Teknik Pemeriksaan Radiografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PEMERIKSAAN OSSA MANUS Proyeksi pemeriksaan ossa manus yaitu : 1. PA (Posterior anterior) 2. Obliq 3. Lateral 4. AP Perbandingan 5. AP Untuk Pemeriksaan di lapangan yang sering dipakai yaitu PA dan Obliq. Untuk klinis pasien di lapangan biasanya Fraktur (Patah tulang), Trauma, Fisura, Dislokasi Sendi, Ruptur, Artheritis, Osteoma dan Corpus alienum (Benda Asing). Proyeksi pemeriksaan PA (Dorso Plantar) 



PP (Posisi Pasien) : Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan lengan di fleksikan, atur ketinggian sehingga lengan pasien nyaman di atas meja pemeriksaan  PO(Posisi Objek) : Istirahatkan lengan (Antebrachi) pada meja pemeriksaan dan tempatkan manus dengan telapak tangan pasien menempel pada kaset. Letakan MCP (Metacarpo phalangeal) joint di tengah-tengah kaset. Rentangkan tangan pasien yang akan diperiksa. Usahakan tangan pasien relaks agar tidak terjadinya rotasi, jangan lupa kenakan Apron pada pasien untuk melindungi organ-organ fital dan usahakan pasien menoleh ke sisi yang tidak terkena sinar x.  Ukuran kaset = 18x24 cm atau 24x30 cm melintang untuk 2 gambaran.  CR (Central Ray) = Tegak lurus Vertikal.  FFD = 90-100 cm  CP (Central Point) = di MCP (Metacarpo phalangeal Joint) digiti 3  Marker = R/L  Batas Atas Batas Bawah kolimasi = Batas atasnya dari phalang sampai 1/3 oss distal radius, ulna untuk batas bawahnya.







Tampilan Struktur : Phalang 1-5, Metacarpal, Carpal (Schapoid, Lunatum, Triquetrum, Phisiform, Trapezium,Trapezoid, Capitatum, Hamatum dan Oss Distal Radius dan Ulna.  Kriteria Radigraf : MCP dan Interphalangeal joint membuka menandakan manus diletakkan rata pada kaset.



Proyeksi Pemeriksaan PA Obliq Projektion



1. PP = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan lengan difleksikan. 2. PO = Atur tangan pasien Obliq membentuk suatu penjuru kira-kira 45 derajat seperti sedang menggenggam kertas. 3. Ukuran Kaset = 18x24 cm atau 24x30 untuk 2 gambaran. 4. CP = MCP (Metacarpo phalangeal joint digiti 3 5. CR = Tegak lurus Vertikal 6. FFD = 90-100 cm 7. Marker = R/L 8. Batas Atas dan Batas Bawah = Dari Phalang sampai 1/3 Distal oss radius dan ulna. Kriteria Evaluasi : Sedikit Overlap antara metakarpal tiga dan empat serta empat dan lima. Interphalangeal joint dan MCP joint terbuka dan tidak superposisinya antara tulang Trapezium dengan Trapezoid.



Proyeksi Pemeriksaan Lateral (Medio lateral dan Latero Medial)  Untuk Proyeksi ini gunakan kaset 18x24 membujur atau 24x30 melintang untuk dua gambaran.







PP = Posisikan Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan antebrachi menempel pada meja pemeriksaan dengan aspek Ulnaris menempel pada kaset sementara pada Latero medial aspek Radius menempel pada kaset  PO = Ekstensikan digit pasien dan atur digit pertama di sudut kanan palmar. Atur phalang (digit) 2-5 Superposisi.  FFD = 100cm  CR = Vertikal tegak lurus pada kaset pada MCP joint digiti 5 dan 2.



Kriteria Evaluasi : Phalang 2-5 Superposisi kecuali ibu jari, superposisi metacarpal, superposisi oss radius dan ulna. Proyeksi Pemeriksaan AP Perbandingan (Metode Noogaard)







PP =Pasien duduk di ujung meja pemeriksaan, dengan kedua tangan diposisikan setengah supine untuk perbandingan.  PO = Tempatkan kedua telapak tangan bersama-sama tempatkan 2 spons kira-kira 45 derajat terhadap aspek superior dari masing-masing tangan, Ekstensikan jari-jari pasien dan sedikit abduksikan ibu jari pasien untuk menghindari superposisi. jari-jari seolah-olah sedang menggenggam seperti akan menangkap bola.  FFD = 100 cm  CR = Tegak lurus Vertikal  CP = Tegak lurus pada pertengahan kaset atau pada titik tengah antara kedua tangan selevel MCP joint.



Kriteria Evaluasi = Kaput Metakarpal bebas dari superimposisi, dan tampak kedua tangan dari daerah karpal ke ujung digit.



Proyeksi Pemeriksaan Wrist Joint Untuk Proyeksi pemeriksaan Wrist Joint ada 8 yaitu : 



PA







AP







LATERAL







BENDING ULNAR FLEXI







BENDING RADIAL FLEXI







PA OBLIQ







AP OBLIQ







KARPAL KANAL



Tetapi untuk Proyeksi pemeriksaan di lapangan yaitu PA dan LATERAL untuk Proyeksiproyeksi diatas bisa dilihat dari basic radiologi yang ada di buku.



Proyeksi Pemeriksaan PA : 



PP = Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan antebrachi di fleksikan dan telapak tangan menempel pada kaset.







PO = Lengan bawah dan tangan Prone, Wrist joint diatur true Lateral







CP = Pada pertengan Proc.Styloideus Radius dan Ulna tepi dorsal atau pada pertengahan oss Radius dan Ulna







CR = Tegak lurus Vertikal







Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal atau 24x30 cm Horizontal untuk dua gambaran







FFD = 90 cm



Kriteria gambaran = Metacarpal, Carpal ( Schapoid, Lunatum,Triquetrum, Phisiform, Trapezium, Trapezoid, Capitatum dan Hamatum), 1/3 Distal Oss Radius dan Ulna.



Kritearia Evaluasi = Tulang Carpal pada posisi true AP dan Adanya Spes dari Oss Radius dan Ulna dengan Carpal Proyeksi Pemeriksaan LATERAL :







PP = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan dan Tangan diposisikan untuk aspek Ulnaris



menempel pada permukaan kaset.







PO = Sendi siku Fleksi 90 derajat, lengan atas dan lengan lateral, Tepi Ulnaris menempel pada kaset.







CP = Pada Proc.Styloideus Radius dan Ulna







CR = Tegak Lurus Vertikal







Ukuran Kaset = 18x24 Vertikal atau 24x30 Horizontal untuk dua gambaran.







FFD = 90 cm



Kriteria gambaran = Metakarpal, Carpal (Schapoid,Lunatum,Triquetrum, Phisiform, Trapezium, Trapezoid, Capitatum, Hamatum.



Kriteria Evaluasi = Tampak Metacarpal dan Carpal Superposisi dan Oss Radius dan Ulna Supeposisi juga.



Proyeksi Pemeriksaan Antebrachii Proyeksi Pemeriksaan Antebrachii ada 2 yaitu :



1. AP 2. PA 3. LATERAL Untuk proyeksi pemeriksaan Antebrachii yang biasa dilakukan di rumah sakit yaitu posisi AP dan Lateral.



Proyeksi Pemeriksaan AP







PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk menyamping di meja pemeriksaan dengan posisi tangan bagian atas diletakkan ke kaset







PO (Posisi Objek) = Lengan bawah diletakkan supine, dan memanjang di atas kaet, sehingga pergelangan tangan dan sendi siku termasuk di atas kaset.







Ukuran kaset = 18x24 untuk anak-anak dan 24x30 untuk dua gambaran dengan posisi kaset vertikal







CP = Pada pertengahan mid (Medial) Ossa Antebrachii







CR = Tegak Lurus Vertikal







FFD = 90-100cm







Marker R/L







Batas atas yaitu 1/3 Distal Oss Humerus dan Batas bawah 1/3 Proksimal Carpal.



Kriteria Gambaran = Pada posisi ini kedua sendi antara wrist joint dan elbow joint harus terlihat dalam gambaran lalu tulang radius dan ulna juga 1/3 oss carpal.



Kriteria Evaluasi :







Tulang Radius dan Ulna tidak superposisi.



Proyeksi Pemeriksaan LATERAL







PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan.







PO (posisi Objek) = Elbow joint difleksikan membentuk sudut 90 derajat pada meja pemeriksaan lengan bawah diletakkan posisi lateral di atas kaset dengan tepi ulnaris menempel pada kaset.







Ukuran kaset = 18x24 untuk anak-anak dan 24x30 untuk dua gambaran dengan posisi kaset vertikal







CP = Pada mid (medial) pertengahan ossa Antebrachii







CR = Tegak Lurus Vertikal







FFD = 90-100 cm







Marker = R/L







Batas Atas yaitu 1/3 Dital Humerus dan batas bawahnyah 1/3 Proksimal Oss Carpal



Kriteria gambaran = Pada posisi ini Kedua sendi seperti Wrist joint dan Elbow joint harus masuk pada gambaran juga carpal.



Kriteria evaluasi = 



Superposisinya tulang radius dan ulna pada bagian distal







Superposisinya caput radial di atas processus koronoideus







Epicondilus humerus superposisi.



Proyeksi Pemeriksaan Elbow Joint Proyeksi Pemeriksaan Elbow Joint



Untuk Proyeksi Pemeriksaan Elbow Joint ada 8 yaitu :



1. AP Full Ekstensi (AP biasa) 2. AP Not Full Ekstensi 3. AP Obliq-Lateral (External) Rotation 4. AP Obliq-Medial (Internal) Rotation 5. Lateral (Lateromedial) 6. Acute Flexion (Metode Jones) 7. Trauma Axial Laterals-Axial Lateromedial 8. Radial Head Laterals-Lateromedial Tetapi untuk pemeriksaan Elbow Joint di Rumah Sakit itu hanya 2 Proyeksi yaitu Proyeksi AP dan Lateral.



Proyeksi AP







PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk disamping meja pemeriksaan







PO (Posisi Objek) = Ekstensikan tangan pasien dengan bagian atas lengan menempel pada kaset Luruskan siku pasien agar epicondyles humerus dan permukaan anterior siku sejajar dengan kaset untuk lapangan kolimasinya dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai distal Humerus.







Ukuran kaset = 18x24 vertikal atau 24x30 untuk dua gambaran Horizontal







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Elbow







FFD = 90-100 cm



Kriteria Gambaran = Oss Humerus, Epicondyles medial dan Lateral, Trochlea, Capitulum, Coronoid Tubercle, Oss Radiu dan Ulna.



Kriteria Evaluasi = Adanya Spes pada Elbow Joint dan Tampak caput,cullum, dan tuberositas sedikit superposisi diatas proksimal Ulna.



Proyeksi Pemeriksaan Lateral 



PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan menempatkan antebrachii di atas kaset







PO (Posisi Objek) = Posisikan lengan pasien Fleksi 90 derajat pastikan epicondylus humerus tegak lurus terhadap bidang kaset. atur lapangan kolimasi dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bagian distal Humerus.







Ukuran Kaset = 18x24 Vertikal dan 24x30 untuk dua gambaran Horizontal.







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada mid (Pertengahan) Elbow joint atau 4cm di atas Process Olecranon.







FFD = 90-100 cm



Kriteria Gambaran = Distal Humerus, Proksimal Antebrachii, Process Olecranon, Trochlea dan epicondyles lateral.



Kriteria Evaluasi = Proses Olecranon terlihat, Lateral Epicondyles superposisi dan Tampak Tuberositas radial menghadap ke anterior dengan caput radii sebagian superposisi dengan proses Koronoideus.



Proyeksi Pemeriksaan Humerus Proyeksi Pemeriksaan Humerus ada 3 yaitu :



1. AP Erect 2. Lateral (Lateromedial dan Mediolateral) 3. Trauma Horizontal Beam Lateral-Latero medial Tetapi untuk pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit hanya AP dan Lateral (Lateromedial) Untuk indikasi pemeriksaan biasanya seperti : Fisura, Fraktur, Dislokasi dan Kelainan Patologik. Proyeksi Pemeriksaan AP 



PP (Posisi Pasien) =Pasien berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan lengan bawah dan tangan dalam posisi AP menempel pada kaset.







PO (Posisi Objek) = Posisikan Humerus dengan Mid Ossa Humerus pada pertengahan Kaset dan Ekstensikan kedua bahu sehingga sejajar.







Ukuran Kaset : 24x30 Vertikal







CR = Tegak Lurus Horizontal atau Vertikal.







CP = Mid Ossa Humerus







Kolimasi = Dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bahu (Shoulder Joint) Usahakan Kedua sendi seperti Elbow Joint dan Shoulder Joint Termasuk pada Gambaran.







FFD = 90 cm







Marker = R/L



Kritera Gambaran : Kedua Sendi yaitu Elbow Joint dan Shoulder Joint terlihat juga Keseluruhan Oss Humerus.



Kriteria Evaluasi : Elbow Joint dan Shoulder Joint Terihat, Epicondilus terlihat maksimal dan tidak ada rotasi, Tuberculum mayor dan Tuberculum Minor Terlihat.



Proyeksi Pemeriksaan Lateral







PP (Posisi Pasien) = Pasien berdiri (Erect) atau tiduran (Supine) dengan Ossa Humerus bagian belakang Menempel Pada kaset







PO (Posisi Objek) = Tangan Diletakkan di pinggang sehingga sikut membentuk sudut Kira* 80 derajat.







Ukuran Kaset = 24x30 Horizontal







CR = Tegak Lurus Vertikal







CP = Pada mid Ossa Humerus.







Kolimasi = Dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bahu (Shoulder Joint)







FFD = 90 cm







Marker R/L



Kriteria Gambaran : Terlihat Kedua Sendi yaitu ELbow Joint dan Shoulder Joint juga Keseluruhan Oss Humerus.



Kriteria Evaluasi = Humerus dalam posisi True Lateral, Epicondylus Superposisi, Tuberculum minor terlihat jelas dan Tuberculum mayor superposisi.



Proyeksi Pemeriksaan Shoulder Joint Proyeksi Pemeriksaan Shoulder Joint ada 9 yaitu



1. AP Eksorotasi 2. AP Endorotasi 3. AP Neutral 4. AP External Rotasi :Shoulder (Non Trauma) 5. AP-Internal Rotasi : Shoulder (Non Trauma) 6. Inferosuperior Axial : Shoulder (Non Trauma) 7. Posterior Obliq - Glenoid cavity : Shoulder (Non Trauma) 8. Tangensial-Intertubercular (Bicipital) Groove : Shoulder (Non Trauma) 9. AP-Neutral Rotation : Shoulder (Trauma) 10. Transthoracic Lateral : Shoulder (Trauma) Tetapi untuk Proyeksi pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit hanya AP Eksorotasi dan Endorotasi saja. Untuk Klinisnyah yaitu : Fraktur, Osteoarthtitis, Rhematoid Arthritis, dan Dislokasi. Proyeksi Pemeriksaan AP Eksorotasi







PP (Posisi Pasien) = Posisikan Pasien Berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan tangan dalam posisi AP







PO (Posisi Objek) = Posisikan Tangan supinasi dan Eksorotasikan selurung lengan pasien sehingga epicondylus sejajar dalam bidang kaset.







Ukuran Kaset = 124x30 Vertikal







CR = Tegak Lurus Horizontal







CP = Diantara Glenoid Fossa dan Caput Humerus (ScapuloHumeral joint)







Kolimasi = Atur Lapangan Penyinaran sehingga Shoulder Joint Terlihat







FFD = 100cm







Marker R/L



Kriteria Gambaran : Tampak Clavicula,Scapula,Coracoid Process, Scapulohumeral joint(Caput Humerus dan Glenoid Fossa) dan Distal Humerus.



Kriteria Evaluasi = Pada Proyeksi ini sendi bahu atau Shoulder Joint terbuka dan Tuberculum Minor berada di antara capur humeri dan Glenoid. Proyeksi Pemeriksaan AP Endorotasi







PP(Posisi Pasien) = Pasien Berdiri (erect) atau Tiduran (Supine) dengan memfleksikan Elbow dan tangan di pinggang sehingga membentuk sudut atau merotasikan punggung tangan ke dalam dan menempel ke paha.







PO(Posisi Obejek) = Elbow Fleksi kira-kira 80 derajat atau Punggung tangan menempel pada paha kemudian atur lengan sehingga epicondylus tegak lurus bidang kaset.







Ukuran Kaset = 24x30 Vertikal







CR = Tegak Lurus Horizontal







CP = Antara Caput Humerus dan Glenoid Fossa (Scapulohumeral joint)







Kolimasi = Atur lapangan penyinaran sehingga Sendi bahu atau Shoulder Joint Terlihat.







FFD = 100cm







Marker = R/L



Kriteria Gambaran = Calvicula,Scapula,Coracoid process, akromion, dan sendi Scapulohumeral joint atau caput humerus dan Glenoid Fossa.



Kriteria Evaluasi : Pada Proyeksi ini Sendi bahu atau Scapulohumeral joint tertutup dan Tuberculum minor tampak pada gambaran di ujung medial.



Proyeksi Pemeriksaan Clavicula Proyeksi pemeriksaan Clavicula ada 2 yaitu :



1.



AP



2.



AP Axial



Proyeksi pemeriksaan Clavicula biasanya dengan klinis seperti : Fraktur, Corpus Alienum (Benda Asing), dan Dislokasi. Proyeksi Pemeriksaan AP :







PP (Posisi Pasien) = Pasien Berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan punggung menempel pada meja pemeriksaan atau bucky stand.







PO (Posisi Objek) = Posisikan Bahu dan Tulang Clavicula berada di tengah-tengah kaset.







Ukuran kaset = 24x30 cm Horizontal







CR = Tegak lurus Horizontal







CP = Pada Mid (Pertengahan Clavicula)







Kolimasi = dari Proksimal Humerus sampai Sternoclavicular joint







FFD = 90-100 cm







Marker = R/L orientasi AP



Kriteria gambaran : Seluruh Oss Clavicula, Akromioclavicular joint dan Sternoclavicular joint.



2 Gambaran clavicula R/L



Kriteria Evaluasi : Tulang Clavicula Superposisi dengan tulang-tulang lainnya. Proyeksi Pemeriksaan AP Axial







PP (Posisi Pasien) = Pasien Berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan punggung menempel pada meja pemeriksaan atau bucky stand







PO (Posisi Objek) = Posisikan tumbuh bagian bawah pasien condong ke depan kira-kira 45 derajat dengan bahu tetap menempel pada kaset.







Ukuran kaset = 24x30 cm Horizontal







CR = Menyudut Cranial (Cephalad) 0-15 derajat.







CP = Pada Mid (Pertengahan) Ossa Clavicula







Kolimasi = dari Proksimal Humerus sampai sternoclavicular joint.







FFD = 90-100 cm







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria Gambaran : Keseluruhan Oss Clavicula, Akromioclavicular joint dan Sterno Clavicular joint.



Kriteria Evaluasi : Ossa Clavicula Terlempar sehingga bebas atau tidak superposisi dengan Ribs.



Proyeksi pemeriksaan Scapula Untuk proyeksi pemeriksaan Scapula ada 2 yaitu :







AP







Lateral







Y view (Tangensial)



Untuk Proyeksi pemeriksaan yang sering dilakukan di rumah sakit hanya AP dan Lateral Untuk Klinisnya biasanya Fraktur di Scapula.



Proyeksi pemeriksaan AP







PP (Posisi Pasien) = Pasien berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine)







PO (Posisi Objek) = Tubuh dirotasikan 30 derajat ke arah yang sakit, sehingga scapula sisi yang yang diperiksa paralel dengan film, pada posisi supine sisi yang sehat diganjal dengan sandbag dan tangan diletakkan di atas scapula







Ukuran kaset = 24x30 cm Vertikal







CR = Horizontal atau vertikal tegak lurus.







CP = Pada mid scapula menuju pertengahan kaset.







FFD = 90 cm







Marker = R/L orientasi AP



Kriteria gambaran : Scapula, Coracoid Process, Acromion, Glenoid cavity, Inferior angle Clavicula, dan Lateral border.



Kriteria Evaluasi :







Bagian lateral dari scapula harus bebas superposisi dari costae







Scapula terlihat horizontal dan tidak obliq







Detail dari scapula dapat dilihat pada bagian yang superposisi dengan paru-paru dan costae







Processus acromion harus masuk dalam foto.



Proyeksi pemeriksaan Lateral







PP (Posisi pasien) = Pasien berdiri (Erect) membelakangi arah sinar







PO (Posisi Objek) = Siku pada sisi yang diperiksa dalam keadaan fleksi, lengan sedikit abduksi dan diletakkan dibelakang tubuh dan tubuh dirotasikan 60-70 derajat sehingga sisi yang diperiksa dekat dengan film dan bidang scapula tegak lurus terhadap kaset.







Ukuran kaset = 24x30 cm Vertikal







CR = Tegak lurus Horizontal







CP = Pada pertengahan scapula menuj pertengahan kaset.







FFD = 90 cm







Marker = R/L Orientasi PA



Kriteria gambaran : Scapula, Coracoid Process, Acromion, Inferior angle.



Kriteria Evaluasi :







Bagian vertebrae pada daerah axila terlihat superposisi







Scapula terbebas dari superposisi dengan humerus.







Proses Acromion dan angulus inferior harus masuk dalam radiograf.







Bagian yang tebal dari lateral scapula harus terlihat dengan densitas yang jelas.



EXTREMITAS BAWAH



Proyeksi Pemeriksaan Pedis Untuk proyeksi pemeriksaan Ossa Pedis ada 9 yaitu :



1. AP 2. AP Axial 3. AP Obliq 4. PA Obliq 5. Lateral 6. Lateral Weigh bearing 7. AP Axial Weigh bering Tetapi untuk Proyeksi pemeriksaan pedis di rumah sakit biasanya AP, Lateral, dan Obliq saja Untuk klinis biasanya ada Fractur,dislokasi, dan benda asing.



Proyeksi pemeriksaan AP







PP (Posisi pasien) = Pasien duduk atau supine di atas meja pemeriksaan







PO (Posisi pasien) = Fleksikan tumit kaki yang akan diperiksa dan telapak kaki menempel pada kaset







Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal







CR = Tegak lurus vertikal atau menyudut 10 derajat ke arah tumit







CP = di metatarsal 3







FFD = 90 cm







Lapangan kolimasi = dari Ankle joint sampai phalang.







Marker = R/L orientasi AP



Kriteria gambaran = Phalank, Metatarsal,tarsal (Talus, Navicular, Cuboid, Cuneiform Lateral,Intermedial, medial) Ankle joint. Kriteria Evaluasi : 



Pedis bebas overlap dengan ditandai :







Jumlah yang sama pada space diantara metatarsal II hingga IV







Tingkat overlap terjadi dibagian dasar metatarsal II hingga V.



Proyeksi pemeriksaan Lateral (Mediolateral)







PP (Posisi Pasien) = Pasien semi prone, tungkai yang difoto dekat dengan meja pemeriksaan dan diatur lurus dan tungkai yang lain fleksi dan tungkai bawah diletakkan didepan tungkai yang difoto.







PO (Posisi Objek) = Telapak kaki diatur vertikal dengan tepi lateral menempel kaset dan diatur pada pertengahan film, kaset horizontal pada meja pemeriksaan.







Ukuran kaset 18x24 cm Horizontal







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada Navicular







FFD = 90 cm







Lapangan kolimasi = Dari Ankle joint sampai Phalank







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Phalang, Metatarsal, Tarsal (Navicular, Cuneiform Lateral, Intermedial, medial, talus) dan Ankle joint Kriteria Evaluasi = 



Metatarsal mendekati superposisi







Kaki bagian distal dan Ankle joint tampak







Fibula overlap dengan bagian posterior dari tibia







Talotibial joint (Ankle joint) tampak.



Proyeksi pemeriksaan Obliq







PP (Posisi pasien) = Pasien supine di atas meja pemeriksaan. Tungkai yang tidak difoto lurus, Dapat pula diatur dengan posisi penderita duduk. Genu dari tungkai yang difoto fleksi, telapak kaki diletakkan dipertengahan kaset.







PO (Posisi pasien) = Tungkai diatur condong ke medialm, sehingga tepi lateral telapak kaki terangkat dan membentuk sudut 30 derajat terhadap kaset.







Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = di Metatarsal 3







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = Dari Ankle joint sampai Phalank







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Phalang, Metatarsal, Tarsak (Cuneiform Lateral, Navicular, Cuboid, Talus, sebagian Calcaneus) dan Ankle joint



Kriteria Evaluasi :







Dasar metatarsal III sampai V bebas superposisi







Tarsometatarsal dan intertarsal joint tampak







Sinus tarsi tampak







Tuberositas dari Metatarsal V diperlihatkan.



Proyeksi pemeriksaan Ankle Joint Untuk Proyeksi pemeriksaan Ankle Joint ada 2 yaitu :



1.



AP



2.



Lateral



Untuk Klinis biasanya terjadi fraktur atau dislokasi pada sendi Ankle.



Proyeksi pemeriksaan AP







PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk atau Tiduran (Supine) di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus.







PO (Posisi Objek) = Telapak kaki yang difoto Vertikal, Tumit menempel ke kaset. Untuk fiksasi diletakkan penyangga di depan telapak kaki. Ankle joint diatur true AP dengan maleolus lateralis dan medialis berjarak sama terhadap kaset. Dibawah Ankle joint diletakkan spon kecil untuk mencegah terjadinya gerakan.







Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal atau Horizontal untuk 2 gambaran







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada Mid (Pertengahan Maleolus Lateral dan Medial.







FFD = 100cm







Luas lapangan Kolimasi = dari 1/3 Distal Cruris sampai Talus.







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria Gambaran : Ossa Distal Tibia Fibula, Tibiofibular Joint(Ankle) Terlihat, Maleolus Lateral dan medial dan Talus



Kriteria evaluasi :







Tampak AP Ankle joint







Celah sendi talotibia tampak







Daerah distal tibia sampai ke talus harus terlihat







Superposisinya bagian distal tibia dan Fibula menandakan tulang normal







Maleolus lateral dan medial tampak



Proyeksi pemeriksaan Lateral







PP (Posisi Pasien) = Pasien tidur miring di atas meja pemeriksaan dengan tungkai yang akan difoto dekat meja pemeriksaan, Tungkai yang akan difoto fleksi dan tungkai yang lain lurus diarahkan ke belakang pasien dan genu dari ankle yang akan difoto diganjal dengan spon.







PO (Posisi Objek) = Ankle joint diatur true Lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam satu garis vertikal. dan Maleolus lateralis menempel pada kaset.







Ukuran kaset = 18x24 Vertikal atau Horizontal untuk 2 gambaran







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada Maleolus Medialis







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = Dari Distal Ossa Tibia Fibula sampai talus







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria Gambaran : Oss Distal Tibia dan Fibula, Tibiofibular joint (Ankle), Maleolus Lateral dan medial, Talus, dan Calcaneus.



Kriteria evaluasi :







Ujung distal tibia fibula overlaping pada bagian posterior.







Sendi tibia fibula terlihat jelas.







Tibia, fibula bagian distal dan talus harus tampak.



Proyeksi pemeriksaan Oss Calcaneus Proyeksi pemeriksaan Calcaneus ada 2 yaitu :



1.



Axial



2.



Lateral



Untuk Klinis pemeriksaan biasanya terjadi Fraktur pada Oss Calcaneus.



Proyeksi pemeriksaan Lateral







PP (Posisi Pasien) = Pasien tidur di atas meja pemeriksaan, dengan tungkai yang akan difoto dekat meja pemeriksaan, Tungkai yang akan difoto fleksi dan tungkai yang lain lurus diarahkan kebelakang pasien dan Genu dari Ankle yang akan difoto diganjal dengan spon







PO (Posisi Objek) = Ankle joint diatur true lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam satu garis vertikal, Maleolus lateral menempel pada kaset, Oss Calcaneus diletakkan dipertengahan kaset, kaset diatur horizontal







Ukuran kaset = 18x24 cm Horizontal







CR = Tegak lurus Vertikal pada pertengahan kaset







CP = Pada Talocalcaneo joint







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = dari Talus sampai Calcaneus







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Calcaneus, Maleolus Medial, Talus, Talocalcaneo Joint



Kriteria Evaluasi :







Tampak Calcaneus dalam posisi lateral







Calcaneus tidak terjadi rotasi







Sustentaculum tali dan Tuberositas lateral tampak jelas serta jaringan lunak tampak







Tampak sinus tarsi.



Proyeksi pemeriksaan Axial







PP (Posisi Pasien) = Pasien supine (Tiduran) di atas meja pemeriksaan, dengan kedua tungkai lurus.







PO (Posisi Objek) = Telapak kaki vertikal, tumit diletakkan di atas kaset, Untuk fiksasi daerah tarsal ditarik dengan tali ke arah cranial.







Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada Oss Calcaneus







FFD = 90 cm







Luas lapangan Kolimasi = dari Tarsal sampai Calcaneus.







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Oss Calcaneus terlihat



Kriteria Evaluasi :







Tampak calcaneus mulai dari suspentaculum tali sampai ke tuberositas termasuk talocalcaneal joint







Tidak terjadi rotasi pada calcaneus.



Proyeksi pemeriksaan Ossa Cruris Proyeksi pemeriksaan Ossa Cruris ada 2 yaitu :



1.



AP



2.



Lateral



Untuk klinisnya biasanya terjadi fractur, dan benda asing di Ossa Tibia dan Fibula



Proyeksi pemeriksaan AP







PP (Posisi Pasien)= Pasien supine atau tiduran di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus.







PO (Posisi Objek)= Tungkai bawah yang difoto lurus/true AP yaitu : mengatur maleolus lateral dan medial pada ankle berjarak sama pada kaset, condilus lateral dan medial berjarak sama pada kaset.







Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal







CR = Tegal lurus Vertikal







CP = Pada mid (Pertengahan) Oss Cruris







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = Dari Knee joint sampai Ankle joint







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Oss Tibia dan Fibula, Ankle joint dan Knee joint.



Kriteria Evaluasi :







Tampak oss cruris dalam posisi AP







Persendian dari proksimal tibia dan fibula sedikit overlap







Ankle dan Knee joint dalam posisi true AP



Proyeksi pemeriksaan Lateral







PP (Posisi Pasien) = Pasien tidur miring di atas meja pemeriksaan, dengan tepi yang akan difoto dekat dengan meja pemeriksaan. Tungkai yang akan difoto lurus, tungkai yang lain genu fleksi diletakkan di depan tungkai yang akan difoto.







PO (Posisi objek) = Tungkai bawah true lateral dengan cara knee joint dan ankle joint masing-masing dalam kedudukan true lateral. dan Tungkai bawah memanjang di atas kaset,







Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada mid (Pertengahan) Ossa Cruris







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = Dari Knee joint sampai Ankle joint.







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Oss Tibia dan Fibula, Knee Joint dan Ankle joint



Kriteria Evaluasi :







Oss Tibia dan Fibula banyak yang mengalami superposisi



Proyeksi pemeriksaan Patella Proyeksi pemeriksaan Patella ada 3 yaitu :



1.



PA



2.



LATERAL



3.



TANGENTIAL (AXIAL SUNRISE/SKYLINE)



Untuk indikasinya biasa terjadi fraktur,atau dislokasi pada patella maupun pada patello femoral joint.



Proyeksi pemeriksaan PA







Posisi Pasien = Pasien prone di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus.







Posisi objek = Genu diletakkan di atas kaset, tungkai bawah diatur sehingga patella sejajar kaset dengan cara memiringkan tungkai 10 derajat ke arah tepi meja pemeriksaan yang terdekat untuk fiksasi dibawah femur dan punggung kaki.







Ukuran kaset = 18x24 horizontal







CR = Vertikal tegak lurus terhadap kaset.







CP = Pada lekukan lutut atau menuju pertengahan patella.







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = dari 1/3 distal femur sampai 1/3 proksimal ossa cruris.







Marker = R/L Orientasi PA



Kriteria gambaran : Patella, Oss distal femur dan Oss Proksimal Cruris, Femoral condyles articular facets.



Proyeksi pemeriksaan Oss Femur Proyeksi pemeriksaan Oss Femur



AP (Anterior-Posterior)







PP = Posisi pasien supine







PO = Aggota gerak bawah ekstensi dan diputar kedalam (Endorotasi) sehingga patella paralel terhadap meja pemeriksaan, untuk membantu posisi tersebut sandbag diletakkan pada tiap-tiap tepi dari tungkai bawah dan antara knee joint sampai masuk dalam kaset.







Ukuran kaset = 30x40cm Vertikal







CR = Vertikal tegak lurus terhadap kaset.







CP = Pada pertengahan oss Femur







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = Batas bawah Knee joint harus terlihat dan batas atas Hip joint harus terlihat disesuaikan dengan klinis pasien.



Kriteria gambaran : Oss Femur dan knee joint



Kriteria Evaluasi :







Mayoritas dari femur dan sendi yang terdekat dengan keadaan patologis atau luka harus terlihat.







Sendi lutut tidak dalam keadaan rotasi.



LATERAL







PP = Pasien tiduran miring ke arah yang sakit







PO = Lutut sisi yang sakit fleksi dan kaki yang lain lurus dibelakang, bagian bawah panggul diganjal sandbag, dan Usahakan kedua sendi masuk dalam kaset.







Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal.







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada pertengahan Oss Femur







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Oss Femur, dan Knee Joint



Kriteria Evaluasi :







Sebagian besar Femur dan kelainan dekat persendian masuk dalam radiograf.







Permukaan Anterior dari condilus femur terlihat superposisi.







Patella terlihat jelas dan celah antara femur dan patella harus terbuka.



Kriteria evaluasi :







Oss patella superposisi dengan femur



Proyeksi pemeriksaan Lateral







PP (Posisi pasien) = Pasien supine dengan tubuh miring menuju daerah yang akan diperiksa dan tangan diposisikan senyaman mungkin untuk pasien.







PO (Posisi objek) = Fleksikan knee joint 5-10 derajat dengan condylus lateral menempel pada kaset.







Ukuran kaset = 18x24 cm Horizontal







CR = Tegak lurus vertikal







CP = Pada mid patellofemoral joint.







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = batas atas 1/3 distal femur dan batas bawah 1/3 proksimal cruris.







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran = Patella, Tibiofemoral joint, patello femoral joint.



Kriteria Evaluasi =







Patella terlempar sehingga tidak superposisi dengan tulang-tulang yang lain.







Adanya Space pada patellofemoral joint.



Proyeksi pemeriksaan Tangential (Axial or sunrise/Skyline) Prone







PP (Posisi pasien) = Posisikan pasien prone(Telungkup) dengan tangan diposisikan senyaman mungkin.







PO (Posisi objek) = Knee joint fleksi 45 derajat dan patella menempel pada kaset bagian anterior.







Ukuran kaset = 18x24cm Horizontal







CR = Menyudut 15-20 derajat terhadap cruris.







CP = Mid patellofemoral joint.







FFD = 90 cm







Luas lapangan kolimasi = Batas atas 1/3 distal femur dan batas bawah 1/3 proksimal cruris.







Marker = R/L Orientasi PA



Kriteria gambaran = Patella dan Patellofemoral joint.



Kriteria Evaluasi =







Terbukanya patellofemoral joint







dan patella tidak superimposisi dengan tulang lain.







dan intercondylar suclus (Trochlear groove) terlihat.



Proyeksi pemeriksaan Hip Joint Proyeksi pemeriksaan HIP Joint.



1. AP (Antero Posterior)







PP (Posisi Pasien) = Pasien supine dengan kaki sedikit direnggangkan dan bila memungkinkan tungkai bawah diputar ke dalam 30 derajat dan diimobilisasi pada posisi ini dengan mengganjal bagian lateral ankle dengan bantal pasir.







PO (Posisi Objek) = Posisi Pelvis harus simetris dengan kedua sisi berjarak sama terhadap meja pemeriksaan.







Ukuran kaset = 24x30cm Vertikal







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada garis tengah tubuh kurang lebih 2,5 cm diatas sympisis pubis/Columb Femuris







FFD = 90 cm







Luas lapangan = Dari Symphisis pubis sampai 1/3 Distal Femur







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Tampak tulang Pubis, Crista iliaca, ilium, Acetabulum, Femoral Head, Greater Trochanter, Femoral Neck, Lesser Trochanter, dan Body femur.



Kriteria Evaluasi = 



Tampak Tulang Pubis dan Ischi superposisi diatas sacrum dan coxigis







Kedua Foramen obturatorium harus simetris.







Ramus pubis dan ischi harus dekat dengan tengah-tengah radiograf.







Sendi paha harus masuk.



2. LATERAL 



PP (Posisi Pasien) = Pasien tiduran dengan posisi recumbent seeing lateral dari femur dan panggul menempel meja.







PO (Posisi Objek) = Sendi panggul ditempelkan ditengah meja, Lutut sedikit ditekuk (Fleksi), Tungkai sisi yang lain diluruskan, diletakkan dibelakang tungkai sisi yang diperiksa dan diganjal dengan bantal.







Ukuran kaset = 24x30cm Vertikal







CR = Vertikal Tegak lurus terhadap kaset







CP = Pada sendi tegak lurus pada tengah-tengah kaset.







FFD = 90 cm







Luas lapangan = dari Symphisis pubis sampai 1/3 distal femur.







Marker = R/L Orientasi AP



Kriteria gambaran = Acetabulum, Femoral Head, Femoral Neck, Lesser Trochanter, Ischial tuberosity.



Kriteria Evaluasi =







Hip joint, Acetabulum dan head femoral harus tampak.







Femoral Neck superposisi dengan trochanter mayor lebih besar pada proyeksi ini.



Proyeksi pemeriksaan Genu Banyak macam dari proyeksi pemeriksaan Genu diantaranya : 1. AP 2. Lateral 3.Dan Skyline. Tetapi saya hanya akan menjelaskan proyeksi pemeriksaan Genu AP dan Lateral



Proyeksi AP







PP = Posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan kepala diganjal dengan bantal dan tangan berada di samping tubuh.







PO = Lutut yang diperiksa diletakkan di atas kaset, tepat di tengah-tengah kaset dan marker ditempelkan di ujung kaset.







CP = Tegak lurus Vertikal







CR = 2cm di bawah Oss Patella (Pada celah sendi antara Femur dan Tibia.







Kaset = 18x24cm







FFD = 90-100 cm







Luas lapangan kolimasi : Batas atas 1/3 Distal Femur dan batas bawah 1/3 Proksimal Cruris.



Kriteria Gambaran :



Proyeksi Lateral







PP = Pasien tidur di atas meja pemeriksaan dalam posisi supine. Kepala miring ke kanan dan ke kiridiganjal dengan bantal dan kedua tangan berimpit di depan dada.







PO = Lutut yang diperiksa diletakkan di atas kaset dalam posisi mediolateral. Lutut yang lain disilangkan ke depan atau ke belakang lutut yang akan diperiksa.







CP = Pada articular Genu.







CR = Tegak lurus Vertikal.







Kaset = 18x24cm







FFD = 90-100cm







Luas lapangan kolimasi batas atas 1/3 distal femur dan 1/3 Proksimal Cruris



Kriteria gambaran :



Proyeksi pemeriksaan Abdomen 3 posisi Proyeksi Abdomen Akut disebut juga dengan Proyeksi pemeriksaan Abdomen 3 posisi yaitu : 1. AP 2. Setengah duduk 3. LLD



Proyeksi pemeriksaan AP







Persiapan pasien = Pasien dianjurkan untuk membuka baju hanya di sekitar perut saja







PP (Posisi pasien) = Pasien dalam posisi Supine atau tidur terlentang







PO (Posisi Objek) = Pusatkan MSP (Mid Sagital Plane) pada meja pemeriksaan dan pelvis usahakan tidak terjadi rotasi (Terlihat dari kedua SIAS berjarak sama dikedua sisinya)







Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada umbilikus (Pusar) sekitar 3jari di atas Crista iliaca







Luas lapangan kolimasi = Batas atas T11 dan T12 harus tampak dan batas bawah sympisis pubis harus tampak







FFD = 100cm







Marker = R/L Orientasi AP







Memakai Lysolm/Grid







Intruksi ekposi = Tarik napas,,,,,keluarkan nafas,,,,Tahan napas.



Kriteria gambaran : T11,T12 tampak, Columna Vertebrae, Sympisis pubis, Crista iliaca, Ischium,Ileum, Vertebrae Lumbal, dan Fisika urinaria.



Kriteria Evaluasi : 



Tampak kontur liver (Hati), ginjal, dan keadaan dalam abdomen, tampak sedikit costae dan processus spinosus, columna vertebrae pada satu garis lurus.







Kedua SIAS terlihat simetris, os iliaca simetris.



Proyeksi pemeriksaan Setengah duduk







PP (Posisi pasien) = Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh sejajar dengan kaset, kedua tangan lurus disamping tubuh.







PO (Posisi Objek) = Kaset berada di belakang tubuh pasien, aturlah batas atas procxypoid dan batas bawah sympisis pubis, pelvis dan shoulder tidak mengalami rotasi.







Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal







CR = Tegak lurus Horizontal







CP = pada umbilikus (Pusar) atau 3jari di atas crista iliaca







FFD = 100 cm







Luas lapangan kolimasi = Batas atas T11,T12 dan Batas bawah Sympisis pubis.







Marker = R/L Orientasi AP







Memakai Lysolm/grid







Intruksi ekposi = Tarik nafas,,,,Keluarkan nafas,,,,Tahan nafas.



Kriteria gambaran : Tampak columa vertebrae, T11 dan T12, Sympisis pubis, Crista iliaca, Vertebrae Lumbal dan Fisika Urinaria



Kriteria Evaluasi : 



Proyeksi ini bertujuan untuk memperlihatkan daerah sekitar diafragma



Proyeksi pemeriksaan LLD







Persiapan pasien = Pasien tetap posisi miring (LLD) selama 10 atau 20 menit sebelum dilakukan eksposi untuk memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga daerah permukaan atas rongga peritoneum.







PP (Posisi Pasien) = Pasien berbaring miring dengan sisi kiri tubuh menempel pada meja pemeriksaan. kedua lengan ditekuk dengan lutut diletakkan agak ke depan bidang anterior abdomen.







PO (Posisi objek) = Kaset dan grid dengan ukuran sesuai kebutuhan dipasang dibelakang punggung secara vertikal dan diganjal agar posisinya terfiksasi. Pertengahan kaset berada pada garis yang menghubungkan kedua Crista iliaca. Bidang median sagital (MSP) berada sejajar dengan meja pemeriksaan dan tegak lurus kaset. Kaset harus mencakup diafragma







Ukuran kaset = 30x40 cm Horizontal







CR = Tegak lurus Horizontal







CP = Pada Umbilikus (Pusar) atau 3jari di atas Krista iliaca







FFD = 100cm







Marker = L Orientasi AP



Kriteria gambaran : Vertebrae Lumbal, Diafragma, Krista iliaca, T11 dan T12



Kriteria Evaluasi =







Diafragma dan Abdomen bawah terlihat







Batas air dan udara (air-fluid level) di abdomen dengan detail soft tissue tampak di anterior abdomen



Tujuan dari masing-masing posisi :



Proyeksi AP : Memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi pada kolon yang disebabkan karena massa atau gas pada colon itu. Proyeksi AP Setengah duduk :Untuk menampakkan udara bebas di bawah diafragma. Proyeksi LLD (Left lateral Decubitus) : Untuk memperlihatkan air fluid level atau udara bebas yang mungkin terjadi akibat perforasi colon. Kenapa Harus LLD tidak RLD ?



Supaya terpisah dengan udara di lambung, pada pasien yang mengalami kebocoran dinding usus, udara akan berada pada permukaan teratas. Jika dibuat foto RLD, udara bebas itu akan tampak menyatu/bercampur dengan udara di usus sehingga patologis sulit dinilai.



Tujuan pada saat eksposi pasien disuruh menahan nafas setelah ekspirasi penuh ?



Pada saat menahan nafas pergerakan usus berhenti, diafragma akan naik dan gambaran abdomen akan jelas.



Proyeksi pemeriksaan Cranium



Proyeksi pemeriksaan cranium basicnya ada 2 yaitu :



1. AP 2. Lateral



Proyeksi AP







PP = Posisi pasien supine dengan tangan berada di samping badan.







PO = Tempatkan MSP tubuh berada di tengah meja pemeriksaan dan Fleksikan leher agar OML (Orbitomeatal line) tegak lurus pada kaset.







CR = Tegak lurus Vertikal







CP = Pada Glabella







FFD = 100-120 cm







Memakai Lysolm/Grid







Menggunakan kaset 24x30cm







Luas lapangan kolimasi : Dari Verteks sampai Kartilago tyroid (C4).



Kriteria Gambaran :



1. Sinus Frontalis 2. Sinus Ethmoidalis 3. Sinus Paranasal 4. SInus Maxillaris. 5. Oss Frontal 6. Oss Nasal 7. Ethmoid 8.Sphenoid 9. Zygomaticum 10. Maxilla 11. Mandibula. 12. Vertebra Cervical.



Tujuan AP = Untuk melihat ke 4 sinus di wajah.



Lateral :







PP = Pasien obliq 45 derajat dengan kepala true lateral dengan tangan satu di depan kepala dan knee difleksikan agar posisi pasien nyaman.







PO= MSP Horizontal dan Fleksikan Leher agar Interpupilarline tegak lurus dengan kaset.







CR = tegak lurus Vertikal







CP = 4-5cm di atas MAE atau 1-3jari di atas telinga.







FFD = 100cm







Menggunakan kaset 24x30cm







Menggunakan Lysolm/Grid







Luas lapangan Kolimasi : Batas atas dari Vertex dan batas bawah pada Cervical 4



Kriteria Gambaran :



1. MAE 2. TMJ 3. Sinus Frontalis 4.Sinus Maxillaris 5. Mandibula 6. Ramus Mandibula 7. Sphenoid 8. Mastoid air cells 9. Sella tursica. 10. Oss Temporal 11. Oss Frontal 12. Oss Parietal. 13. Oss Occipital 14. Oss Nasal 14.Oss Maxilla



15. Suture Coronalis 16.Suture Lambdoidea 17. Vertebra Cervical.



Tujuan Posisi Lateral adalah untuk melihat bagian dari Kepala dengan posisi dari samping untuk melihat TMJ dan MAE.



TEKNIK RADIOGRAFI THORAX 5:18 PM AJUNK ARTAWIJAYA IGN 6 COMMENTS



Anatomi daripada thorax pada manusia :



1. FOTO THORAX POSISI PA







Pasien diposisikan erect menghadap bucky stand (kaset vertikal), MSL // garis tengah kaset.







Kedua punggung tangannya diletakkan di atas panggul dan siku ditekan ke depan.







FFD 150 cm, CR horizontal, CP pada MSL setinggi CV thoracal VI







Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh, berikan aba- aba : tarik napas … …tahan ! ………... Nafas biasa...!



KRITERIA GAMBAR :







Foto mencakup keseluruhan thorax, bagian atas: apeks paru-paru tidak terpotong







Bagian bawah: kedua sinus costophrenicus tidak terpotong







Diafragma mencapai iga ke- 9 belakang







Kedua Os scapula terlempar ke arah lateral







C.V. Thoracalis tampak s/d ruas keempat







Tampak bayangan bronchus



 



Foto simetris Tampak marker R/ L



2. FOTO THORAX POSISI AP







Pasien diposisikan setengah duduk atau supine di atas meja pemeriksaan/brandcar.







Kedua lengan lurus disamping tubuh.







Kaset di belakang tubuh, MSL // grs tengah kaset







FFD: 150 cm







CR tegak lurus kaset, CP pada MSL setinggi CV TH VI



 



Beri marker L / R Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh



KRITERIA FOTO THORAX POSISI AP :







Tampak gambaran thorax proyeksi AP







Batas atas apex paru







Batas bawah sinus costophrenicus







Dinding lateral tidak terpotong







CV TH sampai ruas ke empat







Diafragma mencapai iga IX belakang







Tampak bayangan bronchus



 



Marker L / R & identitas pasien Foto simetris



3. FOTO THORAX POSISI LATERAL







Pasien diposisikan erect, MSP // kaset







Kedua lengan dilipat di atas kepala







Pasang Marker L / R sesuai dengan sisi yang dekat ke kaset







FFD: 150 cm,







CR : horizontal



 



CP kira-kira satu inci ke depan dari MCL setinggi CV TH VI Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh



KRITERIA GAMBARAN POSISI LATERAL:







Tampak gambaran thorax proyeksi lateral







Bagian Anterior mencakup gambaran sternum







Bagian Posterior mencakup Col.Vert. Thoracalis







Batas atas apex paru







Batas bawah sinus coctoprhenicus dan paru posterior



 



Gambaran iga-iga kiri dan kanan superposisi Gambaran bahu tidak menutupi apex paru