Edukasi Nyeri [PDF]

  • Author / Uploaded
  • halim
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Efek nyeri pada klien  Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesis  Efek perilaku a. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi, mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat, menggigit bibir c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok, melindungi bag tubuh d. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya pd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian.  Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitas sosial, pola tidur, aktivitas seksual PENATALAKSANAAN  Setelah petugas mengetahui skala nyeri pasien maka akan dilakukan intervensi sesuai dengan skala nyeri pasien. Tindakan yang dilakukan adalah : 1. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan skala 1-3 dilakukan edukasi untuk relaksasi dan distraksi. 2. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri tidak berkurang dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis NSAID. 3. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang skala 4-6 dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis NSAID/ opioid dosis ringan. 4. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat skala 7-10 dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian therapy jenis opioid. 5. Apabila dengan pemberian therapy farmaka jenis opioid, tetapi keluhan nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan dokter DPJP akan merujuk kepada dokter anestesi.



EVALUASI Evaluasi atau reasesmen dilakukan sesuai dengan derajat nyeri pasien yaitu : 1. Semua pasien dirawat inap dilakukan reasesmen terhadap nyeri minimal tiap 8 jam ( saat pergantian shift perawat ) dan bila diperlukan. 2. Satu jam setelah dilakukan tindakan keperawatan distraksi / relaksasi. 3. 2 jam setelah pasien mendapatkan therapi analgetik oral dan obat suppositoria. 4. 1 jam setelah pasien mendapatkan terapi intramuscular dan intravena. 5. 30 menit setelah pasien mendapatkan obat intravena secara kontinyu melalui syringepump atau infusion pump. 6. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat intravena pada pasien nyeri jantung / cardiac. 7. 5 menit setelah pasien yang mendapatkan therapi injeksi opioid.



. EDUKASI PASIEN NYERI PASCA BEDAH Pemberian informasi kepada pasien tentang nyeri pasca bedah dan penanganannya akan memberikan dampak yang baik dalam penanganan nyeri, sehingga pasien dapat mempunyai harapan yang realistik tentang penanganan nyeri yang diberikan ( nyeri teratasi , bukan tanpa nyeri sama sekali ). Informasi yang dapt diberikan termasuk : 1. Pentingnya penanganan nyeri pasca bedah 2. Metode – metode yang dapat dilakukan untuk penanganan nyeri pasca bedah 3. Rutinitas penilaian nyeri 4. Optimal intensitas nyeri yang dapat ditoleransi oleh pasien 5. Partisipasi pasien dalam penanganan nyeri pasca bedahnya.



PILIHAN TEKNIK PENANGANAN PASCA BEDAH 1. BALANCED ANALGESIA



2. EPIDURAL ANALGESIA 3. BLOK SARAF PERIFER