5 0 534 KB
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
1
DARI
17
I.
Lembar Pengesahan :
Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan
Disusun oleh
Sukma Adinata
A.M. Produksi
07/01/15
Diperiksa oleh
Frederiko S. C.
Mgr. Produksi
11/01/15
Disetujui oleh
Afiyoso
General Manager
II. Rekaman Revisi : Revisi
Bagian yang berubah pada dokumen
Tgl. Revisi
III. Distribusi Salinan Terkendali :
Direktur
General Manager
Semua Manager Departemen
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
2
DARI
17
1. Tujuan Instruksi kerja ini digunakan untuk mengatur tata cara pemasangan scaffolding pipa oleh tenaga pelaksana di PT Dok Pantai Lamongan. 2. Tanggung Jawab Instruksi kerja ini dijalankan dan menjadi tanggung jawab Group Leader (GL) Scaffolding di Departemen Produksi PT. Dok Pantai Lamongan. 3. Instruksi Scaffolding (perancah) adalah suatu struktur sementara yang berfungsi untuk menyangga manusia dan material guna penyelesaian pekerjaan dengan ketinggian. Scaffolding dapat digunakan untuk mendukung berbagai macam pekerjaan: konstruksi, pemeliharaan rutin, dan renovasi. Scaffolding menawarkan kondisi kerja yang lebih aman dan nyaman dibandingkan bekerja menggantung dengan tali atau bekerja diatas tangga. Scaffolding harus dibuat sedemikian rupa agar pekerjaan di ketinggian dapat dilakukan seaman dan senyaman mungkin yang tidak bisa dikerjakan dengan cara lain. Scaffolding mempunyai jenis, bentuk, dan ukuran yang berbeda‐beda menurut fungsi atau area tempat scaffolding akan digunakan. Biasanya scaffolding berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau pipa, meskipun juga dapat menggunakan bahan‐bahan lain. Standar ini hanya akan membahas tentang pemasangan scaffolding pipa karena penggunaannya secara umum di PT Dok Pantai Lamongan. Pemasangan scaffolding pipa dengan material yang tepat dan dipelihara dengan benar, ukuran yang cukup, serta instalasi yang sesuai standar dapat mendukung efisiensi pelaksanaan pekerjaan serta menjamin keselamatan pekerja. Pemasangan scaffolding pipa yang tidak sesuai standar sama dengan mengundang bahaya karena dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan kerja yang fatal dan kematian. 3.1. Bagian Utama Scaffolding Pipa 3.1.1. Base plate adalah plat logam yang digunakan untuk mendistribusikan beban dari standard. Adjustable base plate adalah base plate yang dilengkapi dengan screw jack untuk mengatur jarak antara ujung bawah standard dengan lantai. 3.1.2. Standard/ raker adalah pipa utama yang dipasang vertikal untuk mentransmisikan berat dari beban yang diterima platform ke dasar scaffolding. 3.1.3. Transom/ putlog/ bearer adalah pipa horisontal yang dipasang melintang diantara standard, ledger, atau support lain dan digunakan untuk menyangga platform. Transom juga berfungsi untuk menghubungkan standard luar dan standar dalam. 3.1.4. Ledger adalah pipa horisontal yang dipasang memanjang diantara standard dalam atau standar luar, dan digunakan untuk menyangga transom. 3.1.5. Stairway/ ladder adalah alat portabel yang terdiri atas dua batang tangga dan dihubungkan oleh anak‐anak tangga serta digunakan untuk naik atau turun scaffolding.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
3
DARI
17
3.1.6. Bracing adalah pipa yang dipasang diagonal terhadap komponen vertikal maupun horisontal dan berguna untuk menjaga stabilitas scaffolding. 3.1.7. Decking/ working platform adalah platform pada scaffolding yang digunakan sebagai lantai kerja bagi para pekerja untuk melaksanakan tugas di ketinggian. 3.1.8. Toeboard adalah penghalang vertikal di tepi platform yang digunakan untuk mencegah material jatuh atau pekerja terpeleset. 3.1.9. Guardrail adalah rel pembatas yang diikatkan pada standars atau komponen vertikal lain dan dipasang sepanjang sisi platform untuk mencegah jatuhnya personil. Guardrail atas disebut juga dengan hand rail/ toprail, sementara yang dipasang diantara hand rail dan platform disebut midrail.
Standard
Gambar 1: Bagian-bagian utama scaffolding pipa
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
4
DARI
17
3.1.10. Tie adalah komponen scaffolding yang berfungsi untuk mencegah scaffolding bergerak. Tie juga berguna untuk membantu standard untuk menyangga beban‐beban vertikal. 3.1.11. Coupler clamp adalah fitting yang digunakan untuk mengikat pipa scaffolding dengan komponen lain. Right angle coupler/ rigid clamp adalah clamp dengan sudut tetap 90°. Swivel coupler adalah clamp dengan sudut sambungan yang bisa diatur. Girder coupler merupakan clamp yang digunakan untuk mengikat pipa scaffolding pada tepi beam atau plat.
Gambar 2: Coupler
3.1.12. Screw jack/ jack base adalah fitting base plate yang dipasang di dasar standard dan digunakan untuk menjaga agar standar tetap tegak lurus. Jack base ini digunakan pada scaffolding yang dipasang diatas lantai miring atau tidak rata.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
5
DARI
17
Gambar 3: Jack base
3.1.13. Caster/ wheel adalah fitting base plate yang dipasang di dasar standard dan digunakan pada scaffolding yang dapat digeser. Fitting berupa roda yang memiliki atau tidak memiliki rem untuk menjaga agar scaffolding hanya bisa bergerak pada saat dibutuhkan dan tidak bisa bergerak saat ada aktifitas pekerja diatasnya.
Gambar 4: Caster dengan rem
3.1.14. Sole plate dapat berupa balok kayu, lantai beton, atau logam yang digunakan untuk mendistribusikan beban dari standard ke tanah. 3.2. Standar Umum dan Beban Kerja 3.2.1. Prinsip perancangan Perancangan scaffolding harus mempertimbangkan prinsip‐prinsip berikut: Kekuatan, stabilitas, dan rigiditas struktur penopang; Handling material scaffolding secara normal; Keselamatan personil pada saat pemasangan, modifikasi, dan pembongkaran scaffolding; Keselamatan personil pengguna scaffolding; Keselamatan personil di sekitar scaffolding. 3.2.2. Kombinasi beban kerja Scaffolding yang dirakit harus memperhatikan tujuan pemasangan dan total beban yang diterima oleh scaffolding. Hal ini diperlukan karena mempengaruhi
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
6
DARI
17
bentuk dan ukuran scaffolding itu sendiri. Beban scaffolding terdiri atas beban mati, beban lingkungan, dan beban hidup. 3.2.2.1. Beban mati (dead load) Beban mati scaffolding meliputi berat dari pipa‐pipa scaffolding beserta aksesoris yang menempel diatasnya. Platform, coupler, toeboard, guardrail, caster, screw jack, dan ladder menjadi bagian dari perhitungan beban mati. 3.2.2.2. Beban lingkungan (environment load) Beban akibat pengaruh lingkungan terdiri atas beberapa beban sebagai berikut: Beban angin yang tertahan oleh guardrail, toeboard, tumpukan material diatas platform, tali temali platform, dan sebagainya Beban salju Beban hujan Beban karena gempa bumi 3.2.2.3. Beban hidup (live load) Beban hidup terdiri atas: o Berat personil o Berat material o Berat perkakas dan alat kerja o Beban akibat benturan Beban hidup pada platform dapat dikategorikan dalam kondisi kerja berikut: o Light duty: beban 2.2 kN pada tiap platform termasuk beban terpusat tunggal sebesar 1 kN; o Medium duty: beban 4.4 kN pada tiap platform termasuk beban terpusat tunggal sebesar 1.5 kN; o Heavy duty: beban 6.6 kN pada tiap platform termasuk beban terpusat tunggal sebesar 2 kN; o Special duty; beban yang terberat tapi tidak lebih dari heavy‐ duty. Catatan: Untuk keperluan perancangan, beban terpusat tunggal harus diasumsikan pada titik terlemah pada platform. 3.2.2.4. Asumsi berat beban Asumsi berat beban kerja dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Beban Kerja
Jumlah beban
Jumlah pekerja
Light duty (beban ringan)
± 225 kg
3 orang
Medium duty (beban menengah)
± 450 kg
6 orang
Heavy duty (beban berat)
± 675 kg
9 orang
Tabel 1: Jenis dan berat beban kerja
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
7
DARI
17
3.2.3. Standar material dan aksesoris Material yang diperlukan untuk scaffolding adalah material yang telah memenuhi standar‐standar luar maupun dalam negeri yang mengatur tentang hal tersebut. Standar yang dimaksud antara lain: British Standard; BS 1139 ‐ 1990: Metal Scaffolding & Accessories American National Standard Institute; ANSI A10.8 ‐ 1988: Safety Requirement for Scaffolding Occupational Safety and Health Standards; OSHA Federal Regulation Part 1910 & 1926 Australian Standard; AS 1576.3 ‐ 1991: Scaffolding Japan Industrial Standard; JIS G3444 ‐ 2004 Undang‐undang No. 01 ‐ 1970: Keselamatan Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980: Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan 3.2.4. Material pipa Material pipa yang digunakan untuk scaffolding umumnya mengacu pada dua standar yaitu BS 1139 – 1990 dan AS 1576.3 ‐ 1991. Kedua standar tersebut mengharuskan pipa yang akan digunakan harus memiliki yield strength minimal sebesar 200 MPa. Pipa yang dipakai bisa berupa pipa besi biasa maupun pipa yang sudah digalvanis dengan spesifikasi sebagai berikut: Jenis pipa
Parameter
BS 1139 ‐ 1990
AS 1576.3 ‐ 1991
Pipa besi
Diameter luar
48,33 ± 0,5 mm
48,33 ± 0,5 mm
Ketebalan
4,0 ± 0,5 mm
4,0 ± 0,5 mm
Pipa galvanis
Diameter luar
48,33 ± 0,5 mm
48,33 ± 0,5 mm
Ketebalan
4 ± 10% mm
3,2 ± 0,48 mm
Tabel 2: Jenis dan spesifikasi pipa scaffolding
3.2.5. Coupler dan aksesoris Coupler dan aksesoris yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam AS 1576.2 atau BS 1139. 3.2.6. Dasar perancangan
Berat maksimal pekerja Jarak antara ledger atas dan bawah Jarak antara transom atas dan bawah Tinggi scaffolding
: : : :
Kemiringan penguat (bracing) Kemiringan tangga (ladder) Jarak antar anak tangga Ukuran papan platform Ukuran pondasi (base plate)
: : : : :
± 80 kg maksimal 2 meter maksimal 2 meter min. ± 1,8 meter; maks. 45 meter (light, medium, dan heavy duty) 35° ÷ 55° 4:1 (75°) dan tidak lebih dari 6:1 300 ± 2 mm 225 mm x 35 mm 150 mm x 150 mm x 6 mm
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
8
DARI
17
Tali serat (fiber rope) Jarak kabel listrik sejajar yang beraliran & tidak terisolasi
: Ø 16 mm, beban maks. 50 kg : 4,5 meter
3.2.7. Komposisi anggota saat pemasangan 1 (satu) personil Scaffolding Inspector 4 (empat) personil pelaksana 3.2.8. Pemeriksaan hasil pemasangan Scaffolding yang telah selesai dipasang harus diperiksa oleh Scaffolding Inspector sebelum dapat digunakan. Pemeriksaan yang dimaksud meliputi: Bengkok yang mempengaruhi kerataan (tidak lebih 1 mm dari tiap 600 mm panjang) Bebas dari retak, robek, penyok, dan karat Potongan ujung pipa harus halus, rata, dan tidak bergerigi Scaffolding Inspector mengisi check list pemeriksaan scaffolding untuk tiap scaffolding yang selesai dirakit dan siap digunakan 3.2.9. Pemberian label Scaffolding yang sudah siap dipakai dan yang sedang diperbaiki atau dirakit harus diberi label sebagai berikut: Label warna merah diberikan pada saat scaffolding mulai dirakit atau pada saat sedang diperbaiki Label warna hijau untuk scaffolding yang sudah selesai dirakit dan diperiksa oleh Scaffolding Inspector dan pihak safety terkait. 3.3. Pemasangan Scaffolding 3.3.1. Persyaratan Umum Persyaratan umum untuk pipa dan fitting scaffolding adalah sebagai berikut: Diameter luar pipa harus diukur dengan akurat agar dapat dipastikan untuk dirakit dengan coupler secara tepat. Pipa yang digunakan harus dalam kondisi baik, bebas dari bengkokan, cacat yang mungkin mempengaruhi kekuatan, dan korosi. Tiap pipa harus dipotong tegak lurus di tiap ujungnya dan dihaluskan hasil potongannya. Pipa dengan panjang lebih dari tiga meter harus di‐reamer untuk memastikan keamanan dan tidak ada kesulitan pada saat menggunakan penyambung internal. Pipa yang mengalami pengurangan ketebalan akibat korosi atau sebab‐ sebab lain hingga berat pipa tersebut berkurang menjadi 90 persen atau kurang dari itu dari berat badan semula maka bagian tersebut harus dibuang dan tidak digunakan lagi sebagai pipa scaffolding. Pipa baja harus digalvanis atau dicat jika digunakan dalam udara terbuka untuk jangka waktu yang lama sebagai pelindung terhadap atmosfer laut yang korosif.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
9
DARI
17
Coupling dan fitting lain harus dibuat khusus untuk pipa yang akan digunakan serta harus memiliki kualitas yang bagus. Fittings harus dipelihara dengan penuh kehati‐hatian dan dipertahankan dalam keadaan baik. Mereka tidak boleh dibiarkan tergeletak di sekitar tapi disimpan dalam ruang atau kotak khusus dan terus diminyaki dengan baik agar terhindar dari karat. Perhatian khusus harus diberikan kepada perawatan ulir baut dan mur; bagian yang rusak harus dibuang atau diganti. Amati jika terdapat retak atau cacat lain dan lakukan penggantian bagian‐bagian yang rusak. No
Komponen
1
Standard Jarak memanjang Jarak melintang
2
Ledger Jarak horisontal (antar standard) Jarak vertikal (antar dek)
Light Duty
Medium Duty
2.4 m (maks) 1.5 m (maks)
Heavy Duty 1.8 m 1.27 m
1.45 m 2.1 m (maks); 1.8 m (min)
3
Putlog Jarak maksimal
1.45 m
4
Tie Jarak horisontal Jarak vertikal
4.8 m 4.2 m
5
Plank Plank kayu Plank logam
2.4 m 2.4 m
2.0 m 2.4 m
1.27 m
Catatan Semua material pipa adalah baja untuk scaffolding pipa baja atau aluminium untuk scaffoding aluminium. Pipa baja dan aluminium tidak boleh digunakan dalam satu scaffolding kecuali untuk rancangan khusus. Putlog disambung terhadap ledger pada tiap pasang standard. Guardrail dan midrail dipasang pada sisi dalam standard. Jarak tersebut disamping adalah jarak dari center ke center dari tiap komponen. Paling tidak ada satu tie harus dipasang sedekat mungkin dengan platform tertinggi. Jarak maksimal antar tie vertikal dapat berubah hingga 8.4 m jika dipasang dogleg bracing. Jarak maksimal antar tie horisontal dapat berubah hingga 9.6 m jika dipasang plan bracing.
1.2 m 1.8 m
Jika jarak bentang platform medium duty dengan plank kayu melebihi 2.0 m maka harus dipasang intermediate putlog Sebuah intermediate putlog harus dipasang pada platform heavy duty yang menggunakan plank kayu
Tabel 3: Jarak bentang antar struktur scaffolding
3.3.2. Pemasangan standard Standard ditempatkan diatas base plate dan dipasang vertikal tegak lurus dengan jarak sebagaimana tersebut dalam tabel 3. Jika ada penyambungan standard maka: Tidak boleh ada sambungan yang mengakibatkan standard doyong. Pada standard yang bersebelahan di kedudukan vertikal yang sama harus diusahakan panjang standard yang juga sama Untuk standard yang sama di kedudukan vertikal yang berbeda harus digunakan coupler yang tepat.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
10
DARI
17
3.3.3. Pemasangan ledger Pemasangan ledger harus memperhatikan hal‐hal sebagai berikut: Tanpa ada sambungan ledger sepanjang scaffolding. Dipasang secara horizontal dan diikatkan dengan standard menggunakan rigid clamp/ right angle coupler pada sisi dalam standard. Menghubungkan dua standard sisi luar atau sisi dalam di tiap ujungnya. Tiap kedudukan vertikal pada standard harus dihubungkan oleh paling tidak dua ledger. Jarak antar ledger diatur seperti tersebut pada tabel 3. Ledger tidak boleh dipasang terlalu jauh dari ujung standard. 3.3.4. Pemasangan transom/ putlog Putlog harus ditempatkan pada tiap pasang standard untuk semua scaffolding. Pada scaffolding medium duty, satu intermediate putlog harus dipasang untuk tiap dek guna menyangga papan kayu jika jarak bentangnya melebihi 2 meter. Pada scaffolding heavy duty, satu intermediate putlog harus dipasang untuk tiap dek guna menyangga papan kayu jika jarak bentangnya melebihi 1.6 meter. Putlog boleh dihubungkan ke ledger dengan right angle coupler atau putlog coupler. Namun putlog hanya boleh dipasang dengan right angle coupler ketika putlog digunakan untuk mentrasmisikan beban, yaitu ketika: o Putlog adalah terpasang dibawah ledger; o Putlog digunakan sebagai ties; o Putlog ditempatkan bersebelahan dengan ties; o Putlog dihubungkan dengan bracing. Jarak antar putlog harus mengacu pada tabel 3. 3.3.5. Pemasangan tie Tie harus diikatkan pada standard dan sedekat mungkin dengan sambungan ledger. Tie juga harus berjarak seragam secara horisontal maupun vertikal di seluruh muka scaffolding, termasuk pada platform tertinggi. Tie yang tidak mampu mentransmisikan tekanan dan tegangan harus dikombinasikan dengan perpanjangan putlog. Keduanya harus ditempatkan berdekatan. Tie kawat harus diikatkan pada struktur dengan menggunakan anchor yang kuat atau baut. Kekuatan struktur yang disandari harus diperiksa terlebih dulu guna memastikan ketahanan struktur tersebut menerima beban yang akan ditransfer padanya. Jika jarak antar tie seperti tersebut pada tabel 3 tidak bisa dipenuhi maka tambahan plan bracing atau dogleg bracing harus dipasang di antara titik tie. Tie temporer bisa dipasang untuk memastikan kestabilan scaffolding pada saat pemasangan atau pembongkarannya.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
11
DARI
17
Gambar 5: Pemasangan tie
3.3.6. Pemasangan bracing Bracing harus dipasang sedekat mungkin dengan titik sambungan standard dan ledger. Jika diperlukan: o Bracing diagonal melintang harus dipasang pada tiap level tingkatan. Penyambungan terhadap ledger dilakukan dengan menggunakan right‐ angle coupler. Penyambungan terhadap standard menggunakan swivel coupler. o Bracing diagonal memanjang harus diikatkan terhadap standard menggunakan swivel coupler dan atau terhadap perpanjangan putlog pada tiap level tingkatan dengan right angle coupler. Bracing diagonal harus menerus dan disambung menggunakan sleeve coupler. Bracing juga dapat digunakan untuk mengganti tie yang tidak bisa dipasang sesuai ketentuan pemasangannya. o Plan bracing Jika jarak horisontal tie tidak bisa dipenuhi maka plan bracing harus dipasang. Jarak antar tie dengan adanya pemasangan bracing ini maksimal 9.6 m.
Gambar 6: Plan bracing
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
12
DARI
17
o Dogleg bracing Jika jarak vertikal tie tidak bisa dipenuhi maka plan bracing harus dipasang. Jarak antar tie dengan adanya pemasangan bracing ini maksimal 8.4 m.
Gambar 7 : Dogleg bracing
Pemasangan plan atau dogleg bracing membawa konsekuensi yaitu penumpukan beban pada tie yang ada. Tie yang terpasang harus mampu menahan beban tersebut. 3.3.7. Pemasangan platform Platform kerja diklasifikasikan menjadi light duty, medium duty, heavy duty, dan special duty dengan keterangan sebagai berikut: 3.3.7.1. Light duty platform Jarak maksimal memanjang antara standard adalah 2.4 m. Jarak maksimal melintangnya adalah 1.5 m. 3.3.7.2. Medium duty atau heavy duty platform Pada platform medium atau heavy duty, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: Jika jarak bentang lebih dari 2.0 m, satu intermediate putlog harus dipasang ditengah untuk menyangga plank papan kayu. Persyaratan ini tidak berlaku untuk plank dari logam. Jika beban hidup tidak terdistribusi rata atau ketika banyak material tertumpuk pada tepi luar platform maka ledger sisi luar yang menerima beban lebih besar harus disangga dengan standard dan putlog tambahan yang dipasang di tengah jarak bentang. Ketika beban hidup total sebesar 4.4 kN atau 6.6 kN tidak terdistribusi merata tapi terkonsentrasi di tengah jarak bentang maka sepasang standard dan putlog tambahan harus tepat dipasang di tengah jarak bentang.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
13
DARI
17
Gambar 8 : Beban kerja pada medium atau heavy duty platform
3.3.7.3. Heavy duty platform Pada platform heavy duty, jarak memanjang maksimal adalah 1.8 m dan jarak melintang maksimalnya adalah 1.275 m. 3.3.7.4. Special duty platform Platform special duty adalah platform yang tidak masuk dalam kategori light atau heavy duty berdasarkan pembebanan atau ukuran panjangnya. Platform ini harus memenuhi syarat kekuatan dan kestabilannya. Safety officer mungkin membutuhkan engineer bersertifikat untuk merancang platform jenis ini. 3.3.7.5.
Platform decking Lebar dek platform tidak kurang dari 675 mm, dengan tambahan lebar minimal 450 mm agar walkway bebas hambatan (Gambar 9). Jarak antara sisi luar platform dengan proyeksi vertikal sisi dalam guardrail tidak lebih dari 200 mm. Plank harus diikat sedemikain rupa untuk mencegah pergeseran. Ujung plank tak tertumpu minimal 80 mm dan maksimal 220 mm. Platform harus dipasang sedekat mungkin dengan sisi kerja struktur.
3.3.8. Pemasangan toeboard Sebuah toeboard atau perlindungan sepadan harus dipasang di tepi luar platform pada ketinggian 3 m atau lebih, jika material dan perkakas ditempatkan di atas platform (Gambar 9). Toeboard harus memiliki kekuatan dan tinggi yang cukup untuk mencegah material atau perkakas tersebut jatuh serta harus diikat kuat pada sisi dalam standard. Papan dengan lebar minimal 225 mm dapat digunakan sebagai toeboard.
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
14
DARI
17
Gambar 9 : Lebar minimal platform dan pemasangan toeboard
3.3.9. Pemasangan guardrail Guardrail dan midrail harus dipasang pada sisi scaffolding yang terbuka di tiap platform di ketinggian 3 meter atau lebih (Gambar 10). Ketinggian hingga sisi atas guardrail tidak boleh kurang dari 900 mm atau lebih dari 1100 mm dari dek. Midrail tidak perlu dipasang jika telah terpasang toeboard setinggi 225 mm atau proteksi sejenis lainnya. Guardrail dan midrail harus dipasang pada sisi dalam standard. Guardrail boleh dipasang pada sisi luar standard jika diperlukan. Guardrail dan toeboard dapat dilepas sementara jika ada pemindahan material yang membutuhkan akses ke dek, namun harus secepatnya dipasang kembali.
Gambar 10: Pemasangan guardrail
3.4. Pencegahan Kecelakaan 3.4.1.
Penyebab kecelakaan Kecelakaan kerja karena scaffolding seringkali melibatkan pekerja yang jatuh, prosedur operasional yang tidak tepat, kondisi lingkungan, dan material yang terjatuh. Penyebab kecelakaan dapat bermula dari: Kegagalan pada titik‐titik sambungan Konstruksi yang salah
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
15
DARI
17
3.4.2.
Scaffolding yang dibebani hingga overload Kerusakan komponen Perlindungan jatuh yang tidak tepat Kondisi lingkungan yang berubah (angin kencang, gempa bumi, dan sebagainya).
Personil terdampak Personil yang berpotensi terdampak pada kecelakaan penggunaan scaffolding bisa berasal dari tim bongkar pasang scaffolding, pelaksana yang bekerja diatas scaffolding, serta orang‐orang yang berada di sekitar scaffolding. Tim scaffolding senantiasa bekerja dengan resiko yang tinggi mengingat mereka bekerja sebelum tangga, guardrail, platform, dan plank terpasang.
3.4.3.
Pencegahan kecelakaan kerja Pemasangan scaffolding sebagai alat kerja harus dilakukan dengan mempertimbangkan faktor‐faktor penyebab kecelakaan maupun personil yang berpotensi terdampak dari kecelakaan tersebut. Penyebab kecelakaan harus sedapat mungkin dihilangkan sementara personil yang berpotensi terdampak dari kecelakaan di sekitar scaffolding harus benar‐benar terlindungi. Tersebut dibawah ini adalah hal‐hal yang perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan kecelakaan kerja pada saat pemasangan, penggunaan, dan pembongkaran scaffolding: 3.4.3.1. Alat pelindung diri Penggunaan alat pelindung diri yang tepat oleh tenaga scaffolder maupun pengguna scaffolding sangat berperan dalam menjamin keselamatan kerja pemakainya. Alat pelindung diri yang dimaksud antara lain ‐namun tidak terbatas pada: baju dan helm kerja, sarung tangan, sepatu safety, serta safety harness atau sabuk keselamatan. 3.4.3.2. Perancangan dan penentuan jenis scaffolding Perancangan jenis dan bentuk scaffolding sangat penting untuk mendapatkan scaffolding yang memenuhi faktor‐faktor keselamatan kerja serta ergonomi manusia. Perancangan yang baik hanya bisa didapat setelah scaffolder mengetahui dengan jelas situasi dan kondisi lokasi scaffolding akan dipasang, pekerjaan jenis apa yang akan dilakukan, berat beban kerja yang akan diterima scaffolding, serta kebutuhan khusus apa saja yang diperlukan oleh penggunanya selama bekerja di ketinggian. Rancangan bentuk scaffolding harus disampaikan kepada pengguna dengan jelas agar benar‐benar dapat memenuhi kebutuhannya. Scaffolding harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menjamin keselamatan penggunanya dari resiko‐resiko kecelakaan dan tetap dapat bekerja dengan nyaman. Resiko‐resiko yang dapat terjadi akibat perubahan cuaca juga harus bisa diantisipasi dengan menggunakan tambahan penguat. Segala bentuk perubahan dari
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
16
DARI
17
rancangan awal harus dikonsultasikan kepada pengguna untuk mendapatkan persetujuan. 3.4.3.3. Seleksi material dan aksesoris Hasil perancangan yang telah dibuat selanjutnya bisa menjadi dasar untuk menentukan dan memilih material serta aksesoris yang tepat. Pengetahuan tentang komponen scaffolding sangat dibutuhkan pada saat memilih item yang pas dan memenuhi standar keselamatan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Komponen yang sudah tidak memenuhi syarat dilarang untuk digunakan sebelum diperbaiki dengan benar hingga bisa diterima oleh Safety Inspector. 3.4.3.4. Pemberian proteksi pada bahaya jatuh Meskipun guardrail tidak secara langsung memberikan tambahan kekuatan pada konstruksi scaffolding namun keberadaannya mutlak diperlukan. Bentuk dan ketinggian guardrail harus benar‐benar sesuai standar agar potensi bahaya jatuh dan kejatuhan benar‐benar dapat dieliminasi. 3.4.3.5. Pemberian garis pembatas dan peringatan Pada saat scaffolding mulai dirakit atau dibongkar setelah selesai digunakan maka wajib dipasang garis pembatas area kerja scaffolder. Garis pembatas ini diperlukan agar personil yang berada di sekitar scaffolding tidak memposisikan diri terlalu dekat dengan scaffolding yang sedang dipasang atau dibongkar. Tanda peringatan juga perlu dipasang di area dibawah pekerja yang sedang melakukan aktifitas di ketinggian. Hal ini ditujukan untuk menghindarkan publik yang berada dibawah terhindar dari material atau alat kerja yang terjatuh atau sengaja diturunkan dari lokasi kerja. 3.4.3.6. Inspeksi hasil instalasi Setiap hasil instalasi harus diperiksa oleh Scaffolding Inspektor dan Safety Officer untuk memastikan scaffolding tersebut aman sebagai support bagi pekerjaan di ketinggian. Check list harus senantiasa diisi dengan benar untuk tiap scaffolding guna memastikan bahwa scaffolding tersebut layak pakai. Inspeksi dilaksanakan berkala untuk memastikan bahwa instalasi tetap memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Jika ditemukan hal‐hal yang tidak memenuhi syarat akibat pekerjaan yang sedang dilakukan maka Scaffolding Inspector berhak menghentikan pekerjaan dan meminta scaffolder untuk memperbaiki scaffolding tersebut. 3.4.3.7. Pencatatan dan pelabelan Pencatatan penggunaan material serta pemasangan label pada instalasi scaffolding sangat berguna sebagai kontrol material dan kontrol kerusakan. Pencatatan dan pelabelan ini akan
INSTRUKSI KERJA PEMASANGAN SCAFFOLDING PIPA
NOMOR
:
SMK/WI‐SS‐01
TANGGAL
:
07 Januari 2015
REVISI
:
0
HALAMAN :
17
DARI
17
mempermudah pelacakan terhadap riwayat penggunaan material scaffolding dan hal‐hal apa saya yang terkait dengannya. Riwayat yang dimaksud dapat berupa umur komponen, kerusakan yang terjadi, perubahan dimensi, jenis perbaikan yang telah dilakukan, dan lain sebagainya. 3.4.3.8. Sosialisasi prosedur dan standar kerja Guna mendapatkan pemahaman yang sama tentang fungsi, potensi bahaya, standar yang diterapkan, dan metode instalasi scaffolding maka sosialisasi prosedur dan standar kerja scaffolding harus dilakukan kepada para scaffolder. Sosialisasi ini sangat penting agar tiap scaffolder memiliki cara pandang yang sama tentang proses instalasi dan bahaya yang dihadapi sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Sosialisasi serupa dengan menitikberatkan pada penggunaan scaffolding juga perlu dilakukan kepada para pengguna scaffolding untuk menghindari pemakaian scaffolding yang tidak tepat. Informasi yang diberikan pengguna kepada scaffolder harus tepat untuk mencegah revisi instalasi setelah scaffolding terpasang. 3.4.3.9. Pelatihan khusus Pelatihan kepada para scaffolder harus dilakukan guna menghasilkan skill yang dibutuhkan. Pelatihan‐pelatihan khusus juga diperlukan untuk scaffolding berbentuk khusus yang kemungkinan akan dihadapi pada masa mendatang.