Eksi4416 M8 E1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul 8



Sistem Pengendalian Manajemen Produksi Prof. Dr. Sri Mulyani, M.Si., Ak.



P E NDA H UL UA N



S



ebuah sistem pengendalian yang baik dilakukan pada seluruh aktivitas kerja manajemen, mulai dari aktivitas yang bersifat strategis maupun yang bersifat operasional. Tentu saja ruang lingkup dan pendekatan pengendalian yang digunakan akan berbeda untuk setiap aktivitas yang berbeda. Cakupan sistem pengendalian juga harus mencakup seluruh fungsi manajemen, mulai dari manajemen SDM, keuangan, pemasaran, dan produksi. Dengan pengetahuan yang luas mengenai prinsip pengaplikasian sistem pengendalian pada berbagai lini manajemen, diharapkan dapat lebih memperjelas inti dari kegiatan pengendalian dan juga dapat mengembangkan berbagai bentuk sistem pengendalian. Hal ini diperlukan karena sistem pengendalian harus fleksibel sehingga dapat mengikuti praktik manajemen yang digunakan. Secara harfiah proses produksi diartikan sebagai sebuah upaya yang dilakukan untuk menambah nilai guna atau menciptakan suatu produk baru. Produk yang dihasilkan bisa berupa barang maupun jasa. Proses produksi tidak hanya berkaitan dengan bahan dan material produksi saja, akan tetapi berkaitan pula dengan berbagai sumber daya lainnya. Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai pengaplikasian pengendalian manajemen produksi. Sistem pengendalian yang akan dibahas pada modul ini lebih ditekankan pada bagaimana mengimplementasikan sistem pengendalian manajemen produksi, dan juga mempelajari tentang aktivitas manajemen produksi apa saja yang perlu dikerangkai dengan sistem pengendalian. Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu: 1. menguraikan aktivitas manajemen produksi; 2. mengembangkan metode pengendalian manajemen produksi.



8.2



Sistem Pengendalian Manajemen 



Kegiatan Belajar 1



Gambaran Umum Aktivitas Manajemen Produksi A. AKTIVITAS PRODUKSI Secara umum kegiatan produksi diartikan sebagai sebuah upaya yang dilakukan untuk menambah nilai guna atau menciptakan suatu produk baru. Produk yang dihasilkan dapat berupa sebuah barang ataupun jasa. Walaupun ruang lingkup pekerjaan dan produk yang dihasilkan serupa, akan tetapi biasanya setiap organisasi memiliki alur prosedur kerja yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Akan tetapi inti dari kegiatan yang dilakukan sebenarnya tidak terlalu berbeda. Serupa dengan aktivitas fungsi organisasi lainnya, aktivitas produksi memiliki tahapan dalam pelaksanaannya. Kegiatan produksi dimulai dengan perancangan terhadap produk yang akan dibuat. Rancangan produk dibuat terperinci mencakup seluruh detail mengenai produk yang akan dibuat, mencakup desain produk yang diinginkan, komponen sumber daya yang digunakan, waktu pelaksanaan kegiatan produksi, anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan seluruh proses produksi, beserta pengumpulan informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam proses produksi. Tujuan aktivitas ini adalah agar dimilikinya gambaran yang jelas atas produk yang akan dibuat juga secara simultan untuk mengkalkulasi anggaran biaya produksi yang perlu dikeluarkan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya kesalahan proses produksi yang dapat mengakibatkan proses produksi berjalan tidak efektif dan tidak efisien. Setelah berhasil membuat rancangan yang baik sesuai dengan kebutuhan, barulah kemudian kegiatan produksi dilanjutkan dengan pemrosesan pembuatan produknya. Kegiatan pemroduksian intinya adalah mengolah seluruh material produk untuk diolah sehingga menghasilkan suatu produk barang atau jasa yang dapat menambah nilai manfaat. Pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dengan penggunaan sistem komputer untuk membantu kegiatan pemroduksian sudah banyak dilakukan berbagai jenis organisasi yang melakukan proses produksi. Di samping pemanfaatan proses otomatisasi dari penggunaan sistem komputer, penggunaan sistem komputer dilakukan untuk mempercepat proses



 EKSI4416/MODUL 8



8.3



produksi, mempercepat proses transfer data dan informasi produksi, juga untuk meminimalisir terjadinya kesalahan proses produksi akibat kelalaian manusia. Seluruh biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi harus dicatat dengan baik, sehingga komponen biaya produksi yang telah dikeluarkan dapat dijadikan dasar acuan pihak terkait untuk menentukan harga jual real dari produk yang dihasilkan, selain juga untuk diperbandingkan dengan anggaran produksi yang telah dibuat. Biaya yang dikapitalisasi langsung ke dalam komponen biaya produksi dibagi menjadi empat komponen biaya, yaitu: 1. biaya bahan baku; 2. biaya tenaga kerja langsung; 3. biaya mesin dan peralatan; 4. biaya overhead pabrik. A. FAKTOR PRODUKSI Untuk dapat menghasilkan suatu produk, organisasi membutuhkan faktorfaktor produksi. Faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi secara langsung, baik tampak secara fisik maupun tidak. Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi lima bagian (Griffin dan Elbert, 2009), yaitu: 1. Sumber daya fisik. Sumber daya fisik dapat diartikan sebagai seluruh kekayaan alami (seperti tanah, air, cuaca, angin, sumber daya energi, sumber daya non-energi, dan lainnya) dan bahan mentah lainnya yang digunakan untuk menghasilkan produk. 2. Tenaga kerja. Tenaga kerja adalah sumber daya insani yang bekerja secara langsung maupun tidak langsung untuk mengolah faktor-faktor produksi lain berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan produk. 3. Modal. Modal adalah barang atau peralatan yang digunakan untuk proses produksi. Berdasarkan bentuknya modal dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal konkret contohnya mesin, gedung, peralatan, dan uang; dan modal abstrak seperti nama baik, hak paten, dan hak merek. 4. Kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan keahlian atau keterampilan yang digunakan untuk mengoordinasikan faktor-faktor produksi lainnya, yang sering juga disebut dengan istilah kemampuan manajerial. 5. Sumber daya informasi. Yang dimaksud dengan sumber daya informasi adalah segala macam informasi yang dibutuhkan perusahaan dan berhubungan dengan proses produksi yang dilaksanakan.



8.4



Sistem Pengendalian Manajemen 



Penggunaan faktor produksi perlu dikendalikan dengan baik, karena kesalahan dalam pengelolaan faktor produksi dapat mengakibatkan efek turunan berupa kegagalan terhadap proses produksi secara keseluruhan. Sehingga perlu dilakukan analisis yang berkaitan dengan penggunaan faktor-faktor produksi agar hasil yang didapatkan bisa diraih lebih maksimal. Beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan analisis penggunaan faktor produksi, yaitu sebagai berikut. 1. Faktor produksi sebagai permintaan turunan. Misalnya permintaan terhadap tenaga kerja akan tergantung pada permintaan produksi barang maupun jasa. 2. Konsep hubungan penggunaan antarfaktor produksi. Contohnya adalah penambahan jumlah faktor produksi mesin dapat mengurangi atau menambah penggunaan faktor produksi tenaga kerja. 3. Hukum pertambahan hasil yang makin menurun (the law of diminishing return). Contohnya penambahan jumlah faktor produksi bahan baku sebanyak 20 buah yang dapat menambah produk yang dihasilkan sebanyak 15 buah, belum tentu akan sama manfaatnya dengan penambahan dengan jumlah yang sama pada waktu berikutnya. 4. Efek substitusi. Sebagai gambaran, karena biaya tenaga kerja asing yang mahal organisasi berusaha merekrut tenaga kerja dalam negeri yang lebih murah dan mampu melaksanakan proses produksi yang sama. Proses analisis yang baik terhadap penggunaan faktor produksi tentu dapat mempengaruhi upaya dalam pencapaian tujuan, yang sejalan dengan fungsi pengendalian manajemen. Sehingga proses analisis penggunaan faktor produksi tersebut dapat juga dikategorikan sebagai salah satu upaya pengendalian manajemen. B. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Inovasi atas produk-produk yang dihasilkan merupakan suatu keharusan. Inovasi dilakukan untuk mempertahankan maupun mengembangkan prestasi yang sudah dimiliki, di samping itu inovasi juga dilakukan untuk menghindari dampak-dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari stagnasi proses yang monoton. Pada kaitannya dengan kegiatan pemroduksian produk, inovasi bertujuan untuk melakukan pengembangan atas produk yang dihasilkan. Upaya inovasi dilakukan untuk menghasilkan produk baru, melakukan modifikasi



 EKSI4416/MODUL 8



8.5



produk, maupun membuat proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien. Kondisi persaingan yang semakin ketat pada berbagai lini organisasi membuat proses inovasi menjadi sebuah hal yang wajib untuk dilakukan agar organisasi dapat bersaing dengan para pesaingnya, baik itu organisasi bisnis maupun organisasi non-bisnis. Upaya inovasi harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis, agar manfaat dari proses inovasi dapat diperoleh secara maksimal. Salah satu upaya utama untuk melakukan inovasi agar hasil yang diperoleh dapat menjadi maksimal adalah dengan terlebih dahulu melakukan proses penelitian dan pengembangan. Penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan atas rasionalitas, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, empiris, dapat diamati, dan diketahui caracara yang digunakan dan sistematis, menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis. (Sugiono, 2004). Pada suatu proses produksi, penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki dan mengumpulkan data-data yang terkait dengan rencana inovasi produk yang akan dikembangkan. Sehingga hasil inovasi benar-benar memiliki ukuran yang presisi dan optimal. Sebagai contoh, sebuah divisi produksi kendaraan perlu melakukan penelitian yang mendalam agar kualitas kendaraan yang dihasilkan memiliki komposisi yang tepat dan up to date. Output dari kegiatan penelitian biasanya baru sebatas gambaran umum atas suatu inovasi didasarkan atas data-data yang valid. Berdasarkan hasil penelitian yang mendalam tersebut, baru kemudian dilakukan pengembangan atas grand design yang sudah dibuat. Pada tahap pengembangan inilah dilakukan pendalaman dan perluasan dimensi satuan produk dalam ukuran yang sesungguhnya. Setiap organisasi umumnya memiliki pola pengembangan produknya masing-masing, akan tetapi secara umum pola yang dilakukan hampir serupa yaitu melakukan desain produk awal yang terus dilakukan pengujian agar didapatkan desain produk akhir yang memenuhi harapan pihak terkait. C. PENGELOLAAN PERSEDIAAN Dalam proses produksi, terutama proses produksi barang salah satu bagian terpenting adalah berhubungan dengan kegiatan pengelolaan persediaan, di mana persediaan dapat dikelompokkan menjadi persediaan bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished



8.6



Sistem Pengendalian Manajemen 



good). Dalam proses pengelolaan persediaannya, organisasi perlu menghitung dan mengorganisasikan secara tepat penggunaan persediaan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan efisien, juga secara langsung maupun tidak langsung dapat memperbesar potensi keuntungan penjualan produk yang dapat diperoleh. Pengorganisasian persediaan dimulai dari tahap pembelian, pemroduksian, pengiriman, sampai penyimpanannya. Seluruh risiko yang berpotensi dapat mengakibatkan ketidakefisienan bahkan kegagalan pencapaian tujuan fungsi produksi harus mampu dianalisis dan ditangani oleh sistem pengendalian manajemen yang baik dan terintegrasi. Pengorganisasian yang dilakukan contohnya meliputi berikut ini. 1. Pengorganisasian pembelian bahan baku, salah satunya dilakukan dengan cara menghitung secara tepat bahan baku yang dibutuhkan. Dengan perhitungan secara tepat, diharapkan tidak terjadi ketidakefisienan pembelian bahan baku dengan pembelian yang berlebih. Di samping itu kekurangan dalam pembelian bahan baku juga dapat mengakibatkan proses produksi tidak efisien. Ketidakefisienan yang dapat terjadi dari kedua kejadian tersebut dapat berkaitan dengan masalah waktu, biaya, personil pelaksana, dan faktor-faktor lainnya. 2. Pada proses pemroduksian (pembuatan) juga perlu dilakukan pengendalian berkaitan dengan pelaksanaan manajemen persediaan. Proses pembuatan produk sebaiknya didahului dengan perencanaan produksi yang matang, sehingga hal ini dapat meminimalisir terjadinya proses produksi yang tidak efisien mengakibatkan banyak tersisanya material-material sisa produksi yang masih dapat dimanfaatkan. Proses produksi juga sebaiknya dilakukan sesuai kebutuhan aktual, agar tidak terjadinya penumpukan stok persediaan di gudang. 3. Pengiriman persediaan sedapat mungkin dilakukan pada saat yang tepat ketika material tersebut sudah dibutuhkan, tidak terlampau terlalu cepat dan tidak terlambat. Ketepatan pengiriman persediaan dapat meningkatkan nilai manfaat atas barang yang dikirimkan. Di samping itu masalah keamanan pengiriman barang juga perlu diperhatikan, risiko yang mungkin bisa timbul pada saat proses pengiriman barang di antaranya, risiko kerusakan dan pencurian. 4. Pengelolaan penyimpanan persediaan juga perlu dilakukan agar barang yang dimiliki dapat terjaga kualitas serta kuantitasnya dari risiko kesalahan dan kecurangan yang dapat mengganggu keberadaan persediaan.



 EKSI4416/MODUL 8



8.7



Berkaitan dengan hal-hal yang sudah diuraikan di atas, organisasi kini banyak yang menggunakan sistem yang berpedoman pada konsep bagaimana persediaan disimpan seminimal mungkin atau bahkan meniadakan persediaan barang-barang tersebut di gudang tempat penyimpanan. Konsep ini dikenal dengan istilah just in time (JIT). Pada metode JIT, barang dipesan atau diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan produksi. Artinya dalam metode JIT ini kegiatan produksi terjadi sebagai tindak lanjut dari pesanan. Strategi ini juga memungkinkan pemasok merencanakan pengiriman produk mereka pada waktu dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan. Konsep JIT tersebut serupa dengan konsep Zero Inventory yang mengarah pada upaya untuk meniadakan persediaan di gudang penyimpanan. Sehingga organisasi mendapatkan beberapa manfaat dari pelaksanaan konsep tersebut, di antaranya adalah: 1. meminimalisir biaya-biaya yang dapat ditimbulkan karena menyimpan barang terlalu lama di gudang; 2. biaya yang sebelumnya dialokasikan untuk pembelian barang, dapat dimanfaatkan terlebih dahulu untuk penggunaan kebutuhan lain yang sifatnya lebih mendesak; 3. meminimalisir risiko barang gagal dijual; 4. menghindari risiko barang mengalami kerusakan selama disimpan di gudang; 5. menghindari risiko pencurian barang di gudang. D. MANAJEMEN KUALITAS Pembahasan tentang proses produksi, merupakan sebuah pembahasan menyeluruh sebagai suatu upaya untuk menghasilkan suatu produk barang maupun jasa berdasarkan pada perencanaan yang sudah dibuat dan dengan hasil sesuai kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Kualitas atas suatu produk merupakan salah satu hal pokok yang tidak boleh dikesampingkan. Organisasi perlu mengimplementasikan spesifikasi kualitas produk melalui berbagai sistem dan prosedur manajemen kualitas secara berkesinambungan. Upaya pelaksanaan manajemen kualitas juga merupakan salah satu cara yang dilakukan sebagai upaya pengendalian manajemen produksi. Beberapa prosedur manajemen kualitas yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan pemeriksaan dan pengujian produk secara tepat. Pemeriksaan/inspeksi dilakukan dengan maksud agar produk yang diproduksi dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan agar produk



8.8



Sistem Pengendalian Manajemen 



maupun komponen yang tidak memenuhi standar dapat disingkirkan atau ditingkatkan kembali kualitasnya. Proses pemeriksaan yang baik seharusnya dilakukan secara teratur dan berkelanjutan, yaitu dilakukan mulai dari masa persiapan, pelaksanaan produksi, sampai pada tahap penyelesaiannya. Tujuan utama kegiatan pemeriksaan agar permasalahan/kendala yang terjadi dapat ditemukan secara dini, sehingga seharusnya kegiatan pemeriksaan lebih bersifat pencegahan bukan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan pemeriksaan perlu dilakukan atas dasar standar satuan alat ukur yang jelas sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan tepat. Contoh tahap pemeriksaan dalam pelaksanaan kegiatan produksi misalnya dengan melakukan pemeriksaan atas bahan baku yang akan diterima, pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan standar kualitas yang memenuhi syarat dan juga kuantitas sesuai dengan yang dipesan. Pelaksanaan pemeriksaan atas bahan baku ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Upaya lainnya sebagai salah satu upaya untuk menjaga kualitas produk pada kegiatan produksi yaitu dengan melakukan pengujian terhadap berbagai prosedur kerja kegiatan produksi. Pengujian dilakukan untuk mengukur tingkat kualitas produk dibandingkan dengan standar yang sudah dibuat. Proses pengujian dapat dilakukan dengan menguji performa produk pada kondisi normal maupun kondisi yang tidak normal. Salah satu contoh pengujian dalam kondisi tidak normal yaitu dengan menguji kemampuan suatu produk, termasuk dengan komponen-komponennya, dalam kondisi yang ekstrem. Aspek lainnya yang kemudian juga menjadi penting untuk mendapatkan perhatian dari kegiatan manajemen kualitas yaitu berkaitan dengan waktu dan tempat pelaksanaan upaya pemeriksaan serta pengujian. Hal ini perlu menjadi perhatian agar kegiatan manajemen kualitas dapat lebih efektif dan efisien, untuk itu biasanya organisasi melakukan analisis secara statistik untuk memilah dan memilih prosedur maupun komponen yang perlu mendapatkan perhatian. Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan manajemen kualitas adalah: 1. urgensi pekerjaan yang dilakukan; 2. kerawanan prosedur atau pekerjaan yang dilakukan; 3. keterkaitan dengan prosedur ataupun pekerjaan yang lain; 4. sumber daya yang digunakan.



 EKSI4416/MODUL 8



8.9



LA T IHA N Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Sebutkan empat komponen biaya produksi! 2) Sebutkan lima komponen faktor produksi! 3) Buatkan contoh konsep hubungan penggunaan antar faktor produksi dalam proses produksi! 4) Upaya pengendalian apa yang bisa dilakukan berkaitan dengan fungsi pengelolaan persediaan? 5) Apakah inti dari sistem pengelolaan persediaan dengan konsep JIT? Petunjuk Jawaban Latihan 1) 2) 3) 4) 5)



Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 8 pada bagian aktivitas produksi. Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 8 pada bagian faktor produksi. Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 8 pada bagian faktor produksi. Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 8 pada bagian pengelolaan persediaan. Baca Kegiatan Belajar 1 Modul 8 pada bagian pengelolaan persediaan.



RA N GK UM A N Kegiatan produksi dimulai dengan perancangan terhadap produk yang akan dibuat. Rancangan produk dibuat terperinci mencakup seluruh detail mengenai produk yang akan dibuat, mencakup desain produk yang diinginkan, komponen sumber daya yang digunakan, waktu pelaksanaan kegiatan produksi, anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan seluruh proses produksi, beserta pengumpulan informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam proses produksi. Kegiatan pemroduksian intinya adalah mengolah seluruh material produk untuk diolah sehingga menghasilkan suatu produk barang atau jasa yang dapat menambah nilai manfaat. Untuk dapat menghasilkan suatu produk, organisasi membutuhkan faktor-faktor produksi. Faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi secara langsung, baik tampak secara fisik maupun tidak.



8.10



Sistem Pengendalian Manajemen 



Berkaitan dengan pengelolaan persediaan, organisasi perlu menghitung dan mengorganisasikan secara tepat penggunaan persediaan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan efisien, juga secara langsung maupun tidak langsung dapat memperbesar potensi keuntungan penjualan produk yang dapat diperoleh. TES F O RM A T IF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Berikut ini yang bukan merupakan tujuan dari pembuatan rancangan produk adalah .… A. untuk meminimalisir risiko terjadinya kesalahan proses produksi B. menghasilkan produk yang berbiaya rendah C. agar dimilikinya gambaran yang jelas atas produk yang akan dibuat D. memudahkan pengendalian dan pengawasan pembuatan produk 2) Berikut ini yang bukan merupakan komponen dari biaya produksi adalah biaya .… A. tenaga kerja langsung B. mesin dan peralatan C. tenaga kerja tidak langsung D. bahan baku 3) Sebutkan peran tenaga kerja sebagai salah satu komponen faktor produksi .… A. sumber daya yang dikelola oleh manajemen organisasi B. bertugas untuk mengolah dan mengelola faktor produksi lainnya C. fungsi pengalokasian biaya tenaga kerja oleh organisasi D. bertugas untuk berkoordinasi dengan pimpinan organisasi 4) Faktor produksi yang berhubungan dengan segala macam informasi yang dibutuhkan perusahaan dan berhubungan dengan proses produksi, yaitu .… A. sumber daya fisik B. sumber daya informasi C. tenaga kerja D. kewirausahaan



 EKSI4416/MODUL 8



8.11



5) Fungsi pengendalian apakah yang perlu dilakukan agar manfaat dari kegiatan penelitian dan pengembangan dapat diraih secara maksimal .… A. mengawasi agar pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dapat berjalan secara terstruktur dan sistematis B. mengawasi para pelaksana kegiatan penelitian dan pengembangan agar tidak melakukan kesalahan C. menekan biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan D. meminimalisir penggunaan teknologi yang asing bagi organisasi 6) Suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk menyelidiki dan mengumpulkan data-data terkait dengan rencana inovasi produk yang akan dikembangkan, yaitu kegiatan .… A. produksi B. kegiatan inovasi C. penelitian D. pengembangan 7) Apakah tujuan utama dari kegiatan pengelolaan persediaan .… A. menghitung biaya bahan baku yang sudah dikeluarkan B. pengelolaan penyimpanan barang di gudang dengan baik C. menghitung dan mengorganisasikan secara tepat penggunaan persediaan D. pembagian tanggung jawab pengelolaan persediaan 8) Mengapa diperlukan perhitungan yang tepat atas pengorganisasian pembelian bahan baku .… A. meminimalisir terjadinya ketidakefisienan karena kesalahan pembelian bahan baku B. mendapatkan harga pembelian yang murah C. memperbanyak stok bahan baku di gudang D. meningkatkan tingkat efektivitas penjualan barang kepada konsumen 9) Berikut ini yang bukan merupakan manfaat dari pelaksanaan konsep JIT, yaitu .… A. meminimalisir risiko barang gagal dijual B. meminimalisir biaya penyimpanan barang di gudang C. menghindari risiko pencurian barang di gudang D. mengalihkan fungsi gudang menjadi ruang kerja



8.12



Sistem Pengendalian Manajemen 



10) Mengapa pelaksanaan manajemen kualitas dapat dikatakan sebagai bagian dari upaya pengendalian manajemen produksi karena .… A. pelaksanaan manajemen kualitas dilakukan terhadap produk yang dihasilkan pada proses produksi B. manajemen kualitas pasti berhubungan dengan produk yang dihasilkan C. pelaksanaan manajemen kualitas juga merupakan tugas dan kewenangan dari manajer produksi D. pelaksanaan manajemen kualitas merupakan bagian dari upaya pengendalian manajemen produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.



Tingkat penguasaan =



Jumlah Jawaban yang Benar



 100%



Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.



 EKSI4416/MODUL 8



8.13



Kegiatan Belajar 2



Metode Pengendalian Manajemen Produksi A. PROFIL PERUSAHAAN Sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi baja di Indonesia, telah berhasil menjadi perusahaan yang berkembang dengan pesat. Cakupan wilayah penjualan produknya tidak hanya mencakup wilayah-wilayah besar di Indonesia, akan tetapi telah berhasil mengekspor produknya ke negaranegara Eropa, Amerika, Timur Tengah, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Kendati kegiatan usahanya bisa dikatakan belum terlalu lama, sekitar 10 tahun, namun perusahaan sudah mampu menyejajarkan namanya dengan beberapa perusahaan produsen baja di dunia. Kualitas produk yang dihasilkan sudah dapat memenuhi standar internasional ISO yang dipersyaratkan. Sehingga para konsumen dari luar negeri pun sudah mempercayai kualitas produk yang dihasilkan. Komitmen perusahaan untuk menghasilkan produk yang sebesarbesarnya memberikan manfaat kepada konsumen adalah salah satu moto yang dikembangkan. Bentuk pelaksanaannya tentu saja dengan menerapkan standar manajemen kualitas yang baik. Upaya pengendalian kualitas produk di antaranya dengan menggunakan jasa konsultan pihak ketiga untuk melakukan pengawasan secara berkala atas produk yang dibuat. Selain berkomitmen menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, belakangan ini perusahaan juga melakukan diferensiasi produk, perusahaan terus mengembangkan produksi berbagai jenis produk olahan baja untuk bermacam keperluan. Seperti baja lembaran, batang kawat, pipa baja, dan lain sebagainya. Berbagai produk olahan yang dihasilkan, seluruhnya tentu saja berbahan dasar baja. Perusahaan juga dikenal memiliki jajaran manajemen yang pandai dalam mengelola aktivitas organisasi secara efektif dan efisien, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan fungsi pengendalian manajemen yang baik atas berbagai aktivitas kerja yang dilakukan. Di samping itu integritas dan komitmen seluruh pegawai juga sangat baik, sehingga suasana kerja yang terbangun sangat harmonis. Keuntungan perusahaan terus mengalami peningkatan yang besar dari tahun ke tahun. Di sisi lain pengeluaran biaya-biaya perusahaan pun dapat terkelola dengan baik, bisa dikatakan hampir tidak ada penyimpangan dalam pengelolaan biayanya. Alur transfer sumber daya dari satu



8.14



Sistem Pengendalian Manajemen 



fungsi produksi ke fungsi produksi selanjutnya menggunakan prinsip transfer pricing, sehingga perhitungan pendapatan dan biaya dapat lebih akurat dan menggunakan harga standar. Kegiatan usaha perusahaan juga relatif stabil. Ketika keadaan perekonomian sedang baik, perusahaan tidak menyia-siakan hal tersebut untuk maksimalisasi keuntungan perusahaan. Di sisi lain ketika keadaan sedang tidak baik, manajemen masih dapat menjalankan kegiatan perusahaan dengan stabil tidak terlalu terpengaruh oleh keadaan. B. STRATEGI PRODUKSI Pelaksanaan diferensiasi produk sejalan dengan konsep strategi yang sudah lama diterapkan oleh perusahaan. Konsep yang selama ini diterapkan yaitu perusahaan berupaya untuk meminimalisir limbah bahan sisa produksi. Sehingga limbah sisa produksi dapat menjadi sesuatu yang masih dapat dimanfaatkan dan memberikan nilai tambah untuk maksimalisasi keuntungan perusahaan. Sebelum perusahaan memproduksi berbagai variasi produk olahan baja tersebut, banyak sekali tersisa limbah sisa hasil produksi yang sebenarnya masih bisa dimanfaatkan. Pimpinan perusahaan merasa limbah-limbah tersebut harus dapat dimaksimalkan kembali pemanfaatannya. Sehingga dilakukanlah penelitian dan pengembangan untuk pemanfaatan sisa limbah produksi tersebut. Hingga akhirnya dimilikilah formulasi untuk membuat produk-produk hasil olahan baja tersebut. Perusahaan mengirim tim untuk belajar maupun mengundang para ahli di industri pengolahan baja untuk mendapatkan masukan mengenai pengembangan produksi baja yang mungkin dapat dilakukan. Perusahaan menerapkan konsep JIT untuk proses pengelolaan persediaannya. Konsep JIT dipraktikkan dengan melakukan pemesanan dan produksi barang berdasarkan kebutuhan pada saat itu. Akan tetapi pelaksanaan konsep JIT pada perusahaan bukan berarti meniadakan persediaan/zero inventory. Persediaan masih tetap ada, namun disimpan secara proporsional sesuai dengan kebutuhannya. Pada industri pengolahan baja seperti ini, di mana dibutuhkan rentang waktu tertentu untuk pemesanan bahan baku, persediaan bahan baku di gudang masih tetap harus dimiliki untuk mengantisipasi hal-hal tertentu. Khusus untuk mengelola persediaan ini, perusahaan mengimplementasikan sebuah sistem informasi persediaan. Di mana perusahaan sudah menentukan ambang batas persediaan yang boleh disimpan di seluruh gudang yang dimiliki. Apabila persediaan di gudang sudah di luar ambang batas



 EKSI4416/MODUL 8



8.15



yang telah ditentukan, sistem dapat memberikan peringatan/pemberitahuan secara otomatis kepada pihak terkait untuk mengambil tindakan penanggulangan. Sehingga pengendalian persediaan barang di gudang dapat lebih terkendali. Selain pemanfaatan sistem terintegrasi tersebut, perusahaan juga sesekali melakukan perhitungan fisik secara manual, untuk memastikan dan menyamakan data yang ada dalam sistem. Perusahaan juga mengelola alur keluar masuk barang di gudang dengan baik, hal ini dilakukan untuk meminimalisir potensi kerusakan, kehilangan, dan pencurian persediaan. Setiap alur keluar masuk barang di gudang harus melalui persetujuan dan otorisasi pihak terkait. Di samping itu setiap barang di gudang memiliki kartu kendali persediaan, yang datanya juga secara otomatis akan langsung ter-update dengan data di sistem persediaan yang dimiliki. Hal ini selain dilakukan untuk merapikan sistem transfer persediaan, juga dimaksudkan untuk memudahkan apabila pada situasi yang mendadak pihak manajemen membutuhkan informasi yang aktual mengenai persediaan barang di gudang. B. PROSES PRODUKSI Proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk baja siap pakai, melalui beberapa tahapan proses produksi. Dimulai dari peleburan bahan baku, pencampuran dengan bahan-bahan tertentu, sampai tahapan produksi akhir dilakukan proses pencetakan serta pembentukan sesuai fungsinya masingmasing. Setiap tahapan proses produksi dikerangkai oleh sistem kerja yang sudah tertata dengan baik. Seluruh aktivitas kerja di perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan produksi sudah ada standar prosedur kerjanya. Hal ini dilakukan karena proses produksi produk baja ini memang cukup besar risikonya, terutama berkaitan dengan risiko kecelakaan, keselamatan, dan kegagalan proses kerja. Risiko-risiko tersebut tentu saja perlu dikelola dengan baik sehingga upaya pencapaian tujuan produksi dapat berjalan dengan baik. Di samping itu setiap tahapan produksi memiliki tim khusus yang bertugas mengawasi kegiatan produksi agar tetap berjalan sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Bahan baku untuk proses produksi dipilih yang memiliki kualitas terbaik, dibeli perusahaan dari dalam negeri maupun luar negeri yang tepercaya. Perusahaan sudah memiliki pemasok tetap untuk sebagian besar bahan bakunya. Belakangan perusahaan juga berencana untuk mengembangkan sistem pemesanan barang terintegrasi berbasis komputer dengan beberapa pemasok



8.16



Sistem Pengendalian Manajemen 



tetapnya untuk pemesanan bahan baku. Nantinya sistem pemesanan bahan baku ini akan diintegrasikan dengan sistem pengelolaan persediaan yang sudah ada. Ketika sistem persediaan mendeteksi terjadinya kekurangan persediaan barang di gudang, sistem secara otomatis akan memberikan informasi kepada bagian terkait. Untuk selanjutnya diteruskan melalui media yang sama untuk secara otomatis melakukan pemesanan bahan baku kepada sistem pemesanan bahan baku dengan pihak pemasok. Manajemen memiliki pemikiran yang sangat baik, di mana perusahaan menganggap informasi kegiatan operasional, yang merupakan salah satu faktor produksi utama, merupakan aset penting yang harus dikelola dan dioptimalkan dengan baik. Informasi kegiatan operasional yang akurat merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk memudahkan pengambilan keputusan-keputusan organisasi, di samping juga bermanfaat sebagai media untuk pelaksanaan pengendalian manajemen terhadap setiap aktivitas organisasional. Untuk itu manajemen berkomitmen untuk dapat memiliki informasi yang lengkap dan tepat atas setiap aktivitas kerja yang dilakukan. Aspek penting lainnya dalam kegiatan produksi berkaitan dengan perhitungan biaya produksi. Biaya produksi merupakan dasar acuan utama dalam penentuan harga jual produk. Di samping itu besaran nilai biaya produksi dapat digunakan sebagai media untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi proses produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan langsung dengan proses produksi yang dapat dikategorikan sebagai biaya produksi, contohnya seperti biaya pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi, dan biaya mesin. Sementara biaya lain dikategorikan sebagai biaya penunjang, seperti biaya administrasi, pemasaran, biaya pegawai non-produksi, dan lain-lain. Setiap fungsi produksi memiliki tim akuntan biaya tersendiri untuk menghitung beban biaya produksi masingmasing. Secara umum sistem perhitungan biaya dan tarif yang digunakan untuk menghitung biaya menggunakan standar yang sama. Empat komponen utama biaya produksi dihitung dengan pendekatan: 1. Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dihitung berdasarkan penggunaan bahan baku dari setiap proses produksi dikalikan dengan tarif dari masingmasing bahan baku. Khusus untuk bahan baku yang bersifat residual atau bahan sisa produksi, tarifnya ditetapkan berkisar antara 50-40 persen dari harga normal. 2. Biaya tenaga kerja langsung. Tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi terdiri dari pelaksana, pengawas, dan manajer



 EKSI4416/MODUL 8



3.



4.



8.17



produksi. Pola perhitungan biaya tenaga kerja untuk ketiga kelompok tersebut sedikit berbeda. Untuk pelaksana teknis produksi variabel perhitungan menggunakan basis perhitungan target produksi, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian target produksi dengan memaksimalkan produktivitas kerja para pelaksana di pabrik. Sementara untuk pengawas dan manajer produksi variabel perhitungannya menggunakan jam kerja. Biaya mesin dan peralatan. Untuk mesin biaya dihitung berdasarkan pada jam operasional mesin. Perhitungan besaran biaya mesin menggunakan standar tarif yang sudah ditentukan, dengan mempertimbangkan harga pembelian mesin itu sendiri. Sementara peralatan dihitung berdasarkan kapitalisasi peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi. Biaya overhead pabrik. Untuk biaya overhead dihitung oleh masing-masing akuntan biaya setiap fungsi produksi berdasarkan perkiraan yang realistis. Biaya overhead pabrik di antaranya mencakup biaya pemeliharaan, penerangan, penyusutan ruang pabrik, gudang, serta mesin-mesin, serta hal lain yang memberikan manfaat peningkatan nilai kepada fungsi produksi. Akuntan biaya memiliki standar tarif untuk masing-masing kategori biaya overhead yang telah disetujui oleh manajemen.



C. INTISARI KEGIATAN PENGENDALIAN MANAJEMEN PRODUKSI Beberapa kegiatan pengendalian dalam kegiatan manajemen produksi yang dilakukan di antaranya, yaitu: 1. Perusahaan menerapkan konsep diferensiasi produk, di mana dari bahan baku biji besi baja yang sama, perusahaan menghasilkan beberapa macam produk. Hal ini berpengaruh pada faktor-faktor produksi yang dimiliki harus siap dalam menghasilkan berbagai macam produk. Di samping itu sistem pengendalian untuk masing-masing proses produksi pun harus dimiliki. 2. Perusahaan juga menerapkan konsep JIT dengan melakukan pemesanan dan produksi barang berdasarkan kebutuhan pada saat itu. Hal ini terutama dilakukan untuk memudahkan proses pengendalian persediaan di gudang, juga untuk memudahkan pengendalian terhadap alur keluar dan masuk barang di gudang.



8.18



3.



4.



5.



6.



Sistem Pengendalian Manajemen 



Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan persediaan juga dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengembangkan sebuah sistem informasi persediaan barang di gudang. Di mana setiap alur keluar dan masuk barang persediaan di gudang dapat tercatat dengan baik. Selain itu dengan sistem informasi yang dimiliki, sistem dapat memberikan pemberitahuan kepada bagian produksi apabila stok barang di gudang berlebih atau kekurangan. Manajemen juga berupaya untuk membuat sebuah sistem pemesanan barang kepada pemasok secara komputerisasi dan otomatis. Apabila stok barang di gudang mengalami kekurangan, sistem dapat secara otomatis melakukan pemesanan barang kepada pemasok. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi risiko persediaan terlambat dikirimkan ataupun terlalu cepat dikirimkan. Proses produksi yang dilalui untuk menghasilkan sebuah produk baja siap pakai, melalui beberapa tahapan proses produksi. Dimulai dari peleburan bahan baku, pencampuran dengan bahan-bahan tertentu, sampai tahapan produksi akhir dilakukan proses pencetakan serta pembentukan sesuai fungsinya masing-masing. Setiap tahapan yang dilakukan memiliki prosedur pengendalian yang berbeda-beda, dan memiliki petugas khusus yang bertugas mengawasi kegiatan produksi. Aspek selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam proses produksi berkaitan dengan perhitungan akuntansi biaya. Upaya yang telah dilakukan di antaranya menempatkan tim akuntan biaya tersendiri untuk setiap fungsi produksi. Tujuannya adalah agar perhitungan beban biaya produksi masingmasing fungsi produksi dapat dihitung secara cermat. Namun sistem perhitungan biaya dan tarif menggunakan standar yang sama untuk menghitung biaya operasional produksi. LA T IHA N Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!



1) Apakah manfaat dari pelaksanaan strategi diferensiasi produk yang dilakukan oleh perusahaan? 2) Apakah fungsi utama dari sistem informasi persediaan yang dimiliki?



 EKSI4416/MODUL 8



8.19



3) Bagaimanakah konsep pengembangan pemesanan bahan baku yang akan dikembangkan? 4) Upaya pengendalian apakah yang dilakukan untuk meminimalisir risiko kecelakaan, keselamatan, dan kegagalan proses kerja pada aktivitas produksi? 5) Apakah fungsi penggunaan tarif pada perhitungan biaya produksi? Petunjuk Jawaban Latihan 1) 2) 3) 4) 5)



Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 8 pada bagian strategi produksi. Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 8 pada bagian strategi produksi. Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 8 pada bagian strategi produksi. Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 8 pada bagian proses produksi. Baca Kegiatan Belajar 2 Modul 8 pada bagian proses produksi. RA N GK UM A N Perusahaan menjalankan aktivitas produksinya dengan salah satu fokus upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan fungsi pengendalian manajemen yang baik atas berbagai aktivitas kerja yang dilakukan. Pelaksanaan diferensiasi produk yang dilakukan sejalan dengan konsep strategi yang sudah lama diterapkan oleh perusahaan, yaitu untuk meminimalisir limbah bahan sisa produksi. Untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perusahaan menerapkan konsep JIT untuk proses pengelolaan persediaannya. Konsep JIT dipraktikkan dengan melakukan pemesanan dan produksi barang berdasarkan kebutuhan pada saat itu. Khusus untuk mengelola persediaan, perusahaan mengimplementasikan sebuah sistem informasi persediaan. Perusahaan juga berencana untuk mengembangkan sistem pemesanan barang terintegrasi berbasis komputer dengan beberapa pemasok tetapnya untuk pemesanan bahan baku. Setiap tahapan proses produksi dikerangkai oleh sistem kerja yang sudah tertata dengan baik. Seluruh aktivitas kerja di perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan produksi sudah ada standar prosedur kerjanya. Informasi kegiatan operasional yang akurat merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk memudahkan pengambilan keputusan-keputusan organisasi, di samping juga bermanfaat sebagai media untuk pelaksanaan pengendalian manajemen terhadap setiap aktivitas organisasional.



8.20



Sistem Pengendalian Manajemen 



Biaya produksi merupakan dasar acuan utama dalam penentuan harga jual produk. Di samping itu besaran nilai biaya produksi dapat digunakan sebagai media untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi proses produksi. TES F O RM A T IF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Manfaat yang dapat diraih dari pelaksanaan fungsi pengendalian manajemen atas aktivitas kerja yang baik, kecuali .… A. memperbesar potensi keuntungan yang dapat diperoleh B. memudahkan prinsip pengelolaan aktivitas organisasi secara efektif dan efisien C. memudahkan pengendalian penggunaan anggaran biaya D. menghadapi risiko dengan penanggulangan yang kurang optimal 2) Berikut ini yang bukan merupakan bentuk pelaksanaan manajemen kualitas yang dilakukan pada fungsi kegiatan produksi, yaitu .… A. pengaplikasian konsep JIT untuk pengelolaan persediaan B. mengikuti standar internasional atas produk yang dihasilkan C. penggunaan jasa konsultan pihak ketiga untuk melakukan pengawasan proses produksi secara berkala D. membuat standar prosedur kerja berkaitan dengan pelaksanaan manajemen kualitas 3) Upaya apa yang dilakukan berkaitan dengan fungsi optimalisasi penggunaan limbah sisa produksi .… A. memanfaatkan limbah sisa produksi untuk menghasilkan produk lainnya B. mengaplikasikan konsep JIT pada fungsi pengelolaan bahan persediaan C. pencatatan akuntansi biaya yang tersusun dengan baik D. penggunaan sistem informasi terintegrasi untuk proses pemesanan bahan baku 4) Apakah manfaat langsung dari pemanfaatan sistem informasi pengelolaan persediaan perusahaan terhadap fungsi pengendalian manajemen .… A. memberikan informasi mengenai barang yang paling laku dijual B. memberikan informasi penanggung jawab operasional kegiatan gudang C. efisiensi penggunaan anggaran belanja persediaan D. mempermudah pengendalian persediaan barang di gudang



 EKSI4416/MODUL 8



8.21



5) Sebutkan salah satu tujuan dibuatnya klasifikasi pembagian beban biaya produksi untuk .… A. meningkatkan efisiensi penggunaan biaya B. meningkatkan efektivitas proses kerja C. untuk menghitung anggaran biaya yang telah diserap D. untuk memudahkan melakukan perhitungan harga jual produk 6) Upaya apakah yang dilakukan untuk menjaga agar aktivitas produksi dapat tertata dan terlaksana dengan baik .… A. pelibatan personil pengawas kerja yang sangat banyak B. mengkerangkai pelaksanaan kerja dengan sistem kerja yang terstandar C. pimpinan perusahaan yang terjun langsung mengawasi setiap aktivitas kerja D. membatasi ruang lingkup kerja personil tertentu 7) Kegiatan pengendalian yang dilakukan dalam pengelolaan barang di gudang, yaitu .… A. otorisasi pembelian barang oleh kepala bagian logistik B. mengangkat kepala gudang yang memiliki pengalaman di bagian produksi C. penggunaan kartu kendali persediaan untuk seluruh jenis barang yang disimpan D. membuat sistem dan prosedur kerja produksi yang jelas 8) Berikut ini yang bukan merupakan manfaat dari dimilikinya informasi kegiatan produksi yang akurat adalah .… A. memperbesar keuntungan secara finansial yang dapat diperoleh B. memudahkan pengambilan keputusan organisasional secara tepat C. memutuskan langkah pengendalian manajemen yang perlu dilakukan D. memudahkan fungsi pelaporan dan pertanggungjawaban kegiatan 9) Mengapa diperlukan standar prosedur kerja yang lengkap untuk aktivitas kerja yang terjadi di perusahaan .… A. sebagai bagian dari upaya pengembangan aktivitas kerja B. untuk mempermudah fungsi pelaporan kinerja C. karena aktivitas kerja yang dilakukan mengandung risiko yang cukup besar D. agar setiap personil mendapatkan kebebasan untuk berkreasi melakukan aktivitas kerjanya



8.22



Sistem Pengendalian Manajemen 



10) Penentuan standar tarif perhitungan biaya produksi bermanfaat untuk .… A. minimalisasi pengeluaran biaya B. perhitungan biaya yang lebih akurat C. agar harga jual produk lebih kompetitif D. memudahkan pelaksanaan penggelembungan biaya Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.



Tingkat penguasaan =



Jumlah Jawaban yang Benar



 100%



Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.



8.23



 EKSI4416/MODUL 8



Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1) B. 2) C. 3) B. 4) B. 5) A. 6) C. 7) C. 8) A. 9) D. 10) D.



Tes Formatif 2 1) D. 2) A. 3) A. 4) D. 5) D. 6) B. 7) C. 8) A. 9) C. 10) B.



8.24



Sistem Pengendalian Manajemen 



Glosarium Biaya overhead



:



Diferensiasi produk



:



semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang tidak secara mudah dapat diidentifikasikan alokasinya. kegiatan memodifikasi produk agar lebih menarik dan dilakukan dengan cara mengubah karakter produk.



 EKSI4416/MODUL 8



8.25



Daftar Pusaka Anthony, Robert N. and Govindarajan, Vijay. (2007). Management Control System. 12th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Griffin, Ricky W and Elbert, Ronald J. (2009). Bossiness. 8th Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc. Merchant, Kenneth and Stede, Wim Van der. (2011). Management Control Systems: Performance Measurement, Evaluation and Incentives. 3th Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc. Williams, Chuck. (2005). Management. 3th Edition. Ohio: South-Western College.