22 0 1 MB
No. Dokumen:
Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
DOKUMEN RANCANGAN PENGEMBANGAN PRODUK ATROFATE® AMPUL
19DRP.VI.A2-16324 Tanggal Pengesahan:
Disusun Oleh ForDev Scientist
PackDev Scientist
Hanylia Hamzi N11116324
Sherly Afrilia N11116521
ProsDev Scientist
AnDev Scientist
Nurul Indah Sari N11116529
A. Hesty Purnama Sari N11116506
Diseujui Oleh Asisten
Dosen Instruktur Laboratorium
Emilia Utomo, S.Si., Apt.
Achmad Himawan
PT. Shai Farma Makassar-Indonesia
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 1 Identitas Produk No.
Item
Uraian
1
Nama Produsen
PT Shai-Farma
2
Nama Produk
Atrofate® Ampul
3
Kandungan Bahan Aktif
Atropin Sulfat
4
Kekuatan Sediaan
2 mg/5 mL
5
Nomor Registrasi
DKL1900100143A1
6
Indikasi Sediaan
Digunakan untuk pasien keracunan organofosfat
7
Golongan Obat
Antimuskarinik/Parasimpatolitik/Antikolinergik
Bagian 2 Quality Target Product Profile (QTPP) No.
Target
1
Bentuk Sediaan
Injeksi
2
Desain sediaan
Ampul
3
Rute Pemberian
Intravena
4
Kekuatan Sediaan
2 mg/5 mL
5
Farmakokinetika
6
Stabilitas
7
Paraf & Inisial
Elemen QTPP
Wadah Primer
Atropin mudah dibersihkan dari darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, melintasi bloodbrain barrier. Atropin tidak sepenuhnya dimetabolisme pada hati dan diekskresi melalui urin sebagai metabolit yang tidak berubah. Stabil pada penyimpnan 15-30˚C Gelas tipe 1
Justifikasi Sesuai dengan indikasi yang diinginkan Sesuai dengan indikasi dan pelepasan obat yang diinginkan Sesuai dengan rute administrasi dari bentuk dan desain sediaan Sesuai dengan dosis bahan aktif dengan indikasi yang diinginkan
Sesuai dengan farmakokinetika dari bahan aktif
Sesuai dengan stabilitas dari bahan aktif Wadah gelas tipe 1 mengandung borosilikat yang dapat di gunakan untuk sediaan parenteral yang bersifat asam dan netral
Halaman2dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 3 Quality Attribute (Drug Product) No.
Quality Attribute
Target
Pemerian
Cairan
Bau 1
Atribut Fisik
Berbau khas
Warna
Tidak berwarna
Rasa
-
Bobot
2 mg/5 mL
Justifikasi Sesuai dengan bentuk dan desain sediaan yang diinginkan Sesuai dengan bahan aktif dan bahan tambahan yang digunakan Sesuai dengan bahan aktif dan bahan tambahan yang digunakan Sesuai dengan kekuatan sediaan yang diinginkan
Dimensi
Paraf & Inisial
2
Identifikasi
Waktu retensi dari puncak utama dari larutan sampel sesuai dengan yang dari larutan sampel
3
Assay
93,0% -107,0%
Sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi V
4
Keseragaman Kandungan
Injeksi Atropin Sulfat mempunyai kandungan tidak kurang dari 93% dan tidak lebih dari 107% yang tertera pada etiket
Sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi IV
5
Impurities
-
6
pH
3.0 – 6,5
7
Viskositas
1 -100 cps
8
Volume Terpindahkan
1–2µ
9
Sterilitas
Steril
10
Endotoksin
11
Partikel Sub-visibel
12
Osmolaritas
13
Kerapatan
Tidak lebih dari 55,6 unit endotoksin FI oer mg atropine sulfate Jumlah rata-rata partikel yang dikandung tidak lebih dari 10.000 tiap wadah yang setara atau lebih besar dari 10 µm diameter sterik dan tidak lebih dari 1000 tiap wadah sama atau lebih besar dari 25 µm diameter sferik efektif Osmolaritas ideal injeksi Natrium Klorida 0,9% adalah 9/58,4 x 2 x 1000 = 308 miliosmol per liter
Sesuai dengan persyaratan yang tertera pada USP 39
Sesuai dengan pH injeksi Atropin Sulfat pada persyaratan yang tertera pada USP 32 Sesuai dengan spesifikasi viskositas pada PDF Disperse System Sesuai dengan spesifikasi injeksi pada PDF Disperse System Sesuai dengan tujuan penggunaan sedian ampul Sesuai dengan persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi V
Sesuai dengan persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV
Sesuai dengan persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV
-
Halaman3dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324
14
Paraf & Inisial
Integritas Wadah
Botol kaca tipe 1
Sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV
Halaman4dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 4 Rancangan Formula Tiap 5 ml sediaan mengandung Atropin Sulfat NaCl NaOH/HCl API
2 mg 0,9% q.s add 100%
Bagian 5 Dasar Formulasi
A. Dasar Pembuatan Sediaan 1. Sediaan parenteral merupakan sediaan yang dimaksudkan untuk injeksi kulit atau jaringan eksternal lainnya, sehingga zat aktif dapat langsung menuju pembuluh darah, organ, jaringan atau luka. Sediaan parenteral memiliki keuntungan yakni efek terapeutik dan sistem penghantaran yang cepat dan terpercaya, serta langsung menuju ke organ target (Encyclopedia : 1001-1002). 2. Sediaan parenteral merupakan sediaan yang esensial pada obat yang memiliki bioavailabilitas yang buruk, dapat digunakan pada pasien yang kehilangan kesadaran serta pasien dengan mual dan muntah yang tidak dapat dikontrol. Sediaan parenteral yang dapat memberi respon fisiologis yang cepat dapat digunakan bagi pasien yang mengalami asma, gagal jantung dan syok anafilaksis (Fastrack : 106-107). 3. Sediaan parenteral meliputi rute intravena, di mana rute intravena lebih disukai sebab tidak adanya penundaan dalam absorbsi obat untuk mencapai sirkulasi. Sediaan ini lebih dipilih untuk menangani pasien yang mengalami keadaan darurat untuk membutuhkan penangan yang cepat (Remington : 1157) 4. Injeksi merupakan sediaan parenteral farmasi yang diberikan melalui lapisan kulit. Rute injeksi dapat diberikan pada keadaan di mana saluran gastrointestinal tidak dapat digunakan. respon farmakologis dari sediaan injeksi lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan sediaan oral (Scoville :283) B. Dasar Pemilihan Bahan Aktif dan Kekuatan Sediaan A. Dasar Pemilihan Bahan Aktif 1. Atropin sulfat merupakan alkaloid golongan antimuskarinik dengan aksi sentral maupun periferal. Atropin awalnya menstimulasi lalu menekan CNS dan mempunyai aktivitas antispasmodik pada otot halus, serta mereduksi sekresi, khususnya sekresi saliva dan sekresi bronkial. Oleh karena itu, atropin biasanya digunakan untuk mengatasi pasien dengan keracunan pestisida organofosfat, overdosis obat-obat antikolinesterase atau parasimpatomimetik seperti neostigmine, dan gas kimia yang mengganggu sistem saraf (Martindale : 1220-1221). 2. Atropin sulfat menangani kasus keracunan pestisida serta gas beracun dengan mengaktivasi kembali kolinesterase untuk melawan efek muskarinik yang dihasilkan oleh senyawa antikolinesterase tersebut. Selain itu, atropin sulfat juga memiliki banyak kegunaan seperti dapat digunakan pada saat operasi untuk mencegah salivasi, mengatasi pesien bradikardi, serta resusitasi jantung-paru (AHFS : 6894-6895). 3. Obat-obat antikolinesterase yang memberikan efek nikotinik dan muskarinik dapat mengancam jiwa. Untuk menangani hal tersebut, maka diberikan obat yang dapat melawan efek muskarinik
Paraf & Inisial
Halaman5dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 dan nikotinik, seperti senyawa tersier amin, yakni atropin yang lebih disukai dibanding obat lainnya (Katzung : 161). B. Dasar Pemilihan Kekuatan Sediaan 1. Atropin sulfat merupakan obat yang dapat mengatasi keracunan zat-zat organofosfat serta gas beracun yang dapat mempengaruhi sistem saraf. Dalam pengobatan hal tersebut, atropin sulfat digunakan secara intravena maupun intramuskular dengan dosis 2 mg setiap 10 sampai 30 menit sampai efek muskarinik menghilang (Martindale : 1221) 2. Sediaan atropin sulfat untuk menangani pasien dengan toksisitas muskarinik yang dihasilkan oleh senyawa antikolinestrease seperti pestisida organofosfat biasanya digunakan dengan dosis 1-2 mg, yang diberikan melalui intravena. Dalam kasus keracunan senyawa antikolinesterase tersebut, penambahan 2 mg atropin sulfat dalam bentuk injeksi mungkin dapat dilakukan setiap 5-60 menit sampai efek muskarinik menghilang (AHFS : 6900). 3. Atropin sulfat dalam dosis yang besar dapat melawan efek muskarinik dari senyawa antikolinesterase. Atropin sulfat sebanyak 1-2 mg dapat diberikan secara intravena setiap 5-15 menit sampai efek mulai timbul, seperti mulut kering (Katzung : 161) C. Dasar Pemilihan Bahan Tambahan Adjust pH NaOH/HCl 1. Salah satu komponen untuk sediaan parenteral adalah agen pengatur pH. Agen pengatur pH dibutuhkan untuk mencapai kenyamanan pasien dengan menurunkan rasa sakit dan iritasi pada jaringan dengan menambahkan bahan yang dapat membuat larutan isotonis atau mendekati pH fisiologis (Remington : 803) 2. Pada suatu sediaan, dibutuhkan adjuster pH untuk mencapai kestabilan dari bahan aktif, contohnya NaOH dan HCl. Sebagai adjuster, NaOH digunakan pada produk cair sebagai alkalinizing agent, sedangkan HCl digunakan pada produk cair sebagai acidifying agent (Ansel : 128). 3. Spesifikasi sediaan untuk injeksi atropin sulfat adalah 3-6,5, sehingga dibutuhkan suatu agen yang dapat mengatur pH tersebut. NaOH dan HCl digunakan secara umum pada suatu produk sebagai adjuster untuk mencapai pH yang diinginkan dalam suatu sediaan (USP 32: 309; Encyclopedia : 2212). API (Aqua Pro Injeksi) 1. Salah satu komponen pada sediaan parenteral adalah pelarut atau solvent. Aqua Pro Injeksi merupakan pelarut yang sering digunakan pada sediaan parenteral. Aqua Pro Injeksi merupakan air yang telah disterilkan, tidak mengandung antimikroba dan bebas dari pirogen (Encyclopedia : 1006) 2. Sediaan parenteral dalam rute intravena harus menggunakan air yang bebas dari pirogen sebab langsung memasuki pembuluh darah. Aqua Pro Injeksi lebih steril dibandingkan air lainnya sebab produk akhir air ini telah mengalami proses sterilisasi dengan metode panas (Lachman : 1295). 3. Air merupakan bahan yang aman untuk digunakan dalam formulasi farmasi. Selain itu, bahan aktif yang digunakan yakni atropin sulfat memiliki kelarutan yang baik di dalam air yakni larut dalam kurang dari 1 bagian air (Excipient : 766 ; Martindale : 1219). NaCl 1. Salah satu komponen pada sediaan steril adalah agen tonisitas. Agen tonisitas yang sering digunakan pada sediaan steril adalah elektrolit sederhana, seperti natrium klorida. Agen tonisitas biasanya ditambahkan terakhir setelah semua bahan dimasukkan untuk mencapai keadaan isotonis (Encyclopedia : 1275). 2. Cairan tubuh, termasuk darah dan air mata mempunyai tekanan osmotik yang setara dengan NaCl 0,9 %. Oleh karena itu, NaCl dengan konsentrasi 0,9 % dapat dikatakan isosmotik, atau mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan cairan fisiologis (Ansel : 534). Paraf & Inisial
Halaman6dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 3. Secara ideal sediaan parenteral meliputi pemberian intravena harus isotonis untuk menghindari kerusakan yang potensial. Setelah dihitung, tonisitas dari sediaan yang akan dibuat memiliki keadaan hipotonik, di mana keadaan hipotonis sel darah merah dapat mengalami pembengkakan akibat air yang masuk dan dapat mengalami hemolisis. Keadaan hipotonis biasanya diatasi dengan penambahan agen yang dapat menaikkan tekanan osmotik, seperti natrium klorida (Fastrack : 121) D. Dasar Pemilihan Bahan Kemas Primer 1. Wadah gelas umumnya digunakan pada sediaan farmasi sebab memiliki mutu perlindungan yang unggul, ekonomis, tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, bersifat inert secara kimiawi, tidak permeabel, kuat, keras dan disetujui FDA selain itu juga kaca tidak menurun mutunya pada penyimpanan dan gelas amber dpat memberi perlindungan terhadap cahaya (Lachman:1419-1420). 2. Wadah dosis tunggal adalah wadah yang dikemas kedap udara untuk penyimpanan obat steril yang digunakan untuk penggunaan parenteral sebagai dosis tunggal dan ketika dibuka tidak dapat disegel kembali dengan jaminan sterilitasnya masih terjaga (Ansel:536). 3. Wadah ampul disegel dengan kondisi aseptis serta memiliki bagian atas sehingga memudahkan pemisahan dari badan ampul tanpa merusak gelas (Ansel:536). 4. Wadah untuk injeksi tidak boleh berinteraksi secara fisika dan kimia dengan sediaan yang dapat mengubah kekuatan dan keefektifan obat serta tidak berwarna atau berwarna kuning terang untuk memungkinkan pemeriksaan isinya, wadah yang biasa digunakan untuk sediaan injeksi dosis tunggal yaitu ampul (Scoville:200). E. Dasar Pemilihan Metode Sterilisasi
Paraf & Inisial
Halaman7dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 C. Dasar Penentuan Spesifikasi Sediaan Spesifikasi 1 Atribut Fisik 1. Sebagian besar zat obat yang digunakan dalam saat ini memiliki rasa yang kurang menyenangkan dan rasa yang kurang menarik sehingga dibuat suatu formulasi yang dapat menyajikan kepada pasien suatu sediaan yang memiliki rasa, bentuk, dan warna yang menarik. Sehingga dapat mengilangkan keengganan banyak pasien untuk minum obat karena baud an rasa yang kurang menyenangkan. Selain itu, obat yang memiliki efek paling menguntungkan ketika diterima dan dikonsumsi dengan benar oleh pasien. Kombinasi yang tepat antara rasa, aroma, dan warna dalam produk farmasi berkontribusi pada penerimaannya. (Ansel : 132) 2. Obat-obatan modern mensyaratkan bahwa bentuk sediaan farmasi dapat diterima oleh pasien. Namun, banyak zat obat yang digunakan saat ini tidak enak dan tidak menarik dalam keadaan alami dan bentuk sediaan yang mengandung obat tersebut (Aulton : 10) 3. Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur; putih; tidak berbau; mengembang di udara kering: perlahan-lahan terpengaruh oleh cahaya (FI V : 185) Spesifikasi 2 Identifiksi 1. Atropine sulfate sediaan injeksi adalah larutan Atropine sulfat dalam air untuk injeksi. Dimana dalam formulasi sediaan injeksi perlu dilakukan identifikasi untuk mempertegas identitas suatu bahan obat dan sediaanya ( Farmakope IV : 920) 2. Formulasi sediaan injeksi Atropine sulfate dapat diidentifikasi dengan persyaratan spesifikasi yaitu waktu retensi dari puncak utama dari larutan sampel sesuai dengan yang dari larutan standar ( USP 39 : 2639) Spesifikasi 3 Assay 1. Dalam formulasi sediaan obat perlu dilakukan penentuan kadar suatu obat dimana jika kadar dalam sediaan tersebut tidak memenuhi persyaratan maka obat tidak dapat memberikan efek pengobatan. Dimana persyaratan yang ditetapkan oleh atropine sulfat yaitu mengandung tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (FI V : I84) Spesifikasi 4 Sterilitas 1. Dalam formulasi sediaan terutama sediaan obat yang rute pemberian parenteral harus memenuhi syarat sterilitas yang telah ditentukan atau dengan metode alternatif yang telah terbukti (Injections and implanted Drug Products Parenteral : 2) 2. Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah mengalami proses pensterilan yang telah dilakukan (Lachman : 1288) 3. FDA telah menetapkan dalam peraturan tentang pembuatan suatu sediaan bahwa sterilisasi harus dilakukan (Lachman : 1256) Spesifikasi 5 Partikulat asing 1. Sediaan injeksi harus memperhatikan proses formulasi agar terbebas dari partikulat. Setiap sediaan pada tahap akhir harus dilakukan suatu pemeriksaan untuk memastikan bahwa sediaan tersebut bebas dari partikulat bahan asing. Setiap wadah yang menunjukkan adanya partikulat harus ditolak. (Injections and implanted Drug Products Parenteral : 1) 2. Pembuatan sediaan yang akan digunakan untuk formulasi injeksi harus dilakukan dengan hatihati untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing . CPOB mempersyaratkan tiap
Paraf & Inisial
Halaman8dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 wadah akhir injeksi harus diamati satu per satu secara fisik, dan tiap wadah yang menunjukkan bahan asing yang terlihat secara visual harus ditolak ( FI IV : 9) 3. Semua produk parenteral harus bebas dari partikulat-partikulat yang tidak larut. Dalam suatu kasus telah dibuktikan pentingnya penyiapan suatu sediaan parenteral yang luar biasa bersih (Lachman : 1355) Spesifikasi 6 Endotoksin Bakteri 1. Sediaan injeksi dengan pemberian parenteral harus diformulasikan dengan cara tertentu dengan tujuan untuk membatasi endotoksi bakteri yang dapat merusak kualitas terhadap sediaan yang telah diformulasi (Injections and implanted Drug Products Parenteral : 2) 2. Formulasi sediaan injeksi dengan zat aktif Atropine sulfate terdapat persyaratan bahwa tidak lebih dari 55,6 unit Endotoksin FI per mg atropine sulfat (FI V : 184) Spesifikasi 7 Keseragaman kandungan 1. Persyarataan keseragaman kandungan Atropine Sulfate pada sediaan injeksi berkisar antara 93,0 % dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (FI IV : 117) Spesifikasi 8 pH 1. Tujuan akhir dalam pengembangan suatu produk steril ialah mendapatkan efek terapi pada pasien. Namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi absorbinya yaitu salah satunya ialah pH-nya sehingga perlu dilakukan suatu pengujian ( Lachman : 1293) 2. Pengujian pH dalam suatu sediaan merupakan suatu parameter yang sangat penting dilakukan karena penurunan atau peningkatan pH melewati rentang nilai pH yang di tetapkan dapat menyebabkan obat kehilangan efek pengobata. Dimana nilai pH yang dipersyaratkan untuk sediaan injeksi Atropin sulfat yaitu 3.0 – 6.5 (USP 32 : 309) Spesifikasi 9 Integritas Wadah 1. Kemasan merupakan bagian yang sangat penting dari suatu sediaan, karena kemasan mewakili sediaan ke pasien. Kemasan harus sangat bagus, rapih, dan menarik karena kemasan tersebut memberi kesan tentang kualitas, kemurnian, dan dipercayanya suatu sediaan kepada pasien. Pemberian etiket harus dapat dibaca, dan identitas serta kekuatan obat harus jelas khususnya untuk sediaan dalam kemasan kecil yang banyak digunakan dalam formula sediaan steril ( Lachman : 1358) Spesifikasi 10 Viskositas 1. Dalam formulasi sediaan farmasi pengujian viskositas terhadap suatu sediaan sangat penting dilakukan karena viskositas dapat menunjukkan gaya aliran atau derajat kekentalan dari suatu zat cair atau semi padat, dimana secara umum kenaikan viskositas dapat meningkatkan kestabilan dari suatu sediaan farmasetika. Viskositas yang dipersyaratkan untuk sediaan dalam bentuk cairan berkisar antara 1 – 100 cps ( PDF Disperse System : 504) Bagian 6 Informasi Bahan Aktif A. Uraian Farmakologi
Paraf & Inisial
Halaman9dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324
No.
Item
1 2
Nama Kelas farmakologi
3
Indikasi
4
Mekanisme kerja
5
Kontraindikasi
6
Efek samping
7 8
Toksisitas Dosis dan pemberian
9
Interaksi obat
10
Farmakokinetika
Uraian Atropin Sulfat (Martindale : 1219) Antimuskarinik Sebagai pengobatan pasien yang mengalami keracunan senyawa antikolinesterase, seperti pestisida organofosfat atau gas yang mengganggu sistem saraf. Atropin sulfat awalnya menstimulasi lalu kemudian menekan CNS, memiliki tindakan atispasmodik pada otot polos serta mengurangi sekresi, terutama saliva dan bronkial. Dalam kasus keracunan senyawa antikolinesterasi, atropin bekerja dengan memblok aksi senyawa tersebut pada reseptor muskarinik. Atropin sulfat tidak boleh diberikan pada penderita glaukoma sebab dapat meningkatkan tekanan intra okular dan memicu serangan akut. Atropin juga dikontraindikasikan pada pasien prostat, takikardi, gagal jantung dan demam. Hipertermia, meningkatkan laju pernapasan, kebingungan, ataksia, paranoid, mual dan muntah. Depresi CNS, gagal pernapasan dan kematian 2 mg/10 mL melalui IV Efek dari atropin dan antimuskarinik lainnya mungkin ditingkatkan dengan penggunaan dengan obat lain yang memiliki aktivitas antimuscarinik, seperti amantadine, beberapa antihistamin, antipsikotik fenotiazin, dan antidepresan trisiklik. Atropin mudah dibersihkan dari darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, melintasi blood-brain barrier. Atropin tidak sepenuhnya dimetabolisme pada hati dan diekskresi melalui urin sebagai metabolit yang tidak berubah.
B. Data Fisikokimia Bahan Aktif No.
Item
Uraian
1
Nama
Atropin Sulfat (Farmakope V : 184)
2
Nama IUPAC
(1S,5R)-8-methyl-8-azabicyclo[3.2.1]octan-3-yl] (2R)-3-hydroxy-2phenylpropanoate;sulfuric acid;hydrate
3
Rumus Molekul
C23H46N2O6.H2SO4
4
Berat Molekul
694,85
5
6
Pemerian
Profil Termal (Dalam Keadaan Padat)
Bentuk
Hablur atau serbuk
Warna
Putih
Bau
Tidak berbau
Rasa
Pahit
Titik Lebur
>187˚C
Titik Didih Suhu Dekomposisi
Paraf & Inisial
Halaman10dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324
No.
Uraian Dalam Air
Larut dalam kurang dari 1 bagian air
Dalam Pelarut Lain
Larit dalam lebih kurang 3 bagian etanol (90%) P, sukar larut dalam kloroform P; praktis tidak larut dalam eter dan dalam benzen P.
7
Kelarutan
8
pKa
-
9
pH (Dalam Larutan)
3-6,5
10
Koefisien Partisi
-
11
Log P
-
12
Polimorfisme
-
13
Bentuk Kristal
-
14
Higroskopisitas
-
15
Ukuran Partikel
-
16
17
Paraf & Inisial
Item
Kerapatan
Nyata
-
Ruah
-
Mampat
-
Rumus Bangun
Halaman11dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 B. Data Fisikokimia Bahan Aktif (Lanjutan) Spektrum, Termogram dan Fotomikrograf
Paraf & Inisial
17 Spektrum Serapan UV-Visible
18 Spektrum Inframerah
19 Termogram (DSC)
20 Termogram (TGA)
21 Difraktogram Sinar-X
22 Fotomikrograf (SEM)
Halaman12dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 C. Uraian Stabilitas
Paraf & Inisial
No.
Item
Uraian
A
Dalam Keadaan Padat
1
Pengaruh Suhu
59-86˚F ( 15 -30˚C)
2
Pengaruh Cahaya
Perlahan-lahan terpengaruh oleh cahaya (FI V : 184)
3
Pengaruh Kelembaban
Mengembang di udara kering (FI V : I84) At40± 2˚C / 70± 5% RH (International Journal of PharmTech : 1989)
B
Dalam Larutan
1
Pengaruh Pelarut
Sangat larut dalam air, mudah larut dalam etanol (96%). (British Pharmacopoeia : 471) dan gliserin; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter (Indian Pharmacopoeia : 149) Larutan jenuh dalam air bersifat basa terhadap fenolftalein (Martindale : 1219)
2
Pengaruh pH
Stabil pada pH antara 3,0 – 6.5 ( USP 32 : 309)
3
Pengaruh Cahaya
Terlindung dari cahaya (British Pharmacopoeia : 473)
C
Inkompatibilitas
1
Gugus Fungsi
-
2
Ion Logam
-
3
Senyawa Tertentu
D
Saran Penyimpanan
Inkom antara atropin sulfat dan pengawet hidroksibenzoat yang mengakibatkan hilangnya atropin total dalam 2 sampai 3 minggu (Martindale : 1219) Dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe 1 (FI IV : 118)
Halaman13dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 7 Informasi Bahan Tambahan A. Bahan Tambahan 1 No.
Item
Uraian
1
Nama
Air (Excipient : 766)
2
Nama IUPAC
Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.
3
Rumus Molekul
H2O
4
Berat Molekul
18.02
5
Pemerian
Bentuk
Cair
Warna
Tidak berwarna
Bau
Tidak berbau
Rasa
Tidak berasa
6
Titik Lebur
-
7
Kelarutan
8
pKa
-
9
pH (Dalam Larutan)
-
10
Higroskopisitas
-
11
Stabilitas
12
Inkompatibilitas
13
Penanganan
14
Toksisitas
15
Saran Penyimpanan
16
Konsentrasi
Dalam Air
-
Dalam Pelarut Lain
Dapat rusak dengan pelarut polar
Air stabil secara kimiawi di semua keadaan fisik (es, cairan, dan uap). Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lainnya yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dengan adanya air atau uap air) pada suhu sekitar dan tinggi Amati tindakan pencegahan normal sesuai dengan keadaan dan jumlah bahan yang ditangani. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Add 100%
B. Bahan Tambahan 2 No.
Paraf & Inisial
Item
Uraian
1
Nama
Natrium Klorida (Excipient : 637)
2
Nama IUPAC
Natrii Chloride
3
Rumus Molekul
NaCl
4
Berat Molekul
58,44
Halaman14dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324
No.
5
6
Item
Pemerian
Titik Lebur
Uraian Bentuk
Serbuk kristal
Warna
Putih
Bau
Tidak berbau
Rasa
Asin
804˚C Dalam Air
Larut dalam 2,8 bagian air
Dalam Pelarut Lain
Agak larut dalam etanol, larut dalam 250 bagian etanol 95% dan larut dalam 10 bagian gliserin
7
Kelarutan
8
pKa
-
9
pH (Dalam Larutan)
6,7-7,3
10
Higroskopisitas
>75% RH
11
Stabilitas
-
12
Inkompatibilitas
Dapat bersifat korosiv pada besi, terjadi presipitasi dengan garam perak, timbal dan merkuri
13
Penanganan
-
14
Toksisitas
LD50 (tikus, IP): 6.61 g/kg LD50 (tikus, IV): 0.65 g/kg LD50 (tikus, oral): 4.0 g/kg LD50 (tikus, SC): 3.0 g/kg LD50 (tikus, oral): 3.0 g/kg
15
Saran Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik dan tempat yang kering
16
Konsentrasi
0,9%
C. Bahan Tambahan 3 No.
Uraian
1
Nama
Natrium Hidroksida (Excipient : 648; FI V : 898)
2
Nama IUPAC
Sodium Hydroxide
3
Rumus Molekul
NaOH
4
Berat Molekul
40
5
Paraf & Inisial
Item
Pemerian
Bentuk
Pelet, serpihan, stik atau bentuk tajam yang lain
Warna
Tidak berbau
Bau
Tidak berwarna
Rasa
Tidak berasa
Halaman15dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324
No.
Item
6
Titik Lebur
7
Kelarutan
Uraian 318˚C Dalam Air
Mudah larut dalam air
Dalam Pelarut Lain
Mudah larut dalam etanol
8
pKa
-
9
pH (Dalam Larutan)
pH 12 (dalam larutan 0.05% w/w); pH 13 (dalam larutan 0.5% w/w); pH 14 (dalam larutan 5% w/w).
10
Higroskopisitas
Higroskopis
11
Stabilitas
-
12
Inkompatibilitas
Inkompatibilitas dengan basa kuat
13
Penanganan
14
Toksisitas
15
Saran Penyimpanan
Wadah tertutup rapat dan kering
16
Konsentrasi
q.s
Menggunakan sarung tangan, pelindung mata, respirator dan pelindung lainnya LD50 (tikus, IP): 0.04 g/kg(2) LD50 (kelinci, oral): 0.5 g/kg
D. Bahan Tambahan 4 No.
Uraian
1
Nama
Asam Klorida (Excipient : 308)
2
Nama IUPAC
Hydrochloric Acid
3
Rumus Molekul
HCl
4
Berat Molekul
36,46
5
Paraf & Inisial
Item
Pemerian
Bentuk
Cairan
Warna
Tidak berwarna
Bau
Berbau tajam
Rasa
Tidak berasa
6
Titik Lebur
-
7
Kelarutan
8
pKa
-
9
pH (Dalam Larutan)
0,1 (dalam larutan 10%)
Dalam Air
Dapat bercampur dengan air
Dalam Pelarut Lain
Larut dalam dietil eter, etanol 95% dan metanol
Halaman16dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324
No.
Paraf & Inisial
Item
Uraian
10
Higroskopisitas
-
11
Stabilitas
-
12
Inkompatibilitas
-
13
Penanganan
14
Toksisitas
15
Saran Penyimpanan
Wadah tertutup baik dan temperatur ruang di bawah 30˚C
16
Konsentrasi
q.s
Segera cuci dengan air pada bagian yang terkenal asam klorida, gunakan pelindung diri LD50 (tikus, IP): 1.4 g/kg LD50 (kelinci, oral): 0.9 g/kg
Halaman17dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 8 Peralatan, CPPs dan Sterilisasi A. Peralatan No.
ID Alat
Nama Alat/Tipe
Merek
Jumlah
1
No.SOP SOP-LABFARSET.01.001
2 3 4 5 6 7 8 9 10
B. Critical Process Parameters (CPPs) Tahap
Bahan
Alat
Parameter Kritis
QA* yang Berhubungan
Syarat
Prep Mix Filtr Fill-Seal PostSter Pack Catatan: *QA: Quality Attribute Prep: Preparasi/Sterilisasi; Mix: Mixing; Filtr: Filtrasi; Fill-Seal: Filling dan Sealing; PostSter: Sterilisasi Akhir; Pack: Pengemasan Primer
C. Sterilisasi ID Alat/ No. Bahan
Nama Alat/Bahan
Metode Sterilisasi
Ref.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Paraf & Inisial
-
Produk Akhir
Halaman18dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 9 Rancangan Spesifikasi Sediaan dan Rujukan Metode Pemeriksaan No.
Kriteria
Spesifikasi
Ref
Rujukan Metode
Organoleptis
Bau : Tidak berbau Warna : Tidak berwarna (Jernih) Bentuk : Cairan
Organol eptis
Uji Organoleptis
FISIKA 1.
PDF Disperse System : 504 USP 32 : 309 PDF Disperse System : 209
2.
Viskositas
1 -100
Uji kekentalan
3
PH
3.0 – 6,5
4
Ukuran partikel
1-2 µ
5
Partikel Asing
Jumlah rata-rata partikel yang dikandung tidak lebih dari 10.000 tiap wadah yang setara atau lebih besar dari 10 µm diameter sterik dan tidak lebih dari 1000 tiap wadah sama atau lebih besar dari 25 µm diameter sferik efektif
FI IV :985
Metode menggunakan cawan petri dilakukan pengamatan dibawah mikroskop
6
Integritas Wadah
Kaca tipe 1
FI IV : 118
-
FI V : 184
Uji pH
Uji ukuran partikel
KIMIA Assay
93,0% -107,0%
2.
Keseragaman Kandungan
-
Uji identifikasi (KLT)
Waktu retensi dari puncak utama dari larutan sampel sesuai dengan yang dari larutan standar
Endotoksin
Tidak lebih dari 55,6 unit Endotoksin FI per mg atropine sulfat
Osmolaritas
Osmolaritas ideal injeksi Natrium Klorida 0,9% adalah 9/58,4 x 2 x 1000 = 308miliosmol per liter
FI IV : 1020
-
≤ 103koloni/gram
BPOM:1 8
Uji cemaran mikriba
3.
4.
5.
1.
Paraf & Inisial
Identifikasi kadar zat aktif Uji keseragaman kandungan
1.
MIKROBIOLOGI Angka Lempeng Total (ALT)
USP 39 : 2639
FI V : 184
Metode KLT
-
Halaman19dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324
Paraf & Inisial
2.
Angka Kapang Khamir (AKK)
≤ 102 koloni/gram
3.
Staphylococcus aureus
Negatif/gram
4.
Pseudomonas aeruginosa
Negatif/gram
5.
Uji sterilitas
Steril
BPOM :18 BPOM :18 Negatif/ gram FI IV :
Halaman20dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 10 Rancangan Pengemasan No.
Rincian Kemasan Primer (No. Rancangan: 19BKP.D6.002-16521)
1
Jenis Bahan Ketebalan Dimensi Bobot
: Ampul : Kaca tipe 1 : : :
per luas area
Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 19BKS.D6.002-16521)
2
Jenis Bahan Dimensi Volume Bobot
: Folding box : Kertas formika : :5 ml : per luas area
Leaflet (No. Rancangan: 19LFT.D6.002-16521)
3
Jenis Bahan Ketebalan Dimensi Bobot
: Kertas : HVS 80 GSM : : 12 × 20 cm : per luas area
Label (No. Rancangan: 19LBL.D6.002-16521) 4
Paraf & Inisial
Jenis Bahan Dimensi
: Stiker : Kertas Label :10×5 cm
Halaman21dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 11 Perhitungan dan BoM A. Rincian Perhitungan Tonisitas
B. Rincian Perhitungan Kapasitas Dapar
Paraf & Inisial
Halaman22dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 C. Perhitungan Bahan
D. Bill of Material Besar Bets = …. gram Item No
Nama Bahan
Fungsi
Botol Kaca Tipe II
BKP
Rubber Stopper (No Leg) Aluminium Cap
BKP BKS
Label Brosur Folding Box
BKS BKS BKS
Per Butir Jumlah
UoM
Per Bets Jumlah
UoM
BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder Rincian Perhitungan:
Paraf & Inisial
Halaman23dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 12Rancangan Proses Produksi Tahap A Penyiapan Bahan Baku dan Bahan Kemas
Tahap B Penyiapan dan Sterilisasi Bahan Kemas Primer
Tahap C Preparasi dan Sterilisasi Alat/Bahan
Tahap D Pencampuran
Tahap E Filtrasi
Tahap F Pengisian dan Penyegelan
Paraf & Inisial
Halaman24dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Tahap G Sterilisasi Akhir
Tahap H Pemberian Label
Tahap I Pengemasan Sekunder
Paraf & Inisial
Halaman25dari26
Atrofate® Ampul, 2 mg/10ml, 19DRP.VI.A2-16324 Bagian 13 Referensi 1. Jenkins, Glenn L. 1957. Scoville’s the Art of Compounding Nineth Edition. The McGraw-Hill Book Company. Inc: USA. 2. David, Jones. Fasttrack: Pharmaceutics Dosage Form and Design.Pharmaceutical Press London. Chicago: 2008. 3. Ansel, Howard, C. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System 9th Edition. The Point: Cina, 2005. 4. Bertram G. Katzung. 2012. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi 10th. EGC, Jakarta 5. C. Sweetman dkk. 2009. Martindale : The Complate Drug refence. London: Royal Pharmaceutycal Socity og gread britain. 6. McEvoy, Gerald K. 2004. AHFS Drug Information. USA: Amer Soc of Health System Pharmacist 7. Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. 8. Lachman, Leon, dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. 9. James, Swarbick. Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology 3rd Edition. Informa Healthcare USA, Inc. USA: 2007. 10. US Pharmacopeia. The United States Pharmacopeia. USP 30/The National Formulary. NF 25. 2007. Rockville, MD : U.S Pharmacopeial Convention, Inc. 11. C. Sweetman dkk. 2009. Martindale : The Complate Drug refence. London: Royal Pharmaceutycal Socity og gread britain. 12. Abate, M. and Abel, S. K., Remington: The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition. Lippincott Williams and Wilkins, 772, University of The Sciences. Philadelphia: 2006. 13. Aulton, M, E. 2002. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design Second Edition. Edinburgh: Churcill Livingstone.
Paraf & Inisial
Halaman26dari26