Form Sop HT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TATALAKSANA HIPERTENSI ESENSIAL No. Dokumen



SOP 1



UPTD PUSKESMAS PERAWATAN KARIANGAU 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi



5. Prosedur / Langkah-langkah



No. Revisi TanggalTerbit Halaman



: 440 / no – SOP/ PKM - KRU : : : dari 2



Ttd Ka Puskesmas



Mira Firdayanti NIP.197803272011012002



Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Sebagai acuan penegakan diagnosis dan tatalaksana hipertensi esensial SK Kepala Puskesmas ......................... Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. a. Anamnesis Keluhan Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala. Keluhan hipertensi antara lain: 1. Sakit atau nyeri kepala 2. Gelisah 3. Jantung berdebar-debar 4. Pusing 5. Leher kaku 6. Penglihatan kabur 7. Rasa sakit di dada Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi. Faktor Risiko Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi: 1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)



2. Konsumsi alkohol berlebihan 3. Aktivitas fisik kurang 4. Kebiasaan merokok 5. Obesitas 6. Dislipidemia 7. Diabetus Melitus 8. Psikososial dan stres b. Pemeriksaan Fisik 1. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi komplikasi hipertensi ke organ lain. 2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII. 3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan ronki). Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII) Klasifikasi



TD Sistolik



TD Diastolik



Normal



< 120 mmHg



< 80 mm Hg



Pre-Hipertensi



120-139 mmHg



80-89 mmHg



Hipertensi stage -1



140-159 mmHg



80-99 mmHg



Hipertensi stage -2



≥ 160 mmHg



≥ 100 mmHg



Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan terapi farmakologis.



Page 2 of 6



Terapi farmakologis hipertensi tanpa compelling indication a. Hipertensi stage 1 Dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, atau pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5- 50 mg/hari), atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi. b. Hipertensi stage2 Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan penghambat ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium. c. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi diatas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari. Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai. Terapi farmakologis hipertensi dengan compelling indication



a. Lanjut Usia i.Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari. ii.Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta. b. Kehamilan i. Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis kalsium, vasodilator. ii. Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan selama kehamilan.



Page 3 of 6



Konseling dan Edukasi 1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obatobatan yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari. 2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan. 3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang disarankan meskipun tak ada gejala. 4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali.



Page 4 of 6



6. Bagan Alir



Page 5 of 6



7. Hal-hal yang perlu diperhatikan



Kriteria Rujukan 1. Hipertensi dengan komplikasi 2. Resistensi hipertensi 3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah sistol >180)



8. Unit terkait



-



9. Dokumen terkait



-



10. Rekaman



No



Yang diubah



Isi perubahan



Tanggal mulai diberlakukan



historis perubahan



Page 6 of 6