Fitokimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1.2 Sifat umum Terpenoid • Sifat fisika dari terpenoid adalah : 1) Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap 2) Mempunyai bau yang khas 3) Indeks bias tinggi 4) Kebanyakan optik aktif 5) Kerapatan lebih kecil dari air 6) Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol • Sifat Kimia 1) Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik) 2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.



Secara umum biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu: 1. Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat. 2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid. 3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid. Berdasarkan kenyataan ini, terpenoid dikelompokan dalam 5 bagian:



Nama Monoterpen Seskuiterpen Diterpen Triterpen Tetraterpen Politerpen



Rumus C10H16 C15H24 C20H32 C30H48 C40H64 (C5H8)n n 8



Sumber Minyak Atsiri Minyak Atsiri Resin Pinus Saponin, Damar Pigmen, Karoten Karet Alam



Ektraksi limonen dari kulit jeruk Kupas kulit jeruk dari sarinya, lalu tambahkan air kira2 220 ml, lalu blender hingga halus...



Lalu hasil dari blender di pisahkan menggunakan corong dan kertas saring, lalu akan mendapatkan ekstrak dan larutan Isolasi



Larutan hasil ekstrasi tersebut lalu di isolasi menggunakan alat destilasi... Destilasi dengan alkohol atau eter... Larutan tersebut panaskan, hingga menguap, setelah uap habis, larutan murni dari kulit jeruk...



 reaksi negatif palsu adalah hasil pengujian menyatakan tidak ada (negatif), tapi sebenarnya ada (positif), hal ini bisa disebabkan kurang sensitifnya alat, atau karena kadar didalam bahan uji terlalu sedikit, atau bahan ujinya (ekstrak simplisia) tidak memenuhi syarat, oleh karena itu senyawa yang tadinya ada hilang/rusak karna reaksi enzimatik maupun hidrolisis. Alkaloid kuartener ada dalam fase air basa ketika ecc dg pel organic, sehingga tidak terdeteksi pd penapisan melalui pemurnian ekstrak dengan ecc



Sistem klasifikasi menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokkan sebagai: a. Alkaloid sesungguhnya Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik; diturunkan dari asam amino; biasanya terdapat “aturan” tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat



yang



bersifat



bukan



basa



dan



tidak



memiliki



cincin



heterosiklik dan alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa. b. Protoalkaloid Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian



”amin



biologis”



sering



digunakan



untuk



kelompok



Contohnya adalah meskalin, ephedin dan N,N-dimetiltriptamin. c. Pseudoalkaloid



ini.



Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal. Contohnya: konessin dan purin (kaffein).