11 0 1 MB
Susihar, SKM, MKep
Curiculum Vitae: Susihar, SKM., M.Kep • Pendidikan: 1. D III Keperawatan AKPER ST Carolus tahun 1990 2. S1 FKM Universitas Indonesia tahun 2002 3. S2 FIK Universitas Indonesia tahun 2009 • Pekerjaan: 1. Manajer Keperawatan RS Royal Progress (tahun 2009 – saat ini) 2. Surveior & Surveior Pembimbing Akreditasi KARS (tahun 2011 – saat ini)
Susihar, SKM., M.Kep
•
Standar PPI 7.5. •Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas selama demolisi/pembongkaran, pembangunan dan renovasi.
•
Elemen Penilaian PPI 7.5.
1. Rumah sakit menggunakan kriteria risiko untuk menilai dampak renovasi atau pembangunan (kontruksi) baru. 2. Risiko dan dampak renovasi atau kontruksi terhadap kualitas udara dan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dinilai dan dikelola. ICRA =INFECTION CONTROL RISK ASSESMEN
Susihar, SKM, MKep
SISTEMATIKA 1. LATAR BELAKANG 2. DEFINISI 3. TUJUAN 4. SIAPA TERLIBAT 5. ICRA 6. KESIMPULAN Susihar, SKM, MKep
LATAR BELAKANG
Pengaruh dari design & kontruksi terhadap infeksi RS (HAI) adalah sulit untuk di evaluasi
Melakukan identifikasi kontribusi dari lingkungan untuk menaksir angka risiko, seperti ILO/IDO, merupakan tantangan tersendiri karena banyak berhubungan dengan pasien dan praktik para dokter dan praktisi kesehatan lainnya.
Kedua variabel seperti jumlah microbial di udara atau air adalah sering kali digunakan untuk bench marking Susihar, SKM, MKep
LATAR BELAKANG Risiko yang berhubungan dng pekerjaan kontruksi/renovasi pada awalnya dihubungkan dng mutu udara yg terlalu turun dan kontaminasi lingkungan dari jamur. (e.g., Aspergillus spp.) or with contaminated water (e.g., Legionella spp.). Karena itu, pada saat ini area kontruksi dan renovasi perlu dibersihkan secara menyeluruh sebelum pasien diizinkan tinggal di tempat tsb Susihar, SKM, MKep
LATAR BELAKANG Peran PPI dalam hubungannya dengan pekerjaan konstruksi/renovasi belum optimal RS mempersyaratkan untuk menggabungkan issue risk assesment dng Komite PPI dalam setiap melaksanakan kontruksi/renovasi bangunan Susihar, SKM, MKep
proses menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance. kegiatan tsb merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yg mengevaluasi jenis/macam kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan tingkat Susihar, SKM, MKep
Tujuan Untuk meminimalisasi risiko infeksi RS (HAIs) pada pasien yg mungkin bisa terjadi ketika ada penyebaran jamur atau bakteri di udara dengan debu atau aerosol atau air selama kontruksi dan renovasi di RS Mengontrol penyebaran debu dari komponen bangunan selama renovasi di RS
Susihar, SKM, MKep
SIAPA SAJA YANG TERLIBAT ? Komite PPI membuat ICRA dan memberikan pendidikan dan pelatihan Bagian teknik memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan dan perijinan. Sanitasi lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu limbah) Tim K-3 RS melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan keselamatan Bagian keamanan penjagaan keamanan Pimpinan Proyek Susihar, SKM, MKep
PERAN DARI KOMITE/PANITIA/TIM PPI ? Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari renovasi Mengembangkan ijin renovasi yang ditandatangani oleh Ketua Komite PPI, pimpinan departemen/unit kerja dan pimpinan proyek.
Susihar, SKM, MKep
PERAN DARI KOMITE PPI ? Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan Personal Protective Equipment (PPE/APD) Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi dengan menggunakan check list Mengikuti pertemuan/rapat-2 selama proses renovasi dengan seluruh Tim.
Susihar, SKM, MKep
Susihar, SKM, MKep
TYPE A
KRITERIA Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive. Termasuk tetapi tidak terbatas pada : • Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya : terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi. • Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan) • wallcovering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yg kelihatan Susihar, SKM, MKep
TYPE B
KRITERIA Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan debu minimal. Termasuk, tetapi tidak terbatas pada : • Instalasi telepon dan perkabelan komputer. • Akses ke ruang terbuka. • Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu dapat di kontrol
Susihar, SKM, MKep
TYPE C
KRITERIA Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi atau memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan & pembersihan komponen bangunan tetap atau rakitan. Termasuk tetapi tidak terbatas pada : • Pengamplasan dinding untuk pengecatan atau pelapisan dinding • pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon langit-2 dan pekerjaan khusus. • Kontruksi dinding baru. • Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-langit Susihar, SKM, MKep • Kegiatan kabel utama
TYPE D
KRITERIA Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar. Termasuk tetapi tidak terbatas pada : • Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut • Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan/penghapusan sistem perkabelan lengkap. • Kontruksi baru.. Susihar, SKM, MKep
Low Risk Office areas
Medium Risk • • • • • • •
Cardiology Echocardiography Endoscopy Nuclear Medicine Physical Therapy Radiology/MRI Respiratory Therapy
High Risk • CCU • Emergency Room • Labor & Delivery • Laboratories (specimen) • Medical Units • Newborn Nursery • Outpatient Surgery • Pediatrics • Pharmacy • Post Anesthesia Care Unit Susihar, SKM, MKep • Surgical Units
Highest Risk • Any area caring for immunocompromis ed patients • Burn Unit • Cardiac Cath Lab • Central Sterile Supply • Intensive Care Units • Negative pressure isolation rooms • Oncology • Operating rooms including C-section rooms
LANGKAH KETIGA : IC Matrix - Class of Precautions: Construction Project by Patient Risk Patient Risk Group
Construction Project Type Type A
Type B
Type C
Type D
Low Risk Group
I
II
II
III/IV
Medium Risk Group
I
II
III
IV
High Risk Group
I
II
III/IV
IV
Highest Risk Group
II
III/IV
III/V
IV
Catatan : Persetujuan IC diperlukan bila kegiatan kontruksi dan tingkat risiko menunjukkan kelas III atau IV, maka prosedur pengendalian diperlukan Susihar, SKM, MKep
LANGKAH KEEMPAT : DIPERLUKAN DESKRIPSI TINDAKAN PENGENDALIAN INFEKSI BERDASARKAN KELAS CLASS
I
Selama pembangunan proyek
1. Laksanakan pekerjaan
Setelah penyelesaian proyek
1. Bersihkan area kerja setelah
dengan metode
menyelesaikan tugas.
meminimalisasi timbulnya debu dari pelaksanaan kegiatan kontruksi. 2. Segera
meletakan
kembali ketempat semula plafon atap yg diganti. Susihar, SKM, MKep
CLASS
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
II
1. Menyediakan sarana aktif utk mencegah debu udara dari penyebaran ke atmosfer. 2. Semprot dng air pada permukaan kerja utk mengendalikan debu pada waktu pemotongan.. 3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan lakban. 4. Blokir dan tutup ventilasi udara. 5. Tempatkan tirai debu di pintu masuk dan keluar area kerja. 6. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC ("heating, ventilation, dan air-conditioning) yang sedang dilaksanakan.
1. Lap permukaan kerja dengan pembersih/desinfektan. 2. Wadah yg berisi limbah kontruksi sebelum di transportasi harus tertutup rapat. 3. Pel basah dan/atau vakum dengan HEPA filter, vakum sebelum meninggalkan area kerja. 4. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC di mana pekerjaan dilakukan.
Susihar, SKM, MKep
CLASS
III
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier dari sistem saluran maka dari area kerja sampai proyek hilangkan/lepaskan atau selesai diperiksa oleh Komite isolasi sistem HVAC di area, PIRS dan Dibersihkan oleh dimana pekerjaan sedang bagin kebersihan RS.. dilakukan.. 2. Hilangkan barier material 2. Lengkapi semua barier penting dengan hati-2 untuk yaitu sheetrock, plywood, meminimalisasi penyebaran plastic untuk menutup area dari kotoran dan puing-2 yg dari area yg tdk untuk kerja terkait dng kontruksi. atau menerapkan metode pengendalian kubus (gerobak dng penutup plastik & koneksi disegel ke tempat bekerja dng HEPA vakum utk menyedot debu sebelum keluar) sebelum kontruksi dimulai. Susihar, SKM, MKep
CLAS Selama pembangunan proyek S
III
3. Menjaga tekanan udara
Setelah penyelesaian proyek 3. Vacuum area kerja area dng
negatif di dalam tempat kerja dengan
HEPA filtered vacuums. 4. Area untuk lap basah dng
menggunakan HEPA unit
pembersih/disinfeksi/cleane
yang dilengkapi dengan
r
penyaringan udara.
5. Setelah selesai,
4. Wadah tempat limbah kontruksi sebelum di transportasi harus tertutup rapat. 5. Tutup wadah transportasi atau gerobak. Pita penutup Susihar, SKM, MKep
jika tidak tutup yang kuat..
mengembalikan sistem HVAC)..
CLASS IV
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek sistem saluran maka isolasi selesai diperiksa oleh sistem HVAC di area, dimana Komite/Panitia PPIRS. pekerjaan sedang dilakukan.. Dibersihkan oleh bagin 2. Lengkapi semua barier kebersihan RS.. penting yaitu sheetrock, 2. Hilangkan barier material plywood, plastic untuk dengan hati-2 untuk menutup area dari area yg tdk untuk kerja atau menerapkan meminimalisasi penyebaran metode pengendalian kubus dari kotoran dan puing-2 yg (gerobak dng penutup plastik terkait dng kontruksi. & koneksi disegel ke tempat bekerja dng HEPA vakum utk menyedot debu sebelum keluar) sebelum kontruksi dimulai.
Susihar, SKM, MKep
CLAS S IV
Selama pembangunan proyek
3. Menjaga tekanan
Setelah penyelesaian proyek
3. Wadah untuk limbah
udara negatif di dalam
kontruksi harus
tempat kerja dengan
ditutup rapat sebelum
menggunakan HEPA
kontruksi.
unit yang dilengkapi
4. Wadah transportasi
dengan penyaringan
atau gerobak agar
udara.
ditutup rapat.
4. Segel lubang, pipa, saluran & lubang-2 kecil yg bisa menyebabkan
Susihar, SKM, MKep
CLAS S IV
Selama pembangunan proyek
Setelah penyelesaian proyek
5. Membangun 5. Vakum area kerja dengan serambi/ruangan dan semua vakum HEPA filter. personil melewati ruangan ini sehingga dapat disedot 6. Area di pel dengan pel debunya dengan vakum basah dengan cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat kerja pembersih/desinfektan. atau mereka bisa memakai 7. Setelah selesai kain atau baju kertas yg di lepas setiap kali mereka mengembalikan sistem meninggalkan tempat kerja HVAC dimana pekerjaan 6. Semua personil memasuki tempat kerja diwajibkan dilakukan. untuk mengenakan penutup sepatu. Penutup sepatu harus diganti setiap kali pekerja keluar dari area kerja Susihar, SKM, MKep
LANGKAH KE 4. IdentiFIKASI DAERAH SEKITAR AREA PROYEK, MENILAI DAMPAK POTENSIAL Unit Below Unit Above
Lateral
Lateral
Behind
Front
Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group
Susihar, SKM, MKep
•LANGKAH KE 5. Identifikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang perawatan, ruang farmasi/obat dst •_________________________________________________________ _________ •LANGKAH KE 6. Identifikasi masalah yg berkaitan dengan : ventilasi, pipa ledeng, listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman. •_________________________________________________________ _________ •LANGKAH KE 7. IdentifIkasi langkah-2 pencegahan , menggunakan penilaian sebelumnya, apa jenis bariernya (misalnya bariernya dinding yang tertutup rapat). Apakah HEPA filter diperlukan.? •_________________________________________________________ ________ •(Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka Area yang di renovasi/kontruksi seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap daerah sekitarnya.) •LANGKAH KE 8. Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat merusak kesatuan struktur (misal : dinding, atap, plafon) •LANGKAH KE 9. Jam Kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam pelayananSusihar, pasien. SKM, MKep
•LANGKAH KE 10. Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran udara negatif yang memadai •LANGKAH KE 11. Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak cuci tangan. •LANGKAH KE 12. Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan tersebut. •LANGKAH KE 13. Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas ruangan bersih dan kotor •LANGKAH KE 14. Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim proyek (misalnya arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing (bagaimana dan kapan) _____________________________________________________ ____________ •____________________________________________________ _____________ Susihar, SKM, MKep
Susihar, SKM, MKep
KESIMPULAN Harus ada kebijakan renovasi dan kontruksi di RS. Setiap RS yang melakukan renovasi maka Komite PPI harus membuat ICRA Renovasi tidak bisa dilaksanakan sebelum ada ijin dari Komite PPI Perlu edukasi ke unit-unit kerja di RS pentingnya ICRA untuk kontruksi bangunan.
Susihar, SKM, MKep
Susihar, SKM, MKep