Taksonomi - Evaluasi Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN “ TAKSONOMI ”



Disusun Oleh Kelompok 5 : 1. Rosa Delia 2. Deva 3. Muhammad Arfi Arnum



( 1707618009) ( 1707618038) ( 1707618052)



UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA FAKULTAS EKONOMI PENDIDIKAN BISNIS 2020



Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Taksonomi ” tepat pada waktunya. kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Corry Yohana, M.M selaku dosen Evaluasi Pendidikan dan juga teman-teman kami di kelas Pendidikan Bisnis A. Tanpa mereka semua, kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Evaluasi Pendidikan. Makalah ini berisi mengenai penjelasan mengenai materi Taksonomi . Kami sangat berharap agar makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan. Selain itu, kami juga sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami benar-benar membutuhkan kritik serta saran yang kemudian akan kami revisi dan kami tulis dengan lebih baik lagi di masa mendatang. Di akhir kami berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati. Bekasi, 8 Oktober 2020



Penulis



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar.........................................................................................................................2 DAFTAR ISI.............................................................................................................................3 BAB 1.........................................................................................................................................5 PENDAHULUAN.....................................................................................................................5 1.



LATAR BELAKANG.......................................................................................................................5



2.



RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................6



3.



TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................6



BAB 2.........................................................................................................................................7 PEMBAHASAN........................................................................................................................7 1.



Pengertian Taksonomi..............................................................................................................7



2.



Arti dan Letak Taksonomi dalam Pendidikan...........................................................................7



3.



Jenis – Jenis Taksonomi...........................................................................................................10 1)



Taksonomi Bloom................................................................................................................10



2)



Taksonomi Anderson (Perbaikan Taksonomi Bloom).........................................................10



3)



Taksonomi Solo...................................................................................................................12



4)



Taksonomi Fink....................................................................................................................14



5)



Taksonomi Marzano............................................................................................................15



6)



Taksonomi Mc. Guire (1963), Klickmann (1963).................................................................16



7)



Taksonomi Guilferd.............................................................................................................17



8)



Gagne dan Merrill................................................................................................................17



9)



Garlach dan Sullivan............................................................................................................17



10) 4.



Taksonomi Anita Harrow.................................................................................................18



Sejarah Taksonomi Bloom.......................................................................................................18



5. Tiga Ranah Intelektual Dalam Taksonomi..................................................................................20 A. Ranah Kognitif - Pengetahuan (Knowledge)...............................................................................20 B.



Ranah Afektif - Sikap (Attitude)..............................................................................................26



C.



Ranah Psikomotorik................................................................................................................28



6.



Tabel Taksonomi.....................................................................................................................31



7.



Revisi Taksanomi Bloom.........................................................................................................34



BAB 3.......................................................................................................................................35 3



PENUTUP...............................................................................................................................35 1.



Kesimpulan..............................................................................................................................35



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................36



4



BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Mengingat pentingnya pendidikan bagi suatu negara, serta fungsi pembelajaran dalam pendidikan, maka diperlukan panduan untuk merumuskan tujuan pembelajaran bagi para praktisi pendidikan. Pada kegiatan pembelajaran, tentunya peserta didik diajarkan memecahkan masalah. Dalam mengajarkan bagaimana memecahkan masalah, berbagai guru selalu memberikan contohcontoh bagaimana memecahkan suatu masalah, tanpa memberikan kesempatan banyak pada peserta didik untuk berusaha menemukan sendiri penyelesaiannya. 2 Sehingga dengan cara demikian peserta didik menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah. Akibatnya peserta didik hanya mampu memecahkan masalah bila telah diberikan caranya oleh guru. Dengan demikian, seringkali melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal bahkan kesalahankesalahan yang dilakukan peserta didik jarang sekali terdeteksi oleh guru. Akibatnya, peserta didik mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama dalam menyelesaikan soal. Disamping itu kebiasaan penggunaan tes obyektif sebagai evaluasi hasil belajar peserta didik, menyebabkan peserta didik tidak terbiasa menyelesaikan soal yang berbentuk uraian. Dampak yang muncul dari kondisi semacam itu adalah peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Karena dalam menyelesaikan dibutuhkan kemampuan untuk analisis, sintesis bahkan evaluasi. Sehingga akan menjadikan peserta didik lemah dalam memecahkan masalah yang membutuhkan kemampuan kognitif yang tinggi. Perkembangan kognitif merupakan bagian integral proses perkembangan individu sejak lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan ini bermula dari organisme biologis yang mengembangkan kemampuan dasar seseorang. Fungsi organisme biologis tersebut di tentukan oleh interaksi dengan lingkungan. Dalam hal ini kebutuhan dan interes individu sangat esensial bagi perkembangan dan banyak pula ditentukan oleh pengalaman dan pemahaman tentang lingkungannya.



5



2. RUMUSAN MASALAH 1) Apa pengertian taksonomi? 2) Bagaimana arti dan letak taksonomi dalam Pendidikan? 3) Apa saja jenis-jenis taksonomi? 4) Bagaimana sejarah taksonomi bloom? 5) Bagaimana tiga ranah intelektual dalam taksonomi bloom? 6) Bagaimana revisi dari taksonomi bloom? 7) Bagaimana isi dari tabel taksonomi bloom? 3. TUJUAN PENULISAN 1) Untuk mengetahui apa pengertian taksonomi? 2) Untuk mengetahui bagaimana arti dan letak taksonomi dalam Pendidikan? 3) Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis taksonomi? 4) Untuk mengetahui bagaimana sejarah taksonomi bloom? 5) Untuk mengetahui bagaimana tiga ranah intelektual dalam taksonomi bloom? 6) Untuk mengetahui bagaimana revisi dari taksonomi bloom? 7) Untuk mengetahui bagaimana isi dari tabel taksonomi bloom?



6



BAB 2 PEMBAHASAN 1. Pengertian Taksonomi kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik. taksonomi, menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti “klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek”. 2. Arti dan Letak Taksonomi dalam Pendidikan Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran pada para guru bahwa tujuan pelajarn harus dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlansung. Tujuan tersebut harus diberitahukan kepada para siswa.Jadi, tujuan tersebut bukanlah suatu yang harus dirahasiakan. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak akan tahu mana pelajaran yang penting dan mana yang tidak.Apabila setiap guru memahami kegunaan perumusan tujuan ini maka mereka dapat mengusahakan kegiatan mengajar secara efektif. Kepentingan hubungan amtara kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan, oleh seorang ahli bernamaScriven (1967) dikemukakan bahwa harus ada hubungan erat antara: a) Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran. b) Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi. c) Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi. Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel (1963) berpendapat bahwa jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak dapat diukur maka tujuan itu harus diubah. Jika tujuan dirumuskan secara operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah mencapai tujuannnya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya. Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan : a) Tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya suatu program diadakan. Didalam praktek sehari-hari disekolah, tujuan ini dikenal sebagai TIU (Tujuan Intruksional Umum). b) Tujuan yang didasarkan pada tingkah laku. Dalam periode 20 tahun terakhir ini, banyak usaha telah dilakukan untuk mencari metode yang dapat digunakan 7



untuk menganalisis atau mengklasifikasikan sebuah pandangan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan sehari-hari.Yang dimaksud adalah berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku.Inilah yang dimaksud dengan taksonomi (taxonomy).Ada tiga macam tingkah laku yang dikenal umum, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (keterampilan). c) Tujuan yang lebih jelas dirumuskan secara operasional. Kaum behavioris (kaum yang mengutamakan tingkah laku), berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan, adalah sangat bersifat mental.Mereka tidak menjelaskan kepada para pendidik secara konkrit dan dapat diamati. Dalam pelaksanaan pendidikan disekolah, ketiga tujuan ini harus ada. Tetapi prakteknya memang sulit karena dalam beberapa hal, penafsirannya lalu menjadi subjektif. Kesulitan lain adalah bahwa sulit untuk mejabarkan tujuan umum ini menjadi tujuan yang lebih terperinci. Beberapa ahli telah mencoba memberikan cara bagaimana menyebut ketiga tingkatan tujuan ini, yang akhirnya oleh Viviane De Landshere disimpulkan ada 3 tingkat tujuan (termasuk taksonomi) a) Tujuan akhir atau tujuan umum Pendidikan b) Taksonomi c) Tujuan operasional Taksonomi Bloom danKratwhol telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang banyak digunakan oleh 2 orang ini yaitu : a) Prinsip metodologis Perbedaan-perbedaan yang besar telah menfleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar. b) prinsip psikologis Taksonomi hendaknya konsisiten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang. c) Prinsip logis Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten. Tingkatan tujuan Tingkatan-tingkatan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.Tiaptiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkancorak yang netral. Atas dasar prinsip ini maka taksonomi disusun menjadi suatu tingkatan yang menunjukkan tingkat kesulitan.Sebagai contoh, mengingat fakta lebih mudah daripada menarik kesimpulan.Atau menghafal, lebih mudah daripada memberikan pertimbangan.Tingkatan kesulitan ini juga menfleksi kepada kesulitan dalam proses belajar dan mengajar. Sudah banyak diketahui mula-mula taksonomi Bloom terdiri dari dua bagian yaitu kognitif domain dan afektif domain (cognitive domain and affective domain). Pencipta dari kedua taksonomi ini merasa tidak tertarik pada psikomotor domain karena mereka melihat hanya ada sedikit kegunaannya di Sekolah Menengah atau Universitas (Bloom, 1959).Akhirnya Simpson melengkapi dua 8



domain yang ada dengan psikomotor domain (1966).Namun sebenarnya pemisah antara ketiga domain ini merupakan pemisah yang dibuat- buat, karena manusia merupakan satuan kebulatan yang tidak dapat dipecah-pecah segala tindakannya juga merupakan suatu kebulatan. Saat ini sudah banyak di ketahui oleh umum bahwa apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom (1956) sebenarnya merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari B. S. Bloom Editor M. D. Engelhart, E, Furst, W.H. Hill, dan D.R Kratwohl yang kemudian di dukung pula oleh Ralp W. Tyler Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan: a) Kategori tingkah laku yang masih verbal b) Perluasan kategori menjadi deretan tujuan c) Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas (taks) dalam pertanyaanpertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal. Ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu: a) Ranah kognitif (cognitive domain) b) Ranah efektif (affektive domain) c) Ranah psikomotor (psychomotor domain)



9



3. Jenis – Jenis Taksonomi 1) Taksonomi Bloom



Dalam dunia pendidikan dikenal istilah taksonomi yang merujuk pada tujuan pendidikan. Salah satu taksonomi yang terkenal adalah taksonomi Bloom yang disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Namun begitu, sebenarnya apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom ini adalah merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari Benjamin S. Bloom, M.D. Engelhart, E. Furst, W.H. Hill, dan D.R. Krathwohl, yang kemudian didukung pula oleh Ralph W. Tyler. (Suharsimi, 2006:117) Dalam taksonomi bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci. Ada 3 ranah dalam taksonomi bloom, yaitu: a) Domain Kognitif (Cognitive Domain) b) Domain Afektif c) Domain psikomotor 2) Taksonomi Anderson (Perbaikan Taksonomi Bloom)



Menurut Anderson dan Krathwohl (2010) Taksonomi bermanfaat bagi pendidik untuk : a) Mengkaji tujuan-tujuan pendidikan dari kacamata siswa; b) Memikirkan pelbagai kemungkinan dalam bidang pendidikan; c) Melihat hubungan integral antara pengetahuan dan proses kognitif yang inheren dalam tujuan Pendidikan d) Memperlihatkan secara lebih jelas konsistensi atau inkonsistensi antara cara merumuskan tujuan satu unit pembelajaran, cara mengajarkannya, dan cara mengases pembelajaran siswa. Perbandingan antara kategorisasi yang didasarkan pada rumusan tujuan, aktivitas pembelajaran, dan pertanyaan assesmen menunjukkan apakah tahap-tahap pengalaman pendidikan ini saling bersesuaian dalam sifat dan titik tekannya e) Memahami banyak sekali istilah yang dipakai dalam bidang pendidikan. Sembilan proses kognitif mempunyai makna yang sangat spesifik. Misalnya proses kognitif “menyimpulkan” menuntut siswa untuk mengenali pola informasi yang mereka terima, sedangkan “menjelaskan” menuntut siswa mencari hubungan kausalitas dalam pola informasi tersebut f) Menyusun unit pelajaran atau mata pelajaran sesuai dengan filosofi guru g) Menganalisis asesmen-asesmen eksternal sehingga guru dapat mengupas elemenelemen kulit asesmen untuk mengetahui tingkat-tingkat pembelajaran siswa yang 10



lebih tinggi. Sehingga , guru bukan “mengajarkan untuk menghadapi tes”, melainkan mengajar siswa untuk pembelajaran yang dites h) Menilai kesesuaian antara tujuan dan pembelajaran. Penempatan tujuan secara tepat dalam Tabel Taksonomi akan memberikan petunjuk tentang aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut; i) Menilai kesesuaian antara pembelajaran dan asesmen. Penempatan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan secara tepat dalam Tabel Taksonomi akan memberikan petunjuk tentang tugas-tugas asesmen untuk mendapatkan hasil asesmen yang sesuai dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran tersebut j) Menilai kesesuaian antara tujuan dan asesmen. Dengan cara sebagai berikut: Pertama, identifikasilah tujuan-tujuan pokok unit pembelajarannya, dan tentukan kotak-kotak Tabel Taksonomi yang relevan. Kedua, identifikasilah assesmenasesmen pokokny, dan tentukan kotak-kotak Tabel taksonomi yang relevan. Perhatikan apakah penekanan pada setiap tujuan tercermin dalam asesmennya. Jika kotak-kotak dan penekanan yang dihasilkan oleh dua langkah pertama tidak bersesuaian, berarti memang terdapat ketidaksesuaian antara tujuan dan asesmennya. Jika kotak-kotak tujuan dan asesmennya sama, pelajarilah kesesuaian antara aktivitas-aktivitas pembelajaran dan tugas-tugas asesmennya.Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk  gerund yaitu remembering (ingatan), understanding (pemahaman) , applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan) dan seterusnya. Terminologi ini  lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan remembering yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan sejenisnya. Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi yaitu creation.  Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan  akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi mengubah istilah menjadi creation (penciptaan). Dimensi Taksonomi Anderson Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. KATEGORI KATA KUNCI 11



Remembering (ingatan): can the student recall or remember the information? Dapatkah peserta didik mengucapkan atau mengingat informasi? Understanding (pemahaman): Dapatkah peserta didik menjelaskan konsep, prinsip, hukum atau prosedur? Applying (penerapan): Dapatkah peserta didik menerapkan pemahamannya dalam situasi baru? Analyzing (analisis): Dapatkah peserta didik memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaan dan kesamaannya?



Menyebutkan definisi, menirukan ucapan, menyatakan susunan, mengucapkan, mengulang, menyatakan Mengelompokkan, menggambarkan, menjelaskan identifikasi, menempatkan, melaporkan, menjelaskan, menerjemahkan, pharaprase. Memilih, mendemonstrasikan, memerankan, menggunakan, mengilustrasikan, menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat sketsa, memecahkan masalah, menulis Mengkaji, membandingkan, mengkontraskan, membedakan, melakukan deskriminasi, memisahkan, menguji, melakukan eksperimen, mempertanyakan. Memberi argumentasi, mempertahankan, menyatakan, memilih, memberi dukungan, memberi penilaian,  melakukan evaluasi



Evaluating (evaluasi): Dapatkah peserta didik menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah fenomena atau objek tertentu? Creating (penciptaan): Dapatkah Merakit, mengubah, membangun, peserta didik menciptakan sebuah benda mencipta, merancang, mendirikan, merumuskan, atau pandangan? menulis. (Siana, 2012) 3) Taksonomi Solo



John Biggs dan Kevin Collis pada tahun 1982 di New York, Amerika Serikat mengembangkan model taksonomi tujuan pembelajaran yang kemudian dikenal dengan taksonomi SOLO (The Structure of the Observed Learning Outcome). Taksonomi ini dikembangkan dengan alasan menyediakan cara yang sederhana dan kuat menggambarkan bagaimana hasil belajar tumbuh dalam kompleksitas dari permukaan ke dalam untuk konseptual pemahaman' (Biggs dan Collis 1982). Taksonomi SOLO ini terdiri dari lima tahap yang dapat menggambarkan perkembangan kemampuan berpikir kompleks pada siswa dan dapat diterapkan di berbagai bidang. Berikut adalah tahapan respon berpikir berdasar taksonomi SOLO; a) Tahap Pre-Structural. Pada tahap ini siswa hanya memiliki sangat sedikit sekali informasi yang bahkan tidak saling berhubungan, sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan konsep sama sekali dan tidak mempunyai makna apapun. 12



b) Tahap Uni-Structural. Pada tahap ini terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum dipahami. Beberapa kata kerja yang dapat mengindikasi aktivitas pada tahap ini adalah; mengindentifikasikan, mengingat dan melakukan prosedur sederhana. c) Tahap Multi-Structural. Pada tahap ini siswa sudah memahami beberapa komponen namun hal ini masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman secara komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk namun demikian kemampuan meta-kognisi belum tampak pada tahap ini. Adapun beberapa kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan siswa pada tahap ini antara lain; membilang atau mencacah, mengurutkan, mengklasifikasikan, menjelaskan, membuat daftar, menggabungkan dan melakukan algoritma. d) Tahap relational. Pada tahap ini siswa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan dan tujuan. Pada tahap ini siswa dapat menunjukan pemahaman beberapa komponen dari satu kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi keseluruhan serta telah dapat mengaplikasikan sebuah konsep pada keadaankeadaan yang serupa. Adapun kata kerja yang mengidikasikan kemampuan pada tahap ini antara lain; membandingkan, membedakan, menjelaskan hubungan sebab akibat, menggabungkan, menganalisis, mengaplikasikan, menghubungkan. e) Tahap Extended Abstract Pada tahap ini siswa melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada konsepkonsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep diluar itu. Dapat membuat generalisasi serta dapat melakukan sebuah perumpamaanperumpamaan pada situasi-situasi spesifik. Kata-kerja yang merefleksikan kemampuan pada tahap ini antara lain, membuat suatu teori, membuat hipotesis, membuat generalisasi, melakukan refleksi serta membangun suatu konsep. Taksonomi solo didesain sebagai suatu alat evaluasi tentang kualitas respons siswa terhadap suatu tugas. Taksonomi yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam merespon (baca: menjawab) suatu masalah dengan cara membandingkan jawaban benar optimal dengan jawaban yang diberikan siswa. Taksonomi solo digunakan untuk mengukur kualitas jawaban siswa terhadap suatu masalah berdasar pada kompleksitas pemahaman atau jawaban siswa terhadap masalah yang diberikan.



13



Taksonomi solo berperan menentukan kualitas respon siswa terhadap masalah tersebut. Artinya taksonomi solo dapat digunakan sebagai alat menentukan kualitas jawaban siswa. Berdasarkan kualitas yang diperoleh dari hasil jawaban siswa, selanjutnya dapat ditentukan kualitas ketercapaian proses kognitif yang ingin diukur oleh alat evaluasi tersebut. Penerapan taksonomi solo untuk mengetahui kualitas respon siswa dan analisa kesalahan sangatlah tepat, sebab taksonomi solo mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut: a) Taksonomi solo merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menentukan level respon siswa terhadap suatu pertanyaan matematika. b) Taksonomi solo merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk pengkategorian kesalahan dalam menyelesaikan soal atau pertanyaan matematika. c) Taksonomi solo merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menyusun dan menentukan tingkat kesulitan atau kompleksitas suatu soal atau pertanyaan matematika. 4) Taksonomi Fink



Berbeda dengan taxonomy bloom dan Solo, L. Dee Fink berasal dari Oklahoma, Amerika Serikat pada tahun 2003 menyajikan sebuah taxonomy yang tidak hirarkis. Fink mengembangkan Taksonomi ini dengan alasan untuk mengembangkan bahasa dan kerangka kerja konseptual untuk mengidentifikasi beberapa cara di mana pembelajaran bisa menjadi signifikan, sehingga guru dapat memutuskan mana dari berbagai macam signifikan belajar yang mendukung dan mempromosikan di pembelajaran tertentu atau pengalaman belajar. Dalam tambahannya,Taksonomi Fink meliputi bagian-bagian lintas domain dan luas kecuali pada domain Psikomotor. Ini mirip dengan taxonomy Anderson yang menekankan pada metakognitif ( belajar untuk belajar) dan juga termasuk aspek-aspek yang lebih efektif seperti dimensi kemanusiaan dan cinta kasih: mengidenfikasi/perubahan perasaan seseorang. Dalam Taksonomi Fink terdapat 6 dimensi, yaitu : a. Dimensi Pengetahuan Dasar: yang meliputi memahami dan mengingat. Kata kerjanya adalah daftar, nama dan penjelasan; b. Dimensi Penerapan: Berpikir kritis, kreatif dan praktis; memecahkan masalah. Kata kerjanya adalah menganalisis, menginterpretasikan dan menerapkan; c. Dimensi Penyatuan: menghubungkan antar ide, gagasan, subyek dan orang. Kata kerjanya adalah menjelaskan, menyatukan; d. Dimensi Kemanusiaan: belajar tentang dan perubahan diri seseorang, memahami dan berinteraksi dengan yang lainnya, Kata kerjanya adalah merefleksi dan menilai; 14



e. Dimensi Kasih sayang: mengidentifikasi/perubahan perasaan, kepentingan dan nilainilai seseorang. Kata kerjanya adalah: refleksi dan interpretasi; f. Dimensi Belajar untuk belajar: belajar bagaimana menjawab dan bertanya, menjadi pebelajar yang memiliki self-directed. Kata kerjanya adalah mengkritisi dan menganalisis. 5) Taksonomi Marzano



Robert J. Marzano (2000), seorang peneliti pendidikan terkemuka berasal dari Colorado, Amerika Serikat telah mengusulkan apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan Pendidikan”. Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom yang telah digunakan secara luas serta situasi terkini, model kecakapan berpikir yang dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas, yang mempengaruhi bagaimana siswa berpikir, dan menghadirkan teori yang berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para siswanya. Robert Marzano (2001) menstruktur dan mengkonsep kembali hirarki Bloom menjadi 6 kategori yang berbeda. Taksonomi Bloom dikembangkan sebagai hirarki dari dasar pemikiran atau dasar proses akademik, sedangkan Marzano menggabungkan dasar-dasar itu dari tingkat berfikir pada proses kognitif dan proses metakognitif, sebagaimana konsep-konsep tadi berhubungan dengan manfaatnya, motivasinya, serta emosi sebagai pendukung. Berikut enam level yang dikemukakan oleh Robert Marzano. Sistem Kognitif



Level 1. Retrieval



Deskripsi Proses dari prosedur pengetahuan, mengingat kembali atau melakukan, tanpa pemahaman.



2. Comprehension



Proses dari urutan atau struktur pengetahuan, sintesis/lamgkah-langkah dan gambarannya secara mendasar untuk pemahaman dasar atau pemahaman awal.



3. Analisis



Proses mengakses dan menguji pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan, hubungan pangkat atas dan pangkat bawah, mendiagnosa kesalahan, atau logika yang konsekuen, atau prinsip yang dapat diduga.



15



4. Utilization



Proses dalam penggunaan pengetahuan darimana masalah bisa disikapi atau dipecahkan, investigasi dapat direncanakan, keputusan dan aplikasi dapat diperoleh.



Metakognitif



5. Metakognisi



Proses untuk memonitor apa dan bagaimana pengetahuan yang baik bisa dimengerti, pengujian yang secara sadar terhadap proses-proses kognitif untuk melihat apakah proses-proses tersebut mempengaruhi tujuan-tujuan yang akan dicapai.



Self-system



6. Self



Proses mengidentifikasi respon/ rangsangan emosi, melatih persepsi, motivasi, dan manfaatnya pada kepercayaan terhadap pengetahuan awal.



Secara nyata, taksonomi ini bergerak (a) dari cara yang sederhana ke proses yang lebih komplit baik informasi atau prosedur-prosedurnya, (b) dari kesadaran yang kurang ke kesadaran yang lebih tentang pengontrolan yang lebih terhadap proses pengetahuan dan bagaimana menyusun atau menggunakannya, dan (c) dari kurangnya keterlibatan personal atau komitmen terhadap kepercayaan yang besar secara terpusat dan refleksi dari identitas seseorang. Enam tingkatan/level tersebut juga berinteraksi dengan apa yang disebut Marzano “tiga pengetahuan awal”, yaitu: a) Informasi, mencakup: kosakata, isi secara lengkap atau prinsip. b) Prosedur mental, mencakup: recalling, mengklasifikasikan secara umum, memonitor metakognitif, dan sebagainya. c) Presedur psikomotor, mencakup: keahlian dan kecakapan/penampilan. 6) Taksonomi Mc. Guire (1963), Klickmann (1963)



Telah menyusun taksonomi dalam bidang Biologi, Wood (1968) untuk matematika, Leuis (1965) untuk Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai contoh, dihasilkan oleh The National Longitudinal of Mathematical Abilities (NLSMA) a) Knowledge of facts b) Computation c) Comprehension d) Application e) Analysis Alasannya adalah: 16



1) Computation (komputasi, perhitungan) merupak satu keterampilan khusus yang tidak mempunyai tempat dalam taksonomiBloom. Padahal aspek ini perlu dinilai pula. 2) Synthesis and evaluation (sintesis dan evaluasi) hanya sedikit mempunyai peranan di dalam kurikulum matematika. 7) Taksonomi Guilferd



Guilferd telah menggambarkan pola yang merupakan struktur intelek dalam bentuk kubus. Selanjutnya Guilford juga telah berbicara lebih luas tentang implikasi model ini di bidang pendidikan. Dikatakan bahwa untuk melatih kemampuan intelektual tertentu, dibutuhkan latihan tertentu pula. 8) Gagne dan Merrill



Gagne dan Merril juga mengemukakan taksonomi lain. Di dalam bukunya The Conditions of Learnings (1965). Gagne menyebutkan ada 8 katagori yan oleh Merrill (1971) ditambah 2 buah kategori lagi. Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah : a) Signal learning b) Stimulus-respone learning c) Chaining d) Verbal association e) Discrimination learning f) Concept learning g) Rule learning h) Problem solving



9) Garlach dan Sullivan



Garlach dan Sullivan eranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai kegunaan yang terbatas pada alat untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum. Mereka mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang umum menjadi tingkah laku siswa dapat diamati. Kategori yang diajukan adalah : a) Identify b) Name c) Describe d) Construct e) Order 17



f) Demonstrate De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloon diilhami oleh evaluasi. Jika Gage dan Merrill bertitik tolak pada kondii belajar make De Block (1972) mengemukakan model yang didaarkan pada tujuan-tujuan mengajat. Ia mengajukan 3 arah dalam kegiataan belajar mengajar: a) From partial to more integral learning b) From limited to fundamental learning c) From special to general learning 10) Taksonomi Anita Harrow



Taksonomi untuk ranah psikomotorik antara lain dikemukakan oleh Anita Harrow (1972). Menurut Harrow kebanyakan para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100 dari tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa ketrampilan yang dicapai muridnya akan sangat mendukung mempelajari keterampilan lanjutan atau gerakangerakan yang lebih kompleks sifatnya. Garis besar taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow adalah sebagai berikut: a) Gerakan reflex, yaitu respons gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir. b) Dasar gerakan-gerakan, yaitu gerakan-gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks. c) Perceptual abilities, yaitu kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan. d) Physical abilities, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi. e) Skilled movements, yaitu gerakan-gerakan yang memerlukan belajar, misalnya keterampilan dalam olahraga, menari dan rekreasi. f) Nondiscoursive communication, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan, misalnya ekspresi wajar (mimic), postur, dsb. 4. Sejarah Taksonomi Bloom Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal 21 Februari 1913 di Lansford, Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di bidang pendidikan dari The University of Chicago pada tahun 1942. Ia dikenal sebagai konsultan dan aktivis internasonal di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan besar dalam sistem pendidikan di India. Ia mendirikan the International Association for the Evaluation of Educational 18



Achievement, the IEA dan mengembangkan the Measurement, Evaluation, and Statistical Analysis (MESA) program pada University of Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom menjabat sebagai Chairman of Research and Development Committees of the College Entrance Examination Board dan The President of the American Educational Research Association. Ia meninggal pada 13 September 1999. Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom. Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectualbehaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.



19



5. Tiga Ranah Intelektual Dalam Taksonomi A. Ranah Kognitif - Pengetahuan (Knowledge) Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude (KSA). Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik. Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension(pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian).



20



Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.



No.



Kategori



Penjelasan



Kata kerja kunci



1.



Pengetahuan



Kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali Contoh: menyatakan nkebijakan.



Mendefinisikan, menyusun daftar, menamai,menyatakan mengidentifikasikan, mengetahui, menyebutkan, membuat rerangka, menggaris bawahi,menggambarkan, menjodohkan, memilih



2.



Pemahaman



Menerangkan,menjelaskan, menguraikan,membedakan, menginterpretasikan,merumuskan,memperkirakan, meramalkan,menggeneralisir,menterjemahkan,men gubah,membericontoh,memperluas,menyatakanke mbali,menganalogikan, merangkum



3.



Penerapan



Kemampuan memahami instruksi/masalah, menginterpretasikan dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri Contoh: Menuliskan kembali atau merangkum materi pelajaran Kemampuan



Menerapkan,



mengubah,



21



menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru Contoh: Menggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji pegawai.



menghitung,melengkapi,menemukan.memb uktikan,menggunakan, mendemonstrasikan,memanipulasi,memodif ikasi,menyesuaikan,menunjukkan,mengoper asikan,menyiapkan, menyediakan, menghasilkan. Menganalisa,mendiskriminasikanmembuat skema/diagram,membedakan,membanding kan,mengkontraskan,memisahkan,membag imenghubungkan,menunjukan hubungan antara variabel,memilih,memecah menjadi beberapa bagian, menyisihkan, mempertentangkan.



4.



Analisa



Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponenuntukmempero leh pemahaman yang lebih luas atas dampak Komponen- komponen terhadap konsep tersebut secara utuh Contoh:Menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangandengan memisahkan komponenkomponennya.



5.



Sintesa



6.



Evaluasi



Kemampuan merangkai atau menyusun kembali komponen-komponen dalam rangka menciptakanarti/pemaha man/ struktur baru . Contoh:Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber Kemampuan mengevaluasi dan Menilai sesuatu berdasarkan norma,acuan atau kriteria.Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci



Mengkategorikan,mengkomb inasikan,Mengatur,memodifi kasi, mendisain, mengintegrasikan, mengorganisir, mengkompilasi, mengarang, menciptakan, menyusun kembali, menulis kembali, merancang, merangkai, merevisi, menghubungkan, merekonstruksi, menyimpulkan, mempolakan Mengkaji ulang, membandingkan, menyimpulkan,mengkritik, mengkontraskan,mempertentangkan menjustifikasi,mempertahankan, mengevaluasi,membuktikan,memperhitung kan,menghasilkan,menyesuaikan, 22



aban.



mengkoreksi, lengkapi, menemukan.



23



24



B. Ranah Afektif - Sikap (Attitude) Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks. No.



Kategori



Penjelasan



Kata kerja kunci



1.



Penerimaan



menanyakan, mengikuti, memberi, menahan / mengendalikan diri, mengidentifikasi, memperhatikan, menjawab.



2.



Responsif



Kemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas



3



Nilai yang (Nilai diri)



Menjawab, membantu, mentaati, memenuhi, menyetujui, mendiskusikan, melakukan, memilih, menyajikan, mempresentasikan, melaporkan, menceritakan, menulis, menginterpretasikan, menyelesaikan, mempraktekkan. dianut Kemampuan Menunjukkan, menunjukkan nilai mendemonstrasikan, yang dianut untuk memilih, membedakan membedakan, mengikuti, mana yang baik dan meminta,



25



kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku. Contoh: Mengusulkan kegiatan Corporate



4



Organisasi



5.



Karakterisasi



memenuhi, menjelaskan, membentuk, berinisiatif, melaksanakan, memprakarsai, menjustifikasi, mengusulkan, melaporkan, menginterpretasikan, membenarkan, menolak, menyatakan / mempertahankan dapat,



Social Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen n perusahaan. Kemampuan membentuk Mentaati, mematuhi, sistem merancang, mengatur, nilai dan budaya mengidentifikasikan, organisasi mengkombinasikan, dengan mengorganisisr, mengharmonisasikan merumuskan, perbedaan nilai. menyamakan, Contoh: Menyepakati mempertahankan, dan menghubungkan, mentaati etika profesi, mengintegrasikan, mengakui menjelaskan, perlunya keseimbangan mengaitkan, antara menggabungkan, kebebasan dan tanggung memperbaiki, jawab menyepakati, menyusun, menyempurnakan, menyatukan pendapat, menyesuaikan, melengkapi, membandingkan, memodifikasi Melakukan, Kemampuan melaksanakan, mengendalikan perilaku berdasarkan memperlihatkan membedakan, nilai yang dianut dan memperbaiki memisahkan, 26



hubungan intrapersonal,



menunjukkan,



27



interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok



mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasi, mempraktekkan, mengusulkan, merevisi, memperbaiki, membatasi, mempertanyakan, mempersoalkan, menyatakan, bertindak, Membuktikan, mempertimbangkan.



C. Ranah Psikomotorik Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dpat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.



No.



2



Kategori



Penjelasan



Kata kerja kunci



Persepi



Kemampuan menggunakan saraf sensori dalam menginterpretasikan nya dalam memperkirakan sesuatu Contoh: menurunkan suhu AC saat merasa suhu ruangan panas Kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi, dalam menghadapi sesuatu. Contoh: melakukan pekerjaan sesuai



Mendeteksi, mempersiapkan diri, memilih, menghubungkan, menggambarkan, mengidentifikasi, mengisolasi, membedakan menyeleksi,. Memulai, mengawali, memprakarsai, membantu, memperlihatkan mempersiapkan diri, menunjukkan,



Kesiapan



28



urutan, menerima kelebihan dan kekurangan seseorang.



mendemonstrasikaan.



29



3



Reaksi yang diarahkan



Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks dengan bantuan / bimbingan dengan meniru dan uji coba.Contoh: Mengikuti arahan dari instruktur. Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat ketrampilan ahap yang lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan siswa akan terbiasa melakukan tugas rutinnya. Contoh: menggunakan computer.



4



Reaksi natural (mekanisme)



5



Reaksi yang kompleks



Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan, ketepatan, efsiensi dan efektivitasnya. Semua tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat, tanpa ragu. Contoh: Keahlian bermain piano.



6.



Adaptasi



Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola sesuai dengan yang



Meniru, mentrasir, mengikuti, mencoba, mempraktekkan, mengerjakan, membuat, memperlihatkan, memasang, bereaksi, menanggapi. Mengoperasikan, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat, memperlancar, mempertajam, menangani. Mengoperasikan, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat, memperlancar, mencampur, mempertajam, menangani, mngorganisir, membuat draft/sketsa, mengukur Mengubah, mengadaptasikan, memvariasikan, 30



Kreativitas



dbutuhkan, Contoh: Melakukan perubahan secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak terduga tanpa merusak pola yang ada. Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan mengeksplorasi kreativitas diri. Contoh: membuat formula baru, inovasi, produk baru.



merevisi, mengatur kembali, merancang kembali, memodifikasi.



Merancang, membangun, menciptakan, mendisain, memprakarsai, mengkombinasikan, membuat, menjadi pioneer



6. Tabel Taksonomi Tabel Taksanomi ranah Kognitif



31



Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan



Tabel Taksanomi ranah Afektif



Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.



32



Tabel Taksanomi ranah Psikomotorik



Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dpat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit



33



7. Revisi Taksanomi Bloom



34



BAB 3 PENUTUP 1. Kesimpulan Secara etimologi taksonomi memiliki makna perincian, klasifikasi, atau sistem kategori dimana kategori – kategori disusun atas dasar perti,bangan sedangkam secara terminolgi taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang khusus yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam sistematika itu.  Terdapat macam-macam jenis taksonomi yaitu : 1. Taksonomi Bloom 2. Taksonomi Anderson 3. Taksonomi Solo 4. Taksonomi Fink 5. Taksonomi Marzano 6. Taksonomi Mc.Guire 7. Taksonomi Guilferd 8. Taksonomi Gagne dan Merrill 9. Taksonomi Garlach dan Sullivan 10. Taksonomi Anita Harrow Konsep taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu:



1. Cognitive Domain  (Ranah Kognitif), 2. Affective Domain  (Ranah Afektif), 3. Psychomotor Domain.(Ranah psikomotor) Tujuan pendidikan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Tujuan Khusus Tujuan SementaraTujuan Umum Tujuan Tidak LengkapTujuan seketika Tujuan Perantara



Tujuan istruksional adalah yang mendefinisikan tujuan instruksional adalahsuatu pernyat aan yang jelas menunjukkan penampilan / keterampilan yangdiharapkan sebagai hasil dari proses belajar.



36



DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi https://www.stay-learning.com/2016/02/pengertian-taksonomi-bloom-dan.html https://www.academia.edu/9193722/Taksonomi_Pendidikan http://trigurumetri.blogspot.com/2013/08/taksonomi-taksonomi-pembelajaran.html?m=1 digilib.uinsby.ac.id https://www.academia.edu/38525486/makalah_taksonomi_pendidikan_docx



37