Spo Penggunaan Ab Rasional [PDF]

  • Author / Uploaded
  • mahap
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL



No.Dokumen



No. Revisi



Halaman



01



1/4



001/SPO/PPRA/I/2019



Ditetapkan, Direktur RSUD Kebayoran Lama



STANDAR Tanggal Terbit



PROSEDUR OPERASIONAL



30 Oktober 2022 dr. Yenny Nariswari H, MARS NIP.198306262010012034



Penggunaan antibiotik secara rasional adalah penggunaan antibiotik yang mempertimbangkan dampak muncul dan menyebarnya bakteri resisten. Pengendalian PENGERTIAN



penggunaan



antibiotik



dilakukan



dengan



cara



mengelompokkan antibiotik dalam kategori AWaRe: ACCESS, WATCH, dan RESERVE. Pengelompokan ini bertujuan memudahkan penerapan penatagunaan antibiotik baik di tingkat lokal, nasional, maupun global; memperbaiki hasil pengobatan; menekan munculnya bakteri resisten; dan mempertahankan kemanfaatan antibiotik dalam jangka panjang. Meningkatkan outcome pasien secara terkoordinasi melalui perbaikan



TUJUAN



kualitas penggunaan antibiotik yang meliputi penegakan diagnosis, pemilihan jenis antibiotik, dosis, interval, rute, dan lama pemberian yang tepat. 1. Permenkes No. 8/2015 tentang Pedoman Pengendalian Resistensi Antimikroba 2. Permenkes



KEBIJAKAN



No.



27/2017



tentang



Pedoman



Pencegahan



dan



Pengendalian Infeksi 3. Permenkes No. 28/2021 tentang Pedoman penggunan Antibiotik 4. Panduan Penatagunaan Antimikroba di Rumah Sakit, edisi 1 tahun 2021 5. SK Pedoman terkait PPRA di RSUD Kebayoran Lama 6. SK Panduan terkait PPRA di RSUD Kebayoran Lama 1. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) memililih Antibiotik Empirik



berdasarkan



kemungkinan



kuman



penyebab,



pola



kepekaan dan resistensi di RS setempat PROSEDUR



2. DPJP mempertimbangkan kondisi pasien dengan adanya esiko kuman resisten, komordibitas, resiko bila terjadi kegagalan terapi, usia,



terdapatnya



disfungsi



mempengaruhi ekskresi obat



dan



kegagalan



organ



yang



PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL No. Revisi



Halaman



01



2/4



No.Dokumen 001/SPO/PPRA/I/2019



1. Bila dimungkinakan gunakan antimikroba spectrum paling sempit kecuali infeksi berat atau sepsis. Lakukan strategi deeskalasi. 2. DPJP melakukan pemeriksaan mikrobiologi secara legeartis Sebelum pemberian Antibiotik lakukan 3. Bilamana pathogen definitive dapat diidentifikasi maka ganti Antbiotik dengan spectrum lebih sempit 4. Optimalisasi Antibiotik bila pasien infeksi berat atau sepsis, resiko terinfeksi pathogen resisten atau pemeriksaan kultur didapatkan kuman MDR 5. Evaluasi respon terapi setiap 3 hari baik secara klinis, laboratorik dan/atau pencitraan. Bilamana dimungkinkan lakukan pemantauan dengan biomarker (PCT kuantitatif) 6. Bila



antibiotik



tidak



memberikan



respon



sesuai



infeksi



yang



yang



diharapkan, lakukan evaluasi: a. Apakah diagnosis sudah tepat? b. Apakah



terdapat



sumber



belum



ditatalaksana secara adekuat? c. Apakah spectrum Antibiotik yang diberikan sesuai? d. Apakah dosis yang diberikan cukup? e. Apakah cara pemberian Antibiotik sudah tepat? 7. Apabila



spectrum



Antibiotik



sebelumnya



dinilai



belum



adekuat, dapat dilakukan eskalasi Antibiotik, dengan cara: a. Meningkatkan spectrum terapi b. Melakukan kombinasi yang rasional c. Optimalisasi



dosis



dan



cara



pemberian



Pharmacokinetik-Pharmakodinamik 8. Deeskalasi dilakukan bila: a. Patogen definit dapat diidentifikasi b. Kondisi



klinis/laboratorik



pasien



menunjukkan



perbaikan c. Terdapat pilihan Antibiotik dengan spectrum yang lebih sempit d. Terdapat pilihan Antibiotik yang merupakan pilihan untuk pathogen tertentu



PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL



No.Dokumen



No. Revisi



Halaman



01



3/4



001/SPO/PPRA/I/2019 9. Deeskalasi sebaiknya dihindari bila: a. Hasil kultur merupakan kolonisasi b. Kllinis pasien belum menunjukkan perbaikan c. Tidak terdapat pilihan antibiotik dengan s[ektrum yang lebih sempit d. Resiko tinggi bila Antibiotik diganti dan resiko mengalami kegagalan 10. Penghentian Antibiotik sebaiknya dilakukan bila: a. Klinis pasien menunjukkan perbaikan. b. Parameter



laboratorik/biomarker



menunjukkan



perbaikan c. Pemeriksaan imaging menunjukkan perbaikan d. Durasi pemberian Antibiotik optimal 7-8 hari dan maksimal 14 hari untuk mencegah resiko collateral damage dan resistensi kuman e. Kondisi tertentu perlu durasi Antibiotik lebih lama seperti prostatitits (4 minggu), tifoid karier (4 minggu), endocarditis, infeksi vaskuler, infeksi pada tulang, infeksi pada implant dan ensefalitis toksoplasma (6-8 minggu). 11. DPJP dalam kondisi tertentu mengharuskan penggunaan antibiotik pada kategori Reserve dan Watch sesuai dengan daftar harus menyertakan form Permohonan Penggunaan Antibiotik Kategori Reserve dan Watch atau Lini 3 yang dikirimkan kepada KPRA



PELAYANAN INFORMASI OBAT ANTIRETROVIRAL



No.Dokumen 001/SPO/PPRA/I/2019



UNIT TERKAIT



1. 2. 3. 4.



Rawat Jalan Instalasi Gawat Darurat Rawat Inap Farmasi



No. Revisi



Halaman



01



4/4