Topik 4 Elaborasi Pemahaman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ELABORASI PEMAHAMAN TOPIK 4 LINGKUNGAN KAYA LITERASI MATA KULIAH LITERASI DASAR TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA



DISUSUN OLEH: NORLIANA NIM. 226200219586



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2022



POJOK LITERASI KELAS SEBAGAI SOLUSI UNTUK LINGKUNGAN LITERASI SEKOLAH YANG KURANG LITERAT



Literasi dalam konteks literasi sekolah merupakan kemampuan mengakses, mengetahui, dan melakukan sesuatu dengan cerdas melalui bermacam-macam kegiatan, seperti melihat, membaca, mendengarkan, menulis, dan berbahasa. Literasi sekolah itu sendiri ialah “suatu kegiatan yang bersifat partisipasi dengan melibatkan sekolah yang meliputi: peserta didik, pendidik, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orangtua/wali murid, akademisi, penerbit, media massa, masyarakat, dan pemangku kepentingan oleh koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” (Wiedarti, 2018: 10). Literasi menjadi sarana bagi peserta didik dalam mengetahui, memahami, dan mempraktikkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah, serta dapat dikaitkan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya. Untuk mendukung gerakan literasi peserta didik, sekolah bisa mewujudkan hal tersebut melalui lingkungan sekolah yang literat. Lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta ddik. Di lingkungan sekolah yang banyak memuat tulisan, gambar ataupun buku bacaan dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan bahasanya. Namun, lingkungan literasi sekolah yang diharapkan mendukung kegiatan literasi pada kenyataannya tidak dapat terlaksana. Karena lingkungan sekolah belum menjadi lingkungan sekolah yang literat. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melalui Pojok Literasi Kelas. Pojok literasi kelas bisa diimplementasikan dalam bentuk pojok baca. Pojok baca merupakan pemanfaatan sudut ruang kelas sebagai tempat koleksi buku dari para Peserta didik di tiap-tiap kelas (Nugroho, 2016: 145). Pengenalan Peserta didik ke pojok bacaan kelas diharapkan bisa menanamkan budaya membaca sejak dari kelas awal. Mengingat



lingkungan sekolah masih kurang literat, untuk itu pojok baca diciptakan sebagai pemanfaatan sudut ruang kelas literasi sebagai tempat koleksi buku di tiap-tiap kelas. Pojok baca ini diharapkan dapat merangsang peserta didik untuk lebih gemar membaca dan melakukan aktivitas lain yang dapat megembangkan potensi dan daya pikir mereka. Buku-buku yang terdapat pada rak buku pojok baca di kelas, bisa diambil dari perpustakaan yang diganti sekali dalam tiga hari. Pojok literasi kelas bisa diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan seperti membaca, menari, pramuka, storytelling, dan budaya. Pojok literasi kelas memiliki manfaat yang sangat beragam yaitu sebagai berikut: 1. Memfasilitasi kelas pada waktu luang Salah satu keterbatasan sekolah adalah dalam hal pengelolaan perpustakaan.



Keterbatasan



ini



dapat



diatasi



sekolah



dengan



menyediakan dan mengelola pojok literasi kelas. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh sekolah diantaranya, memanfaatkan pojok kelas sebagai tempat bacaan dan sekaligus menjadikan bagian dari literasi sekolah. Selain itu, sekolah juga dapat memberikan bimbingan dan motivasi kepada



Peserta



didik



untuk



membiasakan



membaca



dengan



memanfaatkan pojok literasi yang ada dikelas. Pojok baca terbukti bisa dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengisi waktu luang atau saat istirahat berlangsung. 2. Pembentukan karakter Pendidikan



karakter



pada



dasarnya



adalah



suatu



proses



pendidikan yang bertujuan untuk membangun karakter dari peserta didik. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan dilakukan tidak hanya untuk memberikan peserta didik ilmu pengetahuan tetapi juga untuk menanamkan dan mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat agar ia bisa tumbuh dengan memahami nilai dan norma tersebut. Pembentukan karakter juga dapat dilakukan di pojok literasi kelas. Pendidikan karakter telah lama menjadi perhatian pemerintah. Dalam



Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 (satu) antara lain disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan



proses



pembelajaran



agar



peserta



didik



secara



aktif



mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada program pojok literasi kelas ini peserta di ajarkan mengenai bagaimana bicara dan memperlakukan orang lain. Selain itu, peserta didik juga di ajarkan mengenai agama dan kedisiplinan.



DAFAR PUSATKA Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun. (2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional . Tambahan Lembaran RI Nomor 4919 Sekretariat Negara. Jakarta. Nugroho, dkk. (2016). Implementasi Gemar Membaca Melalui Program Pojok Baca Dalam Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 2 Sumber. Jurnal Edueksos, Vol. V, No. 2, 15. Wiedarti, dkk. (2018). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.