. Ajarkan klien teknik relaksasi dan mekanisme koping.



Strategi Pelaksanaan I : Klien dengan koping individu iefektif



FASE ORIENTASI Salam terapeutik : “Selamat pagi Ny. AM. Saya Sabrina, bapak bisa memanggil saya suster Rina. Saya perawat yang dinas pagi, saya yang akan merawat bapak. 1. Evaluasi / validasi: “Baiklah, bagaimana perasaan Ny. AM hari ini?”Ada keluhan tidak ?” 2. Kontrak Topik ::“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang keadaan bapak? Waktu : “Saya rasa 30 menit cukup bu. Apakah ibu bersedia?” Tempat : “Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”



FASE KERJA “Baiklah Ibu, bisa ibu jelaskan kepada saya bagaimana biasanya cara bapak untuk menghadapi masalah dalam hidup?”Baik bu, lalu bagaimana perasaan ibu terkait masalah yang sedang bapak hadapi saat ini ?”. “Saya mengerti ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi



kondisi



sebenarnya memang Ibu harus



bisa



menghadapi



dan mengatasi



masalah ini. Sabar ya, bu.” “Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung ibu. Tapi coba bapak pikir, jika ibu pulang ke rumah nanti, ibu akan menjalankan peran sebagai kepala keluarga lagi. Jadi ibu harus berusaha menghadapi semuanya agar anggota keluarga yang ibu pimpin dapat kembali ke jalan yang seharusnya.” “Ibu, seluruh cobaan yang dihadapi manusia semua sudah diatur oleh



Tuhan. Tidak ada satu orang pun yang dapat



mencegahnya,termasuk saya ataupun ibu sendiri. Dan saya yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan seseorang untuk menghadapinya.”. “Ibu sudah bisa memahaminya?” “ibu tidak perlu cemas. , Sebaiknya Ibu mengisi dengan kegiatan kegiatan positif dan kesibukan lainnya agar bapak tidak memikirkan kejadian yang bapak alami saat ini. Saya percaya ibu mempunyai keahlian yang bisa digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya keluarga dan orang lain yang sayang dan peduli Ibu. Disamping itu, anak-anak ibu juga masih memerlukan perhatian ibu saat ini.” “Untuk mengurangi rasa cemas ibu, sekarang ibu ikuti teknik relaksasi yang saya lakukan. Coba sekarang ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian hembuskan perlahan-lahan.” “Ya, bagus sekali bu, seperti itu.”“ibu juga bisa meluapkan amarah bapak dengan cara berteriak



atau



menangis.



Tetapi



saran



saya,



jika



ibu ingin



berteriak sekencang-



kencangnya, sebaiknya ibu pergi ke pantai atau ke tempat yang jauh dari keramaian agar tidak mengganggu aktivitas orang-orang sekitar.Dengan cara seperti itu, beban yang ibu hadapi akan sedikit berkurang dan ibu akan mampu menghadapi permasalahan yang muncul.” FASE TERMINASI Evaluasi : 1.



Subjektif: “Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apa ibu sudah mulai memahami kondisi



yang sebenarnya terjadi?” 2. Objektif : “Kalau begitu, coba ibu jelaskan lagi, hal-hal yang ibu dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba ibu ulangi teknik relaksasi yang telah kita lakukan.” Tindak Lanjut :



“Ya, bagus sekali bu. Nah, setiap kali ibu merasa cemas, ibu dapat melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali ibu merasa bahwa ibu tidak terima dengan kenyataan ini, ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita hari ini. Kontrak yang akan datang: ”Sudah 30 menit ya, bu. Saya rasa perbincangan kita kali ini sudah cukup. Besok sekitar jam 09.00 saya akan datang kembali untuk membicarakan tentang hal – hal positif yang dapat ibu lakukan untuk mengisi waktu. Mungkin besok kita bisa berbincang-bincang di taman depan ya bu.” “Apa ada yang ingin ibu tanyakan?”Baiklah, kalau tidak ada, saya pamit dulu ya bu.” Masukan dari bu ria : ( prinsip SP pada resiko koping tidak efektif ) 1. Identifikasi koping yang biasa digunakan 2. Kaji apakah koping tersebut sudah efektif 3. Identifikasi koping lain yang bisa dan mampu klien lakukan : berdoa, berkebun, mengurus binatang peliharaan. 4. Identifikasi peran klien dan harapan yang bisa klien wujudkan : misalkan seorang ibu



masih memiliki tanggung jawab mendidik anak anaknya