Tugas 9 Etika Profesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ETIKA PROFESI Dosen Pengajar: Dr. Ramos P Pasaribu ST., MT



Nama



: Maria F. Penate Boik Ketmoen



Nim



: 1854050019



PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TAHUN AJARAN 2020/2021



Anggota Ikatan Arsitek Indonesia wajib mentaati syarat-syarat Kode Tata Laku Profesi yang dimuat dalam pasal-pasal berikut ini. Pasal 1 Dalam menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, mengerahkan segala keahlian dan pengalaman yang ada padanya hanya untuk kepentingan pihak pemberi tugas, sepanjang kepentingan ini tidak melanggar Kode Tata Laku Profesi. ( Positif Dalam Formulasinya) Pasal 2 Tidak menerima tugas / pekerjaan dimana terdapat pertentangan-pertentangan akibat kepentingan pribadi yang berlawanan dengan tanggung jawab serta kewajiban Profesi Arsitek. (Positif Dalam Formulasinya) Pasal 3 Tidak menerima lain macam imbalan jasa, kecuali gaji dalam hubungan kerja sebagai pegawai, atas honorarium dari penggantian ongkos menurut persatuan imbalan jasa, yang dinyatakan berlaku oleh Ikatan Arsitek Indonesia dalam hubungan kerja sebagai Arsitek atau Konsultan dengan praktek swasta. ( Jelas daan Konsisten) Pasal 4 Tidak bersaing terhadap sesama rekan Arsitek dengan imbalan jasa yang lebih rendah dari pada peraturan imbalan jasa yang dinyatakan berlaku oleh Ikatan Arsitek Indonesia.( Masuk Akal dan Dapat Diterima) Pasal 5 Tidak mencoba merebut pekerjaan yang sedang dalam taraf perundingan antara pemberi tugas dengan sesama Rekan Arsitek. (Positif Dalam Formulasinya, Dapat Diterima,Singkat dan Sederhana) Pasal 6 Tidak menerima pekerjaan yang dimaksud dalam pasal 4, jika belum ada kepastian mengenai putus hubungan kerja disertai penyelesaian segala



kewajiban pemberi tugas kepada sesama Rekan Arsitek termaksud. (Positif Dalam Formulasinya, Dapat Diterima) Pasal 7 Tidak menawarkan jasa-jasanya melalui iklan dan lain-lain cara yang lazim dalam dunia perdagangan. (Singkat dan Sederhana) Pasal 8 Sebagai Arsitek tidak mengadakan kerjasama dalam bentuk asosiasi (“Partnership”) dengan lain macam bidang usaha, kecuali dengan Profesi yang sejiwa seperti Perencana Kota (Planner). Arsitek Pertamanan, Arsitek Interior, Konstruktor dan Konsultan-konsultan ahli lainnya. (Positif Dalam Formulasinya, Masuk Akal ) Pasal 9 Tidak turut dalam Sayembara Perencanaan yang tidak berdasarkan peraturan sayembara yang disetujui oleh Ikatan Arsitek Indonesia.(Positif Dalam Formulasinya, singkat dan Sederhana.) Pasal 10 Tidak menandatangani gambar-gambar rencana, maupun uraian pekerjaan dan spesifikasi teknik hasil karya orang lain guna mendapatkan ijin bangunan atau legalitas hukum lainnya, kecuali dalam suatu hubungan kerja.(Positif Dalam Formulasinya.) Pasal 11 Tidak mencemarkan atau mengganggu nama sesama Rekan Arsitek melainkan menyampaikan segala macam pengaduan kepada Ikatan Arsitek Indonesia. (Positif Dalam Formulasinya.) Pasal 12 Tidak menggunakan rancangan dari sesama Rekan Arsitek tanpa persetujuannya.(Positif Dalam Formulasinya.)



Pasal 13 Memanfaatkan penemuannya atau hasil karyanya untuk kepentingankepentingan atas dasar pembayaran hak cipta (Royalti) yang pantas jika dipakai dalam tugas pekerjaan sesama Rekan Arsitek dan tidak menambahkan pungutan bayaran apapun juga, jika dipakai dalam tugas pekerjaan yang dilakukan sendiri. ( Jelas dan Konsisten) Pasal 14 Bersikap dan bertindak loyal terhadap sesama Rekan Arsitek mengusahakan sedapat mungkin agar Rekan-rekan Muda yang bekerja dibawah pimpinannya memperoleh kedudukan yang sesuai dengan kecakapannya membantu rekanrekan muda pada umumnya mendapatkan tugas pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya. (Komperhensif dan Lengkap) Pasal 15 Bersikap dan bertindak adil antara Pemberi Tugas, Kontraktor dan lain pihak yang ada sangkut pautnya dalam pelaksanaan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. (Positif Dalam Formulasinya.)



Kesimpulan dari Kode Etik IAI : 1. Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya melalui karyanya dan tidak semata-mata menggunakan pendekatan teknis. 2. Seorang arsitek harus menempatkan diri, menata pikiran dan hasil karyanya, bukan sebagai tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan kemanusiaan dengan berupaya hemat sumber daya serta menghindar dampak negatif. 3. Arsitek mengusahakan penggunaan sumber daya secara efisien, meningkatkan mutu sumber daya manusia, mempertahankan dan memperkaya keanekaan hayati serta kelestarian lingkungan, khususnya pembangunan berkelanjutan. 4. Arsitek harus melengkapi diri dengan sertifikat profesi arsitek sesuai dengan undang-undang yang berlaku, dan selalu memerhatikan peraturan dan



perundangan-undangan pada setiap tahap pelaksanaan tugas perencanaan dan perancangan. Uraian: Kepatuhan arsitek terhadap hukum adalah merupakan syarat utama untuk melindungi pengguna jasa, masyarakat, dan arsitek sendiri. Bila perlu dalam melaksanakan tugasnya arsitek dapat mencari pendamping yang secara tepat memahami pengertian akan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 5. Arsitek hendaknya tidak akan melecehkan karya arsitek lain dengan tujuan untuk menguntungkan pihak tertentu dengan cara tidak adil, dalam forum terbuka atau media massa. 6. Arsitek tidak dibenarkan akan berusaha menggusur arsitek lain dari suatu penunjukan pekerjaan



KAIDAH TATALAKU KEPROFESIAN IKATAN ARSITEK INDONESIA Kaidah Dasar – 1 Kewajiban Umum 1. Pengabdian Diri 2. Pengetahuan dan Keahlian, Kaidah Tata Laku : • Dalam berkarya, arsitek wajib menampilkan kepakaran dan kecakapannya secara taat asas 3. Standar Keunggulan. 4. Warisan Alam, Budaya, dan Lingkungan, Kaidah Tata Laku : • Arsitek meneliti dengan cermat sebelum melakukan peremajaan • Arsitek memberikan informasi apabila ada rencana pembongkaran • Arsitek menggunakan sumber daya secara efisien 5. Nilai Hak Asasi Manusia. 6. Arsitektur, Seni, dan Industri Konstruksi. Kaidah Dasar – 2 Kewajiban terhadap Masyarakat 1. Tata Laku:



• Arsitek wajib taat hukum, kode etik dan kaidah tata laku profesi • Arsitek tidak mempromosikan dirinya • Arsitek tidak terlibat penipuan • Arsitek tidak memberikan uang suap • Arsitek menasihati pengguna jasa apabila melanggar hukum 2. Pelayanan untuk Kepentingan Masyarakat Umum. Kaidah Dasar – 3 Kewajiban terhadap Pengguna Jasa 1. Kompetensi, Kaidah Tata Laku : • Arsitek melengkapi SKA, perizinan lainnya • Arsitek hanya menerima penugasan yang sesuai dengan kualifikasinya • Arsitek selalu mengembangkan kepakarannya melalui PKB IAI • Arsitek membaktikan seluruh kecakapan dan kepakarannya • Arsitek tidak mengganti lingkup penugasan tanpa persetujuan • Arsitek tidak menerima imbalan lain 2. Kerahasiaan, Kaidah Tata Laku : • Arsitek menjaga rahasia pengguna jasa 3. Kejujuran dan Kebenaran, Kaidah Tata Laku : • Arsitek tidak boleh menawarkan pemberian kepada pengguna jasa • Arsitek tidak menyarankan pelanggaran hukum, kode etik dan KTL • Arsitek melaksanakan tugas yang sesuai • Arsitek memberi tahu pengaruh kualitas, biaya danwaktu • Arsitek menerapkan standar keprofesian 4. Perbedaan Kepentingan (conflict of interest.) Kaidah Tata Laku : • Arsitek memberi tahu tentang conflict of interest Kaidah Dasar – 4 Kewajiban Profesi



1. Kejujuran dan Keadilan, Kaidah Tata Laku : • Arsitek melaporkan kepada Majelis Kehormatan bila ada rekan yang melanggar • Arsitek tidak menanda tangani dokumen orang lain • Arsitek tidak membuat pernyataan yang keliru dalam rangka lisensi 2. Citra dan Integritas, Kaidah Tata Laku : • Arsitek tidak membuat pernyataan palsu tentang referensinya • Arsitek wajib menekankan pihak dibawah pengawasannya untuk mentaati kode etik dan KTL 3. Pengembangan Diri, Kaidah Tata Laku : • Arsitek wajib mengembangan wawasan kepakaran • Arsitek wajib berperan serta dalam pengembangan ilmu 4. Kemitraan. Kaidah Tata Laku : • Arsitek tidak bermitra dengan yang tidak sesuai dengan profesi dan akan menjadi conflict of interest Kaidah Dasar – 5 Kewajiban terhadap Sejawat 1. Semangat Kesejawatan, Kaidah Tata Laku : • Arsitek tidak diskriminatif, sara, kemampuan fisik, cacat badan, status pernikahan maupun gender • Arsitek membina arsitek muda • Arsitek menyediakan lingkungan kerja dan imbalan yang wajar • Arsitek menyampaikan pengaduan ke DKA dengan maksud baik 2. Pengakuan Kesejawatan, Kaidah Tata Laku : • Arsitek bila ditawari pekerjaan yang masih dalam penunjukan kepada arsitek lain wajib memberi tahu arsitek yang bersangkutan



• Arsitek tidak dibenarkan mengambil alih hak intelektual tanpa izin yang bersangkutan • Arsitek boleh melanjutkan pekerjaan setelah ada penyelesaian hubungan kerja • Arsitek membangun reputasi profesional dan menghargai karya pihak lain 3. Kesepadanan Imbalan Jasa, Kaidah Tata Laku : • Arsitek menawarkan imbalan jasa sepadan dengan lingkup tugasnya • Tidak mengubah usulan imbalan jasa karena persaingan 4. Partisipasi dalam Sayembara, Kaidah Tata Laku : • Arsitek tidak dibenarkan mengikuti sayembara yang tidak didukung oleh IAI • Arsitek bila ditunjuk sebagai penilai dalam tender atau sayembara harus bertindak sesuai dengan kapasitasnya 5. Penilaian atas Arsitek Lain. Kaidah Tata Laku : • Tidak melecehkan dan memberi tahu rekan yang bersangkutan