Essay Permasalahan Pendidikan Di Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Permasalahan Pendidikan di Indonesia



Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Akan tetapi berdasarkan kenyataan sekarang ini, pendidikan di Indonesia mengalami 2 masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan, yakni: bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan dan bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat. Banyak dari warga Indonesia belum bisa menikmati pendidikan yang layak. Banyak hal faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: biaya pendidikan yang mahal, hal ini dikarenakan tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Waulaupun dalam kenyataatnya ada BOS, Pemerataan Pendidikan yang kurang merata. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Padahal dalam UUD 1945 bab XI pasal 17 berbunyi: “Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.” Namun teori ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada saat ini. Banyak dari mereka yang tidak memilki hak yang sama antara yang satu dengan ang lainnya. Seperti halnya, banyak pendidikan sekarang ini lebih mementingkan seseorang yang memilki kedudukan,dll. Masalah pemerataan pendidikan di Indonesia biasanya yang sering terjadi pada Pendidikan Dasar karena kesempatan memperoleh pendidikannya masih terbatasNamun melihat maslah pemerataan pendidikan diatas, ada beberapa solusi yang bisa menanggulangi hal tersebut, diantaranya: dengan cara inovit, dimana cara ini menggunakan sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem dan diaplikasikan ke beberapa provinsi, seperti: SD kecil pada daerah



terpencil, Sistem guru kunjung, SMP terbuka, kejar paket A dan B, dan belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka. Masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan merupakan faktor yang lain. Masalah mutu pendidikan akan timbul apabila hasil pendidikan belum mencapai taraf yang diharapkan. Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu dan yang menjadi pokok permasalah mutu pendidikan ini terletak pada pemprosesan pendidikan, dimana menyangkut komponen pendidikan antara lain anak didik, pendidik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Namun dari komponen-kompenen tersebut banyak yang belum bisa diharapkan diantaranya mengenai sarana dan prasarana serata pendidik. Di lembagalembaga pendidikan formal maupun non formal banyak sarana dan prasarana yang belum memadai seperti gedung rusak, kurangnya laboraturium, kelas, tidak memiliki perpustakaan, gedung bahkan laboratutium. Hal ini sangat memprihatikan, padahal sarana dan prasaran begian penting untuk menunjang dalam proses pembelajaran. Seperti halnya UMY, sarana dan prasarana dalaam kampus ini sangat kuarang memadai padahal jumlah mahasiswanya banyak dan hal ini sangat tidak sebanding, seharusnya jumalah siswanya banyak sarana dan prasarana harus ditingkatkan seperti membangun gedung kuliah baru, kelas yang kondusif, dll. Selain itu, keadaan guru di Indonesia sangat memprihatinkan karena kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya dan banyak yang dinytakan tidak layak mengajar. Selain itu banyak penempatan guru yang tidak sesuai dengan bidang studinya, sehingga mengalami kepincangan dan sulitnya menjaring tenaga pendidik di daerah yang terpencil. Kemudian masalah pengembanagan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana lapangan. Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembanagn tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat. Padahal proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulum baru sangat memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di rencanakan berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan.dan pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif. Berdasarkan data diatas, solusi yang bisa diambil adalah pengembangan tenaga pendidikan, sarana dan prasaran yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar, seleksi yang lebih rasional dalam memasuki lembaga pendidikan, dll. Masalah relevansi pendidikan timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang. Hal tersebut dapat dilihat angka pengangguran anak setelah lulus dari sekolah. Setiap tahunnya jumlah pengangguran dan anak putus sekolah semakin bertamabah bahkan banyak anak tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia



kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja. Berdasarkan seluruh penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya, seperti: rendahnya kualitas guru, rendahnya sarana dan prasarana, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, dsb. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.