Teknik Evaluasi (Tes & Nontes) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PROSES DAN EVALUASI BELAJAR (MKDK 123) “TEKNIK EVALUASI (TES & NONTES)”



Disusun Oleh: Aufa Nabila



(1920113320007)



Nurul Wahdatun Nufus



(1920113320022)



Dosen Pengampu: Dr. Hj. Atiek Winarti, M.Pd Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd



PROGRAM STUDI MAGISTEER PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN SEPTEMBER 2019



I.



INDIKATOR 1. Mengetahui pengertian evaluasi 2. Mengetahui tujuan evaluasi 3. Mengetahui fungsi evaluasi 4. Mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi 5. Mengetahui penggolongan teknik evaluasi 6. Mengetahui pengertian teknik tes 7. Mengetahui penggolongan teknik tes 8. Mengetahui pengertian teknik nontes 9. Mengetahui penggolongan teknik nontes



II.



URAIAN MATERI 1. Pengertian Evaluasi Di dalam dunia pendidikan, diketahui bahwa setiap jenis atau bentuk



pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terddik maupun oleh pendidik (Rizqiyah, 2018). Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Berikut ini beberapa definisi oleh ahli, yaitu (Arifin, 2010): 1) Lessinger: proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan atau prestasi nyata yang dicapai. 2) Wysong: proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan. 3) Uman: proses untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program. Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.



2. Tujuan Evaluasi Arifin (2010) menyatakan tujuan dari evaluasi terbagi menjadi 2, yaitu umum dan khusus. Tujuan umum dari evaluasi adalah untuk mengetahui efektifitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan khusus dari evaluasi adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. 2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam proses belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan remedial teaching. 3) Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media, maupun sumber-sumber belajar.



3. Fungsi Evaluasi Adapun fungsi evaluasi adalah (Arifin, 2010): 1) Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan. Untuk itu, guru/instruktur perlu melakukan penilaian terhadap prestasi belajar peserta didiknya. 2) Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya. 3) Menurut



didaktis-metodis,



evaluasi



berfungsi



untuk



membantu



guru/instruktur dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing. 4) Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang, atau kurang. 5) Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya.



6) Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan tingkat/kelas. 7) Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri. Fungsi evaluasi berdasarkan jenis evaluasi itu sendiri, yaitu: 1) Formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari. 2) Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi belajar. 3) Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengatahui latar belakang peserta didik (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar. 4) Seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan kemampuannya.



4. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Evaluasi Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka pelaksanaan evaluasi hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip: kontinuitas, komprehensif, objektivitas, kooperatif, dan praktis (Arifin, 2010).



5. Penggolongan Teknik Evaluasi Evaluasi memiliki ada dua teknik evaluasi yang dikenal, yaitu teknik evaluasi menggunakan tes dan nontes. Teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya



(cognitive domain), sedangkan teknik nontes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari ranah sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain) (Rizqiyah, 2018). 1) Tes Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut (Arifin, 2010). Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan bentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertanyaanpertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan maupun secara tes tulis (Rizqiyah, 2018). Adapun Mulyadi (2010) menyatakan yang dimaksud teknik tes ialah suatu teknik dalam evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat tes. Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki teknik tes, yaitu (Sudijono, 2007): a.



Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.



b.



Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.



Berdasarkan dari pengertian dan fungsi tes di atas, tes digolongkan menjadi 5 golongan diantaranya adalah sebagai berikut (Rizqiyah, 2018): a. Menurut sifatnya a) Tes Verbal, yang mana tes dengan cara ini menggunakan bahasa sebagai alat untuk melakukan tes, terdiri atas: tes lisan (oral test) dan tes tulis (written test).



Pengertian:  Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katannya sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Beberapa petunjuk praktis dalam pelaksanaan tes lisan: 



Jangan



terpengaruh



oleh



faktor-faktor



subjektivitas. 



Berikanlah skor bagi setiap jawaban yang dikemukakan oleh peserta didik.







Catatlah hal-hal atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan.







Ciptakan suasana ujian yang menyenangkan.







Jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau suasana pembelajaran (instruction).



b) Tes Non Verbal, tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar, memberikan tugas dan sebagainya. b. Menurut tujuannya a) Tes Bakat (Aptitude Test), yaitu tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat seseorang, biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang bersifat potensial. b) Tes Intelegensi (Intellegenci Test), yaitu tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. c) Tes Prestasi Belajar (Achievement Test), yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi seseorang murid dari mata pelajaran yang telah diberikan. Sehingga dengan adanya



tes hasil belajar ini, guru bisa mengetahui apakah pelajaran yang telah diberikan mencapai tujuan sesuai dengan target yang telah ditentukan. d) Tes Diagnostik (Diagnostic Test), yaitu tes yang digunakan untuk menggali kelemahan atau problem yang dihadapi murid, terutama kelemahan yang dialami murid saat belajar. Biasanya dilakukan dengan cara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dan ketiganya. e) Tes Sikap (Attitude Test), yaitu tes untuk mengetahui sikap seorang murid terhadap sesuatu. f) Tes Minat, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat murid terhadap hal-hal yang disukai. c. Menurut pembuatannya a) Tes Terstandar (Standard Direct Test), tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai administrasinya.



Tes



standar



bisa



membandingkan



kemampuan murid dengan murid yang lain pada usia atau level yang sama dan dalam kasus perbandingan ini idilakukan ditingkat nasional. Biasnya tes ini dibuat oleh sekelompok (tim) yang ahli di bidang pembuatan tes. b) Tes Buatan Guru (Teacher Made Test), tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes yang dibuat oleh guru untuk kepentingan prestasi belajar.



Perbedaan antara kedua tes ini adalah sebagai berikut: Tes Terstandar



Tes Buatan Guru



1. Berdasarkan isi dan tujuan-tujuan yang bersifat umum 2. Mencakup



yang bersifat khusus



pengetahuan



dan



kecakapan yang luas



2. Mencakup



pengetahuan



dan



kecakapan yang khusus



3. Dikembangkan oleh tenaga yang berkompeten dan profesional



3. Dikembangkan oleh seorang guru tanpa bantuan dari luar



4. Item-item sudah diuji cobakan, dianalisis, dan direvisi



4. Item-item jarang diuji cobakan sebelum



5. Memiliki derajat kesahihan dan keandalan yang tinggi 6. Memiliki



1. Berdasarkan isi dan tujuan-tujuan



menjadi



bagian



tes



tersebut 5. Memiliki derajat kesahihan dan



ukuran-ukuran



bermacam-macam kelompok yang



keandalan yang rendah 6. Biasanya terbatas pada kelas atau



secara luas mewakili performance



satu



sekolah



sebagai



seluruh daerah



kelompok pemakainya



suatu



d. Menurut bentuk soalnya a) Tes Uraian (Essay Test), bentuk tes ini terdiri lagi dari uraian bebas (Free Essay Test) dan uraian terbatas (Limited Essay Test). Contoh soal tes uraian terbatas: Sebutkan fungsi komputer bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran! Contoh soal tes uraian bebas: Bagaimana



peranan



teknologi



pendidikan



dalam



memecahkan masalah-masalah pokok pendidikan? Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun item tes uraian (Arifin, 2010):  Meteri yang akan diujikan hendaknya materi yang kurang cocok diukur dengan tes objektif. Misalnya, kemampuan



peserta



didik



untuk



menyusun



pendapatnya mengenai suatu masalah, hasil pekerjaan



peserta didik setelah mengadakan suatu kegiatan seperti peninjauan, kerja nyata, dan sebagainya, kemampuan peserta didik dalam hal mengarang, kecakapan peserta didik dalam memecahkan masalah.  Setiap pertanyaan hendaknya menggunakan petunjuk dan rumusan yang jelas dan mudah dipahami, sehingga tidak menimbulkan kebimbangan pada peserta didik.  Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih beberapa item dari sejumlah item yang diberikan, sebab cara demikian tidak memungkinkan untuk memperoleh skor yang dapat dibandingkan.  Persoalan dalam item tes uraian hendaknya pada halhal



seperti:



menelaah



persoalan,



melukiskan



persoalan, menjelaskan persoalan, membandingkan dua hal atau lebih, mengemukakan kritik terhadap sesuatu,



menyelesaikan



menghitung,



membuat



suatu



persoalan



contoh



mengenai



seperti suatu



pengertian, memecahkan suatu persoalan dengan jalan mengaplikasikan



prinsip-prinsip



yang



telah



dikuasainya, dan menyusun suatu konsepsi. b) Tes Objektif (Objective Test), tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan uraian. Berdasarkan



cara



mengerjakan



tes



objektif,



maka



dikelompokkan menjadi:  Variasi



yang



mana



murid



harus



mensuplai



jawabannya sehingga hampir tidak berbeda dengan essay test. Misalnya bentuk: (1) Completion Test (melengkapi); (2) The Short Answer (jawaban singkat).



Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk jawaban singkat dan melengkapi (Arifin, 2010): 



Hendaknya tidak menggunakan item yang terbuka, sehingga ada kemungkinan testi menjawab secara terurai.







Untuk item bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dan buku (textbook).







Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat kalimat darpada pada awal kalimat.







Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah untuk masalah yang urgen saja.







Pernyataan hendaknyahanya mengandung satu alternatif jawaban.







Dapat digunakan gambar-gambar, sehingga dapat dipersingkat dan jelas.



 Variasi yang mana murid hanya memilih diantara jawaban yang telah disediakan bersama soalnya. Pada variasi ini ada lima bentuk tes, dimana murid harus: (1) Menyatakan apakah pernyataan itu benar atau salah (true false); (2) Memilih jawaban yang lain benar (the best answer); (3) menjodohkan dua rentetan kata-kata yang tersedia sesuai dengan jawaban yang benar (matching test); (4) Memilih diantara alternatif-alternatif jawaban yang disediakan untuk



setiap



soal



(multiple



choice);



(5)



Mengelompokkan jawaban yang sesuai dengan klasifikasi masing-masing (classification).



e. Menurut objek yang dites a) Tes Individual, yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang. b) Tes Kelompok, yaitu tes yang dilakukan terhadap beberapa murid dalam kurun waktu yang sama. (Mulyadi, 2010) 2) Nontes Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik (Mulyadi, 2010). Rizqiyah (2018), menyatakan teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lainlain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok. a. Observasi (pengamatan) Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya (Sudijono, 2007). b. Interview (wawancara) Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Mulyadi, 2010). c. Questionnaire (angket) Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sehingga angket berbeda dengan wawancara (Sudijono, 2007). Prinsip Penulisan angket (Rizqiyah, 2018): 1) Isi dan tujuan pertanyaan jelas 2) Bahasa yang digunakan mudah dipahami



3) Tipe dan bentuk pertanyaan (terbuka atau tertutup) 4) Pertanyaan tidak mendua 5) Tidak menanyakan yang sudah lupa 6) Panjang pertanyaan (max 30 pertanyaan) 7) Urutan pertanyaan (dari mudah ke sulit) 8) Prinsip pengukuran 9) Penampilan fisik angket. d. Check list e. Rating scale



III.



RINGKASAN 1. Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Berikut ini beberapa definisi oleh ahli 2. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui efektifitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan 3. Fungsi dari evaluasi adalah (1) secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya; (2) secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat; (3) menurut didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru/instruktur dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu; (4) untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara temantemannya; (5) untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya; (6) untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi; (7) secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik. 4. Prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi, yaitu: kontinuitas, komprehensif, objektivitas, kooperatif, dan praktis. 5. Penggolongan teknik evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu teknik tes dan nontes. 6. Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian



pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut. 7. Teknik tes digolongkan menjadi lima, yaitu menurut sifatnya, tujuannya, pembuatannya, bentuk soalnya, dan objek atau jumlah peserta yang dites. 8. Teknik nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik. 9. Teknik nontes digolongkan menjadi beberapa, yaitu observasi (pengamatan), interview (wawancara), questionnaire (angket), check list, dan rating scale.



IV.



DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran (Teori dan Praktik). Diakses melalui http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._ PENDIDIKAN/196105011986011-ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_ Pembelajaran/Evaluasi_Pembelajaran__Makalah_.pdf pada tanggal 02 September 2019. Mulyadi. (2010). Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di Sekolah. Malang: Maliki Press. Rizqiyah, Lailatur. (2018). Teknik Tes dan Nontes sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar. Diakses melalui https://mfr.osf.io/ pada tanggal 02 September 2019. Sudijono, Anas. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo