Teknik Pembuatan Pupuk Bokashi Padat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PEMBUATAN PUPUK BOKASHI PADAT & CAIR CARA MEMBUAT BOKASHI (untuk 1 ton) A. Bokashi Padat Bahan: Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll) Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) Dedak/bekatul 50 kg EM-4 1 liter Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air Air secukupnya Tahapan Pembuatan: 1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam 2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata 3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air. 4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar. 5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari. 6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius. 7. Setelah



satu



minggu,



pupuk



bokashi



siap



digunakan.



Aplikasi: Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam. B. Bokashi Cair (untuk 200 liter)



Bahan: Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)



Hijauan daun (secukupnya) EM-4 1 liter Gula pasir 1 kg Terasi 1 kg Air bersih 200 liter Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi



Tahapan Pembuatan: 1. Pupuk kandang dihaluskan 2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air 3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter. 4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit. 5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.



Aplikasi: 1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.



TEKNOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT (BOKASHI) Fri, 03/22/2013 - 15:48 | by bapelluh1_blitar Pertanian yang berkembang di Indonesia dewasa ini selalu mengedepankan penggunaan bahan-bahan kimia baik pupuk maupun pestisida. Apabila hal ini dilakukan terus menerus akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan kemrosotan kesuburan tanah. Para petani di Indonesia dalam menerapkan teknologi pemupukan dan aplikasi pestisida sudah melampui dosis yang yang dianjurkan, hal ini dilakukan karena tanah sudah mengalami gejala kelelahan salah satunya adalah padat dan adanya perubahan iklim timbul adanya hama penyakit yang baru akibat ekosistem yang sudah tidak seimbang. Menurut sumber peneliti dari BPTP Jawa Timur tahun 1996 menyebutkan bahwa kondisi tanah di Jawa Timur pada umumnya mengalami penurunan kandungan bahan organik yaitu tinggal tersisa 1 – 2 %. Padahal menurut para



ahli bahwa tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman mengandung bahan organik 5 %, Mineral 45 %, Air 25 % dan Udara 25 %. Untuk itu penambahan bahan organik ke dalam tanah mutlak harus diberikan pada tanah agar produktivitas lahan bisa meningkat, salah satunya yaitu pemberian pupuk Organik (Bokashi) setiap melakukan penanaman. TEKNIK PEMBUATAN ALAT DAN BAHAN 1. Alat : Skop/Pacul,Ember,Gembor,Timbangan,Ayakan, Karung. 2. Bahan : Kotoran ( Ayam,Sapi,Kambing) 100 Kg,Arang sekam 20 Kg, Dedak 5 Kg,Gula Pasir 10 Sendok Makan, Em 4 10 cc ( 10 Sendok), Air Secukupnya. PROSES PEMBUATAN 1. Bahan kering dicampur ( Kotoran,Arang sekam,Dedak) 2. Bahan cair dilarutkan ( Gula, EM4, Air ( lebih Kurang 20 liter ) 3. Larutan pada poin kedua di siramkan pada campuran poin pertama dengan menggunakan gembor sambil diaduk hingga merata. Kemudian di gundukan seyinggi 30 cm dan ditutup dengan karung goni. 4. Kadar air adonan 30 – 40 % dan Suhu gundukan dipertahankan 40 – 50 derajat celcius. 5. Fermentasi selama lebih kurang 1 minggu ( Bokashi siap digunakan.) CARA PENGGUNAAN 1. Bokashi yang akan digunakan harus sudah dikeringanginkan 3 – 4 hari, dosis pemberian 3 – 4 genggan permeter persegi (pada tanah kurus bisa lebih) atau 2 ton per ha. 2. Pada Tanah sawah diberikan pada saat pembajakan dan umur 14 hari atau 30 hari setelah tanam. (busa)



Nah, tips gratis kali ini akan mempersembahkan artikel mengenai cara mudah membuatpupuk organik/bokashi. Sebenarnya pupuk organik/bokashi ini bisa dibuat dari kotoran hewan apa saja, ayam, kambing, domba, sapi, kuda dsb dengan dicampur bahan organik. Tetapi kebetulan saya ini memelihara ayam, maka bokashi/pupuk organik yang saya buat menggunakan bahan dasar kotoran ayam. Begini caranya... Bahan-bahan yang diperlukan, yaitu :



1. kotoran ayam 100 kg



2. sekam/kulit padi 100 kg 3. dedak padi/katul 100 kg 4. sebagai starter yaitu mikroba fermenter/EM4 buatan sendiri . EM4 yang digunakan sebanyak 5 liter kemudian dicampur air 100 liter. Cara membuat pupuk organik/bokashi sebagai berikut : 1. Campurkan sekam/kulit padi (bisa diganti dengan jerami) dengan kotoran ayam 2. Kemudian tambahkan dedak halus 3. Lalu kedua bahan diatas dicampur secara merata alias diaduk-aduk 4. Siramkan EM4 buatan sendiri (atau bisa juga beli EM4) pada campuran tsb. Penyiraman EM4 diusahakan merata sampai campuran tsb tidak ambyar (cukup basah). 5. Tumpuk campuran setinggi 0,5 - 1 m dan tutup rapat dengan terpal. 6. Baliklah campuran tsb setiap 2 - 3 hari sekali (atau jika suhu terlalu panas) supaya tidak terlalu panas dan proses fermentasi dapat berjalan dengan sempurna. Ada juga yang mengecek suhu 5 jam sekali menggunakan termometer. Pertahankan suhu selama fermentasi berlangsung 40 - 50 derajat celcius, jangan lebih dari 50 derajat. 7. Pupuk organik/bokashi sudah jadi ditandai dengan warnanya yang coklat kehitaman dan berbau seperti tape. Jika bokashi berbau busuk, maka berarti proses pembuatan gagal karena terjadi pembusukkan. Pembuatan bokashi/pupuk organik ini bisa selesai dalam waktu sekitar 4 hari. Pada prinsipnya semua bahan organik bisa dibuat pupuk organik. Bahan yang mempunyaikandungan C/N ratio seimbang lebih cepat terdekomposisi (maaf bila saya salah). Contoh bahan organik yang cepat terdekomposisi/terurai yaitu daun sengon atau daun kacang-kacangan. Selain itu bahan organik yang berukuran fisik lebih kecil juga relatif cepat membusuk. Maka, pemilihan bahan organik yang tepat akan membuat kecepatan kematangan pupuk organik relatif cepat, dan kualitas pupuk yang dihasilkan juga semakin baik. Kotoran hewan lebih bersifat memperkaya kandungan mikroorganisme fermenter selain juga untuk meningkatkan kualitas kandungan nutrisi pupuk organik/bokashi nantinya. Fungsi yang sama juga diperankan oleh EM4. Pada akhirnya, pupuk organik/bokashi selain mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro (baca:lengkap) bagi tanaman juga mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Jadi, tunggu apalagi !!! Ayo berorganik-ria....hehe....Demi masa depan lingkungan bumi untuk anak cucu kita.



A. BOKASHI PUPUK KANDANG Untuk paket 2,5 Ton / Ha Bahan: 1. Pupuk kandang / kotoran hewan ( kambing, sapi , kerbau / ayam : 60 zak / karung 2. Berambut / arang sekam / bubuk gergaji : 102 zak / karung 3. Bekatul / dedek : 50 Kg 4. Tetes / gula pasir : 1L/1Kg 5. EM4 : 1 Liter 6. Air : + 500 Liter Cara pembuatan: a. Larutkan EM4 dan tetes masukan kedalan air ( Komposisi 2cc EM 4; 2cc Tetes per liter air ) kalau bisa larutan ini didiamkan selama 24 jam dulu, untuk memberi kesempatan agar bakteri EM4 bisa tumbuh kuat dan merata b. Pupuk kandang, arang sekam dan dedek dicampur secara merata c. Siramkan larutan No.1 ( secara perlahan – lahan kedalam adonan No.2 dan “di aduk – aduk” hinga merata sampai kandungan air adonan mencapai 60% ingat jangan kenceran / juga kempyar ( tandanya bila adonan dikepal tidak mengeluarkan air, dan bila kepalan di lepas adonan tidak kempyar / ambyar ) itu tandanya sudah cukup + 60 % air. d. kemudian adonan digundukan / diler di tempat yang kering dengan ketinggian 15 – 20 cm kemudian di tutup dengan karung goni selama 3 - 4 hari ditempat yang tidak kena sinar matahari langsung. e. Perhatikan bila lantai alasnya itu tidak kedap air karus diberi alas berambut, tapi bila lantainya dari tanah ( kedap air ) tidak usah pakai alas berambut. f. Adonan yang sudah diler, selanjutnya di permukaan adonan ditaburi bekatul tipis – tipis. Kemudian di beri larutan EM 4 dan tetes yang telah dikeluarkan tadi.Pertahankan dulu gundukan antara 40 – 50 0 C ( hangat kuku ) bila suhu lebih 500 C bukalah karung goni penutup gundukan adonan kemudian dibolak – balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam, karena suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan . g. Setelah 4 hari bokashi telah selesai fermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.



Cara Membuat Pupuk Organik dari Kotoran Ternak Ayam Potong AGUSTUS 6, 2013 BY HARTONOONLINE18 2 Bahan organik dalam bentuk padat merupakan kompos yang berguna sebagai bahan untuk memperbaiki tekstur, struktur tanah, mendukung kehidupan mikro dan makro organisme serta sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. KOMPOS adalah bahan alami yang telah lapuk melalui proses penghancuran / penguraian oleh mikro Organisme dengan waktu dan cara – cara tertentu.



Prinsip Pengomposan Untuk Mendapatkan kompos yang mempuyai kualitas baik, maka dalam pembuatannya melalui beberapa langkah dan pemahaman yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Pengembangan MOL untuk mempercepat penghancuran bahan yang mau dikomposkan dipotong – potong dalam ukuran kecil untuk mempercepat Mikro organisme masuk pada bahan yang dikomposkan. Pengomposan harus terlindungi dari sinar matahari langsung dan air hujan . Memperhatikan perbandingan bahan yang dikomposkan disesuaikan dengan kondisi C/N Rasio dari bahan Mempertahankan sirkulasi udara pada saat pengomposan harus terpelihara. Menjaga suhu dalam proses pengomposan agar terjaga dan tetap mendukun kerja mikro organisme Menjaga kelembaban agar tetap Optimal Membunuh biji – biji gulma Membunuh sumber penyakit terutama patogen / sumber penyakit cendawa Meningkatkan kadar nutrisi bagi tanaman



f Cara Pembuatan kompos Dengan Bahan Kotoran Ternak Ayam Potong Proses Pembuatan Cara 1 Bahan : . Kotoran Ayam Pedaging / Ayam Potong 1 Ton . Serbuk Kulit Kelapa ( Emput ) 40 % dari bahan Kotoran . Kapur ( CaCo3 ) 10 Kg . D O F Hijau . D O F Merah



1.



2. 3. 4. 5. 6. 7.



1 Ltr 1 Ltr



. Pembuatan / Penyusunan bahan : Buat bahan dengan susunan berlapis mulai dari Emput dengan ketebalan + 5 cm, kotoran dengan ketebaan + 10 cm, Kapur secukupnya serta semprot bahan dengan cairan D O F yang sudah dicampur dengan dosis 1 ton bahan 1- 2 liter cairan D O F, semprot dengan cairan D O F secukupnya pada setiap lapisan bahan Tutup tumpukan dengan Terpal untuk menjaga kelembaban dan mempercepat proses pengomposan Tutup tanah di tepi terpal, agar lalat tidak bisa masuk Setelah 1 – 2 hari, lakukan pengontrolan, apabila suhu pada bahan terasa panas berarti pengomposan berhasil Setelah 15 hari, lakukan pembalikan agar proses lebih merata Setelah 21 hari, lakukan pengotrolan terhadap kelembaban dan suhu udara, bila dipegang tumpukan terasa panas berarti proses pengomposan sedang berjalan Setelah 25 hari, lakukan pembalikan agar proses lebih merata



8.



Lakukan pengontrolan di hari ke 30 apa sudah terjadi penurunan suhu atau belum, bila suhu masih panas tutup rapat kembali tumpukan 9. Pembongkaran / panen dapat dilakukan pada hari ke 30 + 10. Kompos dapat dipanen denga ciri – ciri bahan berubah warna menjadi coklat / coklat kehitam – hitaman ,seperti tanah, suhu panas menurun dan bau tidak menyengat. Pada cara proses ini Untuk bahan campuran serbuk kulit kelapa ( empot) bias juga menggunakan bahan yang bias memberikan rongga pada bahan seperti Abu sekam , Sekam, Serbuk gergaji . Proses Pembuatan Cara 2 Menggunakan Teknik pencampuran bahan pada awal proses dan tidak melakukan pembalikan bahan Bahan : . Kotoran Ayam Pedaging / Ayam Potong . Serbuk Kulit Kelapa ( Emput ) . Kapur CaCo3 ) . D O F



1 Ton 40 % dari bahan Kotoran. 10 Kg



Hijau



1 Ltr



. D O F Merah Pembuatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



1 Ltr /



Penyusunan



bahan



:



Semua bahan dicampur / diaduk hingga merata , campurkan D OF ( MOL ) pada bahan sampai bahan dalam kondisi lembab ( tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering ) Tumpuk dan Tutup tumpukan dengan Terpal untuk menjaga kelembaban dan mempercepat proses pengomposan serta menjaga lalat masuk dan bertelur pada bahan sampai menjadi pupuk Tutup tanah di tepi terpal, agar lalat tidak bisa masuk Belatung yang berada pada bahan akan mengalami kematian dalam waktu + 2-3 jam mulai penutupan Setelah 1 – 2 hari, lakukan pengotrolan terhadap kelembaban dan suhu udara, bila dipegang tumpukan terasa panas berarti proses pengomposan sedang berjalan Lakukan pengontrolan di setiap 7 hari apa sudah terjadi penurunan suhu atau belum, bila suhu masih panas tutup rapat kembali tumpukan Pembongkaran / panen dapat dilakukan pada hari ke 30 + Kompos dapat dipanen denga ciri – ciri bahan berubah warna menjadi coklat / seperti tanah, suhu panas menuruh dan bau tidak menyengat Pada proses pembuatan pupuk organic dengan bahan kotoran ayam pedaging kali ini membutuhkan waktu yang lebih lama dikarenakan banyak nya kandungan protein yang terdapat pada bahan mengakibatnya Belatung / lalat dapat berkembang dengan cepat , untuk dapat mempercepat proses pembuatan pupuk



organic membutuhkan cairan yang lebih banyak untuk pengubahan menjadi pupuk organik yang berkualitas Untuk penekanan perkembangan belatung yang baru, pada tepi penutup tumpukan pupuk organic berikan pemberat bisa tanah atau yang lain agar belatung yang baru tidak dapat masuk ke bahan pupuk sampai pupuk organic benar – benar jadi, dikarenakan belatung dapat berkembang pada bahan pupuk organic yang masih setengah jadi Kecepatan proses pupuk organik dipengaruhi oleh meratanya campuran dan banyak / sedikitnya obat yang dipakai



Kesuburan tanah dibedakan menjadi dua yaitu kesuburan tanah aktual, yaitu kesuburan tanah hakiki (aseli/alamiah) dan kesuburan tanah potensial, yaitu kesuburan tanah maksimum yang dapat diperoleh dengan intervensi teknologi yang mengoptimumkan semua faktor, misalnya dengan memasang instalasi pengairan untilk lahan yang tidak tersedia air secara terus menerus atau yang lainnya. Manfaat Kotoran Ayam 1. Komponen Kotoran ayam terdiri dari tingkat tinggi nitrogen, dan tingkat rata-rata fosfor dan kalium. Tergantung pada kesehatan, diet dan umur hewan, tingkat ini dapat bervariasi. 2. KomposBau pupuk kompos ayam tidak sekuat beberapa pupuk. Ketika dicampur dengan kompos lain, kotoran ayam mempertahankan kelembaban di sekitar akar dan menjaga lapisan atas tanah menjadi terlalu panas. 3. OrganikAyam adalah pupuk kandang kompos alami dan bebas dari bahan kimia yang dapat masuk ke tanah. Ini berisi ” baik” bakteri yang memecah bahan organik dan membantu lingkungan. 4. PenyimpananBakteri membantu dan nutrisi dalam pupuk kandang ayam ditingkatkan dengan penuaan, sehingga akan mempertahankan manfaat yang lama setelah bulan penyimpanan kering. 5. AksesibilitasJika Anda atau tetangga Anda tidak memelihara ayam, pupuk bisa dibeli di taman yang paling atau toko pertanian pasokan.



Apabila dibandingkan antara berbagai macam pupuk kandang, kotoran ayam mempunyai nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur dengan bagian padat. Pupuk kandang kotoran ayam mengandung N tiga kali Iebih banyak dari pupuk kandang lainnya (Hardjowigeno,1995).



Unsur (%) Nitrogen (N): Kotoran ayam = 1,70 Kotoran Sapi = 0,29 Kotoran Kuda = 0,44 Kotoran Babi = 0.60 Kotoran Domba = 0,55 Phospor (P2O5): Kotoran ayam = 1,90 Kotoran Sapi = 0,17 Kotoran Kuda = 0,17 Kotoran Babi = 0,41 Kotoran Domba = 0,31 Kalium (K2O): Kotoran ayam = 1,50 Kotoran Sapi = 0,35 Kotoran Kuda = 0,35 Kotoran Babi = 0,13 Kotoran Domba = 0,15 Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa pupuk kotoran ayam memiliki sumber kalium terbesar dibandingkan dengan pupuk kandang yang lain yaitu sebesar 1,50 %. Selain itu, dalam pupuk kandang kotoran ayam juga mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo). Pupuk kandang kotoran ayam lebih cepat matangnya dari pada pupuk kandang jenis lainnya. Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kotoran ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena kotoran ayam relative lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan kotoran hewan yang lainnya. (Hartatik, 2004). Peranan Pupuk Kotoran Ayam dalam Manajemen Kesuburan Tanah 1. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil. 2. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. 3. Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat. 4. Meningkatkan daya menahan air (water holding capacity). Sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga. 5. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan). 6. Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) sehingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci.



7. Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi maupun tingkat rendah ) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin. 8. Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah. 9. Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik.



Proses Pengolahan Kotoran Ayam Menjadi Pupuk Organik Bahan-bahan : M-Bio (5 ml), gula merah (4 g), air (1 L), dedak (1,5 kg), pupuk kotoran ayam (5 kg). Cara pembuatan : 1. M-Bio dilarutkan, ditambah gula merah dan air, diinkubasikan selama 12 jam. 2. Pupuk kandang kotoran ayam dicampur dengan dedak secara merata membentuk suatu adonan (pupuk kandang kotoran ayam dan dedak). 3. Larutan M-Bio disiramkan ke dalam adonan secara merata dan kandungan air awal pada adonan diusahakan mencapai 50 % dengan cara mengepak dengan jari campuran adonan, air tidak keluar dari adonan dan jika kepalan lepas, campuran adonan akan mengembang. 4. Campuran adonan ditimbun di atas lantai yang kering dengan ketinggian 15 sampai 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 12 sampai 15 hari. 5. Setelah 12 sampai 15 hari kotoran ayam selesai difermentasi dan siap digunakan menjadi pupuk organik. Pengomposan dari kotoran ayam bisa dilakukan dengan campuran limbah peternakan atau pertanian yang ada di sekitar tempat tersebut. Bisa dari jerami, batang jagung, rumput kering, daun kering, sampah, daun tebu, hampir semua limbah pertanian bisa digunakan sebagai campuran untuk kompos dari kotoran ayam. Hanya perlu sedikit penyesuaian prosentasi antara kotoran ayam dan limbah pertanian ini. Menyiapkan kotoran ayam sebagai bahan kompos Biasanya kadar air kotoran ayam terlalu tinggi bila langsung digunakan untuk pengomposan, maka sedikit dibiarkan akan mengurangi kadar airnya. Namun bila campuran bahan kompos lainnya dalam keadaan kering, maka kotoran ayam bisa langsung digunakan. Cara mengukur kadar air dari kotoran ayam sudah



memenuhi untuk pengomposan adalah dengan mencampur dua timba kotoran ayam dan satu timba limbah pertanian, bila diperas tidak keluar air atau hanya setetes air yang keluar, maka kotoran ayam ini sudah bisa digunakan untuk pengomposan. Intinya dilihat hasil percampuran dari prosentase kotoran ayam dan limbah pertanian, bila kadar airnya cukup, maka sudah bisa digunakan untuk pengomposan. Memang bahan dari limbah pertanian bisa dalam keadaan basah atau kering, namun melihatnya dengan melihat percampuran dari bahan tersebut. Pengetesan bisa dilakukan dengan cara sederhana, tanpa harus menggunakan peralatan yang modern. Menyiapkan campuran limbah pertanian Apapun jenis limbah pertanian yang akan digunakan untuk pengomposan, harus dalam keadaan terpotong kecil. Ini untuk mempercepat proses pengomposan, namun bila komponen waktu bukan menjadi halangan, maka limbah pertanian apa adanya bisa langsung digunakan. Biasanya proses pengomposan akan menjadi lebih lama bila limbah untuk campuran pengomposan tidak diolah dulu. Bila kompos ini nantinya untuk dipakai sendiri, pengolahan campuran limbah pertanian hanya memposisikan tidak terlalu basah. Ini bisa disesuaikan dengan kadar air dari kotoran ayam, jangan sampai campuran ini nantinya terlalu basah atau terlalu kering. Mencampur kotoran ayam dengan limbah pertanian Untuk menemukan percampuran yang tepat antara kotoran ayam dan limbah pertanian, maka dua timba kotoran ayam dan satu timba limbah pertanian bisa dicampur dan dicek kadar airnya. Bila diperas hanya mengeluarkan air sedikit, ini adalah takaran kadar air yang tepat. Namun bila kondisi limbah pertanian cukup kering, prosentasenya bisa dinaikan sebagai faktor penyeimbang kadar air yang tepat tadi. Campuran ini harus diaduk sampai rata, sehingga konturnya akan berbeda dari bentuk asalnya. Campuran antara kotoran ayam dan limbah pertanian ini sudah siap untuk dikomposting, dan harus ditutup dengan plastik atau terpal. Ini untuk proses composting dan menghindari percampuran dengan air hujan atu sinar matahari. Mengaduk campuran kompos dari kotoran ayam Campuran tadi diaduk selang tiga sampai 7 hari untuk oksigenasi dan meratakan proses pengomposan. Lalu tutup lagi dengan terpal atau plastik untuk melanjutkan proses pengomposan. Biasanya bau kotoran ayam akan perlahan menghilang seiring berjalannya proses pengomposan. Setelah tiga sampai empat minggu proses pengomposan sudah mulai terlihat. Ada perubahan kontur dan warna pada campuran kotoran ayam tadi. Baunya akan menghilang, biasanya penyaringan sudah bisa dilakukan, bila kompos tersebut dikemas dalam plastik atau karung. Namun bisa juga langsung digunakan untuk menyuburkan tanah pertanian.



3. Bokashi Pupuk Kandang 3.a. Bahan :



Pupuk kandang 800 kg Dedak 50 kg Sekam 150 kg Gula 1/4 atau Molase 1/2 liter EM-4 1 liter Air secukupnya (kadar air 30 – 40 %) Cara Pembuatan : Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air. 2. Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata. Siramkan larutan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan segar. Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung gono selama 3-5 hari. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 oC, bukalah karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukkan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam. Setelah 4 hari, BOKASHI telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. 3.b. Bahan: a. pupuk kandang 15 kg b. sekam sebanyak 10 kg dan dedak 0,5 kg. c. molase/gula 2 sendok makan (10 ml). d. EM4 2 sendok makan (10 ml).