Upload Kak Fs Rip Sid Karas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)



KEGIATAN STUDI PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN (FS, RIP DAN SID) FASILITAS PELABUHAN LAUT LOKASI KARAS KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT



KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2018 JAKARTA



KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN KEGIATAN STUDI PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN (FS, RIP DAN SID) FASILITAS PELABUHAN LAUT LOKASI KARAS KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT Kementerian Negara/Lembaga Unit Organisasi Provinsi Kode/Nama Satker Program Sasaran Program



: : : : : :



Kegiatan Sub Kegiatan MAK



: : :



I.



Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut DKI Jakarta Peningkatan Fungsi Kepelabuhan Pusat Program Pembangunan Transportasi Laut Meningkatkannya Keandalan Prasaran dan Sarana Transportasi Laut Studi/Kajian/Survey/Master Plan Studi/Kajian/Survey/Master Plan Belanja Modal Lainnya



PENDAHULUAN a. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia. Memiliki garis pantai sepanjang 81.000 kilometer dan terdiri dari 17.500 pulau besar dan kecil yang tersebar di sekitar garis khatulistiwa, memanjang dari Sabang sampai Merauke. Wilayah kepulauan atau gugus kepulauan adalah wilayah yang terdiri dari banyak pulau yang relatif besar dan banyak pulau kecil. Hambatan dalam pembangunanya adalah penduduk yang jumlahnya tidak banyak tersebar pada pulau pulau kecil. Hambatan bersifat geografis, demografis dan transportasi laut. Padahal banyak dari pulau pulau kecil tersebut yang mempunyai potensi sumber daya alam. Pemanfaatan sumber daya alam yang tersebar pada pulau-pulau kecil tidak menguntungkan, mengakibatkan ketertinggalan, keterisolasian atau keterpencilan dibandingkan pulau-pulau lainya yang mempunyai kemudahan pengangkutan yang lebih lancar. Untuk itu diperlukan pelayaran perintis dalam menunjang pembangunan daerah di pulau tersebut. Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar moda transportasi. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan memiliki kerangka dasar perencanaan dan pembangunan pelabuhan. Kerangka dasar tersebut tertuang



dalam suatu rencana pengembangan tata ruang yang kemudian dijabarkan dalam suatu tahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang. Hal ini diperlukan untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan. Konsep dan stategi dasar dalam pembangunan wilayah gugus kepulauan yang tertinggal



adalah



menyelenggarakan



pelayanan



perintis.



Pelayaran



perintis



menyinggahi pelabuhan perintis yang tersebar di pulau-pulau kecil yang relatif tertinggal dan terisolasi dimana pelayanan sangat terbatas. Tujuan dari pelayanan perintis adalah membuka daerah terisolasi, menjangkau daerah terpencil dan perbatasan, mendorong pembangunan ekonomi daerah yang memiliki potensi pembangunan, meningkatkan kegiatan angkutan barang dan mobilitas penduduk. dan memperluas pemasaran komoditas lokal yang dihasilkan, meningkatkan kelancaran kegiatan administrasi pemerintahan, memperlancar pelayanan sosial pendidikan dan kesehatan masyarakat, meningkatkan pemerataan pembangunan, mengurangi kesenjangan ekonomi – sosial antar masyarakat dan darah, menciptakan iklim kodusif dan stabilitas ekonomi, terwujudnya ketahanan dan keamanan nasional serta memudahkan akses penyampaian informasi ke pulaupulau kecil. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, bahwa perlunya penyediaan infrastruktur pelabuhan sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi. Pembangunan pelabuhan tersebut harus direncanakan secara tepat, memenuhi persyaratan teknis kepelabuhanan, kelestarian lingkungan, dan memperhatikan keterpaduan intra- dan antarmoda transportasi. Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor AL.108/5/11/DJPL-17 Tentang Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Tahun Anggaran 2018, lokasi Karas Kabupaten Fakfak ke dilalui oleh trayek perintis R-87 dengan ukuran kapal KM.Kasuari dengan bobot maksimal 500 DWT. Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan pelabuhan, diperlukan sebuah aktvitas studi yang mampu memberikan gambaran secara lebih komprehensif tentang perencanaan dan pembangunan pelabuhan agar terciptanya pelabuhan yang tepat guna. Di samping itu, Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di lingkungan Kementerian Perhubungan mengamanatkan adanya pelaksanaan studi yang mencakup studi perencanaan pembangunan yang terdiri dari studi Kelayakan Pelabuhan (FS), studi



Rencana Induk Pelabuhan (RIP) dan studi Survei Investigasi dan Desain (SID) untuk mendapatkan acuan umum bagi arah dan pola pembangunan di lokasi rencana pembangunan pelabuhan, serta studi dalam rangka mendapatkan dokumen penunjang bagi pelaksanaan fisik kegiatan pembangunan pelabuhan. Dalam rangka mempersiapkan pembangunan pelabuhan yang baik dan memenuhi syarat untuk operasional kapal-kapal dengan selamat, aman dan lancar, maka Direktorat Jenderal Pembangunan Pelabuhan Laut perlu mengadakan Kegiatan Studi Penyusunan Dokumen Perencanaan (FS, RIP dan SID) Fasilitas Pelabuhan Laut Lokasi Karas Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat b. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari penyusunan Studi Penyusunan Dokumen Perencanaan (FS, RIP dan SID) Fasilitas Pelabuhan Laut Lokasi ini adalah sebagai upaya untuk menyediakan dokumen yang berisi tentang kajian perencanaan dan pembangunan pelabuhan yang komperehensif dan berkelanjutan dari tahap pra-desain hingga tahapan dasar desain dalam pembangunan pelabuhan. Adapun tujuannya dari penyusunan Studi Penyusunan Dokumen Perencanaan (FS, RIP dan SID) Fasilitas Pelabuhan Laut ini adalah: 1. Untuk mengetahui kelayakan dibangunnya suatu pelabuhan laut di lokasi studi terpilih berdasarkan aspek tata ruang, sosial, ekonomi, finansial, lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah, keterpaduan intra dan antarmoda, aksessibilitas terhadap hinterland dan teknis pelabuhan; 2. Untuk



mendapatkan



pedoman



perencanaan,



pembangunan



dan



pengembangan secara terstruktur menyeluruh dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan pelabuhan yang sudah terbentuk. 3. Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi hidrografi, topografi, struktur dan jenis lapisan tanah, serta mendapatkan hasil berupa desain teknis untuk pembangunan pelabuhan dan fasilitas lainnya. 4. Untuk mendapatkan dokumen tender yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi. Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang memuat masukan azas, kriteria dan proses yang dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam melaksanakan tugasnya. Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan



konsultan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud oleh Pemberi Tugas.



c. LINGKUP PROYEK DAN LINGKUP TUGAS 1. Lingkup Pekerjaan dan Biaya Pekerjaan Penyusunan Studi Penyusunan Dokumen Perencanaan (FS, RIP dan SID) Fasilitas Pelabuhan Laut Lokasi Karas didanai dari sumber dana APBN DIPA TA. 2018 pada Satker Peningkatan Fungsi Kepelabuhan Pusat



dan



dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2018 2. Lingkup Tugas Lingkup tugas yang akan dilaksanakan dalam proses perencanaan ini adalah:



LINGKUP KEGIATAN



Survey



Analisa



Analisa



Survey Hidrooceanografi



Penyelidikan



Reconnaissance



Kelayakan



Pengembangan



dan Topografi



Tanah



Pembangunan



Faspel



Detail Desain Faspel



Faspel posisi geografis dari lokasi yang potensial, kondisi lingkungan,kondi si jalan akses



Pengumpulan data sekunder (Rencana Umum Tata Ruang), informasi teknis dan operasional pelabuhan sekitar



1. Analisa hinterland 2. Analisa prediksi demand 3. traffic projection 4. analisa keselamatan pelayaran 5. Analisa kelayakan ekonomi 6. analisa kelayakan sosial budaya 7. Rangkuman kelayakan pelabuhan dan rekomendasi



1. Prakiraan Permintaan jasa angkutan laut s.d 20 tahun kedepan



1. Bathymetri dan Topografi



2. Analisa kebutuhan fasilitas pelabuhan beserta tahapan pengembangannya



3. Pasang Surut



3. Rancangan Penataan zonasi daratan dan perairan beserta DLKr dan DLKp



6. Pemodelan gelombang, arus dan sedimentasi



4. Kajian aspek rona awal lingkungan



2. Pengukuran Arus



4. Sedimen Layang 5. Sampel Air



1. Boring 2. Sondir 3. Laboratorium



1. Perhitungan Struktur 2. Gambar Desain 3. RKS 4. Engneering Design (RAB)



1. Pekerjaan



persiapan



berupa



rencana



kerja



yang



dijadikan



acuan



dalam



pelaksanaan studi dari awal hingga akhir kegiatan; 2. Survey Reconnaissance; Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan reconnaisance untuk: •



Mengetahui posisi geografis dari lokasi yang potensial untuk dibangun pelabuhan.







Mengetahui luas area yang perlu dijadikan obyek survey hidrografi maupun topografi dan dilakukan pengukuran dengan hand load guna mengetahui kedalaman pada beberapa tempat yang diperlukan.







Mengetahui kondisi lingkungan, menyangkut keberadaan daerah konservasi (daerah perlindungan lingkungan lainnya) di wilayah perairan maupun daratan (hutan lindung, hutan bakau, dsb), kondisi sosial masyarakat, dan faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi pembangunan dan operasional pelabuhan di masa yang akan datang.







Mengetahui



jalan



akses



menuju



lokasi



pelabuhan



atau



kemungkinan



pembangunan jalan akses di masa mendatang. •



Mengumpulkan data-data sekunder meliputi kondisi pelabuhan yang ada (informasi teknis dan operasional), makro ekonomi, jaringan transportasi, demografi, meteorologi (lokasi terdekat) dan Rencana Umum Tata Ruang (dari pemerintah



daerah



setempat).



Perencanaan



pengembangan



pelabuhan



dilengkapi dengan alternatif lokasi yang memungkinkan. • Melakukan survey pada 3 titik lokasi untuk mendapatkan gambaran tentang -



Profil kontur dasar laut/sungai.



-



Profil/potongan melintang pantai, laut dan sungai.



-



Bangunan-bangunan yang termasuk dalam kategori rintangan navigasi (kapal tenggelam, letak karang, dll).



-



Kedudukan pasang surut.



-



Kedudukan dan arah arus.



-



Karakteristik gelombang saat mencapai dermaga (hasil transformasi).



-



Kondisi air laut (kadar suspensi dan kadar garam/salinitas).



-



Perubahan kedalaman perairan akibat erosi dan sedimentasi



-



Kondisi topografi daerah survei.



3. Survey Hydrooceanografi dan Topografi Wilayah survey bathymetri pada ketiga lokasi alternatif seluas ± 50 Ha dan topografi seluas ± 5 Ha (luas dapat berubah sesuai dengan hasil survey reconnaissanse) untuk mendapatkan gambaran tentang konfigurasi dasar laut/sungai disekitar pelabuhan rencana, profil/potongan melintang pantai, laut/sungai dan areal darat, koordinat fasilitas pelabuhan rencana, kedudukan pasang surut, kedudukan dan arah arus, arah gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode gelombang dan kondisi areal darat beserta fasilitiasnya, serta pengambilan sampel sedimen dasar dan layang yang diuji komposisinya di laboratorium Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey dalam hal ini terutama untuk mendapatkan gambaran tentang : -



Konfigurasi detil permukaan dasar laut / sungai (peta situasi alur pelayaran, kolam pelabuhan, areal breakwater dan area reklamas).



-



Profil / potongan melintang dan memanjang khusus untuk alur pelayaran.



-



Identifikasi keberadaan terumbu karang / halangan lainnya disekitar lokasi dermaga / alur pelabuhan tersebut.



Peralatan Utama Untuk pekerjaan Hydrografi harus rnempergunakan peralatan minimum : -



Alat perum gema dengan pembaca analog dan/atau digital.



-



Mempunyai frekuensi operasi untuk dual/single frekuensi, yaitu 30-33 Hz dan 200-300 kHz



-



Rentang gema 30-33 Hz 60) maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut. -



Datum dan Bench Mark Semua ukuran kedalaman air, pengeboran dan elevasi tinggi permukaan tanah dan lain-lain harus ditera terhadap Datum ± 0,00 m LWS (Low Water Spring). Penentuan elevasi Datum dapat diambil dari BM yang sudah ada atau bangunan- bangunan/benda-benda lain yang sudah diketahui elevasinya.



-



Metode dan standard yang digunakan, harus mengacu pada: Standard Nasional Indonesia (SNI)



SNI 03-6802-2002 : Tata cara Penyelidikan Tanah dan Pengambilan Contoh Uji Tanah Untuk Keperluan Teknik Rock Testing Metode yang disarankan adalah International Society for Rock Mechanics (ISRM) -



Peralatan 1. Peralatan pokok : Alat bor harus mampu menembus lapisan tanah keras dengan kapasitas mesin bor 2. Peralatan Bantu Penggunaan stuktur pembantu pelaksanaan kegiatan pengeboran diatas air, menggunakan pasangan bamboo, kayu, atau metode sejenis lainnya.



-



Pelaksanaan 1. Pekerjaan Pengeboran Lubang Bor Pengecekan jenis sampel tanah ditempat dilakukan oleh tenaga ahli geoteknik di lapangan. Beberapa persyaratan yang harus dilakukan pada saat melekukan kegiatan pengeboran, antara lain: a. Jika terdapat koreksi atau perubahan penyesuaian yang dilakukan di lapangan, pengawas kegiatan harus mencatat semua penyesuaian yang dilakukan. b. Informasi kalibrasi alat yang digunakan disertakan didalam laporan. c. Setiap pengambilan sampel tanah harus dilakukan pengambilan foto berwarna. d. Persyaratan yang lain mengikuti pedomana SNI yang berlaku atau ASTM. Pengambilan Sampel (Tidak)Terganggu / (Un)Disturbed Untuk setiap interval kedalaman 2 meter diambil undisturbed sample dan untuk pertama kalinya diambil sampel pada kedalaman – 3 m dari muka tanah yang bersangkutan. Tabung contoh tanah (tube sample) yang disyaratkan adalah seamless tube sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch (ID=Internal Diameter, OD=Outer Diameter), tebal tabung 1/16 inch, dengan panjang 50 cm. Tabung yang dipakai tipe fixed-piston sampler terbuat dari baja atau kuningan. Tebal tabung: baja 1,5 ± 0,1 mm dan ID 75 ± 0,5 mm



Bila akan dipakai ID yang lain dari harga di atas harus dipenuhi persyaratan Degree of disturbance: A(%)



= 100 (OD2- ID2) < 10 % ID2



Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi pada waktu pengambilan contoh tanah adalah: a.



Dasar lubang bor di mana akan diambil contoh tanah harus bersih dari sisa pengeboran dengan memompakan air ke dalam lobang bor yang berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa tanah yang tertinggal, lama mencuci minimum 5 menit sebelum diadakan pengambilan sampel.



b.



Ujung bawah casing pada saat itu harus berada pada dasar lubang bor untuk menghindari adanya longsoran-longsoran pada dasar lubang dan sisa pengeboran (sludge)



c.



Segera setelah lubang bor bersih, tabung contoh tanah ditekan ke dalam tanah dengan tekanan tenaga manusia. Penekanan harus dilakukan dengan hati-hati, continuous (single movement) dan perlahan agar air yang terdapat dalam tabung diberi kesempatan keluar melalui katup (ball-valve) yang terdapat pada kepala tabung (connector head). Dalam segala hal tidak diperkenankan menekan tabung dengan pukulan.



d.



Sebelum tabung ditarik dari dalam tanah, tabung harus diputar 3600 untuk melepaskan tabung bersama isinya dari tanah dan kemudian diangkat keluar dari dalam tabung.



e.



Tanah pada kedua ujung tabung harus dibuang secukupnya dan ruangan itu kemudian diberi parafin panas sebagai penutup dan pelindung tanah dalam tabung. Tebal parafin pada bidang bawah minimum 1 cm dan pada bidang atas minimum 3 cm.



f.



Untuk pelaksanaan uji laboratorium, sampel dapat dipotong di lapangan dengan hati-hati sesuai dengan panjang yang diperlukan dan tidak boleh merusak keaslian sampel sisanya yang belum diuji.



g.



Pengangkutan



sampel



harus



dilakukan



hati-hati,



dijaga



dari



guncangan dan beda temperatur yang tinggi (panas sinar matahari dll), sedapat mungkin pengujian dilakukan pada laboratorium yang dekat jaraknya dengan lokasi pengeboran (bila terdapat laboratorium yang memenuhi syarat). h.



Untuk jenis tanah khusus yang sukar diambil undisturbed sampel-nya dengan cara biasa, harus digunakan tabung sampel yang sesuai: soft



cohessive soil dengan alat piston sampler, non cohessive soil dengan alat piston sampler atau core cutter sampler, dan hard cemented soil dengan core barrel. Pengambilan SPT dilakukan setiap 2



m dari atas permukaan tanah



sampai pada kedalaman yang ditentukan. Pelaksanaan SPT pertama kali pada kedalaman -1 meter dari sea bed, SPT kedua dan selanjutnya dimulai setelah pengambilan undisturbed sample pada kedalaman -3 meter dari sea bed (interval 2 meter). Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi adalah: a.



Tabung SPT harus mempunyai ukuran diameter OD 2 inch/profil ID 138 inch, panjang 24 inch menggunakan split spoon sampler type.



b.



Hammer yang dipakai untuk melakukan penumbukan seberat 140 lbs (63,5 kg), tinggi jatuh bebas hammer adalah 30 inch (±75 cm).



c.



Sebelum melakukan percobaan SPT, casing harus diturunkan sampai dasar lubang. Lubang bor kemudian dibersihkan dari sisa pengeboran dari tanah yang ada di dasar lubang bor seperti yang diuraikan pada undisturbed sampling (h.1), h.2), h.3).



d.



Perhitungan dilakukan sebagai berikut 1)



Tabung SPT ditekan ke dalam dasar lubang sedalam 15 cm.



2)



Untuk setiap interval 15 cm dilakukan perhitungan jumlah pukulan untuk memasukkan tabung ke dalam tanah sampai dicapai 3 x 15 cm.



e.



Tabung diangkat ke permukaan tanah dan split spoon sampler dibuka. Sludge yang terdapat dalam tabung harus dibuang, kemudian terhadap sampel diadakan klasifikasi. Sample distrubed sebanyak 300 sample harus disimpan. Unified soil classification dipergunakan untuk menyusun soil description atau lithology. Tanah tersebut dapat dipakai untuk laboratorium test. Untuk itu sampel harus dimasukkan dalam kantong plastik yang ditutup dengan baik dan diberi identitas nomor boring dan kedalamannya.



f.



Untuk kedalaman boring sedalam 30 m/titik maka percobaan SPT dihentikan setelah didapatkan harga SPT-60 sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut (pengeboran tetap dilaksanakan hingga kedalaman -30 meter dari seabed dengan memakai core tube system/diamond bit). Jika pada kondisi lapangan tidak ditemukan nilai NSPT 60 hingga kedalaman 30 meter maka pekerjaan pengeboran harus dihentikan



dan segera dilaporkan ke pemilik pekerjaan dan dapat melanjutkan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari pemilik pekerjaan. Tes Laboratorium Wajib dilakukan uji sampel tanah pada Laboratorium terkemuka untuk mendapatkan parameter property tanah yang diperlukan untuk kegiatan desain kelerengan tanah dibawah laut, minimal harus mencakup: a. Klasifikasi tanah b. Unconsolidated Undrained Triaxial c. Consolidated Undrained Triaxial d. Direct shear e. Konsolidasi f.



UCS test



g. Tes Batuan antara lain : 1) Minerology test 2) Uni-axial compression strength 3) Point load strength test Standard kegiatan yang dapat merujuk pada Standard SNI yang berlaku untuk metode tes penyelidikan tanah, dengan merujuk pada ASTM D420 – D5779. 7.



Detail Desain perencanaan konstruksi fasilitas pelabuhan, meliputi: •



Perhitungan konstruksi







Gambar konstruksi







Metode konstruksi







Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)







Bill of Quantitiy (BOQ)







Rencana Anggaran Biaya (RAB)



Lingkup pekerjaan pembuatan desain meliputi perhitungan konstruksi, Metode Konstruksi, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Bill of Quantity (BQ), Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) serta gambar rencana. Pada setiap tahapan tenaga ahli harus menunjukan semua simulasi/pemodelan



langsung



dihadapan



tim



teknis



evaluasi



simulasi/pemodelan struktur, arus gelombang maupun hidrodinamika.



baik



Ø Dermaga dan Trestle Untuk perencanaan dermaga, data-data di bawah ini akan digunakan sebagai dasar untuk penetapan alternatif sistem konstruksi dengan pertimbangan biaya pembangunan dan umur rencana bangunan yang paling menguntungkan. Beban yang bekerja pada bangunan atas dermaga dan trestle yaitu beban-beban di bawah ini: o Berat sendiri konstruksi dermaga. o Beban hidup di atas dermaga. o Beban akibat sandar dan tambat kapal dengan memperhatikan jenis kapal yang direncanakan untuk singgah (dalam perencanaan desain trestle, jika trestle tidak digunakan sebagai fasilitas bertambat bagi kapal, maka beban ini tidak perlu disertakan). o Beban gempa. o Beban karena pengaruh cuaca (beban angin dapat diabaikan untuk struktur dengan ketinggian di bawah 10 m dari ground/sea level). o Beban akibat arus dan gelombang. Metode perhitungan dimensi elemen struktur mengikuti aturan standar yang disajikan dalam pemodelan struktur menggunakan perangkat lunak yang sesuai. Ø Causeway Causeway adalah jalan yang dibuat dengan urugan tanah yang dipadatkan dan distabilisasi dengan talud pasangan batu pada kedua sisinya. Causeway menghubungkan areal darat dengan trestle. Dalam perencanaan desain causeway, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : -



Desain elevasi lantai causeway harus sama dengan elevasi lantai dermaga dan trestle;



-



Pasangan batu pada kedua sisi causeway harus memenuhi perhitungan kestabilan lereng;



-



Konstruksi talud agar disesuaikan dengan kondisi tanah dan pasang surut serta pasangan batu pada dasar talud agar diperdalam (digali) dari elevasi tanah dasar;



-



Pada permukaan causeway agar diberikan inlet drainase setiap jarak 10 m;



-



Causeway agar dilengkapi dengan pipa drainase untuk sirkulasi air di dalam timbunan tanah;



-



Causeway agar dilengkapi dengan geotextile;



-



Pekerjaan pemadatan tanah agar dilakukan setiap 30 cm dan dipadatkan hingga mencapai nilai CBR 95%;



-



Pada area rencana pekerjaan reklamasi/talud/causeway, dilakukan penyelidikan tanah dangkal (sondir dan hand boring) untuk mengetahui karakteristik tanah dasar;



-



Pada area rencana pekerjaan reklamasi/talud/causeway, dilakukan penyelidikan tanah dangkal (sondir dan hand boring) untuk mengetahui karakteristik tanah dasar;



-



Pada kondisi tanah yang lunak, konstruksi causeway agar diperkuat dengan anyaman bambu dan cerucuk dolken dengan ukuran diameter cerucuk dan jarak antar cerucuk yang disesuaikan dengan data penyelidikan tanah dan analisa perhitungan kestabilan lereng;



Ø Fasilitas pelabuhan lainnya yang dibutuhkan Fasilitas pelabuhan selain dermaga/trestle/causeway yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran arus barang dan penumpang, antara lain: •



Terminal penumpang







Gudang







Jalan







Lapangan penumpukan







Kantor pelabuhan







Pagar, dll



Ø Data kedalaman laut, pasang surut dan bobot kapal digunakan sebagai besaran untuk perencanaan: •



Posisi alur dan letak dermaga yang paling menguntungkan, panjang trestle/causeway.







Elevasi dermaga, konstruksi fender dan penyangganya, elevasi trestle/causeway maupun areal timbunan dan talud.







Klasifikasi tinggi pasang surut: 1) Pasang surut kecil : < 1,50 meter 2) Pasang surut sedang : 1,50 meter s/d 2,50 meter 3) Pasang surut besar : > 2,50 meter







Klasifikasi dimensi kapal untuk perencanaan dermaga



Ø Data kondisi tanah digunakan untuk perencanaan beberapa besaran di bawah ini: 1) Daya dukung tanah untuk pondasi langsung yaitu gravity structure, areal penimbunan dan lain-lain. 2) Daya dukung tiang pancang untuk penyangga konstruksi trestle, dermaga, dolphin dan lain-lain. 3) Penentuan taraf penjepitan lateral tiang pancang dermaga dan trestle untuk pemodelan struktur; 4) Daya dukung lateral tiang pancang yang akan dihitung dengan metode Broms dan Brich Hansen atau metode lain yang sesuai; 5) Perhitungan consolidation settlement untuk pondasi langsung, timbunan dan lain-lain. Ø Penyusunan Dokumen Tender dan Gambar Pelaksanaan 1) Gambar-gambar konstruksi 2) Rencana kerja dan syarat-syarat teknis 3) Spesifikasi umum dan khusus 4) Bill of Quantity (BQ) 5) Rencana Anggaran Biaya (RAB) 6) Analisa Harga Satuan 7) Perhitungan konstruksi 8) Sistem pelaksanaan dan peralatan yang sesuai dengan keadaan alam dan teknis di lokasi pembangunan.



Ø Rencana konstruksi dermaga harus mengacu konstruksi dermaga harus mengacu pada standar yang berlaku seperti : 1) Technical Standard and Commenteries for Port and Harbour Fasilities in Japan, 2) The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan, 2010 3) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 4) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 03-1726-2012 5) Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729- 2002 6) Baja Tulangan Beton, SNI 07-2052-2002 7) Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SNI-1727-2002 8) Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk Jalan Raya SNI 03-1737-1989 9) Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya, SNI 03 -1732 -1989 10) Metode Pengujian CBR Lapangan SNI 03-1738-1989 11) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah, SNI DT-910006-2007. 12) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi, SNI DT-910007-2007. 13) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton, SNI DT-910008-2007. 14) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding, SNI DT-910009-2007. 15) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran, SNI DT91-0010-2007. 16) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu, SNI DT-910011-2007. 17) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding, SNI DT-91-0012-2007. 18) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit, SNI DT-91-0013-2007. 19) Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium, SNI DT-91-0014-2007.



20) Sistem Plumbing, SNI 03 -6481 -2000 21) dll.



d. METODOLOGI PELAKSANAAN Penyusunan Studi Perencanaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Perintis merupakan suatu pekerjaan yang terintegrasi dengan berbagai bidang pekerjaan dan disiplin ilmu dikarenakan keterkaitannya dengan pedoman, standar dan aturan teknis yang diberlakukan dan terkait dengan keterpaduan intra dan antar moda transportasi dalam cakupan wilayah yang akan dilayani. Oleh karenanya di dalam perencanaan suatu pelabuhan diperlukan pendekatan dan metodologi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, meliputi strategi pengembangan wilayah, teknis, ekonomis, keselamatan pelayaran dan lingkungan agar investasi yang ditanamkan dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif). Metodologi yang akan digunakan dalam Penyusunan Studi Perencanaan dan Pembangunan Pelabuhan adalah sebagai berikut: 1)



Tim konsultan menyusun rencana kerja dan metode pendekatan studi formatformat yang diperlukan dalam hal pengumpulan data dan analisa.



2)



Tim konsultan melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder meliputi data



fisik



dasar,



kepelabuhanan,



kependudukan,



kelembagaan,



dan



perwilayahan. 3)



Tim konsultan melakukan telaah dan analisis fakta di lapangan dan data pendukung.



4)



Tim konsultan melakukan proyeksi data-data operasional kepelabuhanan sesuai dengan jangka waktu perencanaan yang ditetapkan.



5)



Tim konsultan menyusun rancangan Studi Kelayakan pelabuhan terhadap aspek demand, kewilayahan, lokasi, teknis, ekonomi finansial, serta dampak terhadap lingkungan.



6)



Tim konsultan menyusun rancangan Rencana Induk dan pengembangan pelabuhan untuk jangka pendek, menengah dan panjang berdasarkan hasil telaah dan analisis yang telah dilakukan.



7)



Tim konsultan menyusun rancangan Survey Investigasi dan Desain yang dilengkapi dengan dokumen tender.



8)



Tim konsultan melakukan diskusi dengan Tim Pendamping (Counter part) dalam setiap progress pekerjaan.



9)



Tim konsultan melakukan presentasi untuk progress: •



Laporan pendahuluan







Laporan antara







Laporan semi rampung Studi Kelayakan







Laporan semi rampung Rencana Induk Pelabuhan







Laporan semi rampung Survey Investigasi dan Desain







Laporan Akhir (dokumen studi kelayakan yang telah disempurnakan, dokumen rencana induk yang disempurnakan dan dokumen survey investigasi dan desain yang disempurnakan).



10) Tim konsultan menyusun dokumen Studi Perencanaan dan Pembangunan Pelabuhan yang berisi penyempurnaan dari pembahasan setiap tahapannya.



e. JADWAL WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN Jangka waktu penyelesaian pekerjaan Studi Perencanaan dan Pembangunan Pelabuhan adalah selama 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.



II.



KELUARAN/OUTPUT a. Indikator Keluaran (Kualitatif) •



Berdasarkan data teknis dari hasil survei lapangan dan data pendukung lainnya didapatkan lokasi yang layak untuk dibangun pelabuhan.







Berdasarkan data-data teknis dari hasil survei di lapangan dan hasil uji laboratorium serta data-data meteorologi, akan diperoleh kesimpulan/kesan teknis terhadap alternatif lokasi dan posisi dermaga, sehingga dapat ditentukan lokasi yang paling menguntungkan dari segi teknis operasional dan keselamatan pelayaran.







Pembangunan dan pengembangan pelabuhan akan meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan dan transportasi laut kepada masyarakat di sekitar lokasi.







Peningkatan aktivitas transportasi di wilayah setempat akan mendukung perekonomian lokal maupun nasional.



b. Keluaran (Kuantitatif) Hasil pekerjaan analisis studi kelayakan, analisis rencana induk pelabuhan, survei hidrografi, topografi, penyelidikan tanah dan pembuatan desain dilaporkan secara



tertulis kepada Pengguna Jasa dalam bentuk buku yang dijilid dengan baik dan disusun secara sistematis beserta softcopy-nya dimasukkan dalam perangkat Harddisk. 1) Laporan Pendahuluan (Hasil Reconnaissance Survei) Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) set, dimana 5 (lima) set digunakan untuk pembahasan dan 5 (lima) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan. Isi laporan meliputi: -



Kondisi sistem transportasi dalam rangka pencapaian lokasi pekerjaan, meliputi access road dan status lahan pelabuhan.



-



Kondisi sistem transportasi pada lokasi berupa jaringan transportasi eksisting, kondisi jalan darat, pelabuhan eksisting terdekat dll.



-



Analisa



kelayakan



Finansial



dan



ekonomi



(perhitungan



B/C



ratio



pembangunan pelabuhan, prediksi bongkar muat barang di pelabuhan) agar dilampirkan sesuai dengan hasil studi Pre Desain (Pra FS) -



Jika tidak layak secara finansial/ekonomi maka digunakan analisa Strenght, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) agar dilampirkan sesuai dengan hasil studi Pre Desain (Pra FS)



-



Kondisi lapangan secara garis besar dan data-data teknis yang ada kaitannya dengan rencana pelaksanaan survei.



-



Rencana kerja, tahapan dan metode survei disesuaikan dengan kondisi lapangan.



-



Tanggapan terhadap KAK termasuk ruang lingkup pekerjaan dikaitkan dengan hasil peninjauan dan kondisi lapangan.



-



Rekomendasi sementara alternatif lokasi lengkap dengan hasil check sounding secara garis besar, pengamatan visual dan rencana tata letak fasilitas pelabuhan (luas area topografi dan hidrografi ) serta dilengkapi dengan fasilitas yang ada dinilai dengan parameter keakuratan secara ilmiah.



-



Status lahan lokasi rencana pelabuhan



-



Data kapal eksisting yang beroperasional disekitar lokasi pembangunan berupa jenis, ukuran dan jumlah kapal dalam kurun waktu 5 tahun terakhir .



-



Kebijakan pemerintah setempat baik rencana tata ruang maupun tatanan transportasi terkait dengan rencana pengembangan pelabuhan dan sarana transportasi lainnya.



-



Hasil wawancara dengan pejabat setempat setempat terkait dan masyarakat terhadap rencana pembangunan fasilitas pelabuhan.



-



Berita acara pelaksanaan reconnaissance survei.



-



Dokumentasi lengkap dengan foto/video udara yang menjelaskan kondisi perairan hingga darat lokasi rencana pelabuhan.



-



Desain kriteria: Rencana peruntukan, jenis, ukuran kapal yang sandar dan arus kunjungan kapal.



2) Laporan Antara (Interim Report) Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) set, dimana 5 (lima) set digunakan untuk pembahasan dan 5 (lima) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan. Konsultan diharuskan menyampaikan laporan pekerjaan lapangan yang meliputi: a. Laporan hasil survey hidrooceanografi dan Topografi •



Prosedur pekerjaan lapangan, uraian teknis bila ada penyimpangan penyimpangan.







Pengambilan titik-titik tetap dan elevasinya terhadap LWS.







Spesifikasi peralatan-peralatan pokok.







Penetapan koordinat, levelling, penentuan azimuth matahari, konstanta harmonis berikut AT dan LWS.







Data arus, grafik kecepatan arus yang memperlihatkan hubungannya dengan pasang surut, peta arah dan kecepatan arus, suspensi dan salinitas.







Grafik pasang surut lengkap dengan DT, AT dan LWS







Analisa pasang surut digunakan metode admiralty yang dibandingkan dengan metode least square (dipilih analisa metode yang hasilnya paling mendekati data pasang surut sebenarnya).







Permodelan hidrodinamika untuk memperoleh kecepatan dan pola arus di sekitar lokasi rencana dengan menggunakan perangkat lunak yang sesuai.







Analisa pergerakan sedimentasi dan perubahan kedalaman yang terjadi pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan yang diduga berpotensi mengalami pendangkalan







Pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan di sungai disertai data banjir tahunan, 5 tahunan dan 10 tahunan.







Rekomendasi sementara alternatif tata letak dermaga berdasarkan simulasi gelombang dan arus serta dinilai dengan parameter keakuratan secara ilmiah.







Gambar hasil survei bathimetri menggunakan kertas A0.







Data meteorologi (curah hujan minimum 5 tahun terakhir dan data angin)







Gambar situasi (hasil survei hydrografi/topografi) dilengkapi dengan koordinat dan posisi pengamatan arus dan pengambilan sampel sedimen







Gambar profil melintang dan memanjang.







Semua gambar harus dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan, nama dan tanda



tangan



pelaksana,



penggambar



dan



penanggung



jawab,



disarankan dibuat dengan menggunakan komputer. •



Salah satu dari bar-check yang sudah dilaksanakan.







Lembar busur Snellius (bila menggunakan sistem Snellius)







Evaluasi dan rekomendasi sementara dari hasil survei.







Semua berita acara dari semua tahapan dan peleyesaian pekerjaan lapangan.







Semua



data



asli



hasil



pengukuran



dibundel



tersendiri



dan



diserahkan/diperlihatkan kepada Pengguna Jasa saat pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi Teknis •



Data sekunder



3) Laporan Draft Studi Kelayakan Pelabuhan Laporan dibuat sebanyak 5 (lima) set, meliputi: •



Analisis terhadap tata ruang wilayah studi







Analisis potensi hinterland terhadap permintan transportasi laut







Analisis potensi pergerakan (traffic forecasting)







Kajian teknis terhadap kebutuhan prasarana pelabuhan







Analisis kelayakan teknis terhadap wilayah studi







Analisis kelayakan ekonomi terhadap wilayah studi







Analisis kelayakan finansial terhadap wilayah studi







Analisis kelayakan lingkungan







Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah setempat







Keterpaduan intra dan antarmoda







Adanya aksesibilitas terhadap hinteland







Analisis keamanan dan keselamatan pelayaran







Pembobotan kriteria kelayakan







Lokasi terpilih berdasarkan aspek-aspek yang dinilai lengkap dengan hasil check sounding secara garis besar, pengamatan visual dan rencana tata letak fasilitas pelabuhan (luas area topografi dan hidrografi ) serta dilengkapi



dengan



fasilitas



keakuratan secara ilmiah.



yang



ada



dinilai



dengan



parameter







Rekomendasi alternatif konsep rencana tata letak fasilitas pelabuhan berdasarkan kriteria/standardisasi perencanaan pelabuhan yang berlaku dengan memperhatikan aspek



kelancaran,



keselamatan,



keamanan



serta aspek lingkungan •



Kajian terhadap alternatif rencana tata letak fasilitas pelabuhan yang telah disusun, guna menentukan alternatif terpilih







Rencana tata letak fasilitas pelabuhan terpilih







Kondisi lapangan secara garis besar dan data-data teknis yang ada kaitannya dengan rencana pelaksanaan survei.







Rencana kerja, tahapan dan metode survei disesuaikan dengan kondisi lapangan.



4) Laporan Draft Rencana Induk Pelabuhan Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft RIP sebanyak 5 (lima) buku yang merupakan penyempurnaan Laporan Pendahuluan dan Laporan Antara (seperti tersebut sebelumnya),ditambah dan dilengkapi dengan: -



Status lahan lokasi rencana pelabuhan



-



Analisis



teknis



yang



mencakup



kajian



hidro-oseanografi,



topografi,



keselamatan pelayaran, kebutuhan fasilitas pelabuhan, ketersediaan akses. -



Analisis operasional yang mencakup kajian jenis dan ukuran kapal, pengaruh keadaan alam terhadap operasional pelabuhan, pengaturan operasional pelabuhan, kebutuhan SBNP.



-



Analisis prakiraan permintaan jasa angkutan laut yang mencakup analisis prakiraan permintaan jasa angkutan laut pada periode 20 tahun kedepan, analisis asal dan tujuan kapal, analisis pergantian antar moda angkutan.



-



Analisis kebutuhan pengembangan fasilitas wilayah perairan, wilayah daratan, sarana bantu navigasi pelayaran, fasilitas penunjang, dan utilitas.



-



Analisis kebutuhan biaya dan tahapan pembangunan.



-



Rancangan rencana pembangunan dan pengembangan kebutuhan ruang daratan, fasilitas penunjang, kebutuhan ruang perairan termasuk di dalamnya fasilitas pokok dan penunjang pelabuhan.



-



Rencana dan tahapan pembangunan dan pengembangan dalam jangka pendek (0 - 5 tahun), jangka menengah (0 - 10 tahun), jangka panjang (0 – 20 tahun).



5)



Laporan Draft Survei Investigasi dan Desain Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft Laporan Akhir Survei sebanyak 5 (lima) buku yang merupakan penyempurnaan Laporan Antara (seperti tersebut sebelumnya),ditambah dan dilengkapi dengan: -



Bor-log yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman dalam m LWS dan SPT, soil description berdasarkan contoh (sample) yang diperoleh dari spon sampler, sample dan lain-lain dengan memasukkan hasil dan besaran dari percobaan laboratorium.



-



Gambar korelasi (stratigrafi) tanah antar bor log dengan konstanta kedalaman mLWS dan N-SPT.



-



Hasil



pekerjaan



sondir



berupa



grafik-grafik



dan



tabel-tabel



yang



mengambarkan besaran-besaran tahanan ujung (end resistance), tahanan geser setempat (local friction) dan jumlah tahanan geser (total friction). -



Hasil percobaan laboratorium lengkap dengan lampiran-lampiran grafik, tabel dan lain-lain untuk penentuan index and physical properties.



-



Evaluasi atas hasil pekerjaan lapangan laboratorium



-



Posisi/koordinat titik-titik boring diplotkan dalam gambar hydrografi/topografi.



-



Stratigrafi tanah (soil profile).



-



Dibuat grafik hubungan antara kedalaman (Z) dengan: a) qu (Unconfined Compression Test) b) qc (Dutch Cone Penetrometer Test) c) N (Standard Penetration Test) d) γn ( Unit weight/bulk density) e) d (Unit dry) f)



Wn (Water content)



g) Grain Size Analysis h) Specific Gravity (Gs)



-



i)



Cv (Coefficient of consolidation - cm2/min)



j)



Cc (Compression index)



Grafik hubungan antara: a) qc



(Dutch



cone



penetrometer



test)



dengan



qu



(Unconfined



compression test) b) qc (Dutch cone penetrometer test) dengan N (Standard penetration test) c) qu (Unconfined compression test) dengan N (Standard penetration test)



d) Ip (Plasticity Index) dengan W (Water content) e) Average consolidation pressure (kg/cm2) dengan Cv (Coefficient of consolidation cm2/min) -



Hubungan antara derajat konsolidasi (u%) dengan waktu penurunan (time settlement).



-



Klasifikasi tanah (triangular chart classification)



-



Rekomendasi dan kesimpulan yang meliputi: a) Rencana sistem pondasi b) Analisa daya dukung tanah (bearing capacity untuk deep dan shallow foundation) (Perbandingan desain pondasi tiang pancang dibuat dengan variasi diameter dan tebal tiang pancang dari terkecil hingga terbesar yang dapat diaplikasikan pada konstruksi dermaga dan dipilih yang paling efisien dan layak dari segi teknis) c) Analisa soil improvement (Analisa stabilitas lereng untuk konstruksi timbunan/urugan dan talud yang mempertimbangkan 4 kriteria: momen guling, sliding, daya dukung & settlement, stabilitas global) d) Apabila hasil-hasil laboratorium tidak sesuai dengan lapangan atau dijumpai kejanggalan-kejanggalan dalam hasil lapangan/laboratorium maka Penyedia Jasa Konsultansi dapat merekomendasikan tambahan pekerjaan penyelidikan tanah sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.



-



Data sekunder yang dibutuhkan.



-



Analisis permodelan struktur dermaga berisikan permodelan struktur secara



-



keseluruhan, permodelan beban – beban yang bekerja pada struktur tersebut dan hasil analisa permodelan;



-



Kontrol Desain Beton Bertulang -



Kontrol Desain dilakukan untuk analisa hasil pendetailan struktur dermaga dan trestle, dimana harus memenuhi syarat keamanan dan sesuai dengan batas-batas tertentu yang dipersyaratkan menurut peraturan. Kontrol Desain yang dilakukan berupa pengecekan terhadap kontrol geser, kuat lentur, momen nominal, beban layan (serviceability) dan beban ultimate. Bila telah memenuhi syarat tersebut, maka dapat diteruskan ke tahap penggambaran, namun bila tidak maka harus dilakukan re-design. (kontrol desain beton bertulang dan tipikal detail penulangan dapat berubah sesuai dengan tipe konstruksi dermaga yang direncanakan)



-



Tipikal Detail Penulangan a) Tipikal Penulangan Balok Induk Eksterior dan Interior; b) Tipikal Penulangan pelat lantai; c) Tipikal Penulangan pile cap. d) Tipikal Detail Panjang Penyaluran Tulangan. e) Tipikal Detail Penulangan plank fender.



-



Analisa sistem konstruksi dermaga beserta seluruh sarana pendukungnya dan fasilitas pelabuhan lainnya yang dibutuhkan berdasarkan hasil survei.



-



Sistem pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kondisi lapangan dan sistem struktur yang digunakan.



-



Kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan.



-



Gambar-gambar detail konstruksi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.



-



Penanda (marker) agar direncanakan kapasitas standar kapal maksimal yang dipasang permanen di dermaga.



-



Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) mencangkup item/pekerjaan sesuai perencanaan.



-



Pada setiap kolom keterangan pada gambar kontruksi, dilengkapi dengan keterangan gambar dan spesifikasi teknis yang terkait.



-



Gambar konstruksi dilengkapi dengan grafik pasang surut, bor log, korelasi (statigrafi) tanah antar bor log, tataletak rencana fasilitas pelabuhan dengan keterangan titik sondir dan boring, denah fasilitas pelabuhan, tampak, potongan dan detail konstruksi.



6)



-



Spesifikasi umum dan khusus



-



Bill of Quantity (BQ)



-



Rencana Anggaran Biaya (RAB)



-



Analisa Harga Satuan



-



Perhitungan konstruksi



Laporan Akhir (Draft Final Report: Draft Final Desain dan Draft Final Survei) Laporan dibuat masing-masing sebanyak 5 (lima) buku, meliputi: -



Laporan Studi Kelayakan



-



Laporan Rencana Induk Pelabuhan, yang terdiri dari: a) Buku 1 (Dokumen kompilasi dan analisis prediksi) b) Buku 2 (Dokumen rencana pembangunan dan pengembangan) c) Buku 3 (Dokumen Executive Summary)



-



Laporan Survei, Investigasi dan Desain a) Laporan Akhir SID b) Album Gambar c) Executive Summary d) Rencana Kerja dan Syarat-syarat e) Rencana Anggaran Biaya



7)



Softcopy dari seluruh Laporan dan Gambar Seluruh data yang diperoleh dan laporan selama pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk softcopy dihimpun dalam 2 (dua) buah Harddisk Eskternal dan diserahkan kepadaPengguna Jasa pada saat akhir pekerjaan bersama-sama dengan Laporan Akhir



III. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA KONSULTANSI a.



Untuk melaksanakan tugas,



Tim Penyedia Jasa Konsultansi mendapatkan



informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas dalam pengarahan penugasan ini. b.



Tim



Penyedia



Jasa



Konsultansi



memeriksa



kebenaran



informasi



dalam



pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari pemberi tugas maupun masukan lain dari luar. Kesalahan perencanaan akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Tim Konsultan. c.



Untuk melaksanakan tugas ini Tim Penyedia Jasa Konsultansi menyediakan Tenaga Ahli yang memenuhi kebutuhan pekerjaan.



IV.



PROGRAM KERJA Tim Penyedia Jasa Konsultansi harus menyusun program kerja/jadwal



yang



menyangkut: a. Jadwal kegiatan secara terperinci. b. Alokasi tenaga yang dibutuhkan (disiplin ilmu dan jumlahnya) yang antara lain terdiri dari: 1) Tenaga Ahli



No



Klasifikasi



Jumlah



Kualifikasi / Pengalaman Profesional



(orang)



1 Team Leader/ Tenaga Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar Ahli Perencana



yang



kuat



Pelabuhan



mempunyai



dalam



perencanaan



kemampuan



pelabuhan



memimpin.



dan



Mempunyai



1



No



Klasifikasi



Kualifikasi / Pengalaman Profesional



Jumlah (orang)



pengalaman minimal 10 tahun (ahli muda) dan mampu bekerjasama dalam tim. Team



leader



adalah



sebagai



penanggungjawab



pekerjaan secara keseluruhan, menyusun program dan rencana kerja serta jadwal penugasan tenaga ahli, memberi arahan kepada anggota tim, memantau, mengevaluasi dan menyelesaikan seluruh kegiatan studi. 2 Tenaga Ahli



Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar



Perencana



yang kuat sebagai perencana pelabuhan. Mempunyai



Pelabuhan/



pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dan mampu



Transportasi Laut



bekerjasama dalam tim.



1



Ahli perencana pelabuhan bertugas untuk melakukan analisa teknis pelabuhan dan analisa pengembangan pelabuhan. 3 Tenaga Ahli Sosial Ekonomi



Minimal Sarjana dibidang Sosial-Ekonomi/Transportasi



1



(S1) yang memiliki dasar kuat dalam kajian aspek sosial-ekonomi



dari



pembangunan



kawasan



pelabuhan. Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli sosial ekonomi bertugas untuk menganalisa kebutuhan pengembangan pelabuhan serta dampak lingkungan sosial lokasi pelabuhan. 4 Tenaga Ahli



Minimal Sarjana Teknik Lingkungan (S1) yang memiliki



Lingkungan



dasar kuat dalam kajian aspek lingkungan untuk



1



pembangunan pelabuhan. Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dibidang penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli lingkungan bertugas untuk menganalisa dampak lingkungan



terhadap



rencana



pengembangan



pelabuhan. 5 Tenaga Ahli Perencana wilayah



Minimal Sarjana Teknik Planologi (S1) yang memiliki dasar kuat sebagai perencana wilayah. Mempunyai



1



No



Klasifikasi Kota dan Regional



Jumlah



Kualifikasi / Pengalaman Profesional



(orang)



pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dibidangnya dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli perencana wilayah kota dan regional bertugas untuk menganalisa rencana tata ruang wilayah dan potensi wilayah yang akan berdampak pada rencana pengembangan pelabuhan.



6 Tenaga Ahli Geodesi Minimal Sarjana Teknik Geodesi (S1) yang memiliki (Geodetic Engineer)



dasar



yang



kuat



dan



berpengalaman



1



dalam



menangani pemetaan dalam kegiatan perencanaan pengembangan kawasan. Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dan mampu bekerjasama dalam tim. Bertugas untuk mengkoordinasikan surveyor untuk pelaksanaan



survey



lapangan,



penanganan



permasalahan



inventarisir



dalam



dan



pelaksanaan



survey, melakukan kendali mutu dalam setiap keluaran yang dihasilkan. 7 Tenaga Ahli Kelautan Minimal Sarjana Ilmu Kelautan/Teknik Kelautan/Teknik



1



Sipil Sumber Daya Air/Oceanografi (S1) yang memiliki dasar



yang



kuat



dalam



analisa



transformasi



gelombang. Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dan mampu bekerjasama dalam tim. Bertugas



untuk



gelombang



melakukan



dalam



rangka



analisa



transformasi



mengkonfirmasi



letak



pengembangan dermaga. 8 Tenaga Ahli Struktur



Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar kuat dalam kajian aspek struktur bangunan pantai untuk



pembangunan



pelabuhan.



Mempunyai



pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dibidang penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli struktur bertugas untuk menganalisa kekuatan struktur seluruh bangunan rencana di pelabuhan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi teknis



1



No



Klasifikasi



Jumlah



Kualifikasi / Pengalaman Profesional



(orang)



struktur bangunan tersebut. 9 Tenaga Ahli



Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar



Geoteknik



kuat dalam menganalisa kajian geoteknik dan ilmu



1



tanah. Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dibidangnya dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli geoteknik bertugas untuk menganalisa aspek geoteknik dan perkuatan pondasi berdasarkan hasil survei lapangan. 10 Tenaga Ahli Arsitektur Minimal Sarjana Teknik Arsitektur (S1) yang memiliki dasar



yang



kuat



dan



berpengalaman



1



dalam



menangani desain dan tata letak fasilitas pelabuhan. Mempunyai pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dan mampu bekerjasama dalam tim. Bertugas untuk mendesain tata letak dan arsitektural bangunan fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan. 11 Tenaga Ahli Nautika Minimal Kapal (ANT-II)



Pendidikan



ANT



II



memiliki



minimal



1



pengalaman dibidangnya 5 tahun. Bertugas untuk melakukan analisa kajian akses alur pelayaran dan keselamatan



pelayaran



pada



lokasi



rencana



pelabuhan 12 Tenaga Spesifikasi Dokumen Tender



Ahli Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar



1



dan kuat dalam spesifikasi material dan bahan serta mampu



menyusun



dokumen



tender.



Mempunyai



pengalaman minimal 5 tahun (ahli muda) dibidang penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli spesifikasi dan dokumen tender bertugas untuk membuat spesfikasi material dan bahan yang disusun dalam



dokumen



tender



guna



proses



konstruksi



pelabuhan nantinya. 13 Asisten



Ahli Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar



Perencanaan



yang kuat sebagai perencana pelabuhan. Mempunyai



Pelabuhan/



pengalaman minimal 3 tahun (ahli muda) dan mampu



1



No



Klasifikasi Transportasi Laut



Jumlah



Kualifikasi / Pengalaman Profesional



(orang)



bekerjasama dalam tim. Ahli perencana pelabuhan bertugas untuk membantu proses



analisa



teknis



pelabuhan



dan



analisa



pengembangan pelabuhan. 14 Asisten Ahli Struktur



Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) yang memiliki dasar



1



kuat dalam kajian aspek struktur bangunan pantai untuk



pembangunan



pelabuhan.



Mempunyai



pengalaman minimal 3 tahun (ahli muda) dibidang penyehatan lingkungan dan mampu bekerjasama dalam tim. Ahli struktur bertugas untuk membantu proses analisa kekuatan



struktur seluruh



bangunan



rencana



di



pelabuhan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi teknis struktur bangunan tersebut.



2) Tenaga Penunjang Tim Tenaga Ahli tersebut didukung oleh tenaga penunjang: No



Klasifikasi



Kualifikasi / Pengalaman Profesional



Jumlah (orang)



Tenaga Surveyor dengan pendidikan minimal Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) 1 Surveyor



tahun Bertugas



2 dalam



pelaksanaan



survey



bathimetri,



topographi, pasang surut dan survey lapangan lainnya. 2 Bor master



Lulusan STM berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dalam pekerjaan boring.



1



Tenaga drafter dengan pendidikan minimal STM Bidang 3 Drafter



Bangunan



yang



memiliki



pengalaman



profesional dibidangnya minimal 3 tahun.



2



Bertugas dalam pelaksanaan penggambaran hasil survey dan analisa dari tenaga ahli. 4 Administrasi proyek



Tenaga minimal



administrasi SMU



atau



proyek



dengan



sederajat



yang



pendidikan memiliki



1



No



Klasifikasi



Jumlah



Kualifikasi / Pengalaman Profesional



(orang)



pengalaman profesional dibidangnya minimal 3 tahun. Bertugas untuk melaksanakan fungsi pengarsipan semua dokumentasi administrasi selama pelaksanaan pekerjaan. d.



Program kerja tersebut harus didapat dari kesepakatan bersama untuk dapat digunakan sebagai Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan serta untuk pedoman pengawasan dari pekerjaan perencanaan yang dimaksud dalam pengarahan penugasan ini.



V.



PELAKSANAAN PEKERJAAN a.



Persiapan Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus mempelajari secara seksama Kerangka Acuan Kerja sebagai pedoman pekerjaan, dan selanjutnya menyusun Rencana Kerja yang mencakup: 1)



Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara lebih detail.



2)



Penyusunan



keterangan



secara



rinci



mengenai



metode



pelaksanaan



pekerjaan. 3)



Pembuatan program kerja, meliputi: urutan kegiatan, jadwal pelaksanaan pekerjaan,



organisasi



pelaksana



pekerjaan,



penyediaan



tenaga



ahli,



penyediaan perlengkapan/peralatan kerja. 4)



Studi literatur/kepustakaan.



5)



Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survey lapangan, dan formulirformulir yang diperlukan.



b.



Inventarisasi Data Dan Informasi Terkait Inventarisasi data dan informasi meliputi data yang diperoleh melalui studi kepustakaan/literatur (data sekunder), wawancara/diskusi stakeholder dan melalui survey lapangan (data primer) berdasarkan hasil koordinasi dengan instansi terkait maupun masyarakat di lokasi pekerjaan, meliputi: 1)



Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah yang berkaitan dengan program pemerintah dalam rangka mewujudkan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS), Tatrawil dan Tatralok, dimaksudkan untuk mendapatkan suatu tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman dalam lingkup wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota yang mencakup transportasi jalan



raya, transportasi jalan rel dan transportasi laut yang masing-masingnya terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan harmonis, guna menunjang serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. 2)



Rencana Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada, meliputi: a)



Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota (jika ada)



b)



Jaringan prasarana transportasi dan rencana pengembangannya (jika ada)



3)



Informasi mengenai daerah-daerah yang termasuk dalam pengembangan sesuai RPJMN 2015-2019, Program Pengembangan Tol Laut, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta kawasan strategis pembangunan nasional lainnya sesuai dengan rencana Pemerintah.



4)



Informasi mengenai daerah khusus, daerah rawan bencana, daerah tertinggal dan pulau terluar.



5)



Informasi mengenai jalur Perintis



6)



Data Sosial Ekonomi Wilayah, meliputi:



7)



a)



Kependudukan



b)



Pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah



c)



Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)



d)



Profil Potensi Investasi dan pengembangan industry di Daerah



e)



Potensi komoditas unggulan dan Pariwisata



f)



Kondisi Sosial Ekonomi lingkungan masyarakat setempat



g)



Potensi ekspor dan import.



Fisiografi, Topografi, dan Meteorologi a)



Peta topografi pada lokasi dan kawasan di sekitar rencana pelabuhan.



b)



Peta tata guna lahan di sekitar lokasi rencana pelabuhan.



c)



Peta



tematik



wilayah



perencanaan



yang



terkait



dengan



rencana



pembangunan pelabuhan. d)



Data status untuk berbagai peruntukan lahan di lokasi rencana pelabuhan.



e)



Data meteorologi dan klimatologi (suhu udara, kelembaban, arah angin dan kecepatan angin, curah hujan).



8)



Kondisi eksisting Pelabuhan;



9)



Dokumen/hasil studi terkait (apabila ada) a)



Dokumen Pra Studi Kelayakan



b)



Dokumen terkait Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, serta kawasan strategis pembangunan nasional lainnya.



c)



Hasil studi atau perencanaan pengembangan pelabuhan yang terkait.



d)



Hasil studi atau rencana pihak-pihak swasta/investor terhadap area tertentu di kawasan pelabuhan.



e)



Hasil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait dengan rencana pembangunan pelabuhan.



10) Data tentang lingkungan hidup dari hasil studi lingkungan sekitar wilayah pelabuhan (apabila ada). c.



Telaah Awal (Desk Study) Konsultan melakukan telaah awal. Dalam telaah awal ini, diperoleh gambaran umum wilayah perencanaan sehingga dalam pelaksanaan peninjauan lapangan telah terdapat gambaran umum rencana pembangunan pelabuhan dan tatanan kepelabuhanan di



wilayah terkait serta foto dokumentasi pelabuhan eksisting



(apabila memungkinkan dilakukan kunjungan lapangan). Dalam hal ini, Konsultan juga melakukan telaah awal beberapa aspek teknis yang paling mendasar, yaitu: topografi lokasi/kawasan, bathimetri, cuaca, arah dan kecepatan angin, alur pelayaran dan kawasan perairan. Untuk mendapatkan data telaahan awal lokasi pelabuhan,



penyedia



jasa



konsultansi



melakukan



kunjungan



awal



untuk



mendapatkan informasi terkini terkait lokasi studi. d.



Survei Pendahuluan (Reconnaissance Survey) Konsultan



melaksanakan



peninjauan/survey



pendahuluan



guna



melakukan



observasi dan penggalian data secara lebih mendalam terhadap wilayah perencanaan, khususnya lokasi rencana pembangunan pelabuhan. Dalam survei pendahuluan ini harus meliputi kegiatan sebagai berikut: 1)



Wawancara/diskusi mendalam dengan berbagai pihak terkait.



2)



Survey permintaan dan potensi pengembangan jasa kapal.



3)



Pengamatan



aspek



teknis



lokasi



rencana



pembangunan



pelabuhan



(topografi, status kepemilikan lahan, ketersediaan lahan untuk rencana pengembangan,



kondisi



cuaca,



arah



dan



kecepatan



angin,



kondisi



gelombang dan lain-lain). 4)



Pengamatan aspek operasional pelabuhan, jalur pelayaran, kebutuhan peralatan SBNP dan lain-lain).



5)



Pengamatan aspek lingkungan.



6)



Pengumpulan



data



sekunder



yang



belum



didapatkan



pada



tahap



inventarisasi data pada awal kegiatan. 7)



Dokumentasi berupa foto dan video yang diambil dari darat dan udara.



8)



Permintaan Jasa Angkutan Laut Pekerjaan



survey



permintaan



jasa



angkutan



laut



dilakukan



untuk



mendapatkan data mengenai kondisi/karakteristik jasa angkutan laut yang diperlukan untuk analisis kebutuhan pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan, yang meliputi:



9)







Jumlah ship call







Jumlah pergerakan penumpang







Volume pergerakan barang







Rute/jaringan dan status pelayaran







Tipe/jenis kapal yang beroperasi



Penentuan titik koordinat dalam setiap pengukuran menggunakan peralatan global positioning system (GPS) teliti yang sudah tervalidasi untuk menghindari penyimpangan hasil survey dan kondisi riil lapangan.



10)



Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup Pekerjaan identifikasi dampak lingkungan hidup merupakan identifikasi awal kemungkinan timbulnya dampak pada lokasi pelabuhan dan sekitarnya akibat penyelenggaraan operasi pelayaran, yang meliputi: •



pencemaran udara dan air akibat pengoperasian kapal laut;







dampak terhadap flora dan fauna;







dampak terhadap sosial, ekonomi dan budaya;







kesehatan masyarakat;







pengendalian limbah padat dan cair; dan







Pengamatan terhadap lokasi studi pada daerah konservasi (daerah lindung) baik daratan maupun perairan;



11)



Rekomendasi jenis studi lingkungan



12)



Survey Pengamatan 3 (tiga) titik lokasi rencana pembangunan fasilitas pelabuhan •



Melakukan survey topografi untuk mendapatkan peta situasi wilayah daratan







Melakukan pekerjaan hand load pada daerah perairan dengan jarak tiap 25 meter untuk mengetahui peta situasi wilayah perairan







Membuat peta situasi untuk 3 lokasi







Membuat matrik penilaian lokasi dengan pertimbangan teknis dan non teknis



13)



Survei hidrografi dan topografi (pada 1 (satu) titik lokasi terpilih •



Survei Topografi Pengukuran Topografi seluas 20,0 Ha (disesuaikan dengan kebutuhan lapangan) dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi wilayah daratan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan.







Survei Bathimetri Pengukuran Bathimetri minimal seluas 60,0 Ha (disesuaikan dengan kebutuhan lapangan) dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi wilayah perairan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan.







Pengamatan pasang surut Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun kedudukan LWS. Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimum selama 29 (dua puluh sembilan) hari terus menerus menggunakan alat pencatat/palem rambu. Pencatatan dimulai pukul 00.00 waktu setempat pada hari pertama dan terakhir pada pukul 24.00 hari ke-29 (atau 24 jam x 29 hari).







Pengukuran Arus Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 2 (dua) lokasi. Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan interval waktu 60 menit atau lebih singkat, menggunakan alat current meter yang dilakukan pada saat pasang tertinggi dan pasang terendah pada bulan yang sama.



e.



Survei Lapangan Setelah dilakukan telaah awal dan survei pendahuluan (reconnaisance survey), selanjutnya Konsultan harus melakukan survei lapangan pada lokasi studi, yang terdiri dari beberapa kegiatan. 1)



Boring laut : 4 titik (2 titik di ujung dermaga terluar dan 2 titik dipangkal/ tengah trestle, titik boring dapat berubah sesuai dengan kondisi lapangan)



2)



Sondir darat : 3 titik (titik sondir dilakukan sesuai rencana tata letak fasilitas pelabuhan pada area darat yang memerlukan daya dukung tanah seperti causeway, talud, reklamasi, gedung kantor dll)



f.



3)



Uji lapangan : Undisturbed dan Disturbed



4)



Uji laboratorium : Undisturbed dan Disturbed



Analisis Mendalam Perencanaan Pembangunan Pelabuhan Analisis mendalam/terinci perencanaan pembangunan pelabuhan harus meliputi kelima aspek perencanaan pembangunan pelabuhan, yaitu: 1)



Analisis Teknis Analisis/kajian teknis ini meliputi antara lain: a)



Kajian hidro-oseanografi dalam pembuatan dan penetapan arah arus dan gelombang di lokasi rencana pelabuhan untuk penetapan dan/atau mengkonfirmasi arah/posisi dermaga;



b)



Kajian alur dan kawasan keselamatan pelayaran (turning basin area);



c)



Evaluasi jenis fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan sampai dengan rencana pembangunan tahap akhir (ultimate phase);



d)



Analisis



prakiraan



kebutuhan



lahan



sampai



dengan



rencana



pembangunan pelabuhan tahap akhir; e)



Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana pelabuhan;



f)



Ketersediaan utilitas;



g)



Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi pelabuhan;



h)



Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan pelabuhan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat;



i)



Kondisi dan ketersediaan lahan;



j)



Potensi pendangkalan;



k)



Kendala pelaksanaan konstruksi;



l)



Ketersediaan akses/jalan masuk;



m) Kajian terhadap kendala kondisi alam yang menjadi batasan dalam pengembangan pelabuhan. 2)



Analisis Operasional Analisis/kajian operasional meliputi antara lain: a)



kajian jenis kapal yang diperkirakan akan beroperasi di pelabuhan;



b)



kajian pengaruh gelombang terhadap operasi pelabuhan;



c)



kajian alur dan kawasan pelabuhan bila ada pelabuhan lain disekitarnya;



d)



kajian pengaturan operasi pelabuhan;



e) 3)



kajian dukungan peralatan SBNP.



Analisis Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut (Demand Forecast Analysis), meliputi:



4)



a)



Prakiraan jumlah pergerakan kapal tahunan;



b)



Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan;



c)



Prakiraan volume barang tahunan;



d)



Prakiraan jaringan/route pelayaran masa mendatang;



e)



Prakiraan pergantian antar moda angkutan (moda split analysis);



f)



Analisa asal tujuan lalu lintas kapal;



g)



Analisa pergantian antar moda angkutan.



Analisis kebutuhan jenis fasilitas pelabuhan meliputi : a)



Kebutuhan fasilitas wilayah perairan : dermaga, dolphin, trestle, causeway, dan penunjangnya termasuk kebutuhan jumlah, dimensi dan sistem konfigurasinya;



b)



Kebutuhan fasilitas wilayah daratan : terminal penumpang dan kantor, dsb;



c)



Kebutuhan sarana bantu navigasi pelayaran;



d)



Kebutuhan fasilitas penunjang: gudang, lapangan penumpukan dan lapangan parkir;



e)



Kebutuhan utilitas: listrik, telepon, sistem penerangan, sistem drainase, air bersih; sewage treatment, fuel supply, dan jaringan jalan.



5)



Analisis Ekonomi dan Finansial a) Analisis nilai ekonomi pelabuhan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar pelabuhan b) Analisis finansial berupa IRR, BCR, NPV.



6)



Analisis Kebutuhan Biaya dan Tahapan Pembangunan a)



Analisis kebutuhan biaya pembangunan merupakan perhitungan biaya pembangunan pelabuhan yang dibuat disesuaikan dengan pentahapan pembangunan fasilitas pelabuhan yang optimal;



b)



Tahapan



pelaksanaan



pembangunan fasilitas



pembangunan



pelabuhan



merupakan



pedoman



yang berdasarkan skala prioritas



serta kemampuan pendanaan sesuai hasil analisa kebutuhan biaya. 7)



Penyusunan alternatif konsep rencana tata letak fasilitas pelabuhan berdasarkan kriteria/standardisasi perencanaan pelabuhan yang berlaku



dengan memperhatikan aspek kelancaran, keselamatan, keamanan serta aspek lingkungan; 8)



Melakukan pengkajian terhadap alternatif rencana tata letak fasilitas pelabuhan yang telah disusun, guna menentukan alternatif terpilih;



9)



Penyusunan tahapan pembangunan pelabuhan sesuai kebutuhan untuk masing-masing fasilitas dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis dan operasional;



10)



Penyusunan



luas



kebutuhan



lahan



untuk



setiap



tahapan



pengembangan/pembangunan pelabuhan, pembangunan prasarana untuk 5, 10 dan 20 Tahun; 11)



Penyusunan koordinat lokasi perletakan masing–masing fasilitas pelabuhan;



12)



Konsep awal Rencana Tata Guna Tanah di sekitar pelabuhan;



13)



Rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp).



14)



Desain Perencanaan Konstruksi



15)



Penyusunan Dokumen Tender dan Gambar Pelaksanaan a) Gambar-gambar konstruksi b) Rencana kerja dan syarat-syarat teknis c) Spesifikasi umum dan khusus d) Bill of Quantity (BQ) e) Rencana Anggaran Biaya (RAB) f)



VI.



Analisa Harga Satuan



SISTEM PELAPORAN DAN DISKUSI Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi Studi Perencanaan dan Pembangunan Pelabuhan ini adalah adanya pelaporan yang diberikan secara bertahap sesuai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan. Beberapa tahapan pelaporan yang diserahkan adalah: 1) Laporan Pendahuluan Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) set, dimana 5 (lima) set digunakan untuk pembahasan dan 5 (lima) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan dan diserahkan paling lambat 4 minggu setelah SPMK. 2) Laporan Antara (Interim Report) Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) set, dimana 5 (lima) set digunakan untuk pembahasan dan 5 (lima) set adalah penyempurnaan dari hasil pembahasan dan diserahkan paling lambat 14 minggu setelah SPMK.



3) Laporan Draft FS Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft FS sebanyak 5 (lima) buku diserahkan paling lambat 20 minggu setelah SPMK. 4) Laporan Draft RIP Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft RIP sebanyak 5 (lima) buku diserahkan paling lambat 24 minggu setelah SPMK. 5) Laporan Draft SID Setelah seluruh pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium selesai, Penyedia Jasa Konsultansi diminta menyampaikan Draft Laporan Akhir Survei sebanyak 5 (lima) buku yang merupakan penyempurnaan Laporan Antara dan diserahkan paling lambat 28 minggu setelah SPMK. 6)



Laporan Akhir (Draft Final Report: Draft Final Desain dan Draft Final Survei)) Laporan dibuat masing-masing sebanyak 5 (lima) buku, meliputi: -



Laporan Studi Kelayakan



-



Laporan Rencana Induk Pelabuhan, yang terdiri dari:



-



8)



a.



Buku 1 (Dokumen kompilasi dan analisis prediksi)



b.



Buku 2 (Dokumen rencana pembangunan dan pengembangan)



c.



Buku 3 (Dokumen Executive Summary)



Laporan Survei, Investigasi dan Desain a)



Laporan Akhir SID



b)



Album Gambar dalam bentuk A3



c)



Executive Summary



d)



Rencana Kerja dan Syarat-syarat



e)



Rencana Anggaran Biaya



f)



Diserahkan paling lambat 32 minggu setelah SPMK.



Softcopy dari seluruh Laporan dan Gambar Seluruh data yang diperoleh dan laporan selama pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk softcopy dihimpun dalam 2 (dua) buah Harddisk Eskternal dan diserahkan kepada Pengguna Jasa pada saat akhir pekerjaan bersama-sama dengan Laporan Akhir 1)



VII. P E N U T U P a.



Konsultan setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan, hendaknya memeriksa dan memproses semua bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan perencanaan ini.



b.



Untuk kesempurnaan pekerjaan perencanaan tersebut diatas, Konsultan diminta mempelajari segala informasi dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan perencanaan dimaksud.



Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Jakarta,



2018



KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATKER PENINGKATAN FUNGSI KEPELABUHAN PUSAT



CHANDRA IRAWAN Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19600429 198903 1 001