Tugas B Shanty KELAINAN HYMEN by Alvi Dwi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KELAINAN HYMEN



Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Patologi Reproduksi Prodi D-IV Kebidanan



Dosen Pembimbing Shanty Natalia, S.Keb.,Bd,. M.Kes Oleh : Alvi Dwi Fitria Ningrum (2041A0259)



PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA TAHUN 2021



1. ANATOMI DAN BENTUK SELAPUT DARA Selaput dara atau dikenal juga sebagai himen secara historis dianggap sebagai penanda keperawanan wanita.  Hymen diambil dari nama dewa perkawinan pada jaman Yunani kuno. Pada beberapa wilayah dan budaya keperawanan masih dianggap sebagai nilai penting yang melambangkan kesucian wanita. Robeknya kesuciannya dapat berakibat pengucilan hingga kematian seorang wanita. Pada suku terpencil di Australia adalah merupakan budaya untuk merobek selaput dara seorang calon pengantin 1 minggu sebelum pernikahannya oleh wanita yang dituakan. Bila ditemukan himen telah robek maka wanita tersebut menjadi bahan gunjingan, hukuman bahkan kematian. Menurut medis robeknya selaput dara disamping karena adanya trauma/luka akibat hubungan seksual pertama kali, dapat pula disebabkan karena masturbasi atau pemasangan tampon vagina untuk menampung darah haid, adanya regangan yang berlebihan saat berolah raga, senam, jatuh terkena gagang di sepeda, saat pacuan kuda atau dapat robek tanpa sebab apapun.



Gambar anatomi selaput dara Selaput dara merupakan lapisan tipis seperti selaput lendir yang mengelilingi atau menutupi liang vagina bagian luar. Selaput dara merupakan bagian dari alat kelamin luar (vulva). Hingga saat ini fungsi medik selaput dara tidak diketahui secara pasti, kemungkinan saat bayi berfungsi melindunginya dari kotoran dan bakteri yang mungkin masuk. Letak selaput dara sangat dekat dengan muara vagina dan dilindungi /ditutupi oleh labia minora dari luar.



Pada bayi yang baru lahir, saat masih di bawah pengaruh hormon ibu, selaput dara berbentuk tebal, berwarna merah muda pucat, menonjol dan berlipat. Sering kali belum terbentuk lubang pada selaput tersebut. Selama dua hingga empat tahun kehidupan, bayi mulai menghasilkan hormon estrogen merangsang terbukanya saluran himen yang cenderung berbentuk bulat cincin (anular). Diameter pembukaan himen kira-kira 1 mm untuk setiap tahun bertambahnya usia . Pembukaan saluran ini berbeda pada setiap wanita tergantung pengaruh hormon tubuhnya. Fungsi lubang pada selaput dara adalah untuk mengalirkan darah haid. Pada saat seorang gadis mencapai usia sekolah, pengaruh hormonal ini telah berhenti dan selaput dara menjadi tipis, halus, lembut, elastis, hampir tembus pandang dan sangat sensitif terhadap sentuhan. Lubang selaput dara pada wanita bervariasi besarnya, biasanya hanya dapat dilewati oleh jari kelingking dengan tanpa merusaknya. Pada wanita yang telah melahirkan pervaginam himen akan rusak dan hanya tingga sisanya saja. (karunkula mitriformis) Jadi selaput dara janganlah dibayangkan seperti dinding yang menutupi total lubang vagina. Melainkan seperti selaput tipis dengan lubang pada dindingnya. Ketika selaput dara robek untuk pertama kali dapat ditandai dengan keluarnya sedikit darah dan nyeri. Terkadang bisa mengeluarkan banyak darah kalau robekannya melebar. Keluarnya darah dan nyeri merupakan hal yang normal dan akan segera hilang. Namun tidak selalu trauma pada selaput dara menimbulan perdarahan. Pada selaput dara yang elastis sering tidak terjadi perdarahan. Sehingga kesucian seseorang wanita seharusnya tidak semata-mata ditandai dengan keluarnya darah atau tidak pada saat berhubungan intim pertama kali. 2. VARIASI DAN BENTUK SELAPUT DARA 



Selaput dara tipe anular merupakan bentuk yang selaput dara yang sempurna. Disebut tipe anular karena bentuknya bulat penuh seperti cincin dan bentuk yang paling sering ditemukan.







Himen tipe septum karena adanya selaput yang membentuk septum atau jembatan pada muara vagina karena pembuatan lubang yang tidak sempurna.







Himen tipe bulan sabit. Berbentuk cincin yang tidak sempurna bulatannya.







Tipe selaput dara yang jarang ditemukan dimana berbentuk bibir vulva. Terjadi gangguan saat pembentukan lubang.







Selaput dara dengan tipe Fimbia ditandai dengan pola tidak teratur (ireguler) pada dindingnya.







Himen tipe dentikuler karena berpola seperti gigi disekeliling lubang himen.







Himen tipe subseptus. Merupakan tipe himen yang jarang ditemukan. Bentuknya seperti septum namun tidak penuh (mirip bentuknya dengan anak tekak)



3. KELAINAN HYMEN Hymen imperforata Himen yang tidak memiliki lubang atau himen imperforata. Biasanya ditemukan pada bayi baru lahir. Apabila lubang tidak terbentuk hingga dewasa maka akan terjadi gangguan dalam mentruasi. Ditemukan pada 1 dalam 2000 wanita. Pada wanita tersebut harus dilakukan tindakan operasi untuk membuat saluran himen. Hymen imperforata/ Atresia hymen merupakan hymen dengan membrane yang solid tanpa



lubang. Hymen



imperforata



merupakan



salah



satu



dari



penyebab



Pseudoamenorrhea / Cryptomenorrhea (haid ada, tetapi darah haid tidak keluar) yang bersifat kongenital dan abnormalitas ini terjadi pada bagian distal saluran genitalia wanita. Hymen Imperforata merupakan kelainan yang dijumpai pada wanita usia pubertas dengan keluhan perut membesar, teraba massa intraabdominal yang disertai rasa sakit di abdomen secara periodik setiap bulan atau secara progresif terus menerus akibat akumulasi dari darah menstruasi yang tertahan di dalam cavum uteri (hematometra) serta di dalam vagina (hematokolpos) yang tidak dapat keluar. Hymen



imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera atau infeksi.



Etiologi Selaput dara terbentuk dari lapisan jaringan yang berkembang pada tahap awal perkembangan janin, ketika tidak ada pembukaan dalam vagina sama sekali. Lapisan tipis jaringan tersebut menyembunyikan vagina, tetapi biasanya akan membelah atau terbagi secara tidak lengkap sebelum kelahiran dan membentuk selaput dara. Etiologis khusus untuk kegagalan pembentukan lubang masih belum jelas. Penyebabnya mungkin berhubungan dengan kegagalan apoptosis karena sinyal genetik dikirim, atau mungkin berkaitan dengan faktor genetika. Kelainan kongenital himen imperforata secara pasti belum jelas, akan tetapi beberapa peneliti ada yang menganggap karena adanya gangguan pada gen autosomal resesif (Jones, 1972), gangguan pada transmitted sex-linked autosommal dominant (Shohiv, 1978), adanya hormon antimullerian. Selain itu diduga akibat produksi faktor regresi Mulleri yang tidak sesuai pada gonad embrio wanita, tidak adanya atau kurangnya reseptor estrogen yang terbatas pada saluran Muller bawah, terhentinya perkembangan saluran Muller oleh bahan teratogenik. INSIDENSI Insiden terjadinya hymen imperforata adalah sebesar 0.1% dari seluruh wanita usia pubertas. Himen imperforata adalah kelainan kongenital yang relatif jarang terjadi, di mana membran himen menutupi lubang vagina sehingga haematocolpos, yang sering menyebabkan sakit perut pada anak perempuan remaja. Penderita yang mengalami himen imperforata frekuensinya tidak begitu banyak, yaitu 1 dalam 4000 kelahiran (Bryan dkk, 1949), 1 dalam 4000 sampai 10.000 kelahiran. Kelainan kongenital ringan ini sering dijumpai, yaitu tidak terbentuk lubang himen (hiatus himenalis). Sehingga tidak mungkin terjadi aliran darah pada saat menstruasi, molimina menstruasi (rasa sakit saat waktunya menstruasi tanpa diikuti pengeluaran darah) terjadi tiap bulan. Suatu kegagalan perkembangan vagina untuk membuat suatu saluran pada lingkaran himen. Kelainan ini tidak diketahui sebelum menarche. GEJALA KLINIS



Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks.            Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala. Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluahan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak keluar. Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra). Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga dapat memasuki tuba fallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak masuk atau  hanya sedikit yang dapat  masuk ke kavum peritoneum membentuk hematoperitoneum. Gejala yang paling sering  terjadi  akibat over distensi  vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi. Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis. Pada neonatus dengan himen imperforata biasanya



ditekukan dengan membran



menggembung diantara labia, membran terlihat meninjol disebakan karena penumpukan lendir hasil dari sekresi yang diperngaruhi oleh hormon estrogen ibu. Pada neonatus atau gadis kecil mungkin vagina terisi oleh suatu cairan lendir disebut hidrokolpos. Dalam kasus berat, distensi berada dalam saluran vaginal distal dan proksimal meluas ke dalam rahim. Massa garis tengah bawah perut biasa terlihat pada pemeriksaan fisik karena panggul dangkal



neonatus memungkinkan rahim akan teraba di atas simfisis pubis. Mucocolpos ini dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih atau obstruksi kandung kemih. Fakta bahwa kebanyakan pasien dengan selaput dara imperforata hadir selama masa remaja awal menunjukkan bahwa dianogsis sering diabaikan selama pemeriksaan neonatal. Pada anak sebelum pubertas, sebuah selaput imperforata bisa keliru didiagnosis sebagai aglutinasi labial atau vagina congenitally absen. Ketika remaja dengan amenore primer, pemeriksaan fisik dengan teliti sangatlah penting. Ada atau tidak adanya karakteristik seksual sekunder harus diperhatikan. Gejala klinis yang paling umum termasuk amenore primer. Remaja dengan selaput dara imperforata biasanya datang dengan gejala sakit perut amamnesa data yang menyeluruh harus diperoleh, dan pasien dan keluarganya harus ditanya tentang nyeri pasien perut atau panggul. Mereka harus bertanya tentang rasa sakit siklis, riwayat perdarahan vagina (yang menunjukkan amenore sekunder), sejarah keluarga kelainan genitourinari termasuk selaput dara imperforata, dan faktor lain untuk menentukan apakah setiap masalah yang mendasari endocrinologic hadir. Selain itu juga menunjukkan gejala berupa benjolan di perut bagian bawah. Gejalanya biasanya tidak diketahui sampai menarche, amenore dengan nyeri kram abdomen bawah yang bersifat siklis. Tandanya pada pemeriksaan fisik mungkin ditemukan massa di abdomen bawah yang nyeri tekan dan massa kistik di pelvis. Pada inspeksi vulva kelihatan atresia himen berwarna kebiru – biruan biasanya menonjol PEMERIKSAAN LABORATORIUM 



Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan urinalisa. PEMERIKSAAN  IMAGING







Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis dapat



memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali. 



Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau hematometrokolpos, Selain



itu, transrectal ultrasonography dalam membantu delineating complex anatomy. Apabila dengan USG tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI. 



USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada 



kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai. PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN







Pemeriksaan Invasif tidak perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis 



sampai terapi definitif dilakukan, meningat pasien akan  merasa cemas (kebanyak pasien usia muda/usia pubertas). 



Laparoskopi direkomendasikan pada beberapa kasus tertentu untuk  mengevakuasi



menstruasi retrograde yang memasuki rongga pelvik dan intra-abdominal.  Prosedur ini diharapkan dapat meminimalisir potensi terjadinya endometriosis sekunder pada usia dewasa. PENANGANAN Dibuka secara bedah untuk memungkinkan drainase mukokolpos atau hematokolpos atau kedua – duanya. Pada bayi dan anak – anak bagian sentral selaputnya dieksisi. Pada anak yang lebih tua dengan darah menstruasi yang tertahan, suatu bagian dari pars posterior himen diambil.Perlakuan klasik adalah selaput dara imperforata melalui hymenectomy bedah. Yaitu dengan dilakukan sayatan berbentuk X,menghasilkan 4 sudut persimpangan tiap sudut dijahit kearah luar(dasar himen). Pada saat dilakukan maka akan keluarlah darah haid yang telah menumpuk sekian lama di rongga vagina dan rahim. Perdarahan, jaringan parut dan stenosis dari lubang vagina adalah komplikasi utama dari prosedur ini. Teknik invasif yang kurang tersedia termasuk penggunaan karbon dioksida lasers14 atau aplikasi Foley catheters15 tanpa merusak struktur selaput dara. Waktu yang optimal operasi didasarkan pada gejala. Asimtomatik anak didiagnosis dapat diobati selama pubertas sebelum perkembangan hematocolpos atau hematometra untuk mengurangi risiko anestesi umum (Goldstein,2008). Penanganan himen imperforata dengan hymenectomy harus dengan perlindungan antibiotika. Penatalaksanaan himen imperforata dapat dibuat terbuka dengan hanya insisi berbentuk bintang pada posisi jam 2,4,8, dan 10. Kemudian vagina didilatasi secara digital. Luka ditutup dengan jahitan terputus hanya jika diperlukan jahitan seperti ini harus diletakkan sagital. Sebaiknya sesudah tindakan penderita dibaringkan dalam letak fowler, umunmya penderita tidak memerlukan rawat inap. Selama 2 – 3 hari darah tua kental tetap akan mengalir Sesekali pada himen impeforata ditemukan pada neonatus atau gadis kecil dengan pemeriksaan pada vagina terisi oleh suatu cairan lendir (hidrokolpos). Apabila timbul tekanan – tekanan dan disertai dengan radang sekunder, hendaknya himen dibuka dan dipasang drain. Selayaknya diberi pula antibiotika. Bila atresia himenalis ditemukan pada gadis kecil tanpa



menimbulkan gejala – gejala, maka keadaan diawasi saja sampai anak lebih besar dan situasi anatomi menjadi lebih jelas.



TINDAKAN PEMBEDAHAN Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen dilakukan insisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan insisi silang atau  dilakukan  pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam disebut insisi stellate Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak kecil/ balita  tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina. Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara pada insisi stellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan pinggir mukosa hymen di aproksimasi dengan jahitan mempergunakan benang . Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen terjadi kembali. Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina. Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang kental. Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler.  Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan. Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan dipergunakan karena bahya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan.



DAFTAR PUSTAKA 1. Dr. Herry Setya Yudha Utama. 2013. Hymen, Kelainan dan Penangganannya, Seluk Beluk Hymen,Vaginae, Keperawanan, Kegadisan ,Selaput Dara, Virgin, Virginity dan Virginitas. Diunduh dari http://herryyudha.blogspot.com/2013/11/hymen-kelainandan-penanganannya-seluk.html?m=1 2. Manuaba,Ida Bagus.2009.BukuAjar Obstetri Patologi. Jakarta : EGC 3. Prawirohardjo, Sarwono.2015. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.