Teknik Fumigasi Phosphine (PH3) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERBANDINGAN ALAT DAN BAHAN TERKAIT FUMIGASI PHOSPHINE (PH3)



No



Katagory



1



Ruang fumigasi



2



Plastik sheet sebagai sungkup



3



Atap/plofon triplek



6



Temperatur & kelembaban Kadar air bahan/komoditi Dosis Fumigan



7



Wadah fumigan



4 5



8



Alat pelindung kulit



9 10



13



Alat pernafasan Alat aerasi Alat cek/monitor konsentrsasi gas Alat ukur kebocoran gas Alat ukur kadar air



14



Tanda pengaman



15



Deaktivasi residu



16 17



Identifikasi Waktu pendedahan



11 12



Alat & bahan yang disarankan tertutup rapat, kedap udara Ukuran ketebalan 150 – 250 mikron Ukuran ketebalan triplek 5 mm, plafon GRC



Alat & bahan yang digunakan GMP Tertutup rapat, belum kedap udara Ukuran ketebalan 100 mikron Ukuran ketebalan 2-3 mm



25 – 33 ⁰C & 70 – 80 %



25 – 33 ⁰C & 70 – 80 %



≤ 14 %



≤ 14 %



2 tablet/m3



0,31 tablet/m3 Modivikasi botol bekas lem povinal ukuran 75 ml



Kantong kain diberi alas Wear peak, pakaian longgar dan panjang,sarung tangan, sepatu Masker full face, canister Blower dan belalainya Uniphos N-250 , selang konektor



Pakaian panjang (baju&celana) Masker mulut Exchoust fan -



Gas leak detector



-



Sticker danger, safety line Larutan ditergen + air hangat Jenis dan stadia hama Minimal 7 hari



-buang dibak sampah Tribolium(telur,larva,pupa,ngengat) 3 hari



TEKNIK FUMIGASI PHOSPHINE (PH3) Pengertian Fumigasi adalah salah satu metoda pengendalian dengan cara memberikan gas fumigan kedalam suatu ruangan yang tertutup rapat (kedap udara) untuk mengendalikan semua jenis hama yang ada diruangan tersebut. Fumigan adalah campuran bahan kimia yang pada temperatur dan tekanan tertentu dapat berbentuk gas dan dengan konsentrasi dan waktu tertentu dapat membunuh serangga, gulma dan hama lainnya. Phosphine (PH3) adalah gas beracun dengan formulasi padat dan bekerja sebagai racun pernafasan.



Cara kerja fumigasi 1. Fumigasi masuk melalui sistem pernafasan serangga 2. Aktifitas serangga dapat mempengaruhi lama waktu kematiannya (serangga yang cepat/tinggi pernafasan serangga akan semakin cepat kematiannya). 3. Faktor lain yang mempengaruhi kerja fumigan adalah suhu, kelembaban dan karbondioksida.



Sifat-sifat fumigan Phosphine (PH3) adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Tidak berbau Mudah terbakar Bersifat korosif terhadap tembaga, logam, emas, perak, kuningan Bobot jenis pada suhu 0⁰c (gas)= 1,21 dan udara = 1,0 1 gr/m3 = 718 ppm TLV = 0,3 ppm



Phosphine aman digunakan pada : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Vitamin dan bahan-bahan vitamin. Komoditi tepung yang mengandung lemak dan protein tinggi Benih tanaman Bahan baku makanan Makanan Obat-obatan baik untuk manusia maupun hewan



Fumigasi Phosphine harus dilaksanakan sesuai dengan SOP dan tenaga profesional.



4 hal penting dalam fumigasi: 1. 2. 3. 4.



Identifikasi CTP (Concentration Time Product) TLV (Treshold Limit Value) Insect parameter



 



Identifikasi meliputi jenis dan stadia hama. Misalnya serangga Tribolium castaneum. Ada telur, larva, pupa dan ngengat. CTP dilakukan sebagai acuan untuk menentukan dosis. Dosis aplikasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : Jenis hama, stadia hama dan kemasan produk. Pada fumigan posphine, lebih baik memperpanjang waktu fumigasi daripada meningkatkan konsentrasi, karena tidak akan efektif hasilnya. Sedangkan untuk fumigan Sulfuryl flourida meningkatkan konsentrasi akan lebih efektif daripada memperpanjang waktu pendedahan.



Metoda fumigasi : 1. 2. 3. 4.



Under Cover Sheet Structural Countainer Silo



SOP fumigasi Fumigasi yang tidak sesuai dengan SOP berakibat : 1. 2. 3. 4.



Kegagalan (hama target tidak mati). Berbahaya bagi kesehatan manusia. Menyebabkan kerusakan komoditi dan struktur bangunan Resistensi hama sasaran



Dosis adalah jumlah fumigan yang dibutuhkan untuk melakukan fumigasi, yang dinyatakan dalam berta fumigan per volume (gr/m3) atau berat fumigan per berat komoditi (gr/ton)



Konsentrasi adalah sejumlah fumigan yang tepat dalam waktu dan temperatur tertentu, biasanya dinyatakan sebagai ppm (part per million)



Faktor –faktor yang mempengaruhi konsentrasi gas adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Dosis Banyaknya komoditi Jenis komoditi Daya serap komoditi Kemasan komoditi Kebocoran Waktu pemaparan



Monitoring fumigasi (memeriksa dan mencatat)



Pengukuran konsentrasi gas dalam ruang fumigasi bertujuan untuk mengetahui dengan pasti konsentrasi gas yang diperlukan apakah sudah mencukupi dalam waktu tertentu. Pengukuran dilakukan menggynakan alat ukur konsentrasi gas (exm: Uniphos N-250).



Fungsi alat ukur konsentrasi gas adalah untuk mengetahui : 1. 2. 3. 4.



Banyaknya gas yang diperlukan pada proses fumigasi Gas telah merata Konsentrasi gas tetap atau menurun Sasaran / target CTP sudah tercapai



Alat-alat standar Fumigasi adalah : 1. Pakaian longgar dan panjang (baju dan celana) atau converalls ( kemeja kerja berlengan panjang yang bersambung dengan celana panjang). 2. Alat pernafasan lengkap (full mask) yang menutup muka dan canister 3. Sepatu



Tata cara pemakaian alat- alat fumigasi 1.



Cek tanggal kadaluarsa canister  Pelabelan canister  Tutup rapat kembaliu canister yang telah digunakan  Perhatikan lama pemakaiannya  Buang canister yang telah habis masa pakainya  Jangan gunakan canister yang arangnya telah basah 2. Periksa hembusan udara pada masker setiap kali akan menggunakan alat pernafasan. Apakah sudah menempel rapat pada muka. Jika udara masuk kedalam masker maka periksa katup-katup. Sesuaikan tali pengikat agar masker bisa menempel dengan tepat. Muka harus bersih( jenggot harus dicukur). Contoh alat pengukur konsentrasi : Aiphos N-250 Contoh alat bantu aerasi : Blower Contoh alat ukur kebocoran gas : Gas Leak Detector



Hal hal yang diperhatikan dalam fumigasi : 1. 2. 3. 4. 5.



Komoditi Jenis dan stadia hama Jenis dan ketebalan kemasan komoditi Ukuran dosis dan waktu yang diperlukan Tempat fumigasi



Jenis hama akan mempengaruhi dosis dan waktu pendedahan (CTP). Contoh tikus CTP rendah, telur dan pupa CTP tinggi, ngengat CTP sedang, hama serangga ukuran kecil CTP tinggi.



Tempat fumigasi (ventilasi/lubang angin harus tertutup baik, ruangan harus benar-benar kedap sebab angin dapat menyebabkan hilangnya gas)



Persiapan fumigasi Pelaksanaan fumigasi, 1. Lakukan pengukuran volume ruang  Menentukan kebutuhan fumigan  Rencana penempatan titik fumigan  Rencana pemasangan selang monitor Menentukan kebutuhan fumigan dengan rumus : D x V = F , D = dosis V = volume ruang F = fumigan. Jumlah dan penempatan fumigan harus proporsional sesuai ruang. Gunakan wadah untuk penempatan fumigan agar aman (bekas fumigan tidak tercampur dengan komoditi untuk mencegah kontaminasi dan memudahkan pengumpulan setelah selesai fumigasi) 2. Pemasangan selang monitor dan serangga kontrol 3. Pemasangan plastik sheet yang memiliki ketebalan 150-250 mikron



Peletakan fumigan Phosphine (PH3) Phosphine didistribusikan kedalam ruang fumigasi dengan cara meletakan pada wadah yang telah disiapkan. Sebelum peletakan Phosphine harus dipastikan : Tanda-tanda peringatan sudah terpasang pada sekitar lokasi fumigasi  Tidak orang disekitar lokasi fumigasi  Petugas fumigasi harus berjaga-jaga disekitar ruang fumigasi dan harus memakai alat pelindung yang aman  Lembaran plastik tidak ada yang sobek dan bocor  Jalur sampling harus agar terpasang baik sesuai dengan standar penempatannya 4.



Perapihan plastik sungkup dan pemasangan sand snake



Deteksi kebocoran gas, menggunakan alat Aiphos N-250 Pengukuran konsentrasi. Konsentrasi yang ideal setelah 12 jam = jumlah tablet fumigan x 718 ppm.



Pendedahan ruang fumigasi / sungkup : 1. 2. 3.



Lakukan pendedahan sesuai dengan waktu yang ditentukan Gunakan alat pengukuran kebocoran untuk memastikan TLV = 0,3 ppm Gunakan alat-alat pelindung keselamatan seperti full mask,canister, dll



4. 5.



Pendedahan diawali dengan membuka plastik sheet pada salah satu sudut, tunggu beberapa saat dan lanjutkan membuka sudut-sudut yang lain Perapihan alat-alat fumigasi seperti plastik sheet, selang, sand snake dan dilanjutkan membersihkan ruang fumigasi dari sisa kotoran bekas



Aerasi, prosedur yang dilakukan : 1. Gunakan blower untuk membantu proses aerasi 2. Pastikan konsentrasi disekitar ruang/sungkup fumigasi dibawah 0,3 ppm 3. Konsentrasi didalam ruang fumigasi dinyatakan clearence setelah aerasi apabila = 0,3 ppm 4. Semua peringatan tanda bahaya yang terpasang dicabut



Deaktivasi residu phosphine 1. Untuk membuat bahan kimia yang masih tersisa berupa abu/residu menjadi tidak aktif sehingga tidak membahayakan bagi manusia dan lingkungan 2. Dilakukan bersamaan saat proses aerasi 3. Gunakan alat keselamatan kerja



Cara deaktivasi residu phosphine sebagai berikut : Masukan 10 liter air hangat dicampur 1 sendok diterjen kedalam ember. Aduk merata lalu masukan bubuk residu phosphine kedalam ember, aduk merata. Tunggu hingga gelembung –gelembung sudah tidak tampak /muncul maka dinyatakan aman.