8 0 178 KB
i
DAFTAR ISI
Sampul Judul ....................................................................................i Kata Pengantar ................................................................................ ii Daftar Isi .......................................................................................... iii ISI......................................................................................................1 A. Definisi Mutu Menurut Donabedian ............................................1 B. Konsep Mutu Menurut Donabedian ...........................................1 C. Pendekatan Struktur/ Input .........................................................2 D. Pendekatan Proses ...................................................................3 E. Pendekatan Outcome .................................................................5 PENUTUP .........................................................................................6 A. Kesimpulan ................................................................................6 B. Saran ..........................................................................................7 REFERENSI .....................................................................................8
1
ISI
A. Definisi Menurut Donabedian (1980), Mutu adalah sifat/nilai yang dimiliki oleh suatu program/produk/pelayanan.
B. Konsep Mutu Donabedian Mutu pelayanan kesehatan adalah hasil akhir (outcome) dari interaksi dan ketergantungan antara berbagai aspek, komponen atau unsur organisasi pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem. Menurut Prof. A. Donabedian, ada tiga pendekatan evaluasi (penilaian) mutu yaitu aspek [1]: 1. Input atau Struktur Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti SDM, dana, obat, fasilitas, peralatan , bahan, teknologi, organisasi, informasi dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan input
dengan
mutu
adalah
dalam
perencanaan
dan
penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan [4]. 2. Proses Proses
merupakan
pengubahan/Transformasi
berbagai
masukan oleh kegiatan operasi/produksi menjadi keluaran yang berbentuk produk dan/atau jasa. Proses, ialah interaksi professional antara pemberi layanan dengan konsumen (pasien / masyarakat ) [4].
2
3. Outcome Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien. Penilaian terhadap outcome merupakan evaluasi hasil akhir dari kesehatan atau kepuasan pelanggan, melalui audit medis pasca tindakan medis, studi kasus/kematian 48 jam, review rekam medis, informed
consent
ataupun
dari
keluhan
pasien
dan
keluarganya [1].
C. Pendekatan Input atau Struktur Pada
pendekatan
input
yang
terpenting
adalah
memperhatikan kualitas seluruh sumber daya yang akan menjadi input dalam pelayanan jasa. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan
dan
teknologi
yang
dimanfaatkan
untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat [5]. Pemerintah
mengatur
perencanaan,
pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu seluruh aspek sumber daya kesehatan seperti tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan hingga tampilan fisik bangunan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Beberapa peraturan yang
telah
dikeluarkan
pemerintah
mengenai
standar
penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit dapat digunakan organisasi penyedia pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam meengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan maupun pengawasan mutu.
3
Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari [3]: Jumlah, besarnya input Mutu struktur atau mutu input Besarnya anggaran atau biaya
D. Pendekatan Proses Sebuah proses adalah interaksi kegiatan dalam sebuah organisasi. Kebanyakan proses loop terus-menerus dalam sebuah organisasi dengan persyaratan masukan pasti dan output
yang
dihasilkan.
mempromosikan
ISO
penggunaan
Sistem
Manajemen
pendekatan
proses
Mutu saat
menyusun melaksanakan dan meningkatkan efektivitas Sistem Manajemen Mutu. Seperti biasa itu adalah tanggung jawab Manajemen untuk mengawasi efektivitas dari Sistem Manajemen Mutu dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan [2]. Langkah untuk menerapkan Sistem Mutu didasarkan pada Pendekatan Proses: Tim
Manajemen
Eksekutif
mendefinisikan
kebijakan
organisasi kualitas tujuan dan persyaratan untuk Sistem Manajemen Mutu berdasarkan persyaratan organisasi 1. Dokumen
proses
yaitu
Tanggung
Jawab
[2]
.
Manajemen
Manajemen Sumber Daya Realisasi Produk dan Pengukuran Analisis dan Perbaikan yang diperlukan untuk mencapai output yang diinginkan. 2. Tentukan aliran proses urutan interaksi dan waktu.
4
3. Buat diagram alur untuk memetakan setiap proses. Flow Charts akan membantu ketika waktu untuk menulis metode dan prosedur. 4. Menetapkan tanggung jawab atau kepemilikan proses untuk setiap langkah untuk memastikan pelaksanaan setiap proses. 5. Menulis Manual Mutu menguraikan persyaratan Sistem Manajemen Mutu bagi organisasi. 6. Buat dokumentasi seperti yang dipersyaratkan oleh standar ISO . 7. Perencanaan
untuk
kegiatan
yang
diperlukan
untuk
mencapai output. 8. Tentukan di mana dan bagaimana menerapkan pemantauan dan pengukuran proses dan produk. 9. Tentukan sumber daya yang diperlukan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan pada setiap operasi. 10. Verifikasi proses dan kegiatan terhadap rencana tersebut. 11. Melaksanakan
proses
dan
kegiatan
pemantauan
dan
pengukuran. 12. Menganalisis proses untuk menentukan kinerja. 13. Menentukan apakah Tindakan Koreksi dan Pencegahan diperlukan untuk meningkatkan output. 14. Melakukan Ulasan Manajemen efektif. Baik tidaknya proses dapat diukur dari [3]: Relevan tidaknya proses itu bagi pasien Fleksibilitas dan efektifitas Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan
5
E. Pendekatan Outcome Tentang output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan bahwa outcome secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan kesehatan. Dalam menilai apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur dengan dengan standar hasil (yang diharapkan) dari pelayanan medis yang telah dikerjakan [4]. Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang [6]. Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan menyangkut standar pelayanan minimal (Kepmenkes No. 129 Tahun 2008). Rumah sakit dapat menjadikan peraturan tersebut sebagai acuan dalam mengukur indikator pelayanan rumah sakit. Outcome dapat dibedakan menjadi outcome jangka pendek dan jangka panjang. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur tertentu. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional pasien [3].
6
PENUTUP A. Kesimpulan
Menurut Donabedian (1980), Mutu adalah sifat/nilai yang dimiliki oleh suatu program/produk/pelayanan.
Konsep mutu menurut Donabedian dapat ditinjau melalu 3 pendekatan yaitu pendekatan struktur/ input, pendekatan proses dan pendekatan outcome.
Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti SDM, dana, obat, fasilitas, peralatan , bahan, teknologi, organisasi, informasi dan lain-lain.
Proses
merupakan
pengubahan/Transformasi
berbagai
masukan oleh kegiatan operasi/produksi menjadi keluaran yang berbentuk produk dan/atau jasa.
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien. Penilaian terhadap outcome merupakan evaluasi hasil akhir dari kesehatan atau kepuasan pelanggan, melalui audit medis pasca tindakan medis, studi kasus/kematian 48 jam, review rekam medis, informed
consent
ataupun
dari
keluhan
pasien
dan
keluarganya
B. Saran Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan perlu adanya penilaian mutu untuk menjamin bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien telah sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. Berdasarkan teori Donabedian terdapat
7
tiga pendekatan mutu yang dapat diukur yaitu unsur input, proses dan outcome. Setiap pelayanan kesehatan pasti terdapat unsur input, proses dan outcome. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, unsur input, proses dan outcome haruslah dapat dipantau dan dinilai yang apabila ditemukan penyimpangan segera dilakukan perbaikan.
8
REFERENSI
1. Ratna, Sari Dewi. 2008. Gambaran Penilaian Mutu. Skripsi.
FKM-UI. Jakarta 2. Bagus,
Widiyanto.
2012.
ISO-9001:
Pendekatan
Proses.
Management System and Training 3. Pasinringi, Syahrir A. 2011. Manajemen Mutu. Materi Kuliah
Manajemen Mutu. FKM-UNHAS. Makassar 4. Heriyati. 2012. Input, Proses, Output menurut Donabedian. 5. UU RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan