UIN SUnan Gunung Djati Bandung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH BIMBINGAN KARIR MELALUI PROGRAM PROPOSAL HIDUP DALAM MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR (Penelitian kepada siswa kelas XII MIPA5 dan MIPA6 di SMAN Cileunyi Kecamatan Cileunyi Kabupaten bandung)



Proposal Penelitian Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Seminar Usulan Proposal Skripsi



Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung



Dosen Pembimbing : Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag NIP. 197201012007011006



Oleh :



Annisa Nur Azizah 1154010020



BANDUNG 2018 / 1440 H



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Disamping dampak positif arus modernisasi, seperti diperolehnya kemudahan dalam bidang komunikasi dan transportasi. Di sisi lain ternyata terdapat dampak yang kurang menguntungkan, yaitu dengan menggejalanya berbagai problema yang semakin kompleks, khususnya siswa SMA akan dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan pilihan hidup yang penting, seperti pilihan untuk melanjutkan studi, pilihan tentang jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, pilihan tentang dunia kerja, pilihan tentang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Kegiatan yang dilakukan di masa sekarang akan mempengaruhi masa depan seseorang. Karena itu bimbingan karir di SMA sangat diperlukan, karena secara fitrah iman manusia dapat berubah-ubah, kadang bertambah kadang berkurang, Permendikbud nomor 64 tahun 2014 tentang perminatan pendidikan menengah memberi arahan tentang bagaimana mengakomodasi pilihan minat, bakat, dan atau pendalaman mata pelajaran melalui ekstra kurikuler di jenjang SMA. Pemilihan kelompok peminatan didasarkan pada nilai rapor SMP/Sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/Sederajat, dan rekomendasi guru Bimbingan Konseling di SMP/Sederajat1. Namun bukan hal yang mudah bagi guru BK di SMA untuk memutuskan potensi dan minat bakat siswa hanya berdasarkan data SMP, karena tidak semua SMP menyikapi Permendikbud ini sesuai dengan tuntutan yang dihadapi oleh siswa di SMA, yang akhirnya banyak siswa/i yang memutuskan peminatan di SMA berdasarkan asumsi yang keliru. Masalah serupa bisa terjadi lagi ke jenjang Perguruan Tinggi atau dunia kerja. Banyak siswa/i yang memutuskan peminatan jurusan di Perguruan Tinggi berdasarkan asumsi yang keliru, karena kurang dapat memahami 1



Nurmalahayati. 2018. Guru (Harus) Keluar Negeri!!. Surabaya : CV Cipta Media Edukasi



potensi, minat dan bakatnya. Tidak jarang terdapat siswa/i yang masih kebingungan bahkan tidak tahu sama sekali rencana apa yang akan dia lakukan setelah lulus SMA nanti, maka dari itu peran guru BK sangat penting untuk melakukan bimbingan karir. Bimbingan karir bisa dimaknai sebagai sarana seorang muslim untuk mengimplementasikan diri sebagai hamba dan khalifah fil ardi. Melakukan proses bimbingan karir sesungguhnya bagian dari dakwah. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS-AnNahl : 125)2.



Hikmah, mau’idhah, dan mujadalah merupakan metode dakwah yang masuk kedalam bimbingan karir. Dalam rangka dakwah pula, Allah SWT memerintahkan nasihat menasihati dalam beriman dan beramal shaleh, termasuk di dalam masalah karir. Menurut Data Integrity Development Flexibility tahun 2014 menunjukan bahwa terdapat 87% mahasiswa Indonesia salah memilih jurusan. Data Badan Pusat Statistik tahun 2011 menunjukan kelulusan mahasiswa tepat waktu pada tahun 2001 hingga 2011 hanya mencapai 51,97% dan tingkat drop-out di Perguruan Tinggi mencapai 20,62%, yang artinya 1 dari 5 mahasiswa di dropout dari jurusannya3. Berdasarkan wawancara Adnan Achirudin S dengan siswa/I pada 7 sekolah di Sulawesi Selatan (Bone, Pare-pare, dan Pinrang) Dalam Jurnal “Bimbingan Karir Islami Berbasis Kecerdasan Majemuk (Sebuah Perspektif dan Aplikatif)” Tahun 2017 melalui program bimbingan karir Islami. Menunjukkan bahwa adanya ketidakpahaman siswa/I mengenai bakat yang berimplikasi pada jurusan yang akan diambil pada saat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi.



2



www.tafsirq.com (QS An-Nahl : 125) Adnan Achirudin Sale, Bimbingan Karir Islami Berbasis Kecerdasan Majemuk (Sebuah Perspektif Dan Aplikatif). Jurnal Komunikasi dan Dakwah : Jurusan Dakwah dan Komunikasi Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Parepare 3



Bimbingan Karir di SMAN 1 Cileunyi Kabupaten Bandung menerapkan program proposal hidup dalam bimbingan karir untuk kelas XII yang sangat dekat pilihan hidupnya untuk melangsungkan tujuan hidup, apakah akan bekerja atau melanjutkan studi. Dengan adanya program proposal hidup ini diharapkan dapat membuat kesadaran pada siswa/i sebagai makhluk Allah SWT yang wajib dan menjalankan syariat yang bersifat normatif, bagaimana hukum mengatur pribadi muslim dalam beragama dan berkarya. Syariat normatif yang dimaksud adalah Al-Qur’an dan As-sunnah. Sebagai khalifah fil ardi, manusia dituntut untuk mempunyai kreativitas untuk senantiasa menggapai kehidupan yang lebih sejahtera. Bimbingan karir juga ditujukan untuk menggapai kesejahteraan dan menolak petaka. Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah mannusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At-tahrim : 6 )4.



B. Perumusan Masalah Rumusan Penelitian ini adalah : 1. Bagaimana bimbingan karir melalui program proposal hidup di siswa kelas XII MIPA 5 dan 6 ? 2. Bagaimana kematangan karir siswa kelas XII MIPA 5 dan 6 ? 3. Seberapa besar pengaruh bimbingan karir melalui program proposal hidup terhadap peningkatan kematangan karir ?



C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bimbingan karir melalui program proposal hidup di siswa kelas XII MIPA 5 dan 6.



4



www.tafsirq.com (QS At-Tahrim : 6)



2. Untuk mengetahui kondisi kematangan karir siswa kelas XII MIPA 5 dan 6. 3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan karir melalui program proposal hidup terhadap peningkatan kematangan karir.



D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi disiplin ilmu Bimbingan Konseling Islam. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian mengenai bimbingan karir terhadap siswa/I kelas XII SMA khususnya dalam memberi gambaran tentang pengaruh dari program proposal hidup dalam meningkatkan kematangan karir. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa Sebagai bahan informasi dalam memecahkan permasalahan siswa sehubungan dengan proses perencanaan karir. b. Bagi Pendidik, Civitas Akademik dan Konselor. Sebagai bahan informasi dalam usaha untuk melakukan bimbingan karir dalam meningkatkan kematangan karir siswa/i. c. Bagi Lembaga Dapat digunakan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan khusunya SMA Negeri 1 Cileunyi Bandung untuk pengembangan program bimbingan karir selanjutnya



E. Kerangka Pemikiran Dalam buku yang berjudul bimbingan karir (dakwah, teori & praktis) yang ditulis oleh Sugandi Miharja ( 2018 : 8) bimbingan karir adalah menegakkan upaya dakwah, hal tersebut tersirat dalam arti QS AnNahl : 125, disitu terdapat perintah untuk menyeru manusia kepada jalan



yang benar dengan hikmah, pengajaran yang baik, dan mujadalah, artinya sama dengan proses bimbingan yaitu memberi arahan ke arah yang baik. Donald Super (1974 : 113) berpendapat bahwa konsep diri merupakan pendorong yang mempengaruhi seseorang dalam memilih karir. Menurut Super, pemilihan karir adalah suatu usaha yang merealisasikan konsep diri seseorang. Bimbingan karir menurut Winkel (1991 : 124) adalah bimbingan untuk mempersiapkan dan membekali diri dalam menghadapi dunia pekerjaan, memilih jenis pekerjaan, jabatan profesi tertentu. Menurut Juntika dan Syamsu dalam bukunya yang berjudul “Landasan Bimbingan & Konseling” (2005 : 11 ) bimbingan karir adalah upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Menurut Juntika dan Syamsu (2005 : 30) Masalah-masalah yang sering dialami oleh remaja dibidang karir adalah sebagai berikut : 1. Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat 2. Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja. 3. Masih bingung untuk memilih pekerjaan. 4. Masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. 5. Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah. 6. Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk kerja. Menurut Dewa ketut sukardi dalam bukunya yang berjudul “Bimbingan dan Konseling di Sekolah”, bahwa bidang bimbingan karir di sekolah yaitu untuk membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karir. Pokok-pokok bidang ini dirinci sebagai berikut :



1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan . 2. Pemantapan orientasi dan infomasi karir pada umunya, khususnya karir yang dikembangkan . 3. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 4. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khusunya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan. Dalam buku landasan bimbingan dan konseling karya juntika dan syamsu (2005 : 111) freud mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya selalu mengejar kenikmatan (pleasure principle) dan menghindar dari rasa sakit (kondisi yang tidak menyenangkan). Prayitno dan Erman Amti (2002 : 10-13) mengemukakan model winter dan Sweeney tentang kebahagiaan dan kesejahteraan hidup serta upaya mengembangkan dan mempertahankannya sepanjang hayat. Menurut mereka, ciri-ciri hidup sehat sepangjang hayat itu ditandai dengan lima kategori tugas kehidupan, yaitu sebagai berikut : 1. Spiritualitas ; dalam kategori ini terdapat agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Dimensi lain dari aspek spiritualitas ini adalah : a. Kemampuan memberikan makna kepada kehidupan b. Optimis terhadap kejadian-kejadian yang akan dating c. Diterapkannya nilai-nilai dalam hubungan anatar orang serta dalam pengambilan keputusan. 2. Pengaturan diri ; seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri : a. Rasa diri berguna b. Pengendalian diri c. Pandangan realistik d. Spontanitas e. Kepekaan emosional f. Kemampuan rekayasa intelektual



g. Pemecahan masalah h. Kreatif i. Kemampuan berhumor j. Kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup 3. Bekerja ; dengan bekerja seseorang akan memperoleh keuntungan ekonomis



(terpenuhinya



kebutuhan



sandang,



pangan,



papan),



psikologis (rasa percaya diri, dan perwujudan diri), dan social (status dan persahabatan). 4. Persahabatan ; merupakan hubungan social, baik antara individu maupun dalam masyarakat secara lebih luas, yang tidak melibatkan unsur perkawinan dan keterikatan ekonomis. Persahabatan ini memberikan tiga keutamaan kepada hidup yang sehat, yaitu : a. Dukungan emosional b. Dukungan material c. Dukungan informasi 5. Cinta ; dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain menjadi saling percaya, saling terbuka, saling bekerja sama, dan saling memberikan komitmen yang kuat. Perkawinan dan persahabatan secara signifikan berkontribusi kepada kebahagiaan hidup. Kematangan karir merupakan kesiapan individu untuk mengambil keputusan karir yang realistik (Lundberg dkk, 1997), kesiapan sikap dan kompetensi lndividu untuk melakukan pilihan karir secara tepat (Crites, 1974). Kematangan karir sebagai sebuah konstruk memilikl dua dimensi, yakni sikap pilihan karir dan kemampuan pilihan karir. Super juga menjelaskan bahwa kematangan karir ialah, sejauh mana individu mampu membuat pilihan karir yang berhubungan secara independen dan didefinisikan oleh super sebagai kesiapan in-dividu untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan (untuk) tahap perkembangan. Menurut Donald E Super (Sharf, 1992 : 155-159) menyatakan bahwa kematangan karir remaja dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut :



1. Perencanaan Karir (Career Planning) Indikator ini adalah menyadari wawasan dan persiapan karir, memahami pertimbangan alternatif pilihan karir dan memiliki perencanaan karir di masa depan. 2. Eksplorasi Karir (Career Exploration) Aspek eksplorasi karir berhubungan dengan seberapa banyak informasi dari berbagai sumber karir seperti orang tua, teman, konselor, guru mapel, dan sebagainya . 3. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making) Konsep ini didasari pada tuntutan siswa untuk membuat keputusan karir, dengan asumsi apabila siswa mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karir maka diharapkan mereka juga mampu membuat keputusan karir yang tepat bagi dirinya. 4. Pengetahuan tentang dunia kerja (world of work information) Menurut Super (Sharf, 192 :158) yakni terkait dengan tugas perkembangan



yaitu idividu harus tau minat dan kemampuan diri



.adalah siswa diberi kesempatan. 5. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of prefered occupational group). Menurut Super (Sharf, 192 : 158) yakni siswa diberi kesempatan untuk memilih satu dari beberapa pekerjaan dan kemudian ditanyai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut 6. Realisasi keputusan karir (Realisation) Yakni memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.



Gambar 1.1 Kerangka Berpikir



Bimbingan Karir :



Kematangan Karir :



1. Pembimbing (Guru Bk)



1. Perencanaan Karir 2. Eksplorasi Karir



2. Materi



3. Pengetahuan



3. Media



Membuat Keputusan



4. Metode



Karir



5. Konseli (siswa)



4. Pengetahuan Kelompok Pekerjaan 5. Realisasi Keputusan Karir



F. Hipotesis Setelah melihat latar belakang dan kerangka berpikir pada proposal ini, maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : H0



: bimbingan karir melalui program proposal hidup efektif untuk meningkatkan kemantapan karir siswa kelas XII



H1



: bimbingan



karir melalui program proposal hidup tidak efektif



untuk meningkatkan kemantapan karir siswa kelas XII



G. Langkah-langkah Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang akan menjadi tempat penelitian terkait permasalahan yang akan diteliti yaitu di SMA Negeri 1 Cileunyi, Jl. Pendidikan No.6, Cibiru Wetan, Cileunyi, Bandung. Lokasi ini dipilih untuk menjadi lokasi penelitian karena terdapat beberapa alasan, yaitu : a. Mendapat informasi bahwa siswa/i kelas XII kesulitan dalam menentukan pilihan karirnya. b. Sebagai sekolah rujukan yang akan memberikan gambaran tentang program proposal hidup.



c. Sebagai sekolah rujukan yang akan mempresentasikan kematangan karir siswa bagi sekolah lain.



2. Paradigma dan Pendekatan Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala yang bersifat kausal (sebab-akibat), peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel independen dan dependen . Maka paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yaitu paradigma sederhana. Dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah pendekatan objektif (behavioristik dan structural).



3. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan jenis regresi. yaitu suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang yang berusaha memperoleh informasi berdasarkan data-data. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa angka-angka, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus statistik. Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivism, metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Pengumpulan data metode penelitian kuantitatif menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono : 2012 : 8). Penelitian deskriptif adalah studi menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Pendekatan kuantitatif deskriptif ini digunakan karna memperhatikan tujuan yang ingin dicapai serta manfaatnya dan masalah yang ingin diselesaikan, sehingga dapat memberikan hasil



penelitian yang reliabel dan valid. Adapun data yang ingin diperoleh melalui pendekatan kuantitatif deskriptif ini adalah efektivitas bimbingan karir melalui program proposal hidup di kelas XII MIPA 5 dan XII MIPA 6 SMAN 1 Cileunyi Tahun Angkatan 2016/2017.



4. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Yaitu data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika dengan aplikasi statistika SPSS. b. Sumber Data Informasi dan data-data sangat dibutuhkan untuk mendukung adanya kegiatan yang peneliti lakukan, untuk itu terdapat teknikteknik untuk mencari informasi dan data tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer dan sekunder, yaitu sebagai berikut : 1) Sumber Data Primer Sumber data primer dalam penelitian ini di dapatkan langsung oleh peneliti dari sumber yang asli. Yaitu dari siswa yang berkaitan. 2) Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan sumber data penunjang yang berkaitan dengan judul dan pembahasan penelitian yang berasal dari data di Guru BK, dan Guru Wali Kelas.



5. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan subyek. Obyek tidak hanya orang, tetapi benda-benda



alam yang lain yang memiliki jumlah dan karakteristik/sifat tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono : 2012 : 80) Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 1 Cileunyi Kota Bandung angkatan 2016/2017 sebanyak 412 orang, yaitu dengan rincian sebagai berikut : No



Kelas



Siswa



1



XII MIPA 1



42 orang



2



XII MIPA 2



45 orang



3



XII MIPA 3



45 orang



4



XII MIPA 4



43 orang



5



XII MIPA 5



43 orang



6



XII MIPA 6



42 orang



7



XII IPS 1



44 orang



8



XII IPS 2



45 orang



9



XII IPS 3



44 orang



10



XII IPS 4



42 orang



11



XII BAHASA



20 orang



JUMLAH



412 orang



b. Sampel Sampel



merupakan



bagian



dari



jumlah



dan



karakteristik/sifat yang terdapat pada populasi tersebut (Sugiyono : 2012 : 81). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas XII MIPA 5 dan XII MIPA 6 di SMA Negeri 1 Cileunyi Kota Bandung angkatan 2015/2016 yang berjumlah 42 orang di masing-masing kelasnya.



Tabel Daftar Sampel Populasi Penelitian



No



Kelas



Siswa



1



XII MIPA 5



43 orang



2



XII MIPA 6



42 orang



JUMLAH



85 orang



6. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian harus ada alat ukur yang baik, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran. Alat ukur dalam penelitian adalah instrument penelitian (Sugiyono : 2012 : 102) . Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian yang sudah teruji validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan teknik non tes, yaitu dengan tidak memberikan soal-soal atau tugas-tugas kepada subjek yang diperlukan datanya. Dalam teknik non tes, data dari subjek penelitian dikumpulkan dengan wawancara, kuisioner, observasi dan pencatatan dokumen. a. Metode Observasi Obsevasi adalah teknik pengumpulan data yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan Jenis metode observasi yang penulis gunkaan adalah nonparticipant observation, yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen saja. Dalam hal ini, penulis menggunkaan observasi sebagai teknik pengumpulan data yang utama, karena banyak dari hasil observasi yang akan digunakan dalam penelitian penulis. Observasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data langsung dari objek penelitian, tidak hanya terbatas pada pengamatan saja,



melainkan juga pencatatan. Kegunaan observasi ini adalah untuk mencari data pelaksanaan bimbingan karir melalui progam proposal hidup di SMAN 1 Cileunyi Kabupaten Bandung.



b. Metode Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri (self-report) atau pengetahuan dan keyakinan pribadi (Sugiyono : 2012 : 138). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan atau informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan subyek peneliti . Wawancara yang lakukan adalah kepada : 1) Koordinator BK SMAN 1 Cileunyi. 2) Guru BK SMAN 1 Cileunyi. 3) Wali kelas siswa XII MIPA 5 dan 6. 4) Siswa kelas XII MIPA 5 dan 6. Jenis wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terstruktur. Peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan beserta pilihan jawabannya.



c. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasri, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data diantaranya dokumen mengenai kegiatan-kegiatan siswa dan guru BK di ruang BK.



7. Validitas dan Realibitas Pengujian Validitas dan Reabilitas instrument adalah cara yang digunakan untuk pengujian instrument. Pengujian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu



tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. a. Pengujian Validitas Instrumen Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Pengujian Validitas Konstruksi. Uji Validitas Konstruksi Adalah pengujian instrument tentang aspek yang berlandaskan teori tertentu yang akan diukur oleh pendapat para ahli (judgement experts) dan para ahli kan memberi keputusan : intrument dapat digunakan tanpa perbaikan, instrument dapat digunakan tetapi ada perbaikan dan bahkan instrument harus dirombak total (Sugiyono : 2012 : 125). Kemudian dilanjutkan dengan uji coba instrument kepada sampel dilokasi populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 84 orang. Setelah data ditabulasikan, kemudian diukur menggunakan alat ukur statistik SPSS untuk mendapat nilai corelations dengan syarat nilai Rhitung harus lebih besar dari nilai Rtabel. Rumus untuk mencari Rtabel, yaitu n-2= .., α = 0,05.



b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Reabilitas test adalah tingkat konsitensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel test berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Untuk mengetahui Reliabilitas sebuah Instrumen adalah dikur dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS, setelah mendapat nilai correlation maka dapat dicari nilai cronbach alpa dari intrumen tersebut. Sebuah intrumen dikatakan reliable apabila cronbach alphanya lebih besar dari 0,7.



8. Teknik Analisis Data Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data statistik deskriptif.



Sesuai



dengan



namanya,



deskriptif



hanya



akan



mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



Brown,



D.



2007.



Career



Information,



Career



Counseling,



Career



Development (9th ed). Boston: Pearson Education, Inc. Crites, J. O. 1981. Career Counseling: Models, Methods, and Materials. New York: McGraw Hill. Dr. A. Juntika Nurihsan. Yusuf L.N, Dr. Syamsu. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. M.Si., Dr. H. Enjang AS, M.Ag, dkk. 2018. Panduang Karya Tulis Ilmiah (Penulisan Skripsi dan Makalah Jurnal Ilmiah). Bandung : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Nurmalahayati. 2018. Guru (Harus) Keluar Negeri!!. Surabaya : CV Cipta Media Edukasi Osipow, S.H. 1983. Theories Of Career Development (3rd ed). New Jersey: Prentice-Hall International Inc. Ph.D, Sugandi Miharja. 2018. Bimbingan Karir (Dakwah, Teori & Praktis). Bandung : Penerbit Tinta Biru Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Cetakan ke 15 Ph.D, Moh. Nazir. 2014. Metode Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. Cetakan ke 9 Seniawati, Komang. Dkk. 2014. Efektivitas Karier Holland Melalui Layanan Informasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Jurnal Online Jurusan Bimbingan Konseling. Volume 2. 2 Zeni, Sisra. 2013. Bimbingan Konseling Karir Dalam Pendekatan Spiritual. Jurnal Ta’dib. Volume 16. 2. 177-186 Saleh, A.A. Bimbingan Karir Islami Berbasis Kecerdasan Majemuk (Sebuah Perspektif Dan Aplikatif). Jurnal Komunikasi dan Dakwah : Jurusan



Dakwah dan Komunikasi Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Parepare Suryabrata, S. (2014). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Susanti, E. (2013). Penelitian kualitatif . Metode penelitian sosial. Jakarta: Kencana