Trigger Case [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dahulu asuhan keperawatan diberikan atas dasar naluriah, sebagai ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anggota keluarganya yang sakit. Demikian pelayanan keperawatan leboh bersifat pelayanan vokasional atau tradisional, sekarang mulai dikaji atau dipelajari dan dikembangkan atas dasar kaidah-kaidah ilmiah yang mendasari ilmu keperawatan, sebab ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan, sintesis dan ilmu-ilmu dasar dan ilmu keperawatan. Terdiri dari ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas. Kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan biologis psikologis, sosial dan spiritual. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan. Ruang lingkup dan fungsi keperawatan semakin Berkembang dengan fokus manusia tetap sebagai sentral pelayanan keperawatan. Bentuk asuhan yang menyeluruh dan utuh, dilandasi keyakinan tentang manusia sebagai makhluk bio – psiko – spiritual yang unik dan utuh. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara kompresensif perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, perlindungan dan advokat, manajer, rehabilitator, komunikator dan pendidik 1.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :



1



1. Apa definisi peran perawat ? 2. Apa saja macam-macam peran perawat ? 3. Apa definisi fungsi perawat ? 4. Apa saja macam-macam fungsi perawat ? 5. Bagaimana analisa trigger case pada kasus yang sudah dicari ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi peran perawat 2. Mengetahui saja macam-macam peran perawat 3. Mengetahui definisi fungsi perawat 4. Mengetahui macam-macam fungsi perawat 5. Mengetahui analisa trigger case pada kasus yang suda dicari



2



BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1



Definisi peran perawat Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik didalam maupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat juga dituntut melakukan peran dan fungsi sebagaimana yang diharapkan oleh profesi dan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan. Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi



2.2



keperawatan dan bersifat konstan. Macam-macam peran perawat Beberapa elemen peran perawat profesional, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.



Care giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien Counsellor, sebagai pemberi bimbingan/konseling klien Educator, sebagai pendidik klien Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat



bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain 6. Coordinator, sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan potensi klien 7. Change agent, sebagai pembaru yang dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan 8. Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah klien Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat melakukan peran dan fungsi sebagai berikut : 1. Care giver / pemberi asuhan



3



a.



Sebagai



pelaku/pemberi



asuhan



keperawatan,



perawat



dapat



memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dam tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : melakukam pengkajian dalam upaya pengumpulan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/ cara pemecah masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana uang ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respon b.



klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukannya. Dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan, perawat



c.



memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistik dan unik. Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan,



dan



menjalankan



tindakan



medis



sesuai



dengan



pendelegasian yang diberikan. 2.



Client advocate Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dalam membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perswat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan. Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hakhak klien, hak-hak klien tersebut antara lain:



4



a.



Hak atas infomasi; psaien berhak memperoleh informai mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku dirumah sakit/ sasaran pelayanan



b.



kesehatan tempat klien menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut : 1) Penyakit yang di deritanya. 2) Tindakan medic apa yang hendak dilakukan. 3) Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindkaan tersebut dan tindakan untuk mengtasinya. 4) Alternative teraoi lain beserta risikonya. 5) Prognosis penyakitnya . 6) Perkiraan biaya pengobatan/ rincian biaya atas penyakit yang di deritanya. 7) Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur. 8) Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan standart profesi keperawatan tanpa diskriminasi. 9) Hak menyetujui/ memberikan izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang di deritanya (informed consent) 10) Hak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri oengobatan serta perwatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh infomasi yang jelas tentang penyakitnya. 11) Hak di damping keluarganya dalam keadaan kriitis. 12) Hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang dianutunya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. 13) Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit. 14) Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlkukan rumah sakit terhadap dirinya. 15) Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual. 16) Hak diampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter. 17) Hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan perturan yang berlaku dirumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan.



5



18) Hak atas rahasia medik atau ha katas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang



3.



menangani. 19) Hak untuk mengethaui isi rekam medik. Conselor Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien tepada rhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemanapun adaptasinya. Memberikan konseling/ bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada individu/ keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dnegan pengalaman yang lalu, pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kea rah



4.



perilaku hidup sehat. Educator Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga klien/ keluarga dapat menerima tanggung jawab tehadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga tehadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pandidikan kesehatan kepada kelompok kelauraga yang berisiko tinggi, kader kesehatan, dan lainnya



5.



sebagainya. Collaborator Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna



6.



memenuhi kebutuhan kesehatan klien. Coordinator Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih. Dalam menjalankan peran sebagai coordinator perawat dapat melakukan hal-hal berikut. a. Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan 6



b. Mengatur tenaga keperawtan yang akan bertugas c. Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan d. Memberikan infomasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan 7.



keperawatan pada sarana kesehatan. Change Agent Sebagai pembaru, pearawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/ keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistemis dalam behubungan dengan klien dan cara



8.



meberikan perawatan kepada klien. Consultant Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terahadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan, perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien.



2.3



Defini fungsi perawat Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya, fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Ruang lingkup dan fungsi keperawatan semakin Berkembang dengan fokus manusia tetap sebagai sentral pelayanan keperawatan. Bentuk asuhan yang menyeluruh dan utuh, dilandasi keyakinan tentang manusia sebagai makhluk bio – psiko – spiritual yang unik dan utuh. Ilmu keperawatan memfokuskan pada fenomena khusus dengan menggunalan cara khusus dalam memberi landasan teoritik dari fenomena keperawatan yang teridentifikasi. Dengan demikian, perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap hal-hal yang dilakukannya dalam praktik keperawatan. Dalam hal ini praktik keperawatan harus berlandaskan prinsip ilmiah dan kemanusiaan serta ilmu pengetahuan dan terampil melaksanakan pelayanan keperawatan dan bersedia di evaluasi. Inilah ciri-ciri yang menunjukkan profesionalisme perawat yang sangat vital bagi pelaksanaan



2.4



fungsi keperawatanamdiri, ketergantungan dan kolaboratif (Kozier, 1991) Macam-macam fungsi perawat



7



Pengertian fungsi keperawatan mandiri, ketergantungan dan kolaboratif kerap dipergunakan untuk menggambarkan suatu tindakan keperawatan atau strategi keperawatan yang diperankan oleh perawat. 1. Pelaksanaan fungsi keperawatan mandiri ( Independen) Tindakan keperawatan mandiri (independen) adalah aktivitas keperawatan yang dilaksanakan atas inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan keterampilan Mundinger (1985) menyebutnya sebagai “atonomous nursing practice to independt nursing”. Ia menulis mengenai mengapa, kapan dan bagaimana posisi serta kondisi klien, dan melakukan suatu tindakan dengan keterampilan penuh adalah fungsi dari terapi “autonomous”. Dalam hal ini perawat menentukan bahwa klien membutuhkan intervensi keperawatan yang pasti, salah satunya adalah membantu memecahkan masalah yang dihadapi atau mendelegasikan pada anggota keperawatan yang lain, dan bertanggungjawab atas keputusan dan tindakan (akuntabilitas). Contoh dari tindakan keperawatan mandiri adalah seorang perawat merencanakan dan mempersiapkan perawatan khusus pada mulut klien setelah mengkaji keadaan mulutnya. 2. Pelaksanaan fungski keperawatan ketergantungan (dependen) Tindakan keperawatan ketergantungan (dependen) adalah aktivitas keperawatan yang dilaksanakan atas instruksi dokter atau di bawah pengawasan dokter dalam melaksanakan tindakan rutin yang spesifik. Contoh dari tindakan fungsi ketergantungan adalah memberikan injeksi antibiotik.



Aktivitas



ketergantungan



dalam



praktik



keperawatan



dilaksanakan sehubungan dengan penyakit klien dan hal ini sangat penting untuk mengurangi keluhan yang diderita klien. 3. Pelaksanaan fungsi keperawatan kolaboratif (interdependen) Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen) adalah aktivitas yang dilaksanakan atas kerja sama dengan pihak lain atau tim kesehatan lain. Tindakan kolaboratif terkadang menimbulkan adanya tumpang tindih pertanggungjawaban diantara personal kesehatan dan hubungan langsung kolega antar-profesibkesehatan. Sebagai contoh, perawat dan ahli terapi pernapasan bersama-sama membuat jadwal latihan bernapas pada seorang



8



klien. Seorang ahli terapi pada awalnya mengajarkan latihan pada klien, dan perawat menguatkan pemahaman dan membantu klien pada saat diterapi tidak ada. American Nursing Asspciayion (Kozier, 1991) menggambarkan bahwa kolaboratif merupakan “kerja sama sejati”, di dalamnya terdapat kesamaan kekuatan dan nilai-nilai dari kedua belah pihak, dengan pengakuan dan penerimaan terpisah serta kombinasi dari lingkup aktivitas dan pertanggungjawaban bersama-sama, saling melindungi kepentingan setiap bagian dan bersama-sama, saling melindungi kepentingan setiap bagian dan bersama-sama mencapai tujuan yang telah disepakati oleh setiap bagian. Untuk melaksanakan praktik keperawatan keperawatan kolaboratif secara efektif, perawat harus mempunyai kemampuan klinis, mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan rasa pertanggungjawaban yang tinggi dalam setiap tindakan. 2.5



Tanggungjawab perawat Secara umum, perawat mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan/pelayanan



keperawatan,



meningkatkan



ilmu



pengetahuan



dan



meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggungjawab dalam memberi asuhan keperawatan kepada klien mencakup aspek bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : 1. 2. 3.



Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatannya Membantu klien yang tidak dapat disembuhkan untuk menerima



4.



kondisinya Membantu klien yang menghadapi ajal untuk diperlakukan secara manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal dengan tenang.



9



BAB 3 TRIGGER CASE DAN ANALISA 3.1



Trigger case Seorang bayi berumur 15 hari meninggal dunia dalam perawatan medis di Balai Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah (BLU-RSUD) dr Fauziah Bireuen, Jumat (5/9) pagi. Kasus itu diduga akibat kelalaian perawat yang sebelumnya sempat diminta melanjutkan arahan dokter dari UGD untuk segera dikonsultasikan ke dokter spesialis anak. Informasi yang diperoleh Analisa di rumah sakit itu menyebutkan, bayi berusia 15 hari yang diberi nama Fadila Albayhaki merupakan bayi pasangan warga Gampong Raya Tambo, Peusangan, diterima petugas UGD pada Kamis (4/9) malam pukul 20.10 WIB dengan keluhan sesak nafas. Sang bayi selanjutnya ditangani dr M Adi yang kala itu bertugas sebagai dokter piket UGD. Penanganan pun dilaporkan sesuai prosedur perawatan yang telah ditetapkan, selanjutnya pasien mungil itu dirujuk ke ruang Perinatologi dan ICU untuk ditangani lebih intensif. “Bayi itu diberikan oksigen, suntikan dan dimasukkan ke dalam inkubator. Pada berkas rujukan telah saya tulis kalau pasien harus segera dikonsultasi dengan dokter spesialis anak, tetapi saya tak paham mengapa tidak dilaporkan kepada dokter ahli. Saya telah lakukan upaya sesuai wewenang saya,” jelas M Adi. Kepala Ruang Perinatologi dan ICU, Nurhayati mengatakan, dokter spesialis anak tidak ada yang bertugas pada malam hari, tetapi jika ada keperluan mendesak maka para dokter ahli anak mana pun bisa dihubungi melalui telepon. Sedangkan kala itu seluruh ruangan di bawah pengawasan dokter piket UGD. “Bayi Fadila itu telah ditangani dokter piket di UGD, jadi tidak perlu lagi ditangani dokter spesialis anak. Kami telah berupaya secara maksimal, tetapi takdir berkata lain. Saya tidak menghubungi dokter ahli, itu pun sesuai



10



arahan dokter piket UGD,” jelas Nurhayati yang berseberangan dengan pernyataan dr M Adi. Mengakui Secara terpisah, Direktur BLU-RSUD dr Fauziah, dr Tjut Darmawati Sp.A yang ditemui kemarin mengakui, kasus kematian bayi Fadila Albayhaki karena unsur kelalaian oleh perawat di ruang Perinatologi dan ICU, yakni tidak melaporkan kondisi pasien yang segera harus dikonsultasi dengan dokter ahli. “Saya sendiri baru tahu pasien bayi itu meninggal tadi pagi. Menurut perawat memang tidak sempat ditangani dokter ahli. Dan ini saya nilai memang sebab human error, tapi biasalah manusia ada kesilapan sekali-kali,” kata dr Tjut Darmawati Sp.A didampingi dr M.Adi serta dua perawat Perinatologi dan ICU. Dijelaskan, seharusnya pasien pada kondisi kritis wajib segera dikonsultasi kepada dokter spesialis, akan tetapi hal itu tidak dilakukan oleh perawat. Itu adalah sebuah bentuk pelanggaran yang mengakibatkan pasien meninggal dunia. Terkait kasus



tersebut,



Tjut



Dharmawati



mengaku



telah



memperingatkan seluruh perawat dan dokter agar hal serupa tidak terulang lagi. Begitu pun, dia meminta agar kejadian itu lebih dilihat kepada unsur 3.2



takdir. Analisa 1. Kronologi Masalah : Di RSUD dr. Fauziah Bireuen pada jum'at tanggal 5 bulan september, seoranh bayi berumur 15 hari meninggal dunia. Kasus itudiduga akibat kelalalaian perawat yang sebelumnya sempat diminta melanjutkan arahan dokter dari UGD untuk segera dikonsultasikan ke dokter spesialis anak. Informasi yang diperoleh bayi tersebut di terima petugas UGD pada kamis 4 september pukul 20.10 WIB dengan keluhan sesak napas. Selanjutnya bayi tersebut dirujuk ke ruang terinatologi dan perinatologi dan ICU untuk lebih intensif. Lalu bayi tersebut diberikan oksigen suntikan dan dimasukkan kedalam inkubator dan dokter UGD sebelumnya sudah mengarahkan perawat dan menulis pada berkas



11



rujukan bahwa pasien harus segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak namun dari pengakuan perawat bayi tersebut sudah di tangani dokter piket di UGD dan tidak perlu lagi ditangani oleh dokter spesialis anak dan mengaku bahwa keputusan tersebut sudah sesuai 2.



dengan arahan dokter. Analisis masalah berdasarkan kasus : Perawat tersebut tidak



menunjukkan



perannya



sebagai



kolaborator yaitu mengidentifikasi pelayanan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dengan tim kesehatan lainnya dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Perawat juga tidak menjalankan fungsi interdependen kerjasama dengan tim kesehatan lainnya guna mengupayakan kesembuhan pasien (dokter).



BAB 4 PENUTUP 4.1



Simpulan Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik didalam maupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. Peran merupakan seperangkat tingkah 12



laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan. Ruang lingkup dan fungsi keperawatan semakin Berkembang dengan fokus manusia tetap sebagai sentral pelayanan keperawatan. Bentuk asuhan yang menyeluruh dan utuh, dilandasi keyakinan tentang manusia sebagai 4.2



makhluk bio – psiko – spiritual yang unik dan utuh. Saran Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang perawat harus benar-benar menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat dengan konstan. Karena satu kesalahan maupun kelalaian dalam peran dan fungsi sebagai seorang perawat dapat mengancam kehidupan pasien



DAFTAR PUSTAKA Blais, dkk. 2007. Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC Potter dan perry. Buku ajar Fundamental keperawatan. 2005. Jakarta: EGC Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC Ns. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC Rahmadhani, dkk. 2018. Praktik Klinik Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika



13