Efektivitas Pemberian Kompres Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal Praktek Keperawatan http://thejnp.org ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online) 232



Vol. 3 No.2. April 2020. Halaman 226-



Efektivitas Pemberian Kompres Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak: Review Sistematis Nurul Zakiah Burhan, Arbianingsih, Syamsiah Rauf, Huriati UIN Alauddin Makassar, Indonesia Penulis yang sesuai : [email protected]



ABSTRAK Latar Belakang: Demam merupakan manifestasi klinis yang sering dialami anak yang sakit. Demam bisa berbahaya jika terjadi demam tinggi. Kejang dapat terjadi akibat demam tinggi yang tidak ditangani secara dini sehingga menyebabkan hipoksia jaringan otak dan akhirnya kerusakan. Menurut perkiraan WHO bahwa sekitar 17 juta kasus demam di seluruh dunia, terdapat 600.000 kematian setiap tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intervensi yang efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada anak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan telaah sistematis. Instrumen penelitian menggunakan Pendekatan Duffy's Research Appraisal Checklist. Hasil: Setelah dilakukan pencarian artikel, terdapat 9 artikel yang berhubungan dengan pemberian kompres hangat, 6 artikel dengan lokasi pemberian di ketiak dan area songe hangat (menyeka seluruh tubuh), 7 artikel dengan pemberian Hai kompres selama 30 menit dan 10 artikel dengan suhu air terkompresi 37 C. Kesimpulan: Dari 15 artikel yang berhasil ditelusuri, intervensi yang paling banyak diberikan adalah kompres hangat pada ketiak dan area spons hangat dengan pemberian kompres selama 30 menit dan suhu air tekan 37



Hai



C.



Kata kunci: Anak-anak, Kompres, Suhu



Diterima 29 Januari 2019; Direvisi 19 Februari 2019; Diterima 28 Maret 2020



DOI: https://doi.org/10.30994/jnp.v3i2.91 The Journal of Nursing Practice, situs webnya, dan artikel yang diterbitkan di sana dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0.



226



Jurnal Praktek Keperawatan http://thejnp.org ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online) 232



Vol. 3 No.2. April 2020. Halaman 226-



LATAR BELAKANG Demam merupakan manifestasi klinis yang sering dialami anak yang sakit. Tingginya kejadian demam menurut WHO memperkirakan sekitar 17 juta kasus kasus demam di seluruh dunia dengan kejadian 600.000 kematian setiap tahunnya. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian bayi di dunia. Penyakit ini menyumbang 16% dari seluruh kematian balita, yang menyebabkan kematian pada 920.136 balita, atau lebih dari 2.500 per hari, atau diperkirakan 2 balita meninggal setiap menitnya pada tahun 2015 (Lunze, 2017). Demam bisa berbahaya jika terjadi demam tinggi. Kejang bisa terjadi akibat demam tinggi yang tidak ditangani secara dini, menyebabkan hipoksia jaringan otak dan akhirnya kerusakan otak. Suhu tubuh yang tinggi menyebabkan otak menjadi sensitif dan rentan terhadap kematian sel. Suhu tubuh yang tinggi berbahaya karena mengakibatkan perdarahan lokal dan degenerasi parenkim di seluruh tubuh, gangguan ini akan menyebabkan terganggunya fungsi sel. Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, namun terjadi peningkatan suhu akibat pembentukan panas yang berlebihan namun tidak dibarengi dengan peningkatan set point (Hall, 2016). Kompres merupakan cara menjaga suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan rasa hangat atau dingin pada bagian tubuh yang membutuhkannya. Ada dua jenis kompres, kompres hangat dan kompres dingin. Tujuan kompres hangat adalah untuk memperlancar peredaran darah, mengurangi nyeri, memberikan kehangatan, kenyamanan, dan ketenangan pada klien, memperlancar pengeluaran eksudat, merangsang gerak peristaltik usus. Area kompres panas dan dingin dapat menyebabkan respons sistemik dan respons lokal. Stimulasi ini mengirimkan implan perifer ke hipotalamus yang kemudian menjadi sensasi suhu tubuh normal (Murakami, 2015). Suhu tubuh yang optimal sangat penting agar kehidupan sel berfungsi secara efektif. Perubahan suhu tubuh yang ekstrim bisa berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu perawat harus berusaha untuk dapat menjaga suhu tubuh klien agar tetap normal (Yunianti, 2019 ). Telah banyak penelitian tentang kompres, namun untuk mengetahui jenis kompres dan letak kompres yang paling efektif belum banyak diketahui, maka penulis bermaksud untuk melakukan studi review studi sistematis terkait pemberian kompres untuk menurunkan suhu tubuh pada anak. . OBJEKTIF Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intervensi yang efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada anak. METODE Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan telaah sistematis. Penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan sistematis untuk mengetahui strategi intervensi yang efektif untuk mencegah anak stunting / menurunkan kejadian stunting pada anak. Pencarian literatur melalui database: PubMed, Science Direct, Google Scholar, Portal Garuda, Journal Of Islamic Nursing (JOIN), Rumah Jurnal UIN Alauddin, Emerald, International Journal of Science and Research, Oxford serta Springer. Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi: artikel terbitan 2015-2019; artikel teks lengkap yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu strategi intervensi yang efektif untuk mencegah stunting / menurunkan angka stunting pada anak; ada ISSN atau DOI atau Volume; penelitian menggunakan subjek manusia; batas penelitian eksperimental. Kriteria eksklusi meliputi: artikel yang merupakan publikasi ganda dan artikel yang memiliki peringkat kualitas rendah dari artikel berdasarkan skor Duffy. Setelah mengumpulkan data dan informasi, semua data dan informasi tersebut diseleksi dengan menggunakan Pendekatan Duffy's Research Appraisal Checklist dengan masalah yang diteliti. Untuk mempresentasikan masalah yang akan dibahas, data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif.



227



Jurnal Praktek Keperawatan http://thejnp.org Vol. 3 No.2. April 2020. Halaman 226-232



ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online)



Beasiswa Google



Ilmu langsung



IJSR



(n = 345)



(n = 570)



(n = 5)



Identifikasi



IJAR (n = 135)



Zamrud (n = 4)



Artikel teridentifikasi (n = 1059) Pengecualian: Publikasi Ganda (n = 12)



Penyaringan



Hasil Skrining (n = 1047) Pengecualian: Tidak ada teks lengkap (n = 0) Tidak menurut pertanyaan penelitian (n = 1023)



Menurut penelitian



Penilaian dengan Penelitian Duffy



Eligiblity



pertanyaan (n = 15)



Kelompok Di Bawah Rata-Rata Kertas (Skor 0-102) (n = 0)



Kertas Rata-Rata Kelompok (Skor 103-204) (n = 0)



Daftar Periksa Penilaian Pendekatan



Group Superior Paper (Skor 205-306) (n = 15)



Penyertaan



Artikel inklusi (n = 15)



Gambar 1. Diagram Alir untuk Pemilihan dan Inklusi Studi 1.



HASIL Jenis intervensi yang diberikan Berdasarkan hasil analisis terhadap 15 artikel diperoleh 9 artikel (60%) dengan menggunakan intervensi kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh pada anak, kemudian didapatkan intervensi kompres bawang dan pelster dengan nilai yang sama yaitu 2 artikel (13,3%). ) dan diperoleh intervensi kompres cuka dan lidah buaya dengan nilai yang sama sebesar 1 artikel (6,7%).



228



Jurnal Praktek Keperawatan http://thejnp.org ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online)



Vol. 3 No.2. April 2020. Halaman 226232



Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Intervensi Efektif Terhadap Penurunan Tubuh Suhu Intervensi Lidah buaya Kompres Cuka Kompres plester Bawang merah Kompres hangat Total 2.



Artikel jurnal 1 1 2 2 9 15



Lokasi intervensi Berdasarkan analisis terhadap 15 artikel, ditemukan 6 artikel paling banyak diberikan pada area ketiak (40%) dan teknik tepid sponge (40%) pada area kaki hingga pergelangan kaki (6,67%). Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Lokasi Intervensi Lokasi Intervensi Dahi Ketiak Paha Area kaki hingga pergelangan kaki Spons yang lembut Total



3.



Persentase (%) 6,7% 6,7% 13,3% 13,3% 60% 100%



Jumlah Lokasi 1 6 1 1 6 15



Persentase (%) 6,66% 40% 6,67% 6,67% 40% 100%



Lama Pemberian Kompres Berdasarkan analisis terhadap 15 artikel didapatkan 7 artikel dengan durasi kompresi selama 30 menit (46,7%), terdapat 5 artikel dengan durasi kompresi selama 15 menit (33,3%), terdapat 2 artikel dengan durasi kompresi selama 15 menit (33,3%). mengompresi selama 20 menit (13,3%) dan menemukan artikel dengan durasi pengompresan selama 10 menit (6,7%). Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Durasi Kompres Durasi Memberi 10 menit 15 menit 20 menit 30 menit Total



4.



Jumlah Artikel 1 5 2 7 15



Persentase (%) 6,7% 33,3% 13,3% 46,7% 100%



Suhu menerapkan kompres 0 Berdasarkan analisis terhadap 15 artikel, terdapat 10 artikel dengan 37 artikel C 0 (66,7%) suhu kompresi, 2 artikel dengan 200C dan 40 C (13,3%) suhu kompresi 0 dan 1 artikel dengan 43 Suhu kompresi C (6,7%).



229



Jurnal Praktek Keperawatan http://thejnp.org ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online)



Vol. 3 No.2. April 2020. Halaman 226232



Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Suhu Air Kompres Memberi Suhu Hai 20 C Hai 37 C Hai 40 C Hai 43 C Total



Jumlah Artikel 2 10 2 1 15



Persentase (%) 13,3% 66,7% 13,3% 6,7% 100%



DISKUSI Berdasarkan 15 artikel yang diidentifikasi. Ada intervensi, lokasi, lama pengompresan dan pemberian suhu untuk penurunan suhu tubuh pada anak yaitu: 1. Jenis intervensi yang diberikan Berdasarkan hasil intervensi yang paling sering diberikan adalah kompres hangat. Kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses penguapan. Kompres dengan air hangat menyebabkan suhu tubuh di luar menjadi hangat sehingga tubuh akan mengartikan bahwa suhu di luar cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan pengatur suhu di otak agar tidak meningkatkan suhu pengatur suhu tubuh, dengan adanya Suhu luar yang hangat akan membuat pembuluh darah di tepi kulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan terbuka dan memperlancar pembuangan panas sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh (Dewi, 2016). Sejalan dengan hasil penelitian Aminatul Fatayati yang menyatakan ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam (Fatayati, 2010). 2. Lokasi intervensi Berdasarkan hasil frekuensi lokasi intervensi terbanyak diberikan pada lokasi ketiak dan teknik spons suam-suam kuku (dengan mengusap seluruh tubuh). Pada daerah ketiak, dari beberapa lokasi yang memberikan kompres hangat ditemukan bahwa daerah ketiak lebih efektif dibandingkan dengan lokasi lipatan pangkal paha dan dahi. Hal ini menunjukkan, pemberian kompres hangat pada ketiak sebagai area dengan letak pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan stimulasi pada area preoptik hipotalamus guna menurunkan suhu tubuh. Terjadinya pengeluaran panas tubuh lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu pelebaran pembuluh darah tepi dan berkeringat (Potter & Perry, 2016). 3. Durasi kompres Berdasarkan durasi kompres dari 15 artikel terbanyak dalam 30 menit. BerdasarkanPenelitian Sunarti (2018), dengan memberikan kompres hangat dan mengukur suhu tubuh sebanyak 3 kali, sebelum tindakan, 15 menit setelah tindakan dan 30 menit setelah tindakan. Diperoleh penurunan suhu tubuh setiap menit. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehPutra (2018), pemberian kompres hangat diberikan selama 30 menit. Terjadi penurunan, sebelum diberikan intervensi suhu 0 tubuh rata-rata responden adalah 38,1 C dan setelah intervensi diberi rata-rata suhu 0 0 tubuh responden adalah 37,2 C dengan penurunan suhu 0,9 C. 4. Suhu menerapkan kompres Berdasarkan analisis terhadap 15 artikel didapatkan 10 artikel dengan suhu 37 0 artikel Kompres C. sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehAntono (2015) dengan bekal



230



Jurnal Praktek Keperawatan http://thejnp.org ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online) 232



Vol. 3 No.2. April 2020. Halaman 2260



dari penghitung yang dilakukan pada 37 C. sejalan dengan penelitian yang dilakukan 0 oleh Putra (2018) memberikan kompres pada 37 C untuk anak yang demam. Pemberian bawang merah menurut kompres Cahyaningrum (2017), Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar massa bawang merah yang diberikan, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu campuran, sehingga lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis ditemukan 15 artikel yaitu: Intervensi pemberian kompos terhadap penurunan suhu tubuh pada anak. Kompres merupakan salah satu intervensi yang umumnya diketahui berkaitan dengan penanganan demam pada anak. Namun berdasarkan analisis terhadap 15 artikel yang diterima, intervensi yang paling banyak diberikan adalah kompres hangat. Kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses penguapan. Kompres dengan air hangat menyebabkan suhu tubuh di luar menjadi hangat sehingga tubuh akan mengartikan bahwa suhu di luar cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan pengatur suhu di otak agar tidak meningkatkan suhu pengatur suhu tubuh, dengan suhu luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan terbuka dan memudahkan pembuangan panas sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh. Lokasi di mana sebagian besar intervensi diberikan adalah lokasi ketiak dan teknik spons hangat (dengan menyeka seluruh tubuh). Berdasarkan durasi kompres dari 15 artikel terbanyak dalam 30 menit. Dari 0 15 artikel terdapat 10 artikel dengan temperatur 37 artikel Kompres C.



231



Jurnal Praktek Keperawatan http://thejnp.org ISSN: 2614-3488 (cetak); 2614-3496 (online) 232



Vol. 3 No.2. April 2020. Halaman 226-



REFERENSI Antono, SD (2015). Efektivitas Kompres Cuka Hangat dalam Menurunkan Suhu Tubuh Anak dengan Penyakit Demam Akut.Jurnal Internasional Sains dan Riset (IJSR), 1-8. 1820-1827. Cahyaningrum, ED, & Putri, D. (2017). Perbedaan suhu tubuh anak demam sebelum dan setelah kompres bawang merah.MEDISAINS, 15(2), 66-74. Dewi, AK (2016). Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Antara Pemberian Kompres Air Hangat Dengan Tepid Sponge Bath Pada Anak Demam.Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1(1). 63-71. Fatayati, A., Nawangsih, UHE, & Kes, M. (2010). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Suhu Badan Pada Balita Dengan Demam Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2010.Tesis. Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta. Hall, JE (2016). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, Edisi Yordania EBook.Elsevier. Lunze, K., Biemba, G., Lawrence, JJ, MacLeod, WB, Yeboah-Antwi, K., Musokotwane, K., ... & Steketee, R. (2017). Penatalaksanaan klinis pada anak dengan demam: studi cross-sectional tentang kualitas perawatan di pedesaan Zambia. Buletin dari Organisasi Kesehatan Dunia, 95 (5), 333-342. http://dx.doi.org/10.2471/BLT.16.170092 Murakami, DK, Blackie, CA, & Korb, DR (2015). Semua kompres hangat tidak sama efektifnya. Ilmu Optometri dan Visi, 92 (9), e327-e333.http://dx.doi.org/ 10.1097 / OPX.0000000000000675 Potter, PA, Perry, AG, Stockert, P., & Hall, A. (2016). Dasar-dasar Buku-EKeperawatan.Ilmu kesehatan Elsevier. Putra, AA (2018). Perbedaan Efektivitas Antara Pemberian Tepid Sponge Bath Dan Kompres Plester Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Anak Batita Yang Mengalami Demam Di Ruang Anak RSUD Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 4(2). 89-96. Sunarti, S. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) terhadap Penurunan Skala Nyeri Artritis Reumatoid pada Lansia di Upt. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.Jurnal Prioritas Keperawatan, 1 (1). Yunianti, SC, Astini, PSN, & Sugiani, NMD (2019). Pengaturan Suhu Tubuh dengan Metode Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat pada Balita Demam.Jurnal Kesehatan, 10(1), 10-16.



232