Status Dermatologikus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STATUS DERMATOLOGIKUS I. Distribusi o



Lokalisata



: kelainan kulit terletak pada satu tempat



o



Regioner



: kelainan kulit terletak pada satu atau beberapa region tubuh



o



Generalisata : kelainan kulit tersebar pada sebagian besar bagian tubuh (70-90%) namun masih tampak bagian kulit yang normal



o



Universal



: kelainan kulit mengenai seluruh atau hamper seluruh tubuh (90-100%)



o



Simetris



: kelainan kulit mengenai kedua sisi tubuh pada lokasi yang serupa



o



Asimetris



: kelainan kulit mengenai kedua sisi tubuh pada lokasi yang berbeda



o



Unilateral



: kelainan kulit mengenai salah satu sisi tubuh



o



Bilateral



: kelainan kulit mengenai kedua sisi tubuh, melewati garis median



o



Dermatomal : kelainan kulit menyebar mengikuti dermatom tubuh



II. Lokasi 



Area Fleksor



: lesi terletak pada bagian fleksor tubuh







Area Ektensor



: lesi terletak pada bagian ektensor tubuh







Area Intertriginosa



: lesi terletak pada daerah lipatan tubuh







Area Glabrosa



: lesi terletak pada daerah berambut halus







“Sun Exposed area” : lesi terletak pada daerah tubuh yang terkena sinar matahari







Area trunkal



: lesi terletak pada daerah batang tubuh







Area akral



: lesi terletak pada daerah distal







Telapak tangan dan atau kaki : lesi terletak pada daerah telapak tangan dan atau kaki



III. Karakteristik Lesi a) Jumlah o



Soliter



: kelainan kulit hanya berupa satu lesi



o



Multipel



: kelainan kulit lebih dari satu lesi



b) Penyebaran 



Diskret







Konfluens : kelainan kulit di mana terdapat dua atau lebih lesi yang bersatu



: lesi kulit terpisah antara satu dengan yang lain diantaranya masih ada yang normal



c) Bentuk : Lesi kulit dapat berupa Reguler atau Ireguler o



Linier



: kelainan kulit berbentuk garis



o



Bulat (sirsiner)



: kelainan kulit berbentuk bulat



o



Oval



: kelainan kulit berbentuk seperti telur



o



Anular (ring like)



: kelainan kulit berbentuk cincin



o



Iris (target lesion)



: kelainan kulit berbentuk target sign



o



Asiner



: kelainan kulit berbentuk bulan sabit



o



Umbilicated



: kelainan kulit dengan pusat yang melekuk seperti umbilikus



o



Ireguler



: bentuk tidak teratur



d) Susunan 



Linier







Herpetiformis : lesi tersusun berkelompok seperti pada Herpes







Zosteriformis : lesi tersusun dengan pola seperti pita/yang mengenai suatu dermatom







Korimbiformis : lesi tersusun berkelompok seperti induk ayam dikelilingi anak-anaknya







Serpiginosa



: lesi tersusun seperti ular







Polisiklik



: susunan lesi yang terdiri dari beberapa lesi berbentuk lingkaran yang bersatu



: Lesi bekumpul dan tersusun seperti sebuah garis



e) Ukuran o



o



2 Dimensi



3 Dimensi



: Pungtata



: lesi-lesi kecil seperti tanda titik



Gutata



: lesi berukuran seperti tetesan air dari keran shower



Plakat



: lesi berukuan sebesar uang logamRp 50,- lama



: Milier Lentikuler



: lesi seukuruan ujung jarum pentul besi : lesi seukuran biji jagung



f) Menimbul



: Permukaan lesi lebih tinggi daripada permukaan kulit di sekitarnya



Tidak menimbul



: Permukaan lesi sama tinggi (rata) dengen permukaan kulit di sekitarnya



g) Tepi 



Batas Tegas







Batas Tidak Tegas : batas lesi dengan kulit di sekitarnya tidak jelas



: Batas lesi dengan kulit di sekitarnya jelas, dapat diukur dengan ujung pensil



h) Basah



: lesi basah



Kering



: lesi kering



IV. TIPE LESI/ EFLORESENSI



A. Primer 1. Makula : kelainan kulit berupa perubahan warna semata  Makula eritema



: makula berwarna merah  “drug eruptions”



 Makula hiperpigmentasi : makula yang berwarna lebih gelap dari kulit di sekitarnya  hiperpigmentasi pasca inflamasi  Makula hipopigmentasi : makula yang berwarna lebih terang dari kulit di sekitarnya  Tinea versicolor  Makula depigmentasi



: makula akibat proses depigmentasi  vitiligo



 Purpura



: akibat ekstravasasi pembuluh darah berukuran kecil, tapi lebih besar dari ptekie



 Ptekie



: akibat ekstravasasi pembuluh darah berukuran sangat kecil



 Ekimosis



: akibat ekstravasasi pembuluh darah berukuran lebih besar



2. Papula Kelainan kulit berupa penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip diameter < 0.5 cm, dan berisi deposit metabolit, massa keratin dan sel radang, contoh: Liken planus.



3. Plak



:Kelainan kulit berupa peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya rata berisi infiltrat dengan diameter > 0.5 cm



4. Vesikel : kelainan kulit berupa gelembung berisi cairan, ukuran diameter ≤ 0.5 cm 5. Bula



: kelainan kulit berupa gelembung berisi cairan, ukuran diameter > 0.5 cm



6. Pustula : kelainan kulut berupa vesikel yang berisi pus (eksudat purulent) contoh : pyoderma 7. Nodul



: kelainan kulit berupa massa padat sirkumskrip yang terletak di dalam lapisan dermis atau subkutan, berukuran diameter > 0.5 cm



8. Nodulus : kelainan kulit berupa nodul dengan diameter ≤ 0.5 cm 9. Tumor



: kelainan kulit berupa benjolan yang merupakan hasil pertumbuhan sel atau



jaringan yang abnormal 10. Kista



: kelainan kulit berupa kavitas berkapsul berisi cairan sel aatau sisa sel contoh : kista aterom



11. Sinus



: kelainan kulit berupa terowongan yang menghubungkan kavitas-kavitas di dalam jaringan kulit. Contoh : hidradenitis supuratif



12. Abses



: kelainan kulit berupa kavitas berisi pus yang terakumulasi lokal di dalam jaringan dermis atau subkutan



13. Urtika



: kelainan kulit berupa edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan. Contoh: urtikaria



B. Sekunder 1. Skuama



: kelainan kulit berupa lepasnya stratum korneum. Contoh: Psoriasis vulgaris



o



Skuama psoriasiform : skuama yang tebal dan berlapis. Contoh: luka



o



Skuama pitiriasiform : skuama yang halus seperti tepung



o



Skuama retikuler



: skuama yang sebagian terlepas sebagian menempel



o



Skuama lamellar



: skuama yang berlapis-lapis seperti bawang



o



Skuama iktiosiform



: skuama yang menyerupai sisik ikan



o



Skuama membranasea : skuama yang tipis dan besar



o



Skuama keratotik



2. Krusta



: kelainan kulit berupa cairan tubuh yang sudah mengering. Contoh: impetigo



14. Krusta serosa



: terbentuk dari cairan serosa yang mengering



15. Krusta pustulosa



: terbentuk dari pus yang mengering



16. Krusta hemoragik



: terbentuk dari darah yang mengering



17. Krusta medikamentosa : terbentuk dari obat-obatan bercampur cairan tubuh yang kemudian mengering



3. Erosi



: kelainan kulit berupa hilangnya lapisan kulit tapi tidak melebihi stratum basale. Contoh: Nekrosis Epidermal Toksik



4. Ekskoriasi



: kelainan kulit akibat hilangnya lapisan kulit melebihi lapisan dermis. Contoh:



5. Ulkus



: kelainan kulit berupa hilangnya jaringan kulit melebihi lapisan dermis. Contoh: Pyoderma gangrenosum



6. Fisura



: kelainan kulit akibat diskontinuitas jaringan kulit berbentuk linier. Contoh: fisura pada Dermatitis Kontak



7. Likenifikasi : kelainan kulit berupa penebalan kulit disertai relief kulit yang semakin jelas. Contoh: Liken simpleks kronik



8. Sikatriks



: kelainan kulit akibat proliferasi jaringan ikat di atas luka.



o



S. atrofi



: kelainan kulit berupa jaringan parut dengan permukaan lebih rendah dari sekitar



o



S. eutrofi



: kelainan kulit berupa jaringan parut dengan permukaan sama dari sekitar



o



S. hipertrofi



: kelainan kulit berupa jaringan parut dengan permukaan lebih tinggi dari sekitar



9. Sklerosis



: kelainan kulit berupa pengerasan/ indurasi kulit akibat fibrosis dermis.



C. Khusus 



Komedo



: kelainan kulit berupa dilatasi infundibulum folikel rambut akibat sumbatan oleh



keratin dan lipid 



Contoh : akne vulgaris







Telangiektasi : kelainan pada kulit berupa pelebaran vaskuler superfisial yang menetap







Milia



: kelainan kulit superfisial berupa penonjolan kulit keratin dengan ukuran kecil / miliar (≤ 1 mm) yang multipel







Kanalikuli



: suatu kelainan kulit berupa terowongan yang dibentuk oleh parasite pada stratum korneum



STATUS DERMATOLOGIKUS I. Distribusi o



Lokalisata



: kelainan kulit terletak pada satu tempat



o



Regioner



: kelainan kulit terletak pada satu atau beberapa region tubuh



o



Generalisata



: kelainan kulit tersebar pada sebagian besar bagian tubuh (70-90%) namun masih tampak bagian kulit yang normal



o



Universal



: kelainan kulit mengenai seluruh atau hamper seluruh tubuh (90-100%)



o



Simetris



: kelainan kulit mengenai kedua sisi tubuh pada lokasi yang serupa



o



Asimetris



: kelainan kulit mengenai kedua sisi tubuh pada lokasi yang berbeda



o



Unilateral



: kelainan kulit mengenai salah satu sisi tubuh



o



Bilateral



: kelainan kulit mengenai kedua sisi tubuh, melewati garis median



o



Dermatomal



: kelainan kulit menyebar mengikuti dermatom tubuh



II. Lokasi 



Area Fleksor



: lesi terletak pada bagian fleksor tubuh







Area Ektensor



: lesi terletak pada bagian ektensor tubuh







Area Intertriginosa



: lesi terletak pada daerah lipatan tubuh







Area Glabrosa



: lesi terletak pada daerah berambut halus







“Sun Exposed area”



: lesi terletak pada daerah tubuh yang terkena sinar matahari







Area trunkal



: lesi terletak pada daerah batang tubuh







Area akral



: lesi terletak pada daerah distal







Telapak tangan dan atau kaki



: lesi terletak pada daerah telapak tangan dan atau kaki



III. Karakteristik Lesi a) Jumlah o



Soliter



: kelainan kulit hanya berupa satu lesi



o



Multipel



: kelainan kulit lebih dari satu lesi



b) Penyebaran 



Diskret







Konfluens : kelainan kulit di mana terdapat dua atau lebih lesi yang bersatu



: lesi kulit terpisah antara satu dengan yang lain diantaranya masih ada yang normal



c) Bentuk : Lesi kulit dapat berupa Reguler atau Ireguler o



Linier



: kelainan kulit berbentuk garis



o



Bulat (sirsiner)



: kelainan kulit berbentuk bulat



o



Oval



: kelainan kulit berbentuk seperti telur



o



Anular (ring like)



: kelainan kulit berbentuk cincin



o



Iris (target lesion)



: kelainan kulit berbentuk target sign



o



Asiner



: kelainan kulit berbentuk bulan sabit



o



Umbilicated



: kelainan kulit dengan pusat yang melekuk seperti umbilikus



o



Ireguler



: bentuk tidak teratur



d) Susunan 



Linier







Herpetiformis : lesi tersusun berkelompok seperti pada Herpes







Zosteriformis







Korimbiformis : lesi tersusun berkelompok seperti induk ayam dikelilingi anak-anaknya







Serpiginosa



: lesi tersusun seperti ular







Polisiklik



: susunan lesi yang terdiri dari beberapa lesi berbentuk lingkaran yang bersatu



: Lesi bekumpul dan tersusun seperti sebuah garis



: lesi tersusun dengan pola seperti pita/yang mengenai suatu dermatom



e) Ukuran o



2 Dimensi



: Pungtata



: lesi-lesi kecil seperti tanda titik



Gutata: lesi berukuran seperti tetesan air dari keran shower Plakat



o



3 Dimensi



: Milier Lentikuler



f) Menimbul Tidak menimbul



: lesi berukuan sebesar uang logamRp 50,- lama



: lesi seukuruan ujung jarum pentul besi : lesi seukuran biji jagung



: Permukaan lesi lebih tinggi daripada permukaan kulit di sekitarnya : Permukaan lesi sama tinggi (rata) dengen permukaan kulit di sekitarnya



g) Tepi 



Batas Tegas



: Batas lesi dengan kulit di sekitarnya jelas, dapat diukur dengan ujung pensil







Batas Tidak Tegas : batas lesi dengan kulit di sekitarnya tidak jelas



h) Basah



: lesi basah



Kering



: lesi kering



IV. TIPE LESI/ EFLORESENSI



A. Primer 18. Makula



: kelainan kulit berupa perubahan warna semata



 Makula eritema



: makula berwarna merah  “drug eruptions”



 Makula hiperpigmentasi : makula yang berwarna lebih gelap dari kulit di sekitarnya  hiperpigmentasi pasca inflamasi  Makula hipopigmentasi : makula yang berwarna lebih terang dari kulit di sekitarnya  Tinea versicolor  Makula depigmentasi



: makula akibat proses depigmentasi  vitiligo



 Purpura: akibat ekstravasasi pembuluh darah berukuran kecil, tapi lebih besar dari ptekie  Ptekie



: akibat ekstravasasi pembuluh darah berukuran sangat kecil



 Ekimosis



: akibat ekstravasasi pembuluh darah berukuran lebih besar



19. Papula Kelainan kulit berupa penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip diameter < 0.5 cm, dan berisi deposit metabolit, massa keratin dan sel radang, contoh: Liken planus.



20. Plak



:Kelainan kulit berupa peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya rata berisi infiltrat dengan diameter > 0.5 cm



21. Vesikel



: kelainan kulit berupa gelembung berisi cairan, ukuran diameter ≤ 0.5 cm



22. Bula



: kelainan kulit berupa gelembung berisi cairan, ukuran diameter > 0.5 cm



23. Pustula



: kelainan kulut berupa vesikel yang berisi pus (eksudat purulent) contoh : pyoderma



24. Nodul



: kelainan kulit berupa massa padat sirkumskrip yang terletak di dalam lapisan dermis atau subkutan, berukuran diameter > 0.5 cm



25. Nodulus : kelainan kulit berupa nodul dengan diameter ≤ 0.5 cm 26. Tumor



: kelainan kulit berupa benjolan yang merupakan hasil pertumbuhan sel atau jaringan yang abnormal



27. Kista



: kelainan kulit berupa kavitas berkapsul berisi cairan sel aatau sisa sel contoh : kista aterom



28. Sinus



: kelainan kulit berupa terowongan yang menghubungkan kavitas-kavitas di dalam jaringan kulit. Contoh : hidradenitis supuratif



29. Abses



: kelainan kulit berupa kavitas berisi pus yang terakumulasi lokal di dalam jaringan dermis atau subkutan



30. Urtika



: kelainan kulit berupa edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan. Contoh: urtikaria



B. Sekunder 1. Skuama



: kelainan kulit berupa lepasnya stratum korneum. Contoh: Psoriasis vulgaris



o



Skuama psoriasiform



: skuama yang tebal dan berlapis. Contoh: luka



o



Skuama pitiriasiform



: skuama yang halus seperti tepung



o



Skuama retikuler



: skuama yang sebagian terlepas sebagian menempel



o



Skuama lamellar



: skuama yang berlapis-lapis seperti bawang



o



Skuama iktiosiform



: skuama yang menyerupai sisik ikan



o



Skuama membranasea : skuama yang tipis dan besar



o



Skuama keratotik



2. Krusta



: kelainan kulit berupa cairan tubuh yang sudah mengering. Contoh: impetigo



31. Krusta serosa



: terbentuk dari cairan serosa yang mongering



32. Krusta pustulosa



: terbentuk dari pus yang mongering



33. Krusta hemoragik



: terbentuk dari darah yang mongering



34. Krusta medikamentosa : terbentuk dari obat-obatan bercampur cairan tubuh yang kemudian mengering



3. Erosi



: kelainan kulit berupa hilangnya lapisan kulit tapi tidak melebihi stratum basale. Contoh: Nekrosis Epidermal Toksik



4. Ekskoriasi



: kelainan kulit akibat hilangnya lapisan kulit melebihi lapisan dermis.



Contoh:



5. Ulkus: kelainan kulit berupa hilangnya jaringan kulit melebihi lapisan dermis. Contoh: Pyoderma gangrenosum



6. Fisura



: kelainan kulit akibat diskontinuitas jaringan kulit berbentuk linier. Contoh: fisura pada Dermatitis Kontak



7. Likenifikasi



: kelainan kulit berupa penebalan kulit disertai relief kulit yang semakin jelas. Contoh: Liken simpleks kronik



8. Sikatriks



: kelainan kulit akibat proliferasi jaringan ikat di atas luka.



o



S. atrofi : kelainan kulit berupa jaringan parut dengan permukaan lebih rendah dari sekitar



o



S. eutrofi



: kelainan kulit berupa jaringan parut dengan permukaan sama dari sekitar



o



S. hipertrofi



: kelainan kulit berupa jaringan parut dengan permukaan lebih tinggi dari sekitar



9. Sklerosis



: kelainan kulit berupa pengerasan/ indurasi kulit akibat fibrosis dermis.



C. Khusus 



Komedo



: kelainan kulit berupa dilatasi infundibulum folikel rambut akibat sumbatan oleh keratin



dan lipid 



Contoh : akne vulgaris







Telangiektasi



: kelainan pada kulit berupa pelebaran vaskuler superfisial yang menetap







Milia



: kelainan kulit superfisial berupa penonjolan kulit keratin dengan ukuran kecil / miliar (≤ 1 mm) yang multipel







Kanalikuli



: suatu kelainan kulit berupa terowongan yang dibentuk oleh parasite pada stratum korneum