Ilovepdf Merged [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR KONSEP PEMBENTUKAN DAN ORIENTASI STRUKTUR GEOLOGI



DISUSUN OLEH : NAMA



: M. DIMAS AL-ABIYYU



NIM



: 03071281924024



ASISTEN : DAFFA GAMAS ELCOFA



LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2020



PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020 Konsep Pembentukan dan Orientasi Struktur Geologi Pada semester ganjil ini akan dipelajari lebih mendalam tentang geologi struktur yang mana pembelajarannya telah diperkenalkan pada semester pertama pada pelajaran geologi dasar. Pada dasarnya geologi struktur itu sendiri adalah suatu cabang dari ilmu geologi yang mengutamakan pembelajaran tentang bentuk batuan sebagai hasil dari deformasi dan juga mempelajari tentang distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur sendiri juga berisikan tentang bentuk permukaan yang juga dipelajari pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Mempelajari geologi struktur dapat dimanfaatkan agar kita bias merekonstruksi gaya-gaya yang menyebabkan proses perubahan dan evolusi dari muka bumi. Selain itu dengan melalui pembelajaran struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya suatu daerah tersebut. Bumi kita bersifat dinamis yaitu dapat berubah-ubah yang diakibatkan adanya tenaga endogen maupun eksogen dari bumi itu sendiri, dengan adanya perkembangan pengetahuan, manusia pun menemukan sebuah teori yang disebut teori tektonik lempeng yang merupakan bagian dari konsep pembentukan struktur geologi. Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya (terlampir pada gambar 1 dan 2) yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya. Geologi struktur juga berperan dalam ilmu geologi lainnya dengan memiliki banyak peran didalamnya. 1. Untuk mengkaji struktur geologi dan tektonik tanpa pengetahuan tentang stratigrafi, sedimentologi dan paleontologi akan menjadi sulit. Ketiga pengetahuan tersebut dapat membantu untuk menjelaskan kedudukan asal suatu susunan batuan. Tafsiran urutan susunan batuan akan lebih mudah dijelaskan melalui bidang pengetahuan tersebut diatas. 2. Pengetahuan tentang petrologi dan geokimia dapat membantu dalam menjelaskan asal usul struktur geologi, sedangkan pengetahuan geomorfologi penting untuk mengetahui aktivitas struktur geologi, khususnya aktivitas yang resen. 3. Geofisika, oseonografi dan geologi bawah tanah dapat membantu dalam menelaah struktur bawah tanah dan struktur dasar laut. Dengan kata lain, geologi struktur sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu geologi lainnya. Lalu kita akan membahas tentang hubungan antara pembentukan bumi dengan keterbentukan struktur. Berdasarkan berbagai penemuan bukti yang telah didapatkan seperti peristiwa terjadinya gempa bumi dan kegiatan gunung berapi yang terjadidi berbagai tempat di penjuru dunia. Bukti geologi dalam batuan menunjukan bahwa kegiatan ini terjadi terus menerus dalam sejarah bumi. Aktifitas ini telah berlangsung beratus-ratus juta-juta tahun dan memperlihatkan bukti kedinamisan bumi yang konstan. Hal tersebut membuktikan bahwa bumi merupakan planet yang sangat dinamis seperti yang telah ada di paragraf tiga. Terdapat empat teori dasar yang menjelaskan keterbentukan struktur yang mana teori tersebut ialah teori tektonik lempeng, teori pembentukan kekar, teori pembentukan sesar, dan teori pembentukan sesar mendatar. Teori tektonik lempeng menjelaskan bahwa bagian terluar dari interior bumi memiliki dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat



PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020 astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi. Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempenglempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Teori tektonik lempeng dapat menjelaskan keberadaan gunung berapi serta daerah-daerah yang rentan gempa (terlampir pada gambar 3). Sebelum teori tektonik lempeng ini berkembang teori ni dikenal juga dengan nama Continental Drift. Teori ini menyatakan pada periodi Kapur seluruh benua pada awalnya menyatu dalam satu benua yang disebut Pangea, namun kemudian terpisah menjadi kontinenkontinen yang lebih kecil lalu berpindah secara mengapung menempati posisinya hingga seperti yang ada pada saat ini. Dengan mempelajari keterbentukan struktur ini kita mampu merekonstruksi gaya-gaya yang menyebakan proses perubahan dan evolusi dari muka bumi. Kemudian terdapat juga struktur bidang dan garis, yang mana struktur bidang merupakan struktur batuan yang membentuk geometri bidang. Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada umumnya membentuk kedudukan horizontal. Kedudukan ini dapat berubah menjadi miring jika mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu, misalnya pada tepi cekunganatau pada lereng gunung api, kedudukan miringnya disebut initial dip. Pengukuran dip juga telah dipelajari pada pelajaran geologi dasar yang menggunakan kompas geologi. Lalu selain struktur bidang terdapat juga struktur garis. Struktur garis ini merupakan struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain goresgaris, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat dibedakan menjadi dua antara lain stuktur garis riil dan struktur garis semu. Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati dandiukur langsung di lapangan, contoh gores garis yang terdapat pada bidang sesar. Sedangkan struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dariorientasi unsur-unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi, berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur garis primer yang meliputi liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen. Struktur garis sekunder yang meliputi gores-garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan, kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya. Adapun cara penulisan (notasi) dan simbol struktur bidang. Penulisan (notasi) struktur garis dapat dinyatakan berdasarkan dua system yaitu sistem azimuth dan sistem kuadran. Selain itu ada juga cara penulisan struktur garis yang mana dapat juga dilakukan berdasarkan system azimuth dan sistem kuadran, yaitu: Sistem azimuth hanya mengenal satu tulisan yaitu N X° E/Y° Dimana X = jurus/strike, besarnya 0°-360°, Y = kemiringan/dip, besarnya 0°-90°. Sistem Kuadran penulisannya tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, yaitu (N/S) A° (E/W)/B°C Dimana A= strike, besarnya 0°-360°, B = dip, besarnya 0°-90°, C= dip direction, menunjukkan arah dip. Geologi struktur telah berkembang mulai dari ilmu yang sangat diskriptif menjadi yang lebih kuantitatif dengan memakai prinsip continuum mechanics untuk mempelajari



PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020 proses deformasi dan pembentukan struktur geologi dalam mempelajari semua ilmu yang ada di dalam geologi struktur akan sangat tergantung padaobservasi batuan yang terdeformasi di lapangan. Observasi ini dapat dilakukan pada berbagai skala, mulai dari skala singkapan yang besar kilometer, meter, centimeter, hingga millimeter, dan bahkan sampai mikroskopik. Pengertian akan struktur geologi akan lebih meningkat apabila dalam penelitiannya dapat mengintegrasikan di semua skala yang ada dibumi kita ini. Tetapi hal tersebut tidak mungkin dilakukan. untuk lebih mempertajam arti dan interpretasi, struktur geologi moderen banyak melakukan percobaan laboratorium maupun simulasi matematika. Pada umumnya struktur geologi terdiri dari 3 jenis berbeda yaitu kekar (fractures), sesar(fault), dan lipatan(fold). Yang mana ketiganya masing-masing dapat membentuk beberapa jenis struktur lain, seperti berikut. 1. Kekar atau fractures merupakan jenis struktur geologi yang terbentuk pada suatu batuan diakibatkan oleh adanya suatu gaya yang diterima oleh batuan tersebut dan batuan tersebut belum mengalami pergeseran. Biasanya struktur jenis ini memiliki ciri seperti pemotongan bidang permukaan lapisan, terisi oleh mineral lain atau disebut mineralisasi, da nada kenampakan breksiasi. Berdasarkan sifat pada retakan dan arah retakan pada batuan tersebut, kekar dapat dikelompokkan menjadi: -Shear joint, ialah kekar yang retakannya membentuk pola saling memotong membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis ini biasanya bersifat tertutup. -Tension joint, ialah kekar yang berpola sejajar dengan arah gaya utama dan kekar yang satu ini pada umumnya bersifat terbuka. -Extension joint, merupakan kekaar yang retakannya tegak lurus dengan arah gaya utama dan termasuk kekar bersifat terbuka. 2. Selain kekar juga terdapat struktur lipatan atau yang disebut fold, struktur ini terjadi pada deformasi lapisan batuan akibat gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lipatan, hal ini dapat terjadi akibat tingkat elastisitas batuan yang memadai ketika gaya melewati batasan elastisitas maka akan terjadi sesar. Lipatan pun dapat terbagi menjadi dua yaitu sinklin yang cembung ke arah atas dan antiklin yang cembung kea rah atas. Selain itu berdasarkan kedudukan garisnya lipatan dapat dibagi menjadi lipatan parallel (lipatan dengan ketebalan lapisan yang tepat), lipatan similar (lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama), lipatan harmonik dan disharmonik (lipatan berdasarkan menerus atau tidaknya sumbu utama), lipatan ptigmatik (lipatan terbalik terhadap sumbunya), lipatan chevron (lipatan bersudut dengan bidang planar), lipatan isoklin (lipatan dengan sayap sejajar) dan lipatan kiln bands (lipatan dengan sudut tajam yang terbatas oleh permukaan planar). Terdapat juga lipatan seretan yang terbentuk akibat seretan suatu sesar. 3. Dan terakhir ialah struktur sesar atau fault yang merupakan struktur kekar yang telah mengalami pergeseran. Biasanya struktur ini disertai dengan struktur lain seperti kekar dan lipatan. Sesar ini dapat dikenal melalui bidang sesar tersebut, breksiasi, sumber mata air, sumber air panas, terdapat pergeseran pada kedudukan lapisan, Berdasarkan pergeserannya terdapat 3 jenis struktur sesar, yaitu: -Sesar mendatar, adalah keadaan dimana sesar terjadi dengan pergerakan yang sejajar, blok bagian kiri relatif bergerak berlawanan arah dengan blok kanan. -Sesar naik, adalah ketika salah satu blok batuan bergerak kearah atas dan blok satunya bergerak kebawah. Biasanya sesar jenis ini memiliki kemiringan lebih kecil dari 45°. -Sesar turun, merupakan jenis sesar yang diakibatkan pengaruh gravitasi dan



PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020 hilangnya pengaruh gaya sehingga terjadi pergeseran dan batuan menuju ke posisi seimbang(isostasi). Sesar ini dapat pula terjadi karena kekar tension, release, dan kekar gerus.



PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020 Daftar Pustaka Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Bogor: Unpak Press. Safie, Benyamin. 2016. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Bandung: ITB Press. Sukartono. 2013. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta: STTN Press.



PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020 Lampiran



Gambar 1. Lipatan Miring atau Asymmetric Fold Sumber: Safie, Benyamin. 2016. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Bandung: ITB Press.



Gambar 2. Sesar Turun atau Normal Fault Sumber: Noor Djauhari, 2014. Pengantar Geologi. Bogor: UNPAK Press



PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2020



Gambar 3. Tektonik Lempeng Sumber: Safie, Benyamin. 2016. Prinsip Dasar Geologi Struktur. Bandung: ITB Press.