UAS Makalah MPF - Windy Fransiska - 438800 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FILSAFAT HIDUP ETIKA STOISISME TOKOH ANDY DUFRESNE DALAM FILM THE SHAWSHANK REDEMPTION



Mini skripsi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada



Oleh: Windy Fransiska Arianti 19/438800/FI/04596



DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2021



HALAMAN PENGESAHAN



JUDUL



: FILSAFAT HIDUP ETIKA STOISISME TOKOH ANDY DUFRESNE DALAM FILM THE SHAWSHANK REDEMPTION



PENYUSUN



: WINDY FRANSISKA ARIANTI



NIM



: 19/438800/FI/04596



Yogyakarta, Desember 2021 Disetujui oleh : Pembimbing Utama



Pembimbing Pendamping



Nama Dosen



Nama Dosen



NIP.



NIP.



Diketahui oleh :



Diketahui oleh :



Dekan Fakultas Filsafat



Kepala Program Studi Filsafat



Universitas Gadjah Mada



Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada



HALAMAN PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Windy Fransiska Arianti NIM



: 19/438800/FI/04596



Judul : Filsafat Hidup Etika Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The Shawshank Redemption Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis adalah benar-benar hasil karya sendiri guna diajukan untuk memperoleh gelar sarjana, yaitu Sarjana Filsafat. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini hasil dari mengutip karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.



Yogyakarta, Desember 2021 Windy Fransiska Arianti



PRAKATA Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran, kemudahan dan kesabaran sehingga skripsi yang berjudul Filsafat Hidup Etika Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The Shawshank Redemption dapat terselesaikan tepat waktu. Penelitian ini didasari oleh keinginan untuk menggali kajian-kajian filosofis khususnya dalam bidang etika pada aliran keutamaan hidup yang pembahasan mengenai topik ini cukup penting menyangkut kehidupan manusia sendiri. Filsafat Stoisisme adalah Stoisisme didasarkan pada ide bahwa tujuan hidup adalah hidup selaras dengan alam. Alam itu sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan kosmos, termasuk rekan-rekan kita sesama manusia. Epictetus, yang mazhab Stoisismenya berkembang pada abad kedua Masehi, memberitahu kita cara mewujudkan ide ini. Dia berkata, “ada hal-hal yang berada dalam kendali kita dan ada hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita.” Maka, jika sesuatu tidak berada dalam kendali kita, tidak layak mengerahkan energi untuk itu.



Peneliti berupaya mengangkat nilai-nilai moral yang terkandung dalam Filsafat Stoisisme yang ditelaah melalui tokoh film The Shawshank Redemption pada satu tokoh utamanya, yaitu Andy Dufresne. Penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara personal, maupun materil dan moril, maka dalam kesempatan ini peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Rr. Siti Murtiningsih selaku dekan Fakultas Filsafat yang memberikan tauladan dan motivasi dalam kepemimpinannya. 2. Para Dosen dan staf pengajar S-1 Fakultas Ilmu Filsafat yang telah mendidik dan membimbing peneliti dalam menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada. 3. (Dospem) yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.



4. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa Bidikmisi kepada peneliti selama empat tahun masa belajar di perkuliahan. 5. …….. yang telah membantu peneliti dalam menemukan literatur-literatur yang dibutuhkan. 6. Kedua orang tua tersayang dan tercinta, Ayahanda Guminto dan Ibunda Arin Yulianti yang telah membimbing, membesarkan dan tidak lupa senantiasa mengiringi setiap langkah peneliti dengan doa agar selalu diberikan keselamatan dan kesuksesan oleh Allah SWT. 7. Teman-teman yang setia mengiringi perjalanan, ….. yang selalu memberikan doa serta dengan penuh kesetiaan dan kesabaran menemani masa- masa sulit selama penulisan skripsi ini. 8. Teman seperjuangan di Fakultas Filsafat dari awal semester hingga akhir ….. Terimakasih karena kalian mengajarkan menjadi manusia yang sedikit tidak sepaneng dengan menikmati indahnya alam Yogyakarta. 9. Rekan-rekan mahasiswa program studi Ilmu Filsafat Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada angkatan 2019 sebagai mitra dialog yang selalu memberi masukan dan ide-ide cemerlang dalam rangka memperluas wawasan. Peneliti menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kesempurnaan, karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan yang lebih baik. Kendatipun masih jauh dari apa yang diharapkan, peneliti berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan para peminat pemikiran kefilsafatan khususnya, terutama dibidang moral dan etika. Peneliti juga berharap agar karya ini dapat memperkaya referensi pemikiran kefilsafatan di Nusantara. Yogyakarta, Desember 2021 Peneliti



FILSAFAT HIDUP ETIKA STOISISME TOKOH ANDY DUFRESNE DALAM FILM THE SHAWSHANK REDEMPTION Windy Fransiska Arianti INTISARI Selama hidup manusia seringkali dihadapkan pada suatu persoalan dan situasi dimana kita mau tidak mau, siap tidak siap pasti dipaksa menghadapi persoalan tersebut. Hal ini jika tidak diimbangi etika tentu akan menyebabkan sebuah persoalan baru yang lebih kompleks. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk menggali gagasan-gagasan khusunya mengenai ajaran moral. Etika keutamaan hidup menjadi sudut pandang untuk menganalisis dan memahami aspek Filsafat Stoisisme yang terkandung dalam tokoh film The Shawshank Redemption. Tujuan penelitian ini adalah: (1).Mendeskripsikan apa itu Filsafat Hidup Stoisisme; (2). Menganalisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank Redemption; (3). Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara telaah kepustakaan yang diambil dengan teknik historis faktual dari tokoh, buku, ataupun naskah. Hasil penelitian: (1). Memberikan penjelasan mengenai apa itu Filsafat Hidup Stoisisme. (2). Memberikan pemahaman hasil analisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank Redemption. (3). Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Filsafat Hidup, Stoisisme, Andy Dufresne, Etika Keutamaan, The Shawshank Redemption.



ANDY DUFRESNE'S PHILOSOPHY ETHICAL LIFE OF MOVIES THE SHAWSHANK REDEMPTION Windy Fransiska Arianti ABSTRACT During human life, we are often faced with problems and situations where we like it or not, ready or not, we are definitely forced to face these problems. If this is not balanced with ethics, it will certainly lead to a new, more complex problem. This is the reason for researchers to explore ideas, especially regarding moral teachings. The ethics of the virtue of life becomes a point of view to analyze and understand the aspects of Stoicism philosophy contained in the character of the film The Shawshank Redemption. The Purpose of this research is: (1). Describe what is Stoicism's Philosophy of Life; (2). Analyzing the Philosophy of Life Stoicism one of the characters in The Shawshank Redemption; (3). Provide an understanding of the relevance and usefulness of the Stoicism Philosophy of Life that can be seen from the character in everyday life. Collecting data in this study using research methods that are qualitative. The research was conducted by means of a literature review taken with factual historical techniques from characters, books, or manuscripts. The output of the research is: (1). Give an explanation of what is Stoicism's Philosophy of Life. (2). Provide an understanding of the results of the analysis of the Philosophy of Life of Stoicism, one of the characters in the film The Shawshank Redemption. (3). Provide an understanding of the relevance and usefulness of the Stoicism Philosophy of Life that can be seen from the character in everyday life. Keywords: Philosophy of Life, Stoicism, Andy Dufresne, Ethics of Virtue, The Shawshank Redemption.



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Ajaran utama aliran stoisisme adalah kepercayaan bahwa tidak ada sesuatu yang disebut kebetulan, dan bahwa jalannya alam sudah ditetapkan secara ketat oleh hukum-hukum alam. Keutamaan dalam manusia individual terdapat dalam kehendak, maka segalanya baik atau buruk tergantung pada diri sendiri (Russel 2002:346-347). Stoisisme adalah bagaimana cara kita ‘bertahan’ dan mengatasi masalah atau penderitaan yang sedang kita alami (Janaro dan Althusler, 2003:493). Perilaku atas kepercayaan tersebut dapat terlihat dari salah satu tokoh yakni Andy Dufresne dalam film karya Frank Darabont yang berjudul The Shawshank Redemption. The Shawshank Redemption adalah adalah film yang menceritakan tentang kehidupan seorang akuntan yang tidak bersalah, Andy Dufrense selama di penjara Shawshank karena dituduh telah membunuh istri serta pacar gelapnya. Digambarkan dalam rentang waktu 30 tahun dari cerita awal mula Andy Dufresne masuk ke kehidupan penjara Shawshank, perjuangannya menjaga harapan hidupnya di tengah kerasnya kehidupan yang dia alami, hingga proses dirinya melarikan diri. Di dalam proses puluhan tahun tersebut mengkonstruksi perwatakan Andy Dufresne yang tenang, terpelajar, berani, punya pendirian teguh, tidak menyukai kekerasan, dan selalu berpengharapan. Konstruksi yang dibangun atas Dufresne membedakannya dengan sangat jauh dari para tahanan Shawshank lainnya dan kehadiran Dufresne di Shawshank secara perlahan tetapi pasti digambarkan membawa perubahan terhadap penjara Shawshank yang sebelumnya digambarkan kelam, menakutkan, dan tak ada harapan di dalamnya menjadi lebih “hidup”.



Dari sana terlihat bahwa Andy Dufresne memiliki filosofi hidupnya, yang dapat dikaji melalui filsafat hidup salah satu aliran etika, yaitu stoisisme. Di mana melalui filosofi hidup ini, ia dapat memiliki jiwa yang baik dalam menghadapi garis kehidupannya selama di penjara Shawshank. Kajian mengenai kehidupan merupakan sesuatu yang penting dan selalu menarik untuk dibahas secara lebih mendalam. Sebab kehidupan sendiri merupakan bagian dari keberadaan manusia. Berbagai macam pertanyaan seringkali muncul mengenai persoalan bagaimana manusia menjalani kehidupan di dalam kesehariannya. Pada dasarnya berbagai pilihan yang dapat dilakukan manusia dalam menghadapi berbagai macam persoalanpersoalannya seringkali menimbulkan dilema, apakah hal itu tepat atau sebaliknya, serta apa yang sebenarnya dapat dilakukan manusia dengan keterbatasan yang dimilikinya. Socrates mengatakan bahwa, “hidup yang tak dipikirkan adalah hidup yang tak pantas dijalani”. Manusia menjalani kehidupan bermakna dan berkualitas tinggi dengan menggunakan pikiran yang dimiliki. Manusia memiliki kendali atas apa yang akan ia lakukan. Manusia memiliki imajinasi dan mampu merespons dunia serta mengaitkan setiap kejadian yang kemudian mengatasinya dengan menggunakan akalnya, mampu menghadapi dunia dan menjelaskannya untuk memudahkan kehidupan. Hal ini berkaitan dengan posisi filsafat dalam kehidupan sehari-hari.



Manusia dilatakan eksis karena ia mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup, prinsip hidup maupun filosofi hidup agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar. Tentunya hal ini cukup berbeda di antara satu dengan lainnya dalam menyikapinya. Makna hidup menurut Victor E Frank dalam bukunya yang berjudul Naisaban adalah “arti dari hidup” bagi manusia. Arti hidup yang dimaksud yaitu arti hidup yang bukan hanya untuk dipertanykan, tetapi perlu direspon karena kita semua sebagai manusia bertanggung jawab untuk suatu hidup. Manusia banyak memiliki pertanyaan mengenai kehidupan, sebab manusia masuk serta terlibat dalam permasalahan yang terjadi didalamnya. Filsafat berperan dalam pemikiran mengenai hal



tersebut seakan-akan mempersatukan dimensi manusia sebagai subjek dengan permasalahan yang ada sebagai objek. Bagi sebagian orang, filosofi hidup dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani hidup, agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar dari memahami dasar, tujuan, serta bagaimana filosofi hidupnua. Inilah pentingnya mengetahui kebenaran di balik filsafat hidup. Mencari kebenaran hidup dan hidup dalam kebijakan dan kebenaran. Sehingga manusia mampu melakukan apa saja demi tercapai tujuannya demgan terikat dengan filosofinya. Pada dasarnya, dalam hidup manusia seringkali timbul beberapa hambatan yang berasal dari pengaruh lingkungan luar atau eksternal, yang mana sesuatu tersebut tidak dapat kita kendalikan terjadinya. Namun, semua itu harus dikendalikan dengan baik.



2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan berbagai permasalahan seperti berikut: 1.



Apa pengertian dan manfaat dari Filsafat Hidup Stoisisme?



2.



Apa Filsafat Hidup yang terkandung dalam tokoh Andy Dufresne dalam film The Shawshank Redemption?



3.



Bagaimana relevansi Filsafat Hidup Stoisisme tokoh Andy Dufresne dalam film The Shawshank Redemption dalam penerapan berkehidupan sehari-hari?



3. Keaslian Penelitian



Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti, beberapa kajian dari tesis, skripsi, maupun jurnal telah ditemukan beberapa penelitian yang memiliki kemiripan tema yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dibahas, yaitu:



a.



Andhika Maesa (2011), merupakan mahasiswa Universitas Negeri Padang yang



mengangkay sebuah judul Pseudo-rehabilitation in Frank Darabont’s Movie The Shawshank Redemption. Skripsi ini merupakan analisa dari naskah film The Shawshank Redemption (1994) yang ditulis oleh Frank Darabont. Permasalahan yang dibahas dalam analisa ini adalah sejauh mana penjara memberikan rehabilitasi (rehabilitation) semu (pseudo) terhadap para tahanan dan sejauh mana karakter dan setting mengungkapkan rehabilitasi semu (pseudo-rehabilitation) tersebut. Analisa ini dilakukan dengan mengaplikasikan konsep rehabilitation yang dikemukakan oleh Rowena Macdonald, konsep aggression and guilt oleh Sigmund Freud, dan psychology of crime torture oleh Jean-Paul Sartre. Hasil penganalisaan memperlihatkan bahwa penjara tidak membuat tahanan menjadi lebih baik, namun sebaliknya. Analisa ini juga menunjukkan bahwa penjara tidak berhasil membuat para tahanan siap secara mental untuk bergabung kembali di lingkungan masyarakat. Hal ini diperlihatkan oleh tiga orang karakter dalam film, yakni Andy Dufresne, Brooks Hatlen dan Ellis Boyd “Red” Redding. Ketiga karakter diatas menjadi objek dari rehabilitasi semu yang dilakukan oleh penjara. b.



Gina Rizki (2012), mahasiswa S1 Universitas Bina Nusantara Fakultas Ilmu Sastra



dalam skripsi yang berjudul The Development of Andy Dufresne’s Character in the Movie The Shawshank Redemption by Frank Darabot membahas mengenai, analisis masalah-masalah yang terjadi didalam film “The Shawshank Redemption”, yang di sutradarai oleh Frank Darabont ini menggambarkan tentang hidup yang harus dijalani oleh karakter utama di dalam penjara dimana ia harus bertahan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar yang harus di penuhi oleh semua manusia. Pada tahap ini, penulis ingin menganalisa tentang kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia berdasarkan teori-teori yang berkaitan. Disini, penulis juga membahas tokoh utama yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya. Penulis menggunakan teori hirarki kebutuhan oleh Abraham Maslow. Teori-teori tersebut adalah



kebutuhan jasmani (fisiologis), kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk dicinta dan dicintai, kebutuhan pengakuan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. c.



Noerliz Isnaini (2016), tesis dari mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel



Surabaya ini berjudul Defense Mechanism of Andy Dufresne in Stephen King’s Rita Hayworth and The Shawshank Redemption yang berusaha menjelaskan tentang analisis novel yang ditulis oleh Stephen King berjudul Rita Hayworth dan The Shawshank Redemption. Tesis ini berfokus pada satu karakter utama, Andy Dufresne, mekanisme pertahanan dan bagaimana ia menunjukkan hal itu. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini adalah untuk menjelaskan mekanisme pertahanan dari karakter utama Andy Dufresne. Data tersebut diambil dari novel itu sendiri. Peneliti menggunakan teori Sigmund Freud tentang mekanisme pertahanan sebagai teori utama dan menggunakan kritik baru sebagai teori sekunder untuk melakukan penelitian ini. Ada sembilan jenis mekanisme pertahanan; mereka rasionalisasi, intelektualisasi, perpindahan, proyeksi, pembentukan reaksi, penolakan, sublimasi, represi, dan regresi. Data itu sendiri dianalisis dengan membaca, memahami dan mengidentifikasi novel. Dengan penelitian ini, penulis menemukan bahwa Andy Dufresne menggunakan rasionalisasi, intelektualisasi, proyeksi, pembentukan reaksi, regresi dan represi. Andy Dufresne melakukan mekanisme pertahanan untuk melepaskan kecemasan dan frustrasi. Akhirnya, apakah Andy mampu melepaskan kecemasan dan frustrasinya atau tidak. Dari beberapa penelitian yang telah ditemukan terkait Filsafat Hidup Stoisisme maupun film The Shawshank Redemption sejauh ini belum ada yang membahas mengenai tokoh Andy Dufresne dalam film tersebut. Perwatakan ini merupakan sikap hidup sehari-hari yang dapat dikaji lebih dalam yang beruhungan dengan sikap menerima dari apa yang sudah ditakdirkan kepada manusia. Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan membahas tentang film The Shawshank Redemption, maupun tokoh Andy Dufresne dalam film tersebut. Maka, penelitian yang membahas Filsafat Hidup Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The



Shawshank Redemption merupakan penelitian baru dan belum dikaji sebelumnya. Sehingga dapat diajukan penulis sebagai syarat tugas akhir berupa skripsi.



4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan keilmuan di bidang filsafat, masyarakat, dan sekaligus sebagai stimulan bagi penelitian berikutnya. i. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya membuka wawasan tentang filsafat hidup dan etika stoisisme. Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk permasalahanpermasalahan manusia dalam menghadapi realitas yang terjadi di Indonesia dewasa ini. ii. Bagi Perkembangan Ilmu Filsafat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan bahan diskusi khususnya untuk permasalahan-permasalahan filsafat hidup atau etika untuk mencapai ketenangan hidup stoisisme di masa mendatang sehingga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu filsafat. iii. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai konsep Filsafat Hidup yang terlihat dari salah satu tokoh film The Shawshank Redemption. Agar masyarakat luas mengetahui dan memahami tentang Filsafat Hidup, bahwa hal tersebut dapat dijelaskan secara keilmuan yaitu dengan etika stoisisme. Sekaligus untuk memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa manusia dapat memilih bagaimana ia dapat bersikap dalam menjalani kehidupan yang dihadapinya. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan yang terdapat di dalam rumusan masalah:



1. Mendeskripsikan apa itu Filsafat Hidup Stoisisme 2. Menganalisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank Redemption 3. Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari C. Tinjauan Pustaka Sebuah Aliran filsafat yang awal mula berkembang pada abad ketiga sebelum Masehi oleh Zeno dari Citium (336-264 SM).10 Dalam filsafat Stoisisme, salah satu jalan asketis diperkenalkan dengan sebuah konsep Apatheia. Sebuah sikap yang pada awalnya dikembangkan untuk mengatasi depresi akibat kekacauan yang terjadi setelah keruntuhan Kota Yunani dan Dinasti Alexander. (Lorens Bagus, Kamus Filsafat, hlm. 90). Dalam buku Filosofi Teras, ada pernyataan terkenal dari Epictetus, yakni “Ada hal-hal yang berada di bawah kendali tergantung pada kita, dan hal-hal yang tidak di bawah kendali atau tidak tergantung pada kita”. Karakter adalah sketsa deskriptif singkat dari seorang tokoh yang melambangkan beberapa kualitas tertentu (Holman 74). Karena kecemasan itu menyakitkan, seseorang berusaha menguranginya secepat mungkin. Biasanya yang mencoba untuk mengatasinya dengan kecemasan dengan menghindari bahaya. Pertahanan digunakan terutama dalam pikiran sadar dan tidak sadar, di mana individu mencoba untuk mengatasi keinginannya sendiri yang tidak dapat diterima (Mischel 347). D. Landasan Teori Marcus Aurelius, yang, sebagai kaisar Imperium Romawi dari tahun 161-180 M, adalah orang paling berkuasa di dunia, menjelaskan dalam salah satu bagian “Meditasi”, kumpulan tulisannya, bahwa dia sedang berjuang untuk bangkit dari tempat tidur. Dia pun berkata kepada



dirinya sendiri, “Aku bangun untuk melakukan pekerjaan seorang manusia. Lalu, mengapa aku begitu jengkel ketika aku keluar untuk melakukan hal yang ditakdirkan untukku dan merupakan alasan aku ada di dunia ini? Atau aku memang diciptakan untuk ini, berbaring di tempat tidur dan menghangatkan diri di balik selimut?” Dia juga tahu bahwa nasihat ini bisa ampuh bisa juga tidak suatu hari nanti. Karena itulah, walaupun dia memaksa dirinya menjalani hidup, Markus menegaskan apa yang mungkin dia hadapi: “Katakan kepada dirimu sendiri di awal hari, aku akan bertemu dengan orang-orang usil, tak tahu di untung, brutal, pengkhianat, pendengki, dan tidak ramah.” Filsuf stoik Epictetus memberikan jawaban–jawaban yang bisa membantu kita mengantisipasi berbagai kemungkinan dan mempersiapkan kita menghadapi apa yang akan datang. Dia mengatakan dalam “Enchiridion”: “Ketika engkau hendak melakukan suatu perbuatan, ingatkan dirimu perbuatan macam apa itu. Jika engkau hendak pergi ke pemandian, ingat-ingat dalam benakmu apa yang mungkin terjadi di pemandian—ada orang yang bersimbur-simburan, orang yang dorong-dorongan, orang yang menghina, orang yang mencuri. Dan engkau akan melakukan perbuatan dengan lebih aman jika sejak awal engkau mengatakan, ‘Aku ingin mandi dan menjaga pilihan-pilihanku sesuai dengan alam’; begitu pula untuk setiap perbuatan yang lain.” Filosofi Teras oleh Manampiring (2018), pengertian filsafat stoisisme yaitu suatu aliran filsafat yang telah ada bahkan lebih dari 2000 tahun lalu di Romawi Kuno. Aliran filsafat ini digagas oleh Zeno yang kemudian dikembangkan oleh para filsuf lainnya seperti Marcus Aurelius, Seneca, dan Epitectus. Manampiring (2018) berpendapat bahwa ada empat kebajikan utama dalam ruang lingkup stoisisme, yakni kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan menahan diri. Jika kita mampu memperjuangkan empat kebajikan tersebut, maka kita dapat terhindar dari emosi-emosi negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.



E. Metode Penelitian i. Model Penelitian Penelitian ini adalah penelitian historis-teoretik tentang tokoh-tokoh. Dengan kata lain penelitian ini akan memahami suatu kesatuan dalam generalitas pemikiran tokoh untuk mendapatkan satu pemahaman dalam satu bidang (Bakker & Zubair, 2013: 60-62). Dalam konteks penelitian ini, sebagai penelitian filsafat yang bersifat deskriptif kualitatif dengan model penelitian tentang masalah aktual diperkuat dengan studi pustaka dengan sumber data berasal dari literatur berupa buku, jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah. Metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat dan sistematis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengidentifikasikan konsepsi filosofis yang terdapat dalam studi relevansi filsafat hidup stoisisme dalam berkehidupan sehari-hari, mengevaluasi, serta memberikan pemikiran baru dalam diskursus tersebut.



ii. Bahan Penelitian Objek material dari penelitian ini adalah tokoh Andy Dufresne dalam film The Shawshank Redemption, sedangkan objek formal adalah filsafat hidup stoisisme dan materi dari penelitian ini sebagian besar bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, serta berita daring. Bahan yang menjadi rujukan bagi penulis terdiri dari dua sumber, yaitu pustaka utama berupa buku, hasil penelitian, jurnal atau artikel, yang memiliki hubungan langsung dengan kajian produksi pengetahuan dalam konteks filsafat hidup stoisisme, dan pustaka pendukung yang akan menggunakan data pelengkap dan tambahan, seperti buku, surat kabar, pidato ataupun artikelartikel yang berhubungan dengan tema penelitian, baik itu objek material maupun objek formal. iii. Teknik Pengumpulan Data



Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kepustakaan dan penelusuran data daring. Sugiyono (2012: 291) menjelaskan studi kepustakaan berhubungan dengan kajian teoretis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Sedangkan Bungin (2007: 125) menjelaskan teknik penelusuran data daring adalah penelusuran data melalui media daring yang berupa data maupun informasi teori, secepat dan semudah mungkin serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.



iv. Langkah Penelitian a. Inventarisasi



: mungumpulkan data berupa kepustakaan yang berkaitan dengan objek



penelitian seperti diuraikan sebelumnya. b. Klasifikasi



: memilah data menjadi dua jenis: utama dan pendukung.



c. Analisis-Sintesis: menganalisis objek penelitian yang dihasilkan dari data utama dan/atau pendukung. Data yang sekiranya tidak sesuai akan dieliminasi, sedangkan yang memperkuat gagasan akan dirangkai dan sintesiskan. d. Penyusunan hasil: setelah data utama dan pendukung melalui proses sintesis, maka akan dilakukan penulisan sistematis atas hasil yang sudah diperoleh.



v. Teknik Analisis a. Deskripsi: peneliti akan memaparkan pemahaman tentang produksi pengetahuan dalam konteks filsafat hidup dan stoisisme yang relevan. b. Interpretasi: peneliti berusaha memahami konsepsi produksi pengetahuan dalam konteks filsafat hidup stoisisme. c. Koherensi Internal: peneliti akan memperlihatkan koherensi dan keselarasan internal mengenai filsafat hidup dan stoisisme tehadap berkehidupan sehari-hari.



d. Heuristik: peneliti akan menunjukkan aspek-aspek berkehidupan tokoh Andy Dufresne sebagai cara hidup menurut stoisisme.



vi. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun dalam lima bab dengan rincian antara lain: 1. BAB I berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika kepenlulisan, dan hasil yang diharapkan. 2. BAB II berisi uraian mengenai objek material, yaitu tokoh Andy Dufresne dengan dikaji menggunakan fisafat hidup stoisisme. 3. BAB III berupa uraian mengenai objek formal, yaitu memaparkan ruang lingkup mengenai filsafat hidup stoisisme terkait sikap menjalan kehidupan. 4. BAB IV berisi refleksi kritis terkait hal-hal yang ditemukan di dalam tokoh Andy Dufresne dalam film The Shawshank Redemption. 5. BAB V merupakan penutup, rangkaian penulisan penelitian yang berisikan kesimpulan dan saran. F. Sistematika Hasil Penelitian Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari persoalan yang telah disampaikan dalam rumusah masalah, yaitu: 1. Memberikan penjelasan mengenai apa itu Filsafat Hidup Stoisisme 2. Memberikan pemahaman hasil analisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank Redemption 3. Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari



BAB II A. Sejarah Perkembangan Etika Stoisisme Stoisisme didasarkan pada ide bahwa tujuan hidup adalah hidup selaras dengan alam. Alam itu sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan kosmos, termasuk rekan-rekan kita sesama manusia. Epictetus, yang mazhab Stoisismenya berkembang pada abad kedua Masehi dan memberitahu manusia cara mewujudkan ide ini. Dia berkata, “ada hal-hal yang berada dalam kendali kita dan ada hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita.” Maka, jika sesuatu tidak berada dalam kendali kita, tidak layak mengerahkan energi untuk itu. Kendati demikian, ada masanya, bahkan bagi para pemikir itu, saat-saat mereka menemui kesulitan untuk menjalankan tugas-tugas mereka. Marcus Aurelius, yang, sebagai kaisar Imperium Romawi dari tahun 161-180 M, adalah orang paling berkuasa di dunia, menjelaskan dalam salah satu bagian “Meditasi”, kumpulan tulisannya, bahwa dia sedang berjuang untuk bangkit dari tempat tidur. Dia pun berkata pada dirinya sendiri, “Aku bangun untuk melakukan pekerjaan seorang manusia. Lalu, mengapa aku begitu jengkel ketika aku keluar untuk melakukan hal yang ditakdirkan untukku dan merupakan alasan aku ada di dunia ini? Atau aku memang diciptakan untuk ini, berbaring di tempat tidur dan menghangatkan diri di balik selimut?” Dia juga tahu bahwa nasihat ini bisa ampuh bisa juga tidak suatu hari nanti.



Karena itulah, walaupun dia memaksa dirinya menjalani hidup, Markus menegaskan apa yang mungkin ia hadapi, “Katakan kepada dirimu sendiri di awal hari, aku akan bertemu dengan orang-orang usil, tak tahu di untung, brutal, pengkhianat, pendengki, dan tidak ramah.” Walaupun ucapan ini mungkin tampak tidak terlalu berguna, sejauh ia memusatkan perhatian pada semua kemungkinan negatif dan kesukaran-kesukaran tersebut, ada sebuah poin stoik sangat penting di sini. Mengapa mengingatkan diri tentang kesukaran bisa bermanfaat?



B. Konsep Filsafat Hidup Etika Stoisisme



Filsuf stoik Epictetus memberikan jawaban–jawaban yang bisa membantu kita mengantisipasi berbagai kemungkinan dan mempersiapkan kita menghadapi apa yang akan datang. Contoh Epictetus tentang pemandian Romawi bisa diadaptasi dalam konteks kontemporer dengan mempertimbangkan segala macam hal yang mungkin terjadi di tempat kerja, ketika menglaju, atau di rumah. Epictetus memberitahu kita agar siap menghadapi berbagai situasi dengan sikap realistis terhadap hal-hal sebagaimana adanya. Marcus Aurelius memberikan cara yang lebih spesifik mengenai bagaimana cara merespons.“Aku, dengan demikian, tidak bisa dicelakai oleh orang-orang ini, juga tidak bisa marah dengan orang yang sama denganku, aku juga tidak bisa membencinya, karena kita ada untuk bekerja sama, seperti kaki, tangan, kelopak mata, atau dua baris gigi di rahang atas dan rahang bawah kita. Merugikan satu sama lain dengan demikian bertentangan dengan alam; dan marah dengan orang lain serta berpaling darinya jelas merugikan dirinya.”



Dalam semua itu, apa yang diingatkan para filsuf itu kepada kita adalah hidup selaras dengan alam berarti menyadari bahwa orang paling sulit yang kita temui bisa jadi sama seperti kita atau seseorang mungkin sedang berjuang melawan kesedihan dan kenestapaannya sendiri. Dengan menyadari ini, akan lebih mudah untuk memaafkan mereka yang tidak sejalan dengan kita. Namun lebih dari itu, barangkali, ini memudahkan kita untuk lebih pemaaf terhadap diri sendiri. Ini membantu kita memahami soal penderitaan dan tentang makna menjadi manusia. Kesal tentang sesuatu bukanlah hasil dari sesuatu yang tampaknya mengesalkan itu; tapi, penilaian tentang sesuatu itulah yang membuat orang tertekan. Penilaian kita, bukan hal-hal atau peristiwa eksternal, adalah sumber penderitaan manusia.



C. Pokok-Pokok Penting dalam Etika Stoisisme Solusi bagi semua ini, menurut Epictetus, adalah pergeseran dalam sikap terhadap halhal yang akan terjadi. Ketika suatu hari kita, dengan pengetahuan penuh tentang apa yang mungkin terjadi hari itu dapat menyadari bahwa kita tetap harus terus maju dan menghadapi yang akan terjadi, maka kita bisa terus melangkah dalam hidup. Ini berarti melepaskan konsepsi tentang bagaimana segala sesuatu mestinya berjalan, dan menerima segala sesuatu itu apa adanya, termasuk yang paling menjengkelkan dan menyesakkan. Jika sudah begitu, “kerja seorang manusia” mungkin tak tampak begitu menciutkan nyali. Ide ini diperkuat dengan penjelasan Epictetus mengenai sumber penderitaan manusia, “Yang membuat susah perasaan seseorang bukanlah sesuatu itu sendiri melainkan penilaian mereka tentang hal tersebut.”



BAB III A. Analisis Unsur-Unsur Stoisisme dalam Tokoh Andy Dufresne 1. Penabahan Diri Hanya badan dan raganya yang terpenjara, tidak dengan jiwa dan pikirannya. Satusatunya narapidana yang selalu memiliki harapan dan tidak akan hilang karena sebuah penjara di Shawshank. Begitulah kiranya penggambaran Andy Dufresne ketika berada di Shawshank State Penitentiary. Tahun 1947, seorang wakil presiden sebuah bank besar di Portland bernama Andy Dufresne (Tim Robbins) dituduh membunuh istri dan kekasih istrinya. Walaupun Andy menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan pembunuhan itu, namun berdasarkan bukti-bukti yang ada, Andy dihukum penjara dua kali seumur hidup di Shawshank Sistem penjara di Shawshank memperlakukan narapidana baru dengan berbaris telanjang seperti hari pertama seseorang lahir, kulit terbakar, dan setengah buta akibat pembersihan kutu. Narapidana masuk ke dalam sel-sel jeruji maka dalam sekejap kehidupan yang dulu, hilang ketika mengetahui hal tersebut nyata. Awal berada di Shawshank, Andy berteman baik dengan seorang narapidana Irlandia bernama Ellis Boyd “Red” Redding (Morgan Freeman). Seorang yang mahir menyelundupkan barang ke dalam penjara Shawshank. Termasuk menyelundupkan sebuah palu dengan panjang sekitar 6 atau 7 inci dan poster Rita Hayworth, Marilyn Monroe, dan Raquel Welch yang membantu melancarkan aksi Dufresne di Shawshank. Selama hidup di penjara Shawshank, tokoh Andy tidak serta merta larut dalam kehidupan para narapidana lainnya, melainkan malah ia memberikan perubahan di sana.



2. Manusia Bersifat Otonom Tokoh Andy Dufresne dalam film ini menyadarkan kita bahwa seseorang dalam membagi kebaikan, kemampuan, cara berpikir, dan kecerdasan tidak memandang tempat di mana ia berada. Terbukti dalam adegan film ini, ketika Dufresne membantu kekhawatiran Hadley (Clancy Brown) tentang pajak warisannya. Juga bagaimana Andy membantu narapidana tua bernama Brooks Hatlen (James Whitmore), yang mengelola perpustakaan penjara menjadi perpustakaan penjara terbaik di New England usai di pegang Andy. Atau bagaimana Andy mengajarkan baca tulis seorang narapidana muda rock n roll, Tommy Williams (Gill Bellows) hingga lulus ujian General Educational Development (G.E.D.) dan bagaimana Andy memanfaatkan eksploitasi yang dilakukan oleh Warden Norton (Bob Gunton) yang menyuruhnya melakukan money laundry atas uang Norton dengan nama samaran “Randall Stephens”. Film yang diadaptasi dari novella karya Stephen King, Rita Hayworth and Shawshank Redemption, memiliki kejanggalan dalam adegan ketika Andy dapat melubangi pipa saluran kotoran yang terbuat dari besi saat hendak melarikan diri dari penjara Shawshank. Tentu saja bila dinalar, hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi, yang mana seseorang dapat melobangi pipa terbuat dari besi hanya dengan beberapa kali pukulan sebongkah batu. Tetapi, film ini berhasil mengecoh penonton dalam adegan keterpurukan Andy setelah keluar dari ruang isolasi tanpa cahaya selama dua bulan. Penonton bisa terkecoh untuk berpikir bahwa Andy akan bunuh diri seperti yang dilakukan Brooks Hatlen (James Whitemore), seorang narapidana tua dan juga pustakawan di penjara tersebut. Hal yang menakjubkan kembali Andy lakukan dalam adegan pemutaran piringan hitam Duettino – Sull’aria dari opera “Le nozze di Figaro (The Marriage of Figaro)” karya Mozzart. Andy memutarnya dengan menggunakan pengeras suara yang bisa didengar oleh seluruh penghuni penjara, hingga membuat tembok penjara Shawshank pecah. Agaknya untuk



kenangan singkat narapidana di Shawshank merasakan kebebasan. Film garapan Frank Darabont ini dapat menginspirasi penonton dan berpikir bagaimana seseorang yang dikurung di dalam penjara dapat mengendalikan masa dengan kecerdasan dan kemahiran di bidangnya, sehingga dapat mengubah anggapan seseorang mengenai penjara dengan gambaran penderitaan, kekerasan, dan penindasan yang dapat dilakukan antar narapidana. Menjadi sebuah anggapan bahwa di penjara sekalipun, seseorang dapat leluasa mengembangkan pikiran dan harapannya di luar penjara dengan selalu berbuat baik, meskipun di tempat yang tidak baik sekalipun. Andy Dufresne dalam dialognya, “Get busy living, or get busy dying.”



B. Mengontrol Pikiran dan Tindakan Sesuai Kenyataan Di tempat yang tak pernah terbayangkan ini, Andy mulanya kesepian. Namun ia lalu menyadari bahwa harapan selalu ada. Bersahabat dengan Red, narapidana seumur hidup lain, harapan itu menjadi berkembang. Red menjadi teman Andy dalam suka dan duka. Belasan waktu sempat dilalui Andy dan Red. Andy yang selalu berpikir positif tak membuang waktu sia-sia. Dia menawarkan diri mengelola perpustakaan penjara secara suka rela. Titik terang datang. Kemampuan mengatur finansial yang dimiliki membuat Andy mendapatkan teman dari kalangan penjaga penjara, Hadley (Clancy Brown) lantaran membantu Hadley meminimalisasi pembayaran pajak secara legal. Akhirnya semua pegawai bahkan pimpinan penjara Shawshank meminta bantuan Andy untuk kasus yang sama. Bahkan Andy dipercaya Tidak lama kemudian penjaga penjara lain baik dari ShawshankPrison maupun beberapa penjara terdekat meminta advis keuangan dari Andy. Sehingga Andy diberi ruang tersendiri untuk mengerjakan berkas keuangan para penjaga, di balik kedok mengelola sebuah perpustakaan. Sipir Norton yang sadar akan potensi Andy lalu memintanya melakukan pencucian uang untuk memperkaya diri. Tetapi Andy tetap punya impian sendiri yang dirahasiakan dari siapapun, kecuali Red. Kisah yang penuh adegan



tak terduga ini berakhir dengan happy ending berkat kesabaran, ketelatenan dan sikap positif Andy. C. Tidak Terpenjara pada Pendapat Orang Lain Sikap pantang menyerah dalam kondisi sangat terjepit, dipenjara seumur hidup, permohonan ampunan selalu ditolak, Andy dan Red tak pernah menyerah. Dia terus memupuk harapan. Harapan itu akhirnya menjadi kenyataan. "Hope is a dangerous thing. . Hope can drive a man insane," kata Red. Orang yang memiliki harapan itu berbahaya, karena mendorong seseorang untuk memiliki bertindak gila demi mewujudkannya. Namun Andy tidak memasukkan perkataan dan pandangan sahabatnya sendiri yakni Red ke dalam pikirannya. Ia tetap teguh pada apa yang ia yakini dan lakukan.



BAB IV PEMBAHASAN A. Mengontrol Emosi Negatif bagi Kedamaian Hidup Seperti kehidupan penjara yang kita semua ketahui, tidak berjalan dengan mulus dengan orang-orang yang memiliki emosi positif disekitarnya. Namun, tokoh Andy berhasil untuk tidak terpengaruh pada emosi-emosi negative tersebut. Seperti contoh di saat ia beserta teman-temannya ditugaskan untuk membangun Gedung baru di Shawshank, ia mendengarkan percakapan para penjaga dan ia mengatakan sesuatu yang tujuannya membenarkan perilaku si penjaga tersebut. Karena dianggap tidak sopan, Andy didorong hingga akan terjatuh namun ia dapat mengendalikan emosinya dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya, lagi. Namun kali ini si penjaga merasa bahwa itu benar dan berakhir baik bagi Andy dan teman-temannya. B. Harapan dan Ketahanan Mental Ketika tokoh Andy dihukum berbulan-bulan di tuang pengasingan yang menyiksa, setelah ia keluar dengan “baik-baik saja”, para temannya pun kaget. Andy berkata yang intinya bahwa ia bisa ditempatkan dimana saja asalkan pikiran penuh dengan hal baik. Dan benar, tidak lama dari itu ia kembali dihukum namun kali ini lebih lama dari hukuman sebelumnya. Namun, Red tidak demikian. Red berpikiran bahwa harapan yang dipegang Andy bukanlah suatu hal baik. Andy diam saja Ketika mendengar hal itu, namun ia tetap berpengah teguh pada keyakinannya, harapan. C. Tetap Hidup dimanapun Manusia Berada Tidak seperti kehidupan narapidana lain yang memang seperti narapidana yang hidup di suatu penjara, Andy hidup sebagaimana ia. Tidak terpengaruh dunia luar kalua kata Red. Hal ini dibuktikan dengan ia sampai bisa membangun ruang konsultasi sendiri, membangun



ruang perpustakaan sendiri di Shawshank, sampai membuat teman-temannya dipekerjakan lebih bagus dari sebelumnya di Shawshank.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Film ini menggambarkan tentang hidup yang harus dijalani oleh karakter utama di dalam penjara dimana ia harus bertahan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar yang harus di penuhi oleh semua manusia. Andy Dufresne adalah tokoh utama dalam film ini. Andy adalah seorang wakil presiden sebuah bank di Portland yang dituduh bersalah atas pembunuhan istri dan selingkuhan istrinya. Ia di jatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan yang membuat hidupnya berubah drastis. Di penjara Andy berteman dengan Red. Red merupakan narapidana yang dihukum penjara seumur hidup atas pembunuhan istrinya dan selalu gagal mendapatkan pembebasan bersyaratnya. Red dikenal sebagai orang yang bisa mendapatkan segalanya untuk para narapidana di penjara. Pada tahun-tahun pertama di penjara Shawshank merupakan tahun-tahun tersulit baginya karena Andy harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang-orang baru pula. Banyak pelajaran sikap yang bisa diambil atau diteladani dari tokoh Andy ini dalam berkehidupan sehari-hari.



Daftar Pustaka Annas, Julia. Ethics in Stoic Philosophy. Leiden: Brill. 2007. Anugrahbayu, Y. D. (dkk.). Stoikisme. Jakarta: Jurnal Filsafat Driyarkara, Th. XXXIV No. 1. 2013. Edelstein, Ludwig. The Meaning of Stoicism. Cambridge: Harvard University Press. 1966 Henry, 2019. Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa kini. Filosofi Teras. Agustina, Intan. Struggle for Survival of Andy Dufresne in Frank Darabont’s Shawshank Redemption Movie 1994: An Individual Psychological Approach. Ardhityawan, Djoko. 2007. Epikureanisme dan Stoisisme dalam The Age of Reason karya Jean Paul Sartre. Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. 1996. Janaro, Richard and Thelma Altshuler. 2003. The Art of Being Human. New York : Pearson Longman Russel, Bertrand. 2002, Sejarah Filsafat Barat (alih bahasa oleh Sigit Jatmiko, Agung Prihantoro, Imam Muttaqien, Imam Baihaqi, Muhammad Shodiq). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Long, A. A. Epictetus, A Stoic and Socratic Guide to Life. New York: Oxford University Press. 2002.



Evaluasi Diri Setelah mengikuti seluruh proses perkuliahan kelas Metode Penelitian Filsafat yang diampu oleh Bapak Heri Santoso, dengan mempertimbangkan presensi dan aktivitas perkuliahan, kelas, tugas-tugas, hasil UTS, dan hasil UAS, maka saya layak mendapat nilai A dengan pertimbangan saya telah berusaha melaksanakan kewajiban saya sebagai mahasiswa dan menyelesaikan tugas-tugas saya dengan tepat waktu. Serta atas nilai tersebut besar harapan saya untuk dapat lulus dengan predikat baik kedepannya.