Yuliana - Demonstrasi Konstektual [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS DEMONSTRASI KONSTEKTUAL MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL



OLEH : YULIANA, S.Pd Guru BK SMAN 3 Rambah



CGP Angkatan ke-5 Kab.Rokan Hulu



Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar, Minat dan Profil Belajar Murid Kelas XII MIPA SMAN 3 RAMBAH KAB. ROKAN HULU RIAU Oleh : Yuliana,S.Pd CGP Angkatan 5 Kab. Rokan Hulu Tujuan Layanan (Pelaksanaan Pembelajaran) : Peserta didik dapat mengelola kematangan emosinya dengan membuat jurnal tindakan melalui pembuatan karya yang dibuat dan di unggah di media sosial 1.



Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar



Kesiapan Belajar (Readin ess)



Nama Murid



Proses



Peserta Didik sudah memahami dan mampu mengelola kematangan emosinya



1. Dede Fauzi 2. Surya 3. Surti 4. Prizcha 5. Meri 6. Faiza 7. Marlinang 8. Bima Bagi Peserta Didik yang sudah memahami dan mampu mengelola kematangan emosinya diminta untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuannya dan membantu temannya dengan cara berdiskusi dengan teman yang belum paham



Peserta Didik cukup memahami namun belum mampu mengelola Kematangan emosinya



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Lisa Depika Eva Fauziah Tengku Firia Rais Agustua Dede Swardi Evita Arnindia



Bagi Peserta didik cukup memahami namun belum mampu mengelola Kematangan emosinya Diminta untuk berdiskusi dengan temannya yang sudah paham



Peserta didik belum memahami kematangan emosi 1. Rahmadani 2. Mustakim 3. Al-Hapiz 4. Ariel Habibi



Bagi Peserta didik yang belum memahami diminta untuk menganalisis pengertian emosi dan jenis-jenis emosi melalui PPT materi, gambar emotion, dan film pendek tentang Kematangan emosi dan berdiskusi dengan temannya yang sudah paham Peserta didik akan mendapat pembelajaran terbimbing dari guru baik secara individu maupun kelompok dan didukung dengan penjelasan dari sumber belajar berupa lembar materi , pembimbingan lebih dalam proses pembelajaran ini.



2.



Minat Nama Murid



Produk



Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat Belajar



Lisan 1. Rahmadani 2. Arnidia 3. Mery 4. Mustakim 5. Evita 6. Al-hafiz 7. Ariel habibi Mempersentasikan hasil analisis pentingnya dan cara mengendalikannya didepan secara lisan didepan kelas



Tertulis 1. 2. 3. 4. 5.



Dede Fauzi Surti Fricha Lisa Depika Tengku Fitria Rasi



Artistik 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Bima Faiza Agustua Surti Marlinang Eva Fauziah



Membuat laporan hasil Membuat karya berbentuk analisis pentingnya emosi Video, Info Grafis, maupun PPT dan cara mengendalikannya hasil analisis Pentingnya secara tertulis di buku tulis mengendalikan emosi



3. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan



Profil Belajar Murid Nama Murid



Proses



Profil Belajar



Visual



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Eva Fauziah Mery Lisa Depika Bima Faiza Marlinang



Guru Menggunakan Format Visual dalam memberikan materi layanan BK Video yang disertai gambar-gambar ilustrasi, PPT materi



Audio



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Al-Hafiz Dede Surti Fricha Tengku Fitria Rais Arnindia



Guru Menjelaskan materi layanan dan siswa diminta untuk mendengarkan penjelasan Guru dan mendengarkan diskusi teman-temannya



Kinestetik



1. 2. 3. 4. 5.



Aril Habibi Mustakim Agustua Rahmadani Evita



Guru Mengajak siswa untuk bermain peran tentang kematangan emosi



RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) Satuan Pendidikan Kelas / Semester Topik Layanan Alokasi waktu 1.



: SMAN 3 Rambah : XI IPS/ Semester Ganjil : Kematangan Emosi : 45 Menit



Tujuan Layanan 1. Peserta didik menganalisis tentang kematangan emosi melalui diskusi kelompok (C4 ) 2. Peserta didik dapat membentuk kematangan emosi melalui Pengkajian masalah( P4 ) 3. Peserta didik dapat mengelola kematangan emosinya dengan membuat jurnal tindakan melalui



2.



3.



pembuatan karya yang dibuat dan di unggah di media sosial ( A4 ) Metode, Alat dan Media 1. Metode : Problem based learning ( PBL), Brainstorming ( Curah pendapat) 2. Alat / Media : papan tulis, spidol, PPT Materi, lembar kertas yang berisikan penyajian masalah, botol minuman dan gunting Langkah-langkah Kegiatan Layanan 1. Tahap Awal/Pendahuluan 1.1. Membuka dengan salam dan berdoa. Presensi 1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik dengan menanyakan perasaan yang dirasakan oleh peserta didik ( Kesadaran Diri ) (Pada kegiatan ini Guru Mengajak Peserta didik untuk menemukenali dan memahami perasaan-perasaan /emosi yang dirasakannya) 1.3. Menegaskan kembali kesepakatan belajar yang telah dibuat 1.4. Memberikan Apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang emosi 1.5. Menyampaikan tujuan layanan materi Kematangan emosi 1.6. Menanyakan kesiapan kepada peserta didik dalam melaksanakan kegiatan 2. Tahap Inti Pertemuan ke-1 1.1. Guru BK membagi kelompok siswa dalam melakukan diskusi sesuai dengan pemetaan ( Pra Asesmen) / Diferensiasi proses 1.2. Guru BK menyajikan masalah yang berhubungan dengan materi layanan ( Deferensiasi Konten ) 1.3. Peserta didik menganalisis dari penyajian masalah bersama kelompok ( Kesadaran Diri Sosial ) Pada kegiatan ini Peserta didik bersama kelompok berdiskusi sehingga menimbulkan rasa memahami dan berempati terhadap orang lain dan mampu menyelesaikan tugas secara bersama dengan menyampingkan ego dan pendapatnya sendiri 1.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan Tanya jawab tentang penyajian masalah dan juga pengalaman kematangan emosi Peserta didik masing-masing. (Kesadaran Diri) Pada kegiatan ini Guru mendorong Peserta didik mengenali dan memahami perasaan berupa pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakannya. 1.5. Guru BK menjadi fasilitator yang mendorong peserta didik menemukan solusi dari cara-cara teknologis, berfikir kritis dan mendayagunakan kreatifitas berupa media botol minum (Diferensiasi Proses) 1.6. Peserta didik memperhatikan apa makna yang terkandung dari media botol minum yang digunakan 1.7. Beberapa peserta didik ditanyakan kembali pemahaman tentang hasil analisis pemikiran mereka ( Kesadaran diri) Pada kegiatan ini Guru mendorong Peserta didik mengenali dan memahami perasaan berupa pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakannya. 1.8. Bagi Peserta didik yang belum memahami diminta untuk menganalisis pengertian emosi dan jenis-jenis emosi melalui PPT materi, gambar emotion, dan film pendek tentang Kematangan emosi dan berdiskusi dengan temannya yang sudah paham Peserta didik akan mendapat pembelajaran terbimbing dari guru baik secara individu maupun kelompok dan didukung dengan penjelasan dari sumber belajar berupa lembar materi , pembimbingan lebih dalam proses pembelajaran ini. ( Kesiapan Belajar) 1.9. Bagi Peserta didik cukup memahami namun belum mampu mengelola Kematangan emosinya



Diminta untuk berdiskusi dengan temannya yang sudah paham (kesiapan belajar) 1.10. Bagi Peserta didik yang belum memahami diminta untuk menganalisis pengertian emosi dan jenis-jenis emosi melalui PPT materi, gambar emotion, dan film pendek tentang Kematangan emosi dan berdiskusi dengan temannya yang sudah paham Peserta didik akan mendapat pembelajaran terbimbing dari guru baik secara individu maupun kelompok dan didukung dengan penjelasan dari sumber belajar berupa lembar materi , pembimbingan lebih dalam proses pembelajaran ini. ( kesiapan belajar) 1.11. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara berkelompok dan Guru BK memperhatikan setiap anggota kelompok sesuai dengan minat belajarnya masing-masing ( Minat Belajar ( Diferensiasi Proses)(Kemampuan Berelasi) Pada kegiatan ini peserta didik mempresentasikan hasil kelompoknya saling menjaga hubungan yang baik antara sesama kelompok walau ada perbedaan pandangan dan pendapat 1.12. Guru BK mengajak peserta didik untuk mengerjakan LKPD sekaligus menerangkan pengerjaan jurnal kematangan emosi tugas individu melalui pembuatan karya sesuai dengan minatnya masing- masing berupa mind map, artikel, gambar/ poster, komik, video maupun puisi yang dibuat dan di unggah di media sosial yang dikerjakan dirumah batas waktu dengan kesepakatan bersama.(Minat Belajar) 1.13. Peserta didik mengerjakan LKPD ( Diferensiasi Proses) 1.14. Peserta didik mengumpulkan LKPD yang telah dikerjakan 3. Tahap Penutup 1.1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan 1.2. Guru Bk memberikan apresiasi atas partisipasi aktif siswa dalam mengikuti kegiatan layanan 1.3. Guru BK memberikan penguatan dan rencana tindak lanjut 1.4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik bersyukur dan berdoa Guru BK mengakhiri kegiatan dengan memberi salam 4. Evaluasi 1. Evaluasi Proses : memperhatikan proses layanan dengan hasil refleksi masing-masing peserta didikdan sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan 2. Evaluasi Hasil : evaluasi dengan instrument yang sudah disiapkan , antara lain mencakup (1) Understanding : Pemahaman peserta didik terhadap materi (2) Comfortable : Sikap perasaan yang dialami peserta didik setlah menerima layanan informasi tentang kematangan emosi ( (3) action : rencana tindakan yang akan diambil peserta didik setelah menerima layanan informasi dalam bentuk karya (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) Pada Kegiatan ini peserta didik dibimbing serta diarahkan mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan pembuatan jurnal (karya) sesuai dengan minat belajar masing-masing Lampiran 1. Materi Layanan 2. Lembar kerja peserta didik (LKPD) 3. Lembar Observasi 4. Lembar Evaluasi 5. Lembar Penyajian masalah 6. Lembar Format Jurnal KematanganEmosi Pasir pengaraian, 20 September 2022 Mengetahui



Kepala Sekolah



KANEDI, S.Si NIP. 197807012006041011 Lampiran 1 : Materi Layanan



Guru BK



YULIANA, S.Pd NIP.-



KEMATANGAN EMOSI



A.



PENGERTIAN KEMATANGAN EMOSI Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah



reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Kata emosi berasal dari bahasa Prancis, emotion yang berasal dari kata emouvoiryang berarti “kegembiraan”. Emosi juga berasal dari bahasa Latin emovere dari e- ( varian eks) yang berarti “luar” dan movere yang berarti “bergerak”. Dengan kata lain, emosi adalah hasil dari reaksi tubuh dalam menghadapi situasi tertentu. Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis Orang-orang sering menganggap bahwa emosi hanya berkaitan dengan perasaan marah saja. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sekali lagi, emosi adalah reaksi tubuh untuk menghadapi situasi tertentu. Situasi yang dihadapi disini mencakup emosi marah, malu, bahagia, takut, dan sedih. Kematangan emosi merupakan suatu kondisi pencapaian tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri individu. Individu yang mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kesanggupan mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan dalam mengerjakan sesuatu



atau



berhadapan



dengan



orang



lain,



tidak



mementingkan



diri



sendiri



tetapi



mempertimbangkan perasaan orang lain. Chaplin (1989) mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosional. Ditambahkan Chaplin (dalam Ratnawati, 2005), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak, kematangan emosional seringkali berhubungan dengan kontrol emosi. Seseorang yang telah matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi stimulus, namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial (Stanford, 1965 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi merupakan suatu kondisi pencapaian tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi. pada diri individu. Individu yang mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kesanggupan mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri tetapi mempertimbangkan perasaan orang lain.



B. JENIS- JENIS EMOSI Berasarkan sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1. Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan dan tempat dimana individu itu berada. 2. Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan sebagainya. Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor kesehatan. 3. Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor hubungan dengan orang lain. Setiap orang tentunya pernah emosi. Akan tetapi, banyak orang mengidentifikasi emosi sebagai suatu hal yang negatif, seperti memukul, melempar barang, menghancurkan barang yang biasa kita sebut "marah". Marah memang merupakan bagian dari dasar emosi, tapi bukan hanya itu jenis dari emosi. Emosi itu sendiri ada yang negatif dan ada yang positif Perbedaan rangsang yang diterima oleh indra memberikan pengaruh terhadap perasaan seseorang. Adanya perbedaan pengaruh tersebut, menimbilkan emosi yang berbeda pula.Berikut adalah macam-macam emosi : 1. Emosi marah seseorang yang marah terhadap orang lain disebabkan ia menganggap bahwa orang itu bersalah terhadap dirinya. orang yang marah bisa menunjukkan tingkah laku agresif, menganggu orang yang dikenai marah, membanting barang, memukul, bahkan membunuh 2. Emosi Takut ekspresi dari rasa takut dapat berupa lari menjauh dari obyek penyebab takut. rasa takut menyebabkan seseorang menghindari objek penyebab takut 3. Emosi Cinta contoh dari ekspresi cinta adalah kisah remaja yang menjalin asmara. Semua orang harus dapat mengendalikan emosi. emosi yang tidak dapat di kendalikan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain



C. KARAKTERISTIK KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA “Darah muda darahnya para remaja Yang selalu merasagagah Tak pernah mau mengalah



Masa muda masa yang berapi- api Yang maunya menang sendiri Walau salah tak peduli” Sepenggal lirik lagu “Darah Muda” diatas memberi kta sedikit gambaran tentang kondisi emosi remaja yang cenderung labil, merasa gagah, dan menang sendiri. Elizabeth B. Hurlock (2001) dalam penelitiannya menemukan bahwa karakteristik emosi pada masa remaja memang berbeda jika dibandingkan dengan orang dewasa. Perbedaan karakteristik itu dapat dilihat dalam tabel berikut ini Emosi Remaja



Berlangsung singkat dan tiba-tiba



Emosi Orang Dewasa



Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat



Terlihat lebih hebat dan kuat



Tampak tidak terlalu berpengaruh



Berlangsung sementara atau dangkal



Berlangsung lebih lama



Lebih sering terjadi



Jarang terjadi



Mudah diketahui dengan jelas dari



Sulit diketahui karena lebih pandai



tingkah lakunya



menyembunyikannya



Emosi remaja seringkali meluap-luap sehingga emosi yang muncul sering kali negatif. Banyak remaja tidak dapat mengelola emosinya secara efektif. Akibatnya, remaja lebih rentan mengalami depresi atau kemarahan. Jika tidak diolah, ketidakmampuan mengendalikan emosi dapat munculnya berbagai masalah seperti kesulitan belajar. Masa remaja merupakan peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2012:67) pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental sosial, dan emosional. Umumnya setiap remaja memiliki kematangan emosi yang berbeda- beda dalam menjalani kehidupan. Sebagimana Mudjiran, dkk (2007:89) menjelaskan remaja yang telah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri- ciri tingkah laku sebagai berikut: (a)



Mandiri dalam arti emosional, artinya remaja tersebut mampu mempertanggungjawabkan



emosiyang ditampilkan, (b) Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya, artinya remaja tidak cenderung menyalahkan diri sendiri maupun orang lain atas kegagalan yang dialami, (c) Mampu menampilkan ekspresi emosi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, (d) Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif sehingga permasalahannya tidak impulsif (Sisca Folastri,Wahyu Eka Prasetyaningtyas, 2017). Senada dengan itu Jersild (dalam Asih dan Pratiwi, 2010:3) mengemukakan dua ciri-ciri individuyang yang memilki kematangan emosi, antara lain: (a) Penerimaan diri yang baik Individu yang memilki kematangan emosi dapat menerima kondisi fisikmaupun psikisnya, baik pribadi maupun secara sosial, (b) Objaktif Individu memandang kejadian berdasarkan dunia orang lain dan tidak hanya dari sudut pandang pribadi. Sementara Elizabeth B. Hurlock (1980:213) mengemukakan dua ciri-ciri kematangan emosi, yaitu: (a) Kontrol diri, individu mampu menunggu saat dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang diterima, (b)Pemahaman diri individu, individu memiliki reaksi emosional yang stabil, dapat berubah dari satu emosi ke emosi lain. Individu tersebut dapat memahami hal yang dirasakandan mengetahui penyebab dari emosi yang dihadapi. Senada dengan itu Hurlock (dalam Lely Dian Sari, 2014:11) mengemukakan tiga karakteristikdari kematangan emosi, yaitu: (a) Kontrol diri adalah individu tidak mengeluarkan emosinya dihadapan orang lain dan mampu menunggu saat dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara- cara yang dapat diterima, (b) Pemahaman diri adalah individu memilki reaksi emosional yang lebih stabil, tidak berubah dari satu emosi ke emosi lain. Individu tersebut dapat memahami hal yang dirasakan dan mengetahui penyebab dari emosi yang dihadapi. (c) Penggunaan fungsi krisis mental adalah individu mampu menilai situasi terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, kemudian memutuskan bagaimana bereaksi terhadap situasi



tersebut. Sementara menurut Bimo Walgito (dalam Asih dan Pratiwi, 2010:2) mengatakan orang yang matang emosinya memilki ciri-ciri, yaitu: a) Dapat menerima keadaan dirinya maupun orang lain sesuai dengan objektif, b) Pada umumnya tidak bersifat impulsif, dapat mengatur pikirannya dalam memberikan tanggapanterhadap stimulus yang mengenainya, c) Dapat mengontrol emosinya dengan baik dan dapat mengontrol ekspresi emosinya walaupun dalamkeadaan marah dan kemarahan itu tidak ditampakkan keluar, d) Dapat berfikir objektif sehingga akan bersifat sabar, penuh pengertian dan cukup mempunyaitoleransi yang baik e) Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mengalami frustasi dan mampumenghadapi masalah dengan penuh pengertian. Menurut Gross (dalam Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, 2012:68) 3 karakteristik utama emosi merupakan prototype, berhubungan dengan penyebab awal adanya emosi, respon terhadap emosi, dan hubungan antara penyebab awal adanya emosi dan respon terhadap emosi, ketiga karakteristik utama emosi tersebut, yaitu: (a) Emosi akan muncul ketika individu berada pada suatu situasi dan melihat sesuatu yang berhubungan dengan tujuannya. Hal tersebut memberikan arti dan bisa membangkitkan emosi, dan arti tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu (perubahan pada situasi itu sendiri maupun pada arti situasinya), maka emosi juga akan berubah, (b) Emosi itu berbagai jenis, (c) Emosi lebih menekankan pada pentingnya kualitas, apa yang sedang dilakukan memaksa masuk dalam kesadaran kita. Menurut Aderson (dalam Asih dan Pratiwi, 2010:2) ciri-ciri kematangan emosi, yaitu: Menurut Aderson (dalam Asih dan Pratiwi, 2010:2) ciri-ciri kematangan emosi, yaitu: a. Kasih sayang adalah individu yang memilki rasa kasih sayang, seperti didapatkan dari orang tua



atau keluarga, sehingga dapat diwujudkan secara wajar terhadap orang lain sesuai dengan norma sosial yang ada, b. Emosi Terkendali individu, yaitu dapat mengontol perasaan-perasaan terutama terhadap orang



lain, dapat mengendalikan emosi dan mengekspresikan emosi dengan baik, c. Emosi Terbuka adalah individu dapat menerima kritik dan saran orang lain.



Sementara itu menurut Hillingswoth dan Morgan Young, (dalam Firman,dkk, 2013:34) untuk memahami kematangan emosi dapat dilakukan dengan cara memahami perubahan perilaku emosional dan respon- respon emosional yang kontras dari anak-anak, remaja dan orang dewasa (Firman, dkk, 2013). Dapat dikatakan bahwa emosi individu dikatakan matang, jika ia bertanggung jawab atas emosi yang ia luapkan, tidak menyalahkan dirinya dan orang lain atas kegagalan yang dialami, mampu menempatkan emosi pada situasi dan kondisi yang tepat, paham dengan diri sendiri sehingga memahami hal yang dirasakan dan mengetahui penyebab dari emosi yang dihadapi.



D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan emosi Remaja: 1. Perubahan jasmani Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini seringmempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya. 2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta. Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. 3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Interaksi antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi. 4. Perubahan pandangan luar Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik- konflik emosionaldalam diri remaja, yaitu sebagai berikut: a. Sikap luar terhadap remaja sering tidak konsisten b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk



remaja laki- laki dan perempuan. c. Seringkali



kekosongan



remaja



dimanfaatkan



oleh



pihak



luar



yang



tidak



bertanggungjawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut ke dalam kegiatankegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral.



5. Perubahan interaksi dengan sekolah Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada orang tuanya. Posisi guru semacam ini sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif. 6. Perubahan interaksi dengan sekolah Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada orang tuanya. Posisi guru semacam ini sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif. E. Upaya Mengembangkan Kematangan Emosi Remaja a. Belajar mengembangkan kesadaran diri Caranya adalah mengamati sendiri dan mengenali perasaan sendiri, menghimpun kosakata untuk mengungkapkan perasaan, serta memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan respons emosional. b. Belajar mengambil keputusan pribadi Caranya adalah mencermati tindakan-tindakan dan akibat-akibatnya, memahami apa yang menguasai suatu keputusan, pikiran, atau perasaan, serta menerapkan pemahaman ini ke masalah- masalah yang cukup berat, seperti masalah seks dan obat terlarang. c. Belajar mengelola perasaan Caranya adalah memantau pembicaraan sendiri untuk mengungkap pesan-pesan negatif yang terkandung di dalamnya, menyadari apa yang ada di balik perasaan, menemukan cara-cara untuk menangani rasa takut, cemas, amarah dan kesedihan. d. Belajar menangani stress Caranya adalah mempelajari pentingnya berolahraga, perenungan yang terarah, dan metode relaksasi. e. Belajar berempati Caranya adalah memahami perasaan dan masalah orang lain, berpikir dengan sudut pandang oranglain, serta menghargai perbedaan perasaan orang lain mengenai sesuatu.



f. Belajar berkomunikasi Caranya adalah berbicara mengenai perasaan secara efektif, yaitu belajar menjadi pendengar dan penanya yang baik, membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan sesorang dengan reaksi atau penilaian sendiri tentang sesuatu, serta mengirimkan pesan dengan sopan dan bukannya mengumpat. g. Belajar membuka diri Caranya adalah menghargai keterbukaan dan membina kepercayaan dalam suatu hubungan serta mengetahui situasi yang aman untuk membicarakan tentang perasaan diri sendiri. h. Belajar mengembangkan pemahaman Caranya adalah mengidentifkasi pola-pola kehidupan emosional dan reaksi-reaksinya serta mengenali pola-pola serupa pada orang lain. i. Belajar menerima diri sendiri Caranya adalah merasa bangga dan memandang diri sendiri dari sisi positif, mengenali kekuatandan kelemahan diri anda, serta belajar mampu untuk menertawakan diri anda sendiri. j. Belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi Caranya adalah belajar rela memikul tanggung jawab, mengenali akibat-akibat dari keputusan dan tindakan pribadi, serta menindaklanjuti komitmen yang telah dibuat dan disepakati. a) Belajar mengembangkan ketegasan



Caranya adalah dengan mengungkapkan keprihatinan dan perasaan anda tanpa rasamarah atau berdiam diri. b) Mempelajari dinamika kelompok



Caranya adalah mau bekerja sama, memahami kapan dan bagamana memimpin, serta memehami kapan harus mengikuti. c) Belajar menyelesaikan konflik



Caranya adalah memahami bagaimana melakukan konfrontasi secara jujur dengan orang lain, orang tua atau guru, serta memahami contoh penyelesaian menang- menang (winwin solution) untuk merundingkan atau menyelesaikan suatu perselisihan. Sumber materi : 1. https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi/article/view/225/247



( diunduh Senin, 3 Januari 2021) 2. http://repository.usd.ac.id/39633/2/151114072_full.pdf



( diunduh Senin, 3 Januari 2021)



Lampiran 2



Lampiran 3 PEDOMAN OBSERVASI EVALUASI PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL



Nama Peserta Didik : Kelas : Hari / tanggal : Petunjuk : 1. Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda 2. Kolom skor angka 1 = Kurang baik, 2 = Cukup baik, 3 = Baik, 4 = Sangat baik NO



SKOR



PERNYATAAN 1



1



Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dari guru BK



2



Peserta didik berani bertanya apabila ada yang belum dipahami



3



Peserta didik berantusias mengikuti kegiatan Layanan



4



Peserta didik melihat dan memperhatikan penjelasan dari guru BK Peserta didik menyimak pendapat teman-temannya



5 6 7



2



Peserta didik tidak melakukan aktivitas selain aktivitas kegiatan layanan Peserta didik mampu membentuk dan mengelola pemikirannya



Peserta didik berargumentasi dengan pendapatnya masingmasing 9 Peserta didik mampu membuat simpulan materi yang telah dipelajari 10 Peserta didik mampu merefleksikan materi layanan yang diberikan JUMLAH TOTAL SKOR 8



Keterangan : 1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 10 = 10, dan skor tertinggi adalah 4 x 10 = 40 2. Kategori hasil : a. Sangat baik = 31 - 40 b. Baik = 21 - 30 c. Cukup = 11 - 20 d. Kurang = ... - 10



3



4



Lampiran 4 ANGKET EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL Nama Peserta Didik : Kelas : Hari / tanggal : Understanding ( Pemahaman Baru) Peserta didik dapat mengetahui Mengetahui Materi kematangan Emosi Melalui Analisis Penyajian Masalah Comfortable ( Sikap ) Petunjuk : 1. Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda 2. Kolom skor angka 1 = Kurang baik, 2 = Cukup baik, 3 = Baik, 4 = Sangat baik PERNYATA AN 1 Saya mampu memahami dengan baik tujuan yang diharapkan dari materi pengendalian emosi



NO



1 1



2SKOR 3 2 3



4 4



2 Saya mampu menganalisis tentang kematangan emosi 3 Saya mampu memahami cara membentuk kematangan emosi 4 Saya mampu menyimpulkan cara mengelola kematangan emosi 5



Saya merasa senang karena dalam kegiatan bimbingan klasikal ini mengajarkan saling berbagi ide, gagasan, pendapat dan pengalaman



6 Saya merasa senang karena materi yang disampaikan bermanfaatbagi kehidupan saya saat ini danmasayangakan datang 7 Saya merasa senang bisa membentuk kematangan emosi setelah mengikuti kegiatan ini 8 Saya merasa termotivasi untuk mengelola kematangan emosi yang ada pada diri 9 Saya akan melakukan upaya untuk mengelola kematangan emosi saya 10 Saya mampu mengelola kematangan emosi yang ada pada diri saya JUMLAH TOTAL SKOR Keterangan : 1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 10 = 10, dan skor tertinggi adalah 4 x 10 = 40 2. Kategori hasil : a. Sangat baik = 31 –40 b. Baik = 21-30 c. Cukup baik = 11-20 d. Kurang baik =…..-10 Action ( Tindakan ) Peserta Didik diminta untuk : 1. Membuat Karya berdasarkan pemahaman tentang materi kematangan emosi sesuai dengan minatnya masing-masing baik berupa jurnal kematangan emosi berbentuk Info grafis, artikel, gambar / poster, komik, video maupun puisi 2. Mengunggah karya di media sosialnya masing-masing.



Lampiran 5 Penyajian Masalah Riko adalah Siswa kelas 11 di SMA Budi Luhur. Riko adalah salah satu anak yang pandai dalam bergaul. Setiap harinya ia selalu ceria dan periang. Bahkan Ia selalu menyemangati teman-teman di kelasnya. Namun belakangan ini Ia terlihat murung dan sealalu melamun. Bahkan menyapa teman-temannya pun ia enggan. Ia tidak seceria dulu. Dalam belajar dia tidak berkonsentrasi. Sesekali Ia tertidur dalam pembelajaran. Toni salah satu teman Riko mencoba untuk menanyakan apa yang dialami Riko saat ini sehingga Riko merubah sikapnya. Namun Toni sia-sia, Riko menutup diri untuk menceritakan masalahnya hingga mendatangkan keributan kecil. Riko merasa tersinggung atas pertanyaan-pertayaan Toni terhadapnya. Suatu Hari Ibu Susi masuk ke kelas 11 dimana Riko dan Toni Belajar. Ibu Susi awalnya mulanya merasa heran atas poerubahan sikap Riko. Ia Pun menyakan secara langsung Kepada Riko apa yang dialami Riko. Riko merasa terusik dengan pertanyaan bu Susi, Ia pun meninggalkan ruangan kelas dengan menendang meja belajarnya. Ibu Susi dan semua temantemannya terkejut. Namun Ibu Susi menanggapi dengan santai dan tenang. Ia pun melanjutkan pembelajaran dan membiarkan Riko pergi. Beberapa Hari berikutnya Riko tidak datang ke sekolah tanpa keterangan. Teman-teman Riko merasa kehilangan dan mereka pun melaporkan atas ketidakhadiran riko di sekolah dan perubahan sikap riko terhadap teman-teman maupun Guru Mapel.



Wali Kelas Mendatangi Rumah Riko. Ternyata Riko berada di rumahnya. Riko terkejut atas kedatangan Ibu Nia selaku Wali kelas. Dengan Nada Rendah Ibu Nia menanyakan Kesehatan Riko. Riko menjawab dengan lemas kalau dia baikbaik saja. Dengan segala cara Ibu Nia menanyakan apa yang dialami riko. Riko pun pasrah menjawab pertanyaanpertayaan ibu nia. Ternyata perubahan yang dialami riko adalah kedua orangtuanya ingin bercerai. Riko kesal dengan kedua orangtuanya. Dia malu jika orangtuannya bercerai. Dia tidak menginginkan kedua orangtuaanya bercerai. Ibu Niaa pun memberikan penguaatan kepada Riko bahwa setiap masalah ada sollusinyaa bukan dengan kemarahaan ataupun menyeendiri. Setelah itu Riko pun bersemangaat lagi dating ke sekolah dan kembali ceriaa seperti Riko yang dulu.



Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini lalu diskusikan dengaan teman sekelompokmmu! 1. Perasaan-perasaan apa saja yang dimunculkan oleh Riko? 2. Mengapa Riko meerubah sikapnya? Jelaskan!



3. Apa yang dilakukan ibu nia dalam membantu riko menyelesaikaan maasalahnya? 4. Apakah perlakuan yang ditunjukkan oleh riko dalam menanggapi permasalahan itu sudah benar ? jelaskan! 5. Jika kamu sebagai Riko apa yang akan kamu lakukan dalam menyelesaikan permasalahannya?



Lampiran 6 JURNAL KEMATANGAN EMOSI NO



HARI/TANGGAL



PERISTIWA/KEJADIAN



EMOSI YANG TIMBUL



CARA MENYIKAPINYA



KETERAN GAN



1. 2.



3. 4. 5.



Pasir pengaraian, Mengetahui Guru BK



-------------------------------------



September 2022



saya yang membuat,



--------------------------------