Tameng Dayak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SBK TAMENG DAYAK DISUSUN O L E H



NAMA KELOMPOK : 1. DEWI ASRI 2. INDAH PUTRI M 3. MITHA JANUARISKA 4. NAILUL NAZIFAH KELAS : XI IBDB



SMA NEGERI 1 BENGKAYANG TAHUN AJARAN 2017/2018



KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Seni Budaya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata pelajaran Seni Budaya.



Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.



Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada guru mata pelajaran Seni Budaya kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.



Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang



Bengkayang, Juni 2018



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1 1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 1 1.3. TUJUAN .......................................................................................................... 1



BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2



BAB III



PENUTUP 3.1. KESIMPULAN ................................................................................................ 6 3.2. SARAN.............................................................................................................. 6



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 7



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Talawang adalah tameng atau perisai Suku Dayak yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Talawang berbentuk persegi panjang yang dibuat runcing pada bagian atas dan bawahnya. Panjang talawang sekitar 1 sampai dengan 2 meter dengan lebar maksimal 50 centimeter. Sisi luar talawang dihias dengan ukiran yang mencirikan kebudayaan Dayak, sementara bagian dalamnya diberi pegangan. Keseluruhan bidang depan talawang biasanya diukir berbentuk topeng (hudo). Konon, ukiran pada talawang memiliki daya magis yang mampu membangkitkan semangat hingga menjadikan kuat orang yang menyandangnya. Ukiran talawang pada umumnya bermotifkan burung Tinggang, yaitu burung yang dianggap suci oleh Suku Dayak. Selain motif burung tinggang, motif lain yang sering digunakan adalah ukiran kamang. Kamang merupakan perwujudan dari roh leluhur Suku Dayak. Motif kamang digambarkan dengan seseorang yang sedang duduk menggunakan cawat dan wajahnya berwarna merah. Walaupun setiap subSuku Dayak mengenal kebudayaan mandau dan talawang, ternyata penggunaan warna dan motif ukiran pada talawang berbeda-beda. Motif ukiran pada talawang ini juga yang kemudian banyak dijumpai sebagai desain interior rumah serta bagian-bagian arsitektural dari kriya seni ukir Dayak Pada awalnya talawang lebih difungsikan sebagai pelengkap alat pertahanan diri ketika berperang, namun kemudian dalam perkembangan zaman talawang juga digunakan sebagai pelengkap dalam tari-tarian. Seperti dalam Tari Nganjat dan Tari Mandau Talawang. Seperti juga peralatan adat lainya, Talawang juga memiliki nilai-nilai filosofis yang terkadung di dalamnya, yang mana menggambarkan kearifan lokal Suku Dayak yang senantiasa dijaga secara turun temurun.



1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa ini tameng suku Dayak dan cara pembuatan tameng suku Dayak



1.3 Tujuan Penulisan 1.



Mengenal tameng suku Dayak dan cara pembuatannya



1



BAB II PEMBAHASAN



Untuk melengkapi mandau, masyarakat Suku Dayak menggunakan talawang (tameng atau perisai) dalam berperang. Sama halnya dengan mandau, talawang merupakan benda budaya yang lahir dari kepercayaan masyarakat Dayak terhadap kekuatan magis. Selain itu, talawang juga memiliki sisi estetis yang ditunjukkan pada motif ukirannya. Talawang dibuat dari kayu ulin atau kayu besi. Tapi, ada juga yang terbuat dari kayu liat. Kayu jenis ini merupakan bahan pokok yang sering digunakan dalam pembuatan talawang. Kayu-kayu tersebut dipilih karena selain ringan, juga mampu bertahan hingga ratusan tahun. Seperti perisai pada umumnya, talawang berbentuk persegi panjang yang dibuat runcing pada bagian atas dan bawahnya. Panjang talawang sekitar 1-2 meter dengan lebar maksimal 50 centimeter. Sisi luar talawang dihias dengan ukiran yang mencirikan kebudayaan Dayak, sementara bagian dalamnya diberi pegangan. Konon, ukiran pada talawang memiliki daya magis yang mampu membangkitkan semangat hingga menjadikan kuat orang yang menyandangnya. Ukiran talawang pada umumnya bermotifkan burung tingang, yaitu burung yang dianggap suci oleh Suku Dayak. Selain motif burung tingang, motif lain yang sering digunakan adalah ukiran kamang. Kamang merupakan perwujudan dari roh leluhur Suku Dayak. Motif kamang digambarkan dengan seseorang yang sedang duduk menggunakan cawat dan wajahnya berwarna merah. Walaupun setiap sub-Suku Dayak mengenal kebudayaan mandau dan talawang, ternyata penggunaan warna dan motif ukiran pada talawang berbeda-beda. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Suku Dayak memang paling dikenal dengan adat istiadatnya yang syarat akan kesan mistis. Mereka juga kaya memiliki senjata tradisional bernama mandau yang sampai sekarang dikenal sangat kuat. Kekuatan mandau ini biasanya dilengkapi dengan sebuat tameng atau perisai yang bernama Talawang. Perisai suku dayak, salah satunya dayak iban bukanlah perisai biasa karena konon talawang mereka ini mampu menyugesti musuh hanya dari bentuk ukirannya saja. Banyak musuh gentar pada Dayak Iban kalau mereka sudah mulai mengeluarkan tameng andalannya itu. Bisa dibayangkan bagaimana magisnya pahatan pada tameng tersebut sampai melihatnya saja menjadi berbahaya.



2



Ada dua jenis ukiran talawang Kepercayaan tentang unsur magis pada ukiran tameng talawang datangnya dari legenda pertempuran Langindang dan Langkacang. Dalam peristiwa itu memperlihatkan bagaimana musuh saling takluk hanya karena melihat motif perisainya. Hal tersebut yang kemudian memunculkan keyakinan Dayak Iban terhadap desain itu.



ukiran talawang [image source] Setiap motif talawang disimbolkan sebagai mahluk supranatural atau gergasi. Menurut kepercayaan Dayak Iban, ada dua jenis pahatan yang diaplikasikan pada tameng mereka yaitu laki-laki dan perempuan. Perbedaan macam ukiran dalam talawang itu dipandang dari segi pengaruh magis yang ditimbulkan. Motif ukiran perisai lelaki Tameng laki-laki digambarkan dengan motif gergasi atau raksasa yang bersifat tenang, kuat, dengan raut wajah menakutkan serta mata merah menyala dan dilengkapi taring runcing. Gambar ini didominasi oleh warna merah darah yang dulunya dihasilkan dari darah musuh dicampur dengan warna buah rotan.



3



ilustrasi perisai laki-laki [image source]Motif semacam itu dipercaya dapat mempengaruhi orang agar semangatnya memudar dan merasakan ketakutan yang teramat sangat sebelum memulai perang. Hebatnya lagi sensasi ini akan muncul hanya dengan memandang motifnya saja. Motif ukiran perisai perempuan Pada tameng bermotif perempuan sama-sama digambar sosok gergasi, namun dibuat sedemikian rupa sampai mencitrakan unsur kelembutan, keramahan, serta persahabatan. Untuk motif ini, dominasi warna yang digunakan adalah warna-warna cerah seperti putih dan kuning yang dulunya diramu dari kunyit serta kapur sirih.



ilustrasi perisai perempuan [image source]Dengan warna dan penggambaran gergasi yang penuh kelembutan tadi, tameng ini akan membuat siapa saja yang melihatnya muncul rasa iba dan kasihan sehingga nantinya tidak tega untuk menyakitinya.



4



Fungsi lain dari perisai Di zaman dulu tentu saja yang namanya tameng digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh. Namun, saat ini perisai-perisai tersebut hanya berfungsi sebagai barang pusaka. Sedangkan perisai yang lama masih dipercaya dapat membentengi tempat tinggal pemiliknya dari marabahaya, sementara perisai baru hanya akan menjadi hiasan dalam rumah.



fungsi perisai [image source]Bahan pembuat tameng ini tidak boleh sembarangan, melainkan harus dari kayu jeluntung atau kayu lain yang ringan. Sementara untuk ukurannya disesuaikan dengan tinggi orang yang menggunakan karena fungsi utamanya adalah untuk membentengi diri. Nenek moyang Suku Dayak memang sangat filosofis. Mulai dari adat, burung kebanggaan, senjata hingga ukiran perisainya. Di balik kesangarannya, orang dayak terkenal punya rasa hormat tinggi pada alam dan sesama manusia. Termasuk dalam menggunakan senjata, mereka tak akan menyerang tanpa alasan bila tak diusik dengan sengaja.



5



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Seiring



berjalannya



waktu, talawang mengalami



dahulu talawang digunakan



sebagai



pertahanan



pergeseran terakhir



nilai



kegunaan.



dalam



Jika



berperang,



kini talawang lebih berfungsi sebagai benda pajangan yang bernilai estetis sekaligus ekonomis. Satu buah talawang bermotif indah bisa dihargai ratusan hingga jutaan rupiah. Harga tersebut sebanding dengan keindahan motif yang ditawarkan para pembuatnya. Selain itu, bersama dengan mandau, talawang juga masih digunakan sebagai properti dalam pertunjukan tari Suku Dayak, seperti tari mandaudan tari pepatay



3.2 Saran Dengan mengenal tameng suku Dayak semoga kita generasi muda kalimantan dapat melestarikan dan mengembangkan kebudayaan suku Dayak di Indonesia.



6



DAFTAR PUSTAKA



https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/talawang-pertahanan-terakhir-sukudayak http://rudysalam18.blogspot.com/2017/02/cerita-tentang-motif-tameng-dayak.html https://www.boombastis.com/talawang-perisai-suku-dayak/89450



7