Fisiologi Sistem Muskuloskeletal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKEL ETAL Oleh:



Lailatun Ni’mah, S.Kep., Ns. M.Kep.



DEFINISI SENDI Sendi merupakan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka yang dihubungkan dengan kapsul sendi, jaringan ikat fibrosa, ligament, tendon, fascia maupun otot.



JENIS SENDI • a. Synarthrosis (tidak memiliki ruang sendi) hubungan antar tulang yang tidak memungkinkan adanya pergerakan. • b. Diarthrosis (memiliki ruang sendi)/ gerakan bebas



• c. Amfiarthrosis (sedikit memiliki ruang sendi)/ sendi kaku



A. SINARTHROSIS: Berdasarkan jaringan ikat yang menghubungkannya, sinartosis dibagi: a. Sinkondrosis : tulang-tulang dihubungkan oleh jaringan rawan hialin b. Sinfibrosis (sutura) adalah jika tulang-tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut (fibrosa). Contoh: hubungan antar tulang tengkorak, hubungan antar ruas-ruas tulang belakang



b. Diarthrosis (memiliki ruang sendi) • Sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan. • Ciri: Memiliki facies articulalaris yang licin, ditutupi oleh cartilago articularis yang pada umumnya adalah hialin, dan mempunyai capsula articularis yang membungkus persendian. Ruangan di dalamnya disebut Cavum articulare berisi cairan sinovial.



c. Amfiarthrosis Persendian yang terdiri dari ujungujung tulang rawan, sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku. Contoh: hubungan antartulang betis dan tulang kering, tulang kemaluan dan tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk.



•Fungsi sendi: menahan beban substansial dari tulang saat melakukan kegiatan •Fungsi otot: memindahkan atau menstabilkan tulang, baik vertebra maupun ekstremitas dan menyebabkan rotasi pada aksis tubuh.



Jenis Gerakan pada Sendi



Gerakan pada Sendi Osteokinetik



Arthrokinematik



(Gerakan pd tulang, adanya perubahan sudut artikuler) dan bersifat volunter



(Gerakan pada permukaan sendi, tidak dapat terlihat involunter) / gerakan aksesori



OSTEOKINETIK TERDIRI ATAS:



Fleksi



Ekstensi



Abduksi



Adduksi



Rotasi interna



Rotasi Eksterna



Fleksi Gerakan menekuk antara tulang satu dengan yang lain (mendekat). Biasanya terjadi pada permukaan anterior tulang.



Ekstensi Gerakan meluruskan atau menjauhkan satu tulang dengan yang lain. Gerakan ini biasanya digunakan untuk mengembalikan bagian tubuh ke posisi anatomis setelah tertekuk. Hiperekstensi adalah kelanjutan dari ekstensi di luar kemampuan secara anatomis.



Abduksi dan adduksi Abduksi : gerakan menjauh dari garis tubuh Adduksi gerakan menuju garis tengah.



ROTASI INTERNA DAN ROTASI EKSTERNA • Rotasi: gerakan tulang di sekitar sumbu longitudinal. • Rotasi internal (rotasi medial) : permukaan anterior melakukan rotasi ke arah dalam menuju garis tengah. • Rotasi eksternal (rotasi lateral) : permukaan anterior melakukan rotasi ke arah luar, menjauhi garis tengah.



ARTHROKINEMATIK TERDIRI ATAS:



Rolling



Gliding



(bergulir antara satu permukaan sendi dengan yang lain)



(gerakan linier sendi yang sejajar dengan permukaan bidang sendi yang berdekatan)



Spinning (Gerakan berputar / rotasi dengan sendi yang bergerak terfiksir dg permukaan lainya sehingga tetap berhubungan di titik yg sama.)



SPINING



GLIDING



ROLLING



OTOT



JENIS OTOT a. Otot Skelet (Lurik) Hampir semua otot skelet menempel dengan tulang melalui serat-serat kolagen yang padat yang disebut dengan tendon. b. Otot polos yang mengatur gerakan involunter c. Otot jantung yang mengatur kontraksi jantung.



OTOT SKELETAL / LURIK • Otot skelet dibungkus oleh epimisium, dan terdiri dari fasikulus-fasikulus yang dibungkus oleh perimisium. Setiap fasikulus terdiri dari banyak serat otot atau muscle fibre yang dibungkus oleh sarkolemma, dan di antara serat otot disebut endomisium.



• Serat otot disebut juga sebagai sel otot karena memiliki satu nukleus. Serat otot memiliki banyak miofibril yang masing-masing terdiri dari ratusan miofilamen yang membentuk sarkomer-sarkomer yang merupakan satuan kontraktil otot.



PROTEIN OTOT TERDIRI: • A. Protein struktural protein yang memberi ketahanan struktur, contoh: titin, nebulin, miomesin • B. Protein kontraktil protein yang bergerak menarik satu protein dengan yang lainnya, menyebabkan kontraksi otot. Hanya ada dua, yaitu: aktin dan miosin • C. Protein regulator Protein yang menerima sinyal berupa ion kalsium untuk meregulasi kontraksi dan relaksasi otot. Protein regulator ada 4, yaitu: - Tropomiosin : menutup myosin binding site (selama tidak ada ion Ca yang berikatan dengan TpC) - Troponin C (TpC): mengikat ion kalsium - Troponin I (TpI) : mengikat aktin - Troponin T (TpT) : mengikat tropomiosin



FISIOLOGI PERGERAKAN SENDI: a. Impuls listrik menyebar ke seluruh sel otot, sampai ke miofibril melalui Tubulus T b. Impuls di Tubulus T menyebabkan Ion Ca 2+ keluar dari retikulum sarkoplasma c. Ion Ca 2+ yang sampai ke miofibril berikatan dengan Troponin C d. Ikatan Ca 2+ - Troponin C menyebabkan tropomiosin bergeser dan “binding set” aktin untuk kepala miosin yang ditempati tropomiosin terbuka



PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM MUSKULOSKEL ETAL



Kekuatan otot: Skoring



Pengkajian



0 1



(tidak tampak) kontraksi, paralisis Dapat merasa kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan ekstrimitas ROM pasif ROM penuh terhadap gravitasi ROM penuh terhadap beberapa tahanan ROM penuh terhadap tahanan penuh



2 3 4 5



Derajat Keparahan Spinal Cord Injury: Frankel



Kategori



A B C D E



kehilangan fungsi motorik (-) dan sensorik (-) fungsi sensorik (+), motorik (-) fungsi motorik ada tetapi tidak berfungsi fungsi motorik ada tetapi tidak sempurna fungsi sensorik dan motorik baik, hanya ada refleks abnormal



Gips Splint / Spalk



Kompartemen sindrom kondisi yang terjadi akibat meningkatnya tekanan di dalam kompartemen otot, sehingga dapat mengakibatkan cedera di dalam kompartemen otot yang meliputi jaringan otot sendiri, pembuluh darah, dan saraf



Tanda dan gejala • Nyeri hebat, khususnya saat otot digerakkan. • Rasa penuh pada otot dan nyeri bila ditekan. • Otot bengkak. • Kesemutan atau rasa seperti terbakar. • Kram otot saat berolahraga. • Warna kulit di sekitarnya terlihat pucat dan terasa dingin. • Otot terasa lemas dan mati rasa.



IKTERUS / IKTERIK



HIPERPIGMENTASI



SIANOSIS



TURGOR KULIT ADALAH



Tingkat kelenturan kulit untuk menentukan apakah kekurangan cairan atau tidak.



ROM (Range of Motion) / LGS (Lingkup Gerak Sendi) “Jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.”



POD (Prevention of Dissability) Pemeriksaan yang dilakukan untuk pencegahan kecacatan, biasanya u deteksi Morbus Hansen / Leprae/kusta



a. Saraf perifer diperiksa untuk pembesaran atau penebalan dan untuk kelembutan b. Saat meraba saraf selalu gunakan dua atau tiga jari (lihat gambar di bawah) c. Saraf harus berguling di atas permukaan tulang yang mendasarinya d. Saraf yang sama di sisi kiri dan kanan tubuh harus selalu dibandingkan.



Alat yang digunakan:



Sensation Test (ST)



a.Kapas b.Tusuk gigi c.Tabung reaksi yang berisi air hangat dan dingin



Pemeriksaan untuk menguji sensasi di tangan, dipersyarafi oleh saraf ulnaris dan median, dan juga di kaki.



Drain Alat yang dimasukkan ke dalam luka untuk membantu mengeluarkan cairan dari luka melalui bagian yang terbuka.



Cardinal sign “Tanda-tanda inflamasi /peradangan” a. b. c. d. e.



Dolor (Pain) Calor (Heat) Tumor (swelling) Rubor: (Redness) O (lOss of function)/ functio laesa



DOLOR (Pain) "Nyeri" karena saat inflamasi akan dilepaskan mediator mediator inflamasi seperti prostaglandin, histamin dll. yang kemudian akan merangsang ujung saraf bebas.



Calor (Heat) Perubahan suhu menjadi lebih tinggi/ panas. ini terjadi karena ketika terjadi inflamasi pembuluh darah akan mengalami pelebaran/vasodilatasi yang mengakibatkan darah menjadi banyak mengalir.



Semakin banyak darah yg mengalir semakin panas daerah inflamasi tersebut.



Tumor (Swelling) "bengkak" Pembuluh darah melebar mengakibatkan banyak protein protein & cairan keluar dari pembuluh darah dan memenuhi daerah inflamasi sehingga terjadilah pembengkakan



RUBOR (Redness) "kemerahan“ Akibat meningkatnya aliran darah di sekitar daerah inflamasi yang mengakibatkan warna kulit menjadi kemerahan.



(lOss of function) functio laesa “Gangguan alat gerak" Sebagai manifestasi dari cardinal sign lainya seperti nyeri, bengkak, dll yang kemudian akan berdampak pada gangguan pada pergerakan.



REFERENCES • https://moodle.digitalcampus.org/mod/page/view.php?id=18755