Hasil Observasi Museum Sang Nila Utama [PDF]

  • Author / Uploaded
  • yola
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BAHASA INDONESIA



HASIL OBSERVASI MUSEUM “SANG NILA UTAMA”



DISUSUN OLEH:



DWI INDAH LESTARI X IPA 5



SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 PEKANBARU 2019/2020



DAFTAR ISI I.



II.



PENDAHULUAN ..............................................................................................



3



A. Koleksi Museum Daerah Riau .......................................................................



5



B. Kegiatan di Museum Daerah Riau .................................................................



6



C. Fasilitas Yang Dimiliki Museum Daerah Riau ..............................................



6



HASIL OBSERVASI .........................................................................................



7



A. Soluk ..............................................................................................................



7



B. Mangkok Kecil Dinasti Qing .........................................................................



8



C. Batik ...............................................................................................................



9



D. Tanjak Pangeran Antasari ..............................................................................



10



E. Topeng Apek Sampan Kotak .........................................................................



11



F. Wayang Kulit .................................................................................................



12



G. Baju dan Celana Kulit Kayu ..........................................................................



13



2



I.



PENDAHULUAN



Museum Negeri Riau, Lebih dikenal dengan museum Sang Nila Utama mempunyai Peranan Penting sebagai pusat studi sejarah Melayu di Sumatra Karena Riau adalah pusatnya Budaya Melayu di Indonesia. Museum Negeri Riau Merupakan Objek Wisata yang harus dikunjungi jika anda berkunjung di Ibu Kota Pekanbaru.



Museum Sang Nila Utama dibangun awal 1990, memiliki 5000-an koleksi yang terdiri dari 10 jenis koleksi yakni geologika (benda yang berupa objek ilmu geologi), biologi (benda yang dipelajari oleh disiplin ilmu biologi termasuk hewan-hewan yang diawetkan, etnografika (hasil kerajinan tangan suatu etnis). arkeologi (benda dari zaman prasejarah), historika (koleksi yang terkait sejarah), numismatika/heraldika (mata uang dan stempel), filologika (naskah kuno tulisan tangan), Kramalogika (benda dari tanah liat).



Museum ini terletak di jln. Jendral Sudirman Pekanbaru. Tidak jauh dari Museum ini juga terdapat satu bangunan khas dengan arsitektur Melayu yang kental yaitu Gedung Taman Budaya Riau, di mana gedung ini digunakan sebagai tempat untuk Pagelaran Berbagai Kegiatan Budaya dan seni melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat edukatif.



3



Salah satu yang menjadi dasar berdirinya Museum Daerah Riau adalah banyaknya benda-benda bercorak budaya maupun benda yang menjadi sumber daya alam yang patut dilestarikan. Apalagi Riau dahulunya merupakan pusat kebudayaan dan pernah berada di puncak kejayaan sebagai kerajaan besar di Indonesia.



Usaha penyelamatan itu dimulai pada tahun anggaran 1977/1978 dengan secara bertahap mengumpulkan benda-benda ‘bernilai museum’ setelah melalui perjuangan yang panjang, maka pada tahun anggaran 1984/1985 dimulailah pembangunan gedung museum.



Museum Daerah Riau diresmikan oleh Direktur Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Edi Sedyawati tanggal 9 Juli 1994. Pada saat itu pula nama Museum Sang Nila Utama diresmikan. Nama ‘Sang Nila Utama’ berasal dari nama seorang Raja Bintan yang berkuasa sekitar abad XIII di Pulau Bintan.



4



A.



Koleksi Museum Daerah Riau



Jumlah koleksi yang dimiliki oleh Museum Daerah Riau sampai tahun 2010 adalah 3.886 koleksi. Koleksi ini terdiri dari berbagai jenis yang keseluruhannya dapat diklasifikasikan menjadi 10 jenis yaitu geologika/geografika (koleksi yang berhubungan dengan geologi dan geografi), biologika (koleksi yang berhubungan dengan biologi), etnografika (koleksi yang berhubungan dengan suku bangsa), arkeologi (koleksi yang berhubungan dengan kepurbakalaan), historika (koleksi yang berhubungan dengan sejarah), numismatika dan heraldika (koleksi yang berhubungan dengan mata uang, stempel, dan tanda jasa), filologika (koleksi yang berhubungan dengan naskah kuno), keramologika (koleksi yang berhubungan dengan gerabah dan keramik), senirupa (koleksi yang berhubungan dengan seni lukis, seni kerajinan, dan seni patung), teknologika/modern (koleksi yang berhubungan dengan teknologi dan rekayasa).



5



B.



Kegiatan di Museum Daerah Riau



Kegiatan yang dilaksanakan di Museum secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan museum ke dalam dan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan museum ke dalam adalah kegiatankegiatan peningkatan sarana dan prasarana museum, sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat adalah interaksi dengan masyarakat umum, seperti pameran, ceramahceramah, penyuluhan dan lomba yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.



C.



Fasilitas yang dimiliki oleh Museum Daerah Riau



Selain ruang pameran tetap yang menjadi pusat kunjungan masyarakat, Museum Daerah juga memiliki fasilitas lain sebagai penunjang fungsi museum. Fasilitas tersebut antara lain taman yang dilengkapi sarana bermain, gedung auditorium yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, perpustakaan, dan lain-lain. Ruang pameran tetap Museum Daerah Riau memiliki luas 112 meter persegi dengan bentuk arsitektur tradisional Riau. Ruang pameran terdiri dari dua lantai.



6



II.



HASIL OBSERVASI



A.



Soluk



Soluk adalah peninggalan sejarah dari Riau yang terdapat pada daerah Teluk Kuantan Singingi. Soluk sering dipakai oleh pemuka adat pada daerah Teluk Kuantan Singingi, Soluk terbuat dari emas sehingga sSoluk hanya dipakai oleh orang tertentu seperti pemuka adat dan pemuka agama daerah Kuantan Singingi, Soluk juga sering dipakai pada acara adat, dan pada hari2 besar lainnya.



7



B.



Mangkuk kecil Dinasti Qing



Mangkuk ini sangat terkenal pada kerajaan China, mangkuk ini digunakan para Raja sebagai tempat makanan atau minuman dan lain sebagainya. Mangkuk ini juga hanya digunakan oleh para Raja karena harganya yang mahal dan produksinya yang sedikit. Dengan kepopuleran dan harga yang tinggi tidak sedikit para Raja yang mengeluarkan duit kerajaan hanya untuk memiliki mangkuk ini, seiring zaman berkembang, motif mangkuk pun berubah-ubah, seperti motif ayam jago, naga dan burung hong, dan pada abad ke-20 pun akhirnya mangkuk ini pun merambah ke dunia dan produksinya pun semakin banyak.



8



C.



Batik



Batik adalah seni tradisional asli Indonesia dalam menghias kain dengan motif hiasan dan pewarna khusus, ditinjau dari Teknik pembuatan motif hiasnya, batik dapat dibedakan menjadi tiga batik tulis, cap dan kombinasi (perpaduan antara batik tulis dan batik cap). Berbagai masyarakat suku bangsa Indonesia telah mengembangkan pengetahuan untuk membuat batik sejak lampau. Di Riau diperkirakan pengetahuan tentang membuat Batik pernah berkembang di kerajaan Daik Lingga, Indragiri dan Siak yang dikenal dengan nama kain cindai. Adapun motif hias yang dituangkan dalan kain cindai antara lain mengambil bentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang.



9



D.



Tanjak Pangeran Antasari



Tanjak ini dipakai oleh seorang Raja dan Pahlawanyang berasal dari Kalimantan Selatan yaitu Pangeran Antasari. Tanjak ini sudah dipakai olehnya sebelum ia menjadi Sultan Banjar pada tanggal 14 Maret 1862 yang diangkat oleh kepala adat dan kepala dusun atas dengan penambahan gelar Amiruddin Khalifah Mukminin. Tajak ini menjadi saksi bisu perjuangan Pangeran Antasari demi mempertahankan Banjar dalam melawan Belanda dan saksi betapa kuatnya tekad dan semangat Antasari yang menolak bujukan Belanda demi kemerdekaan Indonesia hingga pada akhirnya Pangeran Antasari meninggal oleh penyakit cacar yang dideritanya. Tanjak ini yang menjadi peninggalan atas perjuangannya terhadap Indonesia.



10



E.



Topeng Apek Sampan Kotak



Topeng ini terdapat di Kepulauan Riau, topeng ini dibuat oleh seniman Riau, topeng ini berbentuk kotak sehingga bentuk dasar muka topeng ini seperti kotak. Topeng ini digunakan pada acara adat, memperingati hari besar dan acara besar lainnya. Bentuk topeng yang sangat unik membuat topeng ini menarik perhatian jika digunakan.



11



F.



Wayang Kulit



Wayang kulit merupakan salah satu jenis wayang yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian kesenian wayang merupakan budaya asli Indonesia khususnya pulau jawa. Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indonesia pada zaman pemerintahan perahu air langga, raja karihupan (976-1012 M). Kata wayang diduga berasal dari kata wewayangan yang artinya bayangan. Wayang kulit purna mengambil kisah cerita mahabarata dan pramayana. Praga wayang dimainkan oleh seorang dilang yang terbuat dari kulit kerbau atau sapi dan dipahat sesuai dengan bentuk tokohnya dan di lukis dengan warna warni yang mencerminkan pelambangan dari karakter sang tokoh. Pergelaran wayang kulit purwa diiringi oleh seperangkat gamelan dan sinden dari penyanyi wanita.



12



G.



Candi Muara Takus



Candi Muara Takus merupakan salah satu Candi Peninggalan agama Budha di Pulau Sumatra. Candi ini berada di Provinsi Riau dan berjarak 135 kilo meter dari kota pekan baru. Tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar. Disekitar situs Sejarah Candi Muara Takus terdapat tembok yang mengelilingi situs candi yang memiliki ukuran 74 x 74 meter. Tembok tersebut memiliki tinggi sekitar 80 sentimeter dan terbuat dari batu putih. Diluar tembok ini juga terdapat tembok lagi yang dibangun dari tanah yang memiliki ukuran 1.5 x 1.5 klometer yang memanjang hingga Sungai Kampar kanan. Dalam kompleks candi muara takus terdapat beberapa candi didalamnya seperti candi Sulung, Candi Bungsu, Palangka dan Mahligai Stupa.



Pendirian situs candi Muara Takus masih belum bisa dipastikan. Beberapa ahli sejarah mengatakan, candi ini dibangun pada abad ke-4, dan ada juga yang menganggap candi ini dibangun pada abad ke-7, ke-9 dan ke-11. Namun, candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya, dan menjadi salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya yang menjadi saksi kebesaran Sriwijaya pada masa itu. Kompleks candi ini juga telah diakui UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia pada tahun 2009 lalu.



13