25 0 3 MB
CATATAN
OSCE UKMPPD widya octaviana Disclaimer × Dikelompokkan berdasarkan kasus yg sering keluar di OSCE × 1 kasus mungkin termasuk di lebih dari 1 station terkait (contoh: DBD mungkin di station anamnesis, maupun di emergency) × Mungkin terdapat kesalahan pada catatan ini, mohon koreksinya × Banyak latihan & membaca teori. Jangan lupa cek soal yg pernah diujikan!
Tons of Luck!
wdy
STATION ANAMNESIS, PF LENGKAP, PENUNJANG MEDIS [INTERNA & PEDIATRI]
IMUNISASI Imunisasi (bayi 2 bulan)
pentavalen& polio, interpretasi KMS & status gizi, edukasi, tatalaksana pencegahan KIPI
Imunisasi (bayi 3 bulan)
pentavalen, interpretasi KMS & status gizi, edukasi, tatalaksana pencegahan KIPI
Imunisasi (bayi 9 bulan)
campak, interpretasi KMS & status gizi, edukasi, tatalaksana pencegahan KIPI
Instruksi bisa bervariasi. Bisa diminta anamnesis dulu (INGAT: anamnesis pediatri harus lengkap. Mulai saat prenatal, antenatal, post natal, tumbuh kembang, sampai saat ini Anamnesis pediatri Jika ada instruksi PF, maka lakukan PF head to toe general (jangan lupa BB & PB atau TB!) Interpretasi tumbuh kembang biasanya salah satu dari KMS/kurva WHO/kurva CDC setiap ujian ( Tip: Karena ini station imunisasi, biasanya status gizi baik) Resep KIPI (utk anak < 1 tahun)
R/ Paracetamol drops 100 mg fl no. I
Apakah ada penyulit saat hamil? Obat selama hamil? Bagaimana proses lahirnya (normal/SC)? Langsung menangis saat lahir? Langsung diimunisasi? Ada kelainan saat lahir? Imunisasi lengkap atau tidak? ASI eksklusif? Kapan mulai MPASI? Diberi MPASI apa saja?
S 3 dd 0,6 ml p.r.n demam > 38C, tiap 8 jam [Keterangan] PCT anak 10-15 mg/kg/kali (1 botol = 15 cc)
Bagaimana tumbuh kembang (kapan mulai duduk, berjalan, berbicara)? Apakah sama dengan anak seusianya?
Sediaan: syrup 5 ml = 120 mg & drops 1 ml = 100 mg (pipet 0,4-1,2 mg)
Apakah dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah?
USIA KRONOLOGIS USIA KOREKSI
contoh: lahir 14 jan 2019 cukup bulan, hari ini 1 mei 2019 hanya dihitung jika usia kelahiran
36 minggu
2019
5 1
2019
1 14 3
17
Usia kronologis: 3 bulan 17 hari wdy
KEJANG DEMAM SIMPLEKS Anak dibawa dgn kejang
alloanamnesis, PF (neurologi biasanya normal), jelaskan tata laksana yg sesuai
*Demam, jadi tentukan sebab demam. Contoh: kejang demam e/c faringitis akut, e/c otitis media akut, dll Kriteria KDS: - Durasi < 15 menit, berhenti sendiri
Kriteria Livingstone:
- Kejang umum tonik dan/atau klonik, tanpa gerakan fokal - Tidak berulang dalam 24 jam - Tanpa ggn.metabolik (ggn.elektrolit) - Sebelum kejang sadar, selama kejang tidak sadar
o o o o o o o
Tx: Diazepam rectal 5 mg (BB 10 kg) Masih kejang
Usia: 6 bulan-4 tahun Kejang < 15 menit Bersifat umum Timbul dalam 16 jam pertama dari onset demam Pemeriksaan saraf sebelum & sesudah kejang normal EEG (setidaknya 1 minggu setelah suhu normal) tidak ada kelainan Frekuensi kejang dalam 1 tahun : 4 kali
ulang dengan dosis sama, interval 5 menit
Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB perlahan dgn kecepatan 1-2 mg/menit (dosis maksimal 20 mg) {terlalu cepat = depresi napas}
Fenitoin IV 10-20 mg/kgBB/kali dgn kecepatan 1 mg/kg/menit atau 1 : 200 ; kultur darah (muncul hari ke-7), Rapid (latex agglutination, IgM) Tx: Doksisiklin 2x100 mg (7 hari). Utk profilaksis = doksisiklin 200 mg/minggu R/ Doxycycline tab 100 mg no XIV S 2 dd 1 tab p.c Sindroma nefritik & GNAPS farmakologi, edukasi
anamnesis, TTV, PF lengkap, pemeriksaan penunjang, tatalaksana
Nefritik hipertensi, hematuria, ggn.fungsi ginjal Pasti ada infeksi (ISPA atau infeksi kulit) 2 minggu sebelumnya Px: darah lengkap, urin (silinder eritrosit), komplemen C3 C4 & immunoglobulin), titer ASTO Tx: simptomatik, diet rendah garam, Antibiotik wdy
R/ Captopril tab 25 mg no VII S 1 dd1 tab p.c R/ Amoxicillin tab 500 mg no XXI S 3 dd 1 tab p.c habiskan R/ Furosemide tab 40 mg no X S 2 dd 1 tab p.c
Hemoroid interna
anamnesis, TTV PF lengkap, tatalaksana farmakologis, edukasi (banyakin serat supaya BAB ga keras, banyak minum air)
*BAB berdarah (darah segar, menetes pada akhir defekasi) {bisa pruritus ani, dermatitis, sampai proktitis}
rujuk!
STATION KGD Kasus kegawatan : selalu lakukan primary survey Primary survey A (airway) : clear B (breathing) : frekuensi napas ... kali/menit, vesikuler, suara napas tambahan? C (circulation) : akral hangat/dingin?, pucat?, basah?, TD ... mmHg, nadi ... kali/menit, adekuat? D (disabilities) : kesadaran ... , pupil isokor?, refleks cahaya, diameter pupil E (exposure) : jejas?, udem? CARDIAC ARREST. EKG cardiac arrest?
Defibrilasi 200 J bifasik, 360 J monofasik Shockable
injeksi amiodarone
RJP, injeksi epinefrin 1 mg
PEA
semua EKG yg bukan VT, bukan VF, bukan asystole & TANPA NADI RJP, injeksi epinefrin 1 mg
SYOK HIPOVOLEMIK e/c dehidrasi berat e/c diare akut non disentri anamnesis singkat, TTV, pasang infus Class I Class II Class III Class IV Blodd loss < 750 750-1500 1500-2000 >2000 BP Normal Normal Pulse < 100 >100 >120 >140 Fluid crystalloid blood SYOK ANAFILAKTIK ABC KGD (kalo ga ada nadi di RJP; kalo ada nadi lanjut periksa yg lain & pasang infus), TTV, pasang infus *Resusitasi; EPINEFRIN 0,3 mg IM 1 : 1000 + antihistamin (difenhidramin, ranitidine), steroid Epinefrin anak: 0,15 0,3 mg
{Antidot} PCT
Organofosfat Opioid
INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT *Antidot : SA 2 mg IV/IM
anamnesis singkat, TTV, pasang NGT
wdy
N-acetil cysteine atropine
naloxone
PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS (gastritis erosiva, ruptur varises esofagus) anamnesis singkat, TTV, tatalaksana awal (pasang NGT), edukasi (rujuk) *Edukasi : akan dirujuk (utk endoskopi), rujuk spesialis bedah, jangan minum obat sembarangan (yg beli di warung) Hematemesis muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi (coffee ground emesis) Melena BAB hitam seperti ter/aspal Hematoschezia BAB merah marun ILEUS OBSTRUKTIF anamnesis singkat, TTV, pemeriksaan penunjang (BNO 3 posisi : coiled spring, herring bone, step ladder), pasang NGT *Bising usus jadi dilakukan dekompresi dengan pasang NGT lalu rujuk utk rencana laparotomy PF general: keluhan sakit perut & tidak bisa BAB PF abdomen & RT (ampulla kolaps (+)) HIPOGLIKEMIA pemeriksaan fisik, minta hasil pemeriksaan penunjang, lakukan tata laksana awal (IV line), jelaskan tata laksana, edukasi Pemeriksaan penunjang: GDS Cairan IV line: Dextrose 10% 6 jam/kolf
Algoritma hipoglikemia D40% bolus IV 50 cc Infus D10% 6 jam/kolf
Gula darah 100 & tidak konsumsi Viagra dalam 24 jam terakhir). Aspirin loading dose 325 mg, Clopidogrel 300 mg Edukasi angina: kondisi kegawatan & mengancam nyawa, rencana rujukan utk kateterisasi utk melihat asal sumbatan, gaya hidup sehat (makanan, olahraga, stop merokok & alkohol), kontrol rutin DD/: GERD, angina prinzmetal, angina pektoris stabil [RESEP] R/ Isosorbide dinitrate tab 5 mg no I S 1 dd 1 tab (sublingual) R/ Aspirin tab 80 mg no IV S 1 dd 2 tab (dikunyah) R/ Clopidogrel tab 75 mg no I S 1 dd 1 tab
Stable Angina Pectoris Anamnesis: - Nyeri dada 35 mm R/ Captopril tab 25 mg no VII S 1 dd 1 tab p.c R/ Bisoprolol tab 2,5 mg no VII 1 dd 1 tab p.c EKG
SVT. Diagnosis: HT, dislipidemia
Atrial fibrilasi & atrial flutter DD, edukasi Sebutkan rencana terapi
anamnesis, PF jantung, baca EKG, diagnosis &
Takiaritmia 1. SVT Tx: vagal maneuver, adenosine, CCB non dihidropiridine (verapamil, diltiazem), B-blocker 2. Atrial fibrillation (R-R ireguler) CCB non dihidropiridine, 3. Atrial flutter (R-R regular) B-blocker EKG saw tooth Takiaritmia + hipotensi, ggmn.kesadaran, tanda syok, nyeri dada iskemik, acute heart failure KARDIOVERSI
Edukasi: Irama jantungnya abnormal, ini sudah berlangsung lama & mungkin memang ada gangguan di jantung Misalnya penyakit katup jantung, gagal jantung, sumbatan, obat-obatan. Gejalanya deg degan, kadang bisa sampai sesak Sementara diberikan obat & akan dirujuk ke Sp.JP untuk ditangani lebih lanjut Jangan aktivitas terlalu berat, kalo udah sembuh boleh olahraga yg aerobik (jogging, renang, bersepeda 30 menit/kali, 3-4 kali/minggu) wdy
Atrial fibrilation: 1) Asinus 2) Normoaxis 3) Heart rate: (>100) takikardi 4) Irregular 5) P wave tidak dapat dinilai 6) PR interval tidak dapat ditentukan 7) QRS complex (Q patologis (-), R wave progression (+), R bifasik (-)) 8) QRS interval normal 9) ST segmen normal 10) T wave normal
R/ Amiodarone tab 200 mg no XXI S 3 dd 1 tab p.c R/ Verapamil tab 80 mg no VII S 1 dd 1 tab p.c atau R/ Bisoprolol tab 5 mg no X S 1 dd 1 tab p.c
Ventricular extrasystole khas: QRS lebar, dapat terjadi pada orang normal (pasien datang dengan keluhan dada berdebar, terutama saat sedang stress & setelah minum kopi)
[RESEP]
R/ Bisoprolol tab 5 mg no X S 1 dd 1 tab p.c
atau
R/ Metoprolol tab 25 mg no X S 2 dd 1 tab p.c
Bradiaritmia AV Block derajat 1 : PR interval memanjang konstan (> 5 mm)
Bradiaritmia
AV Block derajat 2 (Morbitz type I) : PR interval memanjang progresif, ada QRS hilang
Hipotensi Ggn.kesadaran Tanda shock Nyeri dada iskemik Acute heart failure
Atropin 0,5 mg bolus
YES Transcutaneous pacing Dopamin Epinefrin
AV Block derajat 2 (Morbitz type II) : PR interval memanjang konstan, ada QRS hilang
AV Block derajat 3 : P & QRS berjalan sendiri-sendiri. P-P regular
wdy
NO = monitor, observasi
STATION RESPIROLOGI anamnesis, TTV, PF paru (depan & belakang), pemeriksaan penunjang (sputum & radiologi), edukasi Px : sputum (pagi & sewaktu) utk cek BTA, rontgen (infiltrate di apex atau ada cavitas) Rontgen: bayangan berawan di apex lobus atas paru, cavitas besar berdinding tebal di apex dikelilingi oleh bayangan opaque DD/: pneumonia, bronkiektasis, PPOK, asma
R/ Rifampicin cap 450 mg no XXX S 1 dd 1 cap a.c R/ Isoniazid tab 300 mg no XXX S 1 dd 1 tab a.c R/ Pirazinamide tab 500 mg no LX S 1 dd 2 tab p.c R/ Etambutol tab 500 mg no LX S 1 dd 2 tab p.c R/ Vitamin B6 tab no XXX S 1 dd 1 tab p.c
anamnesis, TTV, PF paru (depan & belakang), pemeriksaan penunjang (sputum & radiologi), edukasi - PF : bagian yg sakit tertinggal saat bernapas, fremitus >>, perkusi redup, suara napas bronkovesikuler, rhonki (+) - Px : sputum (pagi & sewaktu) utk rule out TB, rontgen (patchy infiltrate di basal) - Tx : DOC gol.makrolid (Azitromisin) , atau co-amoxiclav, atau kotrimoxazole
R/ Co-amoxiclav caps 625 mg no XV S 3 dd 1 caps p.c R/ Ambroxol tab 30 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c
anamnesis, TTV, PF paru, tatalaksana awal (pasang O2), tatalaksana farmakologis, edukasi - Tentukan derajat asma (intermiten , persisten ringan , persisten sedang , persisten berat) - Tentukan derajat serangan asma (ringan / sedang / berat) - Tx: O2 (akut) , nebulizer Salbutamol , injeksi terbutaline 0,5 ml SC 1) Kegawatdaruratan R/ Salbutamol nebules 2,5 mg amp no I S pro nebul - O2 hingga saturasi 90% - Inhalasi B2 agonis dalam 60 menit R/ NaCl 0,9% fl 30 ml no I - Steroid sistemik (jika tidak ada respon segera/pasien baru mendapat terapi steroid S pro nebul oral/gejala berat) R/ Salbutamol tab 2 mg no XV - Assess lagi setelah 1 jam S 3 dd 1 pc 2) Saat pasien dipulangkan R/ Prednisone tab 5 mg no X S 2 dd 1 tab p.c - Reliever: inhalasi B2 agonis - Controller: steroid inhalasi dosis rendah + LABA/teofilin slow release/leukotriene modifier - AB: makrolid/sefalosporin - Steroid oral
eksaserbasi akut anamnesis, TTV, PF paru (depan & belakang), tatalaksana awal, pemeriksaan penunjang, edukasi - PF : perkusi hipersonor, rhonki (+), kardiomegali, ekspirium diperpanjang, sianosis - Rontgen : bisa kardiomegali, corak bronkovaskuler kasar, sela iga melebar & infiltrat minimal - Tx: stop merokok, O2, ipratropium bromide, steroid inhalasi, antibiotik
R/ Ciprofloxacin tab 500 mg no XIV S 2 dd 1 tab p.c R/ Salbutamol tab 2 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c R/ Dexamethasone tab 0,5 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c
Primer. DD/: asma bronkial, emfisema subcutis. Rontgen: lapang paru unilateral avaskuler Sekunder pendorongan trakea & struktur mediastinum, hilus tidak menebal/sulit dinilai Area lucent avaskuler di seluruh hemidiafragma (dex/sin) menyebabkan pendorongan trakea, jantung ke ..., tulang2 intak/tidak? wdy
STATION ENDOKRINOLOGI o EDUKASI DM Terapi farmakologi: R/ Metformin tab 500 mg no XVI S 2 dd 1 tab
wdy
o OBESITAS & SINDROMA METABOLIK Terapi farmakologi: R/ Simvastatin tab 10 mg no VII S 1 dd 1 tab p.c (sebelum tidur) R/ Metformin tab 500 mg no XVI S 2 dd 1 tab p.c R/ Amlodipin tab 5 mg no VII S 1 dd 1 tab p.c R/ Gemfibrosil tab 300 mg no XVI S 2 dd 1 tab p.c
Sindroma Metabolik 1) 2) 3 dari 3) 4) 5)
Obesitas sentral (lingkar pinggang >102 (pria) dan > 88 (wanita) Trigliserida > 150 mg/dL HDL < 40 mg/dL (pria) dan < 50 mg/dL (wanita) Tekanan darah > 135 / > 85 mmHg GDP > 110 mg/dL
untuk hipertrigliseridemia
o STRUMA DIFUSA TOXIC SUSPEK GRAVE S DISEASE anamnesis, TTV, PF tiroid, pemeriksaan penunjang (darah lengkap, EKG,fungsi tiroid), tatalaksana farmakologi, edukasi - Anamnesis : tidak tahan panas, tremor, nafsu makan meningkat tapi BB turun, eksoftalmus, EKG: atrial fibrillation BAB diare, tinggal di daerah endemik goiter, pernah operasi gondok R/ PTU tab 50 mg no XXX - RPO: levotiroksin, PTU, metimazole S 3 dd 1 tab p.c - Px: tiroksin , TSH , fT3 , fT4 atau - Tx: PTU tab 3 x 100 mg atau Metimazole tab 2 x 10 mg R/ Metimazole tab 10 mg no XVI - Kalo udah ada TSH, fT3, fT4 boleh diagnosis Grave, tapi kalo belum ada hanya boleh bilang struma S 2 dd 1 tab p.c difusa toksik - DD/: goiter multinodular, adenoma toksik, aritmia jantung
STATION BEDAH, TINDAKAN, RUJUKAN Paling sering diujikan:
1) Minor surgery (hecting) anamnesis, PF lokalis, lakukan tindakan nonfarmakologi, terapi farmakologi, diagnosis lengkap, edukasi Vulnus scissum bisa keluar di station bedah minor maupun di integumen Contoh diagnosis lengkap: Vulnus scissum di regio flexor 1/3 proximal pedis dextra (UKMPPD Mei 2019) 2) Pemasangan folley catether
Retensio urin e/c BPH = kencing menetes, tidak lampias, nokturia. Pasang kateter dulu lalu RT Terapi farmakologi: R/ Tamsulosin tab 0,4 mg no X S 1 dd 1 tab p.c Retensio urin e/c vesikolithiasis = kencing dipengaruhi posisi (jadi lebih lancar) Retensio urin e/c nefrolithiasis = hematuria (+), flank pain (+), nyeri ketok CVA Setelah pasang kateter pasien harus dirujuk & tidak perlu kembali ke dokter umum
wdy
STATION MUSKULOSKELETAL Look
Pembengkakan sendi (tofus) di sendi kecil Swan neck deformities & Boutonierre Predileksi: MTP 1 deformity Predileksi: poli (sendi kecil) MCP, PIP Feel Hangat Tanda inflamasi Move Nyeri Nyeri (pagi hari), membaik dg aktivitas Rontgen Tophus formation Erosi pannus Terapi farmakologi R/ Allopurinol tab 100 mg no XXX R/ Meloxicam tab 15 mg no X S 3 dd 1 tab p.c S 1 dd 1 tab R/ Kolkisin tab 0,6 mg no X R/ Prednisone tab 5 mg no XXI S 1 dd 1 tab p.c S 3 dd 1 tab
Contoh: keluhan nyeri di pergelangan tangan Look swelling (+), dinner fork deformity, luka (-) Feel nyeri tekan (+), pulsasi a.radialis & ulnaris dbn Move ROM terbatas krn neri, ROM jari tangan dbn
Pasien datang dengan benjolan di leher kanan sejak 3 hari, nyeri (++), demam (+) Look benjolan di leher kanan, 3x3 cm, merah, pus (+) Feel nyeri tekan (+), teraba hangat Move nyeri tekan (+), tidak ada perubahan struktur lain 2 minggu yg lalu pasien nyeri menelan cek orofaring (bukan cek THT lengkap) Tonsil tidak membesar, faring hiperemis (+)
-
Nodus Heberden, Nodus Bouchard Predileksi: poli (sendi kecil & besar) Bisa tanpa tanda inflamasi Nyeri saat aktivitas Osteofit, celah sendi menyempit R/ Na diclofenac tab 50 mg no XIV S 2 dd 1 tab
Pemeriksaan penunjang: X-ray wrist AP/lateral Baca rontgen lengkap: tampak diskontinuitas os radius distal dengan displacement fragment distal ke arah dorsal wrist joint. Kesan: porotic bone Diagnosis: fraktur patologis radius distal e/c osteoporosis Tata laksana: pemasangan bidai & rujuk Usulan pemeriksaan rujukan: DXA (bone density)
Pemeriksaan penunjang: darah lengkap (hitung jenis: leukositosis shift to the left) Diagnosis: limfadenitis akut bakteri e/c tonsilofaringitis akut (UKMPPD Mei 2019) Terapi farmakologi: R/ Paracetamol tab 500 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c p.r.n demam R/ Amoxicillin tab 500 mg no XXI S 3 dd 1 tab p.c (habiskan) Pemeriksaan penunjang: rontgen AP/lateral Baca rontgen pada fraktur: ada kata diskontinuitas & displacement Sementara hanya dilakukan bidai & beri antinyeri R/ Asam mefenamat tab 500 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c p.r.n nyeri
Close fracture humerus dextra 1/3 distal Fraktur klavikula dextra figure of 8 Fraktur radioulnar sinistra komplit Close fracture1/3 medial radius et ulna dextra
Anamnesis, PF, mintalah hasil pemeriksaan penunjang, lakukan tata laksana awal, berikan terapi farmakologi
wdy
Edukasi setelah bidai: Akan dirujuk ke ortopedi (spesialis tulang) Mungkin bisa dioperasi nantinya supaya bisa kembali seperti letak semula serta utk mempertahankan & mengembalikan fungsi Latihan otot utk meningkatkan peredaran darah
- Sprain genu sinitra DD/ ACL - Ankle sprain
ACL: anterior drawer test, lachman test PCL: posterior drawer test, posterior sag test MCL: valgus stress test LCL: varus stress test Meniscus: Apley s grinding, McMurray
Tindakan bidai & pemberian antinyeri Keluhan utama: nyeri tumit kaki kanan Status lokalis (ankle kanan) Look terkesan ada gap pada posterior ankle, superior dari tulang kalkaneal Dorsoflexi ankle bertambah daripada kaki kontralateral pada saat pasien pronasi dengan sendi lutut di flexikan 900 Feel nyeri (+), ada gap pada posterior ankle, superior dari tulang kalkaneal Pulsasi a.tibialis posterior (+), a.dorsalis pedis (+) Move ROM terbatas krn nyeri, Thompson test (+) Pemeriksaan penunjang: X-ray ankle lateral Terapi non-farmakologi: bidai (dengan posisi pasien testing equinus) Terapi farmakologi: R/ Asam mefenamat tab 500 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c p.r.n nyeri
Patella: patellar grinding/tracking
Kanavel sign (nyeri tekan, pembesaran simetris, nyeri pd ektensi, jari jadi lebih fleksi) Tx: kompres dingin & elevasi, NSAID & antibiotik. Drainase jika dalam 12 jam setelah medikamentosa tidak ada perbaikan
R/ Asam mefenamat tab 500 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c p.r.n nyeri
Keluhan utama: luka di maleolus medial yg tidak mengering Status lokalis (maleolus medial kanan) Look swelling (+), luka (+), basah, eritema (+), pus (+), jar.nekrotik, dasar luka berupa jar.lunak Feel nyeri (+), pulsasi a.tibialis posterior (+), a.dorsalis pedis (+) Move ROM ankle dbn, ROM MTP & interphalanx dbn Pemeriksaan penunjang: X-ray & kultur pus
Diagnosis: Ulkus pedis e/c infeksi bakteri DD/: ulkus diabetikum, ulkus tropikum Terapi non-farmakologi: debridement Terapi farmakologi: R/ Asam mefenamat tab 500 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c p.r.n nyeri R/ Sefalosporin tab 500 mg no XXI S 3 dd 1 tab p.c (habiskan)
R/ Amoxicillin tab 500 mg no XXI S 3 dd 1 tab p.c (habiskan)
Anamnesis (pasien masih compos mentis), PF yg sesuai, jelaskan tata laksana (ATS berapa IU sesuai usia), edukasi HTIg 3000 5000 U (IM) single doses, atau ATS 50.000 U (IM) diikuti dengan 50.000 U (infus IV lambat) Antibiotik: Metronidazole 500 mg/6 jam (PO atau IV) selama 10 hari *Vaksin TT: 0,5 cc
wdy
Dilakukan tata laksana non-farmakologi awal berupa balut Pemberian cairan Baxter formula Terapi farmakologi R/ Silver sulfadiazine cream 1% tube no I S i.m.m
Baxter formula Dewasa= RL 4 cc x BB x % luka bakar/24 jam (8 jam pertama & 16 jam berikutnya) Anak= 2 cc x BB x % luka bakar + kebutuhan fisiologis Cairan anak
Pasien datang dengan nyeri punggung s/d pinggang, tidak menjalar, riwayat mengangkat beban berat saat bekerja & pernah jatuh terduduk tapi tidak dibawa ke dokter (UKMPPD Mei 2019) *Side note: station ambigu, dapat mengira station neurologi, namun semua hasil PF neurologi dbn
RL:D5% = 17:3
< 1thn = BB x 100 cc 1-3 thn = BB x 75 cc 3-5 thn = BB x 50 cc
Pemeriksaan fisik (vertebrae): Look tidak tampak massa, bengkak (-), merah (-), gibus (+) Feel teraba penonjolan di ..., nyeri? Pemeriksaan penunjang: Rontgen thorakolumbal *Tampak fraktur kompresi di L4 dengan ... (Mei 2019) Diagnosis: Fraktur kompresi L4 e/c osteoporosis DD/: Spondilolistesis lumbalis, spondilolisis, HNP Terapi farmakologi: R/ Gabapentin tab 300 mg no X S 2 dd 1 tab p.c
STATION OBGYN
1. Anamnesis: Riwayat paritas (GPA), HPHT, Umur kehamilan, Riwayat ANC, Riwayat obstetri, Riwayat penyakit lain, Keluhan utama 2. Timbang BB & TTV, inspeksi abdomen (perut buncit sesuai umur kehamilan, striae +/-) 3. Leopold, TFU, DJJ 4. TBJ = (TFU . cm N) x 155 = gram { N(-12) jika belum masuk PAP & N(-11) jika sudah masuk PAP } 5. Laporan hasil pemeriksaan (diagnosis ibu & diagnosis janin) Terapi ibu hamil: asam folat & tablet besi
wdy
Keluar cairan dari jalan lahir
Terapi farmakologi:
-
Seberapa banyak? Warna apa? Keluar darah? Bau? Disertai kenceng2, mules, dan keluar lendir? Demam
Korioamnionitis demam (++) Pemeriksaan obstetri: leopold, DJJ, TFU VT selaput ketuban (-), serviks teraba keras, belum ada pembukaan, tidak teraba bagian terbawah janin Nitrazin test warna kertas lakmus berubah dari merah jadi biru (krn pH ketuban basa)
R/ Eritromisin tab 250 mg no XL S 3 dd 1 tab p.c
Keluhan: keluar darah dari jalan lahir, nyeri (+), keluar jaringan (+) PF: tampak anemis Abdomen ukuran tidak sesuai usia kehamilan, TFU? Genital: Inspeksi vulva dbn vagina licin, darah di OUI tidak mengalir, OUI tertutup Inspekulo portio tertutuo, nyeri goyang (_), ukuran uterus normal, lunak, cavum douglass tidak menonjol, tidak teraba VT jaringan Pemeriksaan penunjang: PP test, darah rutin, USG Diagnosis: abortus komplit DD/: abortus imminens, kehamilan ektopik, missed abortion, abortus insipiens
Terapi farmakologi: R/ Sulfas ferosus tab 300 mg no VI S 2 dd tab I p.c R/ Asam mefenamat tab 500 mg no IX S 3 dd tab I p.c Edukasi: Telah terjadi keguguran & sebagian besar terjadi akibat faktor janin Saat ini hanya akan dipantau & harus istirahat, tidak perlu pengobatan khusus Perdarahan akan berkurang & berhenti kurang lebih dalam 7 hari Tetap harus kontrol & untuk pemeriksaan lanjut dirujuk ke Sp.OG
Penyebab tersering: N.gonorrhoeae Servisitis gonorea Anamnesis, TTV, PF ginekologi, tes IVA, tata laksana farmakologi, edukasi Etilogi servisitis : Chlamydia trachomatis, N.gonorrhoeae Cairan vagina mukopurulen warna kuning hijau, tapi ada bercak darah & postcoital bleeding. Pemeriksaan lain dbn Terapi farmakologi: R/ Cefixime tab 100 mg no . IV S 1 dd 4 tab R/ Azythromycin tab 500 mg no. II S 1 dd 2 tab Diplococcus gram (-) obligat intrasel & ekstrasel tersusun seperti biji kopi Side note: sama seperti GO pada duh tubuh pria (khas: morning drops)
wdy
Duh putih abu-abu melekat di dinding vagina, bau amis Clue cell & Sniff test (+) E/: Gardnerella vaginalis
Duh kuning kehijauan, berbusa, bau
Duh putih susu (cottage cheese)
Strawberry cervic, flagella E/: Trichomonas vaginalis
Sel ragi, blastospora, pseudohifa (hifa) E/: Candida albicans
R/ Metronidazole tab 500 mg no IV S 1 dd 4 tab p.c
R/ Nystatin ovula 100.000 IU tab no VII S 1 vag ovula 1 (vesp) atau R/ Flukonazole tab 150 mg no I S 1 dd 1 tab p.c
PID (pelvic inflammatory disease) = salpingitis akut anamnesis, PF ginekologi, pengambilan specimen jika ada duh, rencana pemeriksaan (USG), tata laksana farmakologi, edukasi Keluhan utama: nyeri perut bawah. Tambahan: demam, dyspareunia, dysuria, mual muntah *PF : harus ada nyeri gerak serviks, nyeri tekan uterus, nyeri tekan adnexa
Keluhan: gatal di area genital, tanpa ada keluhan lain seperti duh maupun riwayat promiskuitas
Terapi farmakologi:
R/ Levofloxacin tab 500 mg no XIV S 1 dd I tab p.c
R/ Hydrocortisone cream tube no I S u.e applic part dol R/ Cetirizine tab no VI S 2 dd tab I
Keluhan: nyeri payudara (biasanya unilateral) Tugas: anamnesis, TTV, PF terkait, 2 diagnosis banding, tatalaksana farmakologi, edukasi Gejala: nyeri & tanda inflamasi di payudara, produksi ASI normal/berlebih, tapi mungkin anak tidak menyusu / menyusu sedikit *PF payudara lengkap wdy
Terapi farmakologi:
Terapi farmakologi: R/ Dicloxacillin tab 500 mg no X S 2 dd 1 tab p.c (habiskan) Edukasi: lanjutkan ASI & kosongkan payudara tiap 6 jam
Keluhan: benjolan di area genital anamnesis, TTV, PF terkait, diagnosis banding, sebutkan rencana terapi, tata laksana farmakologi, edukasi *Gejala : nyeri daerah kemaluan, pembengkakan labia minor posterior / labia mayor di satu sisi pada arah jam 5 atau jam 7. Jika dgn fluktuasi = abses bartolini. Bisa ada duh vagina. *Rencana terapi: insisi-drainase + pasang kateter, marsupialisasi Terapi farmakologi: R/ Ciprofloxacin tab 500 mg no XIV S 2 dd 1 tab p.c (habiskan)
STATION DERMATO-VENEREOLOGI 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Status Dermatologikus Regio lokasi lesi Distribusi dermatomal, ekstensor, flexor, intertriginosa, lokalisata, generalisata, bilateral simetris, universal Efloresensi primer makula, papul, plak, nodus, urtika, vesikel, bullae, kista Warna eritema, hiperpigmentasi, kecoklatan, sewarna kulit Ukuran milier, lentikuler, numular, plakat Jumlah soliter, multipel Efloresensi sekunder skuama, krusta, erosi, ekskoriasi, ulkus, fisura, sikatriks, abses, likenifikasi Konfigurasi linear, sirsinar, asiner, polisiklik, irisformis, korimbiformis, konfluens, herpetiformis
Luka pada kemaluan anamnesis, PF genital, pengambilan spesimen duh, interpretasi hasil, tatalaksana farmakologi, edukasi Ulkus Mole (Chancroid) Ulkus Durum (Sifilis) Limfogranuloma Venereum Luka nyeri, dasar kotor, tepi bergaung Luka tidak nyeri, bersih Luka di kelamin sudah sembuh, saat ini Etiologi: Haemophilus ducreyi Etiologi: Treponema pallidum keluhan benjolan di lipat paha Etiologi: Chlamydia trachomatis Terapi farmakologi: Terapi farmakologi: Terapi farmakologi: R/ Ciprofloxacin tab 500 mg no. VI R/ Benzatin penicillin 2,4 juta U vial no. I R/ Doksisiklin tab 100 mg no XXVIII S 2 dd 1 tab S i.m.m (IM) S 2 dd 1 tab
Urtikaria akut DD/: DKI, DKA, dermatitis venenata Terapi farmakologi: R/ Loratadine tab 10 mg no X S 1 dd 1 tab p.c R/ Metilprednisolone tab 8 mg no X S 2 dd 1 tab p.c
Dermatitis sirkumskripta (Liken simpleks kronis) Terapi farmakologi: R/ R/ Loratadine tab 10 mg no X S 1 dd 1 tab p.c R/ Betametason valerat 0,1% cr tube no I S u.e applic part dol atau R/ Mometasone furoate 0,1% cr tube no I S u.e applic part dol wdy
Scabies Terapi farmakologi: R/ Permetrin cream 5% tube no I S u.c (dibersihkan setelah 10 jam)
Dermatitis venenata Dermatitis atopik Dermatitis stasis Psoriasis
R/ Hydrocortisone 2,5% cream tube no I S u.e 2 dd applic part dol R/ Urea cream 10% tube no I S u.e 2 dd applic part dol R/ Loratadine 10 mg tab no X S 1 dd 1 tab
Dosis anak:
R/ Loratadine syr 5 mg fl no I S 1 dd cth
Dermatitis numularis Dermatitis numularis R/ Kalium permanganate liquid 1/10000 lcg no I ditambah kompres: S u.c appl Tinea kapitis
Status dermatologikus: Di kepala belakang (regio parietal) Tampak alopesia soliter, lokalisata. Ukuran plakat Disertai skuama Dengan warna rambut sekitar kusam Pemeriksaan: KOH 10% hifa & spora Diagnosis: Tinea kapitis DD/: alopecia areata, dermatitis seboroik
Tinea cruris, corporis, pedis et manus KOH dermatofita: hifa panjang bersekat
Ptiriasis versicolor
Terapi farmakologi: R/ Griseofulvin tab 250 mg no XIV S 1 dd tab II p.c R/ Selenium sulfida 2,5% fl no I S u.e (2 kali/minggu) Edukasi: 1) Jaga kebersihan kepala & rambut, rajin cuci rambut 2) Tidak menggunakan sisir/helm/topi orang lain 3) Hindari kontak erat dengan anjing & kucing dulu Terapi farmakologi: R/ Griseofulvin tab 250 mg no XIV S 1 dd tab II p.c R/ Terbinafin cream 1% tube no.I S u.e 2 dd applic part dol
KOH 20%: hifa pendek, spora bulat (spaghetti and meatball appearance)
Kandidiasis
KOH: pseudohifa, blastospora + budding cell (tunas)
Dermatitis seboroik
Lesi basah berwarna kuning, predileksi di kulit berambut wdy
Terapi farmakologi: R/ Shampoo selenium sulfida 1,8% tube no I S u.c (2 kali/minggu) R/ Miconazole cream 2% tube no I S u.e 3 dd applic part dol R/ Itrakonazole tab 100 mg no X S 2 dd 1 tab R/ CTM tab 4 mg no XXI 3 dd 1 tab
Cutaneous larva migrans Lesi intrakutan serpiginosa Terapi farmakologi: R/ Albendazole tab 400 mg no III S 1 dd 1 tab p.c
Oral candidiasis Terapi farmakologi: R/ Gentian violet 1% fl no I S u.e applic part dol (dioles)
Fixed drug eruption Makula/plak eritema keunguan + vesikel/bula di tengah lesi (khas: berulang pada predileksi yg sama) Terapi farmakologi: R/ Dexamethasone tab 0,5 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c R/ CTM tab 4 mg no XXI 3 dd 1 tab
Systemic lupus erythematosus R/ Prednisone tab 5 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c Acne vulgaris Terapi farmakologi: R/ Asam retinoat cream 0,05% tube no I S u.e (malam sebelum tidur) R/ Tabir surya SPF 30 tube no. I S u.e 2 dd (pagi-siang) p.r.n
R/ Eritromisin tab 500 mg no. XXX S 2 dd I tab a.c
Hidradenitis supurativa Didahului trauma/mikrotrauma keringat >>, deodoran, cabut rambut axilla Demam (+), nodus & tanda radang akut melunak & jadi abses pecah membentuk fistel Terapi farmakologi: R/ Klindamisin tab 300 mg no XV 3 dd 1 tab (habiskan)
Varicella Dewasa: R/ Acyclovir tab 400 mg no XXXV S 5 dd 2 tab p.c Anak (20 mg/kgBB): R/ Acyclovir tab 800 mg no X m.f pulv dtd no XXXV S 5 dd 1 pulv p.c
Folikulitis & furunkel R/ Mupirocin cream 2% tube no I S u.e 3 dd applic part dol
STATION PSIKIATRI Poin station psikiatri: (harus >10) 1) Penampilan umum 2) Perilaku & aktivitas psikomotor 3) Tingkat kesadaran 4) Mood & afek 5) Pembicaraan 6) Ggn.persepsi 7) Bentuk pikir 8) Isi pikir 9) Orientasi 10) Daya ingat 11) Konsentrasi & perhatian 12) Visuospasial 13) Abstrak 14) Pengendalian impuls 15) RTA & tilikan
Contoh resume psikiatri: Seorang pasien (LK/PR) berusia ... tahun datang diantar .... Berpenampilan sesuai usia & tidak berlebihan. Selama wawancara pasien bersikap sopan/ramah/duduk dengan tenang. Kontak mata ... (baik/kurang/mudah teralih). Banyak menunduk? Aktivitas motorik dalam batas normal. Pasien bersikap ... (koperatif/tidak), (ada/tidak) sikap curiga terhadap pemeriksa, kesadaran compos mentis. Mood ... Afek ... Speech: kecepatan ... (normal/tidak), intonasi ... (jelas/tidak), volume ... (normal/keras/pelan) Proses pikir: ... (koheren/inkoheren/flight of idea) Isi pikir: ... (waham/ide bunuh diri), preokupasi terhadap sesuatu... Persepsi: ... (halusinasi/ilusi) Kognisi: ... (intelejensi normal/menurun) Orientasi: ... (baik/disorientasi? orang, tempat, dll) Daya ingat: ... (baik/buruk) Abstrak: ... (baik/buruk) Insight/tilikan: ... (I IV) wdy
Depresi : mood minimal 2 minggu (+ lelah terus menerus, hilang minat) Menetap 3 hari 1 bulan pasca kejadian traumatik Onset 2-3 hari postpartum & berlangsung < 10 hari. Tidak ada ide bunuh diri maupum membunuh Onset di bulan pertama, bisa sampe 1 tahun postpartum & berlangsung > 2 minggu. Ide bunuh diri/membunuh (+) Serangan ngantuk mendadak & bisa tidur dimana saja Kebanyakan tidur walaupun kualitas & kuantitas tidur malam baik Early insomnia, middle insomnia, late insomnia Kebiasaan mencabuti rambut Kecemasan & kekhawatiran tidak rasional terhadap beberapa peristiwa hidup, minimal 6 bulan Setelah mengalami kejadian katastropik, ditandai dengan flashback kejadian. Onset setelah 1 bulan kejadian traumatic DD/: reaksi stress akut, gangguan penyesuaian Episode serangan singkat namun berat, ditandai dgn gejala otonom, tanpa pemicu & dengan orientasi takut mati Agoraphobia = takut di tempat ramai 1 waham dengan durasi 3 bulan & kriteria skizofrenia tidak boleh ada Thought echo, thought insertion, thought broadcasting, delusion of control, halusinasi auditorik, waham menetap jenis lain. Sekurang kurangnya 1 bulan I { setidaknya ada 1 episode manik yg biasanya disertai episode depresi } II { harus ada 1 episode hipomanik dan 1 episode depresi } Tidak boleh ada episode manik
R/ Fluoxetine caps 20 mg no. XXI S 1 dd 1 tab p.c
R/ Estazolam tab 2 mg no. X S 1 dd I tab p.c
R/ Alprazolam tab 0,5 mg no. X S 1 dd 1 tab
R/ Risperidone tab 1 mg no. XX S 2 dd 1 tab R/ Lithium carbonate tab 300 mg no. VII S 1 dd I R/ Fluoxetine caps 20 mg no. XXI S 1 dd 1 tab p.c
DD/ bipolar: R/ Lithium carbonate tab 300 mg no. VII ... tanpa/dengan gejala psikotik S 1 dd I Skizoafektif tipe manik Withdrawal gejala berlawanan Antidot : Naloxone Mood disforik, nausea, vomitus, nyeri otot, lakrimasi, rinore, midriasis, diare, sering menguap, febris, insomnia 1) Ggn.ereksi ketidakmampuan utk ereksi/mempertahankan ereksi selama aktivitas seksual, berlangsung > 6 bulan 2) Ggn.seksual hipoaktif penurunan gairah utk aktivitas seksual, fantasi/ide erotis, berlangsung > 6 bulan 3) Ejakulasi dini ejakulasi yg terjadi < 1 menit setelah penetrasi, berlangsung 6 bulan, menyebabkan hendaya Delayed ejaculation tidak mencapai klimaks (ejakulasi terlambat/tidak sama sekali), minimal 6 bulan, tidak menggunakan substansi yg menghambat ejakulasi, tidak ada stresor psikologis, situasional (masih bisa ejakulasi saat masturbasi/kopulasi oral, selama bukan penetrasi vagina) Tip: biasanya station psikiatri tidak memberi tugas untuk memberikan terapi farmakologi wdy
Pelajari obat yg mudah saja
Tip: mnemonic station psikiatri! Appearance : penampilan
Sensorium
Behaviour: sikap selama wawancara
Speech: kecepatan bicara, intonasi, volume Thought: isi pikir, proses pikir
Cooperative: koperatif, sikap curiga
Affect: afek
Impuls: abstrak
Mood: mood
Reality: RTA
Perception: persepsi indera (halusinasi, ilusi)
Tilikan
Kognisi: fungsi kognitif
STATION NEUROLOGI Epilepsi
(keluhan utama: kejang > 30 menit sebelum diantar ke RS) anamnesis, PF neurologi terkait, rencana terapi, tatalaksana farmakologi, edukasi *SE= kejang berlangsung terus menerus / berulang tanpa pulihnya kesadaran selama 30 mnt
Terapi farmakologi: R/ Diazepam tab 2 mg no XVI S 2 dd 1 tab p.c
Pemeriksaan fisik:
TTV, GCS, penilaian orientasi Rangsang meningeal (kaku kuduk, Brudzinsky I-IV), Laseque, Kernig Nervus kranialis = N. II, N. III, N IV, N. VI, N. VII, N. XII Refleks fisiologis, reflex patologis, motorik Rencana terapi: , EEG, CT scan (jika ada riwayat trauma)
Primary headache TENSION TYPE HEADACHE Nyeri seperti terikat & tertekan. Berhubungan dengan stress DD/: migrain, brain tumor Terapi farmakologi: R/ Ibuprofen tab 400 mg no. X S 2 dd I tab
MIGRAIN Nyeri unilateral, berdenyut + mual muntah, fotofobia, fonofobia Terapi farmakologi: R/ Sumatriptan capl 100 mg no V S 1 dd I tab
CLUSTER HEADACHE Nyeri unilateral seperti ditusuk + nyeri periorbital & dapat menjalar ke temporal Disertai kalrimasi, kongesti nasal, edema palpebral Oksigen Sumatriptan
PF : - GCS, rangsang meningeal (kaku kuduk, Brudzinsky I-IV) - Nervus kranialis = N. II, N. III, N IV, N. VI, N. V, N.VII, N.XII - Refleks fisiologis, reflex patologis, motorik
Pusing berputar BPPV
MENIERE DISEASE
Durasi beberapa menit Durasi beberapa jam Provokasi: perubahan kepala Spontan Nistagmus horizontal. Tanpa gejala penyerta Trias { aural fullness, SNHL, tinnitus } PF : - GCS, rangsang meningeal (kaku kuduk, Brudzinsky I-IV) - Nervus kranialis = N. II, N. III, N IV, N. VI, N.V, N.VII, N.VIII - Refleks fisiologis, reflex patologis, motorik
wdy
NEURITIS VESTIBULARIS Bisa seharian Spontan, riwayat ISPA (+) Imbalance R/ Dimenhidrinat tab 50 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c R/ Betahistine tab 6 mg no XV S 3 dd 1 tab p.c
Diagnosis
Terapi
Neuralgia trigeminal
HNP lumbosacral
Carpal Tunnel Syndrome
Nyeri wajah yg diperberat dengan gerakan mengunyah, menggerakkan rahang, mencukur, berbicara, sikat gigi, menyisir rambut Pemeriksaan fisik: GCS, rangsang meningeal, refleks fisiologis, refleks patologis, sensorik Nervus kranialis = N. V, N. VII, N. XII Terapi farmakologi: R/ Carbamazepine tab 200 mg no XVI S 2 dd 1 tab p.c
o Nyeri pinggang menjalar hingga tungkai, terasa seperti tersetrum listrik & ditusuk jarum. Memberat saat aktivitas, membungkuk & bangun tidur Riwayat mengangkat beban berat (+) o PF: rangsang meningeal, Laseque, Kernig Refleks fisiologis & patologis, motorik & sensorik o Lokasi tersering: L5-S1. Jenis nyeri: neuropatik perifer o DD/: fraktur kompresi (spondilolistesis, spondilolisis), lumbal muscle strain, artritis degeneratif, non-specific LBP o Pemeriksaan penunjang: MRI lumbosacral o Terapi non-farmakologi: bed rest, fisioterapi, korset lumbal o Rujuk: bedah saraf Kesemutan, burning sensation, baal
Terapi farmakologi: R/ Ibuprofen tab 400 mg no XIV S 3 dd 1 tab p.c R/ Tramadol tab 50 mg no X S 2 dd ½ tab p.c R/ Gabapentin tab 100 mg no X S 3 dd 1 tab p.c R/ Vit B complex tab no XV S 3 dd 1 tab p.c
Tarsal Tunnel Syndrome Polineuropati DM
DD/: trigger finger, De Quervain syndrome Parestesia, numbness, tingling sensation, baal di ankle & telapak kaki DD/: ankle sprain, ruptur tendon achilles Nyeri, baal, kesemutan di ekstremitas, riwayat DM (lama) PF: sensorik, motorik, refleks fisiologis & patologis wdy
Bell s Palsy
Keluhan: tidak dapat menggerakkan wajah, riwayat terpapar angin kencang (+) *Tidak dapat menggerakkan dahi, lagoftalmus, nyeri belakang telinga, semua N. VII (-) parese N. VII perifer
Pemeriksaan fisik:
Nervus kranialis = N. II, N. III, N. IV, N. VI, N. V, N. VII Refleks fisiologis, refleks patologis Sensorik, motorik DD/: stroke batang otak, trigeminal neuralgia, stroke iskemik
Transient Ischaemic Attack
Stroke Iskemik
Meningitis
Defisit neurologis yg akan kembali normal dalam < 24 jam (vertigo, defek perifer, gangguan pendengaran, parestesia) Pemeriksaan fisik: Rangsang meningeal, kaku kuduk N. II, N. III, N. IV, N. VI, N. V, N. VII, N. XII Refleks fisiologis, reflex patologis Sensorik, motorik DD/: RIND (reversible ischemic neurologic deficit), stroke iskemik Keluhan: lemah 1 sisi tubuh. Tiba-tiba tangan & kaki tidak dapat digerakkan, bicara pelo, trauma (-), nyeri kepala (-), muntah (-) PF sama dgn TIA, hasil pemeriksaan fisik: hemiplegia ... (dextra/sinistra), paresen N.VII ... (dextra/sinistra) tipe sentral Pemeriksaan penunjang: daerah hipodens di hemisfer ... (kiri/kanan) [biasanya kontralateral: plegi di kanan, lesi di kiri] DD/: TIA, RIND, stroke hemoragik Terapi: O2, cairan, inj.citicolin 500 mg, inj.mecobalamin 500 mg Rujuk Sp.S
Terapi non-farmakologi: exercise, massage, fisioterapi (setelah 1 minggu) Edukasi: jangan kunyah permen karet dulu, jangan kompres panas 1 minggu, plester mata pada malam hari Terapi farmakologi: R/ Prednisone tab 5 mg no XXI S 3 dd 1 tab p.c R/ Vit B12 tab no XXI S 3 dd 1 tab p.c R/ Artificial tears fl no II S 6 dd gtt I (sering)
Terapi farmakologi: R/ Aspirin tab 325 mg no II S 1 dd tab II p.c R/ Aspirin tab 80 mg no X S 1 dd tab I p.c
Keluhan utama: nyeri kepala hebat Dirasakan sejak 1 minggu + demam naik turun, tidak ada penurunan kesadaran, tidak kejang, mata kanan sulit dibuka, diplopia (+) Pemeriksaan fisik: Rangsang meningeal, kaku kuduk Nervus kranialis = N. II, N. III, N. IV, N. VI Refleks fisiologis, refleks patologis Motorik, sensorik Pemeriksaan penunjang: darah lengkap, CT-scan/MRI, pungsi lumbal Diagnosis: meningitis DD/ meningitis bakterial, meningitis viral, meningitis fungal, ensefalitis Rujuk ke Sp.S
wdy
STATION INDERA Corpus alienum conjunctiva
Corpus alienum kornea Konjungtivitis akut bakteri
Ekstraksi corpal : 1 ) Tetes pantocain 2 ) Ekstraksi dgn lidi kapas 3 ) Tetes antibiotik Langsung dirujuk ke Sp.M Mata nempel pada pagi hari, riwayat kontak DD/: konjungtivitis viral, fungal
Terapi farmakologi: R/ Gentamycin eye drops fl no I S 6 dd gtt I OS/OD R/ Artificial tears eye drops fl no I S 3 dd gt I OS/OD
Blefaritis anterior
Bengkak di mata dakriosistitis, dakrioadenitis
Dakriosistitis
Dakrioadenitis
Mata DD/: dakrioadenitis, chalazion, hordeolum eksterna
Hordeolum interna / eksterna
DD/: dakriosistitis, chalazion, hordeolum eksterna Terapi farmakologi dakriosistitis, dakrioadenitis, horeolum: R/ Gentamycin eye ointment tube no I S 1 dd applic part dol
Konjungtivitis vernal
DD/: chalazion, dakrioadenitis, dakriosistitis Coble stone & Horner trantas dot
Terapi farmakologi: mast cell stabilizer R/ Sodium cromoglycate ED 2% fl no I S 6 dd gtt 1 OS/OD
Konjungtivitis virus
Episkleritis
Glaukoma
DD/: konjungtivitis alergi, konjungtivitis virus Mata berair, riwayat kontak (+), dapat disertai pembesaran KGB preaurikula DD/: konjungtivitis alergi, konjungtivitis vernal, konjungtivitis atopik Mata merah & nyeri DD/: skleritis (dibedakan dgn tes fenilefrin merah pada episkleritis akan berkurang) Mata merah (biasanya unilateral), TIO meningkat DD/: jenis-jenis glaukoma lain wdy
Terapi farmakologi: R/ Naphazoline ED 0,025% fl no I S 4 dd gtt II OS/OD Terapi farmakologi: R/ Na diclofenak ED no I S 6 dd gtt I OS/OD Terapi farmakologi: R/ Timolol 0,5% ED fl no I S 2 dd gtt I OD/OS
Faringitis akut
Laringitis akut Tonsilitis lakunaris akut
Sakit menelan, faring hiperemis Obat kumur: R/ Povidon iodine sol 1% fl no I S u.e 2 dd garg
R/ Paracetamol tab 500 mg no XV S 3 dd tab I p.c p.r.n (demam)
Suara serak
R/ Dexamethason tab 0,5 mg no XV S 3 dd tab I p.c
Pembesaran tonsil mulai T2/T2
Penicilin G Benzatin 50.000 U/kg (IM) Amoxicillin 50 mg/kg/hari (10 hari) Dewasa: Amoxicillin tab 3x500 mg
Tonsilitis kronik eksaserbasi akut Kripta melebar, detritus (+) Tonsilitis difteri
Abses peritonsil
THT
Rhinitis akut (common cold)
(penanda kronik = kripta melebar) Pseudomembran putih
R/ Amoxicillin tab 500 mg no XV S 3 dd tab I p.c (habiskan)
Penicillin prokain 50.000 U/kg (IM) 7 hr Eritromisin 25-50 mg/kg/hari Antitoksin (ADS)
Tonsil membesar, hiperemis & menggeser uvula, disfagia (+) Terapi simptomatik & jaga jalan napas Edukasi: kompres dingin pada leher
R/ Povidon iodine sol 1% fl no I S u.e 2 dd garg R/ Dexamethason tab 0,5 mg no XV S 3 dd tab I p.c R/ Amoxicillin tab 500 mg no XV S 3 dd tab I p.c (habiskan)
Rhinoskopi posterior cavum nasi sempit, secret serous/mukpurulen, mukosa edema & hiperemis DD/: rhinitis kronis, rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, rhinitis medikamentosa
R/ Paracetamol tab 500 mg no XV S 3 dd tab I p.c p.r.n (demam) R/ Pseudoefedrin tab 30 mg no XV S 3 dd tab I p.c R/ Pseudoefedrin syr 30 mg/5 ml fl no I S 3 dd cth I p.c
Rhinitis alergi
Rhinitis vasomotor
Dewasa R/ Cetirizine tab 10 mg no X S 1 dd tab I p.c
Anak R/ Cetirizine syr 5mg fl no I S 1 dd cth I p.c
R/ Pseudoefedrin tab 30 mg no XV S 3 dd tab I p.c
R/ Pseudoefedrin syr 30 mg/5 ml fl no I S 3 dd cth I p.c
R/ Budesonide nasal sprau 50 mcg fl no I S 2 dd puff I
R / Budesonide nasal spray 50 mcg fl no I S 2 dd puff I
- Hidung tersumbat bergantian - Edema mukosa hidung, konka merah gelap/ merah tua - Sekret mucoid (sedikit)
R/ Pseudoefedrin tab 30 mg no XV S 3 dd I tab p.c
wdy
R/ Dexamethasone tab 0,5 mg no XV S 3 dd I tab p.c
Epistaxis anterior
Tekan hidung dari luar 10-15 menit Kaustik AgNO3 25-30% , lanjut krim AB Pasang tampon (mulai dari rongga hidung, ke koana di belakang, sampai setinggi konka media di atas) *Cek orofaring adakah darah mengalir pada dinding faring
Corpus alienum hidung, telinga Serumen prop OE difusa
Pemasangan tampon. (Spekulum terpasang) Tampon kassa diberi pantocaine 1% atau lidocaine (dengan atau tanpa epinefrin 1: 1000) selama 3-5 menit lalu dibuka & evaluasi perdarahan Jika perdarahan berhenti, berikan antibiotik & vitamin K Ekstraksi corpal Penurunan pendengaran (dapat unilateral & R/ Carboglycerin 10% 10 ml fl no I bilateral), massa kecoklatan di liang telinga & S 3 dd gtt V membran timpani tidak tervisualisasi SIRKUMSKRIPTA : 1/3 luar liang telinga, R/ H2O2 3% sol 50 cc no I sangat nyeri S 2 dd gtt IV (obat cuci telinga) DIFUSA : 2/3 dalam liang telinga R/ Polimixin B oint tube no I DD/: perikondritis S 3 dd u.e AS/AD
OMA (otitis media akut) stadium _____
1. Oklusi tuba MT retraksi (normal/pucat) 2. Hiperemis MT hiperemis 3. Supurasi MT bulging, nyeri telinga, gejala (+), demam, tampak sakit 4. Perforasi MT rupture, sekret keluar 5. Resolusi MT utuh/normal kembali
OMSK (otitis media supuratif kronis)
Onset harus > 12 minggu. Perforasi : - Sentral : pars tensa - Marginal : sebagian tepi perforasi masih berhubungan dengan annulus - Attic : pars flaccida
Antibiotik tetes telinga
1. Tetes hidung HCl efedrin 2. Tetes hidung Hcl efedrin Analgetik AB (ampicillin / amoxicillin) 3. Miringotomi AB (ampicillin / amoxicillin) 4. Cuci telinga H2O2 3% AB (ofloxacin) 5. AB diteruskan hingga 2 minggu - AB tetes telinga - AB sistemik - Simptomatik - Miringoplasty - Timpanoplasty
R/ Ofloxacin ED sol fl no I S 2 dd gtt II AD/AS
Interpretasi tes penala Rinne Weber + Tidak ada lateralisasi Leteralisasi ke telinga sakit + Leteralisasi ke telinga sehat
Schwabach Sama dengan pemeriksa Memanjang Memendek
wdy
Kesan Normal Tuli konduktif Tuli sensorineural
Motion sickness
Mual muntah parah disertai sensasi berputar. Didahului pusing, malaise, ngantuk, merasa kelelahan. Rasa penuh & tidak nyaman di epigastrium. Riwayat melakukan perjalanan dengan kapal/mobil PF THT + romberg test! DD/: cerebrovascular accident, trauma kepala, migrain, BPPV, hamil Edukasi: Minimalisasi rangsangan gerak Tetap tenang dalam gejala berat Jangan makan terlalu banyak sebelum pergi Makan yg rendah lemak, tidak terlalu pedas & asam Jangan membaca/nonton TV dalam perjalanan Duduk di tempat paling stabil
Pelajari semua soal yg sudah pernah dikeluarkan Karena bisa keluar dengan pattern tertentu Contoh: batch Mei 2019 soal saraf, psikiatri, KV, GIT, saluran kemih, dan indera mengikuti batch Agustus 2018. Soal endokrin & respitasi mengikuti batch Mei 2018 And here s I compiled them all !!!
wdy
Terapi farmakologi R/ Scopolamine tab 10 mg no.X S 2 dd tab I p.c R/ Dimenhdrinate tab 50 mg no.X S 3 dd 2 tab p.c p.r.n mual
Saraf
Psikiatri
Indera
Respirasi
KV
GIT
Ginjal & Sal. Kemih
Obgyn
Endokrin
Hemato & Imunologi Gout
Muskulo
V.scissum
ADB e/c ascariasis DHF grade II
V.scissum V.scissum
Leptospirosis Ensefalitis
Ensefalitis
Insomnia
Insomnia
Episkleritis
Rhinitis
PPOK eksaserbasi PPOK eksaserbasi
Syok anafilaktik + STEMI Syok anafilaktik+VES
DADS (anak) Dispepsia
Saraf
Psikiatri
Indera
Respirasi
KV
GIT
Cluster headache TTH
Skizofrenia paranoid Depresi ringan Ggn.waham menetap Bipolar eps manik
Corpal konjungtiva Corpal konjungtiva Corpal nasal
Pneumonia
UAP
Pertusis
STEMI anteroseptal Atrial fibrilasi
Corpal nasal
PPOK eksaserbasi Bronkiolitis
Neuralgia trigeminal
Epistaxis anterior Epistaxis anterior
Saraf
Psikiatri
TTS
Insomnia
CTS Epilepsi Polinuropati DM Stroke infark TIA
Indera
Hordeolum interna Konjungtivitis bakteri Disfungsi Keratitis ereksi viral Trikotiloman OE difusa ia Ejakulasi Motion dini sickness Ggn. cemas Pterygium menyeluruh PTSD
TB paru
GNAPS
disease Nefrolithiasis + hidronefrosis
Close fracture clavicula
V.scissum
Muskulo
Integumen
OA genu
Insect bite
Tifoid
Ab imminens
KAD
Hemato & Imunologi ADB
Hep.A
Vesikolithiasis
Ab imminens
KAD
Malaria vivax
Tenosynovitis
Insect bite
Disentri amoeba Omfalitis
Vesikolithiasis
KPD
HONK
DHF grade III
Gout
Folikulitis
Vesikolithiasis
KPD
HONK
Artritis
Folikulitis
KV
GIT
Faringitis akut Tonsilitis lakunaris Abses peritonsil Rhinitis akut
Atrial fibrilasi
Intoksikasi organofosfat Intoksikasi alkohol Melena
Tonsilitis difteri Laringitis akut
VES trigemini SVT
disease
V.scissum
Endokrin
Respirasi
STEMI
ANC
V.scissum Close fracture femur
Obgyn
Hipertensi
LVH
Limfadenitis akut bakteri
Ginjal & Sal. Kemih Vesikolithiasis
Hipertensi
NSTEMI
ANC
Integumen
Hematemesis Ileus obstruktif Ca hepar + ileus
wdy
Korioamnioni tis Korioamnioni tis
Hipoglikemia Hipoglikemia
Ginjal & Sal. Kemih Sistitis
Obgyn
Endokrin
BV
Uretritis nonGO Pielonefritis
KVV
Sindroma metabolik Gout
Servisitis GO
DM tipe 2
Candidiasis
LGV
GNAPS
Ca cervix
Vesikolithiasis
Cedera meniscus
disease Sindroma metabolik
PID disease
Hemato & Imunologi Imunisasi pentavalen Imunisasi pentavalen Imunisasi campak Imunisasi campak Imunisasi 1 bulan + KMS Imunisasi 1 bulan + KMS
Muskulo Close fracture humerus Close fraktur klavikula Sprain genu Ankle sprain Close fracture femur Close fracture radioulnare
Integumen Tinea cruris Dermatitis atopik Hidradenitis supurativa Herpes zoster Ptiriasis rosea MH tipe MB
Saraf
Psikiatri
Indera
Respirasi
KV
GIT
CTS
Faringitis akut TFA
TTS
Panic attack
TIA
Ggn.waham menetap Ggn.psikotik akut
Epistaxis anterior Epistaxis anterior Corpal conjunctiva Corpal conjunctiva Corpal nasal
Syok hpv e/c DADB Syok hpv e/c DADB Syok hpv e/c DADB Syok hpv e/c DADB Syok hpv e/c DADB Syok hpv e/c DADB
Hepatitis A
HNP
Skizofrenia paranoid GCM
Neuropati DM
Peritonsilar abscess Rhinitis akut virus Tonsilitis difteri
Corpal nasal
Saraf
Psikiatri
Indera
Respirasi
KV
Cluster headache KDS
Ggn.waham menetap Bipolar eps manik Skizofrenia paranoid Panick attack
Corpal konjungtiva Corpal konjungtiva Corpal nasal
Faringitis akut bakteri Tonsilitis akut Abses peritonsil Rhinitis viral
Appendicitis akut Tifoid Gastritis Kolesistitis akut
GIT
Neuralgia trigeminal HNP
Intoksikasi cannabis Psikosis akut
Epistaxis anterior Epistaxis anterior
Laringitis akut Faringitis difteri
Saraf
Psikiatri
Indera
Respirasi
KV
GIT
TTS
Insomnia
Pneumonia Pertusis
Atrial fibrilasi NSTEMI
TB paru
LVH + HT
PPOK eksaserbasi Bronkiolitis
STEMI anteroseptal VES trigemini SVT
Intoksikasi organofosfat Intoksikasi alkohol Melena & anemia Hematemesis
CTS Epilepsi Polineuropat i DM Stroke infark TIA
Corpal nasal
Hordeolum interna PTSD Konjungtivitis bakteri Disfungsi Keratitis ereksi bakteri Trikotiloman OE difusa ia Ejakulasi dini Motion sickness Ggn.cemas Pterygium menyeluruh
Faringitis akut
Obgyn
Endokrin
KVV
Pielonefritis
Servisitis GO
Sindroma nefritik Batu saluran kemih Trauma ginjal sinistra
KVV
Marasmus Kwashiorkor Marasmus Kwahiorkor Obesitas pada anak Obesitas pada anak Kwashiorkor
BV PID
Hemato & Imunologi Leptospirosis DHF gr.II Malaria vivax ADB e/c ascariasis RA
Muskulo
Integumen
Close fracture radioulnare Ankle sprain
Dermatitis numularis Dermatitis atopi Napkin eczema Acne vulgaris Folikulitis
Fraktur humerus Sprain genu Fraktur klavikula
Kwashiorkor
Syok hipovolemik Syok hipovolemik Syok hipovolemik Syok hipovolemik Syok hipovolemik Syok hipovolemik
BPPV
Ginjal & Sal. Kemih Sistitis
Hep.A Appendisitis akut Tifoid Omfalitis Disentri amoeba Kandidiasis oral
Ileus obstruktif Ca hepar + ileus
wdy
Ginjal & Sal. Kemih Retensi urin e/c batu VU Retensi urin e/c batu VU Retensi urin e/c batu VU Retensi urin e/c batu VU Retensi urin e/c batu VU Retensi urin e/c batu VU
Obgyn
Endokrin
Servisitis GO
DM tipe 2
Hemato & Imunologi RA
BV
Sindroma metabolik Gout
Kandidiasis vulvovaginal Kandidiasis vulvovaginal PID
Muskulo
Integumen
ADB e/c ascariasis DHF grade II
Close fracture humerus Close fracture clavicula Sprain genu
Dermatitis atopik Insect bite
Leptospirosis
Sprain ankle
Limfadenitis akut bakteri SLE + artritis lupus
Close fracture radioulnare Close fracture femur
Dermatitis seboroik Folikulitis
Hemato & Imunologi Gout
Muskulo
Integumen
RA
V. scissum
OA genu
V. scissum
Tenosynovitis
V. scissum
Cedera meniscus Spondilolistesis lumbalis Osteoporosis
V. scissum
disease
PID
disease Sindroma metabolik
Ginjal & Sal. Kemih Sistitis
Obgyn
Endokrin
KPD
KAD
Uretritis non-GO Pielonefritis
KPD
KAD
Abortus imminens Abortus imminens Korioamnion itis Korioamnion itis
HONK
ADB e/c ascariasis DHF grade II
HONK
Leptospirosis
Hipoglikemia
Limfadenitis akut bakteri Malaria vivax
Ulkus mole GNAPS Vesikolithiasis
Hipoglikemia
Insect bite
FDE
V. scissum V. scissum
wdy