Filsafat Umum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Filsafat Yunani dan Pemikiran Tokohnya Oleh : 1. M. Reyza Gumilang



(12301173010)



2. Siti Maslahatul Ummah



(12301173011)



3. Alvita Eka Rahmah



(12301173012)



A. Pendahuluan Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab‫فلسفة‬, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk, dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harfiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf". Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya



tidak



dapat



dipisahkan



dengan



perkembangan



(ilmu)



pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa Yunani). Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran Yunani. Pada masa itu ada keteranganketerangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Para ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. B. Sejarah filsafat Yunani Yunani terletak di Asia Kecil. Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar mereka dapat menguasai jalur perniagaan di Laut Merah. Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya, suatu kebenaran



lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng-dongeng). Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan pertanyaan tentang misteri alam semesta ini jawabannya dapat diterima akal (rasional). Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir,1 yaitu : a. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), di mana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional. b. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang Yunani yang di dalamnya mengandung nilai-nilai edukatif. c. Pengarah ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di



lembah



Sungai



Nil.



Kemudian



berkat



kemampuan



dan



kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktisnya saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif. C. Pemikiran tokohnya Pada zaman Yunani ini dibagi menjadi dua periode, periode Yunani Kuno dan Yunani Klasik2 : 1. Yunani Kuno a. Thales Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodatus pada abad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). 1



Muzairi, Filsafat Umum, (Yogyakarta:Teras, 2015) hlm. 42. Ibid, hlm. 44.



2



Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy juga menjadi penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. Thales



mengembangkan



filsafat



alam



kosmologi



yang



mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi dari alam semesta. Sebagai ilmuwanfy pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat,bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive Reasoning (bapak penalaran deduktif). b. Anaximandros Anaximandros adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusastraann Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi,geografi,sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yunani. Anaximandros mengatakan bahwa dasar pertama itu ialah zat yang tak tertentu sifat-sifatnya,yang dinamai to apeiron. Adapun anaximenes (590-528) mengatakan bahwa intisari alam atau dasarnya pertama adalah udara, karena udaralah yang meliputi seluruh alam serta udara pulalah yang menjadikan dasar hidup bagi manusia yang diperlukan oleh nafasnya. Anaximander mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Anaximander menagatakan itu udara. Udara merupakan segala sumber kehidupan , demikian alasannya. c. Phytagoras



Ia dilahirkan di pulau Samos, Lonia. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles, Pythagoras pindah ke kota kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di kota ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun di kroton, kemudian pindah ke-Metapontion dan meninggal di kota ini. Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan dan segala gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan merupakan intisari dasar pokok dari sifat-sifat benda (Number rules the universe = bilangan memerintah jagatraya). Pemikirannya tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri.Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan



sempurna.



Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna daripada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas). Salah seorang penganut Pythagoras mengatakan bahwa tuhan adalah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat. Pythagoras juga ada sedikit memfilsafatkan manusia, ia mengemukakan pendapat bahwa pada manusia adalah sesuatu yang bukan jasmani dan yang tak dapat mati, yang masih terus ada jika manusia sudah tak ada. Manusia menurut Pythagoras mempunyai jiwa dan jiwa itu sekarang terhukum dan terkurung dalam badan. Maka dari itu, manusia harus membersihkan diri untuk melepaskan dirinya dari kurungan dan dengan demikian dapatlah ia masuk ke dalam kebahagiaan. Pythagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Sehingga ia juga dikenal sebagai ahli ilmu pasti



dan juga ahli musik. Dia berpendapat bahwa keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti : Terbatas – tak terbatas 



Ganjil – genap







Satu – banyak







Laki-laki – perempuan







Diam – gerak







Dan lain-lain



Menurut Pythagoras kearifan yang sesungguhnya hanya dimilki oleh Tuhan saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai seorang yang arif seperti Thales, akan tetapi menyebut dirinya philosopos yaitu pencipta kearifan. Kemudian istilah inilah yang digunakan menjadi philosofia yang terjemahan harfiah dalah cinta kearifan atau kebjaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (Love of Wisdom). d. Xenophones Xenophanes lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia mengembara



ke Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagi



penyair dari pada ahli pikir (filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis yang mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat itu. Namanya menjadi terkenal di arena untuk pertama kalinya ia melontarkan anggapan bahwa adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasional) dengan mitos. Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus,ia membantah adanya antromorfosisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan digambarkan sebagai (seakan-akan) manusia. Karena manusia selalu memilki kecendrungan berfikir dan lainlainnya. Ia juga membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan. Ia juga menolak anggapan bahwa Tuhan



mempunyai jumlah yang banyak dan menekankan atas keeasaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama yang berdasarkan pada mitologi. e. Democritos Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia bepergian ke Mesi dan negeri-negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bernacam-macam masalah seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika,etika,teknik,mesin,puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang. Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat tidak dapat dibagi-bagi lagi. Unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas. Menurut pendapatnya,atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang yang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu : atom itu sendiri (yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak (kosong).Democritos



pun



membedakan



adanya



dua



macam



pengetahuan, yaitu: pengetahuan indera yang keliru dan pengetahuan budi yang sebenarnya. Ada dua pengetahuan, katanya, pengetahuan yang sebenarnya dan pengetahuan yang tidak sebenarnya. Adapun yang tidak sebenanya adalah penglihatan, penciuman, dan rasa. 1. Yunani Klasik



a. Sokrates3 Sokrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Ajaran filosofisnya tidak pernah dituliskan, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, praktik dalam kehidupan. Dikatakan bahwa Sokrates demikian adilnya, sehingga ia tidak pernah berbuat zalim. Ia begitu pandai menguasai dirinya, sehingga ia tidak pernah memuaskan hawa nafsu dengan merugikan kepentingan orang lain.Ia demikian cerdiknya,sehingga tak pernah khilaf dalam menimbang baik dan buruk. Menurut Sokrates, manusia itu pada dasarnya baik. Seperti dengan segala benda yang ada itu ada tujuannya, begitu juga dengan hidup manusia. Keadaan dan tujuan manusia adalah kebaikan sifatnya dan kebaikan budinya. b. Plato Intisari pemikiran filsafat Plato adalah pendapatnya tentang Idea. Konsep ‘pengertian’ yang dikemukakan Sokrates diperdalam oleh Plato menjadi idea. Idea itu berbeda sekali dengan ‘pendapat orang-orang’. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata dari kecerdasan berpikir.’Pengertian’ yang dicari dengan pikiran adalah idea. Idea pada hakekatnya sudah ada. Apabila seseorang melihat seekor kuda yang gagah atau perempuan yang cantik, penglihatan itu sekedar mengingatkan tentang ‘pengertian gagah dan cantik’ yang ada dalam dunia idea, yang tidak seluruhnya tergambar dalam gambaran kuda yang gagah dan perempuan cantik. Pengertian ‘gagah’ yang sebenarnya bukanlah pula kumpulan segala yang gagah yang kelihatan pada binatang. Kuda yang tampak gagah dan perempuan yang tampak cantik tidak lain 3



Ahmad Tafsir, FILSAFAT UMUM, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004) hlm.77-78.



daripada tiruan akan gambaran yang tidak sempurna dari pada gambaran yang ada dalam pengertian. Berpikir dan mengalami menurut Plato adalah dua macam jalan yang berbeda untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang dicapai dengan berpikir lebih tinggi nilainya dari pengetahuan yang diperoleh dengan pengalaman.Untuk menggambarkan hubungan antara



pikiran



dan



pengalaman,Plato



menjelaskannya



dengan



menyatakan adanya dua macam dunia, yaitu dunia yang kelihatan dan bertubuh dan dunia yang tidak kelihatan dan tidak bertubuh. Dunia yang tidak kelihatan dan tidak bertubuh adalah dunia idea, dunia imateril, tetap dan tidak berubah-ubah. Idea dalam paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita4. c. Aristoteles Intisari dari ajaran logikanya adalah silogistik, atau dapat juga digunakan kata ‘natijah’ dalam bahasa Arab. Silogistik maksudnya adalah ‘uraian berkunci’, yaitu menarik kesimpulan dari pernyataan yang umum atas hal yang khusus, yang tersendiri5. Misalnya: Semua manusia akan mati (umum); Aristoteles adalah seorang manusia (khusus) Aristoteles akan mati (kesimpulan). Pertimbangan ini, yang berdasarkan kenyataan umum, mencapai kunci keterangan terhadap suatu hal, yang tidak dapat disangkal kebenaranya. Pengetahuan yang sebenarnya, menurut Aristoteles, berdasar pada pembentukan pendapat yang umum dan pemakaian pengetahuan yang diperoleh itu atas hal yang khusus. Misalnya, ‘korupsi itu buruk’. Untuk membuktikan pernyataan yang sifatnya umum tersebut dapat diperoleh dari kasus yang menunjukkan bahwa ‘korupsi itu 4 5



Muzairi, Filsafat Umum, (Yogyakarta:Teras, 2015) hlm. 66. Ahmad Tafsir, FILSAFAT UMUM, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004) hlm.83-84.



ternyata telah merugikan negara dan kesejahteraan warga negara’. Pengetahuan yang umum bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi merupakan jalan untuk mengetahui keadaan yang konkrit, yang merupakan tujuan ilmu yang sebenarnya. Pengalaman, menurut Aristoteles, hanya menyatakan kepada kita ‘apa yang terjadi’; sedangkan pengertian umum menerangkan ‘apa sebab itu terjadi’. Pengertian ilmiah mencari yang umumnya, karena itu diselidikinya sebab-sebab dan dasar-dasar dari segala yang ada. Memperoleh pengertian, yaitu menarik kesimpulan atas suatu hal yang individual, yang spesifik,yang tersendiri,yang particular, dari yang umum,dapat dipelajari dan diajarkan caranya kepada orang lain. Aristoteles membagi logika dalam tiga bagian, yaitu mempertimbangkan,



menarik kesimpulan, dan membuktikan atau menerangkan. Suatu pertimbangana itu ‘benar’,apabila isi pertimbangan itu sepadan dengan keadaan yang nyata. Pandangan ini sepadan dengan pendapat Sokrates yang menyatakan bahwa ‘buah pikiran yang dikeluarkan itu adalah gambaran dari keadaan yang objektif’. Menarik kesimpulan atas yang satu dari yang lain dapat dilakukan dengan dua jalan. Pertama,dengan jalan silogistik,atau disebut juga apodiktik, atau epagogi



atau



deduksi.



induksi6.Induksi



Kedua, menggunakan cara



bekerja



dengan



cara



menarik



kesimpulan tentang yang umum dari pengetahuan yang diperoleh dalam pengalaman tentang hal-hal yang individual atau partikular.



D. Kesimpulan



6



Muzairi, Filsafat Umum, (Yogyakarta:Teras, 2015) hlm. 73.



Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi begitu saja. Ini ternyata benar dengan timbulnya Filosofi Klasik Yunani. Seperti dissebut di atas, aliran sofisme mulai mengubah pandangan kemanusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sofime terlalu mengemukakan pendirian yang subyektif, relatif dan skeptis. Sebab itu tak mungkin ia menjadi suatu sistim pengetahuan yang bulat. Sofisme tak lebih dari masa pendahuluan ke zaman klasik. Sistematis



periodisasi, masalah-masalah



yang dihadapi



diajukan



mendahului pembahasan masing-masing tokoh dan ajarannya, dan ini dengan maksud untuk lebih jelas memberikan gambaran umum tentang ilmu filsafat, yang sampai saat ini masih dianggap sebagai induk dari cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain. Dua hal ini yang perllu mendapatkan perhatian adalah pertama tentang penulisan tahun perkembangan pemikiran atau ajaran dan penulisan nama-nama tokoh yang nampaknya terdapat tidak keseragaman di antara sumber-sumber kepustakaan yang digunakan.



E. Daftar pustaka Muzairi, M.A. Filsafat Umum.Yogyakarta: Teras, 2009. Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum (Akal dan Hati sejak Thales Sampai Capra). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.



e-book : Setiawan, Budi. Sejarah Perkembangan Pemikiran Filsafat. Surabaya: UNAIR. 2010