Terori Model Keperawatan Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

II. 4 Teori dan Model dalam Keperawatan Komunitas Teori adalah seperangkat konsep atau hipotesis yang saling berkaitan secara sistematis yang berusaha menjelaskan atau memprediksi fenomena. Misalnya, "teori big bang" berusaha menjelaskan serangkaian peristiwa yang terjadi pada saat-saat paling awal dalam sejarah alam semesta kita. Upaya ilmiah dan kreatif dari para pemimpin dan peneliti perawat ini menghasilkan teori yang luas dan seringkali abstrak yang menjelaskan apa itu keperawatan dan bagaimana teori dapat memengaruhi individu, keluarga, atau komunitas. Teori-teori awal ini, juga disebut teori besar atau model konseptual (Walker & Avant, 2005), memberikan dasar untuk membangun pengetahuan keperawatan. Salah satu fitur yang memisahkan teori keperawatan dari teori profesional lainnya adalah penggunaan konsep metaparadigm keperawatan: keperawatan, klien / pasien, kesehatan, dan lingkungan (Fawcett, 1989; Walker & Avant, 2005). Ketika Anda membaca uraian tentang teori dan model, lihat apakah dapat menentukan yang mana yang sesuai dengan paradigma keperawatan dan mana yang dapat digunakan oleh perawat serta profesional perawatan kesehatan lainnya. Dari upaya awal ini muncul lebih banyak teori yang bisa diuji, banyak dari para peneliti perawat yang sama; teori-teori ini biasanya disebut sebagai teori tingkat menengah. Meskipun kurang abstrak daripada teori-teori besar, kebutuhan untuk pendekatan yang lebih praktis untuk penggunaan teori dan pengujian akhirnya mengarah pada teori-teori berbasis praktik. Walker dan Avant mencatat bahwa “esensi dari teori praktik adalah tujuan dan resep yang diinginkan untuk tindakan untuk mencapai tujuan” (hal. 14), yang dengan jelas menekankan arah tujuan praktik keperawatan. Yang paling penting, fokus pada praktik telah membuka peluang baru bagi perawat generalis untuk memahami dan menggunakan teori keperawatan. Untuk lebih memahami unsur-unsur yang melekat dalam teori keperawatan, representasi bergambar, atau model, sering digunakan. Model-model ini memberikan sarana visual untuk memahami hubungan antara, misalnya, perawat dan lingkungan, perawat dan klien, atau faktor stres yang dialami oleh klien. Betapapun rumitnya model-model ini, pemahaman terhadap keseluruhan karya hanya dapat diperoleh dari membaca uraian ahli teori tentang model dan penggunaan teori oleh orang lain. Baik teori dan model telah dikembangkan untuk menggambarkan, memperjelas, dan memandu praktik keperawatan.



1. Teori Lingkungan Nightingale



Teori lingkungan Florence Nightingale memiliki arti besar untuk keperawatan secara umum dan keperawatan kesehatan masyarakat secara khusus, karena berfokus pada perawatan pencegahan untuk populasi. Saat mengatur dan mengawasi layanan keperawatan untuk tentara dalam Perang Krimea, Nightingale terus catatan teliti. Pengamatannya menunjukkan bahwa penyakit lebih banyak terjadi di lingkungan yang buruk, dan bahwa kesehatan dapat dipromosikan dengan menyediakan ventilasi yang cukup, air murni, ketenangan, kehangatan, cahaya, dan kebersihan. Inti teorinya adalah bahwa kondisi lingkungan yang buruk berdampak buruk bagi kesehatan dan kondisi lingkungan yang baik mengurangi penyakit (Nightingale, 1859/1992). Tidak ada konsensus pendapat pada kondisi tertentu yang memastikan kesehatan masyarakat. Beberapa orang percaya bahwa, di samping lingkungan yang bersih, layanan sosial seperti transportasi umum, pendidikan, dan perawatan kesehatan diperlukan. Dalam memikirkan layanan yang mempromosikan kesehatan masyarakat, ada baiknya untuk mempertimbangkan : a. Mengapa layanan dibuat b. Siapa yang mendapat manfaat dari layanan tersebut c. Siapa yang membayar layanannya d. Biaya untuk orang yang menggunakan layanan e. Persepsi publik tentang layanan.



Misalnya, jika ventilasi di tempat penampungan tunawisma di kota tidak memadai, perawat kesehatan masyarakat yang berencana untuk melakukan advokasi



untuk



peningkatan



modal



ke



tempat



penampungan



perlu



mempertimbangkan siapa yang membayar penampungan dan juga persepsi publik tentang tempat penampungan. Salah satu contoh kontemporer dari kegunaan teori Nightingale adalah karya Shaner-McRae, McRae, dan Jas (2007), yang berusaha memberikan



perhatian



pada



kebutuhan



perawat



untuk



mengoptimalkan



lingkungan untuk penyembuhan. Meskipun mereka secara khusus fokus pada pengaturan perawatan kesehatan, menjelaskan cara-cara untuk mengelola "limbah hulu dan hilir (limbah kimia padat, biohazard, dan berbahaya)", premis mereka dapat dengan mudah diterapkan ke rumah, masyarakat, atau bahkan departemen kesehatan umum. Mengontrol kontaminasi lingkungan dan melindungi lingkungan adalah tujuan penting dalam berbagai pengaturan. Pengaruh Nightingale dalam cara kita mendekati masalah kesehatan yang berdampak pada komunitas kita tetap merupakan kekuatan yang kuat. 2. Model Perawatan Diri Orem



Dorothy Orem, seorang administrator perawat dan pendidik, berfokus pada konsep perawatan-diri — belajar, tindakan yang berorientasi pada tujuan untuk melestarikan dan mempromosikan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan. Dia menggambarkan orang-orang yang membutuhkan perawatan sebagai mereka yang tidak memiliki kemampuan dalam perawatan diri (Orem, 2001). Jika permintaan untuk perawatan diri melebihi kemampuan klien, klien mengalami defisit perawatan diri, dan intervensi keperawatan menjadi tepat. Tujuan dari tindakan keperawatan adalah untuk membantu orang mengenali tuntutan dan keterbatasan perawatan diri mereka dan meningkatkan kemampuan perawatan diri mereka. Asuhan keperawatan juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perawatan klien



sampai mereka mampu merawat diri sendiri. Orem lebih lanjut menjelaskan tiga jenis persyaratan yang memengaruhi kemampuan perawatan diri orang-orang: a. Persyaratan universal, umum untuk semua manusia, adalah kegiatan perawatan diri yang penting untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikososial. b. Persyaratan perkembangan adalah kegiatan yang diperlukan untuk membantu orang berkembang secara progresif. c. Persyaratan penyimpangan kesehatan adalah aktivitas yang dibutuhkan untuk membantu orang menghadapi tingkat kesehatan yang berkurang. Meskipun model Orem berfokus terutama pada individu, itu dapat diterapkan pada keperawatan kesehatan masyarakat. Populasi dan masyarakat dapat dianggap memiliki serangkaian tindakan dan persyaratan perawatan diri sendiri yang memengaruhi kesejahteraan kelompok total. Jika tuntutan agregat untuk perawatan diri melebihi kemampuannya, kelompok agregasi mengalami defisit perawatan-diri, dan intervensi keperawatan kesehatan masyarakat diindikasikan. Menurut interpretasi ini, tujuan keperawatan kesehatan masyarakat adalah untuk mempromosikan kemandirian kolektif dan kemampuan perawatan diri bersama. Sebagai contoh, komunitas di tepi sungai yang menelan ikan dalam jumlah besar yang terkontaminasi dengan logam berat mungkin memiliki kekurangan perawatan diri terkait dengan kurangnya kesadaran bahwa memakan ikan lokal berbahaya dan bahwa beberapa sub-populasi, seperti wanita hamil dan anak kecil, sangat rentan . Perawat kesehatan masyarakat harus membantu masyarakat menjadi sadar akan risiko dan mengidentifikasi sumber makanan lain. Perawat juga harus membantu masyarakat melobi pemerintah dan industri untuk mengurangi polusi dan membersihkan sungai. Tiga teori spesifik telah diturunkan dari model asli: teori perawatan diri defisit, teori perawatan diri, dan teori sistem keperawatan (Gast & Montgomery, 2005). Penerapan teori defisit perawatan diri untuk keperawatan kesehatan masyarakat ditunjukkan dalam studi kepatuhan terhadap terapi tuberkulosis laten di antara imigran Latin (Ailinger, Moore, Nguyen, & Lasus, 2006), dan dalam studi percontohan pengetahuan ibu tentang masa kanak-kanak imunisasi (Wilson, Baker, Nordstrom, & Legwand, 2008). Teori perawatan diri digunakan untuk mengidentifikasi perilaku perawatan diri anak usia sekolah dengan penyakit jantung (Fan, 2008). Jelas model dan teori



yang diturunkan telah menunjukkan penerapan praktik kesehatan masyarakat yang diarahkan pada peningkatan hasil kesehatan di lingkungan masyarakat 3. Model Rogers tentang Ilmu Makhluk Bersatu Biasanya tidak terkait dengan praktik keperawatan komunitas, Martha Rogers (1915-1994) mendirikan layanan keperawatan pertama yang dikunjungi di Arizona pada pertengahan 1940-an; itu adalah salah satu yang pertama di negara (Tomasson, 1994). Seorang administrator keperawatan dan pendidik perawat lama, Rogers bertanggung jawab untuk penekanan keperawatan modern pada seluruh orang (Hemphill & Muth Quillin, 2005). Pada tahun 1970, ia mengembangkan model konseptual keperawatan berdasarkan teori sistem. Modelnya menekankan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagianbagiannya; yaitu berfokus pada bagian-bagian komunitas, seperti perawatan kesehatan atau perumahannya, tidak memberikan gambaran yang cukup tentang totalitasnya. Rogers juga memasukkan teori perkembangan ke dalam modelnya dengan menjelaskan pengembangan orang atau sistem “kesatuan” menurut tiga prinsip: a. hasil hidup dalam satu arah sepanjang spiral berirama b. medan energi mengikuti pola gelombang dan organisasi tertentu c. bidang energi manusia dan lingkungan berinteraksi secara bersamaan dan saling terkait, yang mengarah ke kelengkapan dan kesatuan Dengan menggunakan model ini, perawat kesehatan masyarakat dapat fokus pada interaksi masyarakat-lingkungan; fungsi komunitas saling bergantung satu sama lain dan dengan lingkungan. Tujuan dari keperawatan kesehatan masyarakat adalah untuk mempromosikan interaksi masyarakat-lingkungan yang holistik dan sehat. Bahkan setelah kematiannya, Rogers terus mengumpulkan pengikut yang kuat. Talley, Rushing, dan Gee (2005) menggunakan model Rogers sebagai kerangka kerja dalam pembuatan profil komunitas pedesaan kecil di negara bagian selatan. Profil ini digunakan untuk mencontohkan hubungan antara model dan penilaian masyarakat, memberikan pandangan yang komprehensif dan bijaksana tentang kebutuhan masyarakat dan dasar yang jelas untuk intervensi keperawatan. 4. Imongene King



Imogene King (1923–2007), sarjana keperawatan dan pendidik, adalah salah satu ahli teori perawat awal untuk menyediakan model konseptual keperawatan (Messmer & Palmer, 2008). Pekerjaan inovatifnya Menuju Teori Keperawatan (1970) dan Teori A berikutnya untuk Keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981) dirancang untuk "mempromosikan pembelajaran konseptual dalam program keperawatan sarjana dan pascasarjana" (1981, hal. Vii). Dari model sistem umum yang asli, yang menunjukkan keterkaitan antara sistem sosial, interpersonal, dan pribadi (Killeen & King, 2007), King merumuskan teori pencapaian tujuan. Teori ini berfokus pada sistem personal dan interpersonal dari system model. Dasar dari teori ini adalah bahwa, dalam pertemuan perawat-klien, masing-masing datang ke situasi dengan tujuan dan harapannya sendiri. Keberhasilan optimal pada pencapaian tujuan hanya mungkin ketika perawat dan klien bekerja sama untuk menetapkan tujuan, sehingga mengakui harapan kedua belah pihak daripada keunggulan satu atas yang lain. Misalnya, perawat kesehatan masyarakat mungkin telah merencanakan untuk berbicara dengan ibu remaja tentang pengendalian kelahiran pada kunjungan rumah. Remaja, namun hampir kehabisan formula dan telah menghabiskan semua uangnya. Dalam hal ini, prioritas remaja adalah menemukan formula atau sumber daya untuk memperoleh formula, sementara perawat mungkin khawatir bahwa remaja telah melanjutkan aktivitas seksual dan dapat menjadi hamil lagi. Prioritasnya jelas akan menjadi rumus, tetapi perawat juga dapat memberikan informasi pengendalian kelahiran dalam konteks itu setelah remaja itu sadar bahwa solusi untuk masalah rumus dapat ditemukan. Teori King adalah pengingat pentingnya hubungan timbal balik antara perawat



dan klien. Negosiasi adalah keterampilan yang melekat dalam teori; hanya melalui pengakuan akan kebutuhan dan sasaran klien yang dipersepsikan, perawat kesehatan masyarakat dapat membantu menjaga atau meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan klien. Prinsip keperawatan kesehatan masyarakat yang dibahas kemudian dalam bab ini (ANA, 2007) juga menekankan perlunya memperlakukan klien sebagai mitra yang setara — pengingat yang kuat terhadap warisan King untuk praktik keperawatan. 5. Parsing, Manusia menjadi Teori Rosemarie Rizzo Parse mengembangkan teorinya, awalnya disebut teori “kesehatan manusia-hidup”, pada tahun 1981. Pada tahun 1992, ia mengubah nama menjadi “Manusia Menjadi Teori” untuk lebih mencerminkan semua orang. Teori ini mengutamakan kualitas hidup dari perspektif masing-masing orang sebagai tujuan praktik keperawatan. Teorinya disusun sekitar tiga tema (Parse, 1981, 1998): a. Berarti Orang-orang berpartisipasi dalam menciptakan apa yang nyata bagi mereka melalui ekspresi diri dengan menjalankan nilai-nilai mereka dengan cara yang mereka pilih sendiri b. Rhythmicity Kesatuan kehidupan mencakup pertentangan yang jelas dalam pola-pola ritme hubungan. Saat hidup sesaat, seseorang menunjukkan dan tidak menunjukkan dirinya, menciptakan peluang dan keterbatasan yang muncul saat bergerak dan bergerak menjauh dari orang lain c. Transendensi Bergerak melampaui momen dan menempa jalur pribadi yang unik untuk diri sendiri di tengah-tengah ambiguitas dan perubahan yang berkelanjutan. Ketiga tema ini berlaku efektif untuk masyarakat. Perawat harus tahu apa artinya komunitas bagi penghuninya, mengidentifikasi dan menyadari rhythmicity masyarakat sebagai upaya dilakukan untuk menciptakan perubahan kesehatan yang positif di masyarakat, dan menyadari transendensi yang terjadi ketika orang bekerja di hadapan ambiguitas dan perubahan berkelanjutan, karakteristik yang melekat dalam suatu komunitas. Penggunaan model ini sebagai panduan



meningkatkan kemampuan anggota komunitas untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan yang teridentifikasi. 6. Model Adaptasi Roy



Model Sister Callista Roy menggambarkan orang sebagai sistem yang terbuka dan adaptif



yang



mengalami



rangsangan,



mengembangkan



mekanisme



penanggulangan, dan menghasilkan respons. Tanggapan ini, yang mungkin adaptif atau maladaptif, memberikan umpan balik yang memengaruhi jumlah dan jenis rangsangan yang dapat ditangani di masa depan (Andrews & Roy, 1991; Roy & Andrews, 1999). Roy menjelaskan dua proses tanggapan. Dalam proses pengatur, rangsangan dari lingkungan internal dan eksternal diterima, dan kombinasi informasi ini kemudian diproses untuk menghasilkan respons. Dalam proses kognator, persepsi, pembelajaran, penilaian, dan emosi dipertimbangkan dalam merumuskan respons terhadap rangsangan. Misalnya, proses pengaturan mungkin dimulai dengan keinginan masyarakat untuk mencegah remaja merokok (stimulus internal) dan peraturan negara baru yang melarang penjualan produk tembakau kepada anak di bawah umur (stimulus eksternal). Rangsangan gabungan ini mengarah pada peraturan kota yang mencegah penjualan rokok kepada anak di bawah umur (mekanisme koping), sehingga mengurangi tingkat merokok (tanggapan) di antara populasi ini. Proses kognator mungkin dimulai dengan stimulus hujan deras di komunitas tepi sungai. Persepsi warga tentang jumlah curah hujan, ingatan banjir di masa lalu, wawasan tentang mencegah atau mengelola banjir, dan tingkat kecemasan semuanya berkontribusi pada rencana



mereka untuk evakuasi, pengoapan pasir, dan meminta bantuan daerah atau negara. Dalam menerapkan model Roy untuk keperawatan kesehatan masyarakat, penting untuk diingat bahwa masyarakat terdiri dari banyak bagian dan dipengaruhi oleh banyak variabel. Tingkat adaptasi kolektif masyarakat terus berubah.



Perawat



kesehatan



masyarakat



harus



menilai



mekanisme



penanggulangan komunitas dan membantu anggotanya menggunakan kemampuan kolektif ini dalam beradaptasi terhadap tantangan. Misalnya, jika komunitas tidak melakukan apa pun untuk menanggapi peningkatan jumlah kehamilan remaja, tindakan keperawatan dapat dirancang untuk mendorong pola koping yang lebih menyehatkan dan respons adaptif. Model Roy telah digunakan dalam sejumlah penelitian dengan penerapan langsung untuk kesehatan masyarakat: bulimia nervosa (Hannon-Engel, 2008), konsep diri anak-anak dengan HIV / AIDS di Amerika Serikat dan Kenya (Waweru, Reynolds, & Buckner, 2008), dan sebagai dasar untuk mengembangkan kerangka kerja konseptual baru yang menjelaskan proses koping keluarga Taiwan setelah patah tulang pinggul seorang anggota keluarga lanjut usia (Li & Shyu, 2007). 7. Salmon's Construct for Public Health Nursing Marla Salmon, seorang pemimpin dalam administrasi keperawatan kesehatan masyarakat, pendidikan keperawatan, dan kebijakan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat, mengusulkan sebuah model untuk memandu praktik keperawatan kesehatan masyarakat. Dalam Membangun Perawatan Kesehatan Masyarakat, Salmon (1982) mendeskripsikan kesehatan masyarakat sebagai upaya masyarakat



yang



terorganisir



untuk



melindungi,



mempromosikan,



dan



memulihkan kesehatan masyarakat, dan keperawatan kesehatan masyarakat yang berfokus pada pencapaian dan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Model ini menjelaskan tiga prioritas praktik. Tidak mengherankan, ini adalah pencegahan penyakit dan kesehatan yang buruk, perlindungan terhadap penyakit dan agen eksternal, dan promosi kesehatan. Ada tiga kategori umum intervensi keperawatan: a. Pendidikan diarahkan menuju perubahan sukarela dalam sikap dan perilaku subjek b. Teknik diarahkan untuk mengelola variabel yang berhubungan dengan risiko



c. Penegakan yang diarahkan pada peraturan wajib untuk mencapai kesehatan yang lebih baik Ruang lingkup praktik mencakup perawatan individu, keluarga, komunitas, dan global. Intervensi menargetkan determinan dalam empat kategori: manusia / biologis, lingkungan, medis / teknologi / organisasi, dan sosial. Dengan menggunakan pendekatan Salmon, perawat kesehatan masyarakat yang berusaha mengurangi transmisi tuberkulosis akan menggunakan pendidikan, teknik, dan penegakan dalam bekerja dengan populasi individu dan keluarga yang terkena dampak. Perawat juga akan berkolaborasi dengan komunitas klien pada berbagai intervensi, mulai dari obat hingga pengajaran hingga dukungan sosial, untuk mencegah penyakit lebih lanjut di masyarakat dan untuk mempromosikan kesehatan global. Satu dekade kemudian, editorial Salmon berjudul Keperawatan Kesehatan Masyarakat: The Opportunity of Century sekali lagi menekankan pentingnya fungsi sentral praktik keperawatan kesehatan masyarakat: "penilaian, pengawasan, kebijakan, dan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit dan cedera" (1993, hal 1674). Dalam Perawatan Kesehatan Masyarakat yang direvisi: Ruang Lingkup dan Standar Praktik (ANA, 2007), model Salmon dikutip sebagai contoh pendekatan ekologis untuk intervensi keperawatan kesehatan masyarakat.



8. Sistem Omaha



Sistem Omaha dikembangkan dan diperbaiki selama empat proyek penelitian



yang dilakukan antara 1975 dan 1992 di Omaha Visiting Nursing Association. Ini dirancang untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi praktik keperawatan di lembaga (Bowles & Naylor, 1996; Martin, Leak, & Aden, 1997). Sistem ini sekarang menemukan peningkatan utilitas dalam memfasilitasi praktik berbasis bukti, dokumentasi, dan manajemen informasi (Martin, 2005), yang semuanya penting untuk sistem perawatan kesehatan masyarakat kontemporer. Ini adalah sistem yang komprehensif, termasuk komponen-komponen berikut (Martin, 2005): a. Skema klasifikasi masalah Menawarkan



kepada



perawat



metode



komprehensif



holistik



untuk



mengidentifikasi masalah yang terkait dengan klien. Ini termasuk domain, masalah, modifier, dan tanda / gejala. Masalah dapat diidentifikasi pada tingkat individu, keluarga, atau masyarakat. b. Skema intervensi. Menyediakan kerangka kerja untuk mendokumentasikan rencana dan intervensi dalam catatan klien di bidang pengajaran, bimbingan, dan konseling kesehatan; perawatan dan prosedur; manajemen kasus; dan pengawasan c. Skala penilaian masalah untuk hasil Terdiri dari skala tipe Likert yang merupakan metode sistematis dan berulang yang digunakan untuk mendokumentasikan kemajuan klien dalam catatan dan dalam konferensi kasus selama waktu pelayanan mereka di agensi. Ini digunakan bersama dengan masalah apa pun dalam Skema Klasifikasi Masalah. Pusat penilaian masalah mengukur hasil dalam tiga dimensi: pengetahuan (apa yang diketahui klien), perilaku (apa yang klien lakukan), dan status (bagaimana klien). Sistem Omaha didasarkan pada prinsip universal praktik keperawatan. Model tersebut dinilai konsisten dengan model kesehatan lingkungan Nightingale (Zurakowki, 2005). Mengutip beberapa variasi dalam penggunaan bahasa, Gast dan Montgomery (2005) menemukan bahwa model perawatan diri Orem juga konsisten dengan sistem Omaha. Model Sistem Omaha dari proses pemecahan masalah ini menunjukkan keterkaitan antara praktisi dan klien dalam mengatasi masalah kesehatan. Model memandu perawat melalui enam langkah dalam proses:



a. Mengumpulkan dan menilai data b. Menyatakan masalah c. Mengidentifikasi peringkat masalah pada penerimaan d. Perencanaan dan intervensi actual e. Identifikasi penilaian masalah interim atau pemberhentian f. Mengevaluasi hasil masalah Model ini berlaku untuk individu, keluarga, dan masyarakat, dan menyediakan mekanisme untuk mengevaluasi baik perubahan individu maupun kelompok dari waktu ke waktu. Perhatian khusus untuk banyak departemen kesehatan masyarakat secara nyata menunjukkan perubahan apa yang dihasilkan setelah intervensi dengan klien. Sistem ini sekarang tersedia dalam format berbasis web. Versi otomatis dari model ini saat ini digunakan di lembaga perawatan rumah, departemen kesehatan masyarakat, dan perawatan jangka panjang perumahan, serta di sekolah-sekolah dan universitas (Martin, 2005). Situs web Sistem Omaha menyediakan tautan ke berbagai sumber daya yang luas bagi mereka yang tertarik dengan sistem (lihat Sumber Daya Internet). Untuk siswa dan perawat berlatih, studi kasus tersedia yang menunjukkan penggunaan sistem dengan berbagai jenis klien. Daftar referensi yang luas terus diperbarui untuk memberikan bukti paling terkini mengenai sistem dan dampaknya terhadap praktik keperawatan. 9. The Neuman System Model Model ini dikembangkan oleh Betty Neuman. Beliau adalah seorang pemimpin dalam perawatan kesehatan mental dan pendidikan keperawatan (Allender et al., 2014). Beliau dikenal sebagai seorang perawat kesehatan komunitas, seorang professor di University of California, Los Angeles (UCLA) dan juga seorang counselor. Teori ini dikembangkan utamanya untuk community health nursing. Teori ini juga dikenal dan digunakan luas secara internasional. Terkait dengan keperawatan kesehatan komunitas, teori ini menekankan tiga level pencegahan yang mencakup primary, secondary, tertiary prevention. Model ini memberikan sebuah perpektif system untuk memahami person, environment, health, dan nursing. Focus dari model ini adalah agregat, kemampuan aktual, dan potensial komunitas. Sementara itu, peran perawat terkait dengan promosi dan perlindungan kesehatan, serta bertindak sebagai fasilitator, katalis, advokat untuk kesehatan. Dengan demikian maka diharapkan komunitas secara keseluruhan dapat



melakukan kontrol untuk berespons terhadap stress. Dalam keperawtan komunitas, diperlukan intervensi yang tepat agar tujuan dapat tercapai. Berdasarkan model ini, maka intervensi tersebut mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Hitchcick wt al, 2003).



Betty M. Neuman



Sistem Model Neuman



10. Model Promosi Kesehatan Pender Model promosi kesehatan menjadi salah satu model yang banyak digunakan dalam promosi kesehatan maupun dalam keperawatan komunitas. Hal tersebut disebabkan karena dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas atau keperawatan kesehatan masyarakat, promosi kesehatan merupakan sebuah prioritas. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Allender yang menyatakan bahwa “Health Promotion is priority in community/publis health



nursing practice” (Allender et al., 2014). Selanjutnya Pender, Murdaygh, & Persons (2011) mendefinisikan promosi kesehatan sebagai “Health Promotion is actions that are directed toward increasing the level of wellbeing and selfactualization in individuals or groups”. Promosi kesehatan adalah aksi – aksi yang ditujukan terhadap peningkatan level kesejahteraan dan aktualisasi diri di dalam individu maupun kelompok. Dalam model ini jelas disampaikan bahwa persepsi orang – orang dapat secara langsung memengaruhi motivasi mereka untuk memulai perilaku promosi kesehatan (health promoting behaviors). Persepsi tersebut mencakup control terhadap kesehatan, manfaat perilaku promosi kesehatan, dan hambatan dalam melakukan promosi kesehatan. Ada lima tipe modifying factor influence people’s perceptions tentang perilaku promosi kesehatan, yang mencakup (Allender et al, 2014) : a. Faktor demografi, misalnya umur, ras, dan lain – lain b. Karakteristik biologi, misalnya tinggi badan dan berat badan c. Pengaruh interpersonal, misalnya harapak terhadap orang lain d. Faktor yang bersifat situasional, misalnya makanan sehat e. Faktor perilaku, misalnya pola mengatasi stress.



Terkait dengn model ini, perawat kesehatan komunitas dapat menggunakan model tersebut untuk mengkaji persepsi masyarakat yang ada hubungannya dengan



perilaku promosi kesehatan. 11. Model Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat



Gambar public health nursing practice model



Model



keperawatan



kesehatan



masyarakat



diatas



menekankan



praktik



keperawatan kesehatan masyarakat yang berbasis populasi dan focus terhadap system, focus terhadap komunitas, serta focus terhadap individu dan keluarga. Dalam praktiknya, untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, diperlukan berbagai macam langkah. Langkah tersebut dimulai dari mengkaji atau memonitor kesehatan, mendiagnosis dan menginvestigasi, memobilisasi komunitas, mengembankan kebijakkan dan rencana, implementasi (menginformasikan, mendidik, memberdayakan, penegakkan hokum, memberikan pelayanan, memastikan kompetensi tenaga kerja), mengevaluasi pelayanan, serta melakukan penelitian. Dalam melaksanakan tugasnya, perawat kesehatan komunitas diharapkan dapat bekerja secara tim atau bekerja dengan tenaga kesehatan atau profesi kesehatan lainnya dalam rangka terwujudnya orang – orang yang sehat di komunitas yang sehat (healthy people in healthy community).



12. ASTDN Model Keperawatan Kesehatan Kesehatan Masyarakat



ASTDN Public Health Nursing Model : Essential Public Health Services and Public Health Nursing, 1999 (Lundy and Janes, 2009) Terdapat empat organisasi yang bekerja secara bersama-sama untuk mengembangkan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan pedoman untuk public health nursing. Keempat organisasi tersebut meliputi the American Nueses Association Council on Community Primary, and Long-Tern Health Nursing Section (APHA,PHN), the Association of State and Teritorial Directors of Nursing (ASTDN), dan the Association of Community Health Nurse Educators (ACHNE). Keempat organisasi tersebut pada 1990-an mengembnagkan



deskripsi



lingkup



praktik



keperawatan



kesehatan



masyarakat. Keperawatan kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara dasar pengetahuna bidang nursing dan public health yang intervensinya diarahkan untuk prevention, protection, dan health promotion. Model keperawatan kesehatan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa nursing dikatakan sebagai sebuah seni dan ilmu tentang keperawatan maupun praktik keperawatan. Hal tersebut berhubungan erat dengan fungsi utama dari public health yang terdiri dari tiga fungsi, yang meliputi assesment, policy development, dan assurance.



Selanjutnya ketiga fungsi utama tersebut dikembangkan lagi menjadi beberapa intervensi yang dikenal dnegan essential public health services (esensial pelayanan kesehatan masyarakat) yang juga banyak dikerjakan oleh perawat, khususnya perawat kesehatan masyarakat. 13. Minnesota Wheel - Model Intervensi Kesehatan Masyarakat



Model intervensi kesehatan masyarakat yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan kesehatan masyarakat (Allender et al., 2014) Selain model tersebut diatas, dalam kesehatan masyarakat juga terdapat model intervensi kesehatan masyarakat (The Public Health Interventions Model), model ini nuga dikenal sebagai Wheel Interventions Model. Dalam model ini disebutkan 17 komponen intervensi yang dikenal dalam public health. Model ini dirancang oleh Departemen Kesehatan Minnesota pada divisi pelayanan kesehatan komunitas, terutama pada seksi keperawatan kesehatan masyarakat (The Minnsesota Department of Health, Division of Community Health Services, Public Health Nursing Section). Intervensi ini diaplikasikan untuk keperawatan kesehatan masyaratakat pada tahun 2001 yang dikenal sebagai “the Minnesota Wheel”. Sebetulnya model ini pertama kali diusulkan tahun 1998 oleh Keller, Strohschein, Lia-Hoagberg, & Schafer (1998) sebagai sebuha model praktik keperawatan kesehatan masyarakat yang berbasis populasi (Allender et al., 2014). Adapun 17 komponen intervensi tersebut di atas adalah sebagai berikut (Stanhope and



Lancaster, 2014) : a. Pengawasan (surveillance). b. Investigasi penyakit dan kesehatan lainnya (diseases and other health investigation). c. Pencapaian yang melebihi target (outreach). d. Skrining (screening). e. Penemuan kasus (case finding). f. Rujukan dan tindak lanjut (referral and follow-up). g. Manajemen kasus (case management). h. Fungsi delegasi (delegated functions). i. Pendidikan kesehatan (health teaching). j. Konsultasi (consultation). k. Konseling (counseling). l. Kolaborasi (collaboration). m. Membangun koalisi (coalition building). n. Mengorganisasi komunitas (community organizing). o. Advokasi (advocacy). p. Pemasaran sosial (social marketing). q. Pengembangan dan penguatan kebijakan (policy development and enforcement). Terkait dengan 17 komponen di atas, terdapat beberapa asumsi yang terkait dengan praktik keperawatan kesehatan masyarakat. Adapun asumsi-asumsi tersebut mencakup (Stanhope and Lancaster, 2013,2014) : a. Defining public health nursing practice. Public health nursing is the practice of promoting and protecting the health of population using knowledge from nursing, social and public health sciences (APHA,1996). Keperawatan kesehatan masyarakat adalah praktik promosi dan perlindungan kesehatan masyarakat menggunakan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan, sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat. Fokus utama public health nursing adalah untuk promosi kesehatan dan mencegah penyakit untuk semua kelompok di masyarakat. Hal tersebut dapat terlaksana melalui bekerja bersama dengan individu, keluarga, komunita, dan/atau sistem. b. Public health nursing practice focuses on populations.



Praktik keperawatan kesehatan masyarakat lebih difokuskan pada masyarakat dibandingkan dengan individu, terutaama bagi masyarakat yang memilki risiko terkena atau terdampak masalah kesehatan (populatio at risk). c. Public health nursing practice considers the determinants of health. Dalam praktiknya perawat kesehatan masyarakat selalu mempertimbangkan determinan kesehatan atau faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesehatan masyarakat. Determinan tersebut mencakup aspek pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial, biologi, genetik, lingkungan fisik, perumahan, transportasi, dan praktik keehatan perorangan. d. Public health nursing practice is guided by priorities identified through an assesment of community health. Praktik keperawatan kesehatan masyarakat dipandu oleh prioritas yang diidentifikasi melalui penilaian kesehatan masyarakat. e. Public health nursing practice emphasizes prevention. Prevention is anticipatory action taken to prevent the occurance of an event ot ro minimize its effect after it has occurated (Turnock, 2009). Pencegahan adalah tindakan antisipatif yang diambil untuk meminimalisasi efek setelah peristiwa tersebut terjadi. Selanjutnya level pencegahan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu primary prevention, secondary prevention, dan tertiary prevention (Leavell and Clark, 1965). f. Public health nurses intervence at all levels of practice. Perawat kesehatan masyarakat memberikan intervensi pada semua level praktik, baik pada level komunitas atau dapat juga dilihat dari aspek pencegahan di masyarakat yang mencakup tiga level (primer, sekunde, dan tersier). g. Public health nursing practice uses the nursing process at all levels of practice. Praktik keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan proses keperawatan yang mencakup assessment, nursing diagnose, planning, implementing dan evaluating. h. Public health nursing practice uses a common set of interventions regardless of practice setting. Praktik keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan seperangkat intervensi terlepas dari pengaturan praktik. Selanjutnya, ANA (2010) mendefinisikan bahwa intervnesi adalah tindakan yang diambil atas nama masyarakat, sistem, individu, dan keluarga untuk meningkatkan atau melindungi status kesehatan (interventions



are action taken o behalf of communities, systems, individuals, and families to improve or protect health status). i. Public health nursing practice contributes to the achievment of the 10 essential services. Praktik keperawatan kesehatan masyarakat berkontribusi dalam pencapaian sepuluh hal esensial dalam pelayanan kesehatan masyarakat (the ten essential public health services). Kesepuluh hal penting tersebut menjelaskan bagaimana sistem kesehatan masyrakat dpata memprotesi dan mempromosikan kesehatan masyarakat. j. Public health nursing practice is grounded in a set of values and beliefs. Praktik keperawatan kesehatan masyarakat didasarkan pada seperangkat nilai dan keyakinan.