Strategi Komunikasi Radio Ebs FM Surabaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI KOMUNIKASI RADIO EBS FM SURABAYA DALAM MEMPROMOSIKAN REBRANDING IMAGE



SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi



OLEH: TITAH RAMYANINGRUM NPM: 14.31.0170 KEKHUSUSAN: BROADCASTING



SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2018



ABSTRAK



Dalam menghadapi zaman yang semakin modern ini, berbagai bidang profesi (dalam hal ini industri kreatif) berlomba-lomba memberikan yang terbaik kepada khalayaknya. Berbagai macam cara pun dilakukan sebagai bentuk audience engagement agar suatu instansi/perusahaan tetap memiliki konsumen yang loyal. Namun, meski suatu produk/brand telah memiliki merek yang dikenal oleh khalayak luas, titik kejenuhan dalam siklus hidup suatu produk terkadang mengharuskan perusahaan untuk melakukan perubahan-perubahan agar tetap memiliki daya saing. Perubahan yang dilakukan terhadap merek inilah yang dikenal dengan sebutan rebranding. Salah satu radio yang melakukan rebranding adalah Radio EBS FM Surabaya. EBS 105.9 FM merupakan satu di antara sekian radio di Surabaya dengan segmentasi anak muda dewasa usia 15-25 tahun. Dalam menyuarakan image barunya, tentu perusahaan memiliki strategi yang digunakan untuk memperkenalkan kebaruan yang ada. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Radio EBS FM Surabaya dalam mempromosikan rebranding image –nya. Maka dari itu dalam pembahasan penelitian, peneliti mencoba menjabarkan tahapan strategi komunikasi Radio EBS FM Surabaya menurut Fred. R. David yaitu, Perumusan strategi, Implementasi strategi dan Evaluasi strategi. Di samping itu peneliti juga menjelaskan Strategi komunikasi internal dan Eksternal Radio EBS FM Surabaya yang mengacu pada teori strategi komunikasi Chris Fill dengan tiga teori utama, yaitu pull strategy, push strategy dan profile strategy. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi yang sampai pada suatu simpulan bahwa pengimplementasian strategi komunikasi yang dilakukan pihak EBS FM sudah cukup baik terbukti dengan adanya kenaikan pendengar maupun jumlah followers di sosial media EBS 105.9 FM. Keyword: rebranding image, strategi komunikasi, promosi



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………….…...



i



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….....…..



ii



LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI………………..……



iii



PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………..……



iv



MOTTO & PERSEMBAHAN………………………………………..……



v



KATA PENGANTAR……………………………………………………...



vi



ABSTRAK…………………………………………………………………



viii



DAFTAR ISI………………………………………………………….….….



ix



DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….….



xi



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………. 1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………. 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 TUJUAN PENELITIAN……………………………………………. 1.3.2 MANFAAT PENELITIAN……………………………………….… 1.3.2.1 MANFAAT TEORETIS………….……………………….. 1.3.2.2 MANFAAT PRAKTIS……….…………………………… 1.4 KAJIAN PUSTAKA……………………………………………..….…. 1.4.1 KOMUNIKASI……………………..….….……………….. 1.4.2 KOMUNIKASI MASSA…………..….….………………… 1.4.3 RADIO SEBAGAI MEDIA MASSA…………..….….…… 1.4.4 STRATEGI KOMUNIKASI…………..….….……………. 1.4.5 REBRANDING…………..….….………………………..…. 1.4.6 PROMOSI…………..….….………………………..….…… 1.5 KERANGKA BERFIKIR………………………………………..….…. 1.6 METODOLOGI PENELITIAN………………………………….….…. 1.6.1 METODE PENELITIAN……………………………..….…. 1.6.2 JENIS DAN SUMBER DATA ……………………….……. 1.6.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA…………………….…..



1 10 10 10 10 11 11 11 12 14 15 18 20 22 22 22 23 24



1.6.4



TEKNIK ANALISIS DATA………………………….….….



25



BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5



GAMBARAN UMUM RADIO EBS FM SURABAYA………..…. VISI DAN MISI EBS FM SURABAYA……….……….…………... STRUKTUR ORGANISASI RADIO EBS FM SURABAYA……… TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) STRUKTURAL RADIO EBS FM SURABAYA….……….…………...….…………. JADWAL PROGRAM SIARAN RADIO EBS FM SURABAYA….



26 27 28 28 31



BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 3.2



REBRANDING IMAGE RADIO EBS FM SURABAYA………….. 34 STRATEGI KOMUNIKASI RADIO EBS FM SURABAYA DALAM MEMPROMOSIKAN REBRANDING IMAGE…….…. 39 3.2.1 PERUMUSAN STRATEGI….………….….…………….. 40 3.2.2 IMPLEMENTASI STRATEGI….………….….…………. 42 3.2.3 EVALUASI STRATEGI….………….….………….….…. 55



3.3



STRATEGI KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL RADIO FM SURABAYA.………….….…………….. .………….….…… 3.3.1 STRATEGI KOMUNIKASI INTERNAL.………….…… 3.3.2 STRATEGI KOMUNIKASI EKSTERNAL.………….….



EBS 57 58 63



BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 4.2



SIMPULAN.………….….…………….. .………….….………… SARAN.………….….…………….. .………….….……………..



70 71



DAFTAR GAMBAR BAB II Gambar II.1



Logo EBS FM Surabaya



Gambar II.2



Struktur Organisasi Radio EBS FM Surabaya



Gambar II.3



Tampilan poster program siaran di website Radio EBS FM Surabaya



BAB III Gambar III.1 Perubahan Logo Radio EBS FM Surabaya Gambar III.2 Desain Banner yang ada di front office EBS FM Surabaya Gambar III.3 Contoh hasil photoshoot penyiar EBS FM Surabaya Gambar III.4 Tim EBS 105.9 FM Surabaya bagi sarapan gratis Gambar III.5 Penggunaan toa dalam pelaksanaan bagi sarapan gratis Gambar III.6 Penerima sarapan gratis #THEALLNEWEBS1059FM Gambar III.7 E-flyer kuis AJIB Gambar III.8 Screenshot video penyerahan hadiah Kuis “AJIB” Gambar III.9 Suasana brand launching Radio EBS FM Surabaya Gambar III.10 E-flyer di Instagram dan foto pelaksanaan ‘AKSI 1059’ di sekolah Gambar III.11 Sharing session ‘AKSI 1059’ di Kampus UNTAG Surabaya Gambar III.12 Contoh e-flyer ‘AKSI 1059’ di tempat nongkrong Gambar III.13 Pelaksanaan ‘AKSI 1059’ di tempat nongkrong Gambar III.14 Gambaran suasana meeting tim EBS FM Gambar III.15 Gambaran sinergi kerja tim EBS FM Gambar III.16 Screenshot instastory dalam program siaran “EBS PLAT L” di akun Instagram @ebs1059fm Gambar III.17 E-flyer kuis berhadiah tiket nonton gratis Gambar III.18 E-flyer “Open House All New EBS 105.9 FM” Gambar III.19 Suasana “Open House All New EBS 105.9 FM” Gambar III.20 Sesi foto dalam “Open House All New EBS 105.9 FM”



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kata “strategi” (dalam Yunus, 2016) berasal dari bahasa Yunani, strategos (stratos = militer dan ag = memimpin) yang berarti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Sedangkan menurut Arthur A. J., (2007) menyatakan strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesuai target). 1 Secara garis besar dapat diartikan bahwa strategi merupakan taktik atau suatu seni yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi yang dibangun pun harus unik dan menarik agar perumus strategi dapat meraih apa yang diinginkan. Strategi pada intinya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management). Sebuah strategi komunikasi mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan khalayak sasaran.



1



Yunus, Eddy. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI. 2016.



Strategi komunikasi mendefinisikan beberapa hal, antara lain: khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan, bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut pandangnya dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif. Dengan cara yang efektif tersebut, peluang untuk menggapai apa yang diharapkan tentu terbuka lebar. Namun kembali lagi pada sebaik apa perusahaan mampu mengimplementasikan taktik yang sudah dicanangkan bersama. Di era yang semakin modern ini, berbagai bidang profesi (dalam hal ini adalah industri kreatif) dihadapkan pada persaingan ketat yang menuntut kreativitas dan inovasi dari masing-masing bidang usaha untuk berlomba-lomba memberikan yang terbaik kepada khalayaknya. Taktik atau strategi yang digunakan dalam meraih audiens pun harus dirancang sedemikian rupa agar selalu dinamis dan mengikuti perkembangan yang ada. Cara yang kuno tentu tidak akan menarik minat audiens untuk bersikap loyal terhadap suatu instansi / perusahaan. Maka dari itu berbagai macam cara dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk audience engagement agar tetap memiliki konsumen yang setia (loyal). Namun, meski suatu produk/brand telah memiliki merek yang dikenal oleh khalayak luas, titik kejenuhan dalam siklus hidup suatu produk terkadang mengharuskan perusahaan untuk melakukan perubahanperubahan agar tetap memiliki daya saing. Perubahan yang dilakukan terhadap merek inilah yang dikenal dengan sebutan rebranding.



Rebranding merupakan suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh lembaga untuk mengubah total atau memperbaharui sebuah brand yang sudah ada agar menjadi lebih baik dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan yaitu berorientasi profit. Menurut Muzellec dan Lambkin (2006) definisi rebranding adalah menciptakan suatu nama baru, istilah, simbol, desain, atau suatu kombinasi dari semuanya untuk satu brand, yang bertujuan untuk mengembangkan diferensiasi atau posisi baru di dalam pikiran dari stakeholders dan pesaing. 2 Adapun tujuan dilakukannya rebranding adalah sebagai berikut: mengganti image perusahaan, ingin melakukan penyegaran (refreshment) brand perusahaan, memperbaiki citra brand, ingin lebih dikenal di kalangan luas, adanya perubahan segmen dan target perusahaan, serta berbagai tujuan perusahaan lainnya dalam proses rebranding terhadap publik. Oleh sebab itu, kegiatan rebranding atau apapun bentuk rencana kegiatan tidak akan memberikan manfaat maksimal, apabila tidak dikomunikasikan dengan baik kepada publik. Berkaitan dengan pembahasan di atas, salah satu radio yang baru saja melakukan rebranding image -nya adalah Radio EBS FM Surabaya. Radio EBS 105.9 FM merupakan satu di antara sekian radio di Surabaya yang bersegmentasi anak muda, dengan spesifikasi remaja dewasa usia 15-25 tahun. 2



Muzellec, Laurent dan Lambkin, Mary. “Corporate Rebranding: Destroying, Transferring or Creating Brand Equity?”. European Journal of Marketing. Emerald Group Publishing Limited. 40. 2006.



PT. Radio Era Bimasakti Selaras Surabaya (EBS 105.9 FM) yang berada di bawah naungan Suzana Radio Network (Suzana Group), beralamat di Jalan Embong Sawo nomor 12 Surabaya. Sementara lokasi studio siaran Radio EBS FM berada di Jalan Jawa nomor 31, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Dalam menyuarakan image barunya, tentu perusahaan memiliki strategi yang digunakan untuk memperkenalkan kebaruan yang ada. Terhitung sejak tanggal 12 Desember 2017, EBS FM yang biasanya mulai bersuara pukul 05.00 WIB hingga 01.00 dini hari, tidak lagi diramaikan suara para penyiarnya, melainkan hanya memutarkan lagu-lagu (music only). Hal ini ditengarai akan adanya perubahanperubahan yang kemudian memunculkan hashtag #THEALLNEWEBS1059FM di segala



akun



atau



channel



EBS



FM



Surabaya.



Selain



hashtag



#THEALLNEWEBS1059FM, juga terdapat pembubuhan kata ‘coming soon’ dalam mayoritas postingan foto maupun video, countdown (hitung mundur) to brand launching dari H-30, H-20, H-10 sampai pada hari H perilisan image yang seluruhnya dapat di lihat di akun Instagram @ebs1059fm. Dengan jeda siaran tanpa penyiar ini, kru EBS tidak membiarkan radionya mati karena selain aktivitas on-air yang berjalan seperti biasa, media sosial EBS FM tetap update memberikan informasi terkini (#EBSNewsAlert) khususnya mengenai konten hiburan, baik berbentuk gambar maupun video yang diunggah pada media sosial EBS FM seperti Instagram dan YouTube.



Setelah satu bulan lebih para penyiar tidak bersuara, akhirnya EBS 105.9 FM melakukan re-launching brand –nya dalam Press Conference yang diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 2018 bertempat di Best Western Papilio Hotel Surabaya. Dengan menghadirkan semua penyiar beserta kru yang terlibat, suasana Press Conference berlangsung meriah bersama kalangan awak media, radio sekolah dan radio kampus. Perubahan yang paling kentara dalam rebranding Radio EBS FM adalah logo serta tagline baru. Jika sebelumnya, tagline-nya adalah “The Teenage Spirit Station” kini berubah menjadi “hits terbaik anak muda surabaya”. Perombakan juga terjadi pada lini program siaran yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Misalkan program siaran pagi (pukul 05.00-09.00 WIB) yang sebelumnya dibawakan oleh tiga penyiar, kini hanya dibawakan oleh dua penyiar yang mengudara pukul 06.00-10.00 WIB. Begitu pula dengan durasi bicara/talk penyiar yang awalnya sekitar tiga menit dalam sekali talk, kini penyiar solo maksimal hanya boleh bicara satu menit saja dan untuk penyiar tandem maksimal satu setengah menit. Dengan formatnya yang Less Talk More Music ini, EBS akan lebih atraktif dengan lagu-lagu hits yang diputarkan. Menurut pandangan peneliti yang mulai mengikuti (following) akun Instagram @ebs1059fm sekitar bulan Agustus 2017, akun EBS FM ini hanya memiliki sekitar tiga ribu (3000) followers dan kini di bulan April 2018 akun Instagram tersebut sudah di kisaran enam ribu (6000) pengikut (followers).



Selain itu, menurut pengamatan peneliti kiprah Radio EBS kini mulai merangkak naik (dibanding sebelumnya yang terkesan biasa saja) dengan segala realisasi ide kreatif yang diusahakan untuk tetap dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Sebagai contoh, sebelum kegiatan rebranding, alur kerja sumber daya manusia yang ada di balik keberlangsungan program siaran bisa dibilang belum menemukan arahnya. Masing-masing jobdesk yang memerlukan perlakuan (treatment) secara independen belum di isi oleh person atau individu yang benar-benar bertanggung-jawab atas hal itu. Dalam artian, misalkan: sebelum tercipta wacana melakukan rebranding, jobdesk desain grafis, videografi dan produser (admin) sosial media hanya di emban satu orang saja. Sehingga masing-masing tanggung jawab itu tidak berjalan maksimal karena keterbatasan waktu dan tenaga seseorang. Hingga akhirnya pihak EBS merekrut single crew untuk masing-masing jobdesk, yaitu: desainer grafis, videografer dan online producer (admin) yang bertanggung jawab penuh meng-handle semua media sosial EBS 105.9 FM. Sedangkan desainer grafis dan videografer merupakan turunan dari online producer itu sendiri. Dengan adanya person yang bertugas di masing-masing jobdesk tersebut, tentu kinerja perseorangan menjadi lebih fokus dan tertata karena tidak dibingungkan dengan berbagai tugas yang harus dilakukan hanya dengan satu orang saja.



Sosok online producer menurut pandangan peneliti menjadi satu poin penting, karena keberadaannya membuat media sosial EBS FM jauh lebih aktif dari sebelumnya. Dengan intensitas penggunaan media sosial di kalangan masyarakat masa kini yang sangat tinggi, tentu lini Online harus selalu diperhatikan tingkat keaktifannya. Dengan terpaan yang sedemikian rupa, otomatis tingkat awareness para followers / pendengar / kancamuda terhadap eksistensi EBS FM akan semakin tinggi. Hal yang membuat peneliti tertarik untuk menjadikannya sebagai materi penelitian adalah untuk mengetahui seperti apa strategi yang digunakan, terutama dalam mengkomunikasikan rebranding karena menurut beberapa narasumber dari pihak EBS FM pertumbuhan pendengar / followers pasca rebranding terbilang cukup pesat. Perkembangan atau pertumbuhan itulah yang kemudian menjadi concern peneliti dan meski pihak internal EBS FM tidak bisa membeberkan data detilnya secara terbuka demi kerahasiaan dapur perusahaan, namun peneliti mendapatkan gambaran umum dari hasil wawancara bersama salah satu narasumber yaitu Rudy Sujarwo selaku Divisi Promotion & Off Air Radio EBS FM Surabaya, berikut pernyataannya: “Katakanlah 1 dari 10, awal kita cuma 3, setelah kita press conference, kita naik jadi 5. Setelah post launching kita promo besarbesaran jadi 8, 7 sampe 8. Yang tadinya pendengar kita cuma 30% bisa sampe 70% atau 80% hanya dalam waktu 2 bulan. Katakanlah kita udah sampe nanti di angka 90%, gimana nih caranya kita



mempertahankan bahkan orang-orang itu harus sampe 100% orangorang itu tahu EBS itu ada.” Berdasarkan penuturan tersebut, terpampang jelas adanya perkembangan dari tujuan menyasar khalayak yang lebih luas. Dengan hasil yang diungkapkan di atas, secara garis besar tersirat sejauh mana tingkat keberhasilan realisasi strategi dan terkandung pula hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki demi kesempurnaan rencana untuk meraih tujuan secara menyeluruh. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji peneliti adalah: “Bagaimana strategi komunikasi Radio EBS FM Surabaya dalam mempromosikan rebranding image?” 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1



TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yakni:



mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan pihak Radio EBS FM Surabaya dalam mempromosikan image baru (rebranding). 1.3.2



MANFAAT PENELITIAN Dengan dilakukannya penelitian mengenai strategi komunikasi dalam



rebranding Radio EBS ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:



1.3.2.1



MANFAAT TEORETIS



Bagi perguruan tinggi dan lingkungan akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya di bidang komunikasi pemasaran khususnya tentang pembaharuan merek. 1.6.4.1



MANFAAT PRAKTIS



Bagi Radio EBS FM, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan serta evaluasi mengenai strategi komunikasi dalam meningkatkan cita, terutama dengan rebranding image yang telah dilakukan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi radio-radio lainnya untuk dapat melakukan strategi yang mampu memberikan kemajuan positif bagi perusahaan. 1.7 KAJIAN PUSTAKA 1.7.1



RADIO SEBAGAI MEDIA MASSA Sebagai media massa, radio memiliki karakteristik unik dan khas. Dalam



mengemas programnya, radio mempunyai cara tersendiri yang disebut dengan gaya radio (radio style) meliputi: bahasa kata-kata lisan, musik/lagu dan efek suara yang menjadi kunci utama dalam memikat pendengarnya. Karakteristik gaya radio siaran 3, diantaranya:



3



Triartanto, A. Ius Yudo. Broadcasting Radio. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. 2010



1. Imajinatif: Sifatnya yang ‘hanya suara’ membuat pendengar hanya bisa membayangkan apa yang disampaikan oleh penyiar. Karenanya, radio terkenal dengan konsep ‘theater of mind’ dimana jika konsep itu berhasil, maka pendengar bisa ‘terhanyut’ atau terbawa perasaan sebagaimana emosi yang diutarakan sang penyiar. Dalam setiap program siaran EBS FM, tentu masing-masing konten program memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi pembawaan penyiar maupun seperti apa jenis materi yang dibawakan dalam program siaran. Karakter announcer dalam bersiaran menjadi penting karena mereka-lah yang berandil besar dalam keberhasilan suatu perusahaan radio. Para penyiar yang memiliki air personality kuat, akan meninggalkan kesan sebagai suatu ‘ciri khusus’ yang membuat pendengar peka untuk mengenalinya hanya dari suara tanpa butuh waktu yang lama dalam mendengarkan keseluruhan siaran. Kemampuan penyiar dalam membangkitkan imaji pendengar akan menjadi poin plus yang bisa menjadi indikasi kesuksesan suatu program siaran. 2. Auditori: Radio adalah bunyi atau suara yang hanya bisa dikonsumsi oleh telinga. Maka dari itu, pesan radio siaran harus jelas, singkat dan sepintas lalu, mengingat kemampuannya (telinga) yang cukup terbatas. Pesan yang audible (sejelas mungkin) memiliki kesempatan besar untuk sampai pada audiens dalam sekali dengar.



Dalam bersiaran, apapun radionya, penyampaian penyiar kepada audiens harus terdengar secara gamblang karena sifatnya yang sekilas lalu. Penyampaian yang berbelit-belit dan tidak jelas akan mengurangi esensi dari program siaran itu sendiri. 3. Akrab: Siaran radio bersifat intim karena penyiar menyalurkan pesan secara personal/individu, meski radio itu didengarkan orang banyak. Radio terkenal sebagai ‘teman’ dalam segala aktivitas yang dilakukan pendengar. Penyiar haruslah ‘bersikap’ akrab dalam setiap program yang dibawakannya. Pendengar masa kini pasti cukup pintar untuk membedakan mana pembawaan yang luwes dan mana yang kaku sehingga kurang nyaman didengar. Sekali lagi, karakter penyiar dalam bersiaran



akan



mempengaruhi



ketertarikan



pendengar



dalam



mendengarkan keseluruhan program siaran. 4. Gaya percakapan: Sudah bukan rahasia lagi jika bahasa yang digunakan dalam bersiaran bukan gaya tulisan, tetapi gaya obrolan sehari-hari. Tak jauh dari ciri akrab, gaya percakapan juga selalu ada dalam setiap program siaran radio. Menurut pandangan peneliti, penyiar solo akan lebih banyak berinteraksi dengan gaya menyapa dan mengajak bicara para pendengar, sedangkan penyiar tandem lebih dominan berkomunikasi dengan partner siarannya, meski tetap mengikutsertakan pendengar dalam obrolan mereka (penyiar tandem).



Walaupun terkadang para penyiar tidak sadar bahwa mereka malah asik sendiri hingga membuat pendengar beralih pada channel lainnya. Maka dari itu forum evaluasi selalu diperlukan dalam mengukur kinerja semua SDM yang ada dalam suatu perusahaan.



1.7.2



STRATEGI KOMUNIKASI Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen



untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management). Tahapan-tahapan Strategi Dalam teori manajemen strategis milik Fred. R. David, terdapat tiga tahapan strategi 4, diantaranya: 1. Perumusan strategi Tahap pertama ini para pencipta, perumus, pengonsep harus berpikir matang mengenai kesempatan dan ancaman dari luar perusahaan dan menetapkan kekuatan dan kekurangan dalam perusahaan, serta menentukan sasaran yang tepat. Dalam perumusan strategi ini para pengonsep harus berusaha menemukan masalah yang ada dalam perusahaan, baru setelah itu



4



David, F. R. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta: Prenhallindo. 2002



dilakukan analisis tentang langkah-langkah yang akan di ambil untuk keberhasilan menuju tujuan strategi tersebut. 2. Implementasi strategi Merupakan tahapan realisasi dari strategi yang telah dirumuskan. Pelaksanaan dapat berupa penerapan atau aksi dari strategi. Pada tahap ini, dibutuhkan komitmen dan kerjasama seluruh divisi dalam struktur organisasi. Tim yang solid akan memperbesar peluang kesuksesan strategi yang telah di rancang bersama. 3. Evaluasi strategi Tahapan akhir ini diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan dari penerapan strategi yang telah dilakukan dan akan berguna untuk memantapkan penetapan tujuan berikutnya. Dalam evaluasi, dapat terlihat apakah strategi yang telah dilaksanakan sudah benar dan sesuai harapan atau masih perlu perbaikan. Menurut Chris Fill (1995) dalam bukunya “Marketing Communication”, strategi komunikasi terbagi menjadi tiga teori utama, yaitu: 1. Pull strategy: strategi komunikasi pada bagian ini difokuskan untuk meraih khalayak, yang bertujuan untuk mengarahkan khalayak agar melihat produk, mempertimbangkan, kemudian masuk ke dalam jaringan perusahaan.



2. Push strategy: strategi komunikasi ini memfokuskan pada kemampuan kinerja karyawannya. Hal ini mengarahkan pada terwujudnya kekuatan untuk mendorong kesetiaan dan komitmen karyawan. 3. Profile strategy: strategi komunikasi untuk mempertahankan image perusahaan dan prosesnya mengarahkan pada tujuan untuk menjaga hubungan dengan relasi dan pelanggan perusahaan. 5



1.7.3



REBRANDING Rebranding



berasal



dari



kata re yang



berarti



“kembali”



dan branding yang bermakna “penciptaan brand image” secara mendasar menuju kondisi yang lebih baik. Rebranding merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk mengubah total atau memperbaharui sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi profit. Rebranding juga merupakan strategi pemasaran yang mana perusahaan membuat sebuah nama baru, tagline, simbol, desain yang diciptakan untuk merek yang sudah terkenal dengan tujuan pengembangan, memberikan sebuah pembaharuan



5



di



benak



konsumen,



Chris Fill, Marketing Communcation. Prentice Hall Inc. 2005



investor,



dan



pesaing.



Seringkali rebranding ini melibatkan perubahan pada logo, nama, gambar, strategi pemasaran, serta tema iklan. 6 Tujuan dilakukannya rebranding antara lain adalah untuk mengganti image perusahaan, ingin melakukan penyegaran brand perusahaan atau memperbaiki citra. Pada umumnya sebuah perusahaan melakukan rebranding karena beberapa alasan: 1) Alasan



finansial:



perusahaan



secara



finansial



melakukan



reorganisasi dan sebuah identitas baru diperlukan untuk hal itu. 2) Adanya



kepemimpinan



baru:



untuk



mengiringi



awal



kepemimpinannya, mereka ingin “tanda atau simbolnya” sendiri di perusahaan yang dipimpinnya. 3) Analisa prospektif pasar: setelah sekian tahun perusahaan perlu menegaskan kembali targetnya dan merencanakan mengubah positioning-nya pada area yang baru, sehingga perlu citra yang baru pula untuk merefleksikan hal tersebut. 4) Merger: beberapa perusahaan bergabung menjadi satu perusahaan yang baru dengan nama baru. 7



6 7



https://sbm.binus.ac.id/2016/10/31/rebranding/ diakses pada 21 Februari 2018 pukul 10:45 WIB http://digilib.uinsby.ac.id/15438/5/Bab%202.pdf diakses pada 2 Maret 2018 pukul 14:20 WIB



Dari ke empat poin alasan perusahaan melakukan rebranding seperti yang disebutkan di atas dan kaitannya dengan rebranding Radio EBS 105.9 FM ini, alasan yang paling cocok dalam rebranding EBS FM menurut peneliti adalah ‘Analisa Prospektif Pasar’. Karena sesuai dengan pernyataan narasumber dari EBS FM, tujuan mendasar dari rebranding adalah untuk menegaskan kembali target perusahaan, yakni segmentasi usia 15-25 tahun. Yang dibarengi dengan berbagai rencana kegiatan/activity pendukung proses sounding image baru dari Radio EBS 105.9 FM. Rebranding juga diperlukan sebagai bentuk refreshment terhadap berbagai konteks yang ada dalam perusahaan. Dengan dasar pemikiran yang matang dari segi perencanaan hingga eksekusi/realisasi ide di lapangan, potensi keberhasilan sesuai dengan ekspektasi bisa diraih. 1.3.3



MARKETING MIX Sumarmi



dan



Soeprihanto



(2010)



menjelaskan,



“Marketing



mix” adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. 8 Dengan kata lain marketing mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen.



8



Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan) Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty. 2010.



1. Product (Produk) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010), “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa). Dalam pembahasan penelitian ini, produk yang dimaksudkan dalam marketing mix seperti yang disebutkan di atas adalah Radio EBS FM Surabaya. “EBS FM” sebagai suatu brand atau merek memiliki logo, tagline, strategi pemasaran dan lain sebagainya yang tercakup dalam keseluruhan pemberdayaan bidang profesi. Sebagai sebuah brand, tentu EBS FM memiliki unsur kelebihan dan kekurangan yang sama halnya dengan bidang usaha lainnya. Tentang bagaimana EBS FM mampu bersaing dan mempunyai nilai khusus yang membuatnya tetap digandrungi pendengarnya, hal tersebut merupakan pekerjaan tim atau kru yang bertugas sebagaimana intisari dari eksistensi radio itu sendiri. Jika produk (siaran) yang dihasilkan mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pendengar, bukan tidak mungkin jika suatu perusahaan media memiliki massa / khalayak atau pasar yang loyal padanya. Maka dari itu pemeliharaan mutu menjadi penting agar kualitas tetap terjaga.



2. Price (Harga) Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010) harga adalah “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Berkaitan dengan penelitian ini, menurut pemahaman peneliti, Radio EBS FM bukan suatu ‘barang’ yang di beri harga kemudian diperjualbelikan. Namun EBS FM tetap memiliki ‘harga’ dalam artian value yang dimilikinya merupakan nilai-tukar yang mampu mendatangkan pihak sponsor untuk bekerjasama. Radio EBS FM sebagai suatu media massa yang kredibel memiliki channel atau saluran yang berguna untuk menyebarluaskan informasi kepada khalayak luas. Dengan karakteristiknya tersebut, bentuk kerjasama yang menimbulkan proses barter atau bentuk kemitraan lainnya menjadi flow atau alur bisnis yang normal seperti perusahaan pada umumnya. 3. Place (Tempat) Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, yaitu saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto (2010) tentang saluran distribusi adalah “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai.”



Kembali lagi, karena Radio EBS FM bukan berbentuk barang/material yang diperjual-belikan, maka poin place (tempat) seperti yang telah disebutkan di atas dapat peneliti kaitkan dengan pemilihan tempat implementasi strategi Radio EBS FM dalam mempromosikan rebranding –nya. Pemilihan tempat sebagai bentuk realisasi dari perencanaan strategi tentu tidak sembarangan dan harus sesuai dengan target yang dituju. Penjelasan mengenai tempat apa saja yang menjadi ‘saluran’ EBS dalam memasarkan usahanya tertuang dalam pembahasan di bagian: BAB III (Hasil Penelitian dan Pembahasan) penelitian ini. 4. Promotion (Promosi) Menurut Tjiptono (2008) pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. 9 Sebagai suatu bidang usaha, EBS FM tentu memiliki kepentingan promosi demi keberlangsungan siklus hidup media maupun SDM didalamnya. Kreativitas ide dan inovasi yang cemerlang akan sangat



9



Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran Edisi ke 3. Yogyakarta: ANDI. 2008.



membantu proses promosi usaha kepada khalayak / pengguna produk perusahaan. Pelaksanaan promosi bisa dijalankan salah satunya melalui media sosial. Di era modern ini semua bidang usaha pasti telah memiliki akun media sosial-nya sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Promosi melalui daring menjadi pilihan menarik karena sifatnya yang mudah dan murah. Tidak perlu biaya yang terlalu mahal untuk berpromosi di dunia jejaring. Informasi pun akan tersebar dengan cepat dan efisien. Promosi juga bisa dilakukan saat on-airing (siaran). Para penyiar tentu tidak bosan untuk mengingatkan pendengar agar tetap stay tune dan keep in touch dengan radio kesayangan mereka (listeners), baik untuk mendengarkan siaran secara kontinu atau sekadar follow media sosial dari Radio EBS FM. Selain itu kegiatan promosi juga dapat digenjot melalui aktivitas off air. Menurut pengamatan peneliti, Radio EBS FM pasca rebranding ini terbilang rajin dalam menggaet khalayak melalui kegiatan off air. Serangkaian activity yang dilakukan menjadi bukti terintegrasinya lini On air – online – off air dari Radio EBS FM Surabaya. Dengan sistem kerja yang berkesinambungan, keberhasilan teamwork untuk meraih tujuan perusahaan akan lebih mudah karena semuanya bahu-membahu dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.



1.4 KERANGKA BERFIKIR



1.5 METODOLOGI PENELITIAN 1.5.1



METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari pelaku yang diteliti. 10 Penelitian dengan



pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendapat



pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pembahasan tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian dan kemudian ditarik suatu simpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 11 Pada intinya dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti-lah yang akan mendeskripsikan atau menjabarkan hasil wawancara bersama informan yang terpilih, hingga pada akhirnya dapat ditarik suatu simpulan.



10 11



Lexy J. Moelong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1993. Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2004.



1.5.2



JENIS DAN SUMBER DATA Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: •



Data Primer



Data primer merupakan data utama yang berasal dan berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Data ini akan didapatkan dengan cara: Wawancara semistruktur – pada wawancara jenis ini pewawancara biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan. Artinya wawancara dilakukan secara bebas tapi terarah dengan tetap berada pada jalur pokok yang akan dibahas dan telah disiapkan terlebih dahulu.12 -



Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang berkaitan, diantaranya: Program Director, Divisi Promotion & Off Air, Music Director dan beberapa narasumber dalam divisi tertentu yang datanya akan berfungsi sebagai penguat pembahasan.







Data Sekunder Data sekunder merupakan penunjang data primer yang didapatkan oleh peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah: Website dan akun media sosial EBS FM Surabaya serta beberapa sumber lainnya.



12



Kriyantono, Rakhmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.



1.5.3



TEKNIK PENGUMPULAN DATA •



Observasi Peneliti melakukan observasi untuk mengumpulkan data yang menjadi dasar/basic untuk kemudian diterapkan dalam penelitian lapangan. Dengan berbekal informasi yang didapat dari observasi, penelitian akan jadi lebih mudah.







Penelitian kepustakaan Kegiatan mencari informasi pendukung yang telah ada dalam studi atau kajian oleh peneliti lain sebelumnya.







Penelitian lapangan Kegiatan meninjau situasi di lapangan yang memungkinkan untuk mendapatkan akses, agar metode seperti wawancara, mengumpulkan data internal atau yang lainnya bisa terlaksana.







Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang konkrit, valid dan terpercaya karena sumber atau informan yang dituju sesuai dengan kepentingan penelitian.



1.5.4



TEKNIK ANALISIS DATA Analisis data dilakukan peneliti untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif, dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dihimpun peneliti, seperti website, dan media lainnya. Data-data juga diperoleh melalui observasi, wawancara, maupun dari sumber tertulis yang mendukung penelitian. Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang telah tersedia, baik yang diperoleh dari observasi, wawancara, serta pemanfaatan sumber data dokumen. Langkah selanjutnya adalah melakukan reduksi data dengan menyusun pernyataan-pernyataan dari narasumber untuk kemudian dirangkai dan dikategorikan berdasarkan kesesuaiannya dengan penelitian.



BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN



Gambar II.1 Logo EBS FM Surabaya (Sumber: halaman website EBS 105.9 FM: http://www.ebsfm.com/)



2.1



GAMBARAN UMUM RADIO EBS FM SURABAYA PT. Radio Era Bimasakti Selaras Surabaya berdiri berdasarkan Surat Izin



Stasiun Radio nomor: 01175050-000SU/19972008 dan Surat Izin Penyelenggaraan Penyiaran nomor: 190/KEP/M.KOMINFO/4/2007 (Sumber: Profil Radio PRSSNI Jawa Timur 2009). Di bawah naungan Suzana Group, PT. Radio Era Bimasakti Selaras Surabaya beralamat di Jalan Embong Sawo No. 12 Surabaya dan untuk lokasi studio siaran, berada di Jalan Jawa No. 31, Kecamatan Gubeng, Surabaya.



Total terdapat 13 radio yang di naungi Suzana Radio Network, yaitu Radio Merdeka FM (Surabaya), Suzana FM (Surabaya), EBS FM (Surabaya), Suara Giri FM (Gresik), Media FM (Surabaya), Strato FM (Surabaya), Cakrawala FM (Surabaya), Bahtera Yudha FM (Surabaya), Panorama FM (Pasuruan), Angkasa Jaya FM (Probolinggo), Istana FM (Blitar), Ronggohadi FM (Lamongan), dan Puspita FM (Malang). PT. Radio Era Bimasakti Selaras Surabaya sendiri sudah beroperasi sejak 24 Agustus 1988. Hadir dengan format musik/hiburan, radio yang akrab dengan sebutan EBS FM ini menyebut pendengarnya sebagai ‘kancamuda’. Dengan daya pancar yang cukup kuat dan merata ke segala penjuru kota dan kabupaten sekitarnya, EBS diorientasikan untuk meng-cover wilayah seputar GERBANGKERTASUSILA. Selama hampir 30 tahun berkiprah di dunia siaran, di tahun 2018 ini EBS melakukan rebranding dengan perubahan logo, tagline, format baru dan lain sebagainya. Sedangkan persentase pemutaran lagu di radio EBS FM saat ini adalah 80% lagu Barat (Western)



dan



20% lagu Indonesia. Selain itu, radio yang



bersegmentasi anak muda usia 15-25 tahun ini kini dapat didengarkan selama 24 jam non-stop via live streaming



melalui



http://www.ebsfm.com/, serta bisa juga



download aplikasi iOS dan Android dengan input keyword: EBS FM.



2.2



VISI DAN MISI EBS FM SURABAYA A. VISI •



Menjadi Radio Anak Muda Nomor. 1 di Surabaya yang bisa di jadikan panutan dan Trend-Setter Anak Muda Surabaya



B. MISI •



Memberikan hiburan dan informasi







Merangkul semua elemen muda Surabaya yang mempunyai kegiatan positif



2.3







Meningkatkan citra positif Radio dengan pelayanan yang baik







Meningkatkan performa di udara untuk meraih keuntungan.



STRUKTUR ORGANISASI RADIO EBS FM SURABAYA



Gambar II.2 Struktur Organisasi Radio EBS FM Surabaya (Sumber: slide presentasi saat kru EBS FM melakukan sharing session di kampus)



2.4



TUGAS



POKOK



&



FUNGSI



(TUPOKSI)



STRUKTURAL



RADIO EBS FM SURABAYA No.



Jabatan



1



Program Director



Tugas 



Bertanggung jawab atas semua kinerja SDM dibawah kepemimpinannya







Menjaga konsistensi dan kualitas produksi (Quality Control)







Mengikuti perkembangan persaingan dan tren yang mungkin mempengaruhi pemrograman







Bertanggungjawab



atas



kelancaran



dan



mengatasi masalah yang muncul dalam hal program siaran 



Bekerjasama dan koordinasi dengan Marketing Manager dalam hal program yang berpotensi mendatangkan iklan / sponsor acara & koordinasi dengan Music Director untuk perkembangan musik terbaru



2



Music Director







Bertanggung



jawab



menyusun



daftar



lagu



(playlist) untuk siaran 



Menyeleksi lagu dan menentukan boleh-tidaknya sebuah lagu diputar di ruang siaran oleh penyiar







Koordinasi dengan PD sebagai atasan langsungnya







Selalu



update



perkembangan



musik



Barat



maupun Indonesia 



Berurusan dengan perusahaan rekaman (label) atau manajer penyanyi; urusan dengan kaset atau lagu baru; urusan mengenai promo album atau



wawancara artis 3



Production







Menentukan sesi perekaman (take/record)







Menangani spot iklan atau spot promosi program







Bertanggungjawab atas kualitas audio sebuah lagu maupun konten siaran, meng-edit-nya, agar enak di dengar dan layak siar (fit to broadcast).



4



Online Producer







Bertanggung jawab atas online content







Me-manage semua platform sosial media EBS FM (Twitter, Facebook, Instagram, YouTube dan Website)







Support news







Menganalisa semua data interaktif media sosial







Mengawasi kinerja staff-nya (desainer grafis dan videografer)







Terintegrasi dengan konten On air & Off air, serta konten komersial



5



Graphic Designer







Bertanggung jawab membuat / create desain (e-flyer) tentang topik dalam program siaran, event (roll banner, backdrop dan lain-lain), serta semua hal yang berkaitan dengan konten yang perlu di-desain secara grafis atau gambar atau cetak.







6



Videographer







Fotografi (dalam activity, event, etc.) Bertanggung jawab atas pengambilan gambar untuk video topik siaran maupun dokumentasi segala kegiatan yang berkaitan dengan EBS FM (activity / event dan lain sebagainya)







Editing hasil rekaman sampai siap tayang / upload



7



8



On Air Producer



Announcer







Menangani satu atau lebih program siaran, menentukan materi siaran serta penyiarnya, juga menentukan narasumber atau bintang tamu jika diperlukan







Bertanggungjawab atas penggalian ide dalam program acara dan pengembangannya







Mengelola tim teknis dan tim kreatif untuk memproduksi program akhir







Memeriksa dan memastikan kesiapan SDM, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk mendukung acara – penyiar, operator, narasumber, musik pendukung, daftar lagu— bekerjasama/berkoordinasi dengan pihak lain (music director, online producer, dll.)







Bertanggung jawab atas kelancaran siaran, karena dia yang meng-handle suksesnya sebuah program yang dibawakan







Menyiarkan konten yang berupa informasi







Membaca adlibs/ mengisi suara promo produk, dll







Berperan sebagai pion terdepan merepresentasikan perusahaan / radio







Selalu update seputar informasi terkini, agar pendengar teredukasi dan selalu mendapat kebaruan berita







Menguasai teknis maupun skill bersiaran dengan baik



dalam



9



Promotion & Off Air







Membangun citra positif radio







Menangani proposal kerjasama dengan klien







Menjalin hubungan baik dengan lembagalembaga yang potensial menjadi pengiklan, pendukung program siaran, serta pendengar setia







Bertanggung



jawab



atas



eksekusi



realisasi



aktivitas off air dan segala kegiatan kreatif untuk promosi



2.5



Jadwal Program Siaran Radio EBS FM Surabaya



Gambar II.3 Tampilan poster program siaran di website Radio EBS FM Surabaya (Sumber: halaman website EBS 105.9 FM: http://www.ebsfm.com/ ) DAILY PROGRAMS



Waktu Siar



Nama Program Siaran Deskripsi Program



Senin - Jumat



PAGI KAMU (pagi



Program yang dibawakan oleh 2



06.00 - 10.00



kanca muda — prime



penyiar (Eka dan Rara) yang siap



time)



mengawali pagi Kancamuda dengan obrolan ringan beserta informasi



aktual, traffic report, dan ada juga topik yang bisa diikuti pendengar. Senin – Jumat



SPARTAN (Sepuluh



Program yang memutarkan lagu-lagu



10.00 – 13.00



deretan hits pilihan)



hits juga lagu terbaru, diselingi informasi up to date seputar; tips, showbiz, film, dsb.



Senin – Jumat



PLAT L (Pilihan lagu



Memutarkan lagu pilihan terbaik



13.00 – 16.00



terbaik lhooo..)



serta ada pula instaplay yang bisa divote pendengar atau followers akun Instagram @ebs1059fm



Senin – Jumat



LALU LALANG



Dibawakan 2 penyiar (Ellysa dan



16.00 – 20.00



(Obrolan seru pas lagi



Seng) yang selalu heboh dan asik



pulang — prime time)



dengan obrolan seputar topik (interaktif), juga laporan traffic - siap menemani aktivitas sore menjelang malam kancamuda.



Senin – Jumat



MONKASEL (Mo



Program siaran yang setia menemani



20.00 – 24.00



nemenin kamu selow)



waktu malam kancamuda menuju rehat setelah berkegiatan seharian



WEEKLY PROGRAMS Waktu Siar



Nama Program



Deskripsi Program



Siaran Sabtu:



OTW (On the



Program siaran yang berisi topik,



10.00 - 14.00



weekend)



showbiz / event / movie highlights



Sabtu:



WASIK (Weekend



Program siaran yang memutarkan



14.00-18.00



asik)



kumpulan lagu-lagu cover terbaik



Sabtu:



HITS 40



Pemutaran hits TOP 40 dalam



18.00-20.00



(Chart hits terbaik)



program siaran berdurasi 2 jam



Minggu: 16.00 - 20.00



Minggu: 12.00 – 16.00



Minggu: 10.00 – 12.00



BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1



REBRANDING IMAGE RADIO EBS FM SURABAYA Menuju usianya yang genap ke- 30 di tahun 2018 ini, EBS FM melakukan ‘refreshment’ dengan pembaruan di berbagai lini. Beberapa bulan di akhir tahun 2017 menjadi bukti proses perencanaan rebranding radio yang konsisten bersegmentasi remaja usia 15-25 tahun tersebut. Ketika ditanya mengenai tujuan utama dari rebranding image ini, Ullie Dewi selaku Program Director (PD) Radio EBS FM Surabaya, mengatakan: “Menegaskan kembali bahwa kita stay alive atau menegaskan kembali eksistensi EBS FM sebagai radio anak muda yang memutarkan hits terbaik di Surabaya” Hal ini sejalan dengan pihak internal EBS FM yang berusaha untuk selalu update dan mengikuti perkembangan ‘zaman now’ yang semakin modern. Mengenai titik balik dari adanya rebranding, Ullie menambahkan: “Kalau yang kemarin itu EBS yang sama dengan EBS 29 tahun yang lalu. Di usianya yang mau ke 30 tahun ini, nah itu menyesuaikan dengan….. Titik baliknya itu justru di Rebranding ini karena kita menyesuaikan dengan segmen kita. Means nanti kedepannya ya ga perlu Rebranding lagi



tapi kita kan selalu keep up nih, kalau dulu Old School tapi kalau sekarang Kekinian. ” Berdasar statement tersebut, peneliti memahami bahwa EBS FM di nilai perlu menegaskan kembali jati dirinya, dalam artian pendengar atau orang yang berusia 15-25 dalam rentang usia EBS FM yang terdahulu, kini sudah bergerak menjadi kalangan dewasa. Maka dari itu, rebranding ini di nilai sebagai awal mula EBS FM dalam menyesuaikan pendengar muda masa kini, yang tentu berbeda karakter dengan pendengar pada usia 15-25 di masa 29 tahun EBS FM berkiprah. Ke depan, EBS FM akan selalu mengikuti perubahan trend yang ada di masyarakat luas, utamanya kalangan anak muda. Penanda pertama yang dapat dijadikan kunci akan adanya ‘sesuatu yang baru’ adalah terhitung sejak tanggal 12 Desember 2017, radio EBS FM yang biasanya mulai bersuara pukul 05.00 hingga 01.00 WIB dini hari, tidak lagi diramaikan suara para penyiarnya, melainkan hanya memutarkan lagu-lagu (music



only),



yang



kemudian



diiringi



dengan



kemunculan



hashtag



#THEALLNEWEBS1059FM. Platform media sosial pun di rancang sedemikian rupa sebagai pemberitahuan kepada pendengar tentang kejutan baru dari Radio EBS FM di tahun 2018. Mulai dari pembubuhan kata ‘coming soon’ dalam mayoritas postingan foto maupun video, countdown (hitung mundur) to brand launching



dari H-30, H-20, H-10 sampai pada hari H, semua dapat di lihat di akun Instagram @ebs1059fm. Ketiadaan penyiar selama persiapan atau proses rebranding bukan tanpa alasan. Yang ternyata pada masa loading itu, para penyiar melakukan training sebagai bentuk penyesuaian dari adanya perombakan jam siar maupun konten program siaran untuk penyiar solo maupun tandem yang berbeda dari sebelumnya. Menurut penuturan Ullie Dewi (PD), pentingnya training adalah: “Untuk keep up dengan format baru EBS. Kan aku sudah bilang tadi, sebelum Rebranding - istilahnya EBS tuh Old School, means format lagunya masih kayak yang lama, cara siarannya juga masih kayak yang lama. Nah rebranding ini kan berbeda. Menyesuaikan standar EBS yang baru. Tujuannya training itu.” Berdasar statement di atas, adanya proses training pun dilakukan demi kebaikan penyiar itu sendiri. Karena mereka harus beradaptasi dengan partner siaran baru (untuk penyiar tandem) yang beda dari program siaran sebelumnya dan menyesuaikan karakter atau gaya siaran sesuai jam siar mereka masingmasing. Karena perbedaan waktu (pagi – siang – sore – malam) berdampak pula pada treatment atau pembawaan yang harus di sajikan para penyiar kepada pendengar.



Dua produser (shift pagi dan sore) pun harus memahami karakteristik pendengar pada jam tertentu agar tidak salah sasaran. Produser juga dituntut berpikir kreatif dan selalu menciptakan ide-ide baru sehingga konten dalam program siaran tidak monoton dan berhasil menghibur pendengar. Di sisi lain, perubahan paling kentara yang dapat di lihat dalam rebranding Radio EBS FM adalah logo serta tagline barunya. Jika sebelumnya, tagline-nya adalah “The Teenage Spirit Station” kini berubah menjadi “hits terbaik anak muda Surabaya”. Tampilan logo baru yang lebih enerjik dan eyecatching dengan paduan warna kuning dan biru diharapkan mampu menjadi cerminan baru bagi EBS 105.9 FM dalam mewakili jiwa anak muda masa kini.



Gambar III.1 Perubahan Logo Radio EBS FM Surabaya (Sumber: halaman website EBS 105.9 FM: http://www.ebsfm.com/ )



Dari segi musik, persentase pemutaran lagu di EBS FM adalah 80% Barat : 20% Indonesia. Mozes Rolando sebagai Music Director (MD) mempunyai argumen tersendiri tentang dominasi musik Barat di EBS FM: “…Karena pertumbuhan musik barat cepet banget dan kadang dua atau tiga hari itu si artis bakal rilis satu judul, kalau di rata-rata ya. Karena tiap minggu aku mesti nerima 10 sampe 15 lagu. Entah dari artis baru atau artis yang sudah ‘jadi’ ya… Nah itu kan milihnya disitu, bukan karena kita mengecualikan Indonesia, enggak sih… tapi karena emang pertumbuhan musik kita masih jauh” Statement tersebut sesuai dengan EBS FM sebagai radio yang terkenal dengan musik western -nya. Sedang yang di maksud dengan artis yang sudah ‘jadi’ menurut Mozes, contohnya adalah: Ed Sheeran, Taylor Swift, Jason Derulo, The Chainsmokers dan lain sebagainya. Para penyanyi tersebut dapat di kategorikan sebagai hits singer dengan lagu-lagu populer yang menjadi andalan dan ciri khas masing-masing artis. Berkaitan dengan tagline baru “hits terbaik anak muda Surabaya”, Mozes menambahkan: “Hits player -nya yang dulu sama sekarang beda, karena dulu kan ada range –nya, dalam artian mereka masih masukin lagu-lagu indie, tapi kalau EBS yang sekarang rules nya adalah lagu-lagu yang hits aja. Tahun-nya dari 2012 sampai sekarang. Kalau tahun depan berarti 2013. Jadi ganti tahun, otomatis segmen bawahnya naik.” Dengan rentang tahun yang di sebutkan, dapat di lihat bahwa EBS Fm tidak memutarkan lagu lawas atau lagu lama yang berarti dalam masa ke depan,



akan terus memutarkan lagu dalam range



yang sesuai dengan kebijakan



perusahaan. Berdasar penjelasan Mozes sebagai Music Driector, dalam satu jam siaran terdapat 14 sampai 15 lagu, dengan porsi: 13 lagu Barat - 2 lagu Indonesia. Dan dari program A pindah ke program B (transisi) selalu di tutup dengan lagu Barat yang Gold, dalam artian lagu - lagu di tahun 2012-2015, dengan asumsi lagu tersebut sudah pasti di kenal banyak orang. Masih seputar rebranding, format musik EBS 105.9 FM saat ini adalah “Talk Less More Music”, yang berarti memang jumlah talk –nya banyak namun durasi bicaranya yang sedikit. Yang mana para penyiar solo memiliki hanya waktu sekitar satu menit (untuk penyiar tandem maksimal 1,5 menit) untuk bicara / talk. Khusus alur atau flow di program prime time (Pagi Kancamuda dan EBS Lalu Lalang) malah bisa terbilang cukup padat dengan satu lagu satu talk. Dan setelah satu bulan lebih para penyiar tidak bersuara, kru EBS FM melakukan brand launching dalam Press Conference yang di gelar pada tanggal 22 Januari 2018 bertempat di Best Western Papilio Hotel Surabaya.



3.2



STRATEGI KOMUNIKASI RADIO EBS FM SURABAYA DALAM MEMPROMOSIKAN REBRANDING IMAGE Sebagai perusahaan yang termasuk dalam industri kreatif, tentu EBS FM selalu ingin menyuguhkan hiburan terbaik kepada pendengarnya. Hal tersebut mereka wujudkan dengan meningkatkan mutu serta kualitas baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), teknis, serta divisi pendukung lainnya. Dalam menjalankan usahanya agar tetap eksis, pendengar menjadi unsur penting untuk kesuksesan perusahaan. Maka dari itu ide - ide kreatif serta inovasi dalam dunia siaran perlu dilakukan sebagai bentuk engagement yang lebih intim kepada audiens. Berdasarkan



pengamatan



peneliti,



EBS



FM



memiliki



strategi



komunikasi yang difungsikan untuk mempertahankan pendengar yang sudah lama loyal terhadap EBS dan juga pendengar baru yang menjadi sasaran segmentasi. Bentuk strategi komunikasi yang dilakukan oleh radio EBS diwujudkan dalam tiga tahap strategi sesuai dengan ungkapan Fred R. David dalam kajian pustaka, yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Strategi dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Intisari yang perlu di garis-bawahi adalah bagaimana cara agar komunikasi yang di jalin berlangsung efektif sehingga dampak yang dihasilkan



sesuai dengan harapan perusahaan. Karenanya, peneliti mencoba menjabarkan tiga tahapan yang berkaitan dengan strategi komunikasi EBS FM dalam mengenalkan image barunya kepada pendengar, terutama kancamuda. 3.2.1



PERUMUSAN STRATEGI



Dalam perumusan strategi, seluruh divisi yang ada dalam internal radio EBS FM saling bekerjasama untuk memberikan yang terbaik kepada pendengar. Kemampuan sumber daya manusia yang tersedia di asah semaksimal mungkin agar dapat merumuskan cara serta kiat dan taktik yang bertujuan menyasar target sesuai segmentasi perusahaan. Pemikiran inovatif dan unik tentu akan menjadi nilai lebih di mata khalayak. Bila sajian tidak menarik dan monoton, pastinya pendengar akan bosan dan memilih untuk beralih channel. Pada proses perumusan, para kru EBS rutin melakukan meeting. Dalam rapat - rapat itulah pembahasan mengenai berbagai persiapan realisasi strategi pada program on air, apa yang akan dilakukan pada lini online maupun kegiatan apa yang dilaksanakan (off air) di godog sedemikian rupa agar terlaksana sesuai dengan harapan dan keinginan perusahaan. Menurut Rudy Sujarwo, selaku divisi Promosi & Off air radio EBS FM , persiapan menuju eksekusi atau realisasi kegiatan diantaranya: 1. Memperkuat teknis & konten acara (isi atau tema acara) pada saat hari H.



2. Checklist (√) mengenai apa saja yang dibutuhkan pada saat acara. (Cetak banner, que card, dan lain-lain), sound system, MC, kuis dan goodie bag, dan lain sebagainya agar keperluan saat event benar-benar terpenuhi. 3. Koordinasi dengan pengelola venue yang akan digunakan sebagai tempat activity atau event untuk loading in/out, teknis install property dan lainlain. 4. Setelah aktivitas pasti ada evaluasi. Berdasarkan poin - poin di atas, dapat di lihat bahwa perumusan atau perencanaan program yang akan di jalankan harus terperinci dengan baik agar tidak ada yang miss atau terlewatkan sehingga berpotensi menghambat kelancaran kegiatan. Masih menurut penuturan Rudy, dalam #THEALLNEWEBS1059FM ini terdapat 3 set kegiatan, yaitu: pre launching – launching – post launching, yang mana pada setiap prosesnya terkandung materi apa saja yang akan di laksanakan. Seperti “Pre launching” yang mencakup hal apa saja yang akan diperbuat sebelum brand launching. “Launching” berisi hal apa saja yang dilakukan selama proses hari H peluncuran image baru, dan ”post launching” adalah kelanjutan atau hal apa saja yang akan disuguhkan setelah image baru dirilis ke publik.



3.2.2



IMPLEMENTASI STRATEGI



Implementasi



merupakan



aksi



nyata



dari



strategi



yang



telah



direncakanan. Dalam penerapan program kerja, dibutuhkan komitmen yang kuat dari semua divisi agar apa yang di setujui bersama dapat berjalan sesuai rencana. Titik



implementasi



dapat



di



lihat



pada



perubahan



desain



billboard/banner yang ada di bagian depan office/studio EBS FM di Jalan Jawa No. 31, Kec. Gubeng, Surabaya. Jika sebelumnya desain banner cukup colorful dan terkesan ramai, kini berubah menjadi lebih simple dan elegant, yang juga berguna sebagai backdrop atau background untuk berfoto saat EBS menggelar suatu acara.



Gambar III.2 Desain Banner yang ada di front office EBS FM Surabaya (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Selain itu ada juga sesi photoshoot untuk kru (terutama announcer), yang akan berguna sebagai e-flyer promo program (di unggah di media sosial) dan juga shooting TVC (Teaser Video Commercial), yang mana TVC ini akan di posting secara kontinu agar pendengar aware / notice dengan program siaran Radio EBS FM Surabaya.



Gambar III.3 Contoh hasil photoshoot penyiar EBS FM Surabaya (Sumber: halaman website EBS 105.9 FM: http://www.ebsfm.com/ )



Banyaknya hal yang dilakukan sebagai bentuk perubahan tentunya tidak hanya tentang logo dan tagline. Pengenalan new image pun dibarengi berbagai kegiatan untuk menggaet pendengar. Berikut penjelasan Rudy (divisi Promosi & Off air): “…kita branding, kita bikin banner terus poster-poster. Itu proses pertama. Belum ada event. Yang kedua di tempat nongkrong juga gitu, kita pasang banner. Waktu sebelum press conference, kita kan music only dan itu kita juga muterin di tempat - tempat nongkrong, khususnya itu kita ajakin kerjasama buat muterin siarannya EBS. Paling ngga meskipun music only tapi orang-orang tau iniloh playlist-nya EBS. Jadi



orang tau ‘oh musiknya kayak gini’, segmentasi umurnya udah kelihatan dong. Kita juga bikin TVC (Teaser Video Commercial) itu di tempat nongkrong yang kiranya ada TVnya gitu. Kita branding semua. Mulai dari TVC, banner, poster dan lain-lain.” Berbagai promotion tools disiapkan tim EBS FM untuk menyuarakan image baru yang akan segera di rilis. Tak lupa juga, proses bargaining dengan klien yang bersedia untuk bekerjasama dan barter material agar sama-sama menguntungkan. Bermacam aturan (rules) perlu di pahami divisi promosi ini agar tidak ada yang merasa dirugikan atau menimbulkan kesalahpahaman yang berimbas pada rusaknya relasi. Membahas perihal promotion tools, seperti membuat banner, sticker, kaos, pulpen, notebook dan lain-lain yang berhubungan dengan iklan merupakan pengajuan dari tim promosi / tim marcom. Setelah rancangan siap / ready, promosi akan mengajukan anggaran dana ke pihak atasan. Jika promotion tools ini disetujui maka dana akan turun dan tahap produksi bahan atau alat tersebut bisa dijalankan. Rudy selaku divisi promosi & off air juga menegaskan bahwa ujung tombak dari keberhasilan perusahaan sebenarnya tetap ada pada “siaran”. Jika para penyiar bersiaran dengan bagus, otomatis divisi pendukung seperti



produser, promosi,



tim



online,



dan lainnya



sudah



bisa



menggambarkan bagaimana karakter masing - masing penyiar dan kemasan



seperti apa yang cocok untuk mempromokan mereka yang ada di depan (on air). Beralih pada lini off air, event pertama yang di lakukan dalam pre launching adalah bagi-bagi sarapan gratis di beberapa titik lampu merah (traffic light) di Surabaya.



Gambar III.4 Tim EBS 105.9 FM Surabaya bagi sarapan gratis (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Berikut adalah wilayah yang menjadi objek bagi sarapan: Jalan Prof. Dr. Moestopo, Jalan Sumatera, Jalan Raya Darmo, Jalan Menur, Jalan Hayam Wuruk dan lain sebagainya. Sedangkan bingkisan sarapan yang dibagikan berisi produk yang men-sponsori atau support kegiatan #ALLNEWEBS1059FM, diantaranya: Sari Roti, Aimomo Drinks, Jubilee Drinks, Bifi Foods, Bakpao Lim, Valentine Bakehouse, Legit Cakery, Kyoto



Bakery dan lain-lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pihak EBS FM menjalin hubungan yang baik dengan pihak eksternal perusahaan. Relasi yang ada pun perlu di jaga sedemikian rupa agar kerjasama bisa terjadi secara kontinu. Berdasar pemilihan tempat yaitu jalan raya, tentu masyarakat yang menerima sarapan pun berasal dari berbagai kalangan / profesi, karenanya secara tidak langsung perihal tersebut menunjukkan bahwa EBS FM telah menyasar target yang lebih luas dari sekadar usia 15-25 tahun. Ketika ditanya mengenai sasaran yang bisa saja ‘meleset’ dari segmen, Rudy menyatakan: “Yang penting mereka tahu dulu. Kan disitu juga banyak temen-temen kuliah, berangkat sekolah, terus kayak karyawan muda juga banyak kan. Ya emang pasti ada yang meleset tapi setidaknya orang-orang itu notice, oh… meskipun orang yang usianya udah 30 tahun ke atas, paling tidak mereka sudah tau, dia udah nge-follow EBS waktu mereka masih muda. ‘Oh EBS masih ada ya…’ kayak gitu responnya.” Dengan aktivitas turun ke jalan seperti itu, tim yang bertugas bisa mendapati fakta - fakta tertentu yang akan berguna sebagai evaluasi atau masukan yang bisa disampaikan kepada keseluruhan tim EBS FM saat forum diskusi.



Pada unggahan full video di akun YouTube EBS FM, dapat di lihat dalam aksinya turun ke jalan, kru yang bertugas membawa alat promosi yang diperlukan seperti banner dan ada juga anggota yang menyuarakan #THEALLNEWEBS1059FM menggunakan megaphone atau toa (lihat Gambar III.5). Adanya kru yang membentangkan banner di zebra-cross (lihat Gambar III.4 hlm. 45) serta penggunaan toa sebagai pengeras suara tentu efektif menarik perhatian pengguna jalan ketika lampu merah menyala.



Gambar III.5 Penggunaan toa dalam pelaksanaan bagi sarapan gratis (Sumber: Channel YouTube: ebs1059fm)



Para penerima sarapan atau bingkisan baik pengendara motor maupun mobil pun terekam dalam video dan foto testimoni yang di unggah di akun media sosial EBS 105.9 FM.



Gambar III.6 Penerima sarapan gratis #THEALLNEWEBS1059FM (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Masih dalam rangkaian launching, selain bagi sarapan gratis,



tim



EBS FM juga mengadakan Kuis On-Air bertajuk “AJIB” (Ayo Jawab Ini Boss!!)



Gambar III.7 E-flyer kuis AJIB (Sumber: halaman website EBS 105.9 FM: http://www.ebsfm.com/ )



Kuis AJIB menyediakan hadiah senilai total Rp 10.590.000, yang terbagi dalam berbagai pecahan rupiah yang akan diserahkan pada pendengar yang bisa menebak potongan lagu-lagu hits beserta penyanyinya dengan tepat. Testimoni pendengar yang berhasil mendapatkan hadiah dapat di lihat di berbagai akun media sosial EBS FM (seperti Instagram dan lainnya) ataupun dapat di dengar saat program siaran berlangsung.



Gambar III.8 Screenshot video penyerahan hadiah Kuis “AJIB” (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Event selanjutnya adalah gelaran brand launching yang di laksanakan pada tanggal 22 Januari 2018 bertempat di Bantimurung Sky Pool and Café Best Western Papilio Hotel, Jalan Jendral Ahmad Yani No. 176-178, Gayungan, Surabaya. Dengan menghadirkan semua penyiar beserta kru yang terlibat, suasana Press Conference berlangsung meriah bersama kalangan awak media, radio sekolah dan radio kampus, serta tidak lupa adanya seremonial pemotongan tumpeng sebagai simbolis peresmian.



Gambar III.9 Suasana brand launching Radio EBS FM Surabaya (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Dengan di rilisnya image baru secara official, para kru EBS berharap bahwa Radio EBS FM dapat berkembang lebih baik lagi dan sukses menjadi radio anak muda nomor satu di Surabaya. Selama masa launching ini pula, Kuis AJIB digembar-gemborkan sebagai kejutan dari EBS FM yang menyediakan hadiah jutaan rupiah dan



semua pendengar bisa mengikuti kuis dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya, dalam post launching tim EBS sudah menyiapkan event off air bertajuk “AKSI 1059” yang di jabarkan menjadi ‘Ajang Kasih Surprise’ di 10 Sekolah, 5 Kampus dan 9 Hangout Place atau tempat nongkrong di Surabaya. Dengan lokasi jangkauan yang sedemikian detail, dapat diasumsikan bahwa EBS FM berusaha menggandeng target yang lebih spesifik yaitu kalangan anak muda. Berikut adalah deretan sekolah di Surabaya yang menjadi objek AKSI 1059: SMA Trimurti Surabaya, SMAN 1, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN 9, SMAN 16 dan SMA GIKI 2 Surabaya.



Gambar III.10 E-flyer di Instagram (kiri) foto pelaksanaan ‘AKSI 1059’ di sekolah (kanan) (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Untuk sistematis kegiatan, Rudy (divisi Promosi & Off air) menjelaskan: “…kalau yang di sekolah istilahnya Hit & Run, cuma bagibagi makanan, udah kita cabut. Karena kalau kita ngasih yang ngga seberapa atau kita ngejelasin sesuatu terus kita minta ijin bla bla, mereka males gitu… nah setelah mereka follow (sosial media EBS FM) mereka tahu, ‘wih banyak ya kegiatan EBS’, kayak gitu.” Berdasar penuturan Rudy, pelaksanaan AKSI di kawasan sekolah ini cukup menarik minat siswa, dimana akhirnya beberapa dari mereka tertarik untuk mem-follow akun sosial media EBS FM. ‘Hit & Run’ dimaksudkan hanya sekadar memberi makanan dan tidak ada syarat yang menyulitkan penerima bingkisan. Jadi, tim EBS pun melancarkan aksinya pada jam pulang sekolah, dengan menunggu di bagian depan sekolah tanpa perlu mengurus perizinan kepada pihak sekolah. Produk sponsor untuk AKSI di sekolah ini, diantaranya: Biskuit Kokola, Jamu Iboe dan ada pula voucher dari Coffee Toffee. Beralih pada lokasi selanjutnya yaitu lingkungan para mahasiswa, berikut adalah lima kampus yang di kunjungi tim EBS FM: Stikosa-AWS, Univeritas 17 Agustus 1945 (UNTAG), UPN VETERAN JATIM, Universitas Dr. Soetomo (UNITOMO) dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).



Seiring dengan perkembangan situasi, terjadi sebuah perubahan konsep yang mengharuskan perbedaan treatment. Masih menurut pemaparan Rudy, “Yang lima kampus itu kita tadinya cuma bagi makan siang, tapi setelah kita lihat situasi dari awal kita hunting dari satu kampus ke kampus yang lain ternyata kurang oke nih, banyak yang tetep lagi-lagi banyak yang ngga notice, apalagi industri radio, jadi kita ambil di kampus-kampus yang punya radio. Karena kalau kita cuma ngasih tau ‘ah… ini EBS lagi…’ kita bagi-bagi makanan, udah… kelar akhirnya. Kita ga bisa ngasih sesuatu. Akhirnya aku punya ide, gimana kalau kita kunjungan ke kampus yang ada radionya sekalian kita edukasi mereka tentang industri radio. Akhirnya sharing session jatuhnya. Setelah kita jelasin dari A-Z, mereka tertarik, waktu di Q & A (tanya-jawab), yang tadinya kita cuma ngasih rundown 1 jam bisa molor sampe 2 jam. Ternyata efektif…”



Gambar III.11 Sharing session ‘AKSI 1059’ di Kampus UNTAG Surabaya (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Sifat rencana program yang fleksibel berpotensi memunculkan perubahan sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Oleh sebab itu tidak menutup kemungkinan akan adanya ide kreatif sebagai pengembangan konsep



yang sudah ada sebelumnya. Maka dari itulah peran ‘meeting’ menjadi penting, sebab forum rapat berguna sebagai wadah bertemunya semua divisi untuk saling bertukar pendapat demi perbaikan realisasi kegiatan di masa mendatang. Seperti yang terjadi saat kunjungan ke kampus, ternyata dengan metode sharing session EBS FM mendapat antusias yang cukup baik dari partisipan. Kedatangan tim EBS FM sebagai suatu media (radio) profesional tentu menarik bagi mahasiswa yang memerlukan sarana untuk bertukar pengalaman ataupun informasi yang akan berguna di kemudian hari. Speaker dalam sharing session pun merupakan peran-peran penting dalam penyiaran, mereka adalah Program Director, Music Director, Producer serta Announcers yang meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk bisa mengisi sesi dengan para mahasiswa. Selain sharing session tim EBS FM pun tetap menyediakan makanan dan minuman bagi mereka yang sudah berpartisipasi. Di tambah lagi hadiah berupa tiket menonton bioskop dan bingkisan untuk partisipan yang berhasil menjawab pertanyaan. Beralih pada lokasi tujuan lainnya yaitu hangout places atau tempat nongkrong, kali ini konsep yang di usung adalah men-traktir kancamuda yang mau bergabung dalam “AKSI 1059”.



Gambar III.12 Contoh e-flyer ‘AKSI 1059’ di tempat nongkrong (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Mengenai sistematis kegiatan, awalnya admin Instagram @ebs1059fm akan mem-posting e-flyer berisi pengumuman tempat manakah yang akan menjadi objek penyelenggaran acara. Kemudian para followers yang tertarik untuk ikut, di persilahkan registrasi via DM (direct message) dengan format yang telah di tentukan. Peserta yang terpilih akan mendapat balasan konfirmasi dari admin dan bisa langsung datang tepat pada waktu yang tertera dalam eflyer.



Gambar III.13 Pelaksanaan ‘AKSI 1059’ di tempat nongkrong (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Berikut adalah daftar sembilan tempat nongkrong gelaran AKSI 1059: 1. Kedai Roti Bakar 543



6. Zangrandi



2. Coffee Toffee Manyar



7. Makmu Eatery



3. Sobriety Café & Bar



8. Djoyoboyo Food Terminal



4. Aiola Eatery



9. Monopole Coffee Lab



5. Burgerhead



Penyelenggaran acara di sembilan tempat nongkrong ini terbilang lebih luwes karena pendengar yang hadir dapat berinteraksi secara langsung dengan penyiar maupun kru EBS FM Surabaya. Dengan suasana yang nyaman dan santai, semua orang bisa saling bercanda, mengobrol bahkan sharing mengenai banyak hal sekaligus menjalin hubungan yang lebih dekat dari biasanya. Dan tidak hanya mencicipi sajian hangout place secara gratis, menurut hasil pengamatan peneliti, tim EBS FM tetap konsisten menyiapkan bingkisan yang akan di berikan kepada peserta acara yang bisa menjawab pertanyaan MC serta orang di luar acara (pengunjung) yang saat itu berada di lokasi pelaksanaan “AKSI 1059”.



3.2.3



EVALUASI STRATEGI



Evaluasi bisa dikatakan sebagai tahap akhir dari strategi, dengan melihat bagaimana hasil dari implementasi strategi. Evaluasi diperlukan sebagai tolak ukur untuk penetapan langkah atau tujuan berikutnya. Evaluasi mencakup banyak hal yang didalamnya terkandung materi seperti; apakah sasaran yang dituju sudah sesuai dengan target, peninjauan terhadap faktor internal dan eksternal, dan juga sebagai pembanding antara harapan dengan kenyataan di lapangan. Peran rapat mingguan yang diadakan secara rutin dalam internal EBS FM menjadi penting karena dalam forum tersebut semua kru bisa saling mengingatkan dan berunding untuk perbaikan program kerja ke depan.



Gambar III.14 Gambaran suasana meeting tim EBS FM (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Dari hasil wawancara, peneliti banyak mendapatkan penjelasan dari Rudy (divisi Promosi & Off air), utamanya tentang evaluasi kegiatan yang telah dijalankan, misalnya mengenai sedikitnya jumlah orang yang bergabung dalam AKSI 1059: “…Di titik pertama oh kurang notice, oh… berarti besok kita harus pagi-pagi nge-upload (e-flyer) gini gini gini… yang tadinya datang cuma dikit orangnya, katakanlah nanti kalau umpama ada kayak yang di hangout place kemarin, satu orang kita bikin dua atau tiga orang deh, satu orang registrasi di Instagram, kita bikin tiga kali, gara-gara yang pertama kita gagal. Masalah orang yang datang di acara kita cuma dikit. Gimana rencananya biar bisa banyak? Satu orang ngajak tiga orang, kayak gitu. Akhirnya oke - udah bagus. Apalagi yang kurang? Desainnya. Desain waktu kegiatan off air, ‘ini kurang



bagus nih… besok lagi di per-simpel, diperjelas infonya biar temen-temen tau kalau kita punya kegiatan tanggal sekian’.” Berdasarkan ungkapan tersebut, dapat di tarik kesimpulan bahwa rencana program kegiatan sebagus dan semenarik apapun tidak akan mendapat perhatian sesuai harapan bila masih ada teknis yang kurang tepat, maka dari itu perlu pembenahan mekanisme agar harapan perusahaan bisa terpenuhi. Bila terdapat kegagalan seperti yang disebutkan di atas, maka sudah menjadi tanggung jawab semua anggota tim untuk menemukan ide yang solutif. Pembicaraan semacam itulah yang harus selalu ada dalam rapat yang dilakukan tim EBS FM secara berkala. Jadi meski ditengah kesibukan kerja masing-masing personel, forum yang ada dapat di manfaatkan semaksimal mungkin agar bisa berbenah dan meminimalisir kesalahan supaya tidak terulang. Bagaimanapun ke-solid-an tim menjadi kunci kesuksesan bersama. Hal ini sejalan dengan pesan Ullie Dewi sebagai pimpinan dalam tim EBS FM yang menekankan “Teamwork and Togetherness” pada seluruh kru yang ada sehingga semua divisi menjadi satu ke satuan dalam memberikan yang terbaik untuk kancamuda.



3.3



STRATEGI KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL RADIO EBS FM SURABAYA Mengacu pada teori strategi komunikasi Chris Fill yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, berikut adalah tiga teori utama, yaitu pull strategy, push strategy dan profile strategy. 13 3.3.1 STRATEGI KOMUNIKASI INTERNAL A. PUSH STRATEGY Push



strategy



merupakan



strategi



komunikasi



yang



memfokuskan pada kinerja karyawan perusahaan. Strategi ini mengacu pada terwujudnya kekuatan untuk mendorong kesetiaan dan komitmen karyawan. Berkaitan dengan hal tersebut, ketika peneliti bertanya tentang bagaimana cara agar masing - masing personel berkomitmen tinggi terhadap jobdesk -nya, Ullie Dewi sebagai Program Director yang notebene



bertanggung



jawab



atas



semua



divisi



di



kemimpinannya, mengatakan: “Gimana ya… disini masing-masing personal sudah sadar diri semua jadi ga susah sih… Weekly meeting. Dari situ bisa saling mengevaluasi dan mengingatkan”



13



Chris Fill, Marketing Communcation. Prentice Hall Inc. 2005



bawah



Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa individu dalam tim EBS FM sudah memiliki kesadaran terhadap tanggung jawab pekerjaan masing-masing. Sehingga pimpinan tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam membimbing anak-buahnya. Namun kesadaran diri pun pasti tidak mudah dibentuk, oleh karena itu di perlukan jam terbang tinggi, terutama dalam bidang industri kreatif ini agar semua misi bisa terlaksana sesuai ekspektasi. Alur komunikasi internal di EBSFM pun dilakukan dengan berbagai cara, baik secara formal maupun informal. Seperti yang sudah disebutkan yaitu weekly meeting yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja staf, progress report, juga time plan yang berisi next / selanjutnya akan ada rencana apa; entah pengadaan event, interview artis dan lain sebagainya. Setiap anggota yang mengikuti rapat pun dipersilahkan untuk menyampaikan ide, pendapat, saran atau kritik dan mungkin juga solusi untuk suatu problem saat meeting berlangsung. Sosok evaluator dalam meeting tidak lain adalah sang Program Director yang merupakan pimpinan dalam struktural EBS FM sendiri, meski tentunya semua anggota mempunyai hak untuk berbicara seperti rapat pada umumnya.



Selain tatap muka, komunikasi internal juga terjalin lewat aplikasi chat “Whatsapp” yang berisi keseluruhan anggota sebagai satu tim EBS FM. Adanya grup tersebut tentu menjadi satu wadah diskusi dan interaksi antar anggota, yang juga otomatis menjadi jembatan koordinasi. Dan sebagai relaksasi di tengah kepadatan jadwal kerja yang membuat rasa jenuh tidak dapat dihindari, menurut informasi yang peneliti dapat dari PD, weekly meeting terkadang dilakukan di luar kantor (hangout places) lah yang dipilih sebagai tempat pengadaan rapat. Hal ini sesekali perlu di lakukan guna me-refresh agar pikiran tidak terlalu penat. Berikut adalah gambaran sinergi kerja tim EBS FM Surabaya:



Gambar III.15 Gambaran sinergi kerja tim EBS FM



Merujuk pada ranah On Air yang sangat jelas menjadi poin utama dalam siklus hidup radio, di masa kini tentu bisa dikatakan materi On Air saja tidak cukup. Dibutuhkan faktor pendukung yang berguna untuk mendorong media radio siaran ini menjadi lebih maju dan membuatnya layak saing dengan kompetitor. Untuk itulah muncul lini Online dan Off Air yang akan menyokong lini On Air supaya tetap bertahan hidup. Gambaran sinergi kerja di atas (lihat Gambar III.15) merupakan wujud dari ter-integrasi-nya masing-masing divisi, yang mana semua kinerja kru saling berkesinambungan antara satu dengan lainnya. Dengan saling bahu-membahu menghasilkan karya terbaik, tentu iklim dan suasana kerja akan terasa menyenangkan dan memungkinkan tercapainya misi perusahaan berkat kerja keras semua personil. Bicara era konvergensi-media saat ini, tersedianya berbagai fasilitas pun harus di manfaatkan semaksimal mungkin. Karena semakin canggihnya teknologi juga diciptakan demi mempermudah kehidupan umat manusia. Hal inilah yang tidak lepas dari segala bidang profesi. Semua perusahaan, instansi dan segala profesi lainnya berlomba-lomba menggunakan kecanggihan gawai. Masyarakat luas terutama kalangan millennials yang terkenal dengan penggunaan gadget mereka menjadi peluang yang digunakan berbagai kalangan untuk melancarkan



usahanya. Maka dari itulah, dalam mempertahankan eksistensinya EBS FM tidak melupakan lini "Online" dalam timnya. Berdasarkan



pengamatan



peneliti,



beberapa



bulan



sebelum



rebranding digalakkan, jobdesk desain grafis, videografi dan produser (admin) sosial media hanya di emban satu orang saja. Sehingga masingmasing tanggung jawab itu tidak berjalan maksimal karena keterbatasan waktu dan tenaga seseorang. Hingga akhirnya pihak EBS merekrut single crew untuk masing-masing jobdesk, yaitu: desainer grafis, videografer dan online producer (admin) yang bertanggung jawab penuh meng-handle semua media sosial EBS 105.9 FM. Sedangkan desainer grafis dan videografer merupakan turunan dari online producer itu sendiri. Dengan adanya person yang bertugas di masing-masing jobdesk, tentu hal tersebut membuat kinerja perseorangan menjadi lebih fokus dan tertata karena tidak dibingungkan dengan berbagai tugas yang harus dilakukan hanya dengan satu orang saja. Sosok online producer menurut pandangan peneliti menjadi satu poin penting, karena keberadaannya membuat media sosial EBS jauh lebih aktif dari sebelumnya. Sebagai contoh, jumlah posting-an di akun Instagram dalam sehari saja bisa mencapai sekitar 18 item, entah itu e-



flyer dan video topik program siaran, iklan, berita (#EBSNewsAlert) dan masih banyak lagi konten lainnya. Belum lagi update dalam fitur instastory yang membuat EBS makin ‘hidup’. Dengan terpaan yang sedemikian rupa, otomatis tingkat awareness



para followers /



pendengar / kancamuda terhadap eksistensi EBS FM akan semakin tinggi. Di lini Off Air, seperti yang sudah peneliti jabarkan pada bagian “Implementasi strategi” dapat di lihat dengan jelas bahwa EBS kini merambah “radio show”, dimana tidak hanya terdapat aktivitas On Air saja, tetapi tim khusus (Promotion & Off Air) pun dibentuk demi menciptakan kegiatan (event / activity) yang berguna sebagai sarana untuk berinteraksi secara langsung kepada pendengar. Dengan berbagai macam metode kreatif, pasar yang dituju pun sangat mungkin di raih dengan keberagaman ‘senjata’ yang sudah di kantongi pihak internal tim. Jika sudah merumuskan hal apa saja yang akan dilakukan, maka realisasi kegiatan pun menjadi PR penting untuk bisa sejalan dengan harapan.



3.3.2 STRATEGI KOMUNIKASI EKSTERNAL A. PULL STRATEGY Pull strategy merupakan strategi komunikasi yang dalam prosesnya lebih mengarahkan khalayak untuk lebih mengenal produk perusahaan atau strategi yang diarahkan untuk meraih konsumen (dalam hal ini adalah pendengar / kancamuda). Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, bentuk strategi komunikasi yang satu ini diwujudkan dalam serangkaian kegiatan off air yang banyak melibatkan kancamuda untuk berinteraksi secara langsung, seperti yang sudah dijelaskan pada bagian “Implementasi strategi”. Di samping itu, salah satu aksi nyata dalam meraih pendengar pun diterapkan pada program siaran “EBS PLAT L” setiap hari Senin-Jumat pukul 13.00-16.00 WIB dalam fitur instastory di Instagram. Dalam program tersebut pendengar dapat mem-voting satu diantara dua opsi lagu yang disiapkan oleh Music Director (MD). Nantinya penyiar hanya tinggal memutarkan lagu berdasarkan hasil vote tertinggi. Menurut Mozes Rolando sebagai MD, program siaran “PLAT L” ini memang memiliki segmen khusus. Dengan metode tersebut tim EBS FM mencoba untuk combine antara radio dengan sosial media (online). Hal ini juga berkaitan dengan terintegrasinya seluruh elemen (lihat Gambar



III.15 hlm. 60) yang ada dalam EBS FM, baik dari segi SDM maupun hasil kerja masing-masing divisi. Mengenai efek dari penggunaan metode ini, Mozes mengatakan adanya kenaikan followers. “…Program bagus, konten bagus, apalagi itu berkaitan dengan sosial media, pasti naik. Coba aja “PLAT L”, ga ada artis loh di program ini, siang jarang… Datangnya artis kalau ngga pagi, sore. Tapi kenapa pertumbuhan di “PLAT L” lebih kenceng followers –nya daripada acara lain… Orang lebih suka kita pancing pakai hal-hal yang mereka gampang, tinggal klik apa susahnya, ya kan. Tanpa mereka request, mereka cuma nge-vote. Sambil tidur aja bisa.”



Gambar III.16 Screenshot instastory dalam program siaran “EBS PLAT L” (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Kemudahan semacam itulah yang kemudian di nilai sebagai daya tarik tersendiri untuk khalayak yang dituju EBS FM. Berikut Ullie Dewi selaku Program Director pun memiliki pernyataannya sendiri: “...Itu (EBS PLAT L) salah satu bukti dari Integrated kita On Air ke Online. Itu satu-satunya di Surabaya lho… Online sama On Air berkesinambungan. Yang lainnya topik kan, ini kita salah satu kontennya. Setiap 1 jam sekali kita share 1 lagu yang bisa di-vote untuk memilih mana lagu yang akan diputarkan.”



Berdasarkan pernyataan tersebut, maka pentingnya inovasi dan ide unik sangat diperlukan sebagai bentuk audience engagement. Dengan terus-menerus menghasilkan konten kreatif seperti itu, pendengar atau khalayak pun berpotensi loyal terhadap perusahaan karena mereka tertarik dengan apa yang disuguhkan. Selain itu, merujuk pada pengamatan peneliti pula, di beberapa kesempatan tim Radio EBS FM sering membagikan tiket menonton bioskop gratis kepada kancamuda, baik via kuis dengan menjawab pertanyaan di sosial media (lihat Gambar III.17) atau berpartisipasi dalam program On Air (contoh: fitur “Bergaya” di program siaran “Pagi KancaMuda”). Berikut adalah contoh e-flyer kuis yang berhadiah tiket nonton gratis:



Gambar III.17 E-flyer kuis berhadiah tiket nonton gratis (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Penyematan jam “06.00-20.00 WIB” bisa diartikan sebagai ‘alat’ untuk menggaet minat mendengarkan program siaran di jam tersebut, karena pertanyaan kuis disiarkan secara On Air. Menurut peneliti, hal semacam ini sangat menarik karena bertepatan dengan Special event, seperti – rilisnya Film Superhero “Avengers: Infinity War” yang sedang hangat dibicarakan, dan jika mendapatkan tiket gratis tersebut, pemenangnya pun tidak perlu repot mengantri di loket dan bisa langsung menikmati tayangan bersama teman yang diajaknya. Pemanfaatan “special event” sejenis ini tentu akan menjadi peluang untuk menarik antusiasme khalayak khususnya kalangan muda



supaya selalu update media sosial EBS FM karena mereka tidak mau ketinggalan mengikuti kuis dan mendapat hadiah yang ditawarkan. B. PROFILE STRATEGY Profile



strategy



merupakan



strategi



komunikasi



untuk



mempertahankan image perusahaan dan dalam prosesnya bersifat mengarahkan pada tujuan untuk menjaga hubungan dengan relasi dan publik perusahaan. Dalam konsep teori ini, peneliti menemukan satu event yang menjadi perwujudan nyata dari EBS FM kepada klien dan pendengarnya. Event yang di maksud adalah gelaran “Open House All New EBS 105.9 FM” yang diselenggarakan bertepatan saat momen Valentine’s Day, yakni pada tanggal 14 Februari 2018. Seperti biasa, admin sosial media (online producer) terlebih dahulu mengunggah e-flyer di akun Instagram EBS 105.9 FM agar khalayak yang dituju mengetahui event atau kegiatan yang akan berlangsung.



Gambar III.18 E-flyer “Open House All New EBS 105.9 FM” (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Berkenaan dengan event Open House tersebut dan kaitannya dengan profile strategy, hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Rudy (Divisi promotion & off air) bahwa Open House ‘lebih diarahkan’ ke klien. Meski pintu EBS FM tidak tertutup bahkan terbuka lebar untuk semua pendengar (kancamuda) yang ingin hadir dan bersantai atau nongkrong bareng para penyiar.



Gambar III.19 Suasana “Open House All New EBS 105.9 FM” (Sumber: akun Instagram @ebs1059fm)



Keseruan suasana Open House All New EBS 105.9 FM terekam dalam video yang di unggah di akun Instagram @ebs1059fm. Baik klien maupun pendengar EBS FM berkumpul menjadi satu dalam perayaan momen hari kasih sayang tersebut. Bertempat di lokasi studio siaran Radio EBS FM di Jalan Jawa nomor 31 Surabaya, para tamu yang hadir bisa menikmati hidangan yang



disediakan serta mengikuti kuis berhadiah. Ada juga hiburan musik dari internal EBS FM sendiri. Pada salah satu caption yang ditulis admin di akun Instagram, tim EBS FM berterimakasih kepada semua partisipan yang sudah hadir dalam acara Open House All New EBS 105.9 FM dan berpesan kepada pembaca untuk selalu menantikan kejutan selanjutnya dari #THEALLNEWEBS1059FM. Berikut adalah beberapa klien yang men-support kegiatan Open House All New EBS 105.9 FM: Bolu Joeang Surabaya, Hotel 88 Kedungsari, Luminor Hotel, Neo Gubeng, Pizza Hut dan masih banyak lagi sponsor pendukung lainnya. Dengan gelaran event semacam ini, pihak Radio EBS FM Surabaya telah membuktikan sinergi dan/atau kerjasama yang baik antar mitra yang saling berkepentingan.



Gambar III.20 Sesi foto dalam Open House All New EBS 105.9 FM (Sumber:BAB akun IV Instagram @ebs1059fm)



PENUTUP 4.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian mengenai strategi komunikasi Radio EBS FM Surabaya yang telah peneliti jabarkan di atas, secara keseluruhan dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Pada tahap perumusan strategi: para kru EBS rutin melakukan meeting. Dalam meeting/rapat itulah pembahasan mengenai berbagai persiapan realisasi strategi pada program on air, apa yang akan dilakukan pada lini online maupun kegiatan apa yang dilaksanakan (off air) dirancang sedemikian rupa agar terlaksana sesuai dengan harapan dan keinginan perusahaan. Tahap perumusan sebisa mungkin harus mencakup sampai hal terkecil (detail) agar tidak ada yang terlewatkan sehingga berpotensi menghambat kelancaran program. 2. Dalam tahap implementasi strategi: Rebranding terbagi dalam tiga set kegiatan yaitu: pre launching – launching – post launching. Pada set “pre launching” tim EBS FM melakukan bagi sarapan gratis di beberapa titik lampu merah di kawasan Surabaya, sebagai bentuk awal dari pengenalan akan adanya image baru dari Radio EBS FM Surabaya. Pada set “launching” seluruh jajaran divisi dalam EBS FM melakukan Press Conference #THEALLNEWEBS1059FM yang di gelar pada tanggal 22 Januari 2018 bertempat di Best Western Papilio Hotel Surabaya.



Pada set “post launching” tim EBS FM konsisten melakukan berbagai aktivitas off air, diantaranya: AKSI 1059 (gelaran event di 10 Sekolah, 5 Kampus, 9 Tempat Nongkrong). 3. Dalam tahap evaluasi strategi: sama halnya dengan tahap perumusan, tim EBS FM rutin melakukan weekly meeting yang berperan sebagai forum diskusi untuk untuk mengetahui progress - apakah strategi yang telah diimplementasikan



sudah



sesuai



dengan



strategi



yang



telah



diformulasikan. Evaluasi juga mencakup beberapa hal yang didalamnya terkandung materi seperti; peninjauan terhadap faktor internal dan eksternal, serta sebagai pembanding antara harapan dengan kenyataan di lapangan. 4. Mengacu pada teori strategi komunikasi Chris Fill berikut adalah tiga teori utama, yaitu pull strategy, push strategy dan profile strategy. - Push strategy sebagai suatu bentuk komunikasi internal yang memfokuskan pada kinerja karyawan perusahaan; dalam hal ini narasumber Ullie Dewi sebagai Program Director Radio EBS FM Surabaya menekankan bahwa “teamwork & togetherness” merupakan kunci dari keberhasilan bersama. - Pull strategy secara garis besar merupakan strategi yang bertujuan meraih khalayak; dalam hal ini salah satu ciri-khas yang dijalankan adalah adanya instaplay di akun Instagram @ebs1059fm pada programs



siaran



“PLAT



L”



yang



dalam



program



tersebut,



pendengar/followers Instagram EBS FM dapat berpartisipasi untuk menentukan lagu mana yang akan diputarkan dalam siaran. - Profile strategy yang pada intinya bertujuan untuk menjaga hubungan dengan relasi dan publik perusahaan; dalam hal ini satu wujud nyata yang dilakukan EBS FM adalah adanya event “Open House All New EBS 105.9 FM”



4.2 SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan simpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan terutama untuk pihak Radio EBS FM Surabaya, diantaranya: 1.



Mempertahankan kesatuan tim agar selalu bersinergi dengan baik dan antara satu individu dengan individu lainnya bisa saling berintegrasi dalam bekerja sehingga mencapai hasil sesuai harapan yang telah direncanakan bersama.



2.



Terus melahirkan ide kreatif dan tidak lelah dalam menghasilkan karya yang berkualitas



3.



Tetap melakukan audience engagement dengan metode kreatif yang menarik minat pendengar (kancamuda) agar berhasil mencapai tujuan utama yaitu menjadi radio anak muda nomor satu di Surabaya.



4.



Melakukan pengecekan ulang terhadap segala platform yang dimiliki. Karena peneliti menemukan salah satu bagian di halaman website www.ebsfm.com di menu “About Us” – di mana tagline yang tertera merupakan tagline lama, belum digantikan dengan tagline yang baru. Untuk itu diperlukan ketelitian divisi yang bertugas agar rebranding yang ada terbaharui secara menyeluruh.



DAFTAR PUSTAKA David, F. R. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta: Prenhallindo. 2002 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003. Fill, Chris. Marketing Comunication. Prentice Hall Inc. 2005 Kriyantono, Rakhmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. Romli, Asep Syamsul M. Manajemen Program dan Teknik Produksi Siaran Radio. Bandung: Nuansa Cendekia. 2017. Ruslan, Rosady. Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1994. Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan) Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty. 2010. Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran Edisi ke 3. Yogyakarta: ANDI. 2008. Triartanto, A. Ius Yudo. Broadcasting Radio. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. 2010. Yunus, Eddy. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI. 2016.



NON - BUKU http://www.ebsfm.com/ https://sbm.binus.ac.id/2016/10/31/rebranding/ http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26279/1/PAMBAYUN%20 MENUR%20SETA-FDK.pdf http://digilib.uinsby.ac.id/15438/5/Bab%202.pdf JURNAL Muzellec, Laurent dan Lambkin, Mary. “Corporate Rebranding: Destroying, Transferring or Creating Brand Equity?”. European Journal of Marketing. Emerald Group Publishing Limited. Vol 40. 2006.



(LAMPIRAN) TRANSKRIP WAWANCARA PIC: PROGRAM DIRECTOR – ULLIE DEWI 1. Apakah tujuan dari Rebranding ini? Menegaskan kembali bahwa kita stay alive / menegaskan kembali eksistensi EBS FM sebagai radio anak muda yang memutarkan hits terbaik di Surabaya. 2. Titik baliknya itu dimana sampai akhirnya memutuskan untuk Rebranding? Kan kita itu segmennya 15-25 tahun sedangkan usianya orang itu kan terus terus terus bertambah kan, nah kita mau nge-keep segmen kita di 15-25 means/yang berarti di tahun itu ya tetap segmen yang diantara 15-25. Mau 10 tahun ke depan pun kita juga tetep segmennya 15-25. Jadi kita mengenalkan lagi, kalau 15-25 di tahun 90-an kan mereka sudah sangat kenal dengan EBS, tapi yang 15-25 tahun 2018 ini belum tentu mereka kenal EBS. Jadi supaya stick to segmentasi umurnya. 3. Berarti kalau gitu bisa Rebranding terus dong Mbak? Kan generasi terus berubah… Nggak, kan disesuaikan. Kalau yang kemarin itu EBS yang sama dengan EBS 29 tahun yang lalu. Di usianya yang mau ke 30 tahun ini, nah itu menyesuaikan dengan…



Titik baliknya itu justru di Rebranding ini karena kita menyesuaikan dengan segmen kita. Means nanti kedepannya ya ga perlu Rebranding lagi tapi kita kan selalu keep up nih, kalau dulu Old School tapi kalau sekarang Kekinian. 4. Kalau perencanaan Rebranding-nya berapa lama? Berbulan-bulan sih… Ngga kehitung 5. Kan selama Music Only (tidak ada penyiar) selama 1 bulan (menuju Launching EBS yang baru) itu, katanya nih… para penyiarnya di training lagi ya? Untuk apa? Ya untuk keep up dengan format baru EBS dong. Kan aku udah bilang tadi, sebelum Rebranding istilahnya EBS tuh Old School, means format lagunya masih kayak yang lama, cara siarannya juga masih kayak yang lama. Nah Rebranding



ini kan berbeda. Menyesuaikan standar EBS yang baru.



Tujuannya training itu. 6. Kalau perubahan selain logo, tagline…itu apa Mbak? Format musik, yaitu Talk Less More Music 7. Kenapa dengan adanya kegiatan Off Air (bagi sarapan dan AKSI 1059) dan On Air (Kuis AJIB) ini bisa dianggap efektif untuk mengenalkan EBS yang baru? Ya efektif dong, kita kan langsung engagement dengan pendengar yang kita tuju, dengan segmen kita… 1059 itu 10 sekolah, 5 kampus, 9 hangout places, nah AKSI 1059 itu bener-bener mengerucut ke orang-orang yang sesuai dengan segmen kita. Kan kita anak muda nih, 10 sekolah anak muda, 5



kampus anak muda, 9 hangout places, ya mostly yang nongkrong kan anak muda ya, kecuali anak tua yang berjiwa muda… 8. Kan Rebranding ini sudah berjalan hampir 2 bulan, itu sudah kelihatan ngga Mbak hasilnya? Kelihatan dong. 9. Berarti rating-nya ada? Ada. Tapi ga bisa di share. 10. Kalau evaluasinya, ada Mbak? Oh ada. Air-check setiap selesai siaran, untuk prime time ya. 11. Kalau Instaplay di program PLAT L itu gimana Mbak? Nah, ya itu. Itu salah satu bukti dari Integrated kita On Air ke Online. Itu satu-satunya di Surabaya lho… Online sama On Air berkesinambungan. Yang lainnya topik kan, ini kita salah satu kontennya. Setiap 1 jam sekali kita share 1 lagu yang bisa di-vote untuk memilih mana lagu yang akan diputarkan. PIC: PROMOTION & OFF AIR – RUDY SUJARWO 1. Dalam proses sebelum Launching Rebranding itu ngapain aja Mas? Kita ada activity- activity gitu sih, kalau kita tuh bakal ada sesuatu yang baru nih dari EBS. Kayak mulai kita cari kerjasama dengan tempat nongkrong, mall, yang sekiranya itu emang banyak dikunjungi orang, jadi kita ngasih tau nih / announcement bahwa ini ada yang baru dari EBS. The All New EBS Coming Soon… kayak gitu, itu di Mall…



2. Kalau yang di Mall itu ngapain? Ya kita branding, kita bikin banner terus poster-poster. Itu proses pertama. Belum ada event. Yang kedua di tempat nongkrong juga gitu, kita pasang banner. Waktu sebelum press conference, kita kan music only dan itu kita juga muterin di tempat- tempat nongkrong, khususnya itu kita ajakin kerjasama buat muterin siarannya EBS. Paling ngga meskipun music only tapi orang-orang tau iniloh playlist-nya EBS. Jadi orang tau oh musiknya kayak gini, segmentasi umurnya udah kelihatan dong. Kita juga bikin TVC (Teaser Video Commercial) itu di tempat nongkrong yang kiranya ada TV-nya gitu. Kita branding semua. Mulai dari TVC, banner, poster dan lain-lain. 3. Event pertama… Kalau radio kebanyakan kan orang perjalanan di mobil ya kan… jalan… itu kita di pagi hari itu selama 5 hari kita bagi-bagi sarapan kegiatannya. Itu event pertama sebelum Launching. Jadi emang ada pre launching – launching – post launching. Jadi kita ada 3-set kegiatan kita di Rebranding EBS ini. All New EBS. 4. Pre launching… Ya itu tadi kita ke mall-mall dan sebagainya, terus yang kedua bagi-bagi sarapan di traffic light (lampu merah). Terus kita prepare buat press conference di Best Western Papilio Hotel.



5. Kalau yang di traffic light kan bisa meluas, agak meleset dari segmennya yang 15-25 itu gimana… Yang penting mereka tau dulu. Kan disitu juga banyak temen-temen kuliah, berangkat sekolah, terus kayak karyawan muda juga banyak kan. Ya emang pasti ada yang meleset tapi setidaknya orang-orang itu notice, oh… meskipun orang yang usianya udah 30 tahun ke atas, paling tidak mereka sudah tau, dia udah nge-follow EBS waktu mereka masih muda. ‘Oh EBS masih ada ya…’ kayak gitu responnya. 6. Kalau kuis AJIB itu gimana? Itu salah satu rangkaian pre launching jadi kita emang… ‘siap-siap nih kita bakal ada Kuis AJIB total hadiah senilai 10.590.000 rupiah’. 7. Event post launching… Kita ada AKSI 1059, Ajang Kasih Surprise di 10 sekolah, 5 kampus dan 9 tempat nongkrong (hangout places), itu emang kita lebih cenderung ke ngasih makanan. Intinya tadinya seperti itu, kalau yang di sekolah istilahnya Hit & Run, cuma bagi-bagi makanan, udah kita cabut. Karena kalau kita ngasih yang ngga seberapa atau kita ngejelasin sesuatu terus kita minta ijin bla bla, mereka males gitu… nah setelah mereka follow mereka tahu, ‘wih banyak ya kegiatan EBS’, kayak gitu. Yang 10 sekolah itu lumayan banyak yang ‘nyantol’. Akhirnya mereka notice oh… EBS banyak activity/kegiatan seru.



Yang 5 kampus itu kita tadinya cuma bagi makan siang, tapi setelah kita lihat situasi dari awal kita hunting dari satu kampus ke kampus yang lain ternyata kurang oke nih, banyak yang tetep lagi-lagi banyak yang ngga notice, apalagi industri radio, jadi kita ambil di kampus-kampus yang punya radio. Karena kalau kita cuma ngasih tau ‘ah… ini EBS lagi…’ kita bagi-bagi makanan, udah… kelar akhirnya. Kita ga bisa ngasih sesuatu, akhirnya aku punya ide, gimana kalau kita kunjungan ke kampus yang ada radionya sekalian kita edukasi mereka tentang industri radio. Akhirnya sharing session jatuhnya. Setelah kita jelasin dari A-Z, mereka tertarik, waktu di Q&A (tanyajawab), yang tadinya kita cuma ngasih rundown 1 jam bisa molor sampe 2 jam. Ternyata efektif… 8. Program kerja /proker-nya itu per berapa bulan? Per bulan… ini kita konsepnya ini. Ntar Mei seperti ini, puasa-an kayak gimana, setelah puasa-an seperti apa, enaknya bikin apa… terus. Timeline kita sampai akhir tahun sudah ada bayangan, tinggal kita nanti mengolah. 9. Kalau timeline kerja sampai akhir tahun gitu, jadi kayak dikejar-kejar terus ga ada habisnya…? Ya memang seperti itu kalau pengen maju, ya kan. Kalau kita berhenti berarti kita gulung-tikar dong. 10. Maksudnya ada waktu senggang lah untuk cooling down biar bisa agak nyantai…



Cooling down kita bikin acaranya santai juga, ya besok puasa-an itu. Waktu orang puasa, apa nih… bagi-bagi takjil, kayak gituloh. Kalau bagi takjil itu kayaknya udah biasa banget, kita buat apa ya enaknya, biar temen-temen ini selain ngabuburit tapi mereka bisa seneng. Kan banyak caranya. Sebelum buka puasa katakanlah kita bisa nonton atau apa kek, banyak. Cooling down-nya kita itu kayak yang tadinya jadwal padet banget, 1 bulan kita bisa sampe 18 hari activity, sisanya kita buat ngerjain laporan sama libur. Itu padet banget kalau kayak gitu, idealnya kan seminggu mungkin satu, dua event itu udah cooling down. Kemarin seminggu bisa sampe 4 kali. 11. Jadinya kayak ‘ngejar’ banget ya Mas, lagi gembor-gembornya memperkenalkan… Ya kalau bisa sih harus kayak gitu terus, akhirnya waktu cooling down gini ga ngapa-ngapain kita ngerasanya gabut, padahal enggak. Padahal masih banyak yang dikerjain. 12. Untuk evaluasi-nya biasanya kayak gimana sih, kalau lagi ada event dan lain-lain gitu… Gini ya, kita kan bikin event ngga semata-mata promosi bikin event melibatkan orang-orang partner di event juga enggak, sukses-enggaknya event sinergi-nya darimana? Kita bikin kegiatan off air, biar kancamuda itu notice sama kegiatan kita harus melibatkan temen-temen Online, kayak gitu. Gimana nih temen-temen online? Oh… ini kayaknya kita kurang deh, kita pasti bikin event itu bikin rangkaian acara. Kita bikin 1 kegiatan, 1 tema,



dilakuin event 1 kali, kayaknya kurang kena. Paling ngga minimal kita bikin 4-5 kali dalam 1 tema. Jadi emang kita harus bikin rangkaian acara. Di titik pertama pasti ada itu, gatau dari seberapa notice kancamuda sama kegiatan kita, entah itu nanti dari tim promosi sendiri yang bekerjasama dengan klien, di MoU mungkin ada yang keliru, yang harusnya ada aturanaturan tersendiri kalau kita kerjasama – barter seperti apa. Rules-nya memang kita ga boleh ngasih ini, ga bisa ngasih iklan ini, harusnya ngasih iklan online, spot dan sebagainya, katakanlah kaya gitu contohnya. Oke kita perbaiki. Next, kita kerjasama dengan klien kita udah tau. Di titik pertama oh kurang notice, oh… berarti besok kita harus pagi-pagi nge-upload



gini gini gini… yang tadinya datang cuma dikit orangnya,



katakanlah nanti kalau umpama ada kayak yang di hangout place kemarin, satu orang kita bikin dua atau tiga orang deh, satu orang registrasi di Instagram, kita bikin tiga kali, gara-gara yang pertama kita gagal. Masalah orang yang datang di acara kita cuma dikit. Gimana rencananya bisa banyak? Satu orang ngajak tiga orang, kayak gitu. Akhirnya oke - udah bagus. Apalagi yang kurang? Desainnya. Desain waktu kegiatan off air, ‘ini kurang bagus nih… besok lagi di per-simpel, diperjelas infonya biar temen-temen tau kalau kita punya kegiatan tanggal sekian’. Evaluasi oke, kayak gitu aja sih. 13. Kalau untuk kenaikan pendengar gitu udah keliatan? Udah keliatan banget. Jelas ada kenaikan.



Katakanlah 1 dari 10, awal kita cuma 3, setelah kita press conference, kita naik jadi 5, setelah post launching kita promo besar-besaran jadi 8, 7 sampe 8. Yang tadinya pendengar kita cuma 30% bisa sampe 70% / 80% hanya dalam waktu 2 bulan. Katakanlah kita udah sampe nanti di angka 90%, gimana nih caranya kita mempertahankan bahkan orang-orang itu harus sampe 100% orang-orang itu tau EBS itu ada. Ujung tombaknya ya sebenernya tetep pada siaran, programnya bagus… kalau mereka siarannya bagus, kita jualannya juga gampang, itu semua radio ya. kalau udah siarannya bagus, nanti temen-temen promosi, tim online, mereka sudah menggambarkan mereka seperti apa. Akan kita kemas seperti apa untuk mempromokan mereka. Pokoknya berhubungan dengan promotion tools, itu pasti pengajuan dari promosi. Kayak bikin banner, kaos, bolpen, notebook itu pasti dari promosi, tim marcom. Baru promosi mengajukan anggaran dana ke atasan. Kalau promotion tools ini disetujui yaudah, dananya turun kita langsung produksi. 14. Berarti selama ini flow -nya lancar ya, ngga ada yang kelamaan atau apa sehingga sampai menghambat activity? Ngga. Semua butuh proses. Jadi kayak event A yang dilakukan di bulan Februari, kita Desember udah ngerjain itu. Planning –nya udah dari 2 bulan sebelumnya.



Selama kita pasang schedule-nya bener, reminder-nya bener, pasti inget. 15. Strategi promosinya seperti apa…? Radio ini industri kreatif, jadi suatu saat kalau kita pake metode tahun 2005 ya kuno, kita harus update terus, tiap hari tiap bulan tiap tahun kita bakal berubah strateginya. Kita tren-nya sekarang apa, kita harus update. --Kalau promosi emang kita dituntut untuk bisa negosiasi dengan klien, mendukung kegiatan program station radio, ya kan… mempromokan temanteman yang ada ‘di depan’ seperti apa nantinya. Kita dituntut kreatif, kalau kreatif sih semua harus kreatif. Tim off air, program, produksi, videographer, kita harus kreatif. Emang kita harus sering-sering ngobrol aja. Kenapa kita harus solid ? semua divisi berkesinambungan, satu saat onair produser bakal butuh promosi, promosi bakal butuh produksi, kita saling berkesinambungan. Jadi akhirnya banyak muncul konten baru di radio kalau emang kita tujuannya pengen… apalagi EBS kan ‘radio show’ ya disini, jadi ngga hanya main di Onair, tapi kita Offair juga jalan. Tapi inikan single crew semua ya, kalau misalnya ada yang terhalang gitu gimana, kan bisa tersendat dan lain-lain…? Emang dari awal kita udah ngasitau sih, kalau ada jadwal-jadwal yang sekiranya kalau jauh-jauh hari bisa ijin, yaudah kita fleksibel masalah waktu.



Kalau memang mendadak, katakanlah kemarin seperti kita waktu dikampus, harusnya kita ada Program Director untuk menjelaskan sebagai speaker –nya, ketika PDnya ngga bisa ya kita saling backup… waktu itu temen-temen dari online dan MD. Soalnya tugas-tugasnya PD memang ada di temen-temen semua ini. Semua divisi kan tanggung jawabnya PD. Sewaktu PD gabisa, temen-temen bisa menjelaskan. Kita saling melengkapi satu sama lain jadi memang kita tau tugasnya partnerpartner kita itu seperti apa. Bukan ngga mau tau, kita pekerjaan sendirisendiri, udah, kelar, beres… enggak. Jadi kita nyambung terus komunikasinya. Jadi secara ngga langsung kita bakal tau, dengan sendirinya itu pasti. Sesimpel itu. Kalau yang dibilang tim solid itu kayak gimana, ya seperti itu. Kita ngga boleh masa bodoh dengan tim kerja kita. PIC: MUSIC DIRECTOR – MOZES ROLANDO 1. Persentase music EBS saat ini kan 80% Barat - 20% Indo, itu kenapa lebih dominan Barat-nya? Ya karena pertumbuhan musik barat cepat banget dan kadang 2 atau 3 hari itu si artis bakal rilis 1 judul, kalau rata-rata ya. Karena tiap minggu aku mesti nerima 10 sampe 15 lagu. Entah dari artis baru atau artis yang sudah ‘jadi’ ya. Nah itu kan milihnya disitu, bukan karena kita mengecualikan Indonesia, enggak sih… tapi karena emang pertumbuhan musik kita masih jauh



2. Kalau hits-player nya dari tahun berapa sampai berapa? Hits playernya yang dulu sama sekarang beda, karena dulu kan ada range – nya, dalam artian mereka masih masukin lagu-lagu indie, tapi kalau EBS yang sekarang rules nya adalah lagu-lagu yang hits aja. Tahun-nya dari 2012 sampai sekarang. Kalau tahun depan berarti 2013. Jadi ganti tahun, otomatis segmen bawahnya naik. 3. Tapi EBS tidak akan memasukkan lagu Korea didalamnya? Nah… pertanyaan bagus itu. Udah kita masukin, satu lagu aja tapi. Karena memang kemarin waktu aku discuss sama orang Jakarta awalnya masih belum bisa diterima. Tapi aku mikirnya K-Pop itu sekarang sudah masuk billboard toh, satu-satunya musik Asia yang diterima ya, Korea. Jadi akhirnya kita jadikan Korea juga international artist disini. Tapi cuma satu lagu ini karena satu itu yang nembus billboard, selain ‘Gangnam Style’ ya. 4. Berarti kalau ngga masuk billboard ngga dimasukin? Gini… masuk billboard pun belum tentu kita puterin sebenernya. Tapi ternyata animo-nya di beberapa radio-radio di Jakarta itu udah muterin, udah ngenalin lagu ini. Dan emang kalau ini karena dia featuring Steve Aoki, jadi Steve Aoki ini salah satu arranger- nya di musiknya BTS ini. Kalau kayak Korea lainnya masih di produksi sendiri ya. Ini dia kerjasama sama DJ yang udah ‘jadi’ gituloh. 5. Terus belakangan ini kan EBS sering banget kedatangan artis, nah apa itu mempengaruhi peningkatan pendengar?



Jadi, kita datang atau enggak nya artis sebenarnya pengaruhnya ngga seberapa besar juga, yang penting adalah program kita, cara kita naikin program nya itu yang paling penting. Fitur dalam programnya… Karena artis itu gini kan, kalau kita kedatangan si A ke EBS, kita bikin e-flyer –nya, terus… Beda kalau misalnya si artis itu ngadain konser disini, misalnya. Tanpa dia datang di radio pun, kalau artis ini hits, dongkrak radio ya pasti, tapi enggak seberapa pengaruh. Kecuali si radio bakal ngadain acara di luar, off air, pakai si artis ini dan mengundang semua pendengar, nah itu mungkin beda ya. 6. Kalau genre musik di EBS seperti apa? Kalau genre musik sih luas ya, kita ada alternative, pop, cuma gini kita mainin di… gini aja, hits dalam artian si artis ini sudah punya beberapa lagu sebelumnya yang sudah hits, misal Ed Sheeran, Taylor Swift, Jason Derulo, The Chainsmokers, itu udah ‘jadi’ semua kan. 7. Tapi kalau artis baru juga tidak menutup kemungkinan kan? Baru-nya kita di Barat, kita emang concern –nya totalitas ya, jadi kita lihat terus pergerakan si artis baru Barat ya, di beberapa streaming online. EBS itu sebenernya bukan ‘nolak’ sih, artis yang mau interview disini. Tapi kita sesuaikan sama segmen kita. Misalnya kemarin band “Naif” ya, 2 minggu lalu harusnya interview di sini, tidak jadi karena memang range –nya Naif memang bukan di segmen 15-25. 8.



Kalau kontak di Jakarta itu sebenarnya apa atau siapa?



Di Jakarta itu homebase –nya. Jadi Jakarta adalah pusat dari perputaran single baru. Barometer lah istilahnya. Tanpa aku googling sendiri, sebenernya sana udah bisa ngasih materi sih, tapi balik lagi… karena pertumbuhannya cepat, kadang mereka juga lupa. “Oh aku lupa belum kirim ini ya…”



9. Berarti harus update terus, ya? Tiap jam. Pekerjaan MD adalah tiap jam memantau streaming online. Biasanya artis yang hits itu pasti ngomong gini di streaming online, “akan di launching 2 hari lagi…” si Ed Sheeran misalnya launching 2 hari lagi, pasti dia ngasih tau. Tunggu, video-nya pasti akan tayang. 10. Kalau untuk porsi Indo-Barat dalam jeda talk itu bagaimana? Dalam satu jam itu ada 14 sampe 15 lagu, itu kita mainin 13 lagu Barat 2 lagu Indonesia, itu udah pasti. Dan dari program A pindah ke program B, itu pasti di tutup dengan lagu Barat yang Gold. Ya, dalam artian itu tahun-tahun 20122015. 11. Tapi sebenarnya yang seperti itu kan tidak terlalu memberi efek ke pendengar, maksudnya mereka ya udah cuek aja, dengerin ya dengerin… lalu efektifnya apa?



Efektifnya adalah lagu itu pasti di kenal. Karena ada beberapa orang yang masih belum mengenal lagu yang ‘kekinian’ di mobil, kan ada banyak… misalnya driver online ya, kan mereka puter radio karena cuma mengisi kekosongan dalam mobil kan, nah orang-orang seperti ini yang kita mau jaga supaya ga switch. Dengan muterin lagu yang Gold. Itu udah pasti mereka kenal lah. 12. Kalau program “PLAT L” ini kan sepertinya khusus ya, itu seperti apa? Kalau “PLAT L” ini kita mainnya dengan Instagram, jadi kita puterin lagu yang udah aku (music director / MD) siapin, yang bakal di vote di Instagram. Nanti penyiar tinggal puterin aja vote tertinggi-nya di lagu apa, lagu itu yang diputer. “PLAT L” ini memang segmen-nya khusus, ya itu tadi, kita coba combine antara radio dengan sosial media. Dan ngefek juga sih, followers kita bertambah. Nah, balik tadi yang kamu nanyain ‘ngaruh ngga kalau ada artis datang kesini’ sama naiknya followers, nah yang paling berpengaruh itu sebenarnya program kita. Dalam artian? Program bagus, konten bagus, apalagi itu berkaitan dengan sosial media, pasti naik. Coba aja “PLAT L”, ga ada artis loh di program ini, siang jarang… Datangnya artis kalau ngga pagi, sore. Tapi kenapa pertumbuhan di “PLAT L” lebih kenceng followers –nya daripada acara lain. Padahal cuma gitu-gitu doang ya?



Ya, karena tadi, orang lebih suka kita pancing pakai hal-hal yang mereka gampang, tinggal klik apa susahnya, ya kan. Tanpa mereka request, mereka cuma nge-vote. Sambil tidur aja bisa. 13. Apakah “PLAT L” akan terus seperti itu? Semua program kita coba selama satu tahun. Nanti tahun berikutnya di evaluasi nih, yang mana yang jalan terus, yang mana yang harus diganti. Tahunan… karena kalau mengukur program 3 bulan ga bisa, karena apa? Orang denger radio itu sebenernya kebiasaan. Bukan mereka hobby denger, enggak. Sekarang habit –nya orang kebiasaan, dalam mobil… sret… mereka udah males masukin flashdisk . Pengennya kan nyalain AC, mobil kan udah pasti nyala tuh radio. Nah itulah udah kebiasaan. Belum tentu karena orang suka. Makanya radio ngga tergeser ya meski era-nya udah begini… Nah karena kebiasaan tadi otomatis kita membuat pikiran mereka jadi kebiasaan, dengan cara bikin gimmick - gimmick di radio, bikin jokes, terus bikin program yang bisa bikin orang ketawa. Itu tugas produser sih, untuk ngatur flow-nya kalau siaran. PIC: ONLINE PRODUCER – ANDREAS WICAKSONO 1. Kalau untuk online ini ada strategi khusus ngga buat speak up ke kancamuda kalau sekarang EBS adalah ‘something brand new’? Ga ada sih, cuma keep updating aja



2. Dari sisi konten, apa yang jelas beda dari sebelumnya? Video bertopik sama semuanya terintegrasi dengan Mix Marketing 3. Apa pentingnya video topik? Pentingnya video topik ya itu ngikutin jaman sekarang yang banyak videovideo lucu beredar, sama halnya kita ngajakin interaksi ke kancamuda tapi lewat video 4. Kedepan konsepnya akan terus seperti itu? Iya konsepnya akan seperti itu. Karena semakin kita konsisten, semakin kancamuda notice sama penyiar-penyiar EBS 5. Tapi kalau ngga ada respon gitu ga masalah? Ga nurunin semangat untuk create ide dan produksi video? Kan ga semua video ada yang komen… Dari yang ngga ada komen, berarti next kita kudu evaluasi mana yang perlu dibenerin lagi. Dari sisi konsep video atau lainnya 6. Sejauh ini antusias pendengar di lini online seperti apa? Cukup tinggi. Apalagi konten yang berbau lokal Surabaya ataupun yang berbau viral 7. Kalau untuk pertumbuhan followers pasca rebranding? Sangat pesat Angka-nya? Nah kalau data itu aku ga bisa kasih ya, soalnya itu rahasia dapur perusahaan kita.