Tahap Pengakhiran BK Kelompok [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Tinan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TAHAP PENGAKHIRAN (TERMINATION STAGE) PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK



Nama Kelompok: 1.



Tina Nuriah



(1813052026)



2.



Pashasalma Putri Garien



(1813052010)



3.



Eri Oktaviani



(1853052014)



4.



Ridha Antika



(1813052016)



P.S



: Bimbingan dan Konseling



Mata kuliah



: Bimbingan dan Konseling Kelompok



Dosen



: Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd.



PROGRAM STUDY BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



TAHAP PENGAKHIRAN Kegiatan kelompok tidak mungkin berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap kegiatan, kegiatan kelompok ini menurun dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatan pada saat yang dianggap tepat. Pada tahap akhir atau penghentian pertemuan kelompok yang penting adalah bagaimana ketrampilan anggota, termasuk konselor, dalam mentransfer apa yang telah mereka pelajari dalam kelompok ke dalam kehidupannya di luar lingkungan kelompok. Anggota kelompok berupaya merealisasikan rencana-rencana tindakan sampai mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. Tidak semua anggota kelompok dapat dengan mudah merealisasikan rencana-rencana tindakan atau keputusan-keputusannya. Karena itu konselor bersama anggota kelompok perlu memberikan penguatan yang cukup bagi kebanyakan individu, bahkan kadang-kadang diperlukan dukungan dari orang lain di luar kelompok yang berarti bagi anggota kelompok. Kegiatan kelompok yang paling penting dalam tahap pengentian adalah untuk merefleksikan pengalaman mereka di masa lalu, memproses kenangan, mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari, menyatakan perasaan yang bertentangan dan membuat keputusan kognitif (wagenheim & Gemmil, 1994 dalam Wibowo, 2005 : 98). Penghentian memberi kesempatan pada anggota kelompok untuk memperjelas arti dari pengalaman mereka, untuk mengkonsolidasi hasil yang mereka buat dan untuk membuat keputusan mengenai tingkah laku yang mereka inginkan untuk dilakukan di luar kelompok dan dilakukan dikehidupan kelompok sehari-hari. Pengakhiran konseling kelompok hendaknya membuat kesan yang positif bagi anggota kelompok, jadi jangan sampai anggota kelompok mempunyai ganjalan-ganjalan. Untuk itu perlu diberikan kesempatan bagi masing-masing anggota untuk mengemukakan ganjalan-ganjalan yang sesungguhnya mereka rasakan selama kelompok berlangsung. Dengan demikian para anggota kelompok akan meninggalkan kelompok dengan [erasaan lega dan puas. Dengan kata lain, bahwa pada akhir kegiatan kelompok hendaknya para anggota merasa telah memetik suatu hasil yang cukup berharga dari kegiatan kelompok yang diikutinya.



Pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan mengenai bagaimana mentransfer apa yang telah dipelajari anggota dalam kelompok ke dalam kehidupannya di luar lingkungan kelompok. Peranan pemimpin kelompok di sini adalah memberikan pengetahuan terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh masing-masing anggota kelompok. Setelah itu



barulah pemimpin kelompok memberitahukan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok bersama dengan anggota kelompok menyimpulkan hasil dari bimbingan kelompok dan memberikan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok (Prayitno, 1995:40). Kegiatan mengkhiri konseling pada dasarnya adalah seni masing-masing konselor, namum penting diperhatikan bahwa hendaknya klien pada saat meninggalkan pertemuan konseling memiliki kesan yang positif tentang konseling yang dijalani dan juga terhadap pribadi konselor. Untuk itu ada baiknya apabila konselor melakukan hal-hal sebagai berikut pada saat mengakhiri konseling : 1. Konselor menegaskan peranan penting klien untuk berusaha maksimal mungkin melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disimpulkan konselor di bagian akhir dari konseling. Konselor dapat berkata bahwa keberhasilan klien keluar dari masalah yang dialami tergantung dari usaha klien menjalankan keputusan yang hasil konseling secara baik. Oleh karena itu selanjutnya konselor meminta agar klien memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan keputusan tersebut, dalam arti berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan dan tidak mudah putus asa. 2. Konselor dapat memberikan dorongan dan semangat kepada klien dan juga menempatkan harapan konselor terhadap klien, misalnya mengatakan kepada klien: “ bahwa keberhasilan dan kebahagiaan yang diraih oleh klien adalah juga keberhasilan dan kebahagiaan yang konselor juga”. Dalam arti konselor merasa berhasil membantu klien melalui proses konseling yang dijalaninya. 3.  Konselor mendoakan agar apa yang dilakukan klien dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Misalnya konselor mengatakan: “saya mendoakan semoga Anda dapat menjalankan rencanarencana kegiatan yang sudh kita putuskan dalam konseling tadi, dan Tuhan memberikan  kemudahan kepada Anda dan tidak banyakk menenmukan kendala, serta Anda dapaat keluar dari situasi masalah  yang sedang Anda Alami pada saat sekarang ini. 4. Konselor membuka kesempatan kepada klien untuk memperoleh layanan konseling berikutnya apabila di kemudian hari klien membutuhkannya. Dalam hal ini konselor dapat mengatatakan bahwa: Apabila suatu waktu Anda membutuhkan layanan konseling lagi, Anda dapat menemui saya di



tempat Saya ini..yaa tentunya pada hari-hari sebelumnya dengan janji yang kita sepakati. Karena itu Anda dapat mendaftar atau menghubungi saya melalui SMS pada nomor hp saya ini (Sambil konselor memberikan kartu nama) kepada klien. 5. Konselor mengakhiri konseling dengan cara menyampaikan: Selamat Ya..sambil mengulurkan tangan untuk menyalami klien. bagi klien tangan yang berjenis kelamin sama dengan konselor, konselor juga dapat memberikan sentuhan fisik seperti menepuk dengan lembut punggung klien, sambil mengantar klien ke pintu keluar ruangan konseling. Menurut Munro (1983: 111) konselor hendaknya selalu menyadari bahwa mengakhiri suatu hubungan konseling dengan melalui alih tangan kasus atau penghentian layanan memerlukan prosedur dan pemenuhan persyaratan tertentu. 1. Alih tangan (referral) Jika konselor memutuskan bahwa kliennya memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh konselor, maka konselor harus mempertimbangkan untuk mengalih tangan klien kepada orang atau badan lain. Setelah konselor terlebih dahulu mengungkapkan dan menilai 



Konselor terlebih dahulu mengetahui badan lain yang mungkin menyediakan pelayanan yang dibutuhkan klien.







Konselor memilih suatu badan yang tepat, konselor membicarakan kemungkinan alih tangan itu dengan badan yang dimaksud.







Jika alih tangan tampaknya memang mungkin, hal itu selanjutnya dibicarakan dengan klien







Bila suatu rencana alih tangan telah disetujui , maka harus pula disiapkan langkah-langkah tertentu dengan maksud agar klien dapat mengetahui dengan pasti kapan dan kemana dia harus pergi dan kapada siapa dia datang.







Konselor hendaklah siap untuk membantu badan tempat alaih tangan itu dengan menyediakan imformasi tentang masalah klien.







Setelah alih tangan dilakukan konselor siap sedia untuk bekerja sama bila dibutuhkan oleh badan alih tangan itu.



2. Penghentian layanan Menurut Munro (1983: 113) penghentian layanan pada setiap waktu terutama bilamana tujuan-tujuan hubungan konseling telah tercapai. Penghentian juga dapat dilakukan berdasarkan persetujuan yang telah ditetapkan pada permulaan pertemuan. Tahap penghentian harus dimulai dari konselor, dan jika memungkinkan juga dari klien, dengan meninjau dan menyimpulkan apa-apa yang telah dilakukan dalam konseling. Dalam hal ini peninjauan dapat didasarkan atas tujuan yang ditetapkan dan hasil-hasil yang dicapai, dan juga pada banyaknya waktu yang telah dipakai. A. Tugas Tahap Akhir Sebuah Kelompok: Konsolidasi Belajar Tahap akhir dalam sebuah kelompok adalah kesempatan bagi anggota kelompok untuk melakukan konsolidasi tentang apa yang telah mereka pelajari, kemudian mengembangkan strategi untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari di kelompok dalam kehidupan seharihari. Pada tahap ini anggota harus bisa mengungkapkan pengalaman kelompok yang berkesan untuk mereka dan untuk menyatakan diri tentang apa yang akan ia lakukan di kemudian hari. Inilah saatnya bagi anggota untuk mengekspresikan dan memproses perasaan dan pikiran tentang pengalaman mereka dalam kelompok. Bagi banyak anggota kelompok, tahap akhir sulit dilakukan. Anggota harus menghadapi kenyataan penghentian (terminasi) dan belajar bagaimana mengucapkan selamat tinggal. Jika kelompok telah benar-benar terkondisikan, anggota akan menjelaskan pengalaman belajar mereka secara lebih luas, meskipun mereka mungkin mengalami rasa sedih dan kehilangan. Sebagai pemimpin, tugas Anda adalah membantu anggota agar dapat menerjemahkan apa yang telah ia dapatkan di kelompok menjadi sebuah perspektif yang bermakna. Salah satu tujuan sebuah kelompok adalah untuk menerapkan pembelajaran yang telah didapatkan dalam kelompok ke dalam kehidupan sehari-hari para anggota. Hal ini akan menjadi tidak mungkin, apabila pemimpin kelompok tidak membantu anggota meninjau dan mengintegrasikan apa yang mereka telah pelajari. Ketika penghentian tidak ditangani, kelompok tersebut melewatkan kesempatan untuk menyelidiki masalah yang akan mempengaruhi banyak anggota, dan terapi klien menjadi terancam. Dalam kelompok tertutup (kelompok dengan anggota yang sama untuk semua sesi) tugas pemimpin adalah untuk membantu anggota meninjau pekerjaan individual mereka dan bagaimana pola yang berkembang dari sesi pertama sampai



akhir. Dalam kelompok ini sangat penting agar anggota memberi umpan balik yang lain mengenai perubahan spesifik yang telah mereka buat. Kelompok terbuka memiliki tantangan yang berbeda karena anggota meninggalkan kelompok tersebut dan anggota baru dimasukkan ke dalam kelompok pada berbagai waktu. Penghentian harus disepakati bersama oleh anggota dan pemimpin, dan waktu yang cukup untuk menyelesaikan proses kehilangan harus dijadwalkan (Fieldsteel, 2005). Proses penghentian yang 4 paling berarti terjadi saat anggota memiliki cukup waktu untuk mengeksplorasi semua pemikiran mereka dan perasaan yang ditimbulkan oleh transisi ini (Shapiro & Ginzberg, 2002). Sebuah kesuksesan penghentian dapat dipandang sebagai hadiah kepada anggota yang mengakhiri juga untuk anggota kelompok yang tersisa (Shapiro & Ginzberg, 2002). Berikut adalah beberapa tugas yang harus diselesaikan oleh seseorang yang mengakhiri keanggotaan dalam kelompok terbuka: 1) Mendidik anggota dalam kelompok terbuka untuk memberikan pemberitahuan yang memadai saat mereka putuskan sudah waktunya untuk mengakhiri. Ini akan memastikan bahwa anggota punya waktu untuk menyelesaikan urusan yang belum selesai dengan diri mereka sendiri atau orang lain dalam kelompok. 2) Diskusikan informed consent dengan anggota kelompok sejak awal dari pengalaman kelompok dan jelaskan bagaimana menghentikannya secara produktif (Mangione et al., 2007). 3) Beri waktu bagi orang yang akan pergi untuk mempersiapkan diri secara emosional untuk penghentian. 4) Beri kesempatan kepada orang lain untuk mengucapkan selamat tinggal, untuk berbagi reaksi mereka sendiri, dan memberi umpan balik. Anggota kelompok yang tersisa sering memiliki reaksi tentang kehilangan anggota, dan itu penting untuk mereka miliki sebuah kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. 5) Mengeksplorasi bagaimana budaya mempengaruhi persepsi dan pemahaman anggota terhadap akhiran. Untuk budaya yang menekankan kontinuitas hubungan, sebuah akhiran mungkin dipandang sebagai gangguan dan bukan permanen realitas. Budaya lain mungkin melihat akhiran sebagai perpisahan permanen. Pemahaman dan reaksi yang berbeda terhadap akhiran ini perlu diproses dalam kelompok (Mangione et al., 2007). 6) Membantu anggota yang pergi untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari kelompok dan, khususnya, apa yang harus dilakukan dengan pembelajaran ini.



7) Buatlah referal (prasaran,kertas kerja), jika sesuai.



Terkadang anggota akan berhenti tanpa pemberitahuan sebelumnya. Jika memang sama sekali memungkinkan, pemimpin kelompok dapat mendorong anggota tersebut untuk 5 mengeksplorasi motivasi mereka untuk mengakhiri dan tetap berada di dalam kelompok cukup lama untuk mengatasi kemungkinan alasan penghentian. B. Terminasi (Penghentian) Kelompok Isu yang muncul selama tahap penghentian beragam, namun beberapa tema terjadi secara umum pada banyak kelompok. Beberapa anggota akan terlibat dalam perilaku yang memudahkan mereka meninggalkan kelompok tersebut. Mereka mungkin menampilkan diri mereka sebagai penjauh, bermasalah, dan suka menentang. Dalam beberapa kasus, mereka mengurangi pekerjaan yang telah dilakukan anggota lain. Sama seperti perilaku anggota di seluruh kelompok, gaya meninggalkan mereka mengungkapkan banyak hal tentang bagaimana mereka menangani rasa sakit, kehilangan yang tidak terselesaikan, dan kesedihan. Banyak orang tidak memiliki cara sehat untuk mengucapkan selamat tinggal, dan sebuah kelompok mampu memberi kesempatan bagus bagi anggota untuk belajar cara baru dan lebih sehat dalam hubungan. Beberapa konselor kelompok percaya bahwa penghentian dimulai pada hari pertama kelompok dan bahwa pemimpin harus mempersiapkan anggota sampai akhir dari sebuah kelompok. Kuncinya adalah mengangkat masalah penghentian pada waktu yang tepat. Cara pemimpin kelompok berbicara tentang akhiran yang akan datang akan berbeda berdasarkan berbagai faktor: apakah kelompok itu terbuka atau tertutup, kehilangan atau ketidakpedulian yang dialami anggota, lamanya waktu kelompok tersebut telah bersama, usia anggota kelompok, latar belakang budaya anggota, fungsi psikologis kelompok tersebut, dan tingkat hubungan dalam kelompok. Ini hanya beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan kapan dan bagaimana cara mengatasi penghentian. a. b. c. d. e. f.



Berurusan dengan Perasaan Perpisahan Membandingkan Persepsi Awal dan Selanjutnya di Grup Menangani Urusan yang Belum Selesai Meninjau Pengalaman Grup Berlatih untuk Perubahan Perilaku Membawa Pembelajaran Selanjutnya / lebih jauh



Salah satu tugas fase akhir sebuah kelompok adalah mengembangkan rencana tindakan tertentu untuk terus menerapkan perubahan pada situasi di luar kelompok. Membantu anggota dalam menjalankan pembelajaran mereka menjadi tindakan yang paling penting dari fungsi pemimpin. Praktik kami untuk secara rutin mendiskusikan dengan peserta berbagai cara di mana mereka dapat menggunakan apa yang telah mereka pelajari dalam kelompok dalam situasi lain. Bagi banyak anggota, sebuah kelompok hanyalah awal dari perubahan pribadi. C. Evaluasi Pengalaman Grup Evaluasi adalah aspek dasar dari setiap pengalaman kelompok, dan bisa menguntungkan keduanya baik anggota dan pemimpin. Beberapa jenis skala penilaian dapat dirancang untuk memberi penilaian. Pemimpin memiliki perasaan yang baik tentang bagaimana 16 masing-masing anggota mengalami dan mengevaluasi. Instrumen standar juga dapat memanfaatkan perubahan individual dalam sikap dan nilai. Instrumen evaluasi praktis semacam itu dapat membantu anggota untuk penilaian pribadi terhadap kelompok dan dapat membantu pemimpin mengetahui apa Intervensi lebih, atau kurang, dan apa yang bisa membantu. Kesediaan untuk membangun evaluasi ke dalam struktur kelompok pasti akan menghasilkan perbaikan disain kelompok di masa yang akan datang. D. Co-Leader Dalam Tahap Akhir Akan sangat membantu jika para co-leader sepakat satu sama lain tentang tidak membawa materi baru yang tidak bisa ditangani secara memadai sebelum akhir kelompok. Anggota terkadang menyimpan topik sampai akhir, hampir berharap bahwa tidak akan ada waktu untuk menjelajahinya. Bisa jadi tergoda untuk salah satu coleaders untuk memulai pekerjaan baru dengan anggota semacam itu; coleader lainnya mungkin siap untuk membawa kelompok ini berakhir. E. Follow Up Mengikuti Sesi Postgroup. Sesi kelompok lanjutan dijadwalkan beberapa saat setelah penghentian sebuah kelompok bisa menjadi ukuran akuntabilitas yang tak ternilai harganya.



DAFTAR PUSTAKA Munro ,dkk. (1983). Penyuluhan (counseling): Suatu Pendekatan Berdasarkan keterampilan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prayitno. (2012). Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung. Padang: FIP UNP. Yeni Karneli .(2000). Teknik dan Laboratorium Konseling 1. Padang :  UNP. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Penerbit: Ghalia Indonesia. Ibnu M & Noviyanti K D. Pendekatan Konseling Kelompok. Diktat Kuliah Prodi BK. FIP. IKIP PGRI Madiun Corey, M.; Corey , G dan Corey, C. 2010. Groups: Process dan Practices 8 th Ed. California: Brooks/Cole Corey, Gerald. 2012. Theory & Practice of Group Counseling 8th Edition. California: Brooks/Cole.