FIX LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Karol
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I LATAR BELAKANG



1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan dalam menentuka cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh si sakit apabila ada anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan perawatan di Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan dapat menjadi sia-sia bila tidak di dukung atau di tindak lanjuti oleh keluarga yang merawat klien di rumah, sehingga dapat di katakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kulaitas kehidupan keluarga sangat berhubungan. Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlua juga memperhatikan hal-hal penting antar lain nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh keluarga sehingga keluarga dapat menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan. Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadpinya.Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan. Tetapi di indonesia belum memiliki suatu lembga atau organisasi yang bertuga untuk mengatur pelayanan keperawatan 1



keluarga secara administratif. Pelayanan keperawatan keluarga saat ini masih di berikan secara sukarela dan belum ada pengaturan terhadap jasa perawatan yang telah di berikan. Pengalaman belajar klinik di komunitas memberikan bekal bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan bagi keluarga yang mengalami masalah kesehatan khususnya dengan menerapkan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah. Dalam hal ini mahasiswa di harapkan mampu memodifikasi suatu rencana yang telah di susun di sesuaikan dengan keadaan keluarga yang sesungguhnya agar rencana tersebut benar-benar dapat di laksanakan di keluarga. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan asuhan kperawatan pada keluarga secara profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah melakukan kunjungan rumah keluarga, mahasiswa dapat : a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Tn.J. P anggota keluarga Ny.J dengan Gout Artritis (Asam Urat) b. Menganalisa masalah kesehatan keluarga pada Tn. J anggota keluarga Ny.K dengan Gout Artritis (Asam Urat) c. Merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan kebutuhan keluarga pada Tn.J anggota keluarga Ny. K dengan Gout Artritis (Asam Urat). d. Melakukan



tindakan



keperawatan



dalam



pencegahan,



penyembuhan dan pemulihan berdasarkan masalah yang dialami keluarga keluarga pada Tn.J anggota keluarga Ny. K dengan Gout Artritis (Asam Urat)



2



Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada keluarga pada Tn. J anggota keluarga Ny. K dengan Gout Artritis (Asam Urat).



3



BAB II TINJAUAAN PUSTAKA



2.1 Konsep Dasar Keluarga 2.1.1 Definisi Keluarga Menurut Slameto (2008) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007). Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2010) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.



2.1.2 Tipe Keluarga (Sudiharto, 2007) a. Keluarga inti (nuclear family) b. Keluarga asal (family of origin) c. Keluarga besar (extended family) d. Keluarga berantai (social family) e. Keluarga duda atau janda f. Keluarga komposit (composite family) g. Keluarga kohabitasi (cohabitation) h. Keluarga inses (incest family) i. Keluarga tradisional dan non-tradisional 2.1.3 Fungsi Keluarga Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga (Mubarak, dkk 2009) yang dapat dijalankan yaitu sebagai berikut : 4



a. Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga. b. Fungsi psikologis adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga. c. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya. d. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. e. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimana yang akan datang. f. Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang, pangan dan papan. g. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya.



2.1.4 Tugas Kesehatan Keluarga Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu sebagai berikut : a. Mengenal masalah kesehatan keluarga



5



b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat



2.1.5 Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga (Duvall, 1997) Terdapat perbedaan tugas perkembangan keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga : a. Tahap “married couples (without children)” (pasangan nikah dan belum memiliki anak). Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Membina hubungan intim dan memuaskan. 2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial. 3) Mendiskusikan rencana memiliki anak. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yakni: keluarga suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri. b. Tahap keluarga “child bearing” (kelahiran anak pertama) Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah: 1) Persiapan menjadi orang tua. 2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual, dan ke6iatan. 3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. c. Tahap keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan pada tahap ini ialah: 1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman. 2) Membantu anak untuk bersosialisasi. 3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi. 4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun dengan masyarakat. 6



5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak. 6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga. 7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang. d. Keluarga dengan anak sekolah Tugas perkembangan pada tahap ini yakni: 1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan. 2) Mempertahankan keintiman pasangan. 3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah. e. Keluarga dengan anak remaja Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu: 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab. 2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga. 3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan. 4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua



melepas



otoritasnya



dan



membimbing



anak



untuk



bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan anaknya yang berusia remaja. f. Tahap Keluarga dengan anak dewasa Tugas perkembangan pada tahap ini adalah: 1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. 2) Mempertahankan keintiman pasangan. 3) Membantu orang tua memasuki masa tua. 4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat. 5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. 7



g. Keluarga usia pertengahan Tugas perkembangan pada usia perkawinan ini adalah: 1) Mempertahankan kesehatan. 2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak. 3) Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus utama dalam usia keluarga ini antara lain: mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya. h. Keluarga usia lanjut Tugas perkembangan pada tahap usia perkawinan ini ialah: 1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. 2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan. 3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat. 4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat. 5) Melakukan life review. 6)



Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas



utama



keluarga



pada



tahap



ini.



Dengan



mempertimbangkan adanya keumuman usia perkawinan yang berbeda pada setiap tahapan tahapan perkembangan keluarga, maka dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada subyek yang berada pada tiga tahapan perkembangan keluarga, yaitu keluarga tanpa anak, keluarga dengan anak usia prasekolah dan keluarga dengan usia remaja.



2.1.6 Tingkat Kemandirian Keluarga (Padila, 2012) Keluarga mandiri adalah keluarga yang mengetahui masalah kesehatan dengan kriteria :



8



a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah kesehatan yang ada. b. Keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab masalah kesehatan. c. Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. d. Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah keluarga, mau mengambil keputusan untuk mengatasi masalah. e. Masalah kesehatan dirasakan keluarga. f. Keluarga dapat menngungkapkan.menyebutkan akibat dari masalah kesehatan tersebut. g. Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah kesehatan tersebut. h. Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. i. Keluarga dapat terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan



2.1.7



Langkah-Langkah Asuhan Keperawatan Keluarga A. Pengkajian a. Pengumpulan data Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga (Padila, 2012) adalah : 1. Data umum 2. Nama kepala keluarga 3. Alamat dan telepon 4. Pendidikan kepala keluarga 5. Komposisi keluarga dan genogram 6. Tipe keluarga 7. Suku bangsa



9



8. Agama 9. Status sosial ekonomi keluarga 10.Aktivitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 3. Riwayat keluarga ini 4. Riwayat keluarga sebelumnya c. Pengkajian lingkungan 1. Karakteristik rumah 2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW 3. Mobilitas geografis keluarga 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat d. Struktur keluarga 1.



Sistem pendukung keluarga



2.



Pola komunikasi keluarga



3.



Struktur kekuatan keluarga



4.



Struktur peran



5.



Nilai atau norma keluarga



e. Fungsi keluarga 1.



Fungsi afektif



2.



Fungsi sosialisasi



3.



Fungsi perawatan kesehatan



4.



Fungsi reproduksi



5.



Fungsi ekonomi



f. Stres dan koping keluarga 1. Stressor jangka pendek dan panjang



10



2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor yang dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap stressor 3. Strategi koping yang digunakan 4. Strategi adaptasi disfungsional g. Pemeriksaan fisik h. Harapan keluarga



B. Diagnosa keperawatan Jenis diagnosa ada 3 (Padila, 2012) : 1.



Aktual



2.



Resiko



3.



Potensial



Diagnosa keperawatan keluarga menurut Intansari (2010) : 1.



Perubahan proses keluarga



2.



Perubahan biaya kesehatan



3.



Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



4.



Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh



5.



Perubahan peran orang tua



6.



Perubahan pola eliminasi



7.



Antisipasi kehilangan



8.



Konflik pengambilan keputusan



9.



Perilaku pencarian pelayanan kesehatan



10. Tidak efektif koping keluarga 11. Resiko trauma 12. Isolasi sosial



Kriteria prioritas masalah (Padila, 2012) : Kriteria



Skala



Sifat masalah : 1. Aktual



11



Bobot



2. Resiko 3. Potensial



3 2



1



1 Kemungkinan diubah : 4. Mudah 5. Sebagian 6. Tidak dapat



untuk 2 1



2



0



Potensial dicegah 7. Tinggi 8. Cukup



3



9. Rendah



2



1



1 Menonjolnya masalah : 10. Segera ditangani 11. Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 12. Masalah tidak dirasakan



2 1



1



0



C.Rencana keperawatan Rencana keperawatan berdasarkan domain kognitif, psikomotor, dan afektif (Padila, 2012) 



Untuk mengubah domain kognitif: 1) Memberi pujian pada kekuatan individual dan keluarga 2) Menawarkan informasi atau pendapat 3) Menawarkan pendidikan kesehatan 4) Mengeksternalisasi masalah







Untuk mengubah domain psikomotor 1) Mendorong anggota keluarga untuk menjadi pemberi perawatan 2) Mendorong penggantian pemberi perawatan dalam keluarga 3) Memasukkan ritual kesehatan dalam kebiasaan keluarga



12







Untuk mengubah domain afektif 1) Memvalidasi/menormalkan respons emosional 2) Menceritakan pengalaman saat anggota keluarga sakit



Menggambarkan kekuatan dukungan keluarg.



2.2 Konsep Medis 2.2.1 Pengertian Gout Artritis (Asam Urat) Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil  akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu  komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.   Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan  dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni  makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan  sarden). (indriawan,2009). Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme atau pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan (McCrudden Francis H. 2000). Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl (E. Spicher, Jack Smith W. 1994). Asam urat atau uric acid adalah asam hasil metabolisme protein berupa asam-asam inti yang terdapat dalam inti sel. Setelah mengalami berbagai macam proses biokimia akan menjadi oksida purin. Purin sendiri



13



merupakan salah satu turunan asam amino. Oksida purin ini dimetabolisme lagi oleh suatu enzim dan menghasilkan asam urat. Jadi asam urat adalah hasil akhir dari metabolisme tubuh dari bahan purin.



2.2.2 Fase Asam Urat



1. Fase asimtomatik Merupakn fase awal. Bila dirasakan kadar asam urat meningkat namum tidak menimbulkan gejala yang siknifikan, hanya merasakan encok pada pingang hingga yang menyebabkan tekanan darah tinggi atau sakit pada daerah pungung. 2. Fase akut Dalam fase akut ini biasanya kadar asam urat naik secara tiba-tiba dan di rasakan pada malam hari menjelang pagi. Biasa pada fase ini penderita asam urat akan merasakan rasa nyeri yang begitu hebat padagabian ibu jari kaki, namun akan hilang secara perlahan dan dengan sendririnya dalam waktu 2 minggu. 3. Fase intekritikal. Meripakan masa bebas dari gejela sakit di antaranya 2 serangan gout akut. Banyak penderita yang mengalami serangan ke dua dalam 6 bulan sampai 2 tahun. Serangna yang tertunda tersebut dapat terjadi karena tidak diobati secara terus menerus. 4. Fase kronis. Jika gout tidak dirawat secara baik, akhirnya akan menjadi kronis. Pada kondisi ini, rasa nyeri disendi berlangsung secara terus menerus serta terdapat timbunan kristal asam urat yang banyak didalam jaringan lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang dan tendon, timbunan assam urat tersebut membentuk topus. Adapun radang kronik dan endapan asam urat membuat persendian susuah digerakam



2.2.3. Gejala Dan Penyebab Penyakit Asam Urat 1. Gejala penyakit asam urat



14



Beberapa gejala asam urat yang biasa di alami penderita penyakit asam urat : a. Pada waktu pagi yaitu pada saat bagun tidur dan pada waktu malam hari biasanya persendian terasa nyeri. b. Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali. c. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu,



kesemutan,



membengkak



dan



meradang



berwarna



kemerahan. d. Nyeri dipersendian biasanya terjadi dibagian seperti jari tangan, siku, tumit dan dengkul. 2. Penyebab penyakit asam urat Menurut ( Ahmad, 2011) peneyebab asam urat yaitu: a. Faktor dari luar Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan kunsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. b. Fakor dari dalam Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme yang berhubugan dengan faktor usia, di ,ana usia diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sum sum tulang dan polisitemia, konsumsi obat-obatan, alkohol, obesitas diabetes militus bisa juga menyebabkan asam urat.



3. Penyebab asam urat a. Makanan jeroan : hati, otak, babat, ginjal, limpa, usus dan paru b. Daging : daging sapi, daging kuda dan daging kambing c. Ekstra daging : dendeng dan abon. d. Seafood : kepiting, cumi-cumi, kerang, sontong, remis, ikan sarden,



15



ikan teri, tiram, dan udang. e. Bebek : kalkun dan angsa. f. Makanan kaleng : sarden, kornet sapi dll g. Buah-buahan : nanas dan duruan. h. Sayuran : bayam, buncis, kembang kol, jamur kuping, daur pepaya, daun singkong, kangkung dan asparagus. i. Kacang-kacangan : kacaang tanah, tauge, kacang hijau, melinjo, emping, kacang keledai termasuk kedelai olahan seperti tempe, susu kedelai oncog dan tauco. j. Makanan gorengan : makanan yang di masak dengan mentega atau margarin, makanan bersantan. k. Makanan yang mengandung lemak dan protein tinggi Keju, kaldu, kauh daging yang kental, es kriem, air kelapa, dan telur.



2.2.4. Bahaya penyakit asam uarat 1. Bahaya penyakit asam urat pada jantung Hiperurikemia mempunyai hubungan yang jelas dengan angka kematian yang disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada pasien hiperurikemia dan hipertensi terdapat meningkatnya 3-5 kali timbulnya penyakit jantung koroner dan stroke dibandingkan yang hanya menderita hipertensi. Hiperurikemia juga berhubungan dengan sindrom metabolik ( sindroma X ) atau resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan- kelainan dengan kadar insulin yang meningkat didalam darah, hipertensi kadar trigleserida darah yang meningkat dan kadar lemakbaik HDL atau kolesterol yang rendah yang semuanya sering menyebabkan penyakit jantung koroner. 2. Bahaya asam urat pada ginjal Penderita hiperurikemia mempunyai resiko penderita batu asam urat didalam perjalanan penyakitnya. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui air seni bukan saja meningkatkan pembentukan batu asam urat diginjal tetapi batu kalsium oksalat. Pembentukan



16



batu assam urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya keasaman air seni dan tingginya kadar asam urat didalam air seni, sedangkan disisi lain bahwa adanya zat sitrat dan glikosaminoglikan dapat menghambat batu tersebut. Adanya batu asam urat menyebabkan peninggian tekanan didalam ginjal dan penekanak pembubluhpembuluh darah dan berkurangnya aliran darah keginjal dengan akibat kerusakan pada ginjal seperti ginjal mengecil, ginjal bengkak, ginjal bocor, gagal ginjal, dll. 2.2.5. Cara mengobati penyakit asam urat 1. Segera kurangi atau hentikan menkonsumsi makanan yang tinggi purin 2. Perbanyak minum air putih akan membantu mengencerkan dan melarutkan asam urat dan dengan demikian ginjal akan lebih ringan didalam mengeluarkan zat asam urat dari tubuh melalui urin. 3. Konsumsi obat herbal penurun asam urat dan penguat ginjal. 2.2.6. Tips obat herbal pada penderita asam urat 1. Banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin c seperti jeruk, stroberi, pepaya. 2. Buah dan sayuran yang dapat mengobati asam urat seperti buah naga belimbing wuluh, sawi hijau, sawi puti, tomat, dan jahe. 3. Makan-makan yang banyak mengandung potasium seperti pisang dan kentang 4. Banyaklah mengkonsumsi karbonhidrat kompleks seperti roti, singkong, ubi dan nasi 5. Mengurangi mengkonsumsi permen, gulan, dan sirup. 6. Minum air putih 8 gelas perhari. 7. Hindari kerja terlalu keras



17



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA Fasilitas yankes



Pustu Bali Kampung Holtekam RS Abe



No. registrasi



-



Nama perawat yang mengkaji



JENNY BANFATIN



Tanggal pengkajian



29 Oktober 2020



A. DATA KELUARGA Nama kepala keluarga



Tn. J



Bahasa sehari-hari



Bahasa Indonesia



Alamat rumah & telepon



RW/RT 002/002 Holtekam



Jarak yankes terdekat



± 10 km



Agama & suku



Islam/Makasar



Alat transportasi



Motor



18



B. DATA ANGGOTA KELOMPOK N o



Nam a



Hubunga Umu J n KK r K



Suku



Pendidik an



1



Ny. K



Istri



48



P



Jawa



SD



2



Tn. A



Anak



25



L



Makasar/ja wa



SMK



No



Nama



Penampilan Umum



Pekerjaa n saat ini Ibu Rumah Tangga



Status Gizi (TB,BB,B MI) TB: 148 BB: 45



Swasta



TB:155 BB:52



Status kesehatan hari ini



Riwayat penyakit/alergi



Status Imunisa si dasar TD: 140/80 Lengka mmHg p N :64x/m S:34,3 oC R:22x/m



Analisis masalah kesehatan individu



1



Tn.J



Baik



Sehat



Tida ada



-



2



Ny. K



Baik



Sehat



Tidak ada



Asam urat



3



Tn. A



Baik



Sehat



Tidak ada



-



19



TTV(TD,N,S, R)



Lengka p



Alat bantu Tidak Menggunak an



Tidak Menggunak an



C. GENOGRAM Tn.M



Ny.F



Tn. F



Tn.M



Tn.H



Tn.J



Tn.H



65 thn



63 thn



62 thn 60 thn 57 thn



Tn.J



Ny.R 47 thn



Ny. S



Ny.s



Ny.K



Tn.K



45 thn



43 thn



39 thn



Keterangan:



(pasien)



: Laki-laki : Perempuan : Tinggal serumah : Garis keturunan : Laki-laki meninggal : Perempuan meninggal D. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Tipe keluarga Tipe keluarga yaitu keluarga inti yang terdiri dari bapak (Tn.J), Ibu (Ny.K ) yang tinggal bersama dalam satu rumah. 2. Suku Keluarga Tn.J berasal dari suku Makasar dan sedangkan istri Tn. J berasa dari Jawa, komunikasi dengan menggunakan bahasa sehari-hari



yaitu



bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia. 2) Agama Keluarga Tn. J beragama Islam dan taat menjalankan ibadah, biasanya dilakukan bersama-sama di Mesjid terdekat yaitu Mesjit. 3) Status sosial ekonomi keluarga Kebutuhan sehari-hari keluarga dipenuhi oleh Tn. J yang bekerja sebagai Swasta dan jika ada waktu luang pergi mencari ikan, sedangkan Ny.K bekerja sebagai ibu rumah tangga, dengan jumlah pendapatan dari Tn. J perbulan tidak menentu. 4) Aktifitas rekrasi keluarga 20



Keluarga Tn. J jarang berekreasi bersama-sama, karena kesibukan mencari nafkah. Rekreasi biasa dilakukan di Pantai Holtekam. Bersama Istri Ny. K dan anaknya dan menantu dan cucu- cucun Tn. J. E. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga dengan 1 orang anak, dan sudah menika dan tinggal tidak berjauhan dan rumah anaknya bersebelahan dengan rumah Tn. J. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Berdasar hasil wawancara maka didapat: menurut Ny. K keluarga kurang mengetahui tentang penyakit dari anggota keluarganya.



Sehingga,



pengobatan hanya dilakukan saat berkunjung ke pustu (puskesmas pembantu) atau puskesmas dan keluarga merasa jika gejala dari sakit tidak muncul lagi pengobatan langsung dihentikan tanpa memperhatikan dosis obat yang diberikan. dan jarang ke puskesmas 3. Riwayat keluarga Dalam keluarga Tn. J tidak memiliki penyakit keturunan. Dan saat ini dalam keluarga Tn. J ada yang menderita penyakit Asam Urat yaitu Ny.K 4. Riwayat keluarga sebelumnya Sebelumnya dikeluarga pernah menderita penyakit malaria. Untuk malaria biasanya dalam setahun ± 3 kali terjadi dan untuk kejadian ISPA tidak ada. F. LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah Rumah Tn. J terdiri dari 1 ruang teras, 1 kamar tamu, 3 kamar tidur, dapur dan



kamar mandi/WC di luar. Cara pengaturan perabot kurang rapi,



kebiasaan merawat rumah disapu sehari sekali. Ukuran rumah 9 x 12 m tipe rumah papan, atap terbuat dari seng dan tidak mempunyai plafon, berlantai papan dan terdapat ventilasi di ruang tamu dan kamar, keluarga kalau mandi menggunakan air yang dibeli dari luar dan memasak menggunakan air galong yang dimasak. Denah Rumah



21



2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Rata–rata tetangga keluarga Tn. J bermata pencaharian sebagai Swasta Jarak rumah Tn.J dengan rumah tetangga sekitar 20 meter. Sedangkan dengan anaknya 10 meter .Sikap tetangga terhadap keluarga Tn. J baik. Jika ada salah satu anggota masyarakat sedang ditimpa musibah atau punya hajat, semua tetangga siap membantu. 3. Mobilitas geografis keluarga Rumah Tn. J berada di kawasan yang cukup sepih, dikarenakan memiliki tetangga yang berjauhan didepan rumahnya hanya anak dan cucu-cucu dan menantu, rumah Tn.J berjarak ± 10 Km dengan posyandu akan tetapi untuk akses ke pasar lumayan jauh. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn. J dapat berkumpul pada malam hari, setelah Tn. J pulang kerja. Ny. K melakukan kegiatan rumah tangga dan anak mantu,, cucucucu sering main di rumah Tn. J. Keluarga Tn.J selalu berusaha mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada di lingkungan RT maupun RW. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga Tn.J berada di wilayah RW 02 / RT 02 Kampung Holtekam. Didalam wilayah tersebut terdapat seorang ketua RT yaitu Tn. J. G. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi afektif Keluarga Tn. J saling mendukung kebutuhan sehingga dapat terpenuhi kehidupan sederhana, dapat menyelesaikan masalah dengan musyawarah



22



dan keputusan keluarga yang terakhir ditentukan oleh Tn.J sebagai kepala keluarga. 2. Fungsi sosial Tn.J saling mendukung serta berperang aktof dalam bersosialisasi. 3. Fungsi perawatan keluarga  Kemampuan keluarga tidak mengenal masalah Keluarga Tn.J mengatakan bahwa Ny. K sering nyeri di lutu dan tangan.  Kemampuan keluarga mengambil keputusan. Tn.J Jarang di rumah karena sibuk mencaei nafka dan waktu berkumpul pada malam hari. dan kurang pengetahuan tentang penyakit sehingga tindakan untuk mengambil keputusan untuk berobat jarang.  Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit Tn.J dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya tetapi sebelumnya berobat dan konsultasi terhadapa tenaga kesehatan.  Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat Tn.J dan anggota keluarga yang lainnya mengerti cara memelihara rumah sehat dan pengaruhnya pada keluarga. Namun hal tersebut tidak di terapkan.  Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah puskesmas pembantu sebagai puskesmas terdekat di wilayahnya. 4. Fungsi reproduksi Jumlah anak Ny.K adalah 1 orang. 5. Fungsi ekonomi Keluarga Tn.J belum tercukupi masalah kebutuhan pokok, dan masalah sandang keluarga hanya membeli sebulan sekali/ tidak pasti.



23



H. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap keluarga Bebas mengungkapkan pendapatnya masing masing hal ini dapat dilihat pada waktu kami melakukan pengkajian 2. Struktur kekuatan keluarga Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah, semua anggota keluarga berperan sesuai perannya masing-masing, dan apabila masalah tidak teratasi maka keputusan diberikan oleh Tn.J. I. STRUKTUR PERAN (FORMAL & INFORMAL 1. Formal & Informal  Tn. J sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya .  Ny.K berperan sebagai istri dan dimana sehari-hari sebagai ibu rumah tangga memiliki peran untuk mengurusi rumah. 2. Nilai & norma keluarga Keluarga Tn.J selalu mematuhi aturan-aturan dan norma budaya Kampung holtekam yang berhubungan dengan agama dan masyarakat. J. STRES DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor jangka pendek dan panjang 



Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini yaitu memikirkan agar penyakit Ny. K cepat sembuh







Panjang : Saat ini keluarga Ny. K memikirkan agar tidak sakit-sakit lagi.



2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor Keluarga Tn.J selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan masalah baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat. 3. Strategi koping yang digunakan Keluarga Tn. J apabila ada masalah baik dalam keluarga atau masyarakat selalu menyelesaikannya .



24



4. Strategi adaptasi disfungsional Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan. K. HARAPAN KELUARGA Harapan yang diinginkan keluarga Tn.J yaitu menginginkan agar anggota keluarganya tidak ada yang sakit-sakitan dan keluarga berharap kedatangan mahasiswa Ners Uncen dapat memberikan informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatan. L. DATA PENUNJANG KELUARGA Rumah dan sanitasi lingkungan Kondisi rumah:



PHBS dirumah tangga Jika ada bunifas, persalinan ditolong oleh tenaga kesahatan.



Halaman rumah kurang bersih,banyak kotoran hewan Tidak ada bunfas dirumah, Ventilasi :



Jika ad bayi, memberi ASI eksklusif



Baik, dengan terdapat ventilasi di ruang tamu Ya, Ny K. mengatakan dari anak pertama 6, setiap kamar 1, Pencahayaan rumah klien memberikan ASI ekslusif Baik, dimana terdapat jendela 1 diruang tamu, Jika ada balita, menimbang balita tiap setiap kamar 1 jendela, dan terdapat dapur . bulan Saluran buang limbah



Ya, Ny.K mengatakan dari anak pertama klien selalu membawa anaknya keposyandu.



kurang, dimana terdapat 1 kamar mandi untuk pemakai, pembuangan sampah kering Menggunakan air bersih untuk makan keluarga membakar dan sampah basah dan minum. dikumpulkan dan dibuang dipantai Ya, Ny. K mengatakan dirumah Sumber air bersih mengunakan air PAM yang dimasak untuk minum, dimana keluarga mengunakan sumber air PAM yang di pesan Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri Ya, Ny. K mengatakan dirumah untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk melakukan perawatan diri mengunakan air PAM Mencuci tangan dengan air bersih & sabun Tidak, Ny. K mengatakan kadang tidak mencuci tangan pada saat makan



25



mengunakan sabun Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya Tidak, karena sebagian sampah dibuang kepantai Menjaga bersih



lingkungan



rumah



tampak



kurang, dimana tampak terlihat kotor dan berdebu. Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari Ya, Ny. K mengatakan lauk pauk yang dimakan sehari-hari tergantung kebutuhan



Jamban Memenuhi Syarat :



Menggunakan jamban sehat :



Ya



Ya,



Tempat Sampah :



Membatas seminggu:



jentik



dirumah



sekali



Tidak, karena sampah kering dibakar dan sampah basah dibuang kepantai Ya,dengan menguras bak kamar mandi Rasio Luas Bangunan Rumah Dengan Makan buah dan sayur setiap hari : Jumlah Anggota Keluarga 2 m2 // orang: Ya, tetapi untuk buah Ny. K mengatakan Tidak, dimana luas rumah ± 800 m² kadang-kadang memakan buah tergantung persediaan Melakukan aktivitas fisik setiap hari: Ya, dimana Tn. J sehari-hari melakukan pekerjaan Tambang untuk waktu luang Tn.J mencari ikan Empeng, dan untuk Ny. K sehari-hari melakukan kegiatan rumah tangga Tidak merokok didalam rumah : tidak, Ny. K mengatakan Tn.J merokok.



26



M. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA Adakah perhatian anggota keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit : Ada, Ny. K mengatakan biasanya jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit dibawa ke pustu kampung holtekam Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ny. K mengatakan biasanya untuk mengetahui masalah kesehatannya nanti mengetahui dari tenaga kesehatan Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya: Ny. K mengatakan biasanya untuk mengetahui penyebab masalah kesehatannya nanti mengetahui dari tenaga kesehatan Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya: Ny. K mengatakan biasanya kalau panas, menggigil biasanya malaria. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati atau dirawat : Ny. K mengatakan biasanya untuk mengetahui akibat masalah kesehatannya nanti mengetahui dari tenaga kesehatan Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Tenaga kesehatan seperti perawat, bidan, dokter atau kader yang bertugas di pustu Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Perlu berobat ke pelayanan kesehatan terdekat Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif: Ya, Ny. K mengatakan biasanya untuk mencegah terjadinya malaria, dll dengan menjaga lingkungan



Apakah keluarga mengetahui kebutuhan kesehatan yang dialami anggota keluarganya 27



pengobatan



masalah



Ya, Ny. K mengatakan untuk mengetahui kebutuhan masalah kesehatan yamg dialami keluarganya biasanya langsung ke pelayanan kesehatan Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya : Tidak biasanya kalau Ny. K di kaki dan tangan merasa nyeri hanya menggosok minyak Apakah keluaarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Ya, dimana Ny. K melakukan pencegahan masalah kesehatan dengan menjaga kebersihan lingkungan dimana terbukti untuk kejadian malaria 5 bulan belakangan belum diderita oleh anggota keluarga Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatananggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Ya, Ny. K melakukan pencegahan masalah kesehatan dengan menjaga kebersihan lingkungan Apakah keluarga mampu menggali dan memanfatkan sumber dimasyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya Ya, dimana keluarga biasanya jika ada kebutuhan kesehatan keluarga menanyakan ketenaga kesehatan. N. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA Kunjungan Pertama (K-1) :03-11-2020



Kunjungan keempat (K-4) :



Perawat:Jenny banfatin Kunjungan Kedua (K-2) : 15-11-2020



Kunjungan kelima (K-5) :



Perawat: Jenny banfatin



Perawat:



Kunjungan ketiga (K-3) :



Kunjungan keenam (K-6) : Perawat:



Penjelasan cara menilai tingkat kemandirian keluarga terlampir 3.2. PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT DALAM KELUARGA



28



Nama individu yang sakit:Ny.K



Diagnosa medik: Gout Atritis (Asam Urat)



Sumber dana kesehatan : KPS



Rujukan dokter/Rumah sakit: -



Keluhan Utama



Sirkulasi /cairan



Kesadaraan CM



:



Edema bunyi jantung : tidak



GCS 15



:



Asites : tidak akral dingin : tidak



TD



Tanda perdarahan : tidak



140/80:mmHg R 22 x/m



:



S 4,4 °c



:3



N 4 x/m



:6



Tanda anemia: wajah pucat, lidah bibir pucat Pengisian kapiler ≤2 detik



Perkemihan



Pola BAK : Secret : ya pampers volume Irama reguler 300 ml/hr



Kemampuan BAK : dibantu



Gunakan obat : tidak



Neurosensori



Mual/muntah: tidak



Tonus otot :



Fungsi penglihatan



Kontraktur : tidak



Dapat melihat suatu objek



Fraktur : tidak



Fungsi perabaan: Reflex patologis : -



Tremor : tidak Malaise/fatique : tidak



Kerusakangigi/gu Kekuatan otot : 5 si/lidah/geraham/ RPS atas : bebas rahang/palatum: Berdiri : iya tidak Distensi abdomen: tidak



Alat bantu napas: tidak



Alat bantu : tidak



Musculoskeletal



Bau nafas : tidak



Tidak,



Tidak ada sesak,



Pencernaan



sulit menelan : tidak



Otot bantu napas



Kemampuan BAB: dibantu



Pemeriksaan Gout Atritis (Asam Urat) : 8,8 mg/dl



Nafsu makan berkurang: tidak



Pernapasan



Berjalan: iya



Fungsi pendengaran : jelas, mendengar dengan baik



Fungsi perasa Mampu



Bising usus : 6x/m 29



fungsi penciuman Baik, dapat mencium bebauan



Konstipasi/diare : tidak



Kulit Turgo kulit : melambat



Masa abdomen : tidak



Kulit : kering



Stomatitis : tidak Tidur dan istirahat Diet khusus: tidak



Susah tidur : Ya, pada saat malam hari



Nyeri:lutut,tanga n



Waktu tidur : Malam hari



Mental -



Bantuan obat : tidak



Komunikasi dan budaya



Kebersihan diri



Perawatan diri sehari-hari



interaksi dan keluarga : Baik



Mulut dan gigi



Berkomunikasi : Lancar



Mulut tampak lembab dan gigi bagian rahang belakang tidak ada bagian depan tersusun rapi dan lengkap



Mandi : tidak menggunakan alat bantu



Kegiatan social sehari-hari: Aktif



Berpakaian : tidak menggunakan alat bantu Menyisir rambut :mandiri



Keterangan tambahan terkait individu Ny. K Menyatakan sering nyeri di tangan dan kaki Ny. K Tidak pernah berobat dan Ny. K Menyatakan bawah sering nyeri adalah hal yang biasa dan tidak perluh berobat karena sudah factor umur.



SKALA PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU . 1. Nyeri Akut Kriteria



Bobot



Perhitungan 30



Pembenaran



1. Sifat masalah 



Tidak sehat/aktual: 3



1



3/3 x 1 = 1



2. Kemungkinan masalah dapat diubah 



2



Mudah: 2



2/2 x 2 = 2



3. Kemungkinan masalah dapat dicegah 



1



Cukup: 2



4. Menonjolnya masalah  Perlu segera ditangani: 2



1



Skor



2/3 x 1 = 2/3



2/2 x 1 = 1



Masalah ini merupakan masalah aktual / telah terjadi berdasarkan datadata yang ada. Masalah mudah diubah karena meski keluarga belum mengenal masalah namun bersikap terbuka/kooperatif Masalah telah aktual namun keluarga mempunyai motivasi yang cukup untuk mencegah bahaya yang mungkin terjadi. Masalah sudah aktual sehingga perlu ditangani segera



4 2/3



2. Gangguan Pola Tidur



Kriteria 1. 



Bobot



Perhitungan



Pembenaran



3/3 x 1 = 1



Masalah ini merupakan masalah resiko / ancaman / belum terjadi berdasarkan data-data yang ada.



Sifat masalah Aktual:



32



1



2. Kemungkinan masalah dapat diubah 



Mudah:



2



2



2/2 x 2 = 2



3. Kemungkinan masalah dapat dicegah



Masalah mudah diubah karena keluarga belum mengenal masalah namun bersikap terbuka/kooperatif Masalah belum aktual namun keluarga mempunyai motivasi



31







Cukup : 2



4. Menonjolnya masalah Perlu segera ditangani : 2



1



1



Skor



2/3 x 1 = 2/3



2/2 x 1 = 1



yang tinggi mencegahnya.



untuk



Masalah belum akan tetapi perlu segera ditangani agar tidak menjadi aktual.



3 4/6



SKALA PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 1. Defisiensi Pegetahuan KRITERIA 2. Sifat masalah  Ancaman: 2



BOBOT



1



3. Kemungkinan masalah dapat diubMudah: 2 2 4. Kemungkinan masalah dapat dicegah  Cukup : 2 1



PERHITUNGAN



PEMBENARAN



2/3 x 1 = 2/3



Masalah ini merupakan masalah resiko / ancaman / belum terjadi berdasarkan data-data yang ada.



2/2 x 2 = 2



2/3 x 1 = 2/3



5. Menonjolnya masalah Perlu segera 1 ditangani : 2



2/2 x 1 = 1



Skor



3 4/6



DIAGNOSA KEPERAWATAN INDIVIDU 1. Nyeri Akut 2. Gangguan pola tidur 32



Masalah mudah diubah karena keluarga belum mengenal masalah namun bersikap terbuka/kooperatif Masalah belum aktual namun keluarga mempunyai motivasi yang tinggi untuk mencegahnya. Masalah belum akan tetapi perlu segera ditangani agar tidak menjadi aktual.



DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 1.



Defisiensi pengetahuan



33



3.3.



PERENCANAAN KEPERAWATAN INDIVIDU



Fasilitas yankes



Pustu, Kampung Holtekam,RS Abe



No : register



-



Nama perawat



JENNY BANFATIN



Nama penanggung jawab/ KK



Tn. J



Alamat



RW/RT 02/02 Kamp. Holtekam Diastrik Muara tami



Nama individu/ Ny. K / Keluarga Tn.J keluarga/kelompok Penyakit/masalah kesehatan



DATA



Gout Atritis (Asam Urat)



DIAGNOSIS



NOC



34



NIC



KEPERAWATAN Kod e



Diagnos is



Kod e



Hasil



Kode



Intervensi



Data pendukung masalah Individu DS:



00132 Nyeri Akut



• klien mengeluh demam



0401 Status sirkulasi 0802 tanda-tanda vital



• klien menggatakan kadang merasakan menggigil DO: • TD: mmHg



140/80



• Nadi: 64x/mnt • Suhu: 34,4 ºC Pernapasan: 22x/mnt



35



37  Manajemen nyeri 40  Pendidikan kesehatan : proses 37 penyakit 48  Manajemen Lingkungan : 39 Kenyamanan 00 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif 2. tentukan akibat dari pengalaman nyeri 3. ajarkan prinsip manajemen nyeri 4. dukung istirahat/tidur untuk membantu



5.



DS :  







DO :  



00198 Klien mengatakan susah tidur Klien mengatakan sering terbangun di malam hari akibat nyeri Klien mengatakan merasa pusing



Gangguan pola tidur



0001



Ketahanan tubuh



5820



0003



Istirahat



5880



2006



Status kesehatan personal



0640



penurunan nyeri libatkan keluarga dalam modalitas nyeri



: pengurangan kecemasan 5880 : teknik menenangkan 0640 : terapi relaksasi



1. Tentukan pola tidur / aktifitas klien 2. Jelaskan pentingkanya tidur yang cukup selama kehamilan, penyakit, tekanan psikologis 3. Monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan selama terjaga



Klien tampak pucat Klien tampak lemas



36



untuk mencegah penat yang berlebihan 4. Anjurkan klien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman yang mengganggu tidur



3.4.



IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN INDIVIDU



Fasilitas yankes



Pustu, PKM Skouw,RS Abe



No : register



-



Nama perawat



JENNY BANFATIN



Nama penanggung jawab/ KK



Tn. J



37



Nama individu/ Ny. K / Keluarga Tn.J keluarga/kelompok Penyakit/masalah kesehatan



Alamat



Gout Atritis (Asam Urat)



RW/RT 002/002 Kamp. Holtekam Distrik Muara tami



No Tanggal



Diagnosa Keperawatan



Implementasi



Evaluasi



1



Nyeri akut



1. 2. 3. 4.



S: klien mengatakan sendi kaki tangannya selalu sakit dan kesemutan



03/11/2020 11.00 WIT



Lakukan pengkajian nyeri komprehensif tentukan akibat dari pengalaman nyeri ajarkan prinsip manajemen nyeri dukung istirahat/tidur untuk membantu penurunan nyeri 5. libatkan keluarga dalam modalitas nyeri



O: TTV : TD 140/80 mmHg N 64x/Menit R 22x/Menit SB : 34,4 °C A: Nyeri akut belum teratasi P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4, dan 5



2.



03/11/2020 11.00 WIT



Gangguan Pola 1. Tentukan pola tidur / aktifitas klien S : klien mengatakan susah tidur Tidur 2. Jelaskan pentingkanya tidur yang cukup selama karena merasa terganggu kehamilan, penyakit, tekanan psikologis dengan nyeri sendinya 3. Monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan selama terjaga untuk mencegah penat O : klien tampak lemah, dan 38



yang berlebihan susah bergerak . 4. Anjurkan klien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman yang mengganggu A : Gangguan pola Tidur belum teratasi tidur P : Intervensi 1,2,3,dan 4



3.5.



dilanjutkan



RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J Keluarga Tn. J beralamat di Kampung Holtekam Distrik Muara Tami merupakan keluarga Inti. Tn. J (48 tahun) bekerja sebagai Swasta dan Ny. K (43 tahun) sebagai ibu rumah tangga. Anggota keluarga yang bermasalah dalam keluarga adalah Ny. K berusia 43 tahun. Pada saat pengkajian Ny. K Menyatakan tidak sakit hanya Nyeri di kaki dan tangan sejak 2 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan data Nadi 64x/menit, RR : 22x/menit, SB : 34,4o C. Ny. K Mengatakan nyeri di kaki dan tangan dan rasa kesemutan adalah hal yang biasa dikarenakan sudah faktor umur dan juga karena bekerja di empangempang. Hasil pemeriksaan asam urat 8,8 mg/dl Tn. J dan Ny.K mengatakan belum paham dengan penyakit Asam Urat, pencegahan dan penanganannya. Hasil inspeksi rumah kelaurga Tn.J ada ventilasi tidak ada plafon. DATA



DIAGNOSIS KEPERAWATAN



NOC



39



NIC



Kode



diagnosis



Kode



Hasil



Kode



intervensi



Data pendukung masalah keluarga dengan Gout Atritis (Asam Urat)  Keluarga Tidak mengetahui tentang akibat dari penyakit Ny. K jika tidak diobati.  Keluarga mengatakan tidak mengetahui mengenai penyakit Ny. K  keluarga Nampak bingung ketika di tanyai mengenai penyakit Ny. K



10021994 Defisiensi Pengetahuan



Keluarga mampu mengenal masalah : 1602



Pengetahuan tentang proses penyakit



Kemampuan memutuskan tindakan dan keyakinan keluarga untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan Kepercayaan mengenai kesehatan : merasakan 2202 Kemampuan melakukan : Berpartisipasi dalam memutuskan perawatan kesehatan 2609 Partisipasi keluarga dalam perawatan professional



40



5602



Keluarga mampu mengenal masalah  Pengajaran : proses penyakit 1. kaji tingkat pengetahuan terkait dengan proses penyakit 2. Diskusikan gaya hidup yang diperlukan untuk mencegah komplikasi 3. Edukasi keluarga tentang proses penyakit 4. Diskusikan pilihan terapi



atau penanganan 3.6.



IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J DEFISIENSI PENGETAHUAN



Kunjungan 1



Kunjungan 2



Kunjungan 3



Kunjngan 4



Tanggal



Tanggal



Tanggal



Tanggal



03/11/2020 1. Mengkaji tingkat pengetahuan terkait dengan proses penyakit 2. Mendiskusikan gaya hidup yang diperlukan untuk mencegah komplikasi



15/11/2020 1. Mengedukasi keluarga tentang proses penyakit 2. Mendiskusikan pilihan terapi atau penanganan



S :



S:



 Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang akibat dari penyakit Ny. K jika tidak diobati.  Keluarga mengatakan tidak mengetahui mengenai penyakit Ny.K



 keluarga mengatakan iya, saya sudah mengerti,  Keluarga mengatakan sudah mengetahui cara pencegahannya



O : keluarga bertanya tentang kondisi keadaan Ny. K



O : tampak keluarga belum mempraktekkan apa yang diajarkan



A : defisiensi pengetahuan belum teratasi



A : defisiensi pengetahuan belum teratasi



41



P : intervensi di lanjutkan, 1,2,3



P : intervensi di lanjutkan 1,2,3



42



BAB IV PEMBAHASAN 1.1.



PROSES KEPERAWATAN Selama melaksanakan asuhan keperawatan keluarga Tn. J pada klien Ny.K dengan Gout Atritis (Asam Urat) di RT 02/RW 02 Kampung Holtekam Distrik Muara Tami dari tanggal 05 Oktober 2020, sampai 28 November 2020 penulis dapat mengetahui bahwa asuhan keperawatan keluarga dalam penerapannya secara komprehensif yaitu bio, psiko, social dan spiritual serta perbandingaan antara teori dan kasus nyata di lapangan sebagai berikut:



4.1.1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Pengkajian merupakan cara awal bagi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan, dimulai dari pegumpulan data, melakukan pengelompokkan data subjektif dan objektif yang kemudian dikaitkan antara masalah satu dengan masalah yang lain sehingga didapatkan masalah yang dihadapi klien. Proses pengkajian pada Ny. K dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2020 di RT. 02/RW. 02 Kampung Holtekam Distrik Muara Tami, penulis menemukan adanya keluhan utama yaitu kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit Gout Atritis (Asam Urat).yaitu Ny. K Menyatakan sering merasa nyeri, kesemuta, dipergelengan kaki dan tangan Ny. K menyatakan susah tidur dan sering terbangun pada saat tidur dikarenakan nyeri. Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Awal Bros Batam, dr. Ani Yeo, SpPD menyatakan kadar normal asam urat dalam darah 7,0 sampai 7,2 mg/dl bagi laki laki , dan 5,7 sampai 6,7 mg/dl pada perempuan. Dalam keadaan yang melebihi normal itu, maka terbentuk kristal monosodium urat yang mengerap di sendi. Hal ini yang menyebabkan timbulnya nyeri sendi dan pembengkakan, kesemutan pada penderita.



43



Berdasarkan ulasan diatas, Ny. K memiliki kesesuaian dengan teori yaitu sama-sama muncul pada keluhan utamanya, Nyeri dan hasil tes gout atritis ( asam urat) 8,8 mg/dl serta klien sulit tidur malam dan sering terbangun



pada malam hari karena nyeri Kurangnya



pengetahuan keluarga tentang kesehatan dapat menjadi masalah serius karena keluarga tidak dapat menjalankan 5 tugas keluarga oleh sebab itu perlu di lakukan edukasi pada keluarga. Sehingga dengan pemberian pendidikan kesehatan mampu memberikan pengertian dan pemahan tentang penyakit Gout Atritis ( Asam Urat). 1.1.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Dari hasil pengkajian individu dan keluarga di dapat diagnosis Nyeri, gangguan pola tidur dan kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah penyakit Gout Atritis ( Asam Urat). Penulis menegakkan diagnosa ini karena pada saat pengkajian penulis mendapatkan data dari Ny K mengatakan Nyeri di kaki dan tangan dan hasil pemeriksaan Gout Atritisn( Asam Urat 8,8 mg/dl, sulit tidur malam dan sering terbangun pada malam hari karena Nyeri serta didukung juga dengan pernyataan keluarga pasien kurang mengetahuai tentang Gout Atritis ( Asam Urat) dan perawatannya. karena pada pengkajian keluarga Tn. J mengatakan kurang mengetahui asam urat karena yang mereka ketahui bawah nyeri di bagian kaki dan tangan. disebabkan karena sudah umur dan karena sering di empang sehingga nyeri. 1.1.3. INTERVENSI Nyeri akut (NANDA, 2012) pada Ny. K Nyeri, gangguan pola tidur dan Kurangnya pengetahuan keluarga tentang dalam mengenal masalah kesehatan dengan keluarga yang menderita gout atritis (Friedman, 2010). Rencana tindakan yang akan penulis lakukan yaitu berikan pendidikan kesehatan mengenai akibat lanjut dari Gout Atritis ( Asama Urat), pengertian, penyebab, tanda dan gejala, makanan yang tidak boleh dimakan dan makanan yang boleh dimakan .tentukan pola tidur / aktifitas klien, jelaskan pentingkanya tidur yang cukup, penyakit, tekanan psikologis, monitor partisipasi dalam kegiatan yang melelahkan selama terjaga untuk mencegah penat yang berlebihan, anjurkan klien



44



untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman yang mengganggu tidur 1.1.4. IMPLEMENTASI Nyeri, gangguan pola tidur Kurangnya pengetahuan keluarga tentang dalam mengenal masalah kesehatan dengan keluarga yang menderita Gout Atritis ( Asam Urat). Tindakan yang telah lakukan yaitu memerikan pendidikan kesehatan mengenai akibat lanjut dari Gout Atritis (Asam Urat) pengertian, penyabab, tanda dan gejala, pencegahan. Dan pemeriksaan efaluasi asam urat. 1.1.5. EVALUASI Tahap evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap proses keperawatan yang telah dilakukan. Dengan kata lain, evaluasi merupakan suatu bentuk perbandingan antara hasil–hasil yang diperoleh dengan kriteria hasil yang telah dibuat sebelumnya pada tahap intervensi. Kegiatan evaluasi meliputi pengkajian status kesehatan keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan keluarga. Sehingga keluarga dapat mengenal tentang penyakit Gout Atritis (Asam Urat) dan perawatan menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi batuk (Priatna, 2014). Kriteria Hasil : Keluarga dan klien mengerti tentang penyakit Gout Atritis (Asam Urat) dan menerapkanya cara pola hidup yang sehat untuk mengurangi kekambuhan. Sehingga, antara fakta dan teori sama yaitu memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penyakit Gout Atritis (Asam Urat) meliputi : pengertian, tanda dan gejala, penyebab,Pencegahan.



45



BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN 5.1.1.



PENGKAJIAN Hasil pengkajian di dapatkan data pada klien Ny. K data yang muncul yaitu Ny. K menyatakan nyeri di pergelengan kaki dan tagang, sulit tidur karena nyeri. Keluarga Tn. J mengatakan kurang mengerti tentang masalah penyakit yang dialami Ny. K



5.1.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Dari hasil pengkajian individu dan keluarga di dapat diagnosis Nyeri, gangguan pola tidur kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah penyakit Gout Atritis (Asam Urat). 5.1.3. PERENCANAAN Rencana tindakan yang akan penulis lakukan yaitu berikan pendidikan kesehatan mengenai akibat lanjut dari Gout Atritis (Asam Urat), pengertian, Penyebab, tanda dan gejala, 5.1.4.



IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Tindakan yang telah lakukan yaitu memerikan pendidikan kesehatan mengenai akibat lanjut dari nyeri Asam Urat pada keluarga Tn.J pengertian, penyabab, tanda dan gejala, Pencegahan Dan pemeriksaan asam urat



5.1.5.



EVALUASI Keluarga dan klien mengerti tentang penyakit Asam Urat dan menerapkanya cara pola hidup yang sehat untuk mengurangi kekambuhan. Sehingga, antara fakta dan teori sama yaitu memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penyakit Asam Urat meliputi : pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan



46



5.1.



Saran 5.2.1 Bagi mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai penambahwawasan dan menjadi acuan penulis khususnya dalam penatalaksanaan



pada



anggota



keluarga



dengan



gangguan



sistemmuskuloskeletal : gout atritis pada asuhan keperawatan keluargalainnya. 5.2.2 Bagi keluarga Tn. J Senantiasa selalu meningkatkan kesehatan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada serta melaksanakan dan membantu asuhan keperawatan yang telah diberikan semaksimal mungkin.



47



DAFTAR PUSTAKA



Depkes R.I., (2018). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006).Profil Kesehatan 2005. Jakarta. Duvall, E.M., (1997), Marriage and Family Development, Philadelphia; J.B. Lippincott Company. Endah, Rika, Nurhidayah. (2008). Ilmu Prilaku Dan Pendidikan Kesehatan Untuk Keperawatan.Jakarta : USU Press. Intansari (2010).Proses Keperawatan: NANDA, NOC & NIC. Penerbit: PT. BukuKita, Jakarta. Misnadiarly.(2008). Penyakit Malaria pada Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer, Jakarta. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi.Jakarta : Salemba Medika. Padila.(2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga.Jogjakarta : Nuha Medika. Rahmawati, dwi& hartono. (2012).Penyakit Malaria. Yogyakarta: Nuha Medika. Slameto.(2006). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudiharto.(2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta:EGC



48



LAMPIRAN 1. Kunjungan : hari senin 03 – 11- 2020



2. Kunjungan : minggu 15 – 11 – 2020 49



50