Imbuhan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Anan Yuhartanto



No. Absen



:7



Kelas



: 7E



Kata Berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk menghasilkan suatu kata. Jenis-jenis Imbuhan Ditinjau dari letaknya, imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. a. Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk kata dasar. Contohnya: ber-, se-, me(N)-, di-, ter-, ke-, pe(N)-, per-. b. Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang dikaitkan di tengah bentuk dasar. Contohnya: em-, -el-, -er-. c. Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang dikaitkan di belakang bentuk dasar. Contohnya: kan, -an, -nya, -i, -wan. d. Konfiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan-belakang bentuk dasar secara bersamaan. Contohnya: ke-an, pe(N)-an, per-an, ber-an, se-nya. Ditinjau dari asalnya, imbuhan dapat dibedakan atas afiks asli dan afiks serapan. Contoh afiks serapan: a-, pra-, adi-, antar-, ekstra-, eks-, non-, kontra-, pro-, pasca-, semi-, sub-, swa-, tuna, supra-, -isme, -isasi, -logi, -wan, -or. Penggunaan Imbuhan 1. me(N)Awalan me(N)- memiliki variasi bentuk, yakni me-, men-, mem,- meng-, meny-, dan menge-. Variasi itu bergantung pada fonem awal dari bentuk yang dilekatinya. a. b. c. d. e. f.



me-, jika menghadapi fonem /l/, /m/, /n/, /ng/, /r/, dan /w/. Contohnya melirik, memasak, menanti, menganga, merawat, mewarisi. mem-, jika menghadapi fonem /b/, dan /p/. Contohnya membawa, memukul. men-, jika menghadapi fonem /c/, /d/, /j/, dan /t/. Contohnya mencuci, mendatang, menjual, menukar. meng-, jika menghadapi fonem /g/, /k/, /kh/ dan vocal. Contohnya menggulung, mengait, mengkhianati, mengambil. meny-, jika menghadapi fonem /s/. Contohnya menyuap. menge-, jika menghadapi kata yang memiliki satu suku kata. Contohnya mengelap.



Awalan me(N)- memiliki makna sebagai berikut. a. b. c.



Melakukan perbuatan. Contoh: mengambil, menjual, menilai. Melakukan perbuatan dengan alat. Contoh: mengail, menyabit, mencangkul. Menjadi atau dalam keadaan. Contoh: menurun, meluap, meninggi.



d. Membuat kesan seolah-olah. Contoh: membisu, mengalah. e. Menuju ke. Contoh: mendarat, menepi. f. Mencari. Contoh: mendamar, merotan 2. berPenggunaan awalan ber- mempunyai kaidah-kaidah sebagai berikut. a. Apabila diikuti bentuk dasar yang berhuruf awal /r/ atau yang suku kata awalnya berakhir dengan –er-, maka awalan ber- berubah menjadi be-. Contoh: ber- + rantai menjadi berantai b. Apabila bertemu dengan kata ajar, ber- berubah menjadi bel-. Contoh: ber- + ajar menjadi belajar c. Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tidak mengalami perubahan bentuk. Contoh: ber- + balik menjadi berbalik Awalan ber- bermakna sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. 3. di-



Melakukan perbuatan. Contoh: bernyanyi, berbaur, berdandan. Mempunyai Contoh: beratap, berhasil, beruang, berambut. Memakai/menggunakan/mengendarai. Contoh: berbaju, bersepeda, bersepatu. Mengeluarkan. Contoh: bertelur, berbau, berair, berkata. Berada dalam keadaan. Contoh: bergegas, beramai-ramai. Menyatakan sifat atau sikap mental. Contoh: berbaik hati, berbahagia, berhatihati. Menyatakan ukuran, jumlah. Contoh: bertahun-tahun, bermeter-meter, berdua.



Awalan di- bermakna suatu perbuatan pasif, sebagai kebalikan dari awalan me(N)- yang bermakna aktif. Contoh: dibaca, diambil, dijual. 4. terAwalan ter- menyatakan makna sebagai berikut. a. Sudah di- atau dapat di-. Contoh: tertutup, terbuka. b. Ketidaksengajaan. Contoh: terbawa, terpegang, terlihat, tertendang. c. Tiba-tiba. Contoh: teringat, terjatuh. d. Dapat/kemungkinan. Contoh: ternilai, terangkat. e. Paling/superlatif. Contoh: tertua, terbagus, terindah. f. Sampai ke-. Contoh: terulang, terbuku. 5. pe(N)Awalan pe(N)- berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Awalan ini memiliki variasi seperti halnya yang berlaku pada me(N)-, yakni: pe-, pem-, pen-, peny-, dan penge-. Selain itu, awalan pe(N)- ada pula yang dipengaruhi awalan ber-. Hasil dari pengaruhnya itu berupa variasi pe-. Contoh:  



me(N)- → pe(N)pelatih, perawat, pewaris, pencubit, pengawas, penyusun, pemburu, dan sebagainya. ber- → pe(N)pedagang, pelayar, petinju, pelajar, pelari, dan sebagainya.



Awalan pe(N)- mengandung makna sebagai berikut. a. b.



Yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, pembaca, pembicara, pendengar. Bidang pekerjaan. Contoh: petinju, pedagang, pengusaha.



c. Alat. Contoh: penggaris, penggaruk. d. Memiliki sifat. Contoh: pemalu, pemaaf. e. Penyebab. Contoh: pemanis, pemutih. 6. perAwalan ini mempunyai variasi bentuk, yakni per- dan pe-. Variasi pe-terbentuk apabila awalan tersebut dilekatkan pada kata dasar yang berfonem awal /r/. Contoh: pertimbangkan, persidangan. Awalan ini umumnya mengandung arti kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya atau adanya sesuatu. Arti kausatif ini dapat diperinci sebagai berikut. a. b. c. d. e. 7. se-



Menjadikan, membuat sesuatu jadi. Contoh: perbudak, perhamba, perdewa. Memanggil atau menganggap sebagai. Contoh: pertuan, peradik, peristri. Membagi, membuat jadi. Contoh: perdua, perlima, persepuluh. Membuat lebih. Contoh: pertinggi, perbesar, perhebat. Intensitas. Contoh: perturut, pertimba.



Makna-makna yang dikandung awalan se- adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. 8. ke-



Berarti satu. Contoh: sebuah, sebatang, seorang, seekor, sebutir. Berarti seluruh atau seisi. Contoh: sedesa, serumah, sekampung, senegeri. Berarti sama-sama. Contoh: sepermainan, seperjuangan. Sama dengan. Contoh: setinggi (gunung), sekuat (gajah), sebodoh (keledai). Menyatakan waktu. Contoh: sesudah, setibanya.



Makna yang terkandung pada awalan ini adalah sebagai berikut. a. Bermakna tingkat atau kumpulan. Contoh: kesatu, kedua, ketiga, kesepuluh. b. Yang di-i. Contoh: ketua, kehendak, kekasih. 9. –el-, -em-, -erMakna dari ketiga sisipan tersebut adalah sebagai berikut. a.



Banyak dan bermacam-macam. Contoh: gerigi, gemunung, serabut, temali, kemelut. b. Menyatkan intensitas frekuentatif. Contoh: gemetar, gemuruh, gemertak, gemercik. c. Mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya. Contoh: gelembung, temurun, gemilang, telunjuk. 10. –kan, dan –i Akhiran –kan dan –i sama-sama membentuk pokok kata. Contoh: bawakan, belikan, hindari, ajari. Maksudnya, kata itu belum bisa digunakan tanpa dibantu oleh imbuhan lain. Dengan tambahan awalan me(N)-, di-, dan ter-, pokok kata itu membentuk suatu kata secara utuh. Makna akhiran –kan antara lain: a. b. c. d.



menyatakan perbuatan untuk orang lain. Contoh: membacakan, menghidangkan, dibelikan. membuat jadi. Contoh: meninggikan, diputihkan. tidak sengaja. Contoh: termanfaatkan pengantar objek sebagai pengganti kata depan. Contoh: bertaburkan, bermandikan



Makna akhiran –i, antara lain: a. menyatakan perbuatan yang berulang-ulang. Contoh: memukuli, mencomoti. b. Memberi, membubuhi. Contoh: menandatangani, membumbui c. Menghilangkan. Contoh: menguliti 11. –an Akhiran –an bermakna sebagai berikut. a. menyatakan tempat. Contoh: pangkalan, kubangan b. menyatakan alat. Contoh: ayunan, timbangan c. menyatakan hal atau cara. Contoh: didikan, pimpinan d. menyatakan akibat, hasil perbuatan. Contoh: hukuman, balasan e. menyatakan sesuatu yang di-. Contoh: cacatan, suruhan f. menyatakan menyatakan seluruh, kumpulan. Contoh: lautan, sayuran g. menyatakan menyerupai. Contoh: anak-anakan, kuda-kudaan h. menyatakan tiap-tiap. Contoh: tahunan, mingguan i. menyatakan mempunyai sifat. Contoh: asinan, kuningan 12. –nya Fungsi akhiran –nya adalah sebagai berikut. a. b. c. d.



Membentuk kata benda. Contoh: ramainya, tingginya, dinginnya, enaknya, tenggelamnya. Menjelaskan atau menekankan kata yang didepannya. Contoh: Di rumah ini ada hantunya. Menjelaskan situasi. Contoh: Ia belajar dengan tekunnya. Menyertai kata keterangan. Contoh: agaknya, rupanya, sebenarnya, sesungguhnya.