GBE Windy [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II Gambaran Umum Perusahaan 2.1



Tentang Perusahaan Holycow! Steak House merupakan salah satu restoran yang mulai beroperasi pada tahun 2010 dan kini menjadi salah satu favorit pecinta steak dan sudah memiliki citra tersendiri di benak konsumen. Restoran ini didirikan oleh pasangan suami-istri yaitu Afit Dwi Purwanto-Lucy bersama dengan rekannya, Wanda-Winda. Bertempat di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan. Restoran steak ini pada mulanya berdiri di warung kaki lima dengan enam pekerja, chef Afit bekerja langsung di dapur memasak sendiri setiap steak pesanan pelanggan. Namun, pada awal tahun 2012 mereka memutuskan untuk tidak bekerjasama lagi. Restoran yang berada di Radio Dalam menjadi milik Wanda-Winda, sedangkan outlet yang berada di Jalan Bhakti, Senopati, Jakarta Selatan berganti nama menjadi “Holycow! Steakhouse by Chef Afit” dibawah kepemilikan Afit Dwi Purwanto dan Lucy Wiryono dengan nama resmi PT. Holycow! Danadipa Indonesia.



Gambar 2.1 Logo Holycow! Steak House Holycow! memiliki diferensiasi yang signifikan dari restoran steak yang sudah ada, yaitu dengan mencantumkan wagyu dalam menunya dan menjadi menu andalan di restoran mereka. Nama Holycow! Sendiri lebih berarti pada ekspresi kekagetan, bahasa gaul dalam bahasa Inggris. Jadi maksud nama



Holycow! itu ingin memberi kejutan kepada konsumen: kenapa kok wagyu bisa murah? Kok ulang tahun bisa dapat wagyu gratis? Holycow! Steak House kini sudah memiliki beberapa cabang, yaitu Bonjer, Gading, Senopati 2, Jogja, Bintaro, Alam Sutera, Cibubur, dan Bali. Selain Holycow! Steak House, PT. Holycow! Danadipa Indonesia juga memiliki unit bisnis usaha lain, yaitu: Loobie Lobster & Shrimps, Misu Sweet Layers of Goodness, dan Holygyu. 2.2



MISI DAN VISI Holycow! Steak House sebagai restoran wagyu steak memiliki misi yaitu wagyu for everyone. Sedangkan visi yang di miliki yaitu affordable luxurious dish.



2.3



Produk dan Jasa Holycow! Steak House memiliki beberapa jenis steak yang di sajikan. Antara lain: 1. U.S Certified Angus Beef  U.S Sirloin  U.S Rib Eye  U.S Tenderloin 2. Wagyu Beef  Wagyu Sirloin Mb 9+  Wagyu Tenderloin Mb 9+  Wagyu Sirloin  Wagyu Rib Eye  Wagyu Tenderloin  Wagyu Petite Tender  Wagyu Bolar Blade 3. Australian Prime Beef  Sirloin Big Bites!  Rib Eye Big Bites!  Sirloin Young Beef  Prime Sirloin  Prime Rib Eye  Prime Tenderloin BAB III Analisis Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal



3.1



Lingkungan Demografi Pada aspek pembangunan ekonomi, demografi merupakan salah satu faktor



non-ekonomi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik sebagai faktor pendorong maupun sebagai faktor penghambat. Oleh karena itu, demografi merupakan komponen pusat dari konteks dan perubahan sosial. Indonesia berada pada urutan ke empat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dan Indonesia juga termasuk negara konsumtif kedua di Indonesia. Dengan tingkat konsumtif yang tinggi menjadi sebuah peluang usaha bagi sebagian pengusaha di Indonesia. Tingginya jumlah penduduk di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan lain sebagainya dapat di jadikan peluang oleh pelaku bisnis. Karena dengan tingginya jumlah penduduk yang berada di satu wilayah berdampak pada tingginya jumlah konsumsi masyarakatnya. Konsumsi masyarakat dari waktu ke waktu juga terus mengalami perubahan, dan unit bisnis pun biasanya mengikuti tren yang sedang terjadi di masyarakat. 2011 Indikator Terpilih Rata-rata Pendapatan per Kapita - Persentase pengeluaran rumahtangga untuk makanan - Persentase pengeluaran rumahtangga untuk bukan makanan Distribusi pendapatan - 40 % penduduk dengan pendapatan terendah - 40 % penduduk dengan pendapatan menengah - 20 % penduduk dengan pendapatan tertinggi Gini Indeks



Maret



2012



Septemb er



Maret



2013



Septemb er



Maret



Septem ber



49.45



48.46



51.08



47.71



50.66



47.19



50.55



51.54



48.92



52.29



49.34



52.81



16,85*



17,67*



16,98*



16,88*



16,87*



17,25*



34,73*



35,89*



34,41*



34,18*



34,09*



34,25*



48,42*



46,45*



48,61*



48,94*



49,04*



48,50*



0,41*



0,39*



0,41*



0,41*



0,41*



0,41*



1550.8 5 1842.7 5



1540.0 4 1 828,41



Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari - Tanpa makanan jadi - Dengan makanan jadi



1647.6 7 1952.0 1



1586.82 1852.84



1587.0 9 1852.6 4



1599.63 1865.30



Rata-rata konsumsi Protein per kapita sehari - Tanpa makanan jadi



47.25



45.41



45.21



46.15



44.33



43.82



- Dengan makanan jadi



56.25



53.12



53.14



54.14



53.08



52.44



Dapat di lihat pada tabel indikator terpilih tingkat konsumsi masyarakat Indonesia pada tahun 2011-2013 di atas, menunjukkan bahwa presentase pengeluaran rumah tangga untuk makanan cukup tinggi. Sedangkan presentase untuk penduduk dengan pendapatan menengah dan pendapatan tertinggi cukup besar. Hal ini di manfaatkan oleh Chef Afit dan Lucy Wiryono dengan membuka Holycow! Steak House. Dengan tingkat konsumsi yang tinggi berpengaruh sangat besar pada usaha di bidang kuliner. Chef Afit mengambil peluang tersebut dan membuka bisnis di bidang kuliner wagyu steak yang pada saat itu belum banyak orang geluti. Sebelumnya wagyu steak yang tersedia di pasar Indonesia hanya mampu di nikmati oleh penduduk dengan pendapatan tertinggi ( hanya 20%) oleh sebab itu, Chef Afit mengubah konsep tersebut dengan konsep bisnisnya yaitu wagyu for everyone. Sehingga masyarakat Indonesia dengan pendapatan menengah (40%) dapat mencoba bagaimana rasanya memakan wagyu steak. Namun, masyarakat dengan pendapatan tertinggi sebesar 20% itu pun, juga dapat mencicipi wagyu dengan harga murah namun tetap berkualitas. 3.1.1



Peluang Peningkatan Daya Beli Masyarakat Presentase pengeluaran rumah tangga yang meningkat untuk konsumsi makanan sekaligus mempengaruhi peningkatan daya beli masyarakat terhadap suatu produk makanan. Hal ini menjadi peluang bagi Holycow! Steak House karena akan semakin banyak masyarakat yang melakukan transaksi pembelian steak. Pola Konsumsi Yang Berubah Dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat maka akan semakin banyak pula masyarakat yang tertarik untuk mengkonsumsi jenis makanan baru. Holycow! Steak House yang menyajikan steak dengan bahan dasar daging wagyu memenuhi keinginan konsumen dengan pendapatan menengah untuk dapat mengkonsumsi daging wagyu dengan harga murah namun tetap



3.1.2



berkualitas. Ancaman Meningkatnya Persaingan Peningkatan daya beli masyarakat tidak hanya di nikmati oleh Holycow! Steak House saja, tetapi juga restoran-restoran yang sejenis. Sehingga dapat menjadi ancaman bagi Holycow! Steak House.



3.1.3



Impilkasi Bisnis Inovasi dan Peningkatan Kualitas Produk Untuk mengatasi kemungkinan ancaman yang akan di hadapi, Holycow! Steak House seharusnya terus melakukan inovasi dan peningkatan kualitas. Agar



3.2



dapat mempertahankan posisi saat ini dan dapat memenangkan persaingan. Lingkungan Sosial Dewasa ini, dalam pemilihan jenis makanan sering kali seseorang memilih karena adanya kebutuhan, keinginan dan selera. Tetapi, keterbatasan baik sosial maupun finansial menjadikan sesorang memilih jenis makanan yang sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, kelas sosial sangat berpengaruh pada cara seseorang memilih jenis makanan yang akan di konsumsi. Perbedaan kelas sosial menyebabkan adanya perbedaan tingkat kepuasan seseorang dalam mengkonsumsi suatu jenis makanan. Umumnya mereka yang berada pada kelas sosial menengah ke atas cenderung memilih jenis makanan yang memiliki tingkat prestise tertentu, sedangkan mereka yang berada pada kelas sosial menengah ke bawah tidak begitu memperdulikan tingkat prestise jenis makanan. Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang akan membentuk pola perilaku makan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang lain (Khomsan dkk, 2004). Faktor-faktor



yang



mempengaruhi



kebiasaan



makan,



menurut



Khumaidi (1994) ada dua faktor utama yang mempengaruhi kebiasaan makan manusia, yaitu: 1.



Faktor ekstrinsik yang merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia, yang terdiri dari lingkungan alam, lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, lingkungan budaya dan agama.



2.



Faktor intrinsik merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang terdiri dari asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit, penilaian lebih terhadap mutu makanan dan pengetahuan gizi. Berdasarkan faktor ekstrinsiknya, salah satunya adalah lingkungan



sosial. Dalam lingkungan sosial terdapat karakteristik stratifikasi kelas sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama,



walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas sosial atau golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi. Jadi, definisi kelas sosial atau golongan sosial adalah sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi. Klasifikasi kelas sosial pembagian kelas sosial terdiri dari: a.



Berdasarkan Status Ekonomi 1)



Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan: •



Golongan Sangat Kaya, merupakan golongan terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.







Golongan Kaya, merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang dan sebagainya.







Golongan Miskin, merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.



2)



Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni: •



Golongan Kapitalis atau Borjuis, mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.







Golongan Menengah, terdiri dari para pegawai pemerintah.







Golongan Proletar, mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk di dalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.



Menurut



Karl



Marx



golongan



menengah



cenderung



dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar. b.



Berdasarkan Status Sosial



Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah. Holycow! Steak House termasuk bisnis yang lebih fokus untuk melayani masyarakat yang berada pada kelas sosial golongan kaya menurut Aristoteles atau golongan menengah menurut Karl Marx. Holycow! Steak House ingin membuktikan bahwa wagyu steak bukan hanya bisa di konsumsi oleh masyarakat golongan sangat kaya ataupun kapitalis. Holycow! Steak House menyajikan wagyu steak dengan rasa seperti yang di sajikan bagi masyarakat golongan kaya atau kapitalis tetapi dengan harga yang dapat di jangkau oleh masyarakat golongan kaya atau menengah, Dengan adanya bisnis Holycow! Steak House ini sangat membantu masyarakat



golongan



kaya



atau



menengah



untuk



dapat



memenuhi



keinginannya untuk menyantap wagyu steak sehingga secara otomatis juga dapat meningkatkan tingkat prestise seseorang. 3.2.1



Peluang Peningkatan target pasar Peningkatan masyarakat kelas menengah menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat untuk mencoba daging wagyu. Hal ini, secara tidak langsung meningkatkan target pasar Holycow! Steak House, peningkatan target pasar ini dapat menjadi peluang bagi Holycow! Steak House untuk



3.2.2



meningkatkan kinerja perusahaan. Ancaman Semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat Peningkatan masyarakat kelas menengah menyebabkan



semakin



meningkatnya tingkat kecerdasan masyarakat. Sehingga masyarakat banyak mengurangi konsumsi daging dan makanan yang di bakar untuk menjaga 3.2.3



kesehatan. Implikasi Bisnis Pembaruan teknologi Holycow! Steak House sebagai restoran yang menyajikan daging dan makanan dengan penyajian di bakar harus memperbarui teknologi untuk membakar steak agar dapat mengurangi zat karsinogenik yang di hasilkan dari proses pembakaran daging.



3.3



Lingkungan Budaya Ada sugesti yang melekat di masyarakat Indonesia bahwa jika belum makan nasi maka belum makan atau belum kenyang. Konsumsi masyarakat terhadap beras di Indonesia merupakan konsumsi beras tertinggi di dunia. Tahun 2011 produksi beras lokal mencapai 65,4 juta ton tetapi dengan produksi beras sebesar itu, pemerintah masih harus mengimpor beras sebesar 2,75 juta ton. Produksi beras lokal yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri mengakibatkan kenaikan harga beras dari tahun ke tahun. Untuk konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia saat ini masih mencapai 139 kg per tahun atau masih sangat tinggi di bandingkan negara tetangga lainnya seperti Malaysia, Thailand yang sudah di bawah 100 kg per tahun. Masyarakat Indonesia mulai sekarang di haruskan untuk mengurangi kebiasaan makan nasi secara perlahan. Hal ini agar pemerintah tidak harus terus mengimpor beras dan tidak mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. Masyarakat harus mulai mengganti beras dengan makanan lain, seperti umbiumbian atau jagung.



Gambar 3.1 Grafik Produksi Padi dan Palawija Dapat di lihat pada diagram di atas produksi padi dari tahun ke tahun mulai mengalami penurunan. Oleh sebab itu, perlu kesadaran masyarakat



untuk segera mulai mengurangi konsumsi nasi. Agar pemerintah juga dapat mulai mengurangi impor beras. Sehingga laju inflasi juga dapat di tekan. Konsumsi bahan pokok beras sedikit menghambat laju industri kuliner di Indonesia. Karena setiap pebisnis ingin membuka usaha kuliner baru, mereka selalu berfikir untuk menyajikan nasi sebagai hidangan utama sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Namun, Chef Afit berani untuk tidak menyajikan nasi sebagai menu utama dalam usaha kulinernya. Selain budaya makan nasi masyarakat Indonesia juga terkenal dengan budaya konsumtifnya. Kata konsumtif (sebagai kata sifat; lihat akhiran-if) sering diartikan sama dengan kata konsumerisme. Kata yang terakhir ini mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan



konsumtif



lebih



khusus



menjelaskan



keinginan



untuk



mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang di perlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal. Namun, biasanya kata ini digunakan untuk menunjukkan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang yang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik dengan penghasilan per kapita mencapai 2-20 dollar per hari. Dari penghasilan sebesar itu, maka masyarakat Indonesia termasuk masyarakat pada tingkatan kelas ekonomi menengah. Ketika ekonomi masyarakat ada pada tingkatan kelas ekonomi menengah maka pemenuhan kebutuhan makanan sehari-hari bergeser ke arah yang lebih tinggi. Pada banyak kasus, perilaku konsumtif kelas menengah tidak didasarkan lagi pada needed theory, yang mengedepankan kebutuhankebutuhan dasar yang memang harus dipenuhi. Namun, sekarang bergeser pada perilaku konsumsi yang di dasarkan lagi oleh teori hasrat (desire) dan keinginan (want). Pergeseran perilaku konsumsi yang tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan tetapi di dasarkan pada motivasi untuk mendapatkan tantangan, suatu sensasi, kegembiraan, sosialisasi, menghilangkan stress, memberikan pengetahuan baru, perkembangan trend baru dan model baru serta untuk menemukan barang yang baik dan bernilai bagi dirinya. Budaya konsumtif di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu: A. Faktor Internal 1. Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif



2.



Motivasi mendorong perilaku konsumtif karena semakin tingginya motivasi untuk membeli suatu produk mereka biasanya melakukan transaksi tanpa menggunakan faktor



3.



rasionalnya Persepsi berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi untuk bertindak akan tinggi dan ini



4.



menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya



B.



perilaku konsumtif Faktor Eksternal Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia di lahirkan dan di besarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan keluarga. Hampir sebagian masyarakat Indonesia memiliki perilaku konsumtif



dan menyukai barang-barang baru. Mereka juga rela



menghabiskan sebagian pendapatan mereka untuk membeli produk baru yang sedang trend. Budaya konsumtif masyarakat Indonesia berdampak pada bisnis kuliner, termasuk pada Holycow! Steak House. Dampak positif budaya konsumtif bagi Holycow! Steak House , yaitu: 1. Mendapat konsumen dengan cepat tanpa harus menjalankan marketing 2.



dengan sulit dan biaya yang besar Kebanyakan masyarakat Indonesia mengkonsumsi suatu produk



3.



berasal dari war of mouth Peluang untuk memperluas pasar terbuka lebar (franchise atau



4.



membuka cabang) Wagyu steak dengan harga terhitung murah mencuri hati konsumen



5.



dan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian Konsep restoran yang tidak terkesan mahal sehingga masyarakat tidak



6.



takut untuk mencoba membeli. Menaikkan gengsi sosial di kalangan masyarakat karena mampu mengkonsumsi wagyu steak yang terkenal mahal Selain berdampak positif, adapula dampak negatif budaya konsumtif



bagi Holycow! Steak House, yaitu:



1.



Tingkat konsumtif yang tinggi menyebabkan naiknya tingkat permintaan import daging sapi sehingga permintaan akan daging sapi



2. 3.3.1



lokal menurun. Pembatasan import daging sapi menyulitkan Holycow! melakukan



pemenuhan permintaan konsumen akan daging wagyu. Peluang Menghadirkan varian kuliner baru Dengan menghadirkan daging sebagai menu utama bisa menjadi peluang bagi Holycow! Steak House untuk dapat memberi alternatif untuk dapat memenuhi



3.3.2



tingkat konsumtif masyarakat. Ancaman Kuliner dengan menu utama nasi Melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka makan nasi, menjadi ancaman bagi Holycow! Steak House karena tidak menyajikan nasi sebagai menu utama bahkan sebagai menu pendamping. Hal ini menjadi kesempatan bagi pesaing untuk membuka bisnis usaha dengan menu utama nasi sebagai



3.3.3



3.4



cara untuk menandingi Holycow! Steak House. Implikasi Bisnis Menghadirkan pengganti nasi Holycow! Steak House menyajikan berbagai masakan kentang sebagai pengganti nasi untuk pendamping makan steak. Lingkungan Politik Dalam Negeri Politik merupakan salah satu bidang yang tidak dapat dipisahkan dari ekonomi dan bisnis. Lingkungan politik dalam negeri memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu negara yang akan memberikan dampak pada kegiatan bisnis yang berada pada negara tersebut, dan sebaliknya kondisi ekonomi suatu negara juga dapat mempengaruhi kondisi politik dalam negeri di negara tersebut. Salah satu negara yang merasakan hal tersebut adalah Indonesia. Salah satu permasalahan politik yang terjadi di Indonesia adalah korupsi. Korupsi secara etomologis berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan, menyogok. Secara harfiah korupsi adalah perilaku pejabat publik baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.



Robert Klitgard dalam bukunya Controlling Corruption (1998) yang di kutip oleh Wiwit (2010) mendefinisikan korupsi sebagai “tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan Negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri); atau untuk melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi”. Menurut Komberly Ann Elliot dalam Corruption and The Global Economy menyajikan definisi korupsi, yaitu menyalahgunakan jabatan pemerintahan untuk keuntungan pribadi. Permintaan daging sapi impor yang terus meningkat dari tahun ke tahun membuka peluang untuk melakukan korupsi. Pemerintah membatasi kuota impor daging dengan tujuan agar peternak sapi di dalam negeri bisa lebih maju dan masyarakat mau membeli daging sapi lokal. Namun, yang terjadi adalah munculnya kesempatan distributor daging impor untuk melakukan suap kepada petugas pemerintahan agar mendapat tambahan kuota impor daging. Kebijakan pengurangan kuota impor daging sapi berawal pada tahun 2011. Hal itu dilakukan oleh Menteri Pertanian Suswono untuk mendorong swasembada daging sapi lokal, Suswono memotong kuota impor yang biasanya 120 ribu ton per tahun menjadi hanya 50 ribu ton pada 2011. Cekaknya kuota impor meresahkan pengusaha. Namun ada beberapa orang yang menjadi makelar agar dapat mengimpor daging lebih banyak, ada pula pengusaha



yang



dekat



dengan



petinggi



Kementrian



memanfaatkan



kedekatannya agar mendapat jatah lebih kuota daging. Holycow! Steak House salah satu perusahaan yang terganggu karena adanya kasus suap demi peningkatan kuota impor oleh PT. Indoguna Utama. Saat terlibat kasus suap, distribusi daging wagyu ke Holycow! Steak House mengalami kesulitan. Sehingga Holycow! Steak House harus mencari distributor lain demi menjaga kelangsungan usahanya. Selain dengan mencari distributor lain, Holycow! Steak House sebenernya juga dapat berinvestasi dengan membuka peternakan sapi wagyu bekerja sama dengan para pengusaha yang menjadikan daging wagyu sebagai bahan baku produknya. Selain berinvestasi demi kelancaran usahanya, dengan membuka peternakan sapi wagyu juga dapat mensukseskan program pemerintah, yaitu swasembada daging.



3.4.1



Peluang Perubahan Kebijakan Di hapusnya kebijakan pembatasan kuota impor daging sapi menyebabkan jumlah impor daging sapi semakin banyak. Hal ini berpengaruh terhadap kemudahan Holycow! Steak House untuk menambah jumlah pembelian



3.4.2



daging mentah. Ancaman Kondisi politik yang tidak stabil Kondisi politik yang tidak stabil menjadi ancaman bagi Holycow! Steak House. Dengan adanya kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan para



3.4.3



3.5



eksportir ragu untuk melakukan kerjasama. Implikasi Bisnis Budidaya Sapi Wagyu Holycow! Steak House bisa bekerjasama dengan peternak sapi di Indonesia untuk mengembangbiakkan sapi wagyu. Lingkungan Politik Internasional Secara geografis letak Indonesia sangat dekat dengan Australia. Menurut lembaga Australia Indonesia (AAI) hubungan antara kedua negara ini mempunyai sejarah yang panjang. Hubungan antara Indonesia dan Australia mengalami pasang surut. Misalnya masalah Timor Timur, peristiwa bom bali baik bom bali I maupun bom bali II yang menimbulkan beragam reaksi, baik di tanah air maupun di negara kanguru tersebut. Pada dasarnya Indonesia merupakan negara yang penting bagi Australia. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang berperan penting dalam ASEAN sehingga dapat menjembatani hubungan perdagangan Australia dengan negara-negara anggota ASEAN. Selain itu, Indonesia adalah negara terbesar dalam negara ASEAN terbesar dari segi jumlah populasi dan luas wilayah sehingga menjadi pangsa pasar yang besar bagi Australia. Hubungan bilateral Indonesia dan Australia tergolong hubungan yang unik, di satu sisi menjanjikan berbagai peluang kerjasama namun di sisi lain juga penuh dengan berbagai tantangan. Bahkan hubungan kedua negara seringkali digambarkan seperti roller coaster yakni naik secara perlahan namun turun dengan sangat tajam menjadi bagian dari sejarah hubungan kedua negara. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai perbedaan diantara kedua negara dan bangsa yang terkait dengan kebudayaan, tingkat kemajuan pembangunan, orientasi politik yang mengakibatkan pula perbedaan prioritas kepentingan.



Tidak dipungkiri, perbedaan- perbedaan tersebut menciptakan berbagai masalah yang selalu mewarnai hubungan kedua negara. Hubungan perdagangan antara Australia dan Indonesia pun telah lama terjalin. Berikut dasar hubungan kerjasama perdagangan Indonesia dan Australia: 1. Trade agreement between the Republic of Indonesia and the Commonwealth Australia, Nota persetujuan dagang (No. Agenda 346), 2.



Canberra tanggal 14 November 1972. Exchange of Letters between the Government of Republic of Indonesia



3.



and Government of Australia, Jakarta 10 November 1968. Trade Agreement Between the Government Republic of Indonesia and the Commonwealth Australia yang diratifikasi melalui Kepres No.6



4.



Tahun 1973Tanggal 27 Februari 1973. Agreement Concerning the protection and enforcement of Copyright



5.



yang ditandatangani di Jakarta Tanggal 17 November 1992. Agreement Between the Government Republic of Indonesia and the Governement of Australia for Avodance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion with Respect to Taxes on Income, di



6.



Jakarta tanggal 22 April 1992. Agreement Between the Government Republic of Indonesia and the Governement of Australia Concerning the Promotion and Protection of Investments, diratifikasi melalui Keppres No.36 Tahun 1993 Tanggal



7.



15 Mei 1993. Memorandum of Understanding between the Government of Australia and the Government of the Republic of Indonesia on Technical



8.



Cooperation in Financial Sectors, Canberra 23 Septembe 1996. Umbrella MoU Concerning Food Inspection and Certification Systems



9.



yang ditandatangani di Bali Tanggal 24 Februari 1999 Memorandum of Understanding between Department of Asian Relations and Trade of the Northern Territory of Australia and the Directorate General of Customs and Excise of the Department of Finance of the Republic of Indonesia on A Customs Facility in Darwin for Goods Shpped to Indonesia Ports other than in Java and Sumatera,



10.



Bali 8 Juni 2001. Memorandum of Understanding Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Australia on



Collaborative Animal and Plant Health and Qurantine Activities. 11.



Medan 29 Juli 2003. Join Ministerial Statement Australia-Indonesia Ministerial Forum and Australia Indonesia Development Area Ministerial Meeting, Canberra,



12.



18 Maret 2005. Trade and Investment Framework Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Australia, Vientiane. 29 September 2005. Salah satu bentuk lain kerjasama ekonomi Indonesia dan Australia



adalah kerjasama dalam bidang impor sapi. Kerjasama impor daging sapi ini penting karena penyediaan daging sapi secara nasional di Indonesia masih sangat jauh di bandingkan dengan jumlah permintaan daging sapi. Sehingga salah satu jalan terbaik adalah melakukan pembelian daging sapi dari luar negeri. Indonesia saat ini hanya mampu memproduksi 70% dari kebutuhan daging sapi nasional dimana 30% kebutuhan lainnya dipenuhi melalui impor. Berdasarkan dari data BPS Australia memiliki nilai impor daging sapi mencapai US$ 113,8 juta (29,4 ribu ton). Salah satu alasan memilih Australia sebagai negara pemasok sapi karena jarak Indonesia dan Australia sangat dekat. Faktor lain yang diperhitungkan seperti lamanya perjalanan, jumlah 3.5.1



pasokan sapi dan aspek kehalalan khusus untuk daging sapi beku. Peluang Kemudahan mendapatkan daging sapi impor Dengan adanya hubungan bilateral Indonesia dengan Australia menyebabkan kemudahan bagi Holycow! Steak House untuk mendapatkan supply daging



3.5.2



3.5.3



wagyu. Ancaman Persaingan yang meningkat Kemudahan mendapatkan daging sapi berpengaruh pada meningkatnya persaingan dalam usaha ini. Implikasi Bisnis Melakukan Inovasi Untuk memenangkan persaingan dengan kompetitornya, Holycow! Steak House harus terus melakukan inovasi dan pengembangan terhadap sajian



3.6



steaknya. Lingkungan Alam Kepedulian dan kesadaran akan lingkungan dan kesehatan, telah merubah cara pandang dan pola hidup dari manusia dan para pelaku usaha. Hal ini di tunjukkan pada perubahan pola pendekatan bisnis yang mulai mengarahkan



usaha dengan pendekatan aktivitas bisnis berbasis kelestarian lingkungan. Pemasaran yang berbasis kelestarian lingkungan “environmental marketing” merupakan perkembangan baru dalam bidang pemasaran, dan merupakan suatu peluang yang potensial dan strategis yang memiliki keuntungan ganda (Multiplier effect) baik pelaku bisnis maupun masyarakat sebagai pengguna. Pendekatan Pemasaran hijau (green marketing approach ) pada area produk diyakini dapat meningkatkan integrasi dari isu lingkungan pada seluruh aspek dari aktivitas perusahaan, mulai dari formulasi strategi, perencanaan, penyusunan, sampai produksi dan penyaluran atau distribusi dengan pelanggan. Di samping itu, perusahaan menggunakan istilah pemasaran hijau (green marketing), sebagai upaya mendapatkan kesempatan untuk meraih tujuan perusahaan. Hal ini terlihat pada perhatian pelaku bisnis terhadap isuisu lingkungan dan kesehatan dengan meningkatnya pasar yang peduli lingkungan. Bahkan ditunjukkan dengan maraknya para pelaku bisnis yang menerapkan standar internasional atau lebih dikenal dengan ISO-14000. Istilah green marketing (pemasaran hijau) sebagai salah satu usaha strategis dalam menciptakan bisnis yang berbasis lingkungan dan kesehatan telah dikenal pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Green marketing yaitu



proses



dalam



pertanggungjawaban



untuk



mengidentifikasi,



mengantisipasi, dan kepuasan konsumen serta sosial pada cara yang menguntungkan dan berkelanjutan. Sumber daya yang terbatas dan keinginan manusia yang tidak terbatas adalah penting bagi pemasar untuk memanfaatkan sumber daya secara efisien tanpa limbah serta untuk mencapai tujuan melindungi lingkungan. Kotler dan Nancy (2005) menyebutkan bahwa green marketing merupakan salah satu kasus khusus dalam implementasi SCM, yang terefleksikan dari sikap dan perilaku baik konsumennya maupun produsennya. Hawkins, Mathersbaugh, dan Best (2007: 93) mendefinisikannya dalam beberapa indikator sebagai berikut: 1. Green marketing melibatkan proses mengembangkan produk yang mana proses produksi, penggunaan, dan pembuangan sampahnya tidak membahayakan lingkungan dibandingkan dengan jenis produk 2.



tradisional lainnya. Green marketing melibatkan proses mengembangkan produk yang memiliki dampak positif kepada lingkungannya.



3.



Green marketing juga harus mengikatkan penjualan produk dengan



organisasi maupun even-even peduli lingkungan terkait. Manfaat Green Marketing: 1. Menghasilkan produk yang ramah lingkungan 2. Para produsen dan pemasang iklan mengembangkan produk yang mereka upayakan untuk memenuhi keinginan masyarakat yang peduli 3.



akan lingkungan Kecintaan terhadap lingkungan akan membuat perusahaan menjadi lebih inovatif, baik inovatif dalam input, process, output atau strategi marketing atau pemasaran. Holycow! Steak House termasuk bisnis yang terpengaruh dengan



adanya Green Marketing. Melihat kesadaran masyarakat akan konsumsi produk yang ramah lingkungan, memaksa pebisnis untuk mengikuti selera konsumen dengan menghadirkan produk-produk yang ramah lingkungan. Pebisnis tidak hanya di tuntut untuk menghadirkan produk-produk yang ramah lingkungan tetapi juga bagaimana dapat memasarkan produknya dengan tetap mengedepankan keramahan lingkungan. Holycow! Steak House menjual steak dengan daging wagyu. Daging wagyu itu sendiri berasal dari sapi wagyu yang di kembang biakkan dengan pemberian pakan bukan hanya rumput organik tetapi juga biji-bijian semacam jagung, barley bungkil kedele (grain fed) dengan side dish tumis bayam organik. Selain itu, Holycow! Steak House juga menerapkan eco green building pada konsep Campnya. Dengan menggunakan ventilasi udara yang lebar sehingga Holycow! Steak House dapat meminimalkan penggunaan ac, penggunaan kaca dan penggabungan antara ruang indoor dan outdoor juga menjadi cara Holycow! Steak House untuk menghemat penggunaan lampu. Dengan cara demikian, Holycow! dapat menghemat pengeluaran untuk listrik 3.6.1



3.6.2



3.6.3



dengan menerapkan eco green building. Peluang Menghemat biaya Dengan menerapkan konsep green building Holycow! Steak House dapat melakukan penghematan pada banyak biaya terutama biaya listrik. Ancaman Keterbatasan stok tanaman organik Masih sedikitnya pemain di pasar organik membuat kesulitan untuk mendapatkan bahan baku organik. Implikasi Bisnis Membuat perkebunan



Holycow! Steak House dapat membuat perkebunan organik sehingga dapat di 3.7



gunakan untuk mensupply kebutuhan. Lingkungan Teknologi : Teknologi Informasi membuat kita semua harus siap dan memiliki bekal untuk dapat mengahadapinya. Dampak dari globalisasi itu sudah merasuki semua aspek kehidupan manusia yang mengakibatkan persaingan di dunia bisnis makin tinggi. Hal ini menyebabkan semakin tinggi pula persaingan yang harus di hadapi oleh semua pihak terutama dalam dunia industri yang tidak lepas dari bidang kuliner. Indonesia adalah surga bisnis kuliner. Berbagai pilihan makanan pun dapat di jadikan penilaian bagi status seseorang. Hal ini memicu para pengusaha dalam bidang kuliner untuk terus mengembangkan bisnisnya, agar selalu dikenal oleh masyarakat luas. Oleh sebab itu, kegiatan pemasaran di tentukan oleh bagaimana pemasar dapat memahami keadaan pasar dan merumuskan strategi pemasaran yang harus di tetapkan. Strategi pemasaran dengan menggunakan internet sebagai tolak ukut keputusan pembelian harus di jadikan pertimbangan oleh perusahaan. Media promosi seperti facebook, twitter, youtube ataupun blog yang dapat di akses secara gratis sekaligus dapat di gunakan sebagai perantara komunikasi antara pemasar dan konsumen. Sosial media adalah bagian penting dari strategi pemasaran yang lebih besar, penjualan yang lebih lengkap, pelayanan dan komunikasi pemasaran yang mencerminkan kemampuannya beradaptasi dengan pasar. Pengaruh besar sosial media terhadap keputusan pembelian memaksa pelaku bisnis untuk berlomba-lomba memasarkan produknya melalui sosial media. Saat ini, sosial media sebagai media promosi dalam bidang kuliner semakin banyak di gunakan oleh pengusaha. Melalui platform seperti Twitter, Facebook, Youtube dan Blog pengusaha akan lebih mudah membentuk pesan pemasaran mereka. Holycow! Steak House menggunakan ketiga platform di atas sebagai media pemasarannya. Alasan utama pemilik Holycow! Steak House menggunakan media sosial pada awalnya karena dengan menggunakan media sosial mereka dapat meminimalisir pengeluaran untuk pemasaran (zero cost) selain itu, dengan media sosial mereka dapat langsung berinteraksi dengan konsumen. Sehingga dapat lebih mudah mengontrol kualitas makanan yang di sajikan dan dapat langsung menanggapi keluhan konsumen.



Gambar 3.2 Facebook Holycow! Steak House



Gambar 3.3 Twitter Holycow! Steak House



Gambar 3.4 Blog Owner Holycow! Steak House



Gambar 3.5 Youtube Owner Holycow! Steak House Dapat di lihat pada gambar di atas adalah beberapa media sosial yang di gunakan oleh Holycow! Steak House sebagai media promosinya. Holycow! Steak House juga memberi beberapa benefit bagi konsumen yang melakukan posting saat sedang makan di Holycow! Steak House akan mendapat tiramisu atau puding. Hal ini semakin memicu konsumen untuk memposting setiap 3.7.1



melakukan pembelian di Holycow! Steak House. Peluang Promosi dan pemasaran yang semakin mudah



Penggunaan internet, akan memudahkan perusahaan dalam melakukan promosi sekaligus memasarkan produk. Sehingga masyarakat akan lebih 3.7.2



familiar dengan Holycow! Steak House. Ancaman Persaingan yang meningkat Dengan semakin berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, teknologi juga semakin cepat mengalami perubahan. Perkembangan teknologi informasi



3.7.3



dapat di manfaatkan oleh perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Implikasi Bisnis Efektif dan Efisien Dengan penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan keefektifan dalam operasi perusahaan, selain itu dapat menghemat biaya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang mandukung perkembangan



3.8



perusahaan pada masa yang akan datang. Lingkungan Teknologi : Teknologi Pemrosesan Pengaruh globalisasi berdampak pada perkembangan teknologi. Teknologi berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia. Perkembangan teknologi memaksa perusahaan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Perusahaan yang tidak berhasil mengikuti perubahan akan tersingkir dengan sendirinya. Teknologi dalam industri kuliner termasuk teknologi yang cepat berkembang, teknologi yang terus berkembang dalam industri kuliner memaksa pengusaha untuk mengikuti perkembangan teknologi dalam pengolahan sajian kulinernya. Dengan mengikuti perkembangan teknologi dapat berdampak positif pada kelangsungan usaha kulinernya. Misalnya, dapat meminimalisir biaya yang di keluarkan oleh perusahaan dan meningkatkan kepuasan konsumen. Daya beli masyarakat dari tahun ke tahun semakin meningkat, mengakibatkan munculnya banyak unit bisnis baru, termasuk bisnis kuliner. Bisnis kuliner yang di minati oleh konsumen salah satunya adalah steak. Di Indonesia, kuliner steak terutama steak daging sapi banyak di minati oleh masyarakat karena selain proteinnya tinggi, masyarakat Indonesia masih banyak yang beranggapan bahwa steak daging sapi adalah jenis makanan orang kaya (mahal). Oleh sebab itu, dengan kemajuan teknologi dapat menekan biaya sehingga steak daging sapi yang berkualitas tidak hanya dapat di nikmati oleh orang kaya saja.



Teknologi yang di gunakan Holycow! Steak House untuk dapat menyaingi kompetitor bisnisnya di bidang kuliner steak, yaitu dengan menggunakan metode pemanggangan yaitu Gridling. Gridling adalah proses memanggang di atas plat baja (Griddle) dengan menggunakan gas atau elemen listrik. Sedangkan Holycow! sendiri menggunakan Gas Griddle. Pemanggangan menggunakan Gas Griddle lebih memudahkan chef untuk mengontrol tingkat kematangan daging, sehingga daging yang di hasilkan bisa sesuai dengan pesanan konsumen. Selain itu, dengan menggunakan Gas Griddle dapat terhindar dari bahaya karsinogenik yang biasanya banyak di sebabkan oleh pemanggangan dengan menggunakan arang. Dengan menggunakan Gas Griddle juga dapat meminimalisir kemungkinan makanan hangus karena panas yang di hasilkan 3.8.1



konstan sehingga daging akan matang sesuai pesanan. Peluang Pengontrolan tingkat kematangan Dengan menggunakan Gas Griddle pengontrolan tingkat kematangan daging lebih mudah di lakukan. Sehingga, tingkat kematangan daging dapat sesuai



3.8.2



dengan pesanan konsumen. Ancaman Biaya investasi tinggi Penggunaan teknologi pada proses produksi dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Namun, di satu sisi penggunaan teknologi tersebut membutuhkan



3.8.3



biaya investasi yang tidak sedikit. Implikasi Bisnis Riset terhadap teknologi Holycow! Steak House perlu



melakukan



riset



terhadap



teknologi



pemanggangan. Sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan di kemudian 3.9



hari. Lingkungan Pemerintah Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dari tahun ke tahun dan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan/konsumsi protein hewani seperti daging, telur dan susu. Permintaan daging sapi yang semakin besar tidak di imbangi oleh ketersediaan produksi daging sapi lokal, sehingga tidak terjadi keseimbangan pasar. Kondisi ini membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan membuka kran impor baik dalam bentuk bakalan maupun daging sapi guna mengimbangi tingkat kebutuhan akan protein hewani yang semakin meningkat di Indonesia. Namun, ternyata hasilnya tidak seperti harapan dimana kebutuhan daging nasional



lebih banyak di cukupi oleh impor, tanpa di barengi dengan peningkatan produksi ternak lokal. Penetapan kebijakan pembatasan kuota impor daging sapi memang menjadi angin segar bagi kelangsungan peternak sapi lokal. Keberlangsungan usaha sapi lokal yang tadinya tidak mampu bersaing dengan sapi Impor diharapkan bisa membaik dengan adanya kebijakan ini. Namun, terdapat efek domino yang ditimbulkan oleh penetapan kebijakan pembatasan kuota impor sapi tersebut yang dikarenakan semakin minimnya stok sapi impor yang ada di Indonesia lantas membuat kinerja perusahaan yang berorientasi pada impor sapi mengalami penurunan. Harga daging sapi yang beredar di masyarakat tentu akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi karena stok daging sapi impor yang sebelumnya membanjiri pasar menjadi sulit untuk di dapat. Ketergantungan Holycow! Steak House akan keberadaan daging sapi impor tentu tidak lepas dari peranan pemerintah yang memiliki andil dalam setiap kegiatan perdagangan internasional. Pada tahun 2011 pemerintah menetapkan kebijakan pembatasan kuota impor sapi dalam rangka rencana swasembada daging nasional (PSDS 2014). Hampir 90 persen produksi daging sapi yang ada di Indonesia merupakan daging impor. Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan kebijakan kuota impor daging sapi hanya 85 ribu ton atau sekitar 17,5 persen dari total kebutuhan nasional yang mencapai 485.714 ton. Pada tahun 2014 Indonesia menekan nilai impor sapi hingga 10 persen. Kuota impor daging sapi yang hanya 85 ribu ton jika di tambahkan dengan kuota daging sapi lokal yang hanya 292 ribu ton belum cukup untuk memenuhi permintaan akan daging sapi yang mencapai 484 ribu ton. Peternak tentu saja senang dengan adanya kebijakan pembatasan kuota impor, harga sapi hidup bisa mencapai Rp. 22.000 per kg dimana sebelumnya harga sapi mencapai harga Rp. 33.000 per kg. Namun, di Indonesia usaha ternak sapi oleh peternak kecil masih merupakan usaha tambahan bukan bisnis utama. Peternak masih menjadikan sapi sebagai tabungan (rojo koyo) bukan komoditas. Mereka hanya menjual sapinya saat benar-benar membutuhkan 3.9.1



uang. Peluang Dengan adanya pembatasan kuota daging import seharusnya bisa menjadi ladang bisnis baru. Pemerintah seharusnya dapat memotivasi para pengusaha untuk terjun kedalam bisnis peternakan sapi wagyu.



3.9.2



Ancaman Pembatasan kuota impor sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha Holycow! Steak House. Bisnis usaha yang berbahan utama daging sapi dapat sulit bertahan jika daging sapi sulit di dapatkan, sehingga pengusaha harus memikirkan cara lain agar kuota daging sapi dapat terpenuhi demi



3.9.3



kelangsungan usahanya. Implikasi Bisnis Pemerintah dapat memfasilitasi penelitian untuk dapat mengembangbiakkan bakalan, sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan wagyu para pengusaha steak juga dapat sekaligus mendukung terciptanya swasembada daging



3.10



nasional. Lingkungan Pembangunan Ekonomi Menurut teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan relatif yang di kemukakan oleh James Dusenberry dalam bukunya Income, Saving and The Theory of Consumer Behavior pada tahun 1949, didasarkan pada asumsi sebagai berikut: 1. Tingkat konsumsi adalah independent terhadap tingkat pendapatan tinggi atau kebiasaan yang terjadi sebelumnya. Di samping itu unsur status sosial seseorang juga turut menentukan tingkat konsumsinya. Dengan demikian tingkat pendapatan yang akan mempengaruhi konsumsi adalah nilai pendapatan relatif terhadap tingkat pendapatan 2.



tertinggi yang pernah di miliki sebelumnya. Tingkat konsumsi bersifat irreversible yang bermakna bahwa apa yang terjadi pada waktu pendapatan naik, tidak akan selalu merupakan kebalikan bila terjadi penurunan pendapatan. Konsumsi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi



Indonesia. Konsumsi penduduk Indonesia sebagian besar merupakan konsumsi rumah tangga menjadi prasyarat penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.



Gambar 3.6 Struktur PDB 2011-2013 Dapat di lihat pada gambar di atas komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam pengeluaran PDB Indonesia dengan proporsi 54,64% pada tahun 2012 dan 55,82% pada tahun 2013.



Gambar 3.7 Sedangkan gambar di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun usaha restoran atau rumah makan mengalami peningkatan. Hal ini sekaligus membuktikan



bahwa



dengan



meningkatnya



pendapatan



masyarakat



berpengaruh pada meningkatnya bisnis usaha restoran di Indonesia. 3.10.1 Peluang Meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat Indonesia berdampak positif pada meningkatnya bisnis usaha restoran di Indonesia. 3.10.2 Ancaman Dengan melihat minat konsumen terhadap steak wagyu sangat tinggi, akan mendorong pesaing untuk menjual produk yang sama dengan harga yang bersaing. 3.10.3 Implikasi Bisnis Holycow! Steak House harus tetap mempertahankan dan meluaskan pangsa pasar. Holycow! Steak House untuk memperluas bisnisnya dengan membuka restoran-restoran di daerah dengan masyarakat yang mengalami peningkatan pendapatan. Dengan membuka cabang sesuai dengan daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus dapat meningkatkan profit Holycow! Steak House



3.11



Lingkungan Ekonomi Regional Ekonomi regional berkaitan dengan pembatasan wilayah ekonomi suatu negara dengan mempertimbangkan potensi sumber daya yang di miliki suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan potensi di berbagai provinsi di Indonesia menyebabkan tidak meratanya pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur, fasilitas dan lain sebagainya. Jadi, ekonomi regional menjadi salah



satu



pertimbangan



suatu



bisnis



dalam



menjalankan



aktivitas



produksinya. Untuk memenuhi kebutuhan suatu wilayah dilakukanlah kerjasama dengan wilayah lain, kerjasama dengan wilayah lain ada beberapa bentuk. Bentuk kerjasama ekonomi antar negara ada dua yaitu bilateral (Indonesia dengan Australia) dan multilateral. Kerjasama multilateral dibedakan menjadi dua macam, yaitu kerja sama regional (ASEAN,MEE) dan kerjasama internasional (IMF,ILO,OPEC). Indonesia adalah salah satu negara yang melakukan kerjasama bilateral dengan Australia. Indonesia dan Australia sepakat membuka lebar hubungan kerjasama bilateral kedua negara, baik dalalm bidang politik, keamanan, ekonomi, dan pembanguna. Dengan terbentuknya Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dengan Australia dan New Zealand menjadikan landasan bagi peningkatan dan penajaman hubungan bilateral perdagangan antara Indonesia dan Australia dalam kerangka FTA bilateral. Salah satu bentuk kerjasama ekonomi Indonesia dan Australia adalah kerjasama AustraliaIndonesia dalam bidang ekspor impor daging sapi. Indonesia sampai saat ini masih belum mampu untuk memproduksi daging wagyu. Oleh sebab itu, Holycow! Steak Hotel masih bergantung pada impor daging wagyu dari Australia. Australia adalah negara penghasil sapi wagyu terbesar di luar Jepang. Australia berhasil mengembangkan pembibitan sapi wagyu dan sekarang dapat memenuhi permintaan daging wagyu di dunia. Pemilihan Australia sebagai negara pengimpor daging wagyu bukan saja hanya dari murahnya cost pengiriman. Namun, juga karena daging wagyu dari Australia sudah bersertifikasi halal oleh MUI, sehingga mayoritas penduduk Indonesia yang muslim tetap dapat menikmati daging wagyu. 3.11.1 Peluang Kemudahan mendapatkan daging ekspor karena adanya kerjasama antara Indonesia dan Australia.



3.11.2 Ancaman Nilai Tukar yang tidak stabil Melemahnya nilai rupiah sangat mempengaruhi kegiatan impor daging sapi. 3.11.3 Implikasi BIsnis Melakukan perjanjian pembayaran dengan kurs pada saat itu, sehingga 3.12



fluktuasi nilai tukar tidak berpengaruh terhadap proses impor. Lingkungan Kebijakan Industri dan Sektoral Industri makanan dan minuman memiliki peranan penting



dalam



pembangunan sektor industri terutama terhadap produk domestik bruto (PDB) industri nonmigas dibanding subsektor lainnya. makanan, minuman dan tembakau, yang pada triwulan I 2014 mencapai sebesar 9,47 persen. Ini berarti industri ini mengalami kenaikan cukup tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan yang sama tahun 2013 sebesar 1,75 persen. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa sektor industri makanan, minuman dan mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pangsa pasar produk makanan dan minuman yang cukup besar tersebut akan mendorong tumbuhnya permintaan bahan tambahan pangan. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan sepanjang Januari-Desember 2013, investasi makanan dan minuman yang masuk melalui PMA mencapai US$2,1 miliar atau setara Rp21 triliun (ratarata kurs 2013: Rp10.000) dengan 612 proyek. Sedangkan PMDN mencapai Rp15,08 triliun dengan 341 proyek. Sehingga bila ditotal mencapai Rp36 triliun. Kemajuan industri makanan dan minuman tidak lepas dari peran penting Pemerintah dalam upaya melakukan pegembangan secara terus menerus. Dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah diharapkan bisnis di sektor Makanan dan Minuman dapat terus menunjang perekonomian Indonesia. Industri makanan dan minuman saat ini menduduki posisi strategis dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi ketiga aspek utama tersebut, sejumlah usaha dilakukan, seperti mendorong penerapan SNI, good manufacturing practices (GMP), dan hazard analysis and critical control point (HACCP), higianitas (food hygiene), keamanan (food safety), sanitasi (food sanitation), penerapan standar pangan internasional (CODEX Alimentarius) yang menjamin bahwa perusahaan menerapkan cara pengolahan dan sistem



manajemen keamanan pangan yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya. Industri dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunanya. Penentuan arah kebijakan industri nasional jangka panjang mengacu pada Rencana Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007), sedangkan untuk jangka menengah pada Agenda dan Prioritas Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009 (Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005). Dalam jangka panjang, pembangunan industri harus memberikan sumbangan sebagai berikut: a) Mampu memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan b)



kesejahteraan masyarakat; Membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern,



c)



dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa; Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi



dan



wirausaha bangsa di bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak pembentukan daya saing industri d)



nasional menghadapi era globalisasi/liberalisasi ekonomi; Mampu ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam



pertahanan



diri



dalam



menjaga



eksistensi



dan



keselamatan bangsa, serta ikut menunjang. Industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor industri yang mampu menyerap tenaga kerja paling besar. Perusahaan bisa memanfaatkan peluang untuk terus mengembangkan industri ini sehingga meminimalisir jumlah pengangguran di Indonesia. Pengembangan variasi produk masih sangat dibutuhkan untuk menambah ragam makanan pokok yang menjadi kebutuhan pangan utama warga Indonesia. Hal ini juga berpengaruh positif terhadap kebutuhan impor bahan makanan dari luar negeri, sehingga bisa meningkatkan produktifitas perusahaan untuk mengolah bahan makanannya sendiri. Kebijakan ini bisa ditunjang dengan adanya insentif bagi perusahaan yang mampu memberikan inovasi produk untuk memberikan tantangan baru



bagi perusahaan untuk terus mengasah industri makanan dan minuman ini agar semakin berkembang dengan munculnya wirausaha baru. 3.12.1 Peluang Prospek industri makanan Perkembangan industri makanan di Indonesia saat ini dapat di jadikan peluang Holycow! Steak House untuk terus mengembangkan bisnisnya. 3.12.2 Ancaman Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah tentang Industri yang di harapkan



mampu



meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Membuat banyak pemain baru yang masuk dalam industri makanan. Hal ini menjadi ancaman bagi Holycow! Steak House. 3.12.3 Implikasi Bisnis Holycow! Steak House harus terus berinovasi dalam produknya dan memasarkan produk dengan cara yang lebih menarik sehingga tetap menarik 3.13



minat konsumen dan tidak terbebani dengan adanya pertumbuhan pesaing. Lingkungan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dengan adanya globalisasi, pasar semakin terbuka terhadap perdagangan dan teknologi, sehingga jumlah perusahaan yang terpengaruh secara langsung dan tidak langsung dengan nilai tukar semakin meningkat. Nilai tukar suatu negara di tentukan dari nilai satu unit mata uang terhadap mata uang negara lain. Apabila konsidi ekonomi suatu negara berubah maka nilai tukarnya pun akan berubah secara subtansial. Sejak pertengahan 1997, Indonesia dan sebagian beberapa negara Asia Tenggara dan Timur mengalami krisis ekonomi. Semenjak itu, nilai tukar rupiah semakin sulit di prediksi dan overshoot. Walaupun fluktuasi nilai tukar rupiah saat ini sudah tidak separah beberapa tahun lalu. Perubahan nilai mata uang di Indonesia pada umumnya berupa naik turunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing yang terjadi harian dan devaluasi nilai rupiah terhadap mata uang asing. Perubahan nilai tukar yang tidak stabil ini membawa dampak yang sangat besar dalam dunia usaha, oleh sebab itu diperlukan perlakuan yang tepat dalam pengungkapan selisih kurs tersebut. Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai harga mata uang domestik (Salvatore,,1997). Sedangkan (Mankiw, 2003) membedakan nilai tukar menjadi dua yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal (nominal



exchange



rate)



adalah



nilai



di



mana



seseorang



dapat



memperdagangkan mata uang dari suatu negara ke negara lain. Sedangkan



nilai tukar riil (real exchange raet) adalah nilai di mana seseorang dapat memperdagangkan barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain. Nilai tukar rupiah ini sangat berdampak terhadap besarnya investasi yang di perlukan bagi pengusaha lokal, khususnya dalam bidang-bidang usaha yang memiliki ketergantungan terhadap produk asing (impor) yang cukup tinggi. Gambar 3.8 menunjukkan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika, sebagai berikut:



Gambar 3.8 Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Kurs inilah yang sangat berpengaruh terhadap proses ekspor dan impor karena sangat berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan ekspor maupun impor barang. Hal ini terjadi pada Holycow! Steak House yang secara langsung membutuhkan daging wagyu dari negara lain. 3.13.1 Peluang Dengan tidak stabilnya nilai rupiah dapat menjadikan peluang bagi Holycow! Steak House untuk melakukan pengembangbiakan sapi wagyu sendiri guna memenuhi kebutuhan akan daging wagyu. 3.13.2 Ancaman Biaya bahan baku impor semakin tinggi Dengan ketidakstabilan tingkat suku bunga mengakibatkan harga bahan baku impor semakin tinggi dan hal ini tentu memberatkan pebisnis. 3.13.3 Implikasi Bisnis Holycow! Steak House dapat melakukan perjanjian kerja dengan eksportir menggunakan kurs yang berlaku pada saat perjanjian berlangsung. Sehingga kenaikan kurs tidak akan berpengaruh pada kelangsungan bisnis Holycow! Steak House.