Farmakologi Obat Sistem Syaraf & Respirasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Farmakologi Mengenai Obat Pada Sistem Syaraf dan Sistem Respirasi



DOSEN PENGAMPU Ibu Metia Ariyanti, M.Kep., Ns. Sp.Kep.An DISUSUN OLEH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Aldia Rahayu Aziz Annisa Harizatul Hanif Sucipto Aprilia Salsabilla Dinda Awal Lianti Sury Metta Kirani Rivani Dwi Anggraeni Robia’tul A’dawiyah Salsabila Nuraini Shofi Novianti Zahra Tania Putri Adiguna



(P17320119003) (P17320119007) (P17320119009) (P17320119011) (P17320119021) (P17320119030) (P17320119031) (P17320119034) (P17320119037) (P17320119040)



TINGKAT / KELOMPOK 1A/1



POLTEKKES KEMENKES BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN 2020



i



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugasdari mata kuliah Metodologi Keperawatan dengan judul “ Obat Pada Sistem Syaraf dan Sistem Respirasi “ Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pengampukami yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bandung, 03 Februari 2020



Kelompok 1



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................



i



KATA PENGANTAR....................................................................................



ii



DAFTAR ISI...................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN...............................................................................



1



A. Latar Belakang...................................................................................... B. Tujuan .................................................................................................



1 2



1. Tujuan umum.................................................................................



2



2. Tujuan khusus................................................................................



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................



3



A. Obat Sistem Syaraf............................................................................. 1. Bamgetol (Carbamazepine)...........................................................



3 3



2. Bartolium (Flunarizine).................................................................



5



3. Depakote (Divalproat)...................................................................



7



4. Simtin (Gabapentin).......................................................................



8



5. Lyrica (Pregablin).........................................................................



10



B. Obat Sistem Respirasi........................................................................



11



1. Ataroc (Prokaterol)........................................................................



11



2. Neo Asma (Teofilin Anhidrat).......................................................



13



3. Neo Yekasthma (Efedrin)..............................................................



14



4. Theochodil (Theophylline).............................................................



15



5. OBH Erla (Paracetamol)...............................................................



16



BAB III PENUTUP.........................................................................................



19



A. Kesimpulan........................................................................................... B. Saran ....................................................................................................



19 19



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................



iv



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) termasuk obat yang pertama kali ditemukan manusia dan hingga kini masih banyak digunakan. Selain digunakan dalam terapi, obat obat yang bekerja pada SSP biasa di gunakan tanpa resep untuk meningkatkan rasa nyaman seseorang. Caffein, alcohol dan nicotine merupakan obat yang secara sosial sudah banyak diterima dibanyak negara, dan konsumsi obat obat tersebut banyak ditemui di seluruh dunia. Karena beberapa obat dari kelompok ini bersifat adiktif dan menyebabkan gangguan fungsi kepribadian, sosial, dan ekonomi yang berat, masyarakat telah menyadari pentingnya mengontrol penggunaan dan pengadaan obat obat tersebut. Mekanisme kerja berbagai obat yang bekerja pada SSP tidak selalu dapat dipahami secara jelas. Karena kurang dipahaminya, penyebab dari kondisi di mana obat ini digunakan( skizofrenia, kegelisahan dan sebagainya) maka tidak mengherankan bila dimasa lampau banyak farmakologi obat SSP secara murni bersifat deskriptif. Informasi yang didapatkan dari penelitian-penelitian tersebut merupakan dasar untuk pengembangan penelitian tentang SSP. Pertama jelaskan bahwa hampir semua obat yang berkhasiat pada SSP bekerja pada reseptor khusus (spesifik) yang memodulasi transmisi sinaps. Sebagian kecil bahan seperti anestetikaanestetika umum dan alcohol bekerja tidak spesifik pada membran, tetapi kerja tanpa media reseptor ini pun mendemonstrasikan perubahan di dalam transmisi sinaps. Kedua obat merupakan alat yang penting untuk mempelajari semua aspek fisiologi dari SSP, mulai dari mekanisme konvulsi sehingga hingga penetapan dasar memori jangka panjang. Studi elektrofisiologis mendetail tentang kerja obat pada kanal, baik yang diaktifkan oleh voltase (voltage-



1



operated) maupun oleh transmiter (transmiter operated) selanjutnya dipermudah dengan adanya teknik patch clamp. Tekni ini memungkinkan pencatatan arus listrik melalui kanal tunggal. Metode histokomia, imunologi dan radioisotop adalah metode yang banyak digunakan untuk memetakan penyebaran transmiter khusus. Teknik ini memungkinkan penentuan struktur molekul reseptor dan kanal yang sesuai secara tepat. Infeksi saluran pernafasan termasuk flu, rhinitis akut, sinusitis, tonsillitis akut, dan laryngitis akut. Orang dewasa rata-rata akan terserang flu 2 sampai 4 kali dalam setahun dan anak-anak rata-rata 4 sampai 12 kali pertahun. Di Amerika serikat flu merupakan suatu penyakit yang sangat mahal. Setiap tahun lebih dari 500 juta dolar Amerika dihabiskan untuk membeli obat flu dan batuk yang diperjual belikan dengan bebas. Ada pepatah kuno mengatakan flu jika diobati akan sembuh dalam waktu 1 minggu dan tanpa pengobatan sembuh dalam waktu 7 hari. Cara-cara umum seperti istirahat, vitamin C dan mengadosis vitamin. Keempat golongan obat yang dipakai untuk mengatasi flu diantaranya dekongestan, antitusif, dan expektoran. Obat-obatan ini dapat dipakai secara tersendiri atau secara kombinasi. A. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mempelajari berbagai macam obat – obatan pada system syaraf dan pada system respirasi 2. Tujuan Khusus 1) Menyelesaikan tugas yang dtelah diberikan 2) Mampu mengklasifikasikan jenis – jenis obat pada sistem syaraf dan obat pada sistem respirasi. 3) Menambah wawasan tentang obat – obatan. 4) Menambah referensi bagi mahasiswa keperawatan tentang obat – obatan. 5) Menambah wawasan bagi masyarakat lainnya tentang obat – obatan. 6) Memberikan manfaat bagi pembaca



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. OBAT SISTEM SYARAF 1.



Bamgetol (Merk dagang : Karbamazepin 200 mg)



Gambar 1. Bamgetol Carbamazepine 200 Mg Sumber : https://www.mersifarma.com/?p=224



a. Indikasi Epilepsi, neuralgia terminal, neuralgia glosofaringeal. b. Kontra Indikasi Hipersensitif, penderita dengan riwayat depresi sumsum tulang, tidak dianjurkan penggunaan bersama-sama MAO inhibitor. c. Dosis obat 1) Epilepsi a) Dewasa : Dosis awal sehari 2x 200 mg. dinaikkan dengan interval seminggu hingga respon optimal sehari 3-4x 200 mg. Dosis maksimal : -



12-15 tahun : sehari 1000 mg



-



>15 tahun : sehari 1200 mg



-



Dewasa : sehari 1600 mg



Dosis pemeliharaan : sehari 800-1200 mg b) Anak 6-12 tahun : Dosis awal sehari 2x 100 mg dengan interval seminggu sampai didapat respon yang optimal.



3



Dosis pemeliharaan : sehari 400-800 mg 2) Trigeminal Neuralgia : Dosis awal sehari 2x 100 mg, dosis bias dinaikkan hingga sehari 2x 200 mg. dosis maksimal sehari 120 mg. dosis pemeliharaan sehari 200-800 mg. d. Efek samping Efek yang akan timbul dan akan hilang dengan sendirinya setelah 7-14 hari atau setelah dosis dikurangi untuk sementara seperti hilangnya nfsu makan, mulut kering, sakit kepala pusing, ataksia, mengantuk dan gangguan akomodasi atau pada penderita lansia perasaan bingung atau agitasi yang kadang-kadang timbul : reaksi alergi kulit dan demam. e. Cara kerja Mekanisme kerja Carbamazepine tampaknya mirip dengan penitoin. Seperti Penitoin, Carbamazepine menunjukkan aktivitas terhadap seizure MES. Studi – studi permeabilitas membrane menunjukkan bahwa carbamazepine, seperti halnya penitoin, menyakat kanal ion natrium pada konsentrasi terapeutik dan menyakat aktivasi berulang dengan frekuensi tinggi pada kultur neuron. Obat ini juga bekerja secara prasinaptik untuk mengurangi transmisi sinaptik. Efek – efek ini kemungkinan besar menentukan kerja antikonfulsan dari Carbamazepine. Studi pengikatan menunjukan bahwa Carbamazepine mengadakan interaksi dengan reseptor adenosine, pengamatan ini belum diketahui. Carbamazepine juga menghambat ambilan dan rilis norepineprin dari sinaptosom otak tetapi tidak mempengaruhi ambilan GABA dalam potongan – potongan otak (Brain Slice). Bukti terbaru menduga bahwa kerja pasca sinaptik dari GABA dapat diperkuat dari Carbamazepine. f. Interaksi obat Obat anti epilepsi lain, antibiotik makrolida, isoniazid, verapamil, diltiazem, simetidin, obat kontrasepsi dan alkohol.



4



g. Perhatian 1) Pemberian Bamgetol harus dibawah pengawasan dokter. 2) Jika pengobatan dihentikan tiba-tiba, penggantian dengan obat antiepilepsi lain harus ditambahkan diazepam. 3) Jangan digunakan pada penderita A-V block, kelainan darah, depresi sumsum tulang, hamil dan menyusui atau hentikan menyusui jika obat harus diberikan. 4) Dilarang mengendarai kendaraan bermotor. 5) Hentikan pengobatan jika efek samping yang ditimbulkan sangat berat dan mengancam jiwa penderita atau konsultasi ke dokter jika terjadi gejala demam, sakit kerongkongan, dan hemorage. h. Kemasan Dus 10 x 10 kaplet salut selaput. 2. Bartolium (Merk dagang : Flunarizine HCl 5 mg, 10 mg)



Gambar 2. Bartolium Flunarizine Sumber : https://www.goapotik.com/produk/bartolium-5-mg-tablet



a. Indikasi Profilaksis migrain, profilaksis gangguan vestibular seperti pusing, vertigo, tinnitus, kurang konsentrasi dan bingung, gangguan tidur dan



5



memori serta iritabilitas, kram otot, parestesia,ekstrimitas dingin, gangguan tropik. b. Kontra indikasi Depresi, parkinsonisme, terapi dengan penyekat beta. c. Dosis obat Untuk gangguan profilaksis migrain, gangguan vestibular, gangguan sirkulasi peripheral dan serebral 1) Dewasa 65 tahun : sehari 5 mg, maksimal sehari 10 mg. d. Efek samping Mengantuk dan fatigue, peningkatan BB selama profilaksis migrain, depresi, gejala ekstrapiramidal terutama pada orang tua. Jarang tejadi gangguan pencernaan, insomnia, ruam kulit. e. Cara kerja Penghambat kanal calcium yang bekerja dengan cara menghambat konsentrasi calcium yang berlebihan dengan cara menurunkan pemasukan calcium ke dalam sel melalui kanal calcium. Flunarizine diabsorpsi baik di usus. Kadar puncak dalam plasma setelah 2-4 jam pemberian oral. Konsentrasi obat di jaringan, terutama di jaringan lemak dan otot rangka beberapa kali lebih tinggi daripada kadarnya di dalam plasma darah. Flunarizine dan metabolitnya diekskresi terutama melalui feses. f. Interaksi obat Alkohol, hipnotik, transquilizer. Dengan kontrasepsi oral dapat menyebabkan galaktorrhea. g. Perhatian Kehamilan, menyusui, hipotensi, dapat mempengaruhi kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin. h. Kemasan Dus 5 x 10 tablet.



6



3. Depakote (Merk dagang : Divalproat Na 250 mg)



Gambar 3. Depakote Divalproate Sumber : https://www.k24klik.com/p/depakote-250mg-tab-100-371



a. Indikasi Terapi kejang parsial dan kejang petit mal. b. Kontra indikasi Gangguan fungsi hati, hipersensitif. c. Dosis obat Dosis awal 15 mg/kgBB/hari. Ditingkatkan dengan interval 1 minggu 210 mg/kgBB/hari. Maksimal 60 mg/kgBB/hari. Dosis sehari >250 mg harus diberikan dalam dosis terbagi. d. Efek samping Mual, muntah, gangguan penceranaan. Diare, kram perut, konstipasi, anoreksia, sedasi, pusisng, nistagmus, ruam kulit, eritema. e. Cara kerja Depakote termasuk obat yang bekerja sentral, yakni bekerja langsung di dalam sistem saraf pusat. Beberapa kelainan saraf yang menjadi indikasi pemberian depakote antara lain: 1. Epilepsi (kejang berulang tanpa disertai demam);



7



2. Mania (kelainan psikiatri dimana penderita merasakan rasa senang, bahagia, dan seolah memiliki energi besar dan tidak pernah capai yang telah menganggu aktivitas sehari-harinya); 3. Migrain atau sakit kepala sebelah. Sejumlah penelitian menunjukkan depakote dapat diberikan untuk mencegah serangan migrain. f. Interaksi obat Aspirin,



karbamezapin,



dikumarol,



fenobarbital,



fenitonin



(mempengaruhi kadar obat dalam serum). g. Perhatian Anak dengan penyakit metabolic bawaan, hamil, penyakit otak organic. h. Kemasan Dus 100 tablet salut enteric. 4. Simtin (Sediaan dagang : Gabapentin 300 mg)



Gambar 4. Simtin Gabapentin Sumber : https://www.goapotik.com/produk/simtin-300-mg-kapsul-strip



a. Indikasi Terapi tambahan pada epilepsy parsial dengan atau tampak kejang sekunder, terapi nyeri neuropatik b. Kontra indikasi Hipersensitif terhadap gabapentin, pankreatitis akut c. Dosis obat Dewasa dan anak > 12 tahun dosis efektif sehari 900 – 1800 Mg Hari 1 : Sehari 1 x 300 Mg (Malam Hari)



8



Hari 2 : Sehari 2 x 300 Mg (Pagi dan Malam hari) Hari 3 : Sehari 3 x 300 Mg (Pagi, siang, dan malam hari) Dosis maksimal : Sehari 1800 Mg dapat diberikan sebelum atau sesudah makan d. Efek samping Sakit kepala, pusing, tremor, mual, muntah, kelelahan, nistagmus, diplopia, amblyopia, amnesia, kelemahan, kesemutan, sakit sendi, dispepsi, cemas, peningkatan berat badan, ISKA, faringitis, leukopenia, sindroma, steven-johnson, kebingungan, depresi, halusinasi. e. Cara kerja Meskipun memiliki hubungan struktur yang mirip dengan GABA, gabapentin tampaknya tidak bekerja pada reseptor GABA. Obat ini mungkin mengubah metabolism GABA, rilisnya secara nonsinaptik, atau ambilan kembalinya oleh transporter GABA efek anti komfulsi GABA pentin pada model elektroshop mengalami perlambatan relative jika dibandingkan terhadap konsentrasi puncaknya didalam plasma dan tampaknya bergantung pada traspornya menuju neuron. Mekanisme kerjanya masih sedikit dimengerti dan tampaknya berbeda dengan mekanisme kerja obat-obat anti seizure lainnya. f. Interaksi Obat Antasida yang mengandung Al dapat menurunkan bioafailabilitas sampai 24 % g. Perhatian Terapi harus diberikan setidaknya 1 minggu sebelum penghentian atau pergantian



terapi.



mempengaruhi



Pasien



kemampuan



dengan



gangguan



mengendarai



Kehamilan dan menyusui. h. Kemasan 3 x 10 kapsul Rp.225.000



9



atau



fungsi



ginjal.



Dapat



menjalankan



mesin.



5. Lyrica (Merk dagang : Pregabalin 75 mg, 150 mg)



Gambar 5. Lyrica Pregablin Sumber:https://www.indiamart.com/proddetail/lyrica-pregabalin-capsules-21391170691.html



a. Indikasi Pengobatan nyeri neuropati perifer pada dewasa. Terapi tambahan pada pengobatan kejang parsial dengan atau tanpa generalisasi sekunder pada dewasa. b. Kontra indikasi Menyusui. c. Dosis obat Sehari 150-600 mg terbagi dalam 2-3 dosis 1) Nyeri neuropati : awal sehari 2x 75 mg dapat ditingkatkan sampai dengan sehari 2x 150 mg setelah interval 3-7 hari. Maksimal sehari 2x 300 mg setelah 1 minggu. 2) Epilepsi : awal sehari 2x 75 mg. dapat ditingkatkan sampai dengan 150 mg setelah 1 minggu. Maksimal sehari 2x 300 mg. d. Efek samping Pusing, somnolen, peningkatan nafsu makan, bingung, emosi labil, impotensi, iritabilitas, gangguan penglihatan dan vertigo.



10



e. Cara kerja Pregabalin merupakan obat antiepilepsi, yang disebut juga sebagai obat antikejang. Obat ini bekerja dengan menurunkan jumlah impuls di otak yang menyebabkan kejang. Selain itu, obat ini juga memengaruhi senyawa di otak yang mengirim sinyal rasa sakit di seluruh sistem saraf. f. Interaksi Obat Oksikodon, etanol, lorazepam, analgesik opioid. g. Perhatian Pasien dengan intoleransi galaktosa herediter, defisiensi laktosa atau malabsopsi glukosa-galaktosa, gangguan ginjal, diabetes, hamil, lansia, anak12-17 tahun. h. Kemasan Dus 14 kaplet. B. OBAT SISTEM RESPIRASI 1. Ataroc (Merk dagang : Prokaterol HCl 50 mcg)



Gambar 6. Ataroc Prokaterol Sumber : https://www.honestdocs.id/toko-kesehatan/apotik-online/ataroc-sirup



a. Indikasi Dispnea karena asma bronkial, bronchitis akut dan kronik, emfisema paru. b. Kontra indikasi



11



Hipersensitivitas c. Dosis obat 1 tablet sehari 1-2x. d. Efek samping Palpitasi, takikardi, tremor dan sakit kepala, mual muntah, ruam kulit, dpat menyebabkan penurunan kadar kalium serum secara bermakna. e. Cara kerja Zat Aktif berupa procaterol hydrochloride, Procaterol HCl merupakan preparat anti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dari golongan agonis adrenoseptor beta-2 kerja panjang (long acting), Di stimulasikan di paru-paru menyebabkan terjadi relaksasi jaringan otot polos bronkial, atau dikenal sebagai bronkodilatasi. Dengan melemasnya otot-otot bronkial maka oksigen akan lebih mudah masuk ke paru-paru sehingga mengurangi rasa sesak yang muncul. f. Interaksi obat Epinefrin, isoproterenol, teofilin, diprofilin, betmetason, prednisolone, hidrikortison Na suksinat, furosemid. g. Perhatian Hipertiroidisme, penyakit jantung dan hipertensi, diabetes mellitus, hamil, menyusui, lansia dan anak-anak. h. Kemasan Dus 10 x 10 tablet Rp. 220.000,- botol 60 ml RP. 44.000.-



12



2. Neo Asma (Merk dagang : Teofilin anhidrat 130 mg, efedrin HCl 12,5 mg)



Gambar 7. Neo Napacin Sumber : https://www.honestdocs.id/toko-kesehatan/apotik-online/neo-napacin



a. Indikasi Asma bronkial b. Kontra indikasi Hipersensitif, tukak lambung, hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan hipertiroid. c. Dosis obat Dewasa sehari 3-4x 1-2 tablet, anak ½ sehari 2x 1 tablet. Dapat diberikan bersama



makanan



untuk



mengurangi



rasa



tidak



nyaman



pada



gastrointestinal. d. Efek samping Mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia, palpitasi, takikarti, aritmia ventricular. e. Cara kerja Obat ini bekerja di saluran pernapasan dengan cara merelaksasi otot paru-paru dan dada, memperlebar saluran napas, dan menurunkan sensitivitas paru-paru terhadap alergen (zat yang menimbulkan alergi). f. Interaksi obat MAOI, guanetidin, simetidin, eritrosin,kontrsepsi oral, rifampisin. g. Perhatian Hipoksemia, hamil dan menyusui, anak dan lansia.



13



h. Kemasan Dus 2 x 10 kaplet 3. Neo Yekasthma (Merk dagang : Efedrin HCl 12,5 mg. teofiin 130 mg)



Gambar 7. Neo Napacin Sumber : https://www.honestdocs.id/toko-kesehatan/apotik-online/neo-napacin



a. Indikasi Untuk meringankan dan mengatasi serangan asma bronkial. b. Kontra indikasii Hipersensitif, penderita glaukoma, diabetes, gangguan jantung, gondok, tukak lambung, hipertensi. c. Dosis obat Dewasa sehari 3x 1 tablet. Anak 6-12 tahun sehari 3x ½ tablet. d. Efek samping Pusing, mual, muntah, diare, insomnia. e. Cara kerja Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan dan penyempitan pembuluh darah pada saluran napas dan melebarkan saluran udara dalam paru-paru sehingga dapat melegakan pernapasan. f. Interaksi obat Hindari pemberian bersamaan dengan Beta Blocker karena dapat menyebabkan bronkospasma.



14



g. Perhatian Hentikan pengobatan bila jantung berdebar-debar atau pusing,tidak dianjurkan untuk anak-anak, wanita hamil, menyusui kecuali atas petunjuk dokter. h. Kemasan Dus 10 x 10 tablet. 4. Theochodil (Merk dagang : Theophylline 130 mg, Ephedrine HCl 12,5 mg/tablet dan 15 ml sirup)



Gambar 8. Theochodil,Theophylline Ephedrine HCL Sumber : https://www.goapotik.com/produk/theochodil-60-ml-sirup



a. Indikasi Asma bronkial dan bronchitis yang berkaitan dengan flu dan alergi. b. Kontra indikasi Hipertiroidisme, hipertensi dan penyakit kardiovaskular, pembesaran prostat, ulkus peptikum. c. Dosis obat Dewasa sehari 3x 1 tablet (15 ml sirup). Anak 6-12 tahun sehari 3x ½ tablet (7,5 ml sirup). Dapat diberikan bersama dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada gastrointestinal. d. Efek samping Mual, muntah, sakit kepala, diare, palpitasi, takikardi, aritmia ventricular. e. Cara kerja Obat ini bekerja di saluran udara dengan merelaksasi otot-otot, membuka saluran udara untuk meningkatkan pernapasan, dan meredakan iritasi paru-



15



paru. Gejala masalah pernapasan yang dapat dikontrol dapat melancarkan aktivitas Anda sehari-hari f. Interaksi Obat Adenosine, Alcohol, Allopurinol, Cimetidine, Disulfiram, Methotrexate, Rifampin, Thiabendazole g. Perhatian Hipoksemia, gagal ginjal dan hati, hamil, laktasi, anak dan lansia. h. Kemasan 10 x 10 tablet, sirup 60 ml. 5. OBH Erla (Merk dagang : Paracetamol 120 mg, Akar Manis 50 mg, Ammonium Klorida 25 mg, efedrin HCl 2,5 mg, Klorfeniramin Maleat 0,5 mg tiap 5 ml)



Gambar 9. OBH Erla Sumber : https://erela.co.id/portfolio_product/obh-erla



a. Indikasi Flu, demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin disertai batuk. b. Kontra indikasi Penderita peka terhadap simpatomimetik, hipertensi, hipersensitif, gangguan fungsi hati berat.



16



c. Dosis obat Anak 6-12 tahun sehari 3x 2 sendok (10 ml), dewasa 3x 4 sendok (20 ml). d. Efek samping Mengantuk, gangguan pencernaan, insomnia, gelisah, eksitasi, tremor takikardi, aritmia ventrikuler, mulut kering, palpitasi, sulit berkemih. e. Cara kerja Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim ini berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak, dan Ammonium yangmenyebabkan



chloride



bekerja



rangsangan



dengan



kelenjar



mukosa



mengiritasi yang



mukosa



menyebabkan



pengeluaran produksi cairan pernapasan berlebih. f. Perhatian 



Jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin saat mengkonsumsi obat ini.







penggunaan dengan obat-obat lain yang dapat menekan susunan saraf pusat (SSP). Penggunaan bersama obat anti depresan tipe MAO Inhibitor (Penghambat MAO) dapat mengakibatkan krisis hipertensi dan efek samping yang mungkin terjadi.







Tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak usia di bawah 6 tahun, wanita hamil dan menyusui (kecuali sesuai petunjuk dokter).







Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke, seperti pada penderita dengan berat badan berlebih (overweight) atau penderita usia lanjut.



17



g. Interaksi obat Acetaminophen, Alcohol, Alprazolam, Antipsychotics, Ascorbic acid, Aspirin, Clonazepam, Cyanocobalamin, Cyclosporine, Diphenhydramine. h. Kemasan Botol 100 ml.



18



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Obat bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) termasuk obat yang pertama kali ditemukan manusia dan hingga kini masih banyak digunakan. Obat Sistem saraf diantaranya Bamgetol, Bartolium, Depakote, Simtin, Lyrica. Sementara Obat Respirasi diantaranya Ataroc, Neo asma, Theochodil, OBH Erla dan Neo Yekasthma. Keempat golongan obat yang dipakai untuk mengatasi flu diantaranya dekongestan, antitusif, dan expektoran. Obat-obatan ini dapat dipakai secara tersendiri atau secara kombinasi. B. Saran Seharusnya perawat paham dengan baik mengenai obat obatan diantaranya obat sistem saraf dan sistem respirasi dan perawat dapat bekerja sama dengan apoteker dalam mengatur obat demi kesembuhan pasien.



19



1



DAFTAR PUSTAKA Ikatan Apoteker Indonesia. 2015. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 50-2015 s/d 2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan Katzung G Bertram. 2003. FARMAKOLOGi Dasar dan Klinik, Buku 2 Edisi 8 . Jakarta: Salemba Medika



iv