Statistik 1 Penyajian Data [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Statistik 1 Penyajian Data



Nama Kelompok 5: 1. Imam Fachlevie



201531028



2. Niken Ayu Saraswaty



201531031



3. Farha Fakhira



201531046



4. Nisa Ussaadah



201531090



5. Wilfrid Theo



201531143



6. Hazrina Fadiah Insani



201531159



7. Urfa Mukarromah



201531176



8. Nur Ilham Risma Hidayati 201531219 9. Nurul Prilia Hanifah 10.Arfan Zalmi



201531239 20160301145



Universitas Esa Unggul Kesehatan Masyarakat 2016



PENYAJIAN DATA



Dalam dunia statistik maupun penelitian, kita tidak hanya mempelajari bagaimana data dikumpulkan, diolah, dan dianalisis. Hal penting lainnya adalah bagaimana memahami cara penyajian data yang benar. Penyajian data tidak hanya sekedar menyajikan angka dan lain-lain, melainkan tetapi menyajikan data yang akan bermanfaat untuk menarik kesimpulan dengan cepat dan tepat, serta mempercepat pengambilan keputusan. Data statistik maupun penelitian dapat disajikan dengan berbagai cara, diantaranya data dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik maupun dalam bentuk teks. Melalui penyajian data penelitian, dapat memudahkan dalam menjelaskan, membandingkan atau mengkontraskan variable, menunjukkan hubungan antar variable dan menyajikan dalam sebuah picture apa yang sebetulnya ingin dijelaskan dengan menggunakan banyak kata. Berikut ini disampaikan tiga cara penyajian data yang disertai dengan beberapa contoh.1



A.



Penyajian data menggunakan teks Penyajian data atau informasi dapat menggunakan teks atau textular. Cara ini dilakukan dengan menjelaskan atau mendeskripsikan data yang berupa angka baik data yang berupa katagorika maupun data yang bersifat numerik menggunakan teks. Penyajian data secara textular memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut: 1. Bebas mendeskripsikan data atau angka secara narasi, dengan kata dan kalimat yang mudah dipahami. 2. Bagi orang-orang yang tidak senang membaca angka atau data statistik, akan terbantu untuk lebih cepat memahami data tersebut karena disajikan secara teks. Selain kelebihan, beberapa kelemahan penyajian data secara teks diantaranya:



1



I Ketut Swarjana, Statistik Kesehatan, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2016, hlm. 47.



1. Diperlukan waktu yang lebih banyak untuk menyusun kata dan kalimat menjadi satu atau lebih paragraf agar mampu menjelaskan angka atau data statistik. 2. Apabila kalimat dan paragrafnya panjang atau bahkan lebih dari satu paragraf, maka diperlukan waktu lebih lama untuk dapat memahami data tersebut. 3. Data kurang menarik dan menimbulkan kebosanan bagi pembaca karena terdiri dari kalimat dan paragraf yang panjang. 4. Sulit untuk menjelaskan semua angka secara detail dalam bentuk teks. Contoh: Setelah dilakukan survei yang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2014 di Desa X. didapatkan hasil bahwa dari 500 penduduk yang disurvei, sebanyak 40% penduduk bekerja sebagai petani, 20% sebagai buruh, 15% sebagai karyawan swasta, 10% penduduk bekerja sebagai PNS, 10% sebagai nelayan, dan sisanya sebanyak 5% tidak bekerja. 2



B.



Penyajian data menggunakan tabel Penyajian data menggunakan tabel adalah cara yang sangat umum digunakan oleh para peneliti. Namun, tidak jarang pembuatan tabel atau penyajian data secara tabel tidak tepat sehingga akan membingungkan orang atau pihak yang menggunakan tabel tersebut, karena tidak mengerti akibat tabel yang tidak tepat. Data yang disajikan dalam sebuah tabel adalah hal yang sangat penting dan seharusnya dilakukan dengan hati-hati agar data yang dimasukkan ke dalam tabel adalah data yang benar. Dalam sebuah tabel selalu ditemui row dan column, namun jumlah sangat tergantung dari jenis, klasifikasi dan banyaknya data. Ada banyak jenis tabel, namun yang umum digunakan diantaranya tabel induk, tabel distribusi frekuensi, tabel silang, dan lain-lain. Berikut adalah beberapa contoh tabel tersebut.3



2



I Ketut Swarjana, Statistik Kesehatan, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2016, hlm. 48.



3



Ibid., hlm. 49.



1. Tabel induk Tabel induk atau sering disebut sebagai master tabel adalah tabel yang menyajikan seluruh data atau angka berdasarkan variabel yang dimiliki. Misalnya data dari beberapa variabel (tempat, jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, dan lain-lain). Master tabel ini umumnya dibuat untuk dapat mempresentasikan semua data (data mentah) yang telah dikumpulkan dalam penelitian atau survei.4 2. Tabel Distribusi Frekuensi Tabel distribusi frekuensi merupakan tabel yang menyajikan data variabel dalam bentuk frekuensi (f). Pada tabel distribusi frekuensi, data variabel yang dimasukkan tergantung dari tujuan dan kebutuhan. Jumlah variabel yang ingin dimasukkan juga tergantung dari kebutuhan peneliti, apakah mau menyajikan satu variabel, dua variabel, tiga variabel, dan seterusnya.5 3. Tabel silang Tabel silang atau cross tabulation/cross classifications adalah sebuah metode penyajian data melalui tabel silang, dimana data yang disajikan merupakan data dari dua atau lebih variabel yang disajikan dalam waktu yang sama. Tabel silang tersebut berisikan data kategorikal yang ditempatkan pada row dan columns (disilangkan). Jumlah masing-masing row dan column sangat tergantung dari banyaknya katagori dan variabel penelitian. Pada umumnya variabel yang ditempatkan sebagai row adalah variabel bebas (independent variable) dan pada column adalah variabel terikat (dependent variable). Penyajian data menggunakan tabel juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihannya, yaitu: 1. Dalam angka atau data variabel yang banyak, masih dimungkinkan untuk disajikan secara keseluruhan melalui sebuah tabel. 2. Peneliti dengan leluasa dapat memasukkan angka kedalam sebuah tabel sesuai dengan kebutuhannya serta dapat memilih jenis tabel yang sesuai. 4



I Ketut Swarjana, Statistik Kesehatan, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2016, hlm. 50.



5



Ibid., hlm. 51.



3. Pembaca dapat melihat semua angka yang disajikan ke dalam sebuah tabel. Sedangkan beberpa kelemahan penyajian data pada tabel, yaitu: 1. Bila terlalu banyak data yang disajikan dalam sebuah tabel, maka cukup sulit bagi pembaca untuk mengerti atau memahami data atau kesulitan juga dalam menarik kesimpulan serta pengambilan keputusan. 2. Dengan data yang terlalu banyak, akan cepat memberikan rasa bosan sebelum mampu menarik kesimpulan.6



C.



Penyajian data menggunakan diagram atau grafik Selain data variabel disajikan dalam bentuk teks dan tabel, cara lainnya dengan menggunakan grafik. Grafik atau graph sering dikenal dengan sebutan diagram maupun chart. Grafik atau diagram merupakan penyajian data kategorikal maupun numerik melalui sebuah gambar. Pembuatan grafik maupun diagram perlu memerhatikan persyaratanpersyaratan yang seharusnya dipenuhi. Bila persyaratan tersebut dipenuhi maka data yang disajikan pada grafik maupun diagram akan dapat dengan mudah dipahami dan menjadi menarik untuk disimak oleh yang membutuhkannya. Pemilihan jenis diagram atau grafik sangat penting dilakukan agar grafik yang dipilih tersebut tepat sesuai dengan data dan tujuan penyajiannya. Berikut ini diuraikan beberapa jenis penyajian data menggunakan figure (grafik atau diagram), yaitu:7 1. Bar Chart Diagram batang atau bar chart/bar diagram digunakan untuk menyajikan data dengan tujuan untuk menunjukkan frekuensi kejadian dan menekankan kategor tertinggi dan terendah untuk satu variabel (frekuensi umumnya disajikan secara vertical dan kategori disajikan secara horizontal). Selain itu, bar chart juga ditujukan untuk menunjukkan kecenderungan (trend) satu variabel dari waktu



6



I Ketut Swarjana, Statistik Kesehatan, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2016, hlm. 54.



7



Ibid., hlm. 56.



ke waktu (frekuensi biasanya disajikan secara vertical dan periode waktu disajikan secara horizontal). 8 2. Pie Chart Diagram lingkaran (pie chart) digunakan bila kita bermaksud menunjukkan proporsi sebuah variabel disetiap kategori. Total nilai data disajikan kembali oleh the area of the circle (pie). Apabila seluruh segmen presentasenya dijumlah akan mendapatkan nilai 100%. Penyajian data melalui pie chart sangat mudah untuk membandingkan satu segmen dengan segmen lainnya. Namun, sebaiknya segmen yang ada dalam pie chart tidak lebih dari delapan segmen. Semakin kecil proporsi dari segmen, maka warnanya dibuat semakin gelap. 9 3. Histogram Penyajian data menggunakan histogram digunakan bila kita bermaksud menekankan nilai tertinggi dan terendah atau distribusi nilai untuk satu variabel. Pada umumnya frekuensi normalnya disajikan secara vertical dan kategori disajikan secara horizontal. Sebelum membuat histogram, perlu disiapkan terlebih dahulu kelompok data yang skalanya bersifat kontinu. 4. Line Diagram/Chart Line diagram merupakan penyajian data yang menunjukan kejadian dari waktu ke waktu dan juga menunjukkan kecenderungan yang digambarkan dalam sebuah garis. Pada line diagram, horizontal axis mempresentasikan waktu, sedangkan vertical axis menunjukkan frekuensi dan data values untuk periode waktunya menyatu pada sebuah garis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa line graph merupakan penyajian data yang menunjukkan adanya kecenderungan satu variabel dari waktu ke waktu.10 5. Scatter Diagram Scatter diagram atau scatter plot sangat umum digunakan oleh peneliti dalam menyajikan analisinya. Diagram ini dapat menunjukkan hubungan dari dua variabel. Satu variabel dijadikan sebagai X-axis dan satu variabel lagi 8



I Ketut Swarjana, Statistik Kesehatan, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2016, hlm. 57.



9



Ibid., hlm. 60.



10



Ibid., hlm. 63.



digunakan sebagai Y-axis (Osborn, 2008). Diagram ini digunakan pada statistik inferensial terutama correlation dan linear regression (Osborn, 2006). 11 6. Frekuensi Poligon Penyajian data menggunakan frekuensi polygon hamper mirip dengan histogram. Penyajian data ini memberikan sebuah perkiraan atau estimasi kasar dari bentuk distribusi. Jeni penyajian ini deibentuk menggunakan histogram. Pertama, tempatkan sebuah titik ditengah setiap kelas interval dari sebuah bar atau batang diatas histogram tersebut. Kedua, titik-titik tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya menggunakan garis lurus. Sedangan yang ketiga, histogram menjadi terhapus dan menjadi frekuensi poligonnyang memberikan estimasi kasar dari bentuk distribusi data (Plichta and Garzon, 2009). Dengan demikian ketika kita ingin membandingkan perbedaan distribusi frekuensi, lebih mudah bila menggunakan frekuensi polygon dibandingkan dengan histogram.12 7. Boxplot Sebuah boxplot adalah gambaran secara grafis, berdasarkan kuartil, yang membantu kita menggambarkan sekumpulan data. Untuk membuat bixplot, kita hanya membutuhkan lima statistik: nilai minimal, Q1 (kuartil pertama), Q2 (kuartil kedua/median), Q3 (kuartil ketiga), dan nilai maksimal.13



11



I Ketut Swarjana, Statistik Kesehatan, C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2016, hlm. 65.



12



Ibid., hlm. 66.



13



Chriswan Sungkono, Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi, Salemba Empat, Jakarta, 2007, hlm.



138.