TINJAUAN PUSTAKA Hipnotik Sedatif [PDF]

  • Author / Uploaded
  • itomi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II TINJAUAN PUSTAKA HIPNOTIK SEDATIF Tergolong obat pendepres Susunan Saraf Pusat, yang tidak selektif dan menyebabkan tenang, kantuk, hilang kesadaran, anestesi, koma, dan mati. Obat sedatif pada dosis terapi menekan aktivitas, menurunkan respon terhadap emosi dan menenangkan. Obat hipnotik pada dosis terapi menyebabkan kantuk, ,mempermudah tidur, dan mempertahankan tidur, yang menyerupai tidur fisiologis. Obat hipnotik-sedatif secara garis besar dibagi menjadi golongan barbiturat dan nonbarbiturat. Golongan barbiturat antara lain fenobarbital, pentobarbital, secobarbital, amobarbital, thiopental. Golongan non barbiturat antara lain benzodiazepin, metiprilon, glutetimid, paraldehyde, kloral hidrat, etinamat. Obat golongan benzodiazepin, seperti clorazepate, diazepam, flurazepam, quazepam, temazepam, triazolam, oxazepam. Efek-efek obat hipnotik sedatif a. Sedatif Efek sedatif merupakan efek penekanan kesiapsiagaan dengan penurunan aktivitas spontan. b. Hipnotik Efeknya dapat menyebabkan tidur pada dosis hipnotik c. Anestesi Pada dosis tinggi akan mendepresi sistem saraf pusat hingga tingkat tertentu yang dikenal sebagai tahap III dari anestesi umum d. Efek antikonvulsi Dapat menghambat perkembangan dan penyebaran aktivitas epileptik didalam sistem saraf pusat. Obat hipnotik seadtif tertentu memiliki selektivitas, sehingga mempunyai efek antikonvulsi tanpa efek depresi sistem saraf pusat. e. Relaksasi Otot Beberapa obat hipnotik sedatif, khususnya golongan carbamate dan benzodiazepin mempunyai efek penghambatan pada refleks polisinaptik dan pada dosis tinggi mendepres transmisi pada neuromuscular junction. f. Pengaruh terhadap fungsi pernapasan dan cardiovaskuler g. Toleransi, ketergantungan Psikologi dan fisiologi



DIAZEPAM Diazepam merupakan sebuah turunan narkoba. Diazepam disebutkan termasuk dalam golongan psikotropika, nama dagangnya antara lain valium. Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Obat ini pada SSP akan memberikan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan emosi, relaksasi otot dan anti konvulsi. Farmakodinamik 



Pada Susunan Saraf Pusat. Kerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gammaaminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat. GABA dan Benzodiazepin yang aktif secara klinik terikat secara selektif dengan reseptor GABA/chlorida ionofor kompleks. Pengikatan ini akan menyebabkan pembukaan kanal Cl-. Membran sel saraf secara normal tidak permeable terhadap ion chlorida, tapi bila kanal cl- terbuka, memungkinkan masuknya ion klorida, meningkatkan potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi. Benzodiazepin sendiri tidak dapat membuka kanal klorida dan menghambat neuron. Sehingga benzodiazepin merupakan depresan yang relatif







aman. Pernapasan Obat ini hanya berefek sedikit pada pernapasan, dosis hipnotik tidak berpengaruh pada pernapasan orang normal. Diazepam dosis preanestetik mendepresi ringan ventilasi alveolar dan menyebabkan asidosis respiratoar. Daizepam yang







diberikan sewaktu anestesi dapat menyebabkan apnea. Sistem cardiovaskuler Efek diazepam pada sistim cardiovaskuler umumnya ringan. Pada dosis anestesi dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung.



Farmakokinetik Semua obat benzodiazepin diabsorpsi secara sempurna. Benzodiazepin dan metabolit aktifnya terikat pada protein plasma. Kekuatan ikatanya berhubungan erat dengan sifat lipofiliknya. Berkisar antara 70% pada alprezolam dan 99% pada diazepam. Kadar benzodiazepin pada cairan cerebrospinal kira-kira sama dengan kadar obat bebas dalam darah.



Obat ini di metabolisme secara ekstensif oleh beberapa sistem enzim mikrosom hati. DI metabolisme menjadi metabolit aktif. Metabolisme benzodiazepin terjadi dalam 3 tahap : desalkilasi, hidroksilasi, dan konjugasi. Diazepam memiliki masa absorpsi maximum 1.5 – 2.0 jam, metabolit aktif terpenting Desmetildiazepam dan diazepam. Waktu paruh diazepam 20-50jam sedangkan waktu paruh desmetildiazepam 50-100 jam. Volume distribusi diazepam 0.95 – 2.0 l/kg; volume distribusi desmetildiazepam 0.93 – 1.27 l/kg Indikasi 



Penggunaan utama adalah untuk meringankan Diazepam anxiety, nervousness, ketegangan, serangan panik, dan negara yang agitation.







Serangan disorders dan otot spasms dan sebagai adjunctive pengobatan berbagai kondisi nyeri otot.







Jangka pendek perawatan insomnia, tidur yang disorder dicirikan oleh ketidakmampuan untuk tidur tetap untuk jangka waktu yang wajar.







Perawatan tetanus, suatu kondisi yang ditandai dengan lama kontraksi dari serat otot kerangka.







Diazepam kadang-kadang digunakan dalam perawatan untuk rongseng usus syndrome.







Status untuk memperlakukan epilepticus, kondisi yang mengancam kehidupan di mana otak berada dalam keadaan tetap serangan.







Menggunakan adjunctive untuk perawatan kejang kelumpuhan atau sebagian kerugian gerakan.







Sebagai Remedy yang sakit alleviates sindrom orang yang kaku, yang langka neurologic disorder etiologi yang tidak diketahui.



Efek samping  Pada pemakaian kronik dapat menimbulkan ketergantungan jiwa dan raga,  Menimbulkan rasa kantuk, berkurangnya daya konsentrasi dan reaksi.  Reaksi alergi  Penutupan kerongkongan



 Luka di mulut atau tenggorokan  Yellowing dari kulit atau bola mata  Bengkak dari bibir, lidah atau wajah, gatal  Perubahan dalam visi  Ataksia  kelelahan  mual dan konstipasi,  gejala-gejala ekstra pirimidal.  neutropenia.  perubahan libido,  sakit kepala,  amnesia,  hipotensi.  retensi urin, incontinenc Kontraindikasi       



Penderita hipersensitif Bayi dibawah 6 bulan Wanita hamil dan menyusui Depresi pernapasan Glaucoma sudut sempit gangguan pulmoner akut Keadaan phobia



Interaksi Obat Penggunaan bersama obat-obat depresan Susunan Syaraf Pusat atau alkohol dapat meningkatkan efek depresan. Cimetidin dan Omeprazol mengurangi bersihan benzodiazepin. Rifampisin dapat meningkatkan bersihan benzodiazepin. Dosis Dosis diazepam untuk induksi : 0.1-0.5 mg/kgbb. Pada orang sehat, dosis diazepam 0.2 mg/kgbb sebagai medikasi pra-anestetik yang diberikan bersama narkotik analgesik sudah menyebabkan tidur. Pada pasien dengan resiko tinggi (poor risk) hanya dibutuhkan



0.1-0.2 mg/kgbb. Untuk menimbulkan sedasi, penambahan 2.5 mg diazepam tiap 30 detik diberikan sampai pasien tidur ringan atau terjadi nistagmus, ptosis, atau gangguan bicara. Umumnya dibutuhkan 5-30 mg untuk sedasi ini. PHENOBARBITAL Phenobarbital atau disebut juga phenobarbitone merupakan obat bius tidur. Pertama kali dipasarkan sebagai luminal oleh Friedr Bayer et comp. banyak digunakan sebagai antikonvulsan di seluruh dunia dan tertua yang masih umum digunakan. Digunakan untuk hipnotik dan menenangkan. Phenobarbital tidak digunakan sebagai obat yang pertama kali diberikan untuk pengobatan, namun digunakan sebagai alternative ketika pasien gagal diterapi dengan pengobatan yang lebih modern Sejarah Phenobarbital sudah lama dipasarkan pada tahun 1912 oleh perusahaan Bayer dengan menggunakan merek luminal. Dan digunakan oleh dokter di Jerman untuk membunuh anak yang lahir dengan deformitas, yang saat itu merupakan kebijakan Nazi, Jerman. Dulu juga digunakan untuk penyakit kuning dan profilaxis pada kejang demam. Indikasi Digunakan untuk perawatan semua jenis serangan pada epilepsi sebagai alternatif Efek Samping Yaitu sedatif, hipnotik, Bisa terjadi withdrawal syndrom bisa terjadi akibat penghentian mendadak atau jika dosis obat dikurangi secara tajam. Gejala-gejala withdrawal antara lain: anxiety ,increased heart rate, sweating, confusion ,seizures, kematian. Efek pada system saraf yaitu ataxia, nystagmus, dan pusing. Pada orang tua dapat menimbulkan rasa gembira dan rasa bingung, sedang pada anak dapat menyebabkan hiperaktif Farmakokinetik Babiturat diabsorbsi per oral dan beredar luas di seluruh tubuh. Obat tersebar dalam tubuh dari otak sampai ke daerah splanknikus. Otot skelet dan akhirnya ke jaringan



lemak. Gerakan ini penting dalam menentukan jangkau waktu kerja yang singkat dari thiopental dan derivatjangka pendek lainnya. Barbiturat dimetabolisme dalam hati dan metabolit yang tidak aktif dikeluarkan dalam urin . Phenobarbital memiliki bioavailabilitas 90%. Dalam plasma puncaknya mencapai 8-12 jam. Akan berada dalam tubuh sekitar 2-7 hari dan mengikat protein 20-40%. Dimetabolisme oleh hati, terutama melalui hidroksilasi dan glukoronidasi, dan menginduksi banyak isozim dari sistem sitokrom P450 Farmakodinamik Susunan Saraf Pusat : Efek utama barbiturat ialah depressi SSP. Semua tingkat depresi dapat di capai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anastesia, koma, sampai kematian. Barbiturat tidak dapat mengurangi rasa nyeri, tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan dosis kecil barbiturat dapat meningkatkan reaksi terhadap rangsangan nyeri. Pada beberapa individu, dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa sakit, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat penghambatan Efek pada tingkatan tidur : Efek hipnotik barbiturat meningkatkan total lama tidur dan mempengaruhi tingkatan tidur yang bergantung pada dosis dan tempat dan mekanisme kerja pada SSP. Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. Dosis non anesthesi terutama menekan respon pasca sinaps. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik.. Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi sinaps, kapasitas barbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazephin, namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai agonist GABA-nergik, sehingga dalam dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat Pernapasan :



Barbiturat menyebabkan depresi nafas. Pemberian barbiturat dosis sedatif hampir tidak berpengaruh terhadap pernafasan, sedangkan dosis hipnotik oral menyebabkan pengurangan frekuensi dan amplitudo nafas, ventilasi alveol sedikit berkurang sesuai dengan keadaan tidur fisiologis. Pemberian oral barbiturat yang sangat tinggi atau suntikan iv yang terlalu cepat menyebabkan depresi nafas yang lebih berat Sistem Kardiovaskular : Pada dosis oral sedatif atau hipnotik, barbiturat tidak memberikan efek yang nyata terhadap sistem kardiovaskular. Frekuensi nadi dan tekanan darah sedikit menurun seperti terjadi dalam keadaan tidur fisiologis. Pemberian babiturat dosis terapi iv secara cepat dapat menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak sebentar. Efek kardiovaskular terhadap intoksikasi barbiturat sebagian besar disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat infeksi nafas. Dosis tinggi barbiturat menyebabkan depresi pusat vasomotor diikuti vasodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi. Barbiturat dosis sangat tinggi berpengaruh langsung terhadap kapiler sehingga menyebabkan syok kardiovaskular Kontraindikasi : Akut porpiria, oversensitive terhadap barbiturat, stress, hiperkinesi Daftar pustaka Farmakologi dan terapi UI. 2007. Edisi 5. Jakarta : Gaya baru