Fix - Laporan Praktikum V - Spektrometer Prisma Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM FISIKA ATOM



JUDUL PERCOBAAN



: SPEKTROMETER PRISMA



NAMA



: DIANA YUSUF



NIM



: 200821002



KELOMPOK



:I



HARI/TANGGAL PERCOBAAN : JUMAT/18 DESEMBER 2020 ASISTEN



: ISMAH ULYA ANISA AISYAH PUTRI NASUTION



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020



BAB I



PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu mendekati garis normal dan menjauhi garis normal. Cahaya yang dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat melalui medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air. Sedangkan cahaya yang dibiaskan menjauhi garis normal adalah cahaya yang merambat dari medium optik yang lebih rapat ke medium optik yang kurang rapat, contohnya cahaya yang merambat dari dalam air ke udara. Dalam ruang hampa kecepatan cahaya c adalah sama untuk setiap panjang gelombang atau warna cahaya, contohnya adalah kecepatan cahaya biru akan sama dengan kecepatan cahaya merah. Akan tetapi jika sebuah berkas cahaya putih jatuh pada sebuah permukaan prisma kaca dengan membentuk sudut terhadap permukaan tersebut kemudian cahaya tersebut melewati sebuah prisma kaca, maka cahaya putih tersebut akan di uraikan atau di dispersikan menjadi spectrum warna. Dispersi atau penguraian warna terjadi di dalam prisma kaca karena kecepatan gelombang cahaya di dalam prisma berbeda untuk setiap panjang gelombang. Spektrometer merupakan alat yang dipakai untuk mengukur sudut simpangan (devian) suatu berkas cahaya atau mengukur panjang gelombang secara akurat menggunakan kisi difraksi atau prisma, untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda akibat adanya pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi dan hambatan.



1.2 Tujuan



1. Untuk menentukan indeks bias prisma secara praktikum 2. Untuk menentukan kecepatan dari masing-masing spektrum warna yang dibentuk oleh prisma 3. Untuk menentukan panjang gelombang spektrum warna yang dibentuk oleh prisma 4. Untuk membuktikan proses dispersi cahaya pada prisma



BAB II



DASAR TEORI



Sinar putih (polikromatik) adalah campuran berbagai warna. Terurainya warna-warna sinar putih setelah dibiaskan oleh prisma disebabkan oleh berbedanya indeks bias untuk masingmasing warna. Indeks bias warna biru lebih besar daripada indeks bias warna merah sehingga warna biru lebih dibiaskan daripada warna merah. Besar kecil uraian warna oleh suatu prisma dinyatakan dengan apa yang dinamakan dengan dispersi. Pembiasan terjadi karena gelombang memasuki medium yang berbeda dan kecepatan gelombang pada medium awal dan medium yang dimasuki berbeda. Jika arah datang gelombang tidak sejajar dengan garis normal maka pembiasan menyebabkan pembelokan arah rambat gelombang. Gelombang air yang melalui daerah yang lebih dangkal mengalami perubahan kecepatan, sehingga terjadi pembiasan. Cahaya yang bergerak dari udara ke air mengalami pembiasan karena perbedaan kecepatan cahaya di udara dan di air. Pembahasan tentang pembaisan gelombang umumnya difokuskan pada dua medium. Jadi, pembiasan hanya terjadi satu kali. Peroslan ini dapat kita kembangkan untuk mempelajari pembiasan terus menerus pada medium bersusun yang memiliki indeks bias berbeda. Dan lebih lanjut lagi kita dapat kembangkan pembiasan pada medium dengan indeks bias berubah secara kontinu. Cahaya merambat dalam medium berlapis dengan indeks bias berbeda-beda. Lampu yang kalian nyalakan di rumah memancarkan cahaya dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Frekuensi gelombang yang dipancarkan lampu tidak hanya satu, tetapi sangat bervariasi. Apalagi lampu yang warnanya putih seperti lampu tabung, frekuensi gelombang yang Ketika merambat dalam satu medium, kecepatan rambat gelombang umumnya bergantung pada frekuensinya. Contohnya, dalam kaca, kecepatan rambat cahaya makin kecil jika panjang gelombangnya makin kecil. Cahaya warna ungu merambat lebih lambat daripada cahaya warna Jika cahaya putih jatuh pada bidang batas dua medium dengan sudut tertentu, maka gelombang yang masuk ke medium kedua mengalami pembiasan. Perubahan arah rambat cahaya ketika berpindah dari satu material ke material lain disebut pembiasan. Karena fenomena pembiasan ini maka benda lurus yang dimasukkan ke dalam material dengan indeks bias berbeda tampak patah pada bidang tas dua material. Pada sebuah pensil dimasukkan dalam air. Indeks bias air lebih besar daripada udara sehingga cahaya yang berpindah dari udara ke air atau sebaliknya mengalami pembiasan. Akibatnya pensil tampak patah pada bidang batas dua medium. Sebagai pelengkap berkas cahaya datang dari medium dengan indeks bias n1 dengan sudut datang ϴd dan dibiaskan ke dalam material dengan



indeks bias n2 dan sudut bias ϴb. Dari uraian sebelumnya dapat diringkas di sini bahwa syarat terjadinya pembiasan adalah a) Laju cahaya pada kedua medium berbeda b) Arah datang cahaya tidak tegak lurus terhadap bidang pembatas kedua medium Prinsip yang lebih mendasar sehingga cahaya yang mengalami pembiasan memenuhi hukum Snell yaitu cahaya selalu merambat dari suatu titik ke titik lain pada lintsan sedemikian sehingga waktu tempuhnya paling kecil. Jadi peristiwa pembaisan adalah peristiwa ketika cahaya mengambil lintasan dengan waktu termpuh paling kecil. Dari contoh di atas tampak bahwa: a) Jika cahaya datang dari material dengan indeks bias tinggi menuju material dengan indeks bias rendah maka sudut bias lebih besar daripada sudut datang. b) Jika cahaya datang dari material dengan indeks bias rendah menuju material dengan indeks bias tinggi maka sudut bias lebih kecil daripada sudut datang. Pembiasan oleh prisma walaupun rumit, namun fenomena ini sangat penting dalam teknologi spektroskopi untuk menguraikan cahaya putih atas spektrum warna yang berbeda. Setelah melewati prisma maka spektrum warna yang berbeda tersebut merambat ke arah yang berbeda sehingga dapat dipilih salah satu warna yang dinginkan. Penguraian cahaya putih oleh prisma. Setelah meninggalkan prisma maka cahaya yang memiliki panjang geombang berbeda akan merambat dalam arah yang berbeda. Dengan demikian, cahaya yang memiliki panjang gelombang berbeda dapat dipisahkan atau kita dapat memilih cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja.



(Abdullah Mikrajuddin, 2017)



Spektrometer atau spektroskop adalah alat untuk mengukur panjang gelombang secara akurat menggunakan kisi difraksi (atau prisma) untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda. Cahaya dari sumber melewati celah sempit S di "kolimator". Celah berada di titik fokus lensa L, sehingga cahaya paralel jatuh pada kisi. Teleskop yang dapat digerakkan dapat memfokuskan sinar. Tidak ada yang akan terlihat dalam teleskop pengamat kecuali jika ditempatkan pada sudut 6 yang sesuai dengan puncak difraksi (biasanya digunakan urutan pertama) dari panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumber. Garis yang anda lihat dalam spektrometer yang sesuai dengan masing-masing panjang gelombang sebenarnya adalah gambar celah S. Semakin sempit celahnya, semakin sempit namun semakin redup garisnya, dan semakin tepat kita dapat mengukur posisi sudutnya. Jika cahaya mengandung rentang panjang gelombang yang kontinu, maka spektrum kontinu terlihat pada spektroskop. Dalam banyak spektrometer, kisi refleksi digunakan, dan terkadang prisma. Prisma bekerja karena disperse, membengkokkan cahaya dari panjang gelombang yang berbeda ke sudut yang berbeda. Penggunaan spektrometer yang penting adalah untuk identifikasi atom atau molekul. Ketika



gas dipanaskan atau arus listrik dilewatkan, gas tersebut memancarkan spektrum garis karakteristik. Artinya, hanya panjang gelombang diskrit cahaya tertentu yang dipancarkan, dan ini berbeda untuk unsur dan senyawa yang berbeda. Tidak ada yang akan terlihat dalam teleskop pengamat kecuali jika ditempatkan pada sudut 6 yang sesuai dengan puncak difraksi (biasanya digunakan orde pertama) dari panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumber. Sudut 0 dapat diukur dengan akurasi yang sangat tinggi, sehingga panjang gelombang sebuah garis dapat ditentukan dengan akurasi tinggi menggunakan persamaan. d sin 6, m di mana m adalah bilangan bulat yang mewakili ordo, dan d adalah jarak antar garis kisi. Garis yang Anda lihat dalam spektrometer yang sesuai dengan masing-masing panjang gelombang sebenarnya adalah gambar celah S. Semakin sempit celahnya, semakin sempit - namun semakin redup - garisnya, dan semakin tepat kita dapat mengukur posisi sudutnya. Jika cahaya mengandung rentang panjang gelombang yang kontinu, maka spektrum kontinu terlihat pada spektroskop. Dalam banyak spektrometer, kisi refleksi digunakan, dan terkadang prisma. Prisma bekerja karena dispersi (Bagian 24-4), membengkokkan cahaya dari panjang gelombang yang berbeda ke sudut yang berbeda. (Prisma bukanlah perangkat linier dan harus dikalibrasi) Penggunaan spektrometer yang penting adalah untuk identifikasi atom atau molekul. Ketika gas dipanaskan atau arus listrik dilewatkan, gas tersebut memancarkan spektrum garis karakteristik. Artinya, hanya panjang gelombang diskrit cahaya tertentu yang dipancarkan, dan ini berbeda untuk unsur dan senyawa yang berbeda. Spektrum garis untuk sejumlah elemen dalam keadaan gas. Spektrum garis terjadi hanya untuk gas pada suhu tinggi dan tekanan serta kepadatan rendah. Cahaya dari benda padat yang dipanaskan, seperti filamen bola lampu, dan bahkan dari benda gas padat seperti Matahari, menghasilkan spektrum kontinu yang mencakup berbagai panjang gelombang.



Gambar 24-28 juga menunjukkan "spektrum kontinu" Matahari, yang



mengandung sejumlah garis gelap (hanya yang paling menonjol yang ditampilkan), yang disebut garis absorpsi. Atom dan molekul dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang yang sama saat memancarkan cahaya. Garis absorpsi Matahari disebabkan oleh penyerapan atom dan molekul di atmosfer luar Matahari yang lebih dingin, serta oleh atom dan molekul di atmosfer bumi. Garis mengungkapkan bahwa setidaknya dua pertiga dari semua elemen hadir di atmosfer Matahari. Kehadiran unsur-unsur di atmosfer planet lain, di ruang antarbintang, dan di bintang juga ditentukan dengan spektroskopi. Spektroskopi berguna untuk menentukan keberadaan jenis molekul tertentu dalam spesimen laboratorium yang analisis kimianya sulit dilakukan. Misalnya, DNA biologis dan berbagai jenis protein menyerap cahaya di daerah spektrum tertentu (seperti di UV). Bahan yang akan diperiksa, yang sering kali berbentuk larutan, ditempatkan dalam berkas cahaya monokromatik yang panjang gelombangnya dipilih



dengan sudut penempatan prisma atau kisi difraksi. Jumlah absorpsi, dibandingkan dengan larutan standar tanpa spesimen, dapat mengungkapkan tidak hanya keberadaan jenis molekul tertentu, tetapi juga konsentrasinya. Emisi dan penyerapan cahaya juga terjadi di luar bagian spektrum yang terlihat, seperti di daerah UV dan IR. Kaca menyerap cahaya di daerah ini, jadi kisi-kisi refleksi dan cermin (sebagai pengganti lensa) digunakan. (Giancoli Douglas C, 2005) Spektrofotometer terdiri atas spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan untuk atau yang diabsorpsi. Spektrofotometer tersusun atas sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbs antara sampel dan blangko ataupun pembanding. Spektrofotometer Uv-Vis merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat dan sinar tampak dengan memakai instrumentasi spektrofotometer. Spektrofotometer Uv-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri Uv-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif ketimbang kualitatif. Spektrofotometer Uv-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan , gas atau uap. Instrumen yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut “spektrometer” atau spektrofotometer. Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi: 1. Sumber tenaga radiasi yang stabil, sumber yang biasa digunakan adalah lampu wolfarm. 2. Monokromator untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. 3. Sel absorpsi, pada pengukuran di daerah tampak menggunakan kuvet kaca atau kuvet kaca corex, tetapi untuk pengukuran pada UV menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. 4. Detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat. Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet dan visibel tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra ultraviolet dan visibel dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga elektronik. Disebabkan karena hal ini, maka serapan radiasi ultraviolet atau terlihat sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik. Transisi-transisi tersebut biasanya antara orbital pasangan bebas dan orbital non ikatan tak jenuh atau orbital anti ikatan. Panjang gelombang serapan adalah merupakan ukuran dari pemisahan tingkatan-tingkatan tenaga dari orbital-orbital yang bersangkutan. (Noviyanto Fajrin, 2020)



BAB III



METODOLOGI PERCOBAAN



3.1 Peralatan Dan Fungsi



1. Spektrometer Fungsi: Alat untuk mengamati spektrum cahaya Terdiri dari: a. Teleskop Fungsi: untuk mengamati spektrum warna yang terjadi b. Kolimator Fungsi: Untuk memfokuskan atau mensejajarkan cahaya dari lampu pijar c.



Meja Prisma



Fungsi: sebagai tempat untuk meletakkan prisma d.



Meja skala



Fungsi: untuk membaca besar sudut yang dibentuk oleh spektrum warna 2. Tabung Lampu Fungsi : Sebagai tempat lampu pijar 3. Lampu Pijar Fungsi: Sebagai sumber cahaya 4. Prisma Fungsi: Untuk menguraikan cahaya menjadi spektrum warna yang berasal dari lampu pijar 5. Statif Fungsi: Sebagai penyangga lampu pijar dan tabung lampu 6. Kabel Penghubung Fungsi: Sebagai penghubung lampu pijar ke sumber PLN 7. Lup (kaca pembesar) Fungsi: Sebagai alat untuk memperjelas skala yang akan dibaca pada spektrometer



3.2 Prosedur Percobaan



1. Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan 2. Menyusun peralatan 3. Mensejajarkan kolimator dengan celah lampu tabung 4. Memasang lampu pijar pada tabung lampu 5. Menghubungkan lampu pijar ke sumber PLN 6. Mencari sinar yang terbentuk secara vertikal yang disejajarkan dengan kolimator 7. Membaca skala sebagai θ standart 8. Meletakkan prisma pada meja prisma 9. Meneropong dan digeser ke kiri atau ke kanan untuk mencari spektrum warna yang didispersikan oleh prisma 10. Membaca skala pada spektrometer 11. Menentukan harga deviasi standart 12. Menghitung sudut yang ditunjukkan pada skala spektrometer dan dicatat data percobaan pada data kertas percobaan 13. Menentukan harga deviasi standar Harga Deviasi = |𝜃1 − 𝜃2 | dimana :𝜃1 adalah sudut deviasi standart 𝜃2 adalah sudut deviasi dari spektrum warna



14. Mengembalikan semua peralatan ketempat semula



3.3 Gambar Percobaan



(Terlampir)



BAB IV



HASIL DAN ANALISA



4.1 Data Percobaan Lampu pijar (λ = 4.916 x 10-7) Sudut Deviasi standart (θ standar) = 213.135°



Warna



Sudut deviasi warna (𝜃)



𝛿𝑚= θstandar- θ



Merah



186.110°



27.025°



Kuning



185.725°



27.410°



Biru



185.375°



27.760°



Medan, 18 Desember 2020 Asisten



(Anisa Aisyah Putri Nst)



Praktikan



( Diana Yusuf )



4.2 Analisa Data 1. Mencari f dari lampu Hg (= 4.916 𝑥 10−7 𝑚 ) 𝑓=



𝑐 3 𝑥 108 = = 6.102 𝑥 1014 𝐻𝑧 𝜆 4.916 𝑥 10−7



2. Mencari indeks bias :



𝑛=



1 2



𝑠𝑖𝑛 (𝛽+𝛿𝑚)



; β = 60o



1 𝑠𝑖𝑛 𝛽 2



Lampu Pijar: 1 2



𝑠𝑖𝑛 (60+27.025)



-



𝑛𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ =



-



𝑛𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 =



-



𝑛𝑏𝑖𝑟𝑢 =



1 𝑠𝑖𝑛 (60) 2 1 2



𝑠𝑖𝑛 (60+27.41) 1 2



𝑠𝑖𝑛 (60) 1 2



𝑠𝑖𝑛 (60+27.76) 1 𝑠𝑖𝑛 (60) 2



=



𝑠𝑖𝑛 43.512



= =



0.688



= 0.500 = 1.376



𝑠𝑖𝑛 30 𝑠𝑖𝑛 43.705 𝑠𝑖𝑛 30



𝑠𝑖𝑛 43.88 𝑠𝑖𝑛 30



0.690



= 0.500 = 1.380 0.693



= 0.500 = 1.386



3. Menghitung kecepatan lampu : 𝑣=



𝑐 𝑛



Lampu Pijar: 3 𝑥 108



- 𝑣𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ =



1.376



- 𝑣𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 = - 𝑣𝑏𝑖𝑟𝑢 =



3 𝑥 108 1.380



3𝑥108 1.386



= 2.180 𝑥 108 𝑚𝑠 −1 = 2.173 𝑥 108 𝑚𝑠 −1



= 2.164 𝑥 108 𝑚𝑠 −1



4. Menghitung panjang gelombang spektrum warna praktik : 𝑣



𝜆 = ; fPijar = 6.100 x 1014 Hz 𝑓



Lampu Pijar: 2.180 𝑥 108



-



𝜆𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ = 6.100 𝑥 1014 = 3.573 𝑥 10−7 𝑚



-



𝜆𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 = 6.100 𝑥 1014 = 3.562 𝑥 10−7 𝑚



-



𝜆𝑏𝑖𝑟𝑢 = 6.100 𝑥 1014 = 3.547 𝑥 10−7 𝑚



2.173 𝑥 108



2.164 𝑥 108



5. Mencari % deviasi dari masing-masing spektrum warna : % Deviasi = |



𝜆𝑡 − 𝜆𝑝 𝜆𝑡



| 𝑥100%



Merah (𝜆𝑡 = 6.850 𝑥 10−7 𝑚): - % Deviasi = |



6.850 𝑥 10−7 − 3.573 𝑥 10−7 6.850 𝑥 10−7



| 𝑥 100% = 47.839 %



Kuning (𝜆𝑡 = 5.800 𝑥 10−7 𝑚) - % Deviasi = |



5.800 𝑥 10−7 − 3.562 𝑥 10−7 5.800 𝑥 10−7



| 𝑥 100% = 38.586



Biru (𝜆𝑡 = 4.725 𝑥 10−7 𝑚): - % Deviasi = |



4.725 𝑥 10−7 − 3.547 𝑥 10−7 4.725 𝑥 10−7



| 𝑥 100% = 24.931 %



BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan



1. Indeks bias prisma pada lampu pijar secara praktikum: -



1 2



𝑠𝑖𝑛 (60+27.025)



𝑛𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ =



1 𝑠𝑖𝑛 (60) 2



-



𝑛𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 =



-



𝑛𝑏𝑖𝑟𝑢 =



1 2



𝑠𝑖𝑛 (60+27.41) 1 2



𝑠𝑖𝑛 (60) 1 2



𝑠𝑖𝑛 (60+27.76) 1 𝑠𝑖𝑛 (60) 2



=



= =



𝑠𝑖𝑛 43.512



0.688



= 0.500 = 1.376



𝑠𝑖𝑛 30 𝑠𝑖𝑛 43.705 𝑠𝑖𝑛 30



𝑠𝑖𝑛 43.88 𝑠𝑖𝑛 30



0.690



= 0.500 = 1.380 0.693



= 0.500 = 1.386



2. Kecepatan dari masing – masing spectrum warna yang dibentuk oleh prisma: - 𝑣𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ = - 𝑣𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 = - 𝑣𝑏𝑖𝑟𝑢 =



3 𝑥 108 1.376 3 𝑥 108 1.380



3𝑥108 1.386



= 2.180 𝑥 108 𝑚𝑠 −1 = 2.173 𝑥 108 𝑚𝑠 −1



= 2.164 𝑥 108 𝑚𝑠 −1



3. Panjang gelombang yang dibentuk oleh spektrum warna: 2.180 𝑥 108



• 𝜆𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ = 6.100 𝑥 1014 = 3.573 𝑥 10−7 𝑚 2.173 𝑥 108



• 𝜆𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 = 6.100 𝑥 1014 = 3.562 𝑥 10−7 𝑚 2.164 𝑥 108



• 𝜆𝑏𝑖𝑟𝑢 = 6.100 𝑥 1014 = 3.547 𝑥 10−7 𝑚 4. Cahaya yang sejajar kemudian masuk ke sebuah prisma. Disini, proses cahaya mengalami dispersi atau peristiwa penguraian cahaya. Sebuah lensa dari teleskop memfokuskan cahaya dicelah keluar. Hanya satu warna cahaya yang dapat melewati celah ini dalam satu waktu. Oleh karena itu, teleskop harus diputar untuk membawa warna-warna lain masuk kedalam celah keluar dan membaca seluruh spektrum warna. Skala yang berbentuk lingkaran mencatat sudut prisma sehingga panjang gelombang cahaya dapat ditentukan.



5.2 Saran



1. Dalam pratikum online,sebaiknya praktikan lebih aktif lagi dan antusias dalam proses praktikum ini. 2. Dalam praktikum online, sebaiknya asisten laboratorium fisika atom lebih semangat lagi dalam menyampaikan materi praktikum yang dibawakan kepada praktikan. 3. Dalam praktikum online, Sebaiknya praktikan harus menguasai, mempelajari dan memahami judul percobaan yang akan dimasuki dan harus lebih fokus saat melihat video praktikum yang telah diberikan.



DAFTAR PUSTAKA



Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung Halaman: 606, 611, 644, 645, 704, 705, 706, 709, 724, 725



Giancoli, Douglas C. 2005. Physic Principle With Application. 6 th Ed. United States of America : Pearson Education, Inc Pages : 678 – 679 Noviyanto, Fajrin. 2020. Penetapan Kadar Ketoprofen dengan Metode Spektrofotometri UVVis. Bandung: Media Sains Indonesia Halaman: 5,7-8



Medan , 18 Desember 2020 Asisten,



(Anisa Aisyah Putri Nst)



Praktikan,



(Diana Yusuf)



LAMPIRAN



NAMA



: DIANA YUSUF



NIM



: 200821002



KELOMPOK



:I



JUDUL



: SPEKTROMETER PRISMA



TUGAS PERSIAPAN



1. Tuliskan hukum Snellius tentang proses pembiasan! ➢



Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar







Perbandingan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda merupakan bilangan tetap







Jika sinar datang dari medium kurang rapat kemedium lebih rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal ini berarti sudut bias lebih kecil daripada sudut datangnya (r < i)







Jika sinar datang dari medium ke lebih rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Jadi, sudut datang lebih kecil dari sudut bias ( I < r)







Jika sinar datang tegak lurus batas dua medium, maka sinar tidak dibiaskan melainkan diteruskan.



2. Jelaskan tentang dispersi cahaya dalam medium dispersive! ➢



Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi komponen komponen warna yang terbentuk adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Disperse terjadi akibat adanya perbedaan kelajuan masing masing gelombang pada saat melewati medium pembiasan.



3. Jelaskan proses terjadinya pelangi! ➢



Pelangi terjadi karena pembiasan cahaya. Cahaya matahari yang melewati sebuah tetsan hujan, akan dibiasakan melewatinya dari proses pembiasan ini memisahkan cahaya putih menjadi warna spectrum ketika warna sinar matahari membentuk hujan, sinar tersebut berubah arah (dibiaskan) oleh air diudara. Adanya pernedaan panjang gelombang dan perbedaan sudut karena sinar matahari meyebar dan terpisah. Ternyata ada sinar matahari yang memantul kembali atau lebih tepatnya dipantulkan. Sinar matahari kembali menembus hujan. Cahaya tersebut dibiaskan



kembali. Kemudian warna warna itu memantul kebelakang tetesan hujan yang akibatnya cahaya tampak melengkung menjadi pelangi. 4. Tuliskan kecepatan dari masing masing spectrum warna! ➢



Ungu



= 225.384 x 103 m/s – 355.050 x 103 m/s







Biru



= 272.700 x 103 m/s – 330.103 x 103 m/s







Hijau



= 260.370 x 103 m/s – 345.420 x 103 m/s







Kuning = 289.550 x 103 m/s – 310.340 x 103 m/s







Jingga



= 286.528 x 103 m/s – 314.950 x 103 m/s







Merah



= 248.000 x 103 m/s – 363.000 x 103 m/s



5. Tuliskan panjang gelombang dari masing masing spectrum warna ➢



Ungu



= 380 – 450 nm







Biru



= 450 -495 nm







Hijau



= 495 -570 nm







Kuning = 570 -590 nm







Jingga



= 590 -620 nm







Merah



= 620 – 750 nm



NAMA



: DIANA YUSUF



NIM



: 200821002



KELOMPOK



:I



JUDUL



: SPEKTROMETER PRISMA



RESPONSI



1.



Apa yang dimaksud dengan spektrometer? Spektrometer adalah Alat optik yang digunakan untuk mengamati dan mengukur sudut deviasi cahaya datang karena pembiasan dispersi.



2.



3.



Tuliskan panjang gelombang dari spektrum warna! ➢ Ungu



= 380 – 450 nm



➢ Biru



= 450 -495 nm



➢ Hijau



= 495 -570 nm



➢ Kuning



= 570 -590 nm



➢ Jingga



= 590 -620 nm



➢ Merah



= 620 – 750 nm



Tuliskan pengertian dispersi! Dispersi adalah fenomena terurainya cahaya putih (Polikromatik) menjadi cahaya berwarna- warni (monokromatik). Fenomena ini disebabkan oleh perbedaan indeks bias pada masing- masing cahaya. Cahaya polikromatik yang dilewatkan pada prisma akan terurai sehingga menghasilkan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.



4.



Tuliskan hukum snellius tentang pembiasan pada 3 keadaan! ➢ Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal ini berarti sudut bias lebih kecil daripada sudut datangnya (r < i) ➢ Jika sinar datang dari medium ke lebih rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Jadi, sudut datang lebih kecil dari sudut bias ( I < r) ➢ Jika sinar datang tegak lurus batas dua medium, maka sinar tidak dibiaskan melainkan diteruskan.